BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
I. Deskripsi gambaran umum Kecamatan Salem Kabupaten Brebes a. Geografi
Salem adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di ujung barat daya wilayah Kabupaten Brebes. Berbatasan dengan Kecamatan Banjarharjo atau Banjarharja dan Ketanggungan di utara, Kecamatan Bantar kawung di timur, Kecamatan Majenang (Kabupaten Cilacap) di selatan, Kabupaten Kuningan Jawa Barat di barat, Kabupaten Jawa Barat Banjar, Ciamis dan Tasikmalaya. Kecamatan Salem merupakan daerah pegunungan (400-900 mdpl) dimana Salem sendiri berada di lembah yang dikelilingi hutan dan deretan pegunungan di sekitarnya, berhawa sejuk (16-22° C) dan memiliki panorama yang indah. Lanskape Kecamatan Salem mirip mangkok bakso, di kiri kanan adalah daerah pegunungan-pebukitan yang cukup tinggi sementara di tengah-tengahnya adalah wilayah Kecamatan Salem. Kondisi daerah tersebut wilayahnya merupakan daerah yang masih cukup terisolir. Dengan daerah yang dimiliki tersebut, maka secara militer wilayah Salem merupakan daerah pertahanan yang efektif (Sucarko, Wawancara 15 Febuari 2013).
b. Fasilitas
Akhir-akhir ini masyarakat Salem sudah bisa menikmati fasilitas telepon (ponsel), jaringan listrik, dan angkutan umum. Jaringan PLN baru masuk ke wilayah Kecamatan Salem sejak tahun 1997. Jaringan telepon satelit akhir-akhir ini semakin populer, sebab jaringan telepon line belum tersedia. Mungkin disinilah uniknya, Kecamatan Salem ini letaknya tidak jauh dari ibukota negara, juga masih di pulau Jawa, akan tetapi fasilitas-fasilitas standard seperti listrik, jaringan telepon, jalan raya, dan lain-lain, dapat dinikmati secara merata setelah era reformasi. Baru ditahun 2009 fasilitas internet dapat dinikmati dengan adanya warnet dikota Kecamatan Salem. Tapi untuk saat ini fasilitas internet sudah bisa dinikmati oleh seluruh penduduk Salem hingga kepelosok daerah (Urif Bagyo, Wawancara 16 Febuari 2013).
c. Transportasi
Salem dapat diakses dengan jalan darat melalui tiga jalur utama yaitu: dari Bumiayu (timur) sekitar 40 km dari Majenang (selatan) sekitar 20 km atau dari Banjar harja melalui desa Sindang heula dan mendaki Gunung Lioutara (sekitar 30 km). Akses menuju Kecamatan Salem dari jalur manapun harus melalui jalan yang terjal dan sempit dengan kualitas aspal yang asal ada (kualitas rendah). Akhir-akhir ini tampaknya cukup bagus dengan aspal kualitas hotmik untuk jalur Sindang heula (utara) dan jalur Majenang (selatan) serta jalur Bumiayu
(2006). Melalui kendaraan roda empat cuma ketiga jalur tersebut. Akan tetapi harus ekstra hati-hati karena terjal, terutama dari arah Sindang heula (utara). Ada satu lagi jalur alternatif, yaitu jalur barat Kuningan melalui desa Capar sampai desa Ciwaru tetapi harus dengan jalan kaki (Sucarko, Wawancara 15 Febuari 2013).
d. Budaya
Semua penduduk Kecamatan Salem menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Budaya dan kesenian banyak memiliki kesamaan dengan kesenian yang berkembang didaerah Priangan Timur, seperti kiliningan, wayang golek, reog, calung dan lain sebagainya. Demikian juga untuk kalangan santri terdapat kesenian terbang atau gembyung dan seni tari rudat. Terutama dalam hal budaya dan kesenian tertentu terpengaruh dari budaya dan kesenian khas Cirebon, seperti kesenian tarling. Bahwa dengan keberadaannya, Kecamatan Salem menjadi sebuah wilayah ber-etnik Sunda, tetapi dibawah pengelolaan pemerintahan ber-etnik Bahasa Jawa. Demikian juga untuk Kecamatan yang lain seperti Kecamatan Banjar Harja dan Bantar Kawung.
e. Agama
Agama yang dianut oleh penduduk Kecamatan Salem adalah Islam. Jika ada penduduk yang beragama selain Islam, itu adalah pendatang dari luar Kecamatan Salem, mereka datang ke Salem,
biasanya karena melaksanakan tugas kantor, entah itu guru, aparat keamanan, petugas kesehatan, petugas BRI atau aparat pemuda dan lain-lainnya (Urif Bagyo, Wawancara 16 Febuari 2013).
f. Perekonomian
Sebagian besar penduduk Kecamatan Salem adalah petani, dengan hasil pertanian padi, kelapa, sayur mayor dan palawija. Selain itu Salem merupakan penghasil kayu hasil hutan lainnya, terutama kayu pinus, bambu, mahoni dan al-basiah (umumnya hasil perkebunan rakyat), kemudian getah pinus. Hasil pertanian lain yang juga cukup banyak adalah hasil buah-buahan seperti mangga, durian, petai, pisang, nangka dan buah lainnya. Mengingat potensi daerah yang akhir-akhir ini kurang mencukupi untuk kebutuhan seharihari. Sebagian penduduk Kecamatan Salem banyak yang merantau ke daerah lain terutama kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, atau Yogyakarta.
Kecamatan Salem menjadi daerah penghasil batik di Kabupaten Brebes. Batik Salem atau biasa juga dikenal batik Brebesan memiliki motif bunga yang lebar. Pengrajin batik Salem mayoritas adalah pengrajin batik tulis. Para ibu-ibu petani di kala sedang tidak beraktifitas dilading atau disawah mereka mengisi waktu dengan membatik. Secara umum hasil kerajinan yang dapat dijumpai di
Kecamatan Salem adalah Batik, Boboko atau Cepon (Anyaman Bambu) (Sucarko, Wawancara 15 Febuari 2013).
g. Lingkungan hidup
Kecamatan Salem adalah daerah pegunungan 100-1200 Dari permukaan laut, memiliki topografi atau landskape seperti sebuah mangkok, dimana di dalamnya mengalir sungai yang cukup deras, Cigunung yang berhulu di gunung Pojok Tiga, melewati desa Tembong Raja, Indrajaya, Banjaran, Salem dan Bentarsari dan Cibentar. Kedua sungai tersebut bertemu di desa Ganggawang dan Bentarsari dan mengalir kehilir menjadi sungai Cipamali atau Kali Pemali di Bumiayu. Ketinggian tersebut maka Kecamatan Salem merupakan daerah subur dengan curah hujan yang cukup tinggi. Sebagaian besar wilayahnya adalah hutan dibawah pengelolaan Perhutani dan hanya sebagian kecil saja yang dikelola penduduk. Karakteristik alam Kecamatan Salem yang bagus tersebut belum diolah secara optimal, misalnya sungai yang deras belum diolah menjadi wisata olah raga air rafting atau alam yang bagus belum dibuat rekreasi hutan alam yang eksotik. Bahkan bisa juga dijadikan daerah tujuan outbound (Sucarko, Wawancara 15 Febuari 2013). h. Sejarah
Semua penduduk Kecamatan Salem berbahasa dan berkebudayaan Sunda sejak berabad-abad yang lampau, sehingga
mereka adalah penduduk asli di daerah ini. Pada masa lampau, daerah Kecamatan Salem termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pajajaran. Ada sementara cerita lisan yang mengatakan bahwa penduduk Kecamatan Salem ada keterkaitan dengan Kejadian Perang Bubatzaman Majapahit. Setelah Perang Bubat, ternyata tidak seluruh punggawa atau pengawal atau rakyat Pajajaran mati terbunuh dan kembali ke Jawa Barat. Ada sisa-sisa punggawa tersebut menetap diwilayah Kecamatan Salem. Peninggalan penduduk pertama tersebut, sebagian dapat dilihat disitus Gunung Sagara (Lautan). Pada abad ke-19 ditemukan naskah lontar tua disitus Gunung Sagara yang menggunakan Bahasa Sunda. Naskah ini dibawa bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia. Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal dengan Sewaka Darmadari Kabuyutan Ciburuy, Garut dan Carita Ratu Pakuan yang menyebutkan sendiri bahwa isi naskahnya berasal dari (dan hasil bertapa dari) Gunung Kumbang (1218). Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewasa sana, kabuyutan dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda. Mungkin disini termasuk pula Gunung Sagara, dimana Gunung Sagara terletak dilereng selatan Gunung Kumbang tersebut.
Daerah Sunda di daerah Kecamatan Salem dan sekitarnya mempunyai perbedaan kebiasaan dengan daerah Sunda lainnya (Priangan, Banten, Karawang). Perbedaan tersebut terutama dapat dilihat dalam hal adat budaya, bahasa, detail bentuk-bentuk kesenian dan juga dalam tatacara beragama. Tata cara beragama penduduk Kecamatan Salem kelihatannya masih terdapat unsur kegamaan Hindu dengan campuran-campuran adat setempat yang kental. Pada zaman Hindia Belanda, penduduk Kecamatan Salem masih ada yang melestarikan atau melaksanakan praktek perkawinan model animisme. Misalnya, jika penduduk bermaksud hendak melaksanakan pernikahan, maka mereka akan mendaki dahulu kelereng Gunung Sagara. Jika dilereng Gunung Sagara terlihat ada burung yang melakukan perkawinan, artinya kedua mempelai tersebut direstui oleh penghuni Gunung Sagara.
Wilayah Kecamatan Salem merupakan Kecamatan terpencil, tetapi sempat juga ditetapkan menjadi sebuah kawedanan pada masa penjajahan Belanda. Penetapan ini diperkirakan disebabkan strategisnya daerah Kecamatan Salem. Pada era awal perang kemerdekaan, Kecamatan Salem juga menjadi pusat pertahanan atau tempat mengungsi Bupati Brebes pro Republik. Waktu itu bupati kembar yang pro Belanda disebut bupati Recomba berkantor di Brebes (Gandasuli), sementara bupati RI berkantor di desa Bentarsari,
Kecamatan Salem. Mengingat daerahnya yang strategis tersebut, setelah Perang kemerdekaan usai daerah ini juga pernah menjadi daerah basis pemberontak DI/TII pimpinan Amir Fatah (Sejarah Kabupaten Brebes, 2009: 13).
Tahun 1960-an didaerah ini juga muncul gerakan-gerakan yang berafiliasi dengan pemberontakan G.30.S/PKI di Jakarta. Hal itu konon erat kaitannya dengan keberadaan pasukan TNI yang pernah bertugas di daerah Kecamatan Salem. Bagi masyarakat setempat tidak bisa dilupakan, ketika ada pasukan penumpas DI/TII (konon dari Div 449). Kejadian terakhir inilah yang menarik (Sejarah Kabupaten Brebes, 2009: 14).
Kemudian penelitian ini yang dilakukan di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah tempatnya didua desa, yaitu desa Bentar dan desa Bentarsari, tepatnya di rumah Bapak Karta dan dibengkel motor mas Arim. Bapak Karta ini adalah ketua komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem. Penelitian di rumah Bapak Karta dan dibengkel mas Arim palayangan motor itu adalah tempatnya berinteraksinya para komunitas motor Trabas ataupun melakukan kumpul-kumpul bersama-sama dan melakukan aktifitasnya. Pemilihan ditempat atau wilayah di Kecamatan Salem ini merupakan tempat yang sangat strategis dan merupakan tempat para komunitas motor Trabas dan tepat untuk diteliti dan belum pernah
diteliti oleh peneliti lain, komunitas motor Trabas ini merupakan awal atau baru terbentuk pada 6 Juni 2009. Kemudian para komunitas motor Trabas setiap minggunya melakukan aktifitas atau agendanya dan dikarenakan tempat inilah komunitas motor Trabas dibentuk, selain itu ditempat bengkel mas Arim ini adalah tempat memperbaiki motor yang bermasalah atau rusak dan anggota-anggota komunitas motor Trabas ini menjadikan tempat tersebut dijadikan tempat berkumpul dan berinteraksi dengan anggota yang lain sampai sekarang ini.
2. Deskripsi Informan
Informan dari penelitian ini difokuskan pada pengurus dan anggota komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem Jawa tengah. Anggota dari komunitas motor ini adalah semuanya laki-laki terdiri dari kalangan biasa sampai ke pengusahawan dan perkantoran maupun PNS. Jumlah informan yang ditetapkan dalam penelitian yang sudah di wawancarai adalah sebanyak 10 orang, terdiri pengurus harian dan anggota-anggota yang lain. Sedangkan obsevasi melibatkan semua bagian yang tergabung dalam komunitas motor Trabas atau motor Trail. Data dari informan baik yang obsevasi maupun dengan wawancara yang didapatkan peneliti pada saat mereka melakukan kegiatan yang sifatnya rutin maupun yang tidak rutin dilakukan oleh komunitas motor tersebut. Data tersebut diambil karena peneliti terjuan langsung kelapangan dan menjadi anggota dari morot
Trabas tersebut. Berikut ini akan dijelaskan beberapa data-data dari pengurus komunitas motor Trabas dan anggota-anggota komunitas motor Trabas di desa Bentar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes sebagai berikut.
1. Bapak Karta Mananggara.
Adalah ketua komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah, beliau menjabat sebagai ketua dari pertama kali komunitas motor Trabas dibentuk sampai sekarang ini. Beliau berasal dari desa Bentarsari dan bekerja sebagai pegawai negri sipil di Kecamatan Salem. Beliau juga sebagai salah satu patokan berjalannya komunitas motor Trabas dan sebagai pembina kepada anggota-anggotanya agar berjalan dengan baik.
2. Bapak Wartono.
Adalah anggota yang berasal dari Kecamatan Salem. Beliau ini menjabat sebagai seksi keamanan didalam komunitas motor Trabas dari awal hingga sekarang ini. Misalkan kalau terjadi permasalahan dengan perkelahian antara anggota maka maka beliau akan menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya beliau menjabat sebagai keamanan dalam komunitas motor Trabas ini bisa berjalan dengan baik. Beliau adalah salah satu TNI yang ada di Kecamatan Salem yang menyalurkan hobi dan minatnya untuk menjadi anggota komunitas motor Trabas.
3. Bapak Rukyanto.
Beliau ini adalah sebagai bendahara dalam komunitas motor Trabas dari awal hingga sekarang. Beliau berasal dari desa Bentar dan ingin menjadi para anggota komunitas motor Trabas, beliau yang mengelola keuangan yang masuk dan keluarnya uang dan selebihnya untuk disimpan buat keperluan komunitas. Bapak Rukyanto adalah salah satu pengusaha toko sembako yang sukses di desanya itu, beliau tertarik dengan komunitas motor Trabas Karena hobi dan minat yang sama.
4. Bapak Sulaiman.
Adalah anggota komunitas motor yang berasal dari desa Bentarsari. Beliau ini adalah sebagai pengurus konsumsi para anggota komunitas motor Trabas, beliau ini sangat berpengaruh dalam komunitas motor ini, para anggota harus mempunyai tenaga atau masukan makanan buat anggota dan para anggota bisa mengikuti acara komunitas motor Trabas, dengan adanya tenaga yang sudah terkumpul para anggota bisa melanjutkan perjalanannya berkat bapak Sulaeman. Jadi beliau sangat berperan penting dalam komunitas motor Trabas ini.
5. Bapak Slamet.
Beliau ini adalah anggota komunitas motor Trabas yang berasal dari Kabupaten Brebes. Beliau adalah bapak polisi di Kecamatan Salem yang menjabat sampai sekarang. Beliau sebagai pembicara pada saat
penyambutan tamu para komunitas motor Trabas yang datang dari kota lain. Sehingga dalam komunitas motor Trabas ini bisa menyambut tamu dari komunitas Trabas dari wilayah lain misalnya dari daerah Banjar, Bumiyayu, Tasik Malaya, Kuningan Jawa Barat dan lain-lain penyambutan tamu dengan sebaik-baiknya.
6. Mas Risno Bando.
Mas Risno Bando berasal dari desa Bentar, mas Risno Bando ini adalah salah satu anggota yang sangat diandalkan oleh para anggota yang lain, karena mas Risno Bando ini sebagai petunjuk jalan dalam komunitas motor Trabas itu, beliau tahu seluk beluk daerah, hutan, pegunungan, pantai, sungai-sungai yang ada di daerah Kecamatan Salem itu. Latar kelakang beliau adalah pengusaha di desa Bentar. 7. Mas Arim.
Mas Arim ini berasal dari desa Bentar asli. Beliau ini adalah salah satu anggota komunitas motor Trabas yang baru, beliau masuk pada tahun 2012 yang lalu. Mas Arim ini adalah salah satu mekanik atau bengkel komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem, setiap harinya beliau bekerja sebagai bengkel motor di depan rumahnya. Beliau adalah anggota komunitas motor Trabas yang dibilang aktif di dalam komunitas motor Trabas itu.
8. Mas Jefis.
Adalah anggota komunitas motor Trabas yang berasal dari desa Bentar putra daerah. Jefis adalah anak dari bapak Rukyanto yang menjabat sebagai bendahara dalam komunitas motor Trabas. Jefis merupakan salah satu penggemar berat komunitas motor Trabas, Mas Jefis ini sering mengikuti balap-balap cros yang ada di Kecamatan Salem bahkan mengikuti balap di kota lain, seperti Majenang Banjar pangandaran Ciamis Jawa Barat. Anak ini terbilang sangat rajin dalam mengikuti program dan kegiatan yang ada setiap minggunya dan sangat aktif mengikuti touring motor Trabas di Kecamatan Salem. 9. Mas Roni
Adalah anggota komunitas motor Trabas yang berasal dari desa Bentarsari. Ronik adalah mekanik sepeda motor yang ada didesanya dan dia tak pernah ketinggalam dalam acara-acara komunitas motor Trabas, katanya sayang kalau ketinggalan dalam acara rutinitas itu. Jadi dia sering mengikuti touring-touring yang sering dilakukan pada saat musim penghujan, katanya asik dan sangat menantang.
10. Mas Agus.
Adalah anggota yang baru masuk komunitas motor Trabas, beliau ini adalah pengusaha yang ada di desa Bentar tepatnya di palayangan Sawah Gede. Beliau terobsesi dalam komunitas motor Trabas dan senang dalam bermain motor Trabas sehingga sekarang menjadi
rutinitas setiap minggunya dalam komunitas motor Trabas dan hobilah yang menyatukan meraka bisa bersama dan menjali interaksi satu dengan yang lainnya.
Profil diatas merupakan sebagai anggota yang telah berhasil peneliti diwawancarai, semua data atau profil diatas merupakan informan yang digunakan peneliti untuk wawancara. Obsevasi penelitian bisa melihatnya semua anggota komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem.
B. Pembahasan
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa komunitas motor Trabas atau motor Trail terbentuknya pada 6 Juni 2009. Syarat ingin menjadi anggota komunitas motor Trabas itu sangat mudah. Misalkan dengan mempunyai keinginan, niat yang tinggi keinginan sama (Partisipasi dalam diri anggota komunitas motor Trabas) dan mempunyai motor mirip motor Trail maka dapat menjadi anggota-anggota dan mengikuti kegiatan atau agenda atau program yang sering dilaksanakan setiap minggu dan tahunnya didalam komunitas motor Trabas. Dengan cara mendaftar kepada bapak Karta dapat menjadi anggota komunitas motor tersebut.
Arti dari komunitas motor Trabas disini adalah salah satu bentuk olah raga yang menggunakan motor Trail yang melewati medan jalan yang sangat sulit untuk dilewati dan medan jalannya berbatu, berlumpur, di hutan, di pantai, dan di pegunungan. Trabas sesuai dengan namanya tidak
mengenal kata menyerah ataupun kata mundur, maka harus selalu berjalan terus dengan menerabas kendala hambatan rintangan yang dihadapi itulah motor Trabas. Sebenarnya arti motor Trabas itu adalah salah satu kegiatan yang rutin dilakukan oleh para rider kros yang sudah pensiun, para raider itu kemudian menciptakan sebuah kegiatan untuk menyalurkan hobinya untuk terus beraktifitas dalam sebuah otomotif. Kemudian muncul sebuah ide-ide, kemudian terbentuklah sebuah nama yang disebut motor Trabas untuk orang-orang yang sudah pensiun dari kejuaraan motor kros, dengan terbentuknya motor Trabas itu waktu demi waktu banyak anggota yang tergabung dalam komunitas motor itu, dalam komunitas motor Trabas itu mempunyai agenda agenda yang rutin dilakukan.
Komunitas motor Trabas itu setiap hari minggu mengadakan agenda-agenda atau program kegiatan yang sering dilakukan, kegiatan sering dilakaukan dari pukul 09.00 sampai pukul 13.00, seperti mengadakan acara latihan touring secara bersama-sama ke daerah gunung Lio. Para anggota-anggota komunitas motor Trabas atau motor Trail itu paling disukai adalah musim penghujan, karena musim penghujan adalah paling semangat dan sangat menantang untuk dilewatkan, dikarenakan tempatnya sangat licin-licin sehingga dapa memuaskan para anggota-anggota komunitas motor Trabas. Tidak hanya itu saja, banyak kejadian-kejadian yang kurang mengenakan bagi para anggota komunitas motor Trabas itu, banyak para anggota yang terjatuh dari motornya dan susah untuk melewati sebuah jalan tanjakan dikarenakan
jalannya sangat licin sehingga dapat mengakibatkan para anggota komunitas terjatuh dan mengalami cedera. Tetapi itulah yang membuat dan menyebabkan komunitas motor Trabas itu lebih merasakan solidaritas yang sangat tinggi untuk saling membantu dan menolong didalam komunitas motor Trabas itu.
Dengan adanya partisipasi antara anggota maka akan terbentuk saling membantu, gotongroyong dan kerjasama satu dengan yang lainnya maka dengan cara menbantu dan menolong yang kesulitan dalam program latihan atau acara touring yang sering dilakukan misalkan membantu anggota lain yang motornya mogok atau rusak, membantu anggota lain yang kesulitan untuk melewati sebuah jalan tanjakan, akhirnya anggota itu saling membantu satu dengan yang lain maka disitulah timbul rasa tali persaudaraan yang amat sangat dipegang aleh para anggota komunitas motor Trabas yang ada di Kecamatan Salem.
Diatas merupakan penjelasan dari komunitas motor Trabas secara singkat, seterusnya kita akan masuk dalam penelitian ini. Penjelasan dari deskripsi wilayah dapat di kembangkan kembali dalam hasil penelitian dan pembahasan untuk memperoleh deskripsi data penelitian yang lebih valid lagi. Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti memperoleh data dari para anggota-anggota dan pengurus intinya yaitu ketua komunitas motor Trabas. Komunitas motor Trabas itu bertujuan menyalurkan hobi dan minat yang sama jadi terbentuklah komunitas motor
Trabas itu. Sebuah hobi dan minat yang sama membuat mereka bersatu seperti keluarga, keluarga yang saling mendukung satu dengan yang lainnya sehingga komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem bisa bertahan hingga sekarang. Hal ini yang menjadi sangat menarik untuk digali dan dibahas oleh peneliti sebuah komunitas yang terdiri dari bermacam-macam lapisan masyarakat dan di tengah-tengah kesibukan mereka sendiri-sendiri namun tetap bisa membagi waktunya demi hobi dan minat mereka yang sama sehingga bisa terbentuk dan bertahan.
Kali ini peneliti akan membahas bentuk-bentuk interaksi dalam komunitas motor Trabas, bermacam-macam bentuk interaksi yang ada di dalam komunitas motor Trabas, akan diawali dengan latar belakang munculnya komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Adapun pembahasan terhadap perumusan masalah sebagai berikut:
1. Latar Belakang Munculnya Komunitas Motor Trabas
Latar belakang komunitas motor Trabas disini akan dijelaskan oleh salah satu anggota komunitas motor Trabas. Arim salah satu anggota komunitas motor Trabas pada awal penelitian mengatakan sebagai berikut:
”Dalam berkembangnya para komunitas motor Trabas awal mulanya dari kota Bandung Jawa Barat. Komunitas motor Trabas itu sangat terkenal kemana-mana hingga menyebar atau merambah ke kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Semarang dan lain sebagainya.
Dengan adanya pemberitaan dimedia masa banyak orang melihat tayangan komunitas motor itu tampil, kemudian banyak orang-orang yang meniru komunitas motor itu. Seperti para komunitas motor Trabas atau motor Trail yang ada di Desa Bentar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah, sudah banyak anggota-anggota komunitas motor Trabas.” (Arim, Wawancara 10 Febuari 2013)
Awal mulanya para komunitas motor Trabas yang ada di Kecamatan Salem ini yaitu adanya salah satu orang yang merombak motornya itu dengan meniru motor Trail atau motor Trabas yang ada di kota Bandung tersebut. Kemudian banyak orang yang mengikuti dan merombak motornya itu menjadi sebuah motor Trail, kemudian ada salah satu orang yang membentuk komunitas motor Trabas atau motor Trail. Komunitas motor Trabas lahir atau terbentuk pada 6 Juni 2009 di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, diselenggarakan di rumah Bapak Karta Mananggara. Tempat itu dijadikan sebagai berkumpulnya para rider komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013).
Pertama kali diresmikannya hanya ada beberapa orang saja, anggota tujuh orang yang tergabung didalam komunitas motor Trabas ya itu bapak Karta, bapak Rukyanto, bapak Sulaeman, bapak Wartono Koramil, mas Risno Bando, dan bapak Hj Koko. Terbentuknya komunitas motor Trabas di Desa Bentar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes itu dipandang positif oleh masyarakat sekitar. Akhirnya lama kelamaan banyak orang-orang yang ingin menjadi anggota komunitas motor Trabas atau motor Trail.
Menyatukan sebuah komunitas adalah pemikirannya yang sama dan hobi yang sama pula (Arim, Wawancara 9 Febuari 2013).
2. Program-program atau Kegiatan dalam Komunitas Motor Trabas Para komunitas motor Trabas setiap minggunya mempunyai agenda program dan kegiatan. Program dan kegiatan dalam komunitas motor Trabas ini bermacam-macam. Kali ini akan dijelaskan tentang program-program atau kegiatan para komunitas motor Trabas, oleh Bapak Karta salah satu anggota sekaligus ketua umum komunitas motor Trabas sebagai berikut:
a. Mengadakan kumpul-kumpul barsama dengan anggota-anggota Program atau kegiatan yang dilakukan oleh para komunitas motor Trabas itu salah satunya adalah dengan berkumpul bersama untuk saling berinteraksi, komunitas motor sangat erat hubungannya dengan anggota-anggotanya. Program atau kegiatan yang ada dalam komunitas motor Trabas ini banyak yang dilakukan oleh anggota-anggota komunitas motor Trabas, salah satunya kegiatan yang paling utamanya itu adalah setiap minggunya berkumpul-kumpul di rumahnya Bapak Karta atau di rumah Bapak Rukyanto, membicarakan acara touring bersama-sama, ke gunung Lio. Gunung Lio adalah pegunungan yang sangat tinggi dari permukaan laut, para komunitas motor Trabas sering touring kekota-kota besar seperti Banjar,
Pangandaran, Tasik, Cirebon, Kuningan, bahkan ke kota Bandung. Program atau kegiata anggota komunitas motor Trabas mempunyai nilai-nilai yang merupakan sarana bagi mereka untuk dapat berkumpul bersama dan berinteraksi satu dengan yang lainnya dan sebuah hobi yang menyatukan mereka.
b. Mengadakan acara Touring-Touring
Program atau kegiatan yang dilakukan oleh para komunitas motor Trabas itu adalah salah satu hasil cipta atau bentuk dari interaksi yang mereka ciptakan. Dalam sebuah komunitas motor secara umum pasti banyak melakukan acara-acara touring atau berkunjung ke daerah lain untuk menyalurkan hobi dan minatnya. Komunitas motor Trabas setiap satu munggu sekali mengadakan acara touring yang di laksanakan diwilayah Kecamatan Salem, touring disini sering di lakukan setiap 1 sekali, kemudian acara event-event yang sering di selenggarakan oleh sponsor dari kota-kota besar dan komunitas motor Trabas yang ada di Kecamatan Salem ini sering mengikuti kegiatan event ini.
c. Mengadakan Bakti Sosial
Program atau kegiatan seperti bakti sosial memberikan nialai-nilai yang positif dan membantu masyarakat. Para anggota komunitas motor Trabas memberikan salah satu upaya dalam membantu masyarakat sebagai berikut.
1) Mengadakan Sunat Masal atau Khitanan
Komunitas motor Trabas ini dalam melakukan acara seperti program dan kegiatannya khitanan masal itu tentunya membutuhkan kerjasama antar anggota hal tersebut dapat terlihat pada waktu acara itu terselenggara. Adanya kerjasama dan interaksi antar anggota yang sangat baik dapat terjalin antar anggota dengan baik, komunitas motor Trabas ini sering mengadakan acara bakti sosial sunat masal, setiap satu tahun sekali bakti sosial ini sering dilaksanakan oleh pengurus dan para anggota komunitas motor Trabas, acara ini diselenggarakan guna untuk masyarakat, dengan adanya program sunat masal pada anak-anak yang kurang mampu diwilayah Kecamatan Salem.
2) Membantu Masyarakat yang Terkena Bencana Alam
Para anggota dan pengurus komunitas motor Trabas ini sering membantu para masyarakat yang terkena musibah seperti bencana alam yang sering terjadi sekarang ini di daerah Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, dikarnakan penduduknya masih menduduki daerah pegunungan, tekstur tanahnya gembur maka disaat waktu penghujan tiba maka sering terjadi longsor yang menimpa masyarakat sekitar pegunungan. Anggota-anggota komunitas motor Trabas ini senantiasa membantu saudara-saudaranya yang mengalami tertimpa musibah. Dengan saling
membantu memberikan sembako, obat-obatan, mie instan, pakaian dan lain sebagainya (Bapak Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013).
3. Bentuk Interaksi Asosiatif dan Disosiatif Dalam Komunitas Motor Trabas
Berikut ini akan dijelaskan tentang berbagai macam-macam bentuk interakasi asosiatif dan disosiatif dalam komunitas motor Trabas sebagai berikut:
I. Bentuk Interaksi Asosiatif
1) Bentuk Interaksi Antar Anggota Komunitas Motor Trabas Sebuah komunitas motor sangat erat hubungannya dengan anggotanya, dengan adanya hubungan tali persaudaraan maka komunitas motor Trabas ini bisa berjalan dengan semestinya dan baik. Kali ini akan dijelaskan oleh Risno Bando tentang bentuk interaksi antar anggota komunitas motor Trabas, sebagai berikut:
“Para anggota komunitas motor Trabas setiap minggu sekali sering melaksanakan acara kumpul-kumpul bersama di rumah Bapak Karta dalam acara membahas komunitas motor Trabas. Membahas tentang memperbaiki jalan untuk touring diwilayah yang sering dilewati oleh para komunitas motor Trabas dalam bahasa komunitas dibilang kerjabakti memperbaiki jalan dari daerah Ganggarok, Ciwindu sampai ke gunung Lio. Kegiatan kerjabakti ini setiap anggotanya harus di wajibkan membawa cangkul, golok, parang dan lain sebagainya.” (Risno Bando, Wawancara 14 Febuari 2013)
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa komunitas atau kelompok tak bisa dipisahkan dari komunikasi antar anggotanya, banyak manfaat positif jika individu bergabung dalam suatu kelompok. Komunitas terbentuk oleh berbagai tujuan, pandangan dan pemahaman tentang pengetahuan menciptakan proses. Berbagi pengalaman menciptakan keyakinan mendalam dan aturan dasar tentang menjadi angota sebuah komunitas motor. Pemahaman dan pengetahuan menciptakan proses yang menjadikan sebuah anggota dapat melihat apakah kegiatan mereka berguna bagi lingkungan sekitarnya dan usaha yang terus-menerus untuk menciptakan yang lebih baik lagi didalam komunitas motor. Suatu komunitas mengandung tiga karakteristik. Pertama, para anggota suatu komunitas motor berbagi identitas, nilai-nilai dan membentuk jati diri. Kedua, mereka yang ada dalam komunitas memiliki berbagai sisi dan hubungan langsung, interaksi terjadi bukan secara terisolasi, melainkan melalui hubungan-hubungan tatap muka dalam berbagai keadaan atau tata cara. Ketiga, komunitas motor menunjukan mengekspresikan derajat teretentu kepentingan jangka panjang dan mungkin bahkan mementingkan orang lain. Kepentingan jangka panjang dan didorong oleh pengetahuan dengan siapa seseorang berinteraksi. (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013)
2) Bentuk Interaksi Komunitas Motor Trabas Pada Saat Acara Touring
Sebuah komunitas motor secara umum pasti banyak melakukan touring atau berkunjung ke daerah lain untuk menyalurkan hobi dan minatnya. Kali ini akan dijelaskan oleh anggota komunitas motor Trabas tentang bentuk interaksi pada saat acara komunitas motor melakukan touring, seperti yang dijelaskan oleh Mas Arim sebagai berikut:
“Komunitas motor Trabas setiap satu munggu sekali mengadakan acara touring yang di laksanakan di wilayah Kecamatan Salem, setiap 1 minggu sekali dan 3 bulan sering mengikuti event-event yang sering di selenggarakan oleh sponsor dari kota-kota besar. Bentuk interaksi komunitas ini sangat menjunjung tinggi tali persaudaraan di dalamnya hal tersebut bisa di lihat pada saat komunitas itu melakukan kegiatan touring, terlihat anggota komunitas motor Trabas itu mengalami kendala seperti mogok motor, kehabisan bahan bakar dan lain sebagainya yaitu adanya saling kerja sama, tolong-menolong dan gotongroyong. (Arim, Wawancara 10 Febuari 2013)
Solidaritas yang sangat tinggi didalam komunitas motor maka akan lahir antara anggota dengan cara saling tolong-menolong diantara anggota komunitas, kerjasama antara anggota komunitas motor Trabas yang tidak bisa melewati di jalan menanjak yang sangat sulit, akhirnya anggota komunitas yang lain menolong anngota lain yang tidak bisa membawa motornya. Kemudian menolong anggota komunitas motor yang kehabisan bensin menolongnya dengan cara membagi atau
memberikan bensin dengan anggota yang kehabisan bensin dengan cara mengambil langsung dari keran atau selang bensinya atau dari tengki motornya langsung. (Arim, Wawancara 8-9 Febuari 2013)
Touring adalah satu bentuk kegiatan komunitas motor melakukan perjalanan dengan mengendarai sepeda motor ketempat tujuan tertentu untuk menyalurkan kegemaran berkendara sepeda motor para anggotanya dan menikmati indahnya kebersamaan dan persatuan para anggota. Touring juga memiliki resiko yang tinggi juga, rawan banget dengan namanya kecelakaan. Para anggota komunitas motor Trabas semua harus extra hati-hati pada saat melakukan acara touring bersama-sama. Selain itu ada aturan-aturan, cara-cara dan etika yang disepakati bersama oleh peserta touring. Sebenarnya banyak tipe-tipe touring yang baik dan aman. Touring akan aman, nyaman, dan menyenangkan bila anggota komunitas motor semua mematuhi aturan mainnya yang telah dibuat oleh pelaksana touring tersebut. Hal ini akan dijelaskan oleh ketua komunitas motor Trabas sebagai berikut:
“Disisi lainnya ada orang pemimpin dan bertanggung jawab pada saat melakukan touring tersebut. Ada petugas petunjuk jalan dan pengatur irama jalannya touring dan ada pula kordinator jalannya touring tersebut, mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku. (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013)
Dalam suatu komunitas motor juga pasti memiliki aturan ataupun etika yang harus dipatuhi oleh para anggotanya. Selain itu anggota komunitas motor Trabas hasus memiliki etika dalam melakukan acara touring bersama. Kali ini akan dijelaskan oleh anggota komunitas motor Trabas tentang etika dalam komunitas motor Trabas yang harus dijunjung tinggi oleh anggotanya:
“Etika pada saat touring pada artian etika ini, adalah di mana kita harus menjaga tata tertib lalu lintas berkendaraan, entah itu pada motor dan bisa juga pada saat kita berkendara dijalanan. Kita harus bisa memahami atas apa yang ada dijalan yang kita lalui tersebut. Terlihat datang tepat waktu, bahan bakarpun atau bensin harus sudah terisi dengan penuh, mengetahui tujuan pelaksana touring, mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah dijelaskan oleh pengurus, tidak saling mendahului sesama peserta, tidak ugal-ugalan pada saat berkendara, tidak mudah emosi dengan apa yang ada pada saat diperjalanan, mematuhi perintah-perintah dari peserta touring di depannya.” (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013)
Ada pula untuk perlengkapan-perlengkapan entah itu untuk kendaraannya, ataupun juga untuk dirinya pribadi. Misalkan untuk kendaraan pribadi roda dua:
“Lampu, rem yang harus berfungsi dengan sempurna, ban masih layak di gunakan, oli mesin atau rem yang mencukupi kapasitas. Untuk pribadi dalam keselamatan diri sendiri: Helem, jas atau baju rider, sepatu, sarung tangan, masker muka, kacamata. Membawa obat-obatan pribadi, makanan-makanan yang di butuhkan pada saat di perjalanan dan yang paling utama adalah kunci-kunci motor.” (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013)
Komunitas motor Trabas itu harus mementingkan kendaraannya agar bisa berjalan dengan baik dalam hal acara-acara penting seperti acara touring yang sering dilakukan setiap minggunya. Komunitas motor Trabas lebih mengedepankan solidaritas para anggota-anggotanya, paling terpenting adalah solidaritas dan bekerja. Disaat melakukan acara touring biasanya terbentuk karena sering berkumpul bersama dan berdasarkan keinginan bersama bila ingin melakukan acara touring (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013).
3) Kerjasama Dalam Mengendarai Sepeda Motor Trabas Pada Saat Touring
Sebuah komunitas tentunya sangat erat hubungannya dengan sepeda motor. Kegiatan mereka selalu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan ataupun agenda yang mereka buat dalam sebuah komunitas motor, dalam mengendarai sepeda motor dalam sebuah komunitas mempunyai aturan tersendiri, aturan itu berfungsi untuk dapat mengkoordinir sebuah rombongan yang berjalan atau touring dalam sebuah komunitas motor. Berikut adalah aturan jika sedang mengendarai sebuah motor dalam komunitas motor Trabas. Seperti yang dijelaskan oleh anggota komunitas motor Trabas mas Risno Bando bahwa:
“Dalam mengendarai sepeda motor Trabas ini ada interaksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai aturan dan tanda-tanda pada saat touring, terlihat pada saat ada
seseorang yang mengatur yang paling depan mengayunkan tangan berarti anggota motor Trabas harus mengendarai motornya dengan pelan-pelan, jika tangan terbuka dengan lima jari berarti anggota komunitas motor Trabas harus berhenti, jika ada tangan di ayunkan dari belakang ke depan maka anggota komunitas motor Trabas harus berjalan.” (Risno Bando, Wawancara 14 Febuari 2013)
Peraturan tersebut didapatkan pada saat peneliti ikut serta melakukan acara touring di Gunung Lio. Mereka menggunakan interaksi dengan pendekatan simbol-simbol yang digunakan untuk berinteraksi dalam komunitas motor Trabas, tersebut lebih efektif dari pada berbicara seperti yang telah di jelaskan dalam teori interaksi simbolik bahwa teori interaksi simbol berangkat dari ide bahwa kenyataan sosial muncul melalui proses interaksi. Seperti namanya sendiri menunjukkan, teori itu berhubungan dengan media simbol di mana interaksi terjadi, teori ini meliputi analisa mengenai kemampuan manusia untuk menciptakan dan memanipulasi simbol-simbol dan maknanya masing-masing.
Simbol-simbol tersebut merupakan wujud dari kerjasama yang di lakukan oleh para komunitas motor Trabas dalam melakukan acara touring jika mereka mengendarai sepeda motor Trabas. Simbol-simbol tersebut akan dibahas dibawah ini:
a) Jika tangan diayunkan ke bawah
Maka hal tersebut dilakukan ada semacam ada kendala-kendala yang menghadang jalan para komunitas motor Trabas, maka
komunitas motor Trabas itu harus mengendarai motornya dengan pelan-pelan.
b) Jika tangan diayunkan dari belakang ke depan
Maka hal tersebut menggambarkan para komunitas motor Trabas itu harus berjalan karana para anggota sudah siap untuk melanjutkan perjalanan.
c) Jika tangan terbuka dengan lima jari
Maka hal tersebut menandakan para komunitas motor Trabas itu harus berhenti untuk melakukan istirahat ataupun makan-makan bersama komunitas secara bersama-sama.
d) Jika tangan diayunkan ke sebelah kanan
Maka hal tersebut menandakan para anggota komunitas motor Trabas itu akan berbelok kesebelah kanan jalan.
e) Jika tangan diayunkan ke sebelah kiri
Maka hal tersebut menandakan para anggota komunitas motor Trabas itu akan berbelok kesebelah kiri jalan.
f) Jika tangan diayunkan ke atas dengan cara memutar
Maka hal tersebut menandakan para komunitas motor Trabas itu harus putar arah atau salah jalan.
Simbol-simbol ini jika dikaji merupakan usaha bersama-sama yang dilakukan oleh para kelompok orang dengan tujuan agar dapat berinteraksi maupun berkomunikasi dengan situasi apapun. Simbol
adalah sejenis gerak isyarat yang harus dapat diciptakan oleh manusia itu sendiri. Simbol-simbol tersebut merupakan sebuah bentuk kejasama ataupun gotongroyong dalam komunitas motor Trabas itu untuk melindungi rombongannya pada waktu acara touring di jalan yang sangat dilewati maka dengan cara memberikan isyarat atau simbol-simbol yang dibentuk oleh anggota komunitas itu sendiri.
Menurut D. Mulyana (2001: 70) “Interaksi simbolik mencangkup pernafsiran tindakan, interaksi non simbolik hanyalah mencangkup stimulus respon yang sederhana. Prespektif interaksi simbolik, perilaku manusia harus di pahami dari sudut pandang subjek. Dimana teoritis interaksi simbolik ini memandang bahwa kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol.’’
Kerjasama (cooperation) adalah berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai sebuah tujuan bersama-sama. Sebuah kerjasama yang dilakukan dengan simbol-simbol ini sangat berguna, memaksimalkan simbol-simbol tersebut dapat di pahami oleh anggotanya, terdapat seseorang pemimpin rombongan yang berada dipaling depan yang biasa disebut rider. Jadi dalam berkendara yang ada dalam komunitas motor Trabas ini ada dua macam kerjasama yaitu, simbol-simbol yang berguna untuk memberikan suatu aba-aba atau suatu tanda yang mencirikan sesuatu
makna yang ada dalam komunitas atau saat melakukan komunitas berkendara. Kedua adanya seorang pemimpin rombongan atau memimpin sebuah kelompok yang disebut raider. Kedua kerjasama tersebut bermaksud supaya rombongan atau kelompok para komunitas dapat berjalan dengan baik, lacar.
4) Bentuk Interaksi Komunitas Pada Saat Penyambutan Tamu Sebuah komunitas motor pasti sering melakukan touring kedaerah lain, tentu saja dikemudian waktu pasti para komunitas motor yang lain juga akan saling berkunjung. Kali ini akan dijelaskan oleh pengurus komunitas motor Trabas tentang bentuk interaksi pada saat penyambutan tamu dari komunitas yang lain yang berkunjung kekomunitas motor Trabas yang ada di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Rukyanto berikut ini:
“Komunitas kami ini juga sering kedatangan tamu dari komunitas motor Trabas dari daerah lain, seperti dari daerah Bumiyayu, Banjar, Tasik, Kuningan dan lain-lain. Kami semua atas nama komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem bahwa jika komunitas kami kedatangan tamu dari daerah lain kami akan menyambutnya dengan sebaik-baiknya senang hati menerimanya. Bentuk interaksinya pada saat penyambutan tamu adalah dengan mengawalinya berjabat tangan dan berkenalan kepada semua komunitas yang datang dan menberikan salam. (Rukyanto, Wawancara 11 Febuari 2013).
Setelah itu tamu diajak masuk kedalam rumah bapak Karta untuk acara makan bersama para anggota komunitas dari saerah lain dan anggota komunitas tuan rumah, setelah itu dari kedua para komunitas membicarakan kemajuan para masing-masing komunitas dan selanjutnya tamu diajak touring di wilayah Kecamatan Salem untuk mengenal medan jalannya, sehingga tamupun merasa puas berkunjung ketempat komunitas motor Trabas di Salem. Pada saat itu para anggota komunitas motor Trabas kedatangan tamu dari daerah Bumiyayu sebanyak 25 anggota komunitas motor yang datang. Hal tersebut sempat membuat kebingungan para anggota komunitas motor Trabas dikarenakan belum persiapan apapun, misalnya membeli makanan, air minum, dan lain-lain. Akhirnya dengan kerja sama para anggota komunitas motor Trabas itu bisa terlaksana dengan baik (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013).
Komunitas motor dapat terus bertahan jika mereka dapat membina hubungan yang baik pula, salah satunya mereka harus kompak dan bekerja sama satu dengan yang lainnya. “Beberapa pakar sosiolog mengungkapkan bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok sebaliknya sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan proses utama, kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya”. (Soerjono Soekanto, 2005: 71)
5) Bentuk Interaksi Komunitas Pada Saat Bakti Sosial
Sebuah komunitas motor secara garis besar kita sering melihat para komunitas motor hidup secara gotongroyong, ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Sama halnya dengan komunitas motor Trabas yang ada di Kecamatan Salem ini. Para komunitas motor Trabas ini telah membuktikannya dengan mengadakan sunat masal kepada anak-anak yang kurang mampu. Kali ini akan dijelaskan oleh anggota komunitas motor Trabas tentang bentuk interaksi pada saat bakti sosial dalam masyarakat seperti yang dijelaskan oleh bapak Karta sebagai berikut.
“Bahwa komunitas motor ini sering mengadakan acara bakti sosial satu tahun sekali acara ini dilaksanakan, bakti sosial ini sering dilaksanakan oleh pengurus dan para anggota komunitas motor Trabas, acara ini di selenggarakan guna untuk masyarakat, program sunat masal pada anak-anak yang kurang mampu. Bentuk interaksi dalam program ini sering terjadi diantaranya adanya gotongroyong antar anggota komunitas motor, yaitu dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diantaranya menyiapkan kamar sarung untuk anak-anak yang mau disunat atau khitanan (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013).
Kemudian pengurus program sunat atau khitanan masal itu mengabari dokter atau mantri untuk datang dalam acara atau program sunat atau khitanan masal ini. Kemudian pada saat waktu pelaksanaan program sunat atau khitanan masal ini terselenggara adalah adanya bentuk interaksi yang muncul adalah anggota, anak-anak dan
keluarganya yaitu anggota komunitas dan keluarga saling membantu memegang anaknya yang mau disunat. Adanya saling membantu antar anggota dan keluarga atau masyarakat itu bisa terlaksana dengan baik.
Kemudian tidak hanya itu juga, komunitas motor Trabas yang membantu masyarakat yang kebetulan sedang memanen kopi, kemudian para komunitas itu mengajaknya pulang untuk memberikan tumpangan kepada masyarakat atau orang tersebut, dengan memberikan tumpangan terhadap masyarakat atau orang bisa ringan dan merasa senang. Kemudian membantu bencana alam seperti kejadian pada tahun-tahun lalu didaerah Windusakti, anggota-anggota komunitas motor Trabas ini senantiasa membantu sodara-sodara kami yang mengalami kesusahan. Dengan memberikan bantuan seperti membawa makanan, obat-obatan, mie instan, pakayan dan lain sebagainya. (Karta Mananggara, Wawancara 9 Febuari 2013)
Ini adalah awal dari perwujudan generasi muda yang sehat, langkah kecil ini begitu penting bagi kita, terlebih lagi jika proses sunat atau khitan masal ini membawa nilai-nilai sosial menuju kehidupan bermasyarakat yang lebih baik, dengan adanya program sunat atau khitanan masal ini kami yakin bahwa nilai-nilai positif.
J. Bentuk Interaksi Disosiatif
Konflik pada dasarnya memang selalu ada dan tidak pernah terlepas dari mahluk hidup, dalam komunitas motor Trabas inipun ada dan kali ini akan dijelaskan tentang bentuk interaksi yang disosiatif dalam komunitas motor Trabas, kali ini akan dijelaskan oleh anggota komunitas motor Trabas yaitu Mas Arim sebagai berikut.
1) Bentuk-bentuk interaksi Dalam Komunitas Motor Trabas Pada Saat Melakukan acara Touring
Konflik pada dasarnya memang selalu ada dan tidak pernah terlepas dari mahluk hidup, konflik sering terjadi demi kepentingan maupun lainnya sering di lakukan, maka tidak heran konflik sering muncul dalam kehidupan ataupun dalam sebuah komunitas motor. Dalam sebuah komunitas motor inipun ada, seperti ungkapan Mas Arim adalah anggota yang mengatakan sebagai berikut:
“Saya tidak setuju adalah pada waktu acara touring di daerah Gunung Lio, saya dan anggota yang baru sering ketinggalan akhirnya saya sering di tinggalkan oleh anggota-anggota yang paling senior lain, akhirnya saya sering menegor dan marah-marah kepada anggota yang lain.” (Arim, Wawancara 9 Febuari 2013).
Hal tersebut kadang-kadang dapat mengundang konflik di antara anggota-anggota komunitas motor Trabas, namun para badan atau pengurus harian yang di bilang ketua komunitas motor mengambil
kebijakan bahwa permasalahan seperti itu ada jalan atau solusinya agar dapat terlaksana dengan baik tanpa ada permasalahan. Pengurus menerapkan aturan bahwa harus kerjasama di antara anggota-anggota yang lain. Kemudian para anggota komunitas motor itu setuju dengan adanya peraturan yang sudah dijelaskan oleh ketua komunitas motor Trabas untuk saling bersama-sama dan mematuhinya.
2) Bentuk Interaksi Masyarakat Dengan Komunitas Motor Trabas Konflik pada dasarnya memang selalu ada dan tidak pernah terlepas dari mahluk hidup. Konflik di lakukan oleh individu atau kelompok untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Maka tidak heran konflik sering muncul dalam kehidupan atau dalam sebuah kelompok, masyarakat. Dalam komunitas motor Trabas itupun ada sebuah konflik dengan sebuah masyarakat, seperti ungkapan bapak Urif Bayo sebagai berikut:
“Awalmulanya komunitas motor Trabas itu sering melakukan agendanya setiap hari minggu pagi sekitar pukul 09.00 pagi, dengan agenda acara touring bersama di Gunung Lio dan lain sebagainya. Maka masyarakat yang merasa punya perkebunan di hutan, tanaman, sayuran di hutan, maka masyarakat merasa takut tanamannya itu rusak dilalui oleh para komunitas motor Trabas’’. (Urif Bagyo, Wawancara 16 Febuari 2013)
Hal tersebut juga mengundang konflik antara masyarakat dengan komunitas motor Trabas. Konflik tersebut tidak melebar jauh masih
bisa diatasi dengan cara kekeluargaan dengan cara mengganti rugi atau kerjasama saling membantu antar masyarakat, akhirnya masyarakat memakluminya dan menyadarinya. Namun peran badan atau pengurus komunitas motor Trabas itu mengambil kebijakan terhadap anggotanya bahwa pada saat komunitas motor Trabas itu melakukan acara touring bersama jangan sampai merusak tanaman milik petani atau milik masyarakat. Hal tersebut ditanggapi oleh anggota komunitas motor Trabas semuanya.
3) Bentuk Interaksi Anggota Keluarga dengan Komunitas Motor Trabas
Konflik adalah suatu proses sosial yang di lakukan oleh individu atau kelompok untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan. Dalam komunitas motor Trabas itupun ada sebuah konflik dengan anggota keluarga dengan komunitas motor Trabas. Kali ini akan dijelaskan oleh Mas Risno Bando sebagai berikut:
“Pada dasarnya anggota komunitas motor Trabas itu mempunyai latar belakang keluarga yang utuh seperti ibu, ayah ataupun istri dan anak. Saya sendiri sebagai anggota komunitas motor Trabas disini sering mengalami nasehat-nasehat atau omongan dari keluarga saya sendiri, faktanya saya kurang memperhatikan keluarga, kurang kasih saying terhadap istri dan anak-anak saya sendiri.” (Risno Bando, Wawancara 14 Febuari 2013)
Hal tersebut juga mengundang konflik antara anggota komunitas motor Trabas dengan keluarga pribadi seperti ibu, ayah atau istri. Konflik tersebut pernah juga dialami oleh masing-masing anggota komunitas motor Trabas itu sendiri dengan anggota keluarganya sendiri. Dengan adanya acara atau agenda dari komunitas motor Trabas itu mengakibatkan anggota keluarganya was-was, takut terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap sebagian anggota keluarganya atau anaknya seperti kecelakaan terjatuh dari motor yang mengakibatkan patah tulang dan lain sebagainya.
C. Pokok-pokok Temuan Penelitian
Setelah terjawabnya rumusan permasalahan dalam penelitian ini juga menemukan hal-hal lain yang terjadi selama proses penelitian. Temuan ini pada dasarnya akan kembali disampaikan pada bagian peneutup, dengan berdasarkan hasil wawancara, obsevasi dan pencatatan dokumen maka didapatkan beberapa temuan, antara lain:
1) Sebuah komunitas tidak terlepas dalam sebuah perasaan suka maupun cinta terhadap hal yang disukainya atau sebuah hobi sama yang melekat di dalam diri individu. Hal tersebut bisa terlihat dalam komunitas motor Trabas, dengan adanya perasaan yang sama ataupun hobi yang sama mereka bisa membentuk suatu wadah atau keluarga
yang mewakili mereka untuk bisa beraktifitas maupun berkarya dalam sebuah otomotif.
2) Dalam sebuah komunitas motor Trabas itu tidak bisa terlepas dalam partisipasinya para anggota-anggota komunitas motor Trabas yang lain, karena partisipasi atau dorongan yang kuat dan saling menguatkan satu dengan yang lain untuk saling kerja sama dan gotongroyong sehingga bisa terlaksana dalam sebuah komunitas motor.
3) Adanya solidaritas yang sangat tinggi dalam sebuah komunitas motor Trabas itu, hal tersebut bisa terlihat pada saat acara-acara touring di laksanakan, kemudian terjadi solidaritas disaat anggota yang lain mengalami kendala terhadap motornya yang mengalami rusak atau mogok motornya, kemudian para anggota yang lainnya saling menolong atau saling membantu anggota yang mengalami kendala-kendala terhadap motornya. Dengan adanya rasa solidaritas atau sifat gotongroyong saling tolong menolong dalam sebuah komunitas motor Trabas itu bisa tetap bertahan sebaik-baiknya dan eksis.
4) Peran aktif pengurus komunitas motor Trabas yang ikut serta dalam hal-hal program dan kegiatan maupun agenda yang sering dilakukan para komunitas motor Trabas setiap satu minggu maupun bulan atau setiap tahunnya.
5) Peran masyarakat yang mendukung para komunitas motor Trabas untuk berkarya di dalam sebuah otomotif dan membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan, hal tersebut terlihat pada saat para komunitas motor Trabas melakukan bakti sosial seperti mengadakan sunat masal sasarannya kepada anak yang kurang mampu dan bakti sosial dalam hal menolong bencana alam seperti longsor sasaran masayrakat yang tertimpa musibah longsor.
6) Peran daerah setempat seperti kepala desa yang mendorong para komunitas motor Trabas untuk bisa tetap bertahan untuk tetap berkarya dan membantu sesama, hal tersebut bisa dilihat pada saat komunitas motor Trabas melakukuan acara sunat masal peran badan daerah seperti kepala desa itu memberikan pasilitas atau tempat untuk melakukan kegiatan sunat masal diselenggarakan.
7) Peran generasi penerus seperti anak-anak muda yang hobi terhadap otomotif motor mendukung dan ikutserta dalam sebuah motor Trabas untuk menjadi anggota-anggota komunitas motor Trabas itu adalah modal maupun awal kebangkitan untuk terus tetap bertahan dan terus melangkah kedepan.