• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

165 - Volume 5, No. 1, Februari 2016

ANALISIS PELAKSANAAN TUGAS PEMERINTAHAN

DESA DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

Zakie Abdillah1, Amri 2, M. Shabri Abd. Majid3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purpose of this study was to determine: (1) determine how the influence of

education and training, work experience and motivation simultaneously and parsialterhadap performance of the village head (2) determine how the influence of education and training, work experience and motivation simultaneously and partially on the performance of the village administration , (3) know how to influence the performance of the head of the village on the performance of the village administration in Aceh Southwestern (4) determine whether the village head performance mediates the influence of education and training, work experience, as well as the motivation of the government's performance in the village of Southwest Aceh district. This research was conducted in Southwest Aceh district, especially at the village government spread over 9 (nine) districts, and 132 villages with the number of respondents as many as 100 people. As for the object of this study is education and training, work motivation work experience, performance of the village head and village governance performance. The results showed that education and training, motivation and work experience either simultaneously or partially influence the performance of the head of the village, education and training, motivation and work experience both simultaneously and partially also affect the performance of village government, then the results also prove that the performance of village heads provide a direct influence on the performance of the Village Administration in Southwest Aceh district, while education and training, motivation and work experience indirectly affect the performance of the Village Administration in Southwest Aceh district through the village head performance.

Keywords: Education and Training, Work Motivation, Work Experience, Performance Village

Head and Village Government Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja serta motivasi secara simultan dan parsialterhadap kinerja kepala desa (2) mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan , pengalaman kerja serta motivasi secara simultan dan parsial terhadap kinerja pemerintahan desa , (3) mengetahui bagaimana pengaruh kinerja kepala desa terhadap kinerja pemerintahan desa di Kabupaten Aceh Barat Daya (4) mengetahui apakah kinerja kepala desa memediasi pengaruh pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja, serta motivasi terhadap kinerja pemerintahan desa di Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini dilakukan di wilayah kabupaten Aceh Barat Daya, khususnya pada pemerintahan Desa yang tersebar di 9 (Sembilan) kecamatan, serta 132 desa dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja pengalaman kerja, kinerja kepala desa dan kinerja pemerintahan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan pengalaman kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja kepala desa, pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan pengalaman kerja baik secara simultan maupun parsial juga berpengaruh terhadap kinerja Pemerintahan Desa, kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa kinerja kepala desa memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya, sedangkan pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan pengalaman kerja secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya melalui kinerja kepala desanya.

Kata kunci: Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi Kerja, Pengalaman Kerja, Kinerja Kepala Desa dan Kinerja Pemerintahan Desa.

PENDAHULUAN

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-undang no.6 tahun 2014

tentang pemerintahan desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia no.113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa dan

(2)

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 166 Undang-undang No 25 tahun 2004 tentang

system perencanaan pembangunan nasional, maka pembangunan yang dilaksanakan dengan menggunakan paradigma pemberdayaan sangat diperlukan untuk mewujudkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan di desa, kelurahan, dan kecamatan.Pembangunan nasional yang multi dimensi secara pengelolaannya melibatkan segenap aparat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah bahkan sampai ditingkat desa. Komponen atau aparat dimaksud hendaknya memiliki kemampuan yang optimal dalam pelaksanaan tugasnya.

Tepatlah kiranya jika wilayah desa menjadi sasaran penyelenggaraan aktifitas pemerintahan dan pembangunan, mengingat pemerintahan desa merupakan basis pemerintahan terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia yang sangat menentukan bagi berhasilnya ikhtiar dalam Pembangunan nasional yang menyeluruh. Pembangunan wilayah pedesaan tidak terlepas dari peran serta dari seluruh masyarakat pedesaan, sehingga kinerja seorang kepala desa sebagai kepala pemerintahan desa harus dapat menjalankan tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan pemerintahan desa dalam melaksanakan sebagai urusan rumah tangga desa, melakukan pembinaan dan pembangunan masyarakat, dan membina perekonomian desa.

Mengingat kompleksnya aspek-aspek atau bidang yang hendak dibangun ditingkat pemerintahan terendah tersebut, maka salah

satu aspek yang terlebih dahulu perlu dibangun adalah peningkatan kemampuan aparat pemerintah desa dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, disamping memperkuat partisipasi masyarakat dan kelembagaannya serta aspek-aspek lainnya. Hal tersebut sangat penting, karena pemerintah desa beserta aparatnya adalah sebagai administrator penyelenggara utama aktifitas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maupun sebagai pembina ketentraman dan ketertiban di wilayah kekuasaannya. Karena itu, peranan mereka demikian penting dan banyak menentukan maju mundurnya suatu unit pemerintahan. Oleh sebab itu diperlukan aparat desa yang benar-benar mampu dan dapat bekerjasama dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, walaupun secara fakta nya masih banyak para pemimpin desa belum maksimal dalam memimpin desa baik dalam segi administrasi, adat, dan pengelolaan keuangan desa yang jelas tercantum pada undang-undang yang penulis tulis pada awal tadi.

Untuk mewujudkan pemberdayaan, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat perlu didukung oleh pengelolaan pembangunan yang partisipatif. Pada tatanan pemerintahan yang jujur, terbuka, bertanggung jawab dan demokrasi sedangkan pada tatanan masyarakat perlu dikembangkan mekanisme yang memberikan peluang peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan bagi kepentingan bersama. Masyarakat yang dinamis telah berkembang dalam berbagai kegiatan

(3)

167 - Volume 5, No. 1, Februari 2016 yang semakin membutuhkan aparatur pemerintah yang professional. Seiring dengan dinamika masyarakat dan perkembangannya, kebutuhan akan pelayanan yang semakin komplek serta pelayanan yang semakin baik cepat, dan tepat. Aparatur pemerintah yang berada ditengah tengah masyarakat dinamis tersebut tidak dapat tinggal diam tetapi harus mampu memberikan berbagai pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan, oleh sebab itu dibutuhkan sosok kepala desa yang bisa bekerja sesuai prosedur yang telah ditentukan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi

Kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, kinerja organisasi adalah hasil kerja yang didapatkan didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Menurut Keban, menyebutkan bahwa kinerja (performance) dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapain hasil

“the degree of accomplishment” atau kinerja

merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan (Keban,2003). Menurut Steers pengertian kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara

aktual dan misi organisasi tercapai (Steers, 2003).

Kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, kinerja organisasi adalah hasil kerja yang didapatkan didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Menurut Keban, menyebutkan bahwa kinerja (performance) dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapain hasil

“the degree of accomplishment” atau kinerja

merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan (Keban,2003). Menurut Steers pengertian kinerja organisasi adalah tingkat yang menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi tercapai (Steers, 2003).

Kinerja Kepala Desa

Suatu organisasi, baik itu pemerintah maupun swasta, selalu digerakan oleh sekelompok orang yang berperan aktif untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tentunya tidak akan tercapai jika kinerja anggota atau pegawainya tidak maksimal. Menurut Mangkunegara (2002) dalam Pasolong (2010) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas

(4)

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 168 dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Tidak jauh berbeda, Siagian (1995) mendefinisikan kinerja sebagai suatu keseluruhan kemampuan seseorang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan kerja secara optimal dan berbagai sasaran yang telah diciptakan dengan pengorbanan yang secara rasio lebih kecil dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Prawirosentono dalam Pasolong (2007) lebih cenderung menggunakan kata performance dalam menyebut kata kinerja. Menurutnya

performance atau kinerja adalah hasil yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Berbagai pendapat di atas dapat menggambarkan bahwa kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah penilaian hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Pendidikan Dan Pelatihan

Pendidikan merupakan proses pembelajaran melalui proses dan prosedur yang sistematis yang terorganisir baik teknis maupun manajerial yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama.

Menurut Zainun (2005) pendidikan pada dasarnya dimaksud unuk mempersiapkan SDM sebelum memasuki pasar kerja. Dengan pengetahuan yang di peroleh dari pendidikan dalam roporsi tertentu diharapkan sesuai dengan syarat-syarat yang diatur oleh sebuah pekerjaan. Selanjutnya, Soepriyanto (2001) menyatakan bahwa “ pendidikan mempunyai fungsi sebagaimana penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi kemamapuan SDM yang meningkatkan prestasi kerjanya, pengembangan dan pelatihan”

Menurut Simomara (2004), pernyataan yang harus di hadapi organisasi bukan lagi apakah akan melakukan investasi bagi pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki, melainkan beberapa besar investasi yang harus dibut. Dari pernyataan tersebut menunjukan bahwa pengembangan sumber daya manusia mutlak diperlukan bagi organisasi yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan dalam masyarakat.

Pelatihan merupakan suatu usaha mengurangi atau menghilangkan terjadinya kesenjangan antara kemampuan pegawai dengan cara menambah pengetahuan dan keteram pilan serta merubah sikap. Pegawai merupakan kekayaan organisasi yang paling berharga, karena dengan segala potensi yang

(5)

169 - Volume 5, No. 1, Februari 2016 dimilikinya, pegawai dapat terus dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat lebih berkarya guna, prestasinya menjadi semakin optima untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Bernardin dan Rusell dalam Gomes (2000) menyatakan bahwa “ pelatihan adalah untuk memperbaiki performan pegawai pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan ada kaitannya dengan pekerjaan nya. Pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan keterampilan pegawai yang sudah diduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan pada keterampilan (skill). Pelatihan merupakan cara terpadu yang diorientasikan pada tuntutan kerja aktual, dengan penekanan pada pengembangan Skill, knowledge dan ability”.

Motivasi

Sperling dalam mangkunegara (2006) menyatakan bahwa “Motivasi merupakan sebagai suatu kecendrungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri.”

Sedangkan mangkunegara (2006) menyatakan bahwa “motivasi berbentuk dari sikap (ottitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapi tujuan organisasi (tujuan kerja)”.

Pengalaman Kerja

Menurut wibowo (2007) bahwa “pengalaman merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi kinerja seseorang didalam

melaksanakan tugas guna pencapaian tujuan organisasinya.” Pengalaman kerja sebagai kepala desa dalam suatu pemerintahan desa akan berpengaruh terhadap kinerja kepemerintahan desa. Dengan dibekali banyak pengalaman maka kemungkinan untuk mewujudkan prestasi atau kinerja yang baik cukup menyakinkan, dan sebaliknya bila tidak cukup berpengalam didalam melaksanakan tugasnya seseorang akan besar kemungkinan mengalami kegagalan.

Pengalaman pernah/lama menjadi kepala desa akan memudahkan bagi kepala desa untuk melakukan tugas dan funngsinya sesuai dengan kewenangannya. Karena dengan adanya pengalaman tersebut maka kepala desa sudah terlatih untuk mengembangkan kecakapan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat desanya. Disamping itu juga kepala desa juga sudah terlatih dalam mengungkapkan pendapat yang dapat menyakinkan pihak lain untuk membentuk kesepakatan dalam menentukan kebijaksanaan pemerintahan desa. Pengalaman kerja yang gagal ataupun berhasil merupakan suatu pelajaran yang sangat berguna dikemudian hari.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kabupaten Aceh Barat Daya, khususnya pada pemerintahan Desa yang tersebar di 9 (Sembilan) kecamatan, serta 132 desa.

(6)

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 170 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Desa yang ada di kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh. Kepala Desa yang dimaksud terbesar di 9 (Sembilan) kecamatan itu sebanyak 132 Desa.

Peralatan Analisis Data

Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasinya yang bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam rangka mengungakap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dinterpretasikan. Metode yang dipilih untuk analisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas (sebabakibat) yang digunakan hubungan dan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tergantungnya, serta faktor-faktor didalamnya. Untuk menganalisis data digunakan The

Structural Equation Modelling (SEM) dengan

menggunakan program AMOS. Permodelan dengan SEM memungkinkan dijawabnya pertanyaan penelitian secara dimensional.

Model persamaan struktural (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan relatif murni “rumit” secara simultan (Ferdinand, 2000). Keunggulan aplikasi SEM dalam penelitian manajemen adalah karena kemampuannya untuk

mengkonfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau faktor yang sangat lazim digunakan dalam manajemen serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh hubungan-hubungan yang secara teoritis ada.

HASIL PEMBAHASAN

Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory

Faktor Analysis)

Analisis faktor konfirmatori ini merupakan tahap pengukuran terhadap dimensi-dimensi yang membentuk variabel laten dalam model penelitian. Variabel-variabel laten atau konstruk yang digunakan pada model penelitian ini terdiri dari 3 variabel eksogen dan 2 variabel endogen dengan jumlah seluruh dimensi berjumlah 24. Sebagaimana analisis faktor biasa, tujuan dari analisis faktor konfirmatori adalah untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi-dimensi pembentuk masing-masing variabel laten. Selanjutnya akan dibahas hasil analisis faktor konfirmatori dari masing–masing model.:

(7)

171 - Volume 5, No. 1, Februari 2016 Analisis selanjutnya adalah analisis

Structural Equation Model (SEM) secara full

model, setelah dilakukan analisis terhadap tingkat uni dimensionalitas dari indikator-indikator pembentuk variabel laten yang diuji dengan confirmatory factor analysis. Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan data untuk analisis full model SEM ditampilkan pada Gambar 4.3.

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja kepala desa di Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukkan nilai CR sebesar 3,897 dan dengan probabilitas sebesar 0,000.

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala desa di Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukkan nilai CR sebesar 2,800 dan

dengan probabilitas sebesar 0,005.

Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja kepala desa di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja kepala desa di Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukkan nilai CR sebesar 2,621 dan dengan probabilitas sebesar 0,009.

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukkan nilai CR sebesar 5,931 dan dengan probabilitas sebesar 0,000.

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja Pemerintahan Desa menunjukkan nilai CR sebesar 6,642 dan dengan probabilitas sebesar 0,000.

Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh pengalaman kerja terhadap Kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya menunjukkan nilai CR sebesar 6,835 dan dengan probabilitas sebesar 0,000.

(8)

Volume 5, No. 1, Februari 2016 - 172 Pengaruh Kinerja Kepala Desa Terhadap

Kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya

Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh kinerja kepala desa terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya diperoleh nilai CR sebesar 6,517 dan dengan probabilitas sebesar 0,000.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja, pengalaman kerja, kinerja kepala desa dan kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya sudah berjalan dengan baik.

2. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan pengalaman kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja kepala desa di Kabupaten Aceh Barat Daya.

3. Hasil penelitian in juga membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan pengalaman kerja baik secara simultan maupun parsial juga berpengaruh terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya.

4. Kemudian hasil penelitian juga membuktikan bahwa kinerja kepala desa memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya.

5. Sedangkan pendidikan dan pelatihan, motivasi kerja dan pengalaman kerja secara

tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja Pemerintahan Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya melalui kinerja kepala desanya.

Saran

1. Dalam rangka meningkatkan kinerja Kepala Desa di Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan perspektif pendidikan dan pelatihan, maka yang harus dilakukan memberikan program pendidikan dan pelatihan bagi kepala desa, sehingga kepala desa mempunyai pengetahuan dan tingkat kompetensi yang memadai dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

2. Motivasi kerja kepala desa perlu lebih ditingkatkan lagi, terutama berkaitan dengan peningkatan mutu pekerjaan yang sudah dilakukan oleh masing-masing kepala desa, sehingga pekerjaan yang telah dilakukan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi kepentingan masyarakat. 3. Kemudian masalah pengalaman kerja bagi

setiap kepala desa juga harus dapat mendapatkan perhatian, terutama bagi kepala desa yang baru sekali menjabat, sehingga harus banyak mendapatkan pengalaman kerja, sehingga yang perlu diperhatikan adalah kepala desa harus menguasai dan memahami baik pekerjaan maupun peralatan kerja yang saya pergunakan.

4. Dalam rangka meningkatkan kinerja kepala desa, maka yang harus ditingkatkan adalah kepala desa harus mampu memberikan

(9)

173 - Volume 5, No. 1, Februari 2016 pelayanan kepada masyarakat tepat waktu, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dapat langsung diselesaikan. 5. Peningkatan kinerja Pemerintahan Desa di

Kabupaten Aceh Barat Daya maka seluruh unsur aparatur pemerintah desa harus lebih produktif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas dan selalu menjalankan kewajiban saya sebagai kepala desa dengan prinsip-prinsip dan ketentuan kerja yang benar.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Armosudiro, P. 2006. Budaya Organisasi, Erlangga, Jakarta.

Dale, T. 2002. Seri Ilmu dan Seni Manajemen Bisnis (Memimpin Manusia). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Gibson, D. I. 2006. Organisasi, Edisi ke Lima, Erlangga, Jakarta.

Gomes, C. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Terjemahan) Andi Offset, Yogyakarta. Handoko. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

Hasan. 2002. Metodologi Penelitian, PT. Andi Offset, Semarang.

Listianto dan Setiaji. 2006. dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Motivasi, Kepuasan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Mangkunegara. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber

Daya Manusia, PT. Refika Aditama, Bandung. Mangkunegara, A. P. 2001. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mas’ud, F. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta.

Money. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Prenhallindo, Jakarta. Muhammad. 2001. Komunikasi Kepemimpinan,

Cetakan ke-2, Yogyakarta: CV. Nur Cahaya Mulyadi. 2009. Auditing Pendekatan Terpadu,

Salemba Empat, Jakarta.

Nasution. 2004. Pengukuran Kinerja Karyawan, Rineka Cipta, Jakarta.

Purwadarminta. 2010. Kepemimpian dan Motivasi, Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rivai, V. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, S. 2006. Organization Theory, Structure,

Design and Application. Alih Bahasa Yusuf

Udara, Arean, Jakarta.

Robbins, S. P., dan M. Coulter. 2007. Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta.

Siagian. 2002. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.

Simanjuntak. 2001. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Riset, Jakarta, Alfabeta. Siti. 2010. Administrasi dan Organisasi Bimbingan

dan Penyuluhan, Ghalia Indonesia, Jakarta Sitinjak dan Sugiharto, (2006), Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Riset, Jakarta, Alfabeta.

Sobandi. 2006. Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Gunung Agung, Jakarta.

Soedjono. 2005. Psikologi Kepercayaan Diri. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Soeprihantono. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua Cetakan Ketiga, STIE YKPN, Yogyakarta.

Sujatmoko. 2007. Manajemen Personalia . Penerbit Gahlia . Jakarta

Surjadi. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju, Bandung. Swasto. 2006. Statistik untuk Penelitian, CV.

Alfabeta, Bandung.

Tasmara. 2008. Membangun Etos Kerja Islami, Gema Insani Press, Jakarta.

Thompson, et al. 2009. Task-Technologi Fit and

Individual Performance. MIS Quartely, juni

213-236.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja, Rineka Cipta, Jakarta.

Zainun. 2004. Manajemen Kinerja, Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Structural Equation Model

Referensi

Dokumen terkait

Pemegang Rekomendasi Tempat Dasaran adalah orang atau badan yang mempergunakan tempat yang merupakan bagian dari pasar yang diberi tanda dan atau batas tertentu oleh

Adanya pita-pita absorbsi pada daerah 3311 Cm - I(tajam) menunjukkan adanya vibrasi ulur dari gugus OH bebas yang di perkuat dengan adanya vibrasi tekuk - OH pada 1298 ern :'. NMR

Berdasarkan pendapat para ahli, yaitu Ikuta Mokuyasa dan Horiguchi Sumigu (dalam Astuti, 2002:35), maka outou merupakan kata seru yang berfungsi untuk menyampaikan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat penyertaan-Nya sehingga pelaksanaan dan penyelesaian laporan skripsi yang berjudul “Analisis

Berikut adalah kuesioner penelitian Guna meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas kerja yang lebih baik dari masa- masa yang akan datang, kuisoner ini dibuat untuk

Dari kedua percobaan menggunakan material isolator dengan yang tidak menggunakan isolator pada penelitian ini, bila dibandingkan datanya dapat diambil kesimpulan

Kesimpulannya, hasil kajian menunjukkan kecenderungan guru yang dilihat dari segi sikap guru terhadap keusahawanan berada di tahap yang tinggi yang mana dengan ini membuktikan

Soft ware tersebut tidak hanya bisa memberikan informasi pada orang tua yang bekerja dengan mudah yaitu dengan mengakses dan observasi apa yang bayi mereka lakukan setiap