• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN

PROGRAM PAKET C

DIREKTORAT PENDIDIKAN KESETARAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

2010

(3)

baik yang masih usia sekolah maupun usia dewasa. Oleh karena itu pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan masih perlu dikembangkan dan diperbaharui, melalui pemikiran kreatif dan inovatif, khususnya dalam diversifikasi pelayanan mengingat luas dan heterogennya cakupan sasaran Pendidikan Kesetaraan. Untuk itulah maka Pedoman Penyelenggaraan Program Paket A, Paket B dan Paket C, dan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan disusun agar dapat memberikan kemu-dahan bagi pendidik dan penyelenggara dalam melaksanakan pendidikan kesetaraan.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

SAMBUTAN

Pendidikan nasional sangat berperan bagi pembangunan manusia karena dapat menginvestasikan perwujudan manusia Indonesia yang berakhlak mulia, berkarakter produktif, dan berdaya saing sehingga dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Pendidikan sebagai hak azasi manusia tercantum pada pasal 28B ayat (2) UUD 1945 yang tertulis: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Pasal 28C ayat (1) yang tertulis, “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.

Sejalan dengan Undang-undang tersebut untuk memenuhi hak-hak warga negara terhadap akses pendidikan bermutu, Pendidikan Kesetaraan sebagai salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, telah diperkenakan mulai tahun 1990, terutama untuk kalangan marjinal. Jumlah peserta didik dan lulusan Pendidikan Kesetaraan terus meningkat setiap tahun terutama pada tahun 2006, bahkan secara signifikan telah membantu mereka yang terkendala dalam menyelesaikan pen-didikannya melalui jalur formal. Dengan demikian keberadaan Pendidikan Kesetaraan menjadi lebih penting dalam mening-katkan pendidikan sepanjang hayat di negara ini, dan terutama untuk menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun

Jakarta, Januari 2010

Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal.

(4)

pengambil keputusan, akademisi, praktisi, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan nasional semakin mamahami arti penting dan strategisnya Pendidikan Kesetaraan dalam sistem pendidikan nasional.

KATA PENGANTAR

Pendidikan dapat berperan untuk membangun kreativitas dan produktivitas SDM sekaligus penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan dunia kerja dan kesiapan belajar sepanjang hayat. Pendidikan Kesetaraan dirancang untuk memberikan pengakuan terhadap pembelajaran mandiri dan pengetahuan yang diperoleh di luar sekolah. Pendidikan Kesetaraan menguatkan kreativitas dan produktivitas yang mungkin telah berkembang pada seseorang melalui pembela-jaran kecakapan hidup. Kreativitas dan produktivitas peserta didik pendidikan kesetaraan sangat berpengaruh untuk mening-katkan mutu sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia yang kreatif dan produktif akan menampilkan hasil kerja atau kinerja yang baik, secara perorangan atau kelompok.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan kesetaraan, Direktorat Pendidikan Kesetaraan menyusun Pedoman Proses Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan yang memberikan rujukan teknis dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, potensi, dan karakteristik peserta didik.

Pedoman dan petunjuk teknis ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi para pembina, penyelenggara, penulis bahan ajar, pamong belajar, dan tutor dalam memberikan layanan terbaiknya untuk program-program pendidikan kesetaraan bagi warga masyarakat. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan

Jakarta, Januari 2010

Direktorat Pendidikan Kesetaraan

(5)

C. Penyaluran Dana BOP ... 21

D. Kewajiban Lembaga Penyelenggara ... 21

E. Peran dan Kewajiban Dinas Pendidikan atau P2PNFI atau BPPNFI ... 22

BAB IV. PELAPORAN A. Pelaporan Pengelolaan Dana Dekon... 23

BAB V. PENUTUP LAMPIRAN 1. Sistematika Proposal ... 26

2. Contoh Instumen Penilaian Administrasi, Substansi dan Visitasi... 31

3. Contoh Format Data Peserta Didik ... 36

4. Contoh Format Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 37

5. Sistematika Pelaporan ... 38

6. Contoh Perjanjian Kerjasama ... 40

7. Contoh Laporan Keuangan ... 48

8. Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Pelaksanaan Program dari Lembaga ... 49

9. Petunjuk penggunaan dana keterampilan Pendidikan Kesetaraan Integrasi Kewirausahaan ... 51

DAFTAR ISI SAMBUTAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 2

C. Maksud dan Tujuan ... 3

D. Pengertian ... 4

BAB II. PENYELENGGARAAN A. Jenis Lembaga/Satuan Lembaga ... 6

B. Persyaratan ... 6 C. Pendidik/Tutor ... 8 D. Bahan Ajar ... 8 E. Peserta Didik ... 9 F. Kelompok Belajar ... 10 G. Program Pembelajaran ... 11 H. Pembiayaan ... 12 I. Penjelasan Pembiayaan ... 13

J. Indikator Kunci Keberhasilan ... 18

BAB III. MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN A. Proses Penilaian ... 19

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Kesetaraan pada hakekatnya merupakan program pelayanan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dan in-formal, bertujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan setara SD, SMP dan SMA atau yang sederajat kepada warga ma-syarakat yang oleh karena sesuatu hal kebutuhan pendidikan-nya tidak mungkin dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal dan atau mereka dengan sadar memilih menempuh jalur pendidikan nonformal dan informal untuk menuntaskan pendi-dikannya.

Dalam pembangunan pendidikan nasional, pendidikan kese-taraan mempunyai dua peran strategis, yaitu; (1) penunjang suksesnya Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dengan pro-gram utamanya Paket A setara SD/MI dan Paket B setara SMP/ MTs, dan (2) melayani orang dewasa yang ingin memiliki pendi-dikan dasar (Paket A dan Paket B) serta pendipendi-dikan menengah yang diselenggarakan melalui Program Paket C.

Meskipun pendidikan menengah belum merupakan program wajib belajar, namun fakta mengungkapkan bahwa Program Paket C dari tahun ke tahun peserta didiknya terus meningkat, meskipun anggaran yang disediakan dari pemerintah masih sa-ngat terbatas.

Tahun 2004 jumlah peserta didik Paket C sebanyak 84.593 orang dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 606.310 orang. Apabila dilihat dari mutu, tingkat kelulusan Ujian Nasional Pen-didikan Kesetaraan Paket C rata-rata 76,40% (IPS) dan 68% (IPA)

(7)

pada tahun 2007 dan ini relatif konstan terjadi pada tahun 2008 dan 2009

Dari gambaran di atas, kebijakan penyelenggaraan Paket C tahun 2009 agar lebih bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, dikembangkanlah Program Paket C yang berorien-tasi akademik yang diperuntukkan bagi peserta didik yang hanya membutuhkan ijazah, Paket C Integrasi-Kecakapan Hidup yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum bekerja dan tidak memiliki keterampilan untuk bekerja dan Paket C Murni

Keju-ruan, diperuntukkan bagi peserta didik yang ingin

meningkat-kan kompetensinya sebagai bekal bekerja di sektor formal dan informal.

Sementara itu, dalam proses pembelajaran dapat ditempuh dengan sistem pembelajaran reguler, terbuka dan intensif (per-cepatan). Dengan demikian diharapkan, lulus Paket C tidak ha-nya orientasi Ijazah, tapi yang tidak kalah pentingha-nya ialah bahwa lulusan Paket C memiliki kompetensi keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal mencari nafkah, serta pengu-rangan jumlah peserta didik dari rata-rata kelompok belajar 40 orang menjadi 30 orang utamanya untuk kelas awal dan lanjutan satu.

Selanjutnya untuk menindaklanjuti kebijakan yang telah di-tetapkan, diterbitkan petunjuk teknis bantuan operasional pe-nyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket C tahun 2009 yang diperuntukkan bagi para pemangku kepentingan pendidikan nonformal dan informal.

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Pro-gram Paket C adalah:

1. Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Stan-dar Nasional Pendidikan.

4. Keputusan Mendiknas No. 0132/U/2004 Tentang Program Paket C.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.14/2007 ten-tang Standar Isi Pendidikan Kesetaraan.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud

Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk memberi acuan kepada para pengelola program pendidikan kesetaraan Paket C agar:

a. Memahami tentang kebijakan penyelenggaraan Program Paket C tahun 2009.

b. Memahami tatacara penetapan lembaga/satuan penye-lenggara Paket C baik untuk kelompok belajar awal ma-upun lanjutan.

c. Dapat melaksanakan kebijakan secara transparan dan akuntabel serta dapat melaksanakan program tepat wak-tu dan tepat sasaran.

(8)

2. Tujuan

Tujuan akhir Petunjuk Teknis ini adalah:

a. Peserta didik Program Paket C dapat mengikuti pro-gram pembelajaran dengan mutu yang baik dan sesuai dengan kebutuhannya.

b. Semua peserta didik Paket C dapat mengikuti pro-gram pembelajaran sesuai dengan rencana dan tidak ada yang putus belajar.

D. PENGERTIAN 1. Program Paket C

Program pendidikan menengah pada jalur pendidikan nonformal yang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan setara SMA/MA. Lulusan Program Paket C berhak mendapat ijazah dan diakui setara dengan ijazah SMA/MA serta memiliki keterampilan untuk bekerja dan atau mematuhi dunia usaha/industri.

2. Peserta didik

Anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan yang berusaha mengembang kan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu pada jalur pendidik nonformal. Peserta didik bisa juga disebut warga belajar.

3. Tutor

Tenaga pendidik laki-laki maupun perempuan pada jalur pendidikan nonformal yang bersedia untuk membantu proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dimiliki pada Program Paket C.

4. Nara Sumber Teknis

Tenaga pendidik laki-laki maupun perempuan yang ber-kualifikasi sebagai pembimbing dan pelatih dan sebutan lain sesuai penyelenggaraan pendidikan keterampilan/vokasi.

5. Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Standar isi

Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang ditu-angkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompe-tensi bahan kajian, kompekompe-tensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.„

(9)

BAB II

PENYELENGGARAAN

A. JENIS LEMBAGA/SATUAN PENYELENGGARA

Lembaga/Satuan yang dapat menyelenggarakan Program Paket C adalah:

1. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

2. Organisasi, Lembaga, Yayasan, Forum/paguyuban dan satuan pendidikan sejenis.

3. UPTD yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Balai Pengem-bangan Kegiatan Belajar (BPKB) dan atau sebutan lainnya yang sejenis.

B. PERSYARATAN 1. Administratif

a. Lembaga berbadan hukum memiliki; Akta Notaris dan atau surat keputusan pejabat pemerintah setempat; b. Memiliki rekening bank dan NPWP yang masih aktif

atas nama lembaga;

c. Memiliki ijin operasional/penyelenggaraan dari Dinas Pendidikan Setempat;

d. Mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan se-tempat.

2. Teknis Operasional

a. Memiliki peserta didik/warga belajar baik laki-laki maupun perempuan minimal untuk kelas awal di tingkat lanjut pertama Program Paket C 30 orang, dan kelas lanjutan kedua 40 orang terutama yang dibiayai dari APBN;

b. Memiliki pendidik mininal 7 orang dan tenaga kepen-didikan minimal 1 orang;

c. Memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai sesuai dengan jumlah peserta didik untuk pembe-lajaran teori dan praktek;

d. Memiliki kemitraan dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri untuk proses pembelajaran maupun praktek, yang dapat ditunjukan dengan surat keterangan dari pihak Mitra bahwa pernah bekerjasama, atau MOU dengan Dunia Usaha/Dunia Industri

e. Memiliki kantor dengan alamat yang jelas dan struk-tur organisasi yang sekurang-kurangnya terdiri dari: 1) Tenaga Kependidikan: · Ketua · Penanggungjawab program/penyelenggara · Sekretaris · Bendahara 2) Tenaga Pendidik

f. Memiliki sekretariat penyelenggara di lokasi pem-belajaran.

(10)

C. PENDIDIK/TUTOR

1. Jumlah pendidik/tutor untuk Program Paket C terdiri dari 7 (tujuh) orang tiap kelompok belajar; terdiri atas 6 or-ang tutor mata pelajaran akademik dan 1 oror-ang tutor keterampilan (Narasumber Teknis).

2. Kualifikasi Minimal berpendidikan diploma tiga (D3) atau memiliki kompetensi kompetensi paedagogik.

D. BAHAN AJAR

1. Bahan Ajar Akademik

a. Bahan ajar diadakan oleh Pengelola

b. Bahan ajar mengacu kepada Standar Isi Pendidikan Kesetaraan

c. Rasio Bahan Ajar setiap warga belajar satu buku untuk masing-masing mata pelajaran

2. Bahan Ajar Keterampilan /vokasi

a. Bahan ajar diadakan oleh Pengelola.

b. Bahan ajar yang digunakan sesuai dengan jenis kete-rampilan yang dibutuhkan peserta didik.

c. Bahan Ajar keterampilan untuk Paket C setingkat de-ngan tingkat Mahir atau dapat pula terampil tergan-tung dari latarbelakang peserta didik.

d. Rasio Bahan Ajar setiap warga belajar satu buku untuk masing-masing mata pelajaran.

E.PESERTA DIDIK 1. Sasaran

Sasaran (peserta didik) Program Paket C adalah: 1. Warga masyarakat baik laki-laki maupun perempuan

yang tidak menuntaskan pendidikan menengah me-lalui jalur pendidikan formal.

2. Lulus SMP/Paket B atau yang sederajat dan putus sekolah SMA/SMK/Sederajat.

3. Lulus tes penempatan bagi putus sekolah SMA/SMK/ sederajat.

4. Memilih Program Paket C untuk menuntaskan pendi-dikannya.

5. Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (wak-tu, geografi, ekonomi, dll).

6. Memiliki kemauan untuk belajar, dibuktikan dengan Surat Pernyataan Kesanggupan untuk mengikuti pro-gram sampai tuntas.

7. Prioritas peserta didik Program Paket C yang dibiayai dari APBN ialah:

1) usia minimal 15 tahun,

2) lulusan Paket B merupakan prioritas utama, 3) berasal dari keluarga miskin baik laki-laki maupun

perempuan.

Sedangkan mereka yang tergolong mampu, dan hanya un-tuk mencari ijazah guna memenuhi persyaratan akademis untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi serta meningkatkan ruang/golongan dimana ia bekerja, tidak dibiayai dari APBN.

(11)

2. Hak dan Kewajiban Peserta didik

Hak peserta didik selama mengikuti pembelajaran Pro-gram Paket C adalah:

a. Mendapatkan pelayanan pendidikan secara akademik dan vokasional / keterampilan;

b. Mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Mendapatkan Ijazah setelah dinyatakan lulus UNPK. Kewajiban peserta didik selama mengikuti pembelajaran Program Paket C adalah:

a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;

b. Menyelesaikan program pembelajaran sesuai dengan paket pembelajaran yang diikuti.

F. KELOMPOK BELAJAR 1. Kelas Awal

Untuk kelas awal minimal kelompok belajar 30 orang peserta didik.

2. Kelas Lanjutan

Untuk kelas lanjutan pertama rata-rata 30 orang dan lanjutan dua rata-rata 40 orang peserta didik tiap kelompok belajar.

G. PROGRAM PEMBELAJARAN

Dalam penyelenggaraan program pembelajaran memuat

kompetensi akademik dan vokasional.

1. Pembelajaran Akademik

Dapat dilaksanakan dengan tatap muka, tutorial, dan mandiri. Pengaturan kegiatan pembelajaran seperti tercan-tum pada permen nomor 3 tahun 2008 tentang Standar Proses adalah tatap muka minimal 20%, tutorial minimal 30%, dan mandiri maksimal 50%.

2. Pembelajaran Vokasional

a. Dilakukan dengan tatap muka dan praktek (magang). b. Dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga mitra

yang terkait.

c. Memiliki kurikulum keterampilan yang diajarkan se-suai dengan tingkatan; Paket C setara tingkat Mahir. d. Memiliki jaringan kemitraan dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri untuk proses pembelajaran maupun praktek.

3. Pembelajaran Keterampilan (Vokasi)

Untuk kelas awal dan lanjutan 1 (satu) dan lanjutan 2 (dua) dapat diselenggarakan sendiri dan atau bekerja sama dengan lembaga penyelenggara pelatihan sesuai dengan jenis keterampilan yang dibelajarkan. Jika lembaga penyelenggara melaksanakan sendiri, wajib menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan jenis keterampilan yang diajarkan. Evaluasi peningkatan keterampilan dapat dilaksanakan oleh lembaga yang kompeten atau sendiri, dan yang terpenting selama pembelajaran peserta didik telah mampu memproduksi sesuatu yang dapat mendatangkan uang.

(12)

TABEL 1. BIAYA PEMBELAJARAN KELAS AWAL PAKET C

Dana bantuan kelompok belajar awal harus sudah se-lesai diluncurkan paling lambat bulan Juni tahun ber-jalan.

H. PEMBIAYAAN

Biaya untuk pelaksanaan penyelenggaraan Program Paket C dari dana dekonsentrasi APBN sektor pendidikan tahun 2009 adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Belajar Awal

a. Program Paket C

Kelompok belajar awal Paket C berjumlah 30 orang, dengan komponen pembiayaan:

2. Kelompok Belajar Lanjutan

Program pembelajaran untuk program lanjutan mengikuti proses pembelajaran di kelas sebelumnya. Sistem pembelajaran dapat disesuaikan dengan Kebijakan Direktur Pendidikan Kese-taraan yang meliputi sistem: (1) Reguler, (2) Intensif, (3) Ter-buka.

Biaya pembelajaran Paket C lanjutan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

I. PENJELASAN PEMBIAYAAN

Penjelasan Komponen Pembiayaan Kelompok Belajar Awal dan Lanjutan.

Komponen pembiayaan yang tergambar dalam tabel terdiri dari 4 komponen untuk kelas awal dan lanjutan dan ada 3 kom-ponen untuk kelas persiapan UNPK, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Bahan

a. Peruntukan belanja bahan hanya digunakan untuk pembelian buku modul/bahan ajar, Paket C kelas awal

Dana Keterampilan per orang Rp300.000 digunakan untuk Pendidikan Kewirausahaan dengan pola Prako-perasi seperti petunjuk penggunaan dana terlampir pada Lampiran 9.

NO KOMPONEN VOL SAT BIAYA TOTAL

1. BAHAN

a. Modul/bahan ajar 30 set 130,000 3,900,000

b. Penilaian tes semester 30 OK 50,000 1,500,000

Sub total 1 5,400,000

2. ALAT

a. Alat tulis peserta didik (buku tulis, pensil, pulpen,

penghapus,mistar, & busur) 30 OT 50,000 1,500,000 b. Administrasi pembelajaran

(absen tutor/WB, buku induk,

buku tamu, buku inventaris dll) 1 set 50,000 50,000 c. Sarana Pembelajaran

(kapur/spidol, penghapus

papan tulis dan papan tulis) 1 set 100,000 100,000 d. Bantuan Pembiayaan Keterampilan 30 orang 300,000 9,000,000 Sub total 2 10,650,000 3. TENAGA a. Transport tutor (7 orang X 12 bln) 72 OB 350,000 29,400,000 b. Transport penyelenggara 12 OB 300,000 3,600,000 Sub total 3 33,000,000 Total 1 + 2 + 3 49,050,000

Harga Satuan Kelompok 49,050,000

(13)

TABEL 2. BIAYA PEMBELAJARAN PAKET C

(Lanjutan 1)

TABEL 3. BIAYA PEMBELAJARAN PAKET C

(Lanjutan 2/ Lanjutan UNPK)

NO KOMPONEN VOL SAT BIAYA TOTAL

1. BAHAN

a. Modul/bahan ajar 40 set 65,000 2,600,000

b. Penilaian tes semester 40 OK 25,000 1,000,000

Sub total 1 - 3,600,000

2. ALAT

a. Alat tulis peserta didik (buku tulis, pensil, pulpen,

penghapus, mistar, dan busur) 40 OT 25,000 1,000,000 b. Administrasi pembelajaran

(absent tutor/WB, buku induk,

buku tamu, buku inventaris dll) 1 set 25,000 25,000 c. Sarana Pembelajaran

(kapur/spidol, penghapus

papan tulis dan papan tulis) 1 set 50,000 50,000 d. Bantuan Pembiayaan Keterampilan 40 orang 150,000 6,000,000 Sub total 2 7,075,000 3. TENAGA a. Transpor tutor (..orang X .. bln) 60 OB 350,000 21,000,000 b. Transpor penyelenggara 12 OB 3000,000 3,600,000 Sub total 3 24,600,000 Total 1 + 2 + 3 35,275,000

Harga Satuan Kelompok 35,275,000

Harga Satuan Orang 881,875

Catatan: Dalam pembelajaran Paket C lanjutan 2/ Lanjutan UNPK tidak ada biaya keterampilan karena konsentrasinya pada persiapan UNPK yang lamanya 6 bulan. Oleh karena itu, sifatnya adalah pendalaman terhadap materi yang diujikan (soal-soal persiapan UNPK).

Catatan: Apabila dalam RKAKL tidak sesuai dengan atau kurang dari ketentuan di atas maka komponen yang tidak boleh dikurangi ialah biaya modul/bahan ajar, ban-tuan pembiayaan keterampilan dan transport tutor serta transport penyelenggara. Sedangkan komponen lainnya bi-sa disusun sesuai dengan kelayakannya.

NO KOMPONEN VOL SAT BIAYA TOTAL

1. BAHAN

a. Modul/bahan ajar 30 set 130,000 3,900,000

b. Penilaian tes semester 30 OK 50,000 1,500,000

Sub total 1 5,400,000

2. ALAT

a. Alat tulis peserta didik (buku tulis, pensil, pulpen,

penghapus, mistar, dan busur) 30 OT 50,000 1,500,000 b. Administrasi pembelajaran

(absent tutor/WB, buku induk,

buku tamu,buku inventaris dll) 1 set 50,000 50,000 c.Sarana Pembelajaran

(kapur/spidol, penghapus

papan tulis dan papan tulis) 1 set 100,000 100,000 d. Bantuan Pembiayaan Keterampilan 30 orang 300,000 9,000,000 Sub total 2 10,650,000 3. TENAGA a. Transport tutor (7 orang X 12 bln) 84 OB 350,000 29,400,000 b. Transport penyelenggara 12 OB 300,000 3,600,000 Sub total 3 33,000,000 Total 1 + 2 + 3 49,050,000

Harga Satuan Kelompok 49,050,000

(14)

dan lanjutan sebanyak 13 modul/bahan ajar, dan ke-las persiapan UNPK sebanyak 7 modul/bahan ajar yang di UNPK-kan.

b. Penggunaan dana penilaian semester digunakan untuk transport penulis dan penggandaan soal 2 semester untuk semua mata pelajaran.

c. Masing-masing komponen bahan tersebut berda-sarkan jumlah peserta didik (Paket C kelas awal 30 orang, sedangkan Paket C lanjutan 40 orang).

2. Alat

a. Dibelanjakan untuk pengadaan alat tulis peserta didik selama 2 (dua) semester.

b. Kelengkapan administrasi kelompok belajar seperti buku absensi peserta didik, absensi tutor, buku in-duk peserta didik, buku tamu, buku kas dsb. Dan da-pat digunakan untuk menggandakan soal-soal UNPK. c. Sarana pembelajaran meliputi pengadaan papan

tu-lis, kapur, penggaris besar, penghapus.

d. Bantuan biaya keterampilan diperuntukkan untuk kegiatan pembelajaran keterampilan yang dapat menunjang ekonomi peserta didik. Pola Pengguna-annya ada pada Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Pembiayaan Keterampilan Kesetaraan Integrasi Kewi-rausahaan Berbasis Pra Koperasi.

3. Tenaga

Transport tutor harus dibayarkan 1 (satu) orang tutor Rp350.000,- per bulan. Untuk Paket A 2 (dua) orang tutor dan Paket B 6 (enam) orang tutor untuk kelas awal dan 7 (tujuh) orang tutor untuk kelas lanjutan selama 12 bulan, kecuali kelas persiapan UNPK hanya dibayarkan 6 bulan.

4. Pengelolaan

a. Rekrutmen peserta didik baru, digunakan sebagai manajemen provinsi untuk mengumpulkan data-data calon peserta didik.

b. Manajemen pengelolaan Bantuan Sosial, diperun-tukkan untuk pembiayaan penilaian proposal (sekre-tariat, tim penilai, dan ATK penilaian).

c. Visitasi lapangan digunakan panitia provinsi untuk menilai kelayakan lembaga untuk menerima bantuan sebagai bagian dari penilaian.

d. Monev digunakan untuk pengendalian mutu program, baik petugas provinsi ke kabupaten/ kota, maupun petugas kabupaten/kota ke kecamatan yang besarnya sesuai dengan pagu yang tersedia.

5. Pembiayaan

Komponen pembiayaan bahan, alat dan tenaga dibelan-jakan dalam bentuk bansos, sedangkan untuk komponen pengelolaan dalam bentuk belanja barang di satuan kerja.

(15)

J. INDIKATOR KUNCI KEBERHASILAN

Indikator kunci ke-berhasilan (IKK) dari program Bantuan Paket C adalah sebagai beri-kut:

1. Minimal 75 % da-na bantuan pen-didikan kesetara-an tersalurkkesetara-an paling lambat bu-lan Juni 2009, dan 100% pada Bulan September. 2. 100% lembaga membayar trans-port tutor tiap tutor Rp350.000/ bulan.

3. 100% lembaga mengalokasikan biaya keterampilan untuk kelas awal dan kelas lanjutan 1 Rp300.000/tahun. 4. 100% lembaga mengalokasikan biaya pengadaan bahan

ajar bagi setiap peserta didik untuk kelas awal dan kelas lanjutan 1 sebesar Rp100.000 per peserta didik/tahun. Jumlah bantuan yang diberikan harus sesuai dengan kondisi riil peserta didik pada tahun berjalan dan harus sudah selesai diluncurkan paling lambat bulan Juni tahun berjalan.„

BAB III

MEKANISME PEMBERIAN

BANTUAN

A. PROSES PENILAIAN

1. Seluruh proposal yang masuk dari lembaga calon pene-rima BOP Program Paket C akan dilakukan penilaian seca-ra kompetitif, terutama untuk kelas awal. Untuk kelas lanjutan diberikan atas dasar laporan pelaksanaan kegi-atan tahun sebelumnya.

2. Penilaian dilakukan melalui tahapan: penilaian admi-nistrasi meliputi kelengkapan persyaratan lembaga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, penilaian substansi program meliputi muatan isi, sasaran dan komponen lain sesuai dengan kebijakan pendidikan kesetaraan yang mempunyai dampak langsung dengan peningkatan kuali-tas hidup masyarakat secara akademik dan vokasional dan visitasi lapangan.

3. Hasil penilaian dan visitasi lapangan dari tim penilai dila-porkan dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Dae-rah Provinsi/Kepala P2PNFI dan atau BPPNFI dengan tem-busan Direktur Pendidikan Kesetaraan.

B. TIM PENILAI DAN VISITASI

1. Tim penilai bertugas menilai proposal dan melaksanakan visitasi lapangan terhadap lembaga yang menjadi

(16)

nomina-tor penerima bansos. Tim dibentuk dan ditetapkan de-ngan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/ Kepala P2PNFI dan atau BPPNFI.

2. Tim penilai melakukan penilaian terhadap proposal BOP Paket C, dengan susunan organisasi terdiri atas 1 (satu) orang ketua merangkap anggota, 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota dan 5 (lima) orang anggota. 3. Komposisi Tim penilai proposal terdiri unsur birokrasi

pa-da Satker yang bersangkutan pa-dan mitra terkait. (apa-da unsur dari FK PKBM setempat)

4. Jumlah tim penilai mempertimbangkan ketersediaan ang-garan dan beban objek sasaran penilaian.

PROSEDUR PEMBERIAN BANTUAN

1. Tahap Persiapan

a. Sosialisasi di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Keca-matan.

b. Membentuk tim penilai. c. Menyusun instrumen penilaian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penilaian proposal oleh tim penilai.

b. Visitasi lembaga calon penerima bansos oleh tim penilai.

c. Usulan dan rekomendasi Penetapan lembaga calon penerima dana bantuan sosial dari Tim Penilai.

d. Penetapan Surat Keputusan Lembaga Penerima Ban-sos oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi untuk Dinas Pendidikan Provinsi dan P2PNFI dan atau BPPNFI. e. Penandatanganan perjanjian kerjasama antara

Kepa-la Dinas Pendidikan untuk Dinas Pendidikan Provinsi atau P2PNFI dan atau BPPNFI. SK Penetapan dari Ke-pala Dinas Pendidikan Provinsi atau P2PNFI dan atau BPPNFI kepada lembaga dan menyampaikan tembus-annya kepada Direktur Pendidikan Kesetaraan. f. Proses pencairan dana bansos.

3. Tahap Pengendalian

a. Monitoring dan Evaluasi Program. b. Penyusunan laporan.

C. PENYALURAN DANA BOP

Penyaluran dana BOP Paket C dilakukan langsung ke rekening lembaga melalui KPPN setempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

D. KEWAJIBAN LEMBAGA PENYELENGGARA

1. Melaksanakan program pembelajaran Paket C yang ter-integrasi dengan pendidikan keterampilan sesuai dengan petunjuk teknis dan kebijakan Direktorat.

2. Memanfaatkan dana BOP Paket C sesuai dengan usulan dan peruntukan dalam proposal.

(17)

3. Menyampaikan laporan program dan laporan administrasi keuangan (laporan awal, laporan pembelajaran dan lapor-an administrasi keulapor-anglapor-an kepada Dinas Pendidiklapor-an Pro-vinsi yang ditembuskan pada Dinas Pendidikan Kabupa-ten/Kota terkait, sekurang-kurangnya pada awal kegiat-an dkegiat-an setelah selesai pembelajarkegiat-an.

E. PERAN DAN KEWAJIBAN DINAS PENDIDIKAN ATAU P2PNFI ATAU BPPNFI

Dalam pelaksanaan program BOP Paket C, Dinas Pendidikan Provinsi melakukan kewajiban sebagai berikut:

1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan.

2. Menilai dan menetapkan lembaga penyelenggara sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

3. Memberi bantuan teknis, monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan program

4. Menyampaikan laporan periodik.„

BAB IV

PELAPORAN

A. PELAPORAN PENGELOLA DANA DEKON

Pelaporan meliputi:

1. Laporan bulanan menjelaskan perkembangan daya serap yang disampaikan pada minggu ketiga setiap bulan ke Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, Departemen Pendi-dikan Nasional.

2. Laporan pertanggungjawaban sesuai dengan alokasi anggaran yang dikelola.„

(18)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Sistematika Proposal

2. Contoh Format Penilaian Administrasi, Substansi dan Visitasi

3. Contoh Format Data Peserta Didik 4. Contoh Format Data Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

5. Sistematika Pelaporan 6. Contoh Perjanjian Kerjasama 7. Contoh Laporan Keuangan

8. Contoh Surat Pernyataan Kesanggupan Pelaksanaan Program dari Lembaga 9. Petunjuk Penggunaan Dana Keterampilan

Pendidikan Kesetaraan Integrasi Kewirausahaan.

BAB V

PENUTUP

Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan, dan sebagai rujukan bagi pihak terkait dalam menyusun petunjuk pelaksanaan yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masing-masing satker daerah.

Bagi daerah yang melakukan revisi terhadap hal-hal yang prinsip, maka harus diberitahukan dan mendapat persetujuan Direktur Pendidikan Kesetaraan.

Semoga petunjuk teknis ini dapat memberikan penjelasan kepada semua pemangku kepentingan Pendidikan Nonformal dan Informal dalam upaya memberikan pelayanan seoptimal mungkin bagi bangsa Indonesia. „

(19)

PROPOSAL

BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C

(DANA DEKONSENTRASI)

PKBM CINTA KASIH

ALAMAT; ... KAB. ATAMBUA, NUSA TENGGARA TIMUR TELP: ... Lampiran 1

SISTEMATIKA PROPOSAL BANTUAN OPERASIONAL PENYE-LENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET C (DANA DEKONSENTRASI)

A. JUDUL

Berisi informasi tentang :

1) Jenis bantuan yang diajukan (bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket C dana dekonsentrasi)

2) Nama, alamat, identitas lembaga

Contoh:

B. KATA PENGANTAR

C. HALAMAN REKOMENDASI

Berupa surat rekomendasi Subdin PLS, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang menjelaskan bahwa proposal yang diajukan layak dipertimbangkan mendapatkan bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan kesetaraan program paket C dana dekonsentrasi.

D. DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN (maksimal 3 halaman)

1. Gambaran profil lembaga, pengalaman-pengalaman lembaga terkait dengan penyelenggaraan Program Paket C, dan potensi yang mendukung lembaga baik internal maupun eksternal dalam melaksanakan Pro-gram Paket C.

2. Internal: Sarana prasarana, Tenaga pendidik/instruk-tur yang dimiliki yang relevan, dan informasi lain yang diperlukan.

3. Eksternal: lembaga mitra yang kompeten, kerja sama dengan instansi terkait, baik dalam proses pembe-lajaran maupun dalam penyaluran lulusan.

4. Rumusan tujuan singkat, padat dan terukur serta re-levan dengan pembelajaran yang akan diselenggara-kan.

BAB II RENCANA AKSI

A. Sasaran: Karakteristik sasaran, teknik rekruitmen B. Materi pelajaran yang akan diajarkan

C. Tutor/NST/Instruktur, dilengkapi pengalaman dengan kompetensi masing-masing.

(20)

teori dan mekanisme/strateginya.

2. Persentase pembelajaran praktek dan mekanis-me/ strateginya. Jika dilaksanakan dengan mitra kerja lembaga, agar dijelaskan bentuk kerja sa-ma/kemitraannya.

D. Uji kompetensi penilaian peserta didik (uji kompe-tensi)

BAB III PROGRAM AKSI

A. Lokasi penyelenggaraan B. Tahapan pelaksanaan :

1. Perencanaan

2. Proses pembelajaran teori 3. Proses pembelajaran praktek 4. Jadwal pembelajaran/pelatihan 5. Tahapan evaluasi

6. Uji penguasaan teori dan praktek 7. Uji kompetensi.

BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT

Apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran Paket C berakhir, seperti :

A. Penempatan dan pendampingan lulusan yang bekerja. B. Pembinaan lulusan bagi yang berkeinginan untuk usaha mandiri, misalnya: dukungan pendanaan modal usaha, pendampingan teknis, dan advokasi lainnya yang diperlukan.

BAB V. INDIKATOR HASIL

Rumusan indikator untuk mengukur keberhasilan Paket C di daerah perbatasan baik secara kuantitatif dan kualitatif, dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut :

A. Jumlah peserta didik yang berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran sampai tuntas.

B. Tingkat kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik. C. Persentase peserta didik disalurkan bekerja. D. Persentase peserta didik (lulusan) yang diorientasikan

berusaha/bekerja mandiri

BAB VI RENCANA ANGGARAN BELANJA

Agar anggaran Program Paket C di daerah perbatasan da-pat dikelola dengan baik dan menghasilkan lulusan yang berkualitas serta lebih banyak berpihak kepada kebutuhan belajar masyarakat/peserta didik, maka penggunaan anggar-an Pendidikanggar-an Program Paket C di daerah perbatasanggar-an secara umum harus mengacu pada petunjuk teknis.

BAB VII PENUTUP

Berisi uraian singkat tentang seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan, dilengkapi dengan kesimpulan dan sa-ran-saran.

LAMPIRAN:

· Ijin operasional

· Copy buku rekening atas nama lembaga (tidak boleh ada c.q. nama orang)

(21)

NO. KELENGKAPAN

ADMINISTRASI ADA TIDAKADA KETERANGAN 1 Rekomendasi dari Provinsi

atau Kabupaten/Kota 2 Nomor Rekening Bank A.n.

Lembaga Pengusul 3 Akte Notaris Lembaga/

Keterangan Badan Hukum Lainnya

· Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga · Nama calon peserta didik dan calon tutor

· Nomor telepon yang dapat dihubungi : No. Telp. Pimpinan lembaga No. Telp. Sekretariat Lembaga

Lampiran 2(a)

INSTRUMEN PENILAIAN ADMINISTRASI

No. Registrasi : ……..………... Nama Lembaga : ……..………...

Alamat : ……..………...

……..………... Program yang Diusulkan : ……..………...

Rekomendasi Tim Penilai

Lanjut ke penilaian substansi Gugur

………., ………….. 2009 Penilai 1 Penilai 2 Penilai 3

(22)

a. K

etepatan jenis bantuan yang diajukan

b. K

elengkapan alamat dan identitas lembaga

c. K

ejelasan dan kesesuaian

a. Gambaran profil lembaga b. P

engalaman lembaga

c. P

otensi yang mendukung internal maupun

eksternal a. Ketepatan sasaran b. Teknik Rekruitmen

c. Bahan ajar yang akan diajarkan

d. Kompetensi Tutor/NST/Instruktur a. Perencanaan b. Proses Pembelajaran c. Praktek lapangan d.Jadwal Pembelajaran/pelatihan e. Evaluasi a. P

enempatan dan pendapingan lulusan

b. P

embinaan yang berkelanjutan

Judul Pendahuluan Rencana Aksi Program Aksi Tindak Lanjut

1 2 3 4 5 No Komponen yang dinilai Sub komponen 12 3 4 Skor P enilaian Bobot Skor Total CONT

OH INSTRUMEN PENILAIAN SUBST

ANSI Lampir an 2b No Komponen yang dinilai Sub komponen 12 3 4 Skor P enilaian Bobot Skor Total a.

Jumlah peserta didik yang berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran sampai tuntas

b.

Tingkat kompetensi yang dapat dicapai peserta didik

c. P

ersentase peserta yang disalurkan bekerja

Kesesuaian rencana penggunaan dana dengan

petunjuk teknis

Indikator Keberhasilan Rencana Anggaran Belanja

6 7 ...,... Penilai (...) Catatan: ... ... ... ... Lampir an 2b

(23)

Lampiran 2(c)

INSTRUMEN VISITASI

LEMBAGA PENERIMA BANTUAN SOSIAL TAHUN 2009

Jenis Bantuan Sosial : ... Nama Lembaga : ... Alamat : ... ... ... ... , ... Petugas Visitasi ( )

NO KOMPONEN JAWABAN KETERANGAN Ada Tidak

I Kelembagaan

1 Struktur Organisasi 2 Ijin Penyelengaraan 3 Administrasi Lembaga a Buku Induk Pegawai b Buku Induk Peserta Didik c Buku Kas Umum d Laporan Keuangan e Laporan Kegiatan

f Daftar Hadir Peserta Apabila ada sebutkan,

Nomor dan Tanggalnya

II Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5 Jumlah Tutor menurut Sebutkan

Tingkat Pendidikan jumlah masing-masing

Pendidikan L P Jumlah

SLTP SLTP

SLTA SLTA

DIPLOMA DIPLOMA

S1/S2 S1/S2

NO KOMPONEN JAWABAN KETERANGAN

Ada Tidak

6 Jumlah Tenaga Administrasi Sebutkan

menurut Tingkat Pendidikan jumlah masing-masing

Pendidikan L P Jumlah

SLTP SLTP

SLTA SLTA

DIPLOMA DIPLOMA

S1/S2 S1/S2

III Program Diisi jumlah peserta didik

& Pelaksanaan Th...s.d Th... 7 Program Paket A 8 Program Paket B 9 Program Paket C 10 Program Keterampilan IV Pelaksanaan 1 Jadwal Pembelajaran 2 Pelaksanaan Pembelajaran 3 Evaluasi Hasil pembelajaran

V Pemanfaatan Bantuan Sosial

4 Pernah mendapat Bantuan Jika ya, diiisi, Tahun berapa,

Sosial dari Direktorat Pendidikan jenis bantuan dan jumlah

Kesetaraan dana

5 Peruntukan/pemanfataan dana Diisi dengan peruntukan

bantuan sosial dana bantuan sosial

6 Evaluasi yang dilakukan untuk Jelaskan

melihat keberhasilan program pembeljaran yang telah

dilaksanakan

(24)

Lampir an 4 DAFT AR PENDIDIK/TUT OR & TENAGA KEPENDIDIKAN PROGRAM P AKET C NAMA LEMBAGA ...……… LOKASI : ………... TAHUN 2009 Lampir an 3 DAFT AR PESER TA DIDIK PROGRAM P AKET C

NAMA LEMBAGA : ……….……… LOKASI: ………...

TAHUN 2010 No Nama Peserta Didik Tmpt Lahir L/P Agama Ijazah terakhir Tahun Lulus Tahun Masuk Ke t Tanggal Lahir Tgl Bln Thn Nama Orang tua No Nama T utor Tmpt Lahir Tanggal Lahir L/P Agama Ijazah Terakhir Tahun Lulus Jurusan Pengalaman Sbg T utor (Th) Bidang Matpel Ke t Tgl Bln Thn

(25)

H. Upaya untuk Mengatasi Masalah

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI A. Kesimpulan

B. Saran/Rekomendasi LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Nama-nama Peserta Didik, Pengelola dan Tutor 2. Jadual Kegiatan, Absensi Peserta Didik, Absensi Tutor 3. Rincian Penggunaan Dana beserta Bukti-Bukti

Pengeluaran

4. Struktur Tim Organisasi Lembaga Penyelenggara 5. Hasil Penilaian/Raport Peserta Didik

6. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Dokumen lainnya yang relevan.

Lampiran 5 SISTEMATIKA PELAPORAN HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL (JIKA ADA) BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan C. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan

D. Struktur Organisasi

BAB II. PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C

A. Proses Pembelajaran B. Jadual Pembelajaran

C. Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran D. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar E. Tingkat/Daya Serap Anggaran F. Faktor Pendorong dan Penghambat G. Permasalahan yang dialami

(26)

2... : Ketua ..., dalam hal ini

bertindak untuk dan atas nama

..., berdasarkan Rekening Lembaga : Nomor : ... Bank : ... A.n. : ... berkedudukan di Jalan ... ...

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut Para Pihak, berdasarkan pertimbangan:

1. bahwa PIHAK PERTAMA sebagai institusi yang bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, pem-berian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pendi-dikan kesetaraan.

2. bahwa PIHAK KEDUA sebaga lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program Paket C pendidikan keseta-raan.

Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Sama tentang Bantuan Biaya Operasional Penyelenggaraan Paket C Pendidikan Kesetaraan, dengan ketentuan sebagai beri-kut:

Pasal 1

TUJUAN

Perjanjian Kerja Sama ini bertujuan untuk:

a. meningkatkan kesempatan penduduk yang tidak terlayani

Lampiran 6

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

DIREKTUR PENDIDIKAN KESETARAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

... NOMOR : ... /E3/KU/2008

TENTANG

BIAYA OPERASIONAL PENYELENGGARAAN (BOP) PAKET C Pada hari ini, ..., tanggal ... bulan ..., tahun Dua ribu Delapan, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. ... : Direktur Pendidikan Kesetaraan, dalam

hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Pendidikan Kesetaraan Direk-torat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional, berkedudukan di Gedung E Lt. VII Komplek Perkantoran Departemen Pendidikan Nasional, Jalan Jenderal Su-dirman – Senayan, Jakarta, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

(27)

na melalui KPPN yang ditransfer langsung ke rekening PIHAK KEDUA, setelah perjanjian kerjasama/kontrak ditandatangani oleh para pihak;

b. Memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran program Pendidikan Keseta-raan;

c. Mengoordinasikan pencairan dana bantuan sosial ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) III Jakarta sesuai peraturan yang berlaku.

d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh lembaga penerima Bantuan Sosial;

e. Mengendalikan mutu program.

f. Membatalkan penandatanganan akad kerjasama jika terjadi penyimpangan yang dilakukan PIHAK KEDUA g. Mengembalikan dana ke kas Negara jika terjadi re-tour dari Bank penyalur sesuai peraturan yang berlaku (2) PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk:

a. Menandatangani Surat Pernyataan Kesanggupan un-tuk melaksanakan program;

b. Melaksanakan program pembelajaran yang dimonitor dan dibina oleh PIHAK PERTAMA serta Dinas Pendi-dikan Setempat dan diaudit oleh Inspektorat Depdik-nas, BPKP, serta eksternal auditor;

c. Mengomunikasikan program bantuan sosial yang dite-rima kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Dinas Pendidikan Propinsi serta semua pihak terkait; d. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada PIHAK pada pendidikan menengah formal, untuk memperoleh

Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Kesetaraan Paket C;

b. meningkatkan mutu prasarana-sarana pendukung pembe-lajaran program Paket C;

c. meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah sampai dapat mengikuti ujian nasional pendi-dikan kesetaraan.

Pasal 2

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi: a. Persiapan

1) Penyusunan program dan jadwal kegiatan 2) Pengadaan alat dan bahan pembelajaran 3) Pengadaan modul pembelajaran

4) Penyiapan pendidik dan tenaga kependidikan b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

c. Penilaian proses dan hasil pembelajaran d. Pelaporan perkembangan dan hasil kegiatan

e. Peningkatan tata kelola yang amanah (dapat dipercaya).

Pasal 3

TANGGUNGJAWAB DAN HAK

(1) PIHAK PERTAMA bertanggung jawab untuk:

(28)

da-(...), yang dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran ... peserta didik program Paket C.

(2) Dana bantuan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pendidikan Kesetaraan Depar-temen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2008 Nomor 0249.1/023-05.0/-/2008 tanggal 31 Desember 2007 de-ngan Kode Mata Anggaran 10.04.01.0080.572111 (3) Dana bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

akan diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KE-DUA melalui Nomor Rekening Bank atas nama PIHAK KEDUA.

Pasal 5 PENYALURAN DANA

Dana bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, diba-yarkan dalam satu tahap kepada PIHAK KEDUA melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III langsung ke rekening bank PIHAK KEDUA.

Pasal 6 ATURAN DAN SANKSI

(1) Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini harus berdasarkan pada peraturan perundang-undangan dan Acuan Bantuan Sosial Pendidikan Kesetaraan.

(2) Apabila terjadi kecurangan, penyimpangan, dan/atau kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA dikenakan sanksi untuk membayar semua kerugian yang timbul.

PERTAMA dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan setempat;

e. Menggunakan dana sesuai dengan RAB yang diusulkan sesuai peraturan yang berlaku

f. Sepenuhnya bertanggung jawab jika terjadi penyim-pangan yang dilakukan PIHAK KEDUA;

g. Melaporkan kepada PIHAK PERTAMA atas keterlam-batan pencairan dana 2 (dua) bulan setelah penanda-tanganan akad kerja sama.

(3) PIHAK PERTAMA berhak untuk:

a. Membina dan mengaudit pelaksanaan program; b. Mendapatkan laporan pelaksanaan program termasuk

bukti-bukti atas pemanfaatan dana yang digunakan oleh PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK KEDUA berhak:

a. Menerima dana bantuan Biaya Operasional Penye-lenggaraan (BOP) Pendidikan Kesetaraan Paket C dan menggunakannya sesuai dengan Acuan Bantuan Sosial Pendidikan Kesetaraan;

b. Mendapatkan bimbingan teknis dari PIHAK PERTAMA. Pasal 4

PENERIMAAN DAN PEMANFAATAN DANA

(1) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimak-sud dalam Pasal 2 serta jangka waktu yang diatur dalam Pasal 3 tersebut di atas, PIHAK PERTAMA memberikan dana bantuan penyelenggaraan sebesar Rp

(29)

xx.xxx.xxx,-Pasal 9 LAIN-LAIN

Perjanjian Kerja Sama ini dibuat rangkap 2 (dua) asli pada kertas bermeterai cukup masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan satu rangkap untuk PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

... ... NIP. ...

Pasal 7

PENYELESAIAN MASALAH

(1) Apabila di kemudian hari terjadi perbedaan pendapat, baik dalam penafsiran maupun pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, penyelesaiannya dilakukan secara keke-luargaan dan musyawarah untuk mufakat dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan. (2) Apabila penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tidak tercapai, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui pengadilan ne-geri tempat domisili PIHAK KEDUA.

Pasal 8 MASA BERLAKU

(1) Perjanjian Kerja Sama ini berlaku selama 1 (satu) tahun anggaran 2008 dan dapat diubah atau diakhiri setiap wak-tu atas persewak-tujuan Para Pihak melalui pemberitahuan secara tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.

(2) Perubahan, penghentian, atau hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini dituangkan dalam bentuk Adendum atas persetujuan Para Pihak.

(3) Perjanjian Kerja Sama ini berakhir atau batal dengan sendirinya apabila terdapat peraturan perundang-un-dangan atau kebijakan pemerintah yang menyebabkan Perjanjian Kerja Sama ini tidak mungkin untuk dilaksa-nakan.

(30)

Lampiran 8

SURAT PERNYATAAN

LEMBAGA PENERIMA BANTUAN SOSIAL ………*)

Yang bertanda tangan di bawah ini kami penerima Dana Ban-tuan Sosial ……….*) tahun 2010,

Nama : ……….………

Jabatan : ……….……….. Alamat Lembaga : ………... Telp./HP : …..………...

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kami:

1. Sanggup menyelenggarakan pendidikan kesetaraan Pe-nyelenggaraan program ………...……...*) sesuai dengan jadwal.

2. Sanggup menerima sanksi bila tidak melaksanakan pro-gram sesuai dengan aturan pengelolaan keuangan Negara yang berlaku.

3. Sanggup membuat laporan kegiatan, yaitu: pertama, dua minggu setelah dana diterima, kedua, enam bulan sete-lah proses pembelajaran dan ketiga, delapan bulan la-poran akhir.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-be-narnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

………. 2010 Yang Membuat Pernyataan Materai Rp. 6.000

(…………..……….)

Lampir

an 7

contoh: Kuitansi Absen Hasil Kegiatan

No. Tanggal Pemasukan Sumber Jumlah (Rp.) Jenis P engeluaran Ket. Jumlah (Rp.) Total

Catatan dilampirkan: 1. Bukti-bukti pengeluaran 2. Surat Setoran P

ajak (SSP)

LAPORAN KEUANGAN (dengan P

rinsip

Akuntansi)

Catatan:

*) Diisi sesuai dengan program yang diajukan

(31)

Catatan : Perlu diperhatikan oleh semua pengelola dan penyelenggara Program Paket C baik yang kelas awal maupun lanjutan, bahwa dalam pengelolaan dana harus transparan dan akuntabel. Setiap pengeluaran biaya ha-rus dilampirkan bukti-bukti pengeluaran harus ada, sebagai dasar untuk membuat laporan keuangan oleh lembaga penyeleng-gara sesuai dengan prinsip akuntansi. Apa-bila ini tidak dilakukan, maka apaApa-bila ada masalah dikemudian hari, tanggung jawab ada pada lembaga penyelenggara program.

Lampiran 9

PETUNJUK PENGGUNAAN DANA KETERAMPILAN PENDIDIKAN KESETARAAN

INTEGRASI KEWIRAUSAHAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PENDIDIKAN KESETARAAN

(32)

KATA PENGANTAR

Kreativitas dan produktivitas peserta didik pendidikan kese-taraan sangat berpengaruh untuk meningkatkan mutu sumber-daya manusia (SDM). Sumbersumber-daya manusia yang kreatif dan produktif akan menampilkan hasil kerja atau kinerja yang baik, secara perorangan atau kelompok. Pendidikan dapat berperan untuk membangun kreativitas dan produktivitas SDM sekaligus penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan dunia kerja dan kesiapan belajar sepanjang hayat.

Pendidikan Kesetaraan dirancang untuk memberikan penga-kuan terhadap pembelajaran mandiri dan pengetahuan yang diperoleh di jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan Keseta-raan menguatkan kreativitas, produktivitas dan mengoptimal-kan potensi diri pada seseorang melalui pembelajaran kecakap-an hidup.

Untuk meningkatkan mutu Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonfor-mal dan InforNonfor-mal menyediakan dana keterampilan bagi peser-ta didik Program Paket A, Paket B dan Paket C yang memberi-kan rujumemberi-kan teknis dalam pengelolaan keterampilan dalam pengalokasian dana dekonsentratrasi pendidikan kesetaraan. Petunjuk pengelolaan dana keterampilan ini diharapkan da-pat dijadikan pegangan bagi para pengelola, penyelenggara Program Pendidikan Kesetaraan dalam memberikan layanan terbaiknya kepada peserta didik memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Paket A), untuk meme-nuhi tuntutan dunia kerja (Paket B) dan keterampilan berwi-rausaha (Paket C). Dengan adanya petunjuk pengelolaan ini, diharapkan semakin memahami arti penting program

keteram-pilan bagi peserta didik dalam membekali keteramketeram-pilan berwi-rausaha melalui Pra Koperasi pendidikan kesetaraan.

Jakarta, Januari 2010

Direktorat Pendidikan Kesetaraan

(33)

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN BANTUAN

PEMBIAYAAN KETERAMPILAN KESETARAAN INTEGRASI KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRA KOPERASI

A. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional menjadi tanggung jawab bersama an-tara pemerintah dan masyarakat. Sektor pendidikan sebagai penggerak untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk membentuk menusia yang berkualitas, mandiri, kreatif, inovatif dan mampu mengolah potensi yang ada di masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat disekelilingnya. Sesuai dengan 3 (tiga) pilar strategi pembangunan yang telah di canangkan oleh Presiden RI 2009-2014 yaitu: pemberdayaan (empowerment), kewirausahaan (entrepreuneurship) dan pengembangan ekonomi kreatif. Pen-didikan non formal adalah jalur penPen-didikan di luar penPen-didikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjen-jang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga ma-syarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap dan kepribadian professional. Salah satu ruang lingkup pendidikan nonformal adalah pendidikan kesetaraan. Pendidikan keseta-raan adalah program pendidikan nonformal yang menyeleng-garakan pendidikan setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C. Merujuk pada Permen Diknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar

Kom-petensi Lulusan yang menyatakan bahwa pendidikan kesetaraan berorentasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keteram-pilan fungsional yang menjadi kekhasan program Paket A, Paket B dan Paket C.

Maka tidak salah bila seluruh lembaga pendidikan mengem-bangkan kewirausahaan sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Untuk itu Direktorat Pendi-dikan Kesetaraan Direktorat Jenderal PendiPendi-dikan Nonformal dan Informal tahun 2010 memulai merintis pendidikan kesetaraan berbasis pengembangan kewirausahaan untuk kemandirian pe-serta didik dalam wadah pra koperasi. Pendidikan kesetaraan melalui pendidikan kecakapan hidup telah dimulai oleh Ditjen PNFI dalam kurun waktu lima tahun kedepan diharapkan pendidikan kecakapan hidup (PKH) sudah dapat meningkatkan kualitas lulusannya. Perencanaan program dan pelaksanaan di lapangan yang melibatkan lembaga-lembaga masyarakat sebagai satuan PNFI harus diorientasikan untuk membangun kemandirian peserta. Ukuran sukses pelaksanaan program di masyarakat sebagai dampak dari investasi pemerintah adalah dihasilkannya kemandirian masyarakat baik dengan bekerja maupun usaha mandiri. Secara spesifik, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) yang dikembangkan melalui jalur pendidikan nonformal memiliki sasaran peserta didik yang berasal dari warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan untuk bekerja, khususnya mereka yang tidak mampu, tidak sekolah, menganggur, dengan menitikberatkan pada pendidikan dan pelatihan keterampilan (vocational) sesuai dengan kebutuhan pasar, dunia usaha dan dunia industri, serta potensi lokal yang layak untuk dikembangkan menjadi usaha ekonomi.

(34)

B. TUJUAN 1. Umum

Memberikan/meningkatkan keterampilan dan kewirau-sahaan peserta didik kesetaraan untuk kemandirian dalam berusaha serta kesejahteraannya dalam kelompok usaha bersama (Pra Koperasi).

2. Khusus

a. Mengembangkan kemampuan wirausaha peserta di-dik.

b. Meningkatkan kesejahteraan peserta didik.

c. Mengurangi pengangguran dengan mendorong usaha mandiri peserta didik.

d. Mendorong pembentukan wadah usaha bersama peserta didik dalam bentuk pra-koperasi.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Dasar 1945.

a. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pe-menuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pe-ngetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi me-ningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (UUD 45 Pasal 28C ayat 1).

b. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk mem-bangun masyarakat, bangsa dan negaranya (UUD 45

Pasal 28C Ayat 2).

c. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (UUD 45, Pasal 31 Ayat 1).

d. Perekonomian Nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efi-siensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan ling-kungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseim-bangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (UUD 45 pasal 33 Ayat 4).

2. Undang –undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003.

a. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (USPN Pasal 4 ayat 3). b. Pendidikan Nonformal berfungsi mengembangkan po-tensi peserta didik dengan penekanan pada pengua-saan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional (USPN Pasal 26 Ayat 2).

D. SASARAN

1. Sasaran peserta adalah peserta didik pendidikan kese-taraan Paket A, Paket B dan Paket C.

2. Sasaran kegiatan adalah untuk meningkatkan keteram-pilan dan kemampuan peserta didik dengan wirausaha dan kemandiriannya.

(35)

3. Sasaran hasil adalah dapat digunakan sebaik-baiknya usaha mandiri peserta optimalisasi dana untuk usaha mandiri dan pembentukan lembaga usaha bersama (me-nuju ke koperasi).

4. Bentuk kegiatan adalah bantuan (intervensi) pembiayaan

untuk mendukung kewirausahaan peserta agar mandiri dan sejahtera.

E. ALOKASI PEMBIAYAAN

1. Komponen biaya dimasukan ke dalam komponen biaya di masing-masing paket pendidikan kesetaraan yang ada di dana dekonsentrasi, sedangkan besarnya dana per-peserta atau per-kelompok adalah sebagai berikut: a. Paket A sebesar Rp. 200.000 /per-peserta atau

sebe-sar Rp. 4.000.000/kelompok (20 peserta) pada se-tiap lembaga yang mendapatkan bantuan penyeleng-garaan Paket A.

b. Paket B sebesar Rp. 300.000/per-peserta atau sebe-sar Rp. 7.500.000/kelompok (25 peserta) pada setiap lembaga yang mendapatkan bantuan penyelengga-raan Paket B.

c. Paket C sebesar Rp. 300.000/per-peserta atau sebe-sar Rp. 9.000.000/kelompok (30 peserta) pada setiap lembaga yang mendapatkan bantuan penyelengga-raan Paket C.

2. Untuk kelas baru, alokasi dana yang digunakan untuk keterampilan peserta didik dimasing-masing paket di gunakan dengan pembagian sebagai berikut:

a. Paket A 60 % untuk pelatihan keterampilan, dan 40 % untuk modal usaha produktif sebagai usaha bersama. b. Paket B 40 % untuk pelatihan keterampilan, dan 60% untuk modal usaha produktif secara bersama, atau digunakan untuk modal bergulir bagi peserta didik yang mau berusaha mandiri.

c. Paket C 30% untuk pelatihan keterampilan, dan 70% untuk modal usaha produktif secara bersama, atau digunakan untuk modal bergulir bagi peserta didik yang mau berusaha mandiri.

3. Ketentuan penggunaan dana

a. Alokasi pembagian peruntukan pembiayaan kete-rampilan ini, digunakan untuk kelas baru, sedangkan untuk kelas lanjutan alokasi biaya keterampilan 100% digunakan untuk modal usaha produktif secara bersa-ma, maupun digunakan untuk modal bergulir bagi peserta didik yang mau usaha mandiri.

b. Yang dimaksud dengan pelatihan keterampilan ini bu-kan hanya untuk berproduksi, tetapi juga dapat digu-nakan untuk keterampilan manajemen, pemasaran, dll.

F. PENGGUNAAN BIAYA 1. Paket A

Penggunaan dana pelatihan keterampilan sebesar 60% antara lain untuk :

(36)

b. Transportasi narasumber c. Materi dan ATK kelompok d. Pelaporan

Penggunaan dana modal usaha sebesar 40% antara lain digunakan untuk:

a. Kartu anggota

b. Modal usaha produktif

2. Paket B

Penggunaan dana pelatihan keterampilan sebesar 40 % antara lain digunakan untuk

a. Pembelian bahan praktek b. Transportasi narasumber c. Materi dan ATK kelompok d. Pelaporan

Penggunaan dana modal usaha 60% antara lain untuk a. Kartu anggota

b. Modal usaha produktif

3. Paket C

Penggunaan dana pelatihan keterampilan 30% antara lain digunakan untuk:

a. Pembelian bahan praktek b. Transportasi narasumber

c. Materi dan ATK kelompok d. Pelaporan

Penggunakaan dana modal usaha 70% antara lain untuk a. Kartu anggota

b. Modal usaha produktif

4. Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program di atas, maka diperlukan adanya:

a. Anggaran dasar dan rumah tangga usaha bersama b. Mekanisme pengelolaan usaha bersama produktif c. Mekanisme pembagian keuntungan usaha

d. Struktur pengelola dan pembagian tugas masing-masing

e. Jaringan kerja sama dengan stakeholders

G. PERINTISAN USAHA DARI BANTUAN BIAYA

Untuk menjamin keberhasilan membentuk kemandirian pe-serta maka, setiap kelompok belajar pendidikan kesetaraan harus melakukan upaya perintisan usaha yang dibimbing oleh penyelenggara pendidikan kesetaraan sebagai berikut:

1. Seluruh peserta didik mendapatkan bimbingan intensif dari lembaga penyelenggara dalam menyusun rencana perintisan usaha dan pengelolaanya

2. Rumusan bentuk kegiatan usaha yang dilakukan oleh pe-serta disesuaikan dengan potensi ekonomi yang dapat dilakukan di daerah masing-masing

(37)

3. Rencana rintisan usaha peserta diajukan ke lembaga de-ngan menggunakan formulir usulan kegiatan usaha pe-serta sebagai bahan untuk pencairan dana dipe-sertai dengan kwitansi dan berita acara serah terima dana dari lembaga ke peserta.

4. Kelompok peserta yang berusaha bersama menyusun pe-ngurus untuk menjalankan usaha bersama tersebut. 5. Pengelolaan usaha dilakukan secara demokratis dan

trans-paran (direncanakan dan dilaksanakan oleh, dari dan un-tuk seluruh peserta dimasing-masing lembaga)

6. Pembinaan rintisan usaha dilakukan oleh lembaga penye-lenggara dan/atau kerjasama dengan instansi lain terkait 7. Rintisan usaha yang dilakukan diarahkan untuk memben-tuk wadah usaha ekonomi bagi semua anggota dan disa-rankan berbentuk koperasi (karena memudahkan akses dan dukungan dari instansi lain yang relevan)

H. MODEL PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DIKSETARA

Sebagai upaya untuk mendukung pengembangan kemandirian melalui pengembangan kewirausahaan yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, maka dalam pelaksanaan pembelajaran pen-didikan kesetaraan berbasis pengembangan kewirausahaan me-lalui dana dekonsentrasi di setiap provinsi, maka perlu dilaku-kan model pelaksanaan seperti pada bagan berikut.

Ketentuan pelaksanaan model pendidikan kesetaraan ber-basis pengembangan kewirausahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran peserta didik paket A, B dan C, dilakukan

integratif dengan pembelajaran keterampilan kepada peserta yang disesuaikan dengan potensi dan serta kebu-tuhan pasar atas barang dan jasa

2. Penambahan pembelajaran keterampilan selama proses pembelajaran peserta didik menyelesaikan program pa-ket A, B dan C

3. Pelatihan kewirausahaan dilakukan bersamaan dengan pembelajaran masing-masing paket.

4. Perintisan usaha peserta didik dapat dilakukan selama proses pembelajaran paket A, B dan C

I. INDIKATOR KEBERHASILAN

Adapun indikator keberhasilan pelaksanaan program pendi-dikan kesetaraan paket A, B dan C berbasis kewirausahaan ini

PENDIDIKAN KESETARAAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN (PRA-KOPERASI) Alur Pendidikan Kesetaraan Berbasis Kewirausahaan

Penyelengggara Diksetara Motivasi Kewirausahaan Pembentukan Kelompok Usaha Bersama Pemilihan Calon Pengurus Peningkatan Pendapatan & Kesejahteraan Peserta Didik Peserta Didik Penyusunan AD/ART Menjalankan perintisan usaha bersama atau mandiri Membuat Aturan

Main Usaha dan Organisasi Menetapkan Simpanan Peserta Menetapkan Pengurus UB Menentukan jenis Usaha Bersama Pelatihan Manajemen Usaha Bersama

(38)

adalah sebagai berikut:

1. Minimal 60% peserta didik mendapatkan penghasilan 2. Adanya usaha mandiri peserta atau kelompok usaha

ber-sama

3. Peserta didik mampu mengembangkan modal usahanya 4. Berputarnya bantuan pembiayaan keterampilan sebagai

modal bergulir (revolving fund)

5. Lembaga penyelenggara mampu membina peserta didik kesetaraan berbasis kewirausahaan (membentuk pra-ko-perasi)

J. SISTEM REVOLVING FUND

Sacara umum pengembangan kewirausahaan peserta didik kesetaraan, untuk perintisan usaha maka dana yang ada dapat digunakan untuk modal bergulir dengan sistem sebagai berikut: 1. Masing-masing peserta didik secara mandiri atau berke-lompok dapat meminjam dari dana modal usaha sesuai dengan kelayakan usaha yang diajukan.

2. Peminjam mengembalikan dana sesuai dengan ketentuan yang disepakati dalam anggaran dasar.

3. Setiap peserta didik secara mandiri atau kelompok yang meminjam modal usaha bersama melakukan perjanjian penggunaan dana.

4. Pengembalian dana usaha ditambah dengan jasa yang besarnya ditentukan oleh anggota (maksimal 2%). 5. Anggota yang meminjam apabila terlambat melakukan

pelunasan sesuai dengan perjanjian dikenakan denda

yang besanya ditentukan anggota (maksimal 5%) dari pinjaman.

6. Seluruh pengelolaan dana bergulir dilakukan dengan prin-sip tertib, transparan, akuntabel dan terus bertambah

K. PENGUATAN RINTISAN USAHA PESERTA MENGGUNAKAN INKUBASI BISNIS

Untuk memperkuat kemampuan berusaha peserta didik pen-didikan kesetaraan, maka sistem inkubasi bisnis dapat dilaku-kan dengan langkah sebagai berikut:

1. Lembaga penyelenggara melakukan pendampingan mana-jemen, finansial, pasar, dan produksi untuk menjamin keberlangsungan program

2. Peserta didik terus melatih diri dan kelompoknya untuk terus berusaha untuk memutar dana belajar usaha dan mendapatkan keuntungan

3. Lembaga penyelenggara melakukan upaya untuk men-dukung kemitraan usaha dengan pengusaha lokal yang telah jadi dengan model sub-kontrak, sub-agen,

sub-sell-ing (usaha plasma dan inti). L. PENUTUP

Demikian petunjuk teknis pelaksanaan untuk penggunaan bantuan pembiayaan keterampilan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesetaraan berbasis kewirausahaan (pra-koperasi) ini disusun untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan program di daerah. „

(39)

Gambar

TABEL 1. BIAYA PEMBELAJARAN KELAS AWAL PAKET C
TABEL 2. BIAYA PEMBELAJARAN PAKET C (Lanjutan 1)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang faktor-faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

Reorder Point bulan November dan Desember industry Rapoviaka Cokelat harus melakukan pemesanan bahan baku pada saat persediaan tersedia sebesar 8,33 Kg, untuk

Pada nilai skor terhadap Pi minyak solar didapatkan Ci/Li minyak solar rerata yaitu 0 dan nilai Ci/Li minyak solar baru yaitu 0 sesuai berdasarkan kriteria status mutu air

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Dampak bencana banjir tidak bisa diabaikan, seperti kerusakan sarana infrastruktur kota, dan kerugian sosial ekonomi di kawasan

Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan

Oleh yang demikian, pelbagai pendekatan aplikasi wakaf tunai telah dibina dan sedang dibina oleh pihak bertanggungjawab bagi memastikan berwakaf dalam bentuk

BAB II LANDASAN TEORI MENGENAI PELATIHAN KETERAMPILAN KERAMIK DI MASYARAKAT A.. Konsep Seni Rupa dan Kriya

Hasil estimasi menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman Bank Persero, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Campuran, serta Bank Umum memilki