• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN MAMBAL, BADUNG DAN PESANGGARAN, DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PADA SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN MAMBAL, BADUNG DAN PESANGGARAN, DENPASAR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

TESIS

PREVALENSI BAKTERI Mycobacterium bovis DAN

Klebsiella Pneumoniae PADA SAPI BALI YANG

DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN

MAMBAL, BADUNG DAN PESANGGARAN,

DENPASAR

I GEDE OKA DARSANA NIM 1392361002

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

ii

TESIS

PREVALENSI BAKTERI Mycobacterium bovis DAN

Klebsiella Pneumoniae PADA SAPI BALI YANG

DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN

MAMBAL, BADUNG DAN PESANGGARAN,

DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Kedokteran Hewan, Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GEDE OKA DARSANA NIM 1392361002

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 12 JANUARI 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. Dr. drh. I Nyoman Dibia, M.P. NIP. 1960 0605 198702 2 001 NIP. 1964 0106 199203 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M. Kes. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S. (K) NIP. 19621231 198903 1 315 NIP. 19590215 198510 2 001

(4)

iv

TESIS INI TELAH DIUJI

PADA TANGGAL 12 DESEMBER 2016

Panitia penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No: 0255/UN14.4/HK/2016, Tanggal 7 JANUARI 2016

Ketua : Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. Anggota :

1. Dr. drh. I Nyoman Dibia, M.P.

2. Prof. Dr. drh. Nyoman Sadra Darmawan, M.S. 3. Dr. drh. Nengah Kerta Besung, M.Si.

(5)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Gede Oka Darsana

Nim : 1392361002

Program Studi : Kedokteran Hewan

Judul Tesis : Prevalensi Bakteri Mycobacterium bovis dan Klebsiella Pneumoniae Pada Sapi Bali yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Mambal, Badung dan Pesanggaran, Denpasar.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 12 Januari 2016 Yang membuat pernyataan,

(6)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Prevalensi Bakteri Mycobacterium bovis dan Klebsiella Pneumoniae Pada Sapi Bali Yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Mambal, Badung dan Pesanggaran, Denpasar”. Tesis ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Magister pada program Magister Ilmu Kedokteran Hewan, Pascasarjana Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. selaku pemimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk selalu membimbing dan memberi banyak masukan. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan kepada Dr. drh. I Nyoman Dibia, M.P. beserta keluarga, selaku pemimbing II, disela kesibukan beliau yang sangat padat masih menyempatkan untuk memberikan bimbingan dan wawasan sehinga memperkaya tulisan ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) dan direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S. (K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberika kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Magister di Universitas Udayana. Terima kasih juga kembali penulis sampaikan kepada Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M. Kes., selaku ketua program studi Magister Ilmu Kedokteran Hewan, Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis menjadi mahasiswa untuk dapat menuntut ilmu pada program studi yang dipimpinnya.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para penguji tesis yaitu, Prof. Dr. drh. Nyoman Sadra Darmawan, M.S., Dr. drh. Nengah Kerta Besung, M.Si. dan Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M. Kes., yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam menyempurnakan tesis ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada kepala dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung dan kepala dinas Peternakan,

(7)

vii

Perikanan dan Kelautan Kabupaten denpasar atas ijin yang diberikan dalam pengambilan sampel sapi Bali yang di potong di Rumah Potong Hewan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) atas ijin yang diberikan kepada penulis dalam peminjaman laboratorium untuk menunjang penelitian. Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepala Laboratorium Virologi BBVet beserta staff dan kepala Laboratorium Bakteri BBVet beserta staff yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas waktu dan tenaga dalam membantu pelaksanaan penelitian di laboratorium sampai selesai.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan sejawat yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, keluarga (terutama ayah, ibu dan saudara-saudara), teman-teman dan Ni Ketut Puput Septiari dalam memberikan semangat, dukungan, doa dan waktunya dalam penyusunan hingga menyelesaikan tesis ini.

Penulis sangat menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran sangat penulis butuhkan dalam penyempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu kebijakan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.

Denpasar.

(8)

viii ABSTRAK

PREVALENSI BAKTERI Mycobacterium bovis DAN Klebsiella Pneumoniae PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAFASAN PADA SAPI BALI YANG BERPOTENSI ZOONOSIS DI RPH (RUMAH POTONG HEWAN)

MAMBAL DAN RPH (RUMAH POTONG HEWAN) PESANGGARAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Mycobacterium bovis dan Klebsiella pneumoniae pada sapi Bali di Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran, Denpasar dan RPH Mambal, Badung provinsi Bali yang dilakukan pada periode bulan Januari-Maret 2015. Sampel yang diuji merupakan sapi Bali yang dipotong dengan menunjukkan gejala klinis serta perubahan patologi anatomi pada organ paru-paru atau limfonodus. Untuk mendeteksi agen BTB digunakan metode PCR, sedangkan mendeteksi agen Klebsiellosis digunakan metode konvensional dengan mengkultur sampel pada media agar MacConkey, kemudian dilanjutkan pada uji pewarnaan gram, serta pada uji biokimia dan gula-gula. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan negatif Mycobacterium bovis dan Klebsiella Pneumoniae menunjukkan hasil 0,02% (1 dari 4.513) positif.

Dari penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa agen penyebab BTB pada sapi Bali tidak terdeteksi di RPH Mambal, Badung maupun RPH Pesanggaran, Denpasar. Sedangkan, agen penyebab Klebsiellosis pada sapi Bali dapat dideteksi di RPH Mambal, Badung provinsi Bali. Dari hasil ini dapat disarankan untuk melakukan surveilans sindromik oleh lembaga terkait dalam rangka mengefektifkan sistem kewaspadaan dini penyakit hewan menular. Kewaspadaan terhadap ancaman bahaya zoonosis Klebsiellosis perlu ditingkatkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

(9)

ix ABSTRACT

PREVALENCE BACTERIA Mycobacterium bovis AND Klebsiella

Pneumoniae CAUSE INFECTION RESPIRATORY TRACT IN BALI

CATTLE POTENTIALLY ZOONOSIS AT ABATTOIR MAMBAL AND ABATTOIR PESANGGARAN

This objective of this study was to detect the existence of Mycobacterium bovis and Klebsiella pneumoniae in Bali cattle at Pesanggaran Abattoir, Denpasar and Mambal Abattoir, Badung Bali province which held in January – March 2015 period. The samples were tested is slaughtered Bali cattle that shows clinical symptoms and shows anatomically pathologic change in the lungs or limfonodus. To detect agent BTB were used PCR method, and to detect Klebsiellosis were used conventional method with culturing sample on MacConkey media, and then continue with gram colouring test, biochemical and sugar test. The result of this study showed that Mycobacterium bovis were confirmed as negative, and Klebsiella Pneumoniae were 0,02% (1 out of 4.513) positive.

The conclusion in this study was clearly shown that the cause agent of BTB in Bali Cattle was not detected in Mambal Abattoir, Badung and Pesanggaran Abattoir, Denpasar. And the cause agent of Klebsiellosis on Bali Cattle is only detected in Mambal Abattoir, Badung Bali province. The suggestion is to do syndromic surveilance by related institutions to create an early awareness towards animal infection diseases. And it is important to be aware about the dangerous of Klebsiellosis zoonosis and intensify the awareness that held by government and society.

(10)

x

RINGKASAN

Sapi Bali merupakan komoditi unggulan bidang peternakan di Bali. Sapi Bali merupakan salah satu jenis sapi potong yang mempunyai beberapa keunggulan, seperti daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk dan terhadap mutu pakan yang rendah. Namun, sapi Bali memiliki kerentanan terhadap beberapa penyakit, seperti penyakit pada saluran pernafasan yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium bovis penyebab Bovine tuberculosis (BTB) dan Klebsiella pneumoniae penyebab Klebsiellosis. Kedua penyakit tersebut telah dilaporkan menyebabkan kerugian ekonomi pada ternak sapi dan sebagai penyakit zoonosis sehingga menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Pengambilan sampel dilakukan pada Rumah Potong Hewan (RPH), karena pemotongan sapi dominan dilakukan di RPH terutama Pesanggaran Denpasar dan RPH Mambal yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Bali. Kondisi tersebut tentunya meningkatkan peluang terdeteksinya infeksi BTB dan Klebsiellosis di Bali.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Mycobacterium bovis dan Klebsiella pneumoniae pada sapi Bali di Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran, Denpasar dan RPH Mambal, Badung provinsi Bali yang dilakukan pada periode bulan Januari-Maret 2015. Sampel yang diuji merupakan sapi Bali yang dipotong dengan menunjukkan gejala klinis serta menunjukkan perubahan patologi anatomi pada organ paru-paru atau limfonodus. Diagnosis BTB menggunakan PCR diharapkan dapat ditegakkan lebih cepat dan

(11)

xi

proses diagnostik menjadi relatif tidak rumit, sedangkan pengujian bakteri penyebab Klebsiellosis dengan metode konvensional dikarenakan biaya yang lebih murah dan tidak memerlukan waktu lama seperti halnya pada BTB yang membutuhkan waktu inkubasi minimum selama 10 – 12 minggu pada suhu 37ºC.

Hasil pengujian PCR pada penelitian ini menunjukkan negatif Mycobacterium bovis. Sementara itu, deteksi Klebsiella pneumoniae dengan mengkultur sampel pada media agar MacConkey, kemudian dilanjutkan pada uji pewarnaan gram, serta pada uji biokimia dan gula-gula menunjukkan hasil 0,02% (1 dari 4.513) positif Klebsiella pneumoniae.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa agen penyebab BTB pada sapi Bali tidak terdeteksi di RPH Mambal, Badung maupun RPH Pesanggaran, Denpasar. Sedangkan, agen penyebab Klebsiellosis pada sapi Bali dapat dideteksi di RPH Mambal, Badung provinsi Bali. Dari hasil ini dapat disarankan untuk melakukan surveilans sindromik oleh lembaga terkait dalam rangka mengefektifkan sistem kewaspadaan dini penyakit hewan menular. Kewaspadaan terhadap ancaman bahaya zoonosis Klebsiellosis perlu ditingkatkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSYARATAN GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Etiologi Mycobacterium bovis ... 6

2.2 Prevalensi Global Mycobacterium bovis ... 8

2.3 Hewan Rentan Mycobacterium bovis ... 9

2.4 Patogenesis Mycobacterium bovis ... 10

2.5 Gejala Klinis Mycobacterium bovis ... 13

(13)

xiii

2.7 Metode diagnostik untuk memeriksa adanya

Mycobacterium bovis ... 15

2.7.1 Polymerase Chain Reaction (PCR) ... 15

2.7.1.1. Denaturasi ... 16

2.7.1.2. Penempelan (Annealing) ... 17

2.7.1.3. Pemanjangan (Ektension) ... 17

2.8 Etiologi Klebsiella pneumoniae ... 18

2.9 Prevalensi Global Klebsiella pneumoniae ... 20

2.10Hewan Rentan Klebsiella pneumoniae ... 21

2.11Pathogenesis Klebsiella pneumoniae ... 21

2.12Gejala Klinis Klebsiella pneumoniae ... 24

2.13Perubahan patologi anatomi Klebsiella pneumoniae ... 25

2.14Metode diagnostik untuk memeriksa adanya Klebsiella pneumoniae ... 25

2.15Faktor Penyebaran Mycobacterium bovis dan Klebsiella pneumoniae ... 27

2.16Konsep Epidemiologi ... 29

BAB III Kerangka Berpikir Dan Konsep Penelitian ... 30

3.1 Kerangka Berpikir ... 30

3.2 Konsep Penelitian ... 33

BAB IV Materi dan Metode ... 34

4.1 Rancangan Penelitian ... 34

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 34

4.4 Penentuan Sumber Data ... 35

4.5 Variabel Penelitian ... 36

4.6 Bahan Penelitian ... 36

4.7 Instrument / Alat Penelitian ... 37

(14)

xiv

4.8.1 Mengkultur bakteri pada Media MacConkey ... 38

4.8.2 Pewarnaan Gram ... 38

4.8.3 Uji Katalase ... 39

4.8.4 Pengujian pada Media TSIA, SIM, Simmon Citrat dan MRVP ... 39

4.8.5 Uji Oksidase ... 41

4.8.6 Uji Gula-gula ... 41

4.8.7 Uji Hidrolisis Urea ... 41

4.9 Prosedur Penelitian Mycobacterium bovis ... 42

4.9.1. Ektraksi ... 42

4.9.2. Pengenceran Primer dan Master Mix ... 42

4.9.3. Polymerase Chain Reaction (PCR) ... 43

4.9.4. Analisis Data ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN ... 44

5.1 Hasil Pengamatan di Rumah Potong Hewan ... 44

5.2 Hasil Pengujian Laboratorium ... 47

5.2.1 Hasil Pengujian Mycobacterium bovis ... 47

5.2.2 Hasil Pengujian Klebsiella Pneumoniae ... 48

5.3 Prevalensi bakteri Klebsiella pneumonia dan Mycobacterium bovis ... 51

BAB VI PEMBAHASAN ... 52

6.1 Penelitian di Rumah Potong Hewan ... 52

6.1.1 Pemeriksaan antemortem ... 52

6.1.2 Pemeriksaan postmortem ... 53

6.2 Prevalensi Mycobacterium bovis ... 55

(15)

xv

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 60

7.1 Simpulan ... 60

7.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kerentanan spesies hewan terhadap tipe bakteri TB ... 9 Tabel 2.2. Klebsiella pneumonia dengan tes biokimia dan gula-gula ... 27 Tabel 5.1. Data Gejala Klinis yang Timbul Pada Sapi Bali Yang

Dicurigai Mengarah ke Penyakit Btb dan Klebsiellosis ... 44 Tabel 5.2. Hasil uji Klebsiella pneumonia dengan tes biokimia

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Limfonodus sapi yang terinfeksi tuberkulosis (kiri),

Limfonodus sapi normal (kanan) ... 14 Gambar 2.2. Lesi tuberkulosis pada paru sapi dara umur 2 tahun ... 15 Gambar 2.3. Untai DNA mengalami denaturasi ... 16 Gambar 2.4. Penempelan primer dengan untai DNA yang telah

terdenaturasi ... 17 Gambar 2.5. Perpanjangan DNA ... 17 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 33 Gambar 5.1. Foto sapi Bali yang menunjukkan gejala klinis

sampel A (RPH Mambal) ... 45 Gambar 5.2. Foto sapi Bali yang menunjukkan gejala klinis

sampel B (RPH Mambal) ... 45 Gambar 5.3. Patologi anatomi organ paru-paru sapi Bali

sampel A (RPH Mambal) ... 46 Gambar 5.4. Patologi anatomi organ paru-paru sapi Bali

sampel A (RPH Mambal) ... 46 Gambar 5.5. Hasil pemeriksaan Mycobacterium bovis dengan

metode PCR terhadap paru-paru sampel A (nomor 1)

dan sampel B (nomor 2) ... 47 Gambar 5.6. Hasil kultur bakteri terhadap paru-paru

sampel A (nomor 1) Klebsiella pneumoniae dan

sampel B (nomor 2) Escherichia coli ... 48 Gambar 5.7. Hasil pewarnaan bakteri Klebsiella pneumoniae

(18)

xviii

Gambar 6.1. Perbandingan kondisi paru-paru yang mengalami lobarpneumoni disertai adanya

pus (nanah). “gambar kiri” laporan kasus Retnowati dan Nugroho (2015), “gambar kanan” sampel A sapi Bali

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Jumlah sapi yang diperiksa di RPH Pesanggaran,

Kota Denpasar dan RPH Mambal, Kota Badung

yang disembelih menurut waktu pengamatan ... 65

Lampiran 2. Gambar uji Klebsiella pneumonia dengan tes biokimia dan gula-gula terhadap paru-paru sampel A ... 71

Lampiran 3. Langkah Ekstraksi ... 73

Lampiran 4. Langkah Pengenceran Primer ... 74

Lampiran 5. Langkah Master Mix ... 77

Referensi

Dokumen terkait

n Waktu yang diperlukan ( running time ) oleh sebuah algorithm cenderung tergantung pada jumlah input yang diproses.. n Running time dari sebuah algoritme adalah fungsi dari

Hasil penelitian meninjukkan bahwa: (1) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah , Audit Internal, dan Good Governance menunjukkan kondisi yang baik; (2) Penerapan

Bagaimana pengaruh variasi tekanan pembriketan dengan menggunakan pengikat dan tanpa pengikat tetes tebu untuk mendapatkan briket biomasa yang mempunyai kualitas

1) Pendeteksian kasus (case detection): proses mengidentifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam penyelenggaraan

bahwa berdasarkan Pasal 2, Pasal 3,Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari sebagaimana telah

Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa penggunaan klomifen sitrat (Clomid®) untuk penggunaan yang lebih dari 1 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.. •

Elemen “Kebutuhan” untuk transformasi BPK sesuai hasil kesepakatan FGD dielaborasi dalam 15 sub-elemen sebagai berikut: (1) kepercayaan dan dukungan stakeholder eksternal;

Untuk PT BNI Syariah terlihat bahwa Ftabel adalah 2,28 sedangkan Fhitung untuk syariah 1341,546 lebih besar dari Ftabel sehingga terletak didaerah arsiran atau daerah