• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PE NAT AAN RU ANG (RAKER 1 FEBRUARI 2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PE NAT AAN RU ANG (RAKER 1 FEBRUARI 2007)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Rapat Hari/tanggal Waktu Oengan Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Hadir PIMPINAN PANSUS

PE NAT AAN RU ANG (RAKER 1 FEBRUARI 2007) 2006-2007 111 Rapat Kerja Terbuka Kamis, 1 Februari 2007 Pukul 09.00 WIS

Menteri Pekerjaan Umum RI Ruang Rapat Komisi V OPR RI

1. Ors. H. M. Syarfi Hutauruk/Wakil Ketua Pansus RUU tentang Penataan Ruang

2. Abdullah Azwar Anas/Wakil Ketua Pansus RUU tentang Penataan Ruang

Ora. Hani Yuliasih/Kaset Pansus RUU tentang Penataan Ruang Pembahasan RUU tentang Penataan Ruang

... dari 51 orang Anggota Pansus 1. Ir. H. A. Rahman Syagaff/F-PPP 2. Drs. H. M. Syarfi Hutauruk/F-PG

3. Ir. H. Rendhy A. Lamadjido, M.B.A/F-POIP 4. Abdullah Azwar Anas/F-KB

5. M. Nasir DjamH, S.Ag./F-PKS 1. FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA (F-PG)

1. Ir. H. Soeharsojo

6. FRAKSI KEBANGKIT AN BANGSA (F-KB)

4 . .Ors. Kahar Muzakir 5. H. M. Malkan Amin

2. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN · (F-PDIP)

1 .. Nusyirwan Soejono 2. Ir. H. Heri Akhmadi

3.FRAKSI PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN(~PP~

1.

-1. H. Taufikurrahman Shaleh, S.H., M:Si. 2. Ors .. H. M. Oachlan Chudori

3. H. Ali Mubarak, Amd. Par. 7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS)

1. Ir. Abdul Hakim, M.M. 2. Ir. Wahyudin Munawir 3. Syamsu Hilal

8. FRAKSI BINT ANG PELOPOR DEMOKRASI (F-BPD)

1. Ors. H. Moh. Darus Agap

ARSIP

DPR

(2)

4. FRJ\KSI PARTAI OEMOKRAT (F·PD) 1. Maruahal Silalahi

2. Ir .. H. Hussein Abdul Azis, M.T.

9. FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI (F·PBR)

1.

-5. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F·PAN)

1. Ir. Cecep Rukmana, M.M.

10. FRAKSI PARTAI OAMAI SEJAHTERA (F·POS)

2. Ir' Afni Achmad

1.

-KETUA RAPAT (Ors. H. M. SYARFI HUTAURUK/F-PG): Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak Menteri, Bapak/lbu anggota Pansus yang kami hormati, karena hari sudah menunjukkan pukul sembilan lewat tigapuluh dua menit, seharusnya kita sudah bisa mulai, sesuai dengan tata tertib, kami akan cabut skors.

(SKORS DICABUT PUKUL 09.32)

Bapak/lbu yang kami hormati, sesuai dengan catatan yang ada pada kami, baru yang menandatangani absen hadir adalah delapan orang dari tujuh fraksi. Oleh sebab itu, sebaiknya sesuai dengan tata tertib ini belum kuorum

F·PD (MARUAHAL SILALAHI):

Pimpinan, ini kan kelanjutan kemarin? (Ya) Jadi cukup skors dicabut kita lanjut. KETUA RAPAT:

Ya, kecuali memang, apa namanya, kita merujuk kepada skorsing kemarin, namanya sudah kuorum, karena kemarin adalah kuorum, kan begitu. Ya silahkan!

F-PG

(Ir. H.

SOEHARSOJO):

Ketua, saya kira benar abang kita ini. Jadi saya kira karena kemarin itu kan diskors. KETUA RAPAT:

Pak Harsojo, baru kali ini Bapak menyatakan benar abang kita ini. Kalau kami sudah dari kemarin menyatakan ini benar. ·

F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

lni menunjukkan bahwa persahabatan saya sudah puluhan tahun dengan beliau ini. Dan saya kira waktu pak menteri, waktu teman-teman dari apa, jajaran PU kan juga datang ke sini untuk memberikan sesuatu karya, bukan golongan karya tapi suatu karya buat kita. Dan Pak Ha.kim segala sudah hujan-hujan datang ke- sini pagi-J?.agj dan teman-teman tentunya kan ingin berbuat sesuatu untuk bangsa dan negara. Kalau bisa sih kita lanjut sajalah Ketua!

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, ada dua fraksi menyatakan kita lanjut. Silahkan PAN! F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Kasih waktu deh sepuluh menit pak, toleransi sedikit mungkin masih ada di jalan, supaya dalam pembahasan, dalam Bahasa Sunda itu tidak corengcang-lah.

KETUA RAPAT: Ya, PKB!

F-KB (Ors. H.M. DACHLAN CHUDORI):

Saya setuju dilanjutkan saja pak, toh nanti kita dalam bertemu lagi di Panja atau Tim.

ARSIP

DPR

(3)

KETUA RAPAT:

PKS! Oh ya, ada satu lagi, BPD sudah datang. Silahkan PKS! F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Bukan BPD-nya pak, saya melihatnya sebagai Badan Kehormatan. Nggak boleh telat kan kalau,

F-PKS (Ir. ABDUL HAKIM, M.M.): Setuju dilanjut?

KETUA RAPAT:

BPD ya! Berarti sudah delapan fraksi. Oleh sebab itu, menurut karni sembilan fraksi dari PDIP. Oleh sebab itu, kita coba setujui bahwa kita akan lanjutkan.

Pak Menteri dan Bapak/lbu yang kami hormati, sebelum kita mulai untuk DIM berikutnya ada beberapa hal yang perlu kami laporkan; pertama, dari pembahasan kita tanggal 25 Januari yang lalu dilanujutkan dengan tanggal 31 Januari kemarin, hampir satu hari penuh kita telah berhasil menyelesaikan yaitu tujuh puluh DIM yang bersifat tetap dan perlu dibawa ke sinkronisasi atau Timsin. Kemudian, 136 DIM dibawa ke Panja. Kemudian 20 DIM dibawa ke Timus atau Tim Perumus. Oleh sebab itu, kita sudah menghasilkan sebanyak 226 DIM. Mudah-mudahan dengan kesabaran dengan kerjasama kita, baik antara Pansus DPR RI maupun dengan Pemerintah kita bisa menyelesaikan, mudah-mudahan kita berharap bisa kita selesaikan Rapat Kerja pada hari ini membahas semua DIM. Kiranya, tentunya setelah ini kita berharap kita lebih serius lagi untuk berdiskusi dalam Panitia Kerja berikutnya. Oleh sebab itu, menurut kami untuk mempersingkat waktu sesuai dengan mekanisme yang ada dari apa yang kami sampaikan dan kita putuskan bersama kernarin, kita rnulai hari ini dari DIM 226, buku apa ini, buku orange. Buku pink ya? Buku pink. Karena buku hijau kemarin sudah sudah selesai, kernudian kita rnasuk kepada buku pink dengan DIM 226. Kemudian atas kesepakatan kita bersarna bahwa dari hasil rnasukan-rnasukan fraksi tinggal kita mintakan kepada Pernerintah, kami ulang sekali lagi kepada Bapak/lbu sekalian bahwa kita hanya mempersilahkan jawaban atau rurnusan baru dari Pemerintah dari rnasukan-masukan DIM fraksi-fraksi. Jika itu nanti kita bisa mene~ima, fraksi-fraksi yang berbeda bisa menerima kita bahwa akan tetap dan akan dirumuskan oleh Timsin, jika tidak kita bawa ke Panja atau sudah selesai kita bawa ke Timus. Oleh sebab itu, kami persilahkan kepada Menteri mewakili Pernerintah untuk menyampaikan subsatnsi perubahan atau rumusan baru dari DIM ke 226. Kami persilahkan!

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Menurut catatan saya kok kayaknya sudah lewat 226 kemarin ya? Caba, coba kita lihat dulu pak satu-satu ya pak!

F-PKS {Ir. ABDUL HAKIM, M.M.):

Wilayah kabupaten, ini pak, 'perencanaan tata. r~C;1ng wilayah kabupaten/kota'. Ya, baru nyampai di point a-nya. Jadi memang b dan c menyesuaikan ke a. Jadi ke Panja saja!

KETUA RAPAT:

Kalau kemarin Pak Menteri, kita baru menyelesaikan 225, di buku hijau. Tinggal 226. Ya, norma, standar, pedoman, dan wilayah kabupaten/kota. PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

'Penyusunan rencana tata ruang wi/ayah kabupaten di/akukan dengan mengacu kepada rencana tata ruang wilalyah nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi', kemarin sudah kita sepakati. Berikutnya adalah 'mengacu frepada norma, standar, pedornan, dan manual bidang penataan ruang', kemarin disepakati pakai 'pedoman' saja. Berarti oke kan yang 226? Ya, katanya pedoman saja pak, yang lain dibuang. Sebelumnya begitu, terus selain norma, standar, pedoman, dan manual bidang penataan ruang juga harus mengacu kepada rencana pembangunan jangka panjang daerah. Bagaimana, ini mau kita terima nggak?

ARSIP

DPR

(4)

KETUA RAPAT:

Baik, ada masukan ini dari Partai Golkar.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Kalau saya lihat di sini umumnya tetap. PKS menyampaikan frasa 'standar' diganti dengan 'pedoman' sudah kita ikuti. Jadi saya kira oke yang c ya? 'Rencana pembangunan jangka panjang daerah.' Ya, oke!

KETUA RAPAT:

Saya melihat Bapak/lbu sekalian, antara DIM 226 dan 227 ini nampaknya kebanyakan adalah tetap. Ada perubahan-perubahan yang soal pedoman hampir semuanya menyatakan setuju dengan 'pedoman' saja. Saya tawarkan 226 dan 227 apakah kita bersifat tetap dan diperbaiki di Timsin. Setuju? Berpihak, tapi ini karena ke Timsin, karena susunan-susunan itu bos. Begitu kan? Setuju PDS?

(RAPAT: SETUJU) PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Bapak sekalian, saya teruskan, ini yang 228 ini jadi supaya nyantol terus dengan yang di atasnya. Jadi selain mengacu pada tiga hal itu ju9a harus mengacu terhadap penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten dilaksanakan dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah kabupaten dan kota yang berbatasan. lni adalahi anu yang kedua. lni, kalau ini banyak usulan ini pak.

KETUA RAPAT:

Baik dari DIM 228, baik Partai Golkar, PDIP, hampir seluruhnya ini adalah PPP yang kita tunggu-tunggu dari muktamar, Demokrat, PKS, juga menyatakan ada perubahan-perubahan.

F-PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

Sebentar ketua, sebelum ditawarkan untuk ke Panja atau ke Tim Perumus mungkin bapak sudah ada rumusan barunya bagaimana dari 228 pak?

KETUA RAPAT:

Sesuai dengan kesepakatan mungkin sudah ada rumusan baru dari Pernerintah, Pak Menteri.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Rumusannya adalah, 'Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten dilaksanakan dengan memperhatikan .... yang tadi ya, kalau tadi yang berbatasan. 'Perkembangan /ingkungan strategis kabupaten dan hasil peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah kabupaten yang ada, kepada upaya pemerataan pembangunan Clan pmturnbuhan ekonomi kabupaten keselarasan dengan rencana pembangunan jangka panjang kabupaten, daya dukung dan daya tampung fingkungan kabupaten, rencana peraturan wilayah kabupatenlkota yang berbatasan'. Jadi yang banyak tadi sebenarnya yang sama hanya yang di bawah, kernudian yang tengah saya baca tadi kelihatannya tambahan-tambahan. T api kalau usul ini dipanjakan saja karena yang pikir yang tengah-tengah tadi sudah mungkin ada yang bisa masuk da~am kelompok satu a, b, c tadi.

KETUA RAPAT:

Baik, untuk merangkum daripada pendapat-pendapat fraksi, pemerintah mengusulkan untuk sebaiknya di Panjakan saja. Setuju di Panjakan?

(RAPAT: SETUJU) PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Pas al 26, 'Rencana tat a ruang wilayah kabupaten memuat.. ... ', say a kira tetap pak ini.

ARSIP

DPR

(5)

KETUA RAPAT:

DIM 229. Dari DIM 229 Bapak/lbu sekalian, hampir semuanya fraksi menyatakan tetap hanya perubahan pasal. ltu di Timsin, kecuali fraksi Partai Amanat Nasional mengajukan perubahan substansi. Kami persilahkan pak!

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.): . Terima kasih.

Fraksi Partai Amanat Nasional mengajukan perubahan substansi, nanti pasalnya memang kami juga bergeser, tapi ini nanti di Timsin, kami kemukakan bahwa 'Rencana tata ruang wilayah kabupaten!kota merupakan strategi pemanfaatan ruang wilayah kabupatenlkota.' Jadi rencana wilayah ini masih merupakan strategi. Kemudian kedua, 'Rencana tata ruang wilayah kabupatenl kota. memuat... .. ,' baru bergeser semua. Jadi saya pikir dipanjakan saja.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Silahkan Pemerintah!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Jadi saya kira dipanjakan. Namum kalau saya boleh usul, sebenarnya yang diusulkan PAN tadi, yang itu kan bisa, itu kan bisa dijadikan muatan begitu .. Jadi kepalanya tetap ini nanti muatannya salah satunya adalah itu tadi, 'bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten itu memuat strategi pemanfaatan ruang wilayah kabupatenlkota', gitu. Kalau itu masuk di, ini kan sudah masuk sebenarnya. Jadi 229-nya tetap.

KETUA RAPAT:

Baik, 229-nya apakah memang setelah jawaban Pemerintah, PAN mungkin bisa kita anggap tetap, karena muatannya bisa di surat, pengertiannya (tidak jelas).

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Maksudnya, kita ingin mempertegas bahwa rencana tata ruang ini sebagai, jadi ada, ada satu definisi tersendiri, begitu, bahwa sebelum menyangkut, memuat apa gitu. Jadi apa yang sebenarnya disebut tata ruang wilayah kabupaten begitu. Jadi saya kira ini tetap kita usulkan untuk dijadikan apa, dibahas di Panja begitu.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Silahkan Pak!

F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO): T erima kasih ketua.

Kalau menurut saya, ini kan sebetulnya rhasalah .penernpatan, jadi seyogyanya jangan dipanjakan tetapi di Timsin. Jadi disinkronisasi penempatannya saja nanti, sebab subtasi itu kan sudah ada, seperti yang disampaikan Pemerintah tadi. lni mohon pengertian teman-teman dari PAN terima kasih.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Baik, terima kasih, ini bukan hanya masalah sinkronisasi tetapi kita memasukkan substansi baru gitu. Kalau memang diterima substasi ini, saya kira saya setuju untuk di-Timsinkan.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, ini substansinya, ini akan masuk ke, akan diterima tapi mungkin kita bawa ke Timsin tidak lagi ke Panja.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Mohon dijadikan catatan bahwa ini masuk substansi yang Pasal 26 nomor satu gitu. Dari PAN!

ARSIP

DPR

(6)

F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

lnterupsi ketua, saya belum bisa menerima pikiran dari PAN itu, oleh karena itu perlu dikaji secara mendalam di Panja. Tidak apakah dia masuk apa tidak, nanti tergantung dengan diskusi kita di Panja.

KETUA RAPAT:

Kalau begitu oke. Kalau begitu kita bawa ke Panja, setuju ya? (RAPAT: SETUJU)

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Jadi saya teruskan, 'Rencana peraturan wilayah kabupaten memuat .... '. ltu masuk Panja karena ada usulan. Nah, memuatnya itu adalah yang a, itu 'tujuan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten' dan pemerintah mengusulkan 'tujuan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dan kabupaten'. lni sebenarnya yang meng-cover tadi, maksud saya. Tapi kalau mau dibahas lagi di Panja ya oke. Berarti ya semua harus ke Panja kalau begitu pak!

KETUA RAPAT:

Baik, Bapak/lbu tolong kita sisir sampai 231, 237, kemudian 238. Karena itu satu kesatuan yang kita ada perubahan-perubahan di sana-sini. Oleh sebab itu, kita, saya tawarkan tanpa jawaban daripada Pemerintah, dari DIM 230 sampai 238 ada yang menawarkan untuk dibawa ke Panja, bahkan 239. Bagaimana? Ndak, kita lihat dulu sampai 239. Ya, menawarkan dibawakan ke Panja, Pak Pastor setuju?

F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Pak ketua, saya kira betul ini, karena 239 itu kan ayat (2) kemudian ada huruf a, b, c dan sebagainya itu sampai 24 berapa itu? T api itu rangkaian kan? Jadi kalau masuk itu masuk semua.

KETUA RAPAT:

Baik, tawaran dari F-PG kita lihat sampai 247. Ya, dii 24~> itu banyak yang tetap, tapi kalau mengacu kepada DIM sebelumnya memang ada perubahan-perubahan ini. Ya, ada beberapa DIM yang tetap tapi jika merujuk kepada DIM sebelumnya ini akan terjadi perubahan-perubahan, jika ini tadi DIM 238 ke Panja, akan berpengaruh kepada DIM sampai 247. Oleh sebab itu, sebelumnya harusnya ada jawaban Pemerintah, tapi ada permintaan yang DIM ini langsung kita bawa ke Panja dari 230, 229 sampai 247 ini kita bawa ke Panja. Setuju? Ya?

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Pemerintah harus tetap diberi kesempatan untuk menjawab. KETUA RAPAT:

Ya, makanya saya sedang menawarkan kepada.P.enierintah. F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Dari PDIP itu soalnya prates, kenapa kok hanya ketua sama menteri yang jaketnya sama katanya gitu.

KETUA RAPAT:

Lho, Pak Nusyirwan kan kita sudah bagi, cuma dia ndak mau pakai. Sudah, sudah kita bagi minggu yang lalu ya! Cuma Pak Nusyirwan ngga pakai. Silahkan Pak Menteri! Setuju di-Panjakan 229 sampai 247?

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Kalau 245 Pak, itu kan sudah oke, bawa ke Timsin saja, ini kan 'Jangka waktu rencana tata ruang wilayah kabupaten adalah 20 tahun'. lni kan sudah pasti toh? Yang 245!

KETUA RAPAT: Ya, itu saja?

ARSIP

DPR

(7)

F·PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Sebentar pak ketua, pak mungkin perlu penjelasan kenapa 20 tahun. Nggak perlu penjelasan dari Pemerintah?

KETUA RAPAT: Silahkan!

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Kemarin sudah kita sepakati karena RPJP itu 20 tahun. Ya kemarin kesepakatannya begitu, ini sudah disepakati kemarin ini.

KETUA RAPAT: Ya, betul!

F·PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Baik pimpinan, dalam hal ini memang PAN juga mencantumkan bahwa rencana tata ruang kabupaten itu 20 tahun, oleh karena itu saya sebenarnya menyetujui gitu, walaupun nanti Timsin di mana ininya, apa, tempatnya gitu.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, kalau begitu saya tawarkan, dari 229 sampai 247 kecuali 245 kita tetap Timsin yang lain Panja. Setuju ya? 229, 244 Panja, 245 tetap Timsin, 246 dan 247 adalah ke Panja.

F-PG {Ors. KAHAR MUZAKIR):

Ketua, saya kira 246 ini kalau bisa di-Timsinkan, Timsinkan saja. Peninjauan itu lima tahun sekali kan nggak mungkin kita tinjau setahun sekali.

KETUA RAPAT:

Ya, itu makanya saya tadi ajak Bapak-bapak untuk kita sisir ini. Jangan sampai ada yang terlupa, kan begitu.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Ketua, PAN juga setuju untuk Timsinkan karena itu sudah, PAN juga mengusulkan seperti itu.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Kemudian, kita lihat 247!

F·PG (Ors. KAHAR MUZAKIR): · · .. .. ... · · · ·

246 itu kalimatnya itu yang kemarin salah itu ya? Kalimatnya sih, kalau ini disetujui ini! Ya, tapi bunyi kalimatnya ini pak, bunyi kalimatnya ini salah. Jadi setiap harinya harus bisa ditinjau. ltu kan kemarin. Nah, itu kalimat baru belum ditemukan. Nah, kemarin itu dimasukkan apa Panja, apa Timus ini. Panja

ya

kemarin?

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MiENTERI PU):

Saya usul Bapak, yang 246 barangkali Panja, memang tadi, karena ini sangat prinsip, kalimat ini, berarti itu kalau paling sedikit satu kali dalam lima tahun, itu bisa sepuluh kali, bisa saben bulan gitu loh.

KETUA RAPAT:

Oke, kalau begitu dari 225 sampai 244 dulu kita usulkan bawa ke Panja. Setuju Pemerintah?

(RAPAT: SETUJU)

ARSIP

DPR

(8)

245 kita bawa, kita tetap, karena PAN sudah menyatakan tetap tadi dan kita bawa ke Timsin. Setuju?

(RAPAT: SETUJU) Kemudian 246 dan 247 kita bawa ke Panja. F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

246 menurut saya itu Timus, karena substansi kan kita setuju, lirna tahun, cuma bahasanya ini kalau paling sedikit berarti bisa berarti satu hari sekali kan gitu. Jadi itu rumusan, redaksional. Jadi rumusan redaksi ini yang, jadi jangan jangan di-Panjakan, nanti kita ada pendapat enam, Hrna, tujuh, tahun gitu loh. Jadi perumusannya saja, redaksi. Jadi masuk Timus.

KETUA RAPAT:

Baik, ndak kami akan anu pak, kami sampaikan dulu Pak Harsojo, tadi ya FPG, bahwa ini kenapa 2tl6 dibawakan ke Panja, konkordan dengan DIM 191 kemarin, 191 kemarin, ayat seperti ini juga dibawa ke Panja. Oleh sebab itu, bersamaan dengan itu, 246 kita bawa juga ke Panja itu mengacunya kepada DIM 191 kemarin.

F-PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

Ketua, boleh! Saya setuju dengan apa yang disampaikan dengan oleh F-PG, bahwa karena lima tahunnya itu sudah disepakati, substansinya kan di lima tahunnya ini pak, bukan tiga atau empat atau sepuluh. Saal pengaturan kalimatnya, redaksionalnya, itu lebih tepat ini dibahas di Tim Perumus untuk menyusun seperti apa yang kita inginkan, kecuali kalau tahunnya ini berbeda-beda, Golkar minta tujuh tahun, kami delapan ini substansi namanya, perlu dibahas di Panja, ini saya dukung apa yang disampaikan Pak Harsojo.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, kalau gitu ijinkan kami menggilir, FIPG Timus, FPDIP Timus. Demokrat? Timus. KB? F-KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par .. ):

Saya sebentar sedikit yanya pak, ·mengenai masalah ini ya, kalau kita lihat dari 245 disebutkan ya jangka waktunya itu adalah

20

tahun. Di sini disebutkan dalarn jangka peninjauan kernbali dalam lima tahun. ltu saya mau li•t di sini frekuensi Hrna tahun itu, apakah nanti akan mengubah yang menjadi 20 tahun sesuai yang sudah ditetapkan apa tidak. lni perlu dibahas, maka usul saya di Panja saja pak. ·

Terima kasih. KETUA RAPAT:

PAN? Timus! Kemudian PKS? Timusl BPD?·· F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

Kita mengusulkan Panja, setela~· ada pikiran-pikiran yang perlu dijelaskan lebih mendalam.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, Bapak/lbu sekalian, ada dua minta Panja, saya minta persetujuan, kalau Pemerintah pak!

PEMERINT AH {DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Kalau, kalau yang, kalau saya Timus juga tidak apa-apa, kalau minta dijelaskan kenapa lima tahun, jadi kalau 20 tahun tadi adalah rencana iangka panjang, kalau lima tahun itu rencana jangka menengah. Tidak mungkin perjalanan dalam · waktu 20 tahun itu pasti ada sesuatu yang berkembang, sehingga setiap lima tahun itu diijinkan untuk menyesuaikan dengan apa yang terjadi, begitu sebenarnya. Pemikiran kami, pemikiran kita semua begitu.

ARSIP

DPR

(9)

F-KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par.):

Saya sedikit tanya pak! Kalau memang lima tahun ditinjau kembali, bagaimana kalau peninjauan lima tahun sekali itu melanggar daripada yang sudah ditentukan 20 tahun, 20 tahun kan .sudah jelas pak, ketentuannya adalah begini, tetapi lima tahun ditinjau kembali, ditinjau kembali bagaimana batasannya, ini yang mau saya tanya. Apakah bisa melanggar dari yang ditentukan untuk 20 tahun? Sekarang, misalnya satu contoh pak, mohon maaf ini pak ya, satu contoh ini adalah daerah-daerah pemukiman atau ini adalah daerah industri atau ini adalah daerah persawahan, dalam lima tahun yang akan datang, di daiam rencana tata kota yang 20 tahun itu tadi, tata ruang 20 tahun, sudah dijelaskan ini adalah daerah industri atau ini adalah daerah perumahan, apakah bisa dalam hal ini untuk lima tahun ditinjau itu mengubah untuk hal tersebut sebagai pokok yang 20 tahun. lni pertanyac;in saya di situ pal<. Bisa nggak, ataukah disesuaikan dengan keadaan yang bagaimana begitu.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Kalau di dalam pemikiran kami, prinsipnya tetap. Jadi arah yang 20 tahun itu tidak boleh berubah. Nah, namun ya itu tadi, karena apa, karena perubahan lingkungan itu kan memungkinkan ada sedikit penyesuaian, tapi secara prisnsip tidak boleh berubah. Ya, tidak boleh berubah. Nah, kalau perlu pak, kalau perlu di dalam penjelasan diberi penjelasan bahwa perubahan itu tidak boleh membelokkan gitu pak. Oke gitu pak.

KETUA RAPAT:

Kalau begitu setuju PKB?

F-KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par.):

Biar jelas, kan ada sesuatu rencana yang sudah dipatok oleh, umpamanya pemakai itu sampai 30 tahun. Kalau ini bisa ditinjau setiap lima tahun, apakah dia boleh meninjau yang sudah diijinkan sama 30 tahun itu.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Sebenarnya tidak boleh mengubah pak, tidak boleh mengubah. Di sini itu misalnya begini pak, kalau sudah kita tetapkan berlaku 20 tahun, ada bencana tsunami kaya Aceh itu loh, misalnya, untuk hal-hal seperti itu harus ada kemungkinan kita meninjau gitu, kalau tidak, mungkin nggak boleh dibangun gitu pak.

F-PG (Ors. KAHAR MUZAKIR):

Jadi, kalau gitu kita harus jelas ini pak, karena ini menyangkut substansi perubahan artinya, RTRW-nya itu, kalau bab peruntukan yang sudah disetujui. Perubahan ini, dengan kata-kata ini diperkenankan oleh undang-undang. Jadi para pelaksana undang-undang besok, itu akan bisa mengacu kepada undang-undang ini, memang kami diperkenankan setiap lima tahun mengubah. Masa dulu kami ijinkan selama 30 tahun, iya, tetapi undang-undang memperkenankan mengubah yang sudah kami ijinkan, kan jadi rancu ini .. J~d.i di sinilah sebenarnya substansi yang paling krusial, yang sekarang yang ingin kita ubah. Kemarin ada ijin tarnbang 30 tahun, ganti gubernur, sudah dieksp1lorasi, menghabiskan

141

juta dolar, (tidak jelas) 350 juta ton emas, gu9ernur yang baru tidak mau dengan alasan mau mengubah tata ruang provinsi, nah ini, ini harus kita diskusikan secara rigit, bahwa perubahan-perubahan yang dimungkinkan perubahan apa saja, tidak boleh, ini artinya memungkinkan, memberi peluang kita kepada orang yang mernbuat tata ruang provinsi, kabupaten/kota, setiap lima tahun untuk merifisi atau rnengubah, meninjau kembali. Nah, yang boleh diubah, oke, boleh diubah. Tapi yang boleh diubah, artinya yang belum diberikan ijin. Jadi artinya, yang di sini harus diberikan penjelasan yang riigit, dalam penjelasan pasal ini itu secara jelas, yang boleh diubah itu artinya yang belum diberikan ijin yang melibihi daripada lima tahun itu. Kalau yang sudah diberikan ijin sampai 30 tahun ndak boleh diubah lagi, akibatnya tidak ada kepastian hukum, kalau umpamanya diubah lima tahun, Bapak sudah beri ijin untuk perumahan dan selama 30 tahun HGB-nya di situ dia sudah dirikan, tahu-tahu lima tahun boleh

di~bah, kan kacau, pertambangan.

ARSIP

DPR

(10)

KETUA RAPAT:

Pak Kahar kalau bisa usulannya penjelasan saja atau perlu penjelasan yang ini atau Timus atau apa.

Baik! Baik kalau begitu. (Nusyriwan: Ketua!) Silahkan! · F·PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

Ketua, mungkin perlu diklarifikasi dari Pemerintah, bahwa istilah review, istilah meninjau itu tentunya berbeda dengan peruabahan, sehingga mungkin ini akan ditegaskan karena sudah masuk di pasal, ada klausul di penjelasan, ini usul kamL Jadi untuk lebih memberikan arti yang tidak duplikasi soal perubahan dan tinjauan, di sini kayaknya yang menjadi soal adalah peristilahan tinjauan dan perubahan, karena revisi itu tidak sama dengan apa, review itu tidak sama dengan sebuah perubahan, ini penegasannya hanya di penjelasannya saja pak.

F·PDIP (Ir. H. HERi AKHMADI}:

Pak Ketua, sedikit menambahkan juga bahwa setiap undang-undang bisa saja diubah,

per~turan perundangan bisa saja diubah, tetapi sebuah kontrak yang sudah mengikat itu tetap

mengikat sesuai dengan bunyinya itu. Jadi ini tidak perlu dikhawatirkan sebenarnya. Jadi misalkan tata: ruang bisa saja berubah, tapi kontrak-kontrak yang sudah ada tentu saja tidak bisa dihapuskan. ltu pasti ada ketentuannya, seperti itu, itu berlaku umum dalam setiap undang-undang. Jadi pada hemat saya tidak perlu di, bahwa review itu tidak perlu kelewat ditakutkan juga. Kembali lagi kami mungkin mengusulkan tadi kami mendukung usulan yang dari Golkar, untuk ini cukuplah di Timus saja.

Terima kasih.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.): Pimpinan, saya akhiri!

Jadi, undang-undang tata ruang kabupaten itu bisa dievaluasi itu kan. Jadi di evaluasi pak, dal4lm lima tahun sekali minimal satu kali. Karena, saya harus biisa menyesuaiakan dengan gerak dari ekonomi. Tiba-tiba saja sekarang muncul macam-macam pertumbuhan, investor, dan segala macam, itu harus segera gitu. RUU itu harus dievaluasi tidak harus menunggu sampai lima tahun gitu. Nah oleh karena itu, dimungkinkan untuk kapan saja dievaluasi, tapi evaluasi itu belum tentu diputuskan pak, karena itu harus melalui proses juga. Polres nanti ke apa, DPRD dan segala macam. Jadi belum tentu diputuskan. Dan itu juga bisa lagi1 ke masyarakat. Jadi saya pikir nggak usah dikhawatirkan. Jadi, kalau ke Timus itu ya hanya tinggal perumusan saja.

Terima kasih, wassalamu'a/aikum. KETUA RAPAT:

Baik!

F-KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par.):

Boleh lagi Pirnpinan! Saya, kanan, saya ·pak! · · KETUA RAPAT:

Ya, silahkan!

F·KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par.): Terima kasih.

Jadi saya lihat begini pak, kalau ini dengan ada apa asumsi boleh direvisi atau boleh ditinjau kembali, ya paling sedikit apa namanya, satu kali dalam lima tahun, itu bisa dilaksanakan, tapi dengan satu catatan tidak melanggar ketentuan yang sudah ditentukan oleh tata ruang yang dua puluh tahuh. Takutnya nanti di dalam mengubah yang saya takutkan pak nanti terjadi apa yang disebut permainan. lni akan terjadi pak, mesti.

KETUA RAPAT:

Ya pak, Pak Ali itu kan sudah tadii dijelaskan oleh Pemerintah bahwa tidak boleh mengubah konsep tata ruang yang duapuluh tahun, sudah tadi sudah meyakinkan kita, itu tadi, disampaikan oleh Pemerintah, jawaban Pemerintah.

ARSIP

DPR

(11)

F-KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par.):

Ya, maksud saya supaya dicantumkan di dalam undang-undangnya tersebut pak bagaimana baiknya begitu, karena ini undang-undang pak, jangan saya menjadi hal-hal itu. lni yang saya takutkan pak, kalau nggak masuk nanti akan digunakan oleh orang-orang yang, oknum yang tidak benar pak.

T erima kasih. KETUA RAPAT: Kalau begitu,

F-PG (H. M. MALKAN AMIN):

Maaf, maaf pak! (Ketua: Mungkin dari Pak Malkan tadi ada usulan?).

Kalau dikasih kesempatan Pak Ketua, untuk memperkuat. teman dari Fraksi Partai Golkar. Saya cuma ingin memberi penekanan, bahwa DIM yang ada dibahas sekarang, memberikan gambaran, bisa saja, memang ini ada untung ruginya, tapi karena ini pada wilayah kabupaten, bisa saja seorang walikota maupun bupati bisa menggunakan peluang ini untuk menjadikan penghijauan menjadi pertokoan semua, ruko. ltu bahayanya pak, dan ini terjadi di mana-mana. Jadi kalau menurut saran saya Pak Menteri, ini memang mungkin memerlukan pembahasan yang lebih ini dan pengkajian dari pihak Pemerintah. Karena itu saya lebih condong kalau ada tahapan berikutnya ini lebih panjang pembahasannya pak. Tetapi sebaliknya, kalau ada perubahan-perubahan keadaan mengarah kepada perbaikan ekonomi, tentu kan saja Pemerintah bisa minta pada aspek positif itu diberi peluang. Nah, sisa, sisa nanti, apa, substansinya seperti apa, sehingga kabupaten/kota itu tidak seenaknya mengubah, bisa saja dia gunakan dan Pak Menteri kadang-kadang garuk kepala, saya lihat kalau sudah tiba di daerah, toko semua pak. lni menurut saya, DIM ini menarik untuk bisa dilakukan pembahasan lebih mendalam, tidak memberikan peluang kepada kepala-kepala Pemerintah untuk menggunakan apa, celah yang ada ini untuk bisa dia ubah, yang hijau menjadi abu-abu umparnanya. Tapi sebaliknya juga kita khawatir kalau tidak ada peluang sarna sekali untuk pertumbuhan ekonomi di rnasa datang, seperti apa yang beliau tadi katakan. Jadi saya sarankan pak ketua kalau bisa ini diberi peluang, apakah di Timus, tapi harus ada pernbahasan yang cermat, karena ini rnerupakan hal yang selama ini kita,

KETUA RAPAT:

Baik, saya minta dari Pemerintah. Setuju di Panjakan? PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Ya kalau pembahasannya masih sedemikian keras, saya tidak keberatan dipanjakan .. Curnan begini pak ya, saya mernberikan anu, jadi kalau toh nanti di Panja, dalam pemikiran, dalam konsep kami itu dua puluh tahun itu ticlak boleh rnengubah prinsip, tapi harus ada kesernpatan kita untuk mengubah. Saya berikan contoh, dulu RTRW nasional yang sekarang ada, itu tidak mencantumkan adanya jalan tol antara Cirebon sampai Semarang. Waktu itu belum ada. Nah, sekarang ini kita ingin membangun ndak bisa,

Rarena

tem.yata jalur itu belum rnasuk di tata ruang, padahal rnenurut Perpres Nomor 36 yang boleh dibangun itu kalau dia ada di tata ruang. Nah, kalau itu kami harus membangun harus menunggu dua puluh tahun, saya kira ya tidak lucu lah itu ya. Jadi mesti harus kita ubah sekarang supaya jalan itu, karena ini mendukung pertumbuhan ekonomi harus di ini. lni saya hanya ingin memmjukkan bahwa review itu perlu, tapi memang saya setuju dengan Pak Malkan, saya kira perlu dibuat kalimal-kalimat dan apa, rambu-rambu yang balk. Nah, kalau itu memang masih memerlukan satu apa diskusi yang lebih rnatang ya silahkan kalau mau masuk Panja pak, kami nan ti siap memberikan masukan di sana.

KETUA RAPAT: Baik!

F-PG (H. M. MALKAN AMIN):

Pak ketua! (Ketua: Ya!) Sebelum pak ketua lanjutkan, barangkali apa yang ditekankan Pak Menteri itu menjadi catatan kita untuk masuk kepada Panja nanti kita terikat kepada itu bahwa untuk tidak boleh mengubah sampai dengan jangka waktu duapuluh tahun, walaupun ada peluang-peluang. Jadi sisa redaksinya nanti dengan teman-teman di fraksi kita diskusikan.

ARSIP

DPR

(12)

KETUA RAPAT:

Baik, kembali kami tawarkan karena ini perlu diskusi panjang, semangatnya kita tahu pertumbuhan ekonomi kita juga perlu, tetapi tata ruang wilayah juga kita perlukan juga sehingga perubahannya itu juga perlu ada persyaratan. Oleh sebab itu, DIM 246 kita, saya tawarkan apakah setuju kita bawa ke Panja? Setuju?

(RAPAT: SETUJU) PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Saya lanjutkan Bapak Ketua, DIM 247 ini saya kira sudah standar, 'Rencana tata ruang wilayah kabupaten ditetapkan dengan peraturan daerah'. Saya kira kemarin sudah banyak provinsi juga begitu, nasional dengan PP pak. Jadi kami mengusulkan kalau bisa tetap.

KETUA RAPAT: .

Baik, Bapak/lbu sekalian, hanya perubahan substansi tidak ada, yang ada perubahan letak dariPPP, yang selebihnya adalah tetap. Kita sepakat kemarin, ka\au PPP ini substansi yang cukup berarti, itu kita bawa Panja. Tetapi kalau hanya soal peletakan kita bawa ke Timsin. Oleh sebab itu, saya tawarkan apakah ini tetap dan rumusannya di Timsin? Setuju?

F·PKS (Ir. WAHYUDIN MUNAWIR):

Pimpinan! Walaupun kita ingin menghormati apa namanya, PPP ya, jangan sampai kemudian, sehingga saya pesan Bamus itu agar dihormati, bahkan dia mengambil keputusan itu untuk dihormati begitu. Jadi, kalau memungkinkan ya alakadarnya di Panja juga nggak apa-apa, nanti kan tidak lama mungkin kalau,

KETUA RAPAT:

Ya, saya juga mengikuti apa yang diputuskan, diminta oleh anggota kemarin, bahwa kalau itu hanya letak, itu kita bawa saja ke Timsin. Tetapi kalau itu substansi kita harus hormati walaupun dia lidak datang, kita hormati kita bawa ke Panja. Maka, oleh sebab itu, mekanisme itu kami tetap lalui, kalau itu substansi dari kernarin kami akan bawa ke Panja, itiu jawaban karni.

Terirna kasih pak.

DIM 248, di pasal, di DIM 248 ini Partai Golkar tetap, Pasal 27 pun jadi Pasal 36. PDIP menyempurnakan redaksi, tapi diganti rnenjadi Pasal 26. PPP rnenjadi Pasal 28 dengan tetap. Partai Demokerat substansi berubah. Kemudian PKS mengganti seluruh isi pasal ini. Kernudian BPD kalimat 'detail' diganti dengan kalimat 'rinci'. Silahkan Pernelintah!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

lni karena masih banyak pak usulan-usulan, saya usul Panja saja. KETUA RAPAT:

Ada permintaan karena ini rumusan substansinya banyak usulan-usulan dari per fraksi, kemudian ini kita tawarkan, kita bawa ke Panja. Setuju? Setuju PKS, Pak Hakim?

(RAPAT: SETUJU) DIM 249!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

'Rencana detail tafa ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan daerah', Jadi ini hanya mengganti 'detail' dengan 'rinci' pak, harnpir semuanya begitu. Jadi sernuanya menyatakan tetap, kecuali kata 'rinci' diganti dengan detail, eh sorry, 'detail' diganti dengan 'rinci'.

KETUA RAPAT:

Baik, Bapak/lbu sekalian, ini semuanya menyatakan tetap, DIM 249, dengan kalimat 'rencana detail' diganti dengan 'rencana rinci'. Oleh sebab itu, kalau ini kita sepakati ini tetap dan Timsin ya? Setuju?

(RAPAT: SETUJU)

ARSIP

DPR

(13)

Kalau 250, Partai Golkar tetap. PDIP lkal1imat ayat (3) dihapus. PPP tetap. Demokrat ayat

ini dihapus. PKB tetap. PKS Pasal 27 ayat (3) dihapus. BPD, selebihnya tetap. F·PDIP (Ir. H. HERi AKHMADI):

Pak ketua, PDIP mengusulkan pencabutan ini karena awalnya juga melihat rumusan ini

tida~ begitu jelas pak. T adi disebutkan bahwa tata ruang itu sendiri dibentuk melalui Perda ya, Perda itu kan proses pembuatannya sudah ada aturannya, sementara di sini dinyatakan bahwa pernbuatan itu ditentukan dengan peraturan Bupati. Peraturan Bupati itu apa nanti ada peraturan Bupati yang mengatur pembuatan Perda, ini kan sebenarnya sudah, kalau Perda kan sudah ada prosedurnya sendiri. Jadi apa nggak tumpang tindih, apa nggak malah nggak karu-karuhan gitu. Karena itu, kami mengusulkan supaya ini dihapu1s saja. Tata ruang adalah memang pada tingkat kabupaten adalah Perda bentuknya dan proses pembuatrannya ya sesuai saja dengan pernbuatan Perda gitu.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Ya, kalau rnengacu kepada ayat (1), itu di Pasal 27, 'Rencana detail tata ruang untuk rencana tata ruang wilayah kabupaten dapat merubah rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten'. Nah, di ayat (3)-nya, 'Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman dan tata cara penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimal<sud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Bupati.' Oleh sebab itu, sernentara ini adalah kan Perda ada kan? Nah, dengan ini PDIP memintakan ayat (3) ini dicabut dan dihapus. Demokrat juga, ayat ini dihapus. PKS juga, ayat ini dihapus.

F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

Pak ketua, kita kan belum tahu alasan-alasan dari PKS, dari sepintas kilas dari PDIP sudah dijelaskan, tapi itu kan perlu didiskusikan. Oleh karena perlu diskusikan, menurut saya ini harus ke Panja.

KETUA RAPAT: Silahkan Pemerintah!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Ya, saya kira kalau mau dimasukkan Panja tidak keberatan, namun Pernerintah sebenarnya mengusulkan ini sudah termuat di ayat (1) tadi, sehingga bisa dihilangkan, tapi ya silahkan kalau mau dipanjakan.

KETUA RAPAT:

Baik, supaya lebih paripurna pembahasan kita, walaupun ... , F-PKS (Ir. ABDUL HAKIM, M.M.): - . . · ...

Pimpinan, saya kira itu usulan dihapus dulu sebagaimana disarnpaikan oleh Pernerintah, sebenarnya sudah terakomodir di usulan DIM 248. Jadi kalaupun toh mau ditetapkan juga bisa. Usu Ian dihapus karena sudah terakomodir di atas.

KETUA RAPAT:

Artinya, ini minta dihapus. Oleh sebab itu, usulan PKS, usulan PDIP, usulan Partai Demokrat, pemerintah setuju dihapus, karena sudah masuk di ayat sebelumnya. Kalau begitu tidak peru kita bawa ke Panja. Kalau memang setuju sudah Pemerintah, ini kita tetapkan saja menurut kami. Silahkan!

F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO): Terima kasih ketua.

Sebetulnya di sini yang dimaksudkan pada DIM 250 atau ayat (3) ini adalah, Ketentuan /ebih lanjut mengenai pedoman dan tata cara penyusunan, bukan rencana detail dari tata ruang. lni kan 'tata cara dan pedoman pembuatan pemyusunan'. Jadi ini lebih teknis kalau menurut saya. Kalau Pemerintah menganggap itu tidak perlu ada ketentuan mengenai bagaimana tata cara

ARSIP

DPR

(14)

teknisnya itu, ya bisa dihapus, tetapi apakah tidak sayang bahwa kesempatan untuk ada peraturan dari 'Bupati, untuk pedoman dan tata cara penyusunan itu bisa diadakan. Karena kan tidak seti~p kab~paten itu bisa mempunyai pengertian atau pengetahuan yang sama. Jadi bisa ada pedoman dan :tata cara penyusunan.

Terima kasih. KETUA RAPAT: Baik, silahkan PAN!

F·PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.): Terima kasih Pak Ketua.

Sebenarnya dari awal kita agak berbeda pendapat dengan Pemerintah. Yang disebut rencana rinci itu adalah rencana detail tingkat lingkungan yang . mengatur mengenai kepadatan bangunan, ketinggian, dan segala macam. Nah, sekarang tiba-tiba di tingkat kabupaten, tingkat provinsi ada rencana detail. Nah oleh karena itu, saya pingin kita. diskusikan di Panja masalah ini Pak Ketua, karena ada prinsip yang sangat berbeda sekali masalah rencana detail ini. Di rencana kabµpaten itu kita sepakat bahwa tadi itu hanya rencana strategis, tiba-tiba ada rencana detail di

ting~at kabupaten, rencana tata ruang wilayah. Oleh karena itu, secara prinsip ini dipanjakan. Saya pingin ini kita diskusikan di Panja.

· Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, tadi ada beberapa usulan fraksi dicabut, Pemerintah setuju, tetapi ada juga kalau itu kami tawarkan itu tetap dengan Tim Perumus saja atau tetap. Tetapi ada yang menginginkan ini di

Pa~ja. Saya tawarkan ada dua alternatif, apakah ini setuju, karena Pemerintah dicabut juga setuju, ke~udian kalau mau juga dibawa ke Panja Pemerintah juga setuju, kan begitu Pak Menteri. Oleh

se~ab itu saya tawarkan, apakah ini dibawa ke Panja? Setuju di Panja? (RAPAT: SETUJU)

DIM 251!

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

(Tidak jelas) Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota. Nah, ini tidak, judul saja, semua tetap. Oke ya?

KETUA RAPAT:

, Bapak/lbu sekalian, DIM 251 ini semua fraksi menyatakan tetap, kecuali Partai Demokrat. Tadi juga kecLiali PAN. PAN, silahkan PAN!

F·PAN

(ir.

CECEP RUKMANA, M.M~):· ··· ... ,. · · · · ·

Kami nggak memberikan komentar, tapi menganggap bahwa ini tidak perlu, karena ada rencana tata ruang kabupaten atau kota. Jadi tidak perlu lagi ada perencanaan kota secara khusus.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Partai Demokrat? Tetap atau, DIM 251, tetap saja, berarti mencabut kata tidak ada ini ya? Mencabut! Kalau begitu kita bawa ke Timsin, karena semuanya menyatakan tetap. Setuju?

(RAPAT: SETUJU) PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU): Tadi PAN kan nggak setuju pak! Ngga semua setuju.

ARSIP

DPR

(15)

KETUA RAPAT:

lya saya berpedoman kepada isi daripada DIM, hanya Partai Demokrat yang berkomentar dan kemudian Partai Demokrat sudah mencabut. Mekanisme kemarin, jika fraksi sudah mengusulkan kemudian mencabut, dengan kembali kepada tetap, maka kesimpulan kita adalah tetap. Masuk kita ke DIM 252.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

252 pasal, itu pasal 28 yang lama, 'Ketentuan perencanaan tata ruang wifayah kabupaten sebagaimana dimaksud dafam Pasaf 25, Pasaf 2'6, dan Pasaf 27 berfaku pufa untuk perencanaan tataruang wifayah kota'. Jadi mungkin nomornya yang berubah pak.

KETUA RAPAT:

Baik, dari semua fraksi, ini menyampaikan tetap, kecuali hanya perubahan-perubahan pasal, ya, iya, apa namanya, perubahan-perubahan tempat, penempatan, hanya kalau perubahan penempatan, sesuai dengan kesepakatan kita, ini kita tidak bahas lagi dibawa ke Timsin. saya tawarkan setuju kita dibawa ke Timsin?

(RAPAT: SETUJU) DIM 253!

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Pasal 29, 'Sefain ketentuan perencanaan tata ruang wifayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 -yang di atas tadi - rencana tata ruang wilayah memuat pufa - ini juga judul - ini hanya pasal, jadi kami usulkan tidak ada perubahan.

KETUA RAPAT:

Bapak/lbu sekalian, ini soal penempatan juga. PPP, Pasal 30 berubah menjadi Pasal 29. Kemudian Partai Golkar menjadi ayat (2). Demokrat,' letap. PAN tidak ada komentar. PKB tetap. PKS tetap. BPD tetap. Kami tawarkan Timsin? Setuju ya?

(RAPAT: SETUJU) PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Saya ulangi, yang tadi sudah disetujui, Selain ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kota sebagaimana dimaksud dafam Pasaf 28, rencana tata ruang wifayah kota memuat pufa a. - itu adalah DIM 254 - penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau. Kami mengusulkan tetap, dan saya kira semua tetap ini Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

254, semuanya menyatakan tetap.

254;

255 ya?. 256, · 254, 255, 256 tetap. Semuanya tetap! Dibawa ke Timsin, setuju ya? Pak Hakim? Ya! Pemerintah tetap ya?

~

(RAPAT: SETUJU) F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Pimpinan! Mohan maaf, yang 256 itu PAN memberikan substansi baru pimpinan, itu. Nah, ini nanti yang substansi barunya mohon dipanjak:an saja. Di halarnan 354.

KETUA RAPAT:

254 oke! 255 oke! 256 ada dari PAN, ada penambahan substansi baru. Di halaman 354, substansi baru.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Saya menerima, setuju dengan substansi baru, namun tempatnya adalah pada hak, kewajiban, dan peran masyarakat. Kalau boleh itu diatur di belakang, diatur di bab tersendiri pak. Tapi masuk dan saya kira sudah ada.

ARSIP

DPR

(16)

KETUA RAPAT:

Pak dari PAN, substansi baru ini disetujui oleh Pemerintalh, tapi penempatannya di bab, di tempat lainnya, di tempat lain.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

lni kan mengenai tambahan prosedur penyusunan rencana tata ruang gitu, mohon ini nanti urutan dan segala macam kita bahas di Panja saja pak.

KETUA RAPAT:

lni substansi apa urutan? F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Ketua, saya kira yang penting kita bicara kan substansi dulu, kalau substansinya itu belum oke, masuk dalam Panja, kalau substansinya sudah oke penempatan masuk Timsin. Tadi saya mendengar Pemerintah menjelaskan bahwa substansi ini ada te,tapi di bab atau pasal yang lain. Saya kira ini merupakan catatan dulu, mohon pengertian teman-teman dari PAN, catatan nanti pada saatnya seperti yang disampaikan Pemerintah, itu dibuka oleh teman-teman PAN.

Terima kasih.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Terima kasili, karena yang menyatakan Pak Soeharsojo, saya setuju pak. Ya, di dalam DIM yang lain, substansinya diterima untuk dipanjakan nanti.

KETUA RAPAT:

Ya, kalau begitu ini tetap, kemudian substansi muatan yang baru ini akan dimasuk, dengan catatan dimasukkan kepada bab lain, dibahas dalam bab lain ya. DIM 256 itu catatan daripada PAN.

Sekarang 257!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

257, itu pasal 30, saya bacakan, 'Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasa/ 29 ayat (1) lmruf a, terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka fJijau privat.'

lni banyak yang tetap dan banyak yang pasalnya mengusulkan atau berubah dari penomeran pasal.

KETUA RAPAT:

DIM 257 kita sisir apakah ini masuk ke Timsin atau juga ke Panja. DIM 257 Pak, Partai Golkar ada penyimpanan silahkan.

F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Terimakasih, kami ingin ada satu penjelasarqJa.ri. Pemerintah, karena berkaitan dengan usulan dari F-PG yaitu ruang terbuka hijau privat atau privat, sebab F-PG mengusulkan ruang terbuka hijau privat milik masyarakat, ini adalah satu kejelasan menurut versi Partai Golkar, bahwa hijau privat itu milik masyarakat. Kalau memang pengertiannya demikian kalau tidak keberatan ditambahin milik masyarakat, kalau itu dianggap tidak perlu nanti kita bahas apakah itu di dalam penjelasannya bisa disampaikan bahwa yang dimaksud dengan ruang terbuka hijau privat itu adalah milik masyarakat, terimakasih Ketua.

KETUA RAPAT:

Baik, Pak Menteri ini nampaknya yang hanya minta apa namanya komentar dan substansi ini adalah Partai Golkar,. selebihnya tetap. Jika memang nanti ada rumusan atau persetujuan ini atau penjelasan dari Pemerintah bisa diterima oleh Partai Golkar ini bisa saja kita bahwa tetap. Silahkan!

ARSIP

DPR

(17)

F·PAN (Ir. AFNI ACHMAD):

Pak Ketua, sebentar Pak Menteri. Saya mohon penjelasan apakah undang-undang ini juga mengatur hak-hak pribadi Pak, termasuk ruang terbuka hijau pribadi, apa manfaat dimasukkannya hal itu dalam ketentuan ini Pak, saya mohon penjielasan.

KETUA RAPAT: Silahkan Pak Malkan!

F-PG (H. M. MALKAN AMIN):

lya, saya Cuma ingin memperkuat Pak, Pak Harsojo, mengenai kata privat dan publik saya hanya ingin mengingatkan supaya ada catatan disitu nanti apakah nanti di Panja atau di Timus supaya ini dipertanyakan apakah ini bahasa undang-undang atau bisa digunakan baku dibaca undang-undang atau, terimakasih.

KETUA RAPAT: Silahkan Pak Menteri!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Pertama bahasa nanti kita serahkan saja kepa~a juru bahasa, apa ada privat itu, terus yang kedua, Pak Harsojo saya setuju apa yang dijelaskan yang akan saya jelaskan sama dengan itu, .jadi kalau privat itu ya punya orang per orang, punya apa yah, yang bukan punya publik itu masuk privat. Terus apakah kita juga mengatur privat seperti tadi Pak Afni tanya, ia jadi makanya setiap kita memberikan izin bangunan seperti di Jakarta itu kalau dipikir kalau ditetapkan Pak, kalau di Jakarta itu harus sekian kalau di Jakarta selatan misalnya harus sekian prosen, sekian prosen itu ditetapkan itu yang kita maksud dengan kita juga mengatur masyarakat.

KETUA RAPAT:

Baik, dengan penjelasan ini dari Fraksi Partai Golkar sudah bisa menerirna. F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Maksudnya bisa ditambahkan supaya jelas ruang terbuka hijau privat milik masyarakat. Kalau itu tidak keberatan kita setuju, kalau tidak kalau itu keberatan masuk dalarn penjelasan, mana yang mau dipilih.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Privat apa itu sellalu milik masyarakat, ya masyarakat Bapak rnasyarakat ya semuanya itu dah, tapi badan usaha itu sebenarnya masuk disini Pak, itu termasuk privat, tapi apa rnau di nda tahu mana yang lebih urnum antara privat dan hak, saya setuju di penjelasan Pak kalau begitu. Jadi bagairnana kalau Timsin dengan penjelasan.

KETUA RAPAT:

Ya, kalau begitu ini dibawa ke Timus dengan penjelasan yah, berarti Golkar setuju maka kita tetapkan ini menjadi tetap dengan bawa ke Tim Perumus dengan perlu penjelaan, setuju.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Jadi saya teruskan 258 ini terusannya kalau tadi ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Nomor dua terusannya proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30

%

dari luas wilayah kota.

KETUA RAPAT:

Baik, dari DIM 258 Partai Golkar penempatan, kemudian PDIP ada kalimat yang dihapus, kemudian PKB yang masukkan ada substansi1 soal norma 30 % selebihnya tetap. Di gilir oke silahkan Partai Golkar.

ARSIP

DPR

(18)

F-PG (Ir. H. SOEHARSOJO):

Terimakasih, pada dasarnya substansi kita menyetujui tetapi memang mengusulkan supaya ayat (2) ini menjadi satu pasal tersendiri karena ini substansinya sudah mengatur mengenai proporsi, jadi jangan masuk di dalam ayat tentang ruan~1 terbuka, terimakasih. ·

KETUA RAPAT: Baik, PDIP!

F-PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

Kami hanya mohon penjelasan apabila ini penjelasan suclah bisa mengklarifikasi kami ikut saja mau dianggap tetap juga boleh. Disini kami inginkan adanya ruang terbuka hijau karena disini hanya ruang terbuka hijau saja kami tambahkan disini ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota karena ayat sebelumnya menyebutkan bahwa ruang terbuka hijau terdiri atas dua ruang hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Untuk yang ayat (2) disini penegasannya menurut kami adalah ruang terbuka hijau publik. Nah ini ini mohon penjelasan Pemerintah.

KETUA RAPAT: Silahkan PKB!

F-KB (H. ALI MUBARAK, Amd., Par.):

Terimakasih pimpinan, saya disini dengan proporsi yang 30 % Pak itu kita harus melihat daripada perkembangan kota Pak, ada satu kota yang penduduknya padat apakah kita tetapkan dengan 30 %, jadi saya lihat harus melihat dari proporsi daripada wilayah masing-masing Pak, kalau kepadatannya terlalu padat ini harus ada toleransinya kira-kjra berapa persen jadi saya lihat begitu makanya kalau kalau kita pegang denga satu pegangan ketentuan 30 % ini mestinya akan terjadi harnbatan dalam rnembangun kota-kota yang sudah padat Pak. Jadi proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota normatif 30 % dari luas wilayah kola dan tergantung rasio kepadatan penduduk kota dan jangkauan layanannya Pak, terirnakasih.

KETUA RAPAT:

Baik, dari Partai Golkar, Partai PDIP, rnaupun PKB minta penjelasan dan PKB tadi apakah ini bisa di apa narnanya dibandingkan dengan rasio kepadatan penduduk ataupun kepadatan kota, ap9kah ini berlaku umum semuanya 30 % tidak melihat lagi rasio kepadatan, silahkan Pernerintah.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Ya, pertama nomor proporsi ruang terbu1ka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota, terus dibawahnya proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 10 % dari luas wilayah kota. Jadi kita sudah bicara yang publik juga ada itu di ayat berikutnya, kalau angkanya mau ditarnbah itu mari kita pertimbangkan baik-baik atau mau diubah. Kata 30 % itu memang umumnya Pak, kota-kota yang_ qa,ik itu30 %, umumnya itu minimum tiga puluh persen nah nanti bagaimana kita mengatur untuk kota yang di misalnya daerah miring kota yang padat itu bagaimana nanti di diatur saja di dalam peratura111 pelaksanaan.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Pimpinan, kalau boleh saya urun rembug karena masalah kepadatan penduduk dengan ruang terbuka itu kan kadang-kadang tidak relevan, karena kalau udah rumah susun, apartemen kepadatannya itu tinggi Pak, tapi karena bangunannya tinggi-tinggi ruang terbukanya malahan lebih luas, jadi tidak relevan, jadi kalau ini menjadikan batasan kita buat saja, nanti bahwa dalam pembangunannya nanti yang kepadatan sekian itu nanti menjadi rumah susun itu bisa terjadi itu dalam kota-kota itu, tapi menjadikan acuan itu suatu hal yang bagus untuk suatu kota, terimakasih.

KETUA RAPAT:

Ya, silahkan! Sedikit saja!

ARSIP

DPR

(19)

F-PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

, Tidak tidak salah juga apabila pemerintah bisa menampilkan diluar deretran kata-kata ini mungkin cap matematisnya itu dari publik secara umum kota untuk gambaran secara umum kita semua permasalahan dasar saja Pak, untuk bisa membantu untuk pasal-pasal yang lain, terimakasih.

KETUA RAPAT:

Baik silahkan, Pak Menteri!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Saya tidak tahu apakah siapa disana yang hadir itu coret-coretan tangan disini saya buat tadi·pagi jadi tidak bisa disorotkan. Apa kalau saya jelaskan begini Bapak sekalian, yang namanya ruang terbuka privat itu adalah kebun-kebun kiita taman-taman kita itu dan itu biasanya diatur dengan KDB itu. Misalnya saya punya tanah di Cinere misalnya lima ratus meter yah, oh Pondok lndah itu KDB sekian itu berarti bahwa yang dibangun rumahnya hanya boleh sekian persen dan sisanya itu adalah kawasan terbuka hijau privat. Nah yang terbuka publik itu misalnya taman, taman kota kaya Monas itu kemudian di pinggiran kota itu kalau ada tanam-tanarnan itu itu ruang terbuka hijau publik juga, kalau ada Kali Ciliwung cuma sayang l<ali Ciliwung mestinya ada bantaran yang hijau itu adalah kawasan terbuka hijau publik. Bapak sekalian ini dari dari Bapak-bapak banyak yang mengusulkan angka 10 % ini menjadi 20 %. Dari Partai Golkar mengharapkan sepuluh persen itu menjadi 20 %, PDIP meminta menjadi 20 %, PPP minta menjadi 20 %, BPD .iuga 20 %, PKS minta dijadikan 20 %, BPD minta dianaikkan jadi 30 %. Jadi hampir sernua minta 20

%

dan kami bisa sepakat oleh sebab itu rumusannya men.iadi proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 % dari luas wilayah kota. 259, 259, yang 10 % tadi semuanya mengusulkan ditambah menjadi 20 %.

F-PG (H. M. MALKAN AMIN):

Pak Ketua, kalau kalau boleh, ya terimakasih Pak Menteri. Persoalan ruang terbuka hijau ini sudah menjadi problem nasional kita Pak, pada masa masa lalu jadi tidak ada sama sekali rasa tanggung jawab pihak penguasa katakanlah yang mempunyai kompentensi memberikan izin, nah kalau ini diberikan prosentase yang kecil maka itu deadlocknya tidak pernah akan sampai untuk waktu tertentu, karena itu saya ingin mengusulkan pada Pak Menteri barangkali ini memerlukan diskusi yang panjang mengenai besaran prosentase ini mungkin kalau bisa di Panjakan Pak, karena ini sungguh-sungguh seperti satu contoh di China itu sudah 40 % Pak Menteri bahkan di China berani merobohkan itu lokasi-lokasi tertentu dan itu pernah kami menyaksikan sendiri dirobohkan, tapi saya ada kekhawatiran di Indonesia kan nda ada mungkin kalau itu sudah rumah

pej~bat atau katakanlah itu rumah tokoh mana bisa kita robohkan izinnya saja sudah, kalau kalau boleh Pak Menteri ini betul-betul termasuk termasuk yang harus didiskusikan panjang pak ini mengenai prosentasinya.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik Bapak, lbu sekalian, DIM 258 DIM 259 karena ini dari PKB, PDIP kemudian juga dari Golkar soal prosentase dan kemudian dengan kepadatan penduduk maka oleh sebab itu perlu diperdalam dalam Panja, apakah memang saya tawarkan,. apakah DIM 258, 259 ini setuju kita bawa ke Panja, setuju Pak Menteri setuju. Setuju. DIM 260.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Saya bacakan 260, Pasal 31, proporsi ruang publik ditetapkan paling sedikit 40 % dari luas wilayah kota yang diperuntukan bagi ruang terbuka hijau publik dan ruang terbangun publik. Jadi ada lagi ruang terbangun publik, ruang terbangun itu misalnya ada jalan.

KETUA RAPAT:

Bapak, lbu sekalian dari DIM 260 ini ada banyak perobahan dari Partai Golkar memintakan empat puluh lima persen, kemudian PDIP ada perobahan pasal, PPP menjadi 45 % kemudian juga dari ada tambahan ayat, Partai Demokrat juga, oleh sebab itu, saya tawarkan ini

ARSIP

DPR

(20)

- - · ·

-kita bawa ke Panja itu bersamaan dengan ayat-ayat sebelumnya, setuju di Panja yah.Setuju. DIM 261.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Sebentar Pimpinan, di 259, PAN itu mengajukan substansi baru tetapi sebenarnya itu ada kesalahan peletakan, saya kira ini dan saya saya usulkan dan saya cabut untuk diusulkan tetapi ini menjadikan penjelasan, supaya dicatat saja.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU): 259 Pak ya?

KETUA RAPAT:

DIM 259 PAN tadi usulan untuk ke Panja tetap tapi usulan substansi baru ini mereka cabut untu.k dibawa ke penjelasan, catatannya usulan PAN dimasukan dalam penjelasan, usulan PAN substansi ya, Substansi usulan PAN dimasukan dalam penjelasan. DIM 261.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

261, ketentuan lebih lanjut mengenai standar luas ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan persyaratan minimal ruang publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur dengan Peraturan Menteri.

KETUA RAPAT:

Bapak, lbu sekalian, dari Partai Golkar tidak lagi Peraturan Menteri tapi Peraturan Pemerintah substansi ini, Kemudian dari ada ayat tambahan dari partai ada beberapa tambahan ayat kemudian PPP ada subsatnsi soal standar luas kemudian ada tambahan substansi baru, karena ini juga kita sepakat karena banyaknya substansi baru bukan sedikit dari PPP ini kita sepakat untuk, Pemerintah juga sepakat kemarin itu untuk bersama-sama kita bawa ke Panja, karni tawarkan setuju di Panja?

ANGGOTA PANSUS:

Sebentar Pak Ketua, artinya kalau usul dari PPP itu kita Panjakan siapapun nanti ketuanya bukan soal yah.

KETUA RAPAT:

lya kesepakatan untuk menghormati mukhtamar katanya, tapi kalau itu substansi kalau peletakan kita bawa ke Timsin, setuju Panja ya? Setuju?

DIM 262.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU}:

DIM 262 ini judul, BAB II, pemanfaatan ruang paragraf satu umum.

~ •. '·,··· ··.• •·t,· ·' '

KETUA RAPAT:

Baik Bapak, lbu yang kami hormati, DIM 262 itu kebanyakan tetap, hanya Partai Golkar bagian kedua ini diganti menjadi Bab VIII, substansi sama cuma dari bagian kedua Partai Golkar membuatkan jadi bab sendiri yaitu tentang judiul pemanfaatan ruang PDIP tetap, PPP tidak ada komentar, tetap tetap tetap tetap sampai kebawah jugaJetap, oleh sebab itu, oleh sebab itu kami tawarkan karena komentar dari PAN sudah Timsin ini kita bawa setuju ke Timsin, Timsin? Setuju.

DIM 263.

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

DIM 263 itu Pasal 33 lama, pemanfaatan ruang di~akukan melalui pelaksanaan program, pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.

KETUA RAPAT:

Kita mirHa komentar dari dua pertama, selebihnya tetap, kemudian Partai Demokrat ada muatan substansi kemudian PAN mengajukan perubahan. Silahkan Demokrat dulu, Opung, Pak Maruahal Silalahi, ini apakah tetap DIM 263 ini, ya berarti ini tetap gitu, ya mencabu~ mencabut

ARSIP

DPR

(21)

kalimat ini, perubahan ada ini, jangan-jangan main SMS terus, tapi substansinya ngga begitu pasal ini perlu disempurnakan dengan menambah muatan bahwa program pemanfaan ruang beserta (tidak jelas) silahkan kemudian PAN.

f·PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

PAN ingin mempertegas dan supaya ini menjadikan acuan bahwa dalam pemanfaatan ruang karena kalau perencanaan itu sudah seriing sekali kita bahas tapi mengenai pemanfaatan ternyata kita harus bukan hanya ruang daratan saja tapi ruang bawah permukaannya juga ruang udara dan perairan di atas air dan ruang bawah air jadi pemanfaatan itu mencakup semua (tidak jelas) saja di bawah permukaan. Pemanfaatan ini harus diatur Pak, karena tiba-tiba ada apa tempat parkir yang menerobos ke lewat dari kaplingnya misalnya seperti itu, jadi pemanfaatan ruang itu meliputi, tidak hanya ruang daratan saja.

T erima kasih. KETUA RAPAT:

Baik, kami minta penjelasan daripada Pemerintah sesuaiakan dengan keputusan kita kemarin, soal pemanfaatan ruang darat, udara, lautan.

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Pertama saya mengapresiasi usulannya Partai Demokrat, sehingga kami sebenarnya ingin tetap dan Partai Demokrat masuk di dalam penjelasan Pak, ini sudah kami catat program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dain seterusnya usulannya Partai Demokrat kalau di izinkan dua oleh Bapak-bapak itu kita masukan di dalam penjelasan. Kemudian usulan PAN, kita sudah kemarin sudah sepakat waktu itu kita bicara masalah ruang ya sudah otornatis laut, darat, udara gitu, jadi jangan sampai nanti diulang begitu terus tidak masuk kita Pak.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Pimpinan, maksud kita memang betul gitu hanya dalam pemanfaatan ruang itu ada pasal khljsus untuk pemanfaatan ruang daratan, ada khusus untuk apa di bawah permukaan kemudian ada ada pemanfaatan ruang di udara karena ini perlu diatur secara undang-undang, Tidak bisa digebyah uyah bahwa apa pemanfaatan ruang untuk semua gitu misalnya karena spesifikasinya berbeda antara antara pemanfaatan ruang daratan dengan ruang bawah tanah dan ruang udara misalnya, itu saya saya pikir jadi ada pasal subsltansi yang terpisah gitu.

T erima kasih. KETUA RAPAT:

Baik mungkin perlu saya jelaskan Pak Cecep, kemarin dalam ketentuan umum dalam ketentuan umum itu adalah memang ada mempertanyakan soal ruang bawah laut, ruang bawah tanah, dijelaskan oleh pemerintah pengertiannya, adalah sarna apa yang dirnaksud dengan diusulkan oleh kawan-kawan, oleh sebab itu nanti ini konkordan dengan yang kernarin tentu tidak perlu lagi kita buat lagi ruang di bawah laut, ruang perairan, ruang di bawah tanah, itu yang dimaksud oleh pernerintah tadi kan karena kemarin memang ada usulan itu tapi kurang diterima karena sudah rnencakup dalarn ketentuan urnurn kernarin. Jika ini berkenan, ini tidak kita rnasukkan di pasal tetapi sama dengan pernerintah tadi kita masukkan dalarn penjelasan, penjelasan. Ya silahkan!

F·l<B (H. TAUFIKURRAHMAN SHALEH, S.H., M.Si.):

Pirnpinan, pimpinan saya usul tetap sebagai undang-undang bahwa ada pernanfaatan ruang daratan yah, karena di dalam pengaturannya nanti akan berbeda dengan pemanfaatan ruang bawah permukaan gitu, dan juga berbeda sekali gitu, pengaturannya di dalam pemanfaatan ruang udara, oleh karena itu di pasal ini kita menginginkan bahwa di dalam pemanfaatan ruang itu dibagi bahwa ada pemanfaatan ruang di bawah tanah, di daratan, di udara, dan di air gitu, karena begitu kita tata ruang secara keseluruhan itu berbeda prinsip-prinsip dipermukaan daratan di bawah tanah gitu itu harus diatur Pak, pemanfaatannya ini. Saya kira ini saya saya berharap ini di Panja gitu kita bisa diskusi.

T erima kasih.

ARSIP

DPR

(22)

KETUA RAPAT: ,

Mewakili PPP Pak Taufik, ngga di PKB lagi sekarang, saya pikir sudah ada dari Pak Saifullah Yusuf rnasuk PPP saja dulu kan gitu, kita kan bingung. Silahkan tarnbahan dari PAN!

F-PAN (Ir. AFNI ACHMAD):

Kernarin kalau ngga salah Saudara dari PDIP mengusulkan soal ini, jadi bukan bukan bukan rnerupakan di penjelasan tapi akan dibahas di Panja tentang adanya ruang di bawah tanah, itu sudah dirnasukkan pada pasal sebelurnnya, kalau ngga salah PDIP sudah bisa dilihat apa narnanya hasil catatan kita kernarin, rnungkin Pak Nusyirwan bisa menjelaskan, kemarin kalau ngga salah kita sepakat sudah dibahaskan ke Panja.

KETUA RAPAT:

Baik silahkan Pernerintah, kita tunggu penjelasan anu, jawaban Pernerintah dulu baru nanti akan kita putuskan. Silahkan Pak Menteri!

PEMERINT AH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Yah karena kalau saya tahu yang dimakksud PAN. Kalau kita mernang sebenarnya pengaturan baik horizontal maupun vertikal tapi saya tahu yang dimaksud itu ada pasal sendiri mengatakan pemanfaatan ruang di bawah tanah, itu apa itu, ya gitu ya Pak ya, kalau itu saya kira perlu dipikir bareng-bareng sehingga mungkin masuknya di Panja.

F·PAN (Ir. AFNI ACHMAD):

Pak ketua, mohon interupsi sebentar, mungkin Pak Menteri bisa ingat kemarin kita sepakat usulnya PDIP kita terima, tentang pemanfaatan 1:uang, itu ada kita bairns kemarin, kemarin itu kita masukan termasuk di bawah tanah tadi, demikain usul kami' jadi tidak ada artinya itu kan dibahas di Panja.

KETUA RAPAT:

Ya, baik Pemerintahpun Pak Afni, nampaknya Pemerintah sarna PAN ini ngikut terus, Panja tetap PAN Panja tetap Pemerintah, setuju kita bawa ke Panja ? setuju yah ? Setuju. 263 Bos, Jangan main SMS terus, sekarang masuk ke DIM 264. ·

PEMERINTAH (DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Pemanfaatan ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan jangka waktu indikasi program pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang.

KETUA RAPAT:

Partai Golkar tetap, PDIP ada perubahan substansi, PPP tetap, Demokrat tidak ada perubahan, mengajukan perobahan PAN selebihnya tetap.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M:): .. ··

Saya pikir karena tadi kita berubah subtansinya pertama itu. KETUA RAPAT:

Pak Cecep bernafsu betul, saya belum (tidak jelas) sudah. F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.);

Ya, ya maaf maaf Pak Ketua, supaya kita efesien waktu saja, saya usul Pak semua pemanfaatan ruang ini semua DIM nya di ke Panjakan Pak, karena ini substansinya sangat prinsipil sekali gitu, kita harus pecah kalau PAN itu kan mengusulkan dipecah bahwa yang ini yang ini yang ini gitu, terima kasih. Kalau tadi diagram yang satu litu sudah setuju di Panjakan jadi kalau bisa seluruhnya di Panjakan aja Pak mengenai e bab pemanfaatan ruang ini terimakasih, wassalamu'alaikum. Ya begini kami sebetulnya disini tetap, nomornya saja yang berbeda berkaitan dengan pemanfaatan ruang kembali lagi seperti yang selalu kami utarakan, ini pemanfaatan ruang banyak ayatnya kalau misalnya pemerintah bisa memberikan penjelasan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang lebih sistematis kita semua bisa memahami kita tawarkan kembali dengan penjelasan itu bagaimana begitu. Terima kasih ~(etua.

ARSIP

DPR

Referensi

Dokumen terkait

Data Flow Diagram 1 (DFD Level 1) Maintenance Batas Waktu Pengisian Pada DFD level 1 mengelola data batas waktu pengisian untuk penilaian kinerja guru terdapat beberapa

Rencanal Tata Ruang Wilayah Daerah ~Tingkat II \yang ber~pa RencanaiUrnum Tata Ruang Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II adaiah kebijaksanaan pemerintah yang

Saya kira ini memang masih ada kaitan · dengan apa yang dibicaral&lt;an sebelumnya, kalau saya menangkap disini bahwa di daerah yang belum kompetisi itu bisa tidak ada

Usul PDI iti\ sebenarnya tidc:l.k terlalu mengubah ma.teri atau esensi ha - nya penyemuurna.an satu kata,aaya juga tidak seoara. penuh mengklaim bahwa,g sul itu

RI.. bisa saja tidak konsisten tidak bisa optimal oleh karena itu penerapannya melalui kewenangan Gubernur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota karena kita

Sebentar Pak, kemarin itu memang ada masalah yang Pak Djoko bilang, karena ada masalah soal swasta, bukan soal diatur soal yang statis ini bukan, tapi dalam

RI.. menjelaskan kembali mekanisme persidangan kita sehingga kita pada hari ini sudah masuk pada pembahasan DIM. Pertama, bahwa saya tidak usah bacakan satu per

Meskipun telah melakukan imunisasi tidak berarti balita tersebut bebas dari stunting karena terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting seperti pola asuh orang