BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG
BULETIN
STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG
Jl. PRAMUKA NO. 1 SINTANG, KALIMANTAN BARATTelp : (0565) 21013
SUSUNAN REDAKSI PENANGGUNG JAWAB Supriandi, SP, M.Si PEMIMPIN REDAKSI Marheden DESAIN / PRODUKSI Chahya Putra Nugraha, S.Tr Ida Bagus Gauttama B.D., S.Tr
EDITOR Saifudin Zukhri, S.Tr Irma Dewita Sari, S.Tr
PENULIS Syahbudin, A.Md Annisa Nazmi Azzahra, S.Tr Ananggirieza Nugraha, S.Tr
Siwi Kuncorojati, S.Tr
DISTRIBUSI Willi Pramono, A.Md M. Gilang Bagus Sahputra, A.Md.
ALAMAT
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang Jl. Pramuka No. 1 Sintang, Kalimantan
Barat Telp : (0565) 21013
Email : stamet.sintang@yahoo.com /
stamet.sintang@bmkg.go.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga telah Terbit Buletin Cuaca Edisi Desember 2020 Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Kami mengharapkan melalui buletin ini dapat mempermudah kita dalam mengenal karakteristik cuaca dan dapat membantu dalam prakiraan cuaca wilayah setempat khususnya Sintang, Kalimantan Barat.
Terima kasih kepada seluruh pegawai dan staf Stasiun Meteorologi Susilo Sintang atas kelengkapan data secara rutin sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan buletin ini.
Agar buletin ini dapat terbit secara rutin, maka saya mengharapkan kontribusi setiap anggota dan pengurus buletin Stasiun Meteorologi Susilo Sintang agar lebih berperan aktif baik dalam penulisan maupun penerbitan.
Demi peningkatan kualitas informasi dalam buletin ini, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan pendapat dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait dan masyarakat umum.
D
A
F
T
A
R
IS
I
KATA PENGANTAR
Susunan Redaksi Daftar Isi Daftar Istilah MeteorologiKONDISI ASTMOSFER
Analisis Global Analisis Regional Analisis LokalPROSPEK
KONDISI ASTMOSFER
Prakiraan ENSO Prakiraan IOD Prakiraan Anomali SPL Prakiraan Curah dan Sifat HujanRANGKUMAN
Kondisi Atmosfer November 2020 Prospek Kondisi Atmosfer Desember 2020-Januari 2021
KEGIATAN
STAMET SINTANG
LENSA METEOROLOGI
Mengenal Cuaca Ekstrem: Squall Line Barometer Aneroid
17
31
iii
1
27
38
DAFTAR ISTILAH METEOROLOGI
Cuaca: Kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat di suatu tempat dalam waktu yang relatif singkat.
Iklim: Keadaan cuaca rata-rata dalam cakupan waktu yang panjang dan cakupan wilayah yang luas.
Curah Hujan: Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan satu milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada suatu tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter .
Sifat Hujan: Perbandingan jumlah curah hujan pada periode tertentu terhadap normal curah hujan pada periode tertentu; Atas Normal (AN): curah hujan > 115%; Normal (N): curah hujan 85% - 115%; Bawah Normal (BN): curah hujan <85%.
Kelembapan Udara: Perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah udara pada temperatur tertentu yang dinyatakan dalam persen (%).
Suhu Permukaan Laut: Suhu yang didapat dari hasil pengukuran lapisan permukaan laut.
Visibility (Jarak Pandang): Tingkat kejernihan (transparansi) dari atmosfer, yang berhubungan dengan penglihatan manusia yang dinyatakan dalam satuan jarak.
El Nino: Kondisi terjadinya peningkatan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.
La Nina: Kondisi terjadinya penurunan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.
Dipole Mode (IOD): Fenomena interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia berdasarkan selisih antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.
Southern Oscillation Index (SOI): Nilai indeks berdasarkan perbedaan atau selisih Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin.
KONDISI
ATMOSFER
BU
LE
TI
N
M
ET
EO
RO
LO
G
IE
D
IS
IJ
A
N
U
A
RI
20
21
ANALISIS GLOBAL
Cuaca terbentuk dari suatu rangkaian fenomena dinamika atmosfer yang terjadi di bumi. Dalam rangka mempermudah analisis dinamika atmosfer, skala cuaca dibagi menjadi 3, yaitu skala global, regional, dan lokal. Berikut kami sampaikan kondisi dinamika atmosfer skala global yang mana ruang lingkupnya sangat luas.
A. Analisis Suhu Permukaan Laut (SPL)
Sebagai salah satu sumber utama air di bumi, laut memiliki peranan yang penting dalam proses pembentukan cuaca terutama hujan. Hal ini dikarenakan hujan terjadi disebabkan oleh adanya penguapan air yang ada di bumi oleh matahari, dan laut merupakan sumber air yang terluas di bumi ini. Keadaan SPL tentunya juga berpengaruh dalam proses penguapan ini. Untuk membantu menganalisis SPL, digunakan nilai anomali terhadap keadaan normalnya. Semakin tinggi nilai anomali SPL maka semakin mudah pula terjadi penguapan sehingga dapat menambah suplai uap air di udara dan membentuk awan-awan yang menyebabkan hujan. Sebaliknya, ketika nilai anomali SPL rendah maka air laut akan sulit menguap sehingga tidak ada suplai tambahan uap air di udara.
Berikut tampilan nilai anomali SPL bulan Januari 2021 pada Gambar 1.
Gambar 1 Anomali Suhu Permukaan Air Laut (SPL)
Secara umum anomali SPL perairan sekitar Kalimantan Barat menunjukkan nilai 0,0 s.d. +0,4 (netral), yang memiliki arti bahwa SPL pada bulan Januari 2021 kurang lebih sama dengan keadaan normalnya. Hal tersebut menunjukkan indikasi bahwa tidak terdapat tambahan suplai uap air dari laut yang dapat membentuk awan hujan.
B. Analisis Madden Julian Oscillation (MJO)
Fenomena ini erat kaitannya dengan suplai uap air yang dapat mempengaruhi kejadian hujan di beberapa wilayah Indonesia. Indeks MJO ini terbagi menjadi 8 fase. MJO ini dikatakan mempengaruhi wilayah Indonesia jika memasuki fase 3 & 4. Berikut merupakan analisis MJO bulan Januari.
Gambar 2 Diagram Penjalaran MJO
Sumber : www.bom.gov.au
Gambar 2 di atas merupakan diagram penjalaran MJO bulan Januari (garis hijau), Desember (garis merah), dan Februari (garis biru). Berdasarkan gambar di atas, garis indikator MJO berada di bagian luar lingkaran selama melewati fase 3 dan 4, hal
C. Analisis Southern Oscillation Index (SOI)
SOI ini merupakan suatu indeks yang dapat mempresentasikan tentang kondisi fenomena cuaca global berupa El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino menyebabkan kurangnya uap air yang berimbas pada minimnya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Fenomena La-Nina merupakan kondisi kebalikannya, dimana fenomena ini menyebabkan tingginya uap air yang berimbas pada tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Berikut kami sampaikan analisis SOI pada Gambar 3.
Gambar 3 Southern Oscillation Index (SOI)
Sumber : www.bom.gov.au
Fenomena cuaca global El-Nino terindikasi kuat jika SOI menunjukkan nilai di bawah -7, sedangkan fenomena cuaca global La-Nina terindikasi kuat jika SOI menunjukkan nilai di atas +7. Berdasarkan gambar di atas, pada bulan Januari umumnya indeks SOI berada di atas 0 atau menunjukkan nilai positif. Garis indeks SOI menunjukkan tren menurun dari puncaknya yang awalnya berada pada nilai +17,4 menurun sampai pada +15,9. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena La-Nina masih aktif namun kekuatannya semakin melemah. Fenomena La-Nina ini diindikasikan memiliki pengaruh yang besar terhadap meningkatnya kejadian hujan di wilayah Kabupaten Sintang.
D. Analisis Indian Ocean Dipole (IOD)
Lokasi Indonesia yang berdekatan dengan Samudera Hindia juga berpengaruh dalam pembentukan cuaca di Indonesia ini. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa laut juga memiliki peranan penting dalam membangun cuaca yang terjadi di bumi ini. Fenomena IOD ini merupakan suatu fenomena naik turunnya suhu permukaan laut yang dapat mempengaruhi cuaca khususnya hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Fenomena IOD ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase positif dan negatif. Fase IOD negatif menambah suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan fase IOD positif menambah suplai uap air di wilayah India. Untuk mengetahui fase dipole mode perlu dianalisis menggunakan Indeks IOD.
Gambar 4. Indeks IOD
Sumber : www.bom.gov.au
Berdasarkan gambar 4 di atas garis indeks IOD bulan Januari masih berada pada kisaran nilai 0, mengindikasikan bahwa IOD sedang dalam fase netral dan terindikasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian hujan khususnya di wilayah Kabupaten Sintang.
ANALISIS REGIONAL
A. Analisis Relative Humidity (Kelembapan Udara)
Kelembapan atau Relative Humidity (RH) pada Gambar 5 menunjukkan banyaknya konsentrasi uap air di udara. Secara umum prosentase nilai RH di wilayah Kabupaten Sintang menunjukkan kondisi yang basah, sesuai dengan banyaknya kejadian hujan yang tinggi. Pada lapisan 925 mb (sekitar 762 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 85% s.d. 90%, pada lapisan 850 mb (sekitar 1458 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 80% s.d. 85%, pada lapisan 700 mb (sekitar 3013 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 80% s.d. 85%, dan pada lapisan 500 mb (sekitar 5576 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 80% s.d. 90%.
Gambar 5 Kelembapan Udara (RH) Per Lapisan
Sumber : www.esrl.noaa.gov
B. Analisis Streamline
Gambar 6 Streamline Angin Lapisan 925mb
Sumber : www.esrl.noaa.gov
Streamline atau garis angin merupakan kondisi arah pergerakan angin secara umum. Gambar 6 menunjukkan proyeksi rata-rata arah dan kecepatan angin pada bulan September. Legenda di bawah gambar menunjukkan nilai kecepatan angin dengan
satuan knots. Terdapat belokan angin atau shear di sekitar wilayah Kabupaten Sintang, yang terindikasi berpengaruh terhadap pembentukan cuaca di wilayah Kabupaten Sintang, ditandai dengan meningkatnya kejadian hujan yang disebabkan oleh menumpuknya massa udara karena shear tersebut sehingga memicu tumbuhnya awan hujan.
ANALISIS LOKAL
A. Suhu Udara
Gambar 7 Grafik Suhu Udara Bulan Januari di Sintang
Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa suhu udara rata-rata harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Sintang berkisar antara 23,6°C – 27,5°C. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 26,8°C – 33,9°C dengan suhu maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 6 Januari 2021. Suhu minimum harian bulan Januari 2021 berkisar antara 20,0°C – 23,6°C dengan suhu minimum terendah terjadi pada 2 Januari 2021. Desember 2020.
B. Angin
Gambar 8 WindRose Stamet Susilo Sintang bulan Januari 2021
Analisis angin lokal menggunakan aplikasi WindRose dengan data pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang sebagai acuan. Gambar 8 menunjukkan frekuensi rata-rata arah angin (berhembus dari) di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Pada bulan Januari umumnya angin berhembus dari arah barat dengan kecepatan rata-rata 1,15 knots atau 2,13 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yang tercatat yaitu 13 knot atau 27 km/jam terjadi pada 27 Januari pukul 19.00 WIB.
C. Kelembapan Udara
Pada Gambar 9 terlihat bahwa kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang pada bulan Januari 2021 berkisar antara 82% – 94% dengan kelembapan rata– rata minimum terjadi pada tanggal 20 dan 25 Januari 2021 dan kelembapan rata – rata maksimum terjadi pada 24 Januari 2021.
Kelembapan udara maksimum harian sebesar 97 – 100% dengan kelembapan maksimum tertinggi terjadi sebanyak 9 kejadian di bulan Januari 2021. Sedangkan, kelembapan minimum harian bulan Januari 2021 berkisar antara 54% – 80% dengan kelembapan minimum terendah terjadi pada tanggal 19, 20, dan 25 Januari 2021.
Gambar 9 Grafik Kelembapan Udara Bulan Januari di Sintang
D. Tekanan Udara
dengan tekanan udara rata-rata harian tertinggi tercatat terjadi pada tanggal 24 Januari 2021 dan terendah tercatat pada tanggal 7 Januari 2021. Selain itu, tekanan udara maksimum harian berkisar antara 1005,4 – 1009,7 mb dengan puncak tekanan udara maksimum tertinggi tercatat pada tanggal 24 Januari 2021. Tekanan udara minimum harian bulan Januari 2021 berkisar antara 1000,1 – 1005,0 mb dengan tekanan udara minimum terendah terjadi pada tanggal 7 dan 9 Januari 2021.
E. Visibility (Jarak Pandang)
Gambar 11 Grafik Jarak Pandang Bulan Januari di Sintang
Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui bahwa jarak pandang yang tercatat pada bulan Januari 2021 berkisar antara 400 – 10.000 meter dengan jarak pandang maksimum per hari berkisar 8.000 – 10.000 meter sedangkan jarak pandang minimum per hari berkisar antara 400 – 3000 meter. Jarak pandang mendatar terendah tercatat terjadi pada tanggal 12 Januari 2021. Jarak pandang <1.000 meter tercatat berjumlah 4 kejadian yang diakibatkan adanya kabut tebal (fog).
F. Curah Hujan
Gambar 12 Grafik Curah Hujan Bulan Januari di Sintang
Gambar 12 menunjukkan grafik curah hujan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang bulan Januari 2021. Jumlah curah hujan bulan Januari 2021 tercatat sebesar 352 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 27 Januari 2021 sebesar 52 mm. Curah hujan pada bulan Januari 2021 yang terjadi di wilayah Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori tinggi karena berada dalam nilai >300 mm per bulan. Kejadian hujan berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat 1 kejadian hujan lebat (50 – 100 mm/hari), 8 kejadian hujan sedang (20 – 50 mm/hari), 7 kejadian hujan ringan (5 – 20 mm/hari), dan 7 kejadian hujan sangat ringan (1 - 5 mm/hari) di wilayah Kabupaten Sintang.
G. Penyinaran Matahari
Pada Gambar 13 menunjukkan lamanya penyinaran matahari bulan Januari 2021. Tercatat bahwa pada pukul 07.00 – 18.00 penyinaran matahari berkisar antara 0,0 – 6,7 jam. Penyinaran matahari minimum terjadi pada tangggal 17 dan 24 Januari 2021, sedangkan penyinaran maksimum terjadi pada tanggal 6 Januari 2021.
Gambar 13 Grafik Penyinaran Matahari Bulan Januari di Sintang
H. Keadaan Cuaca
Gambar 14 Grafik Kejadian Cuaca Khusus Bulan Januari di Sintang
Keadaan cuaca pada bulan Januari 2021 (Gambar 14) didominasi keadaan hujan. Hal ini terlihat pada hasil pengamatan terdapat 23 kejadian hujan, 11 kejadian petir/guntur, 5 kejadian kilat, dan 4 kejadian kabut tebal.
I. Titik Panas (Hotspot)
Gambar 15 di bawah ini menunjukkan banyaknya titik panas (hotspot) yang teramati oleh satelit di Kabupaten Sintang. Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah titik panas yang terdeteksi di wilayah Kabupaten Sintang sebanyak 1 titik selama bulan Januari 2021. Titik panas tersebut terjadi pada tanggal 25 Januari 2021.
Gambar 15 Grafik Hotspot Harian Kabupaten Sintang Bulan Januari 2021
Gambar 16 menunjukkan sebaran titik panas (hotspot) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Sintang selama bulan Januari 2021. Berdasarkan grafik tersebut, dapat kita lihat bahwa titik panas terdeteksi di Kecamatan Ketungau Hulu dengan jumlah 1 titik.
PROSPEK
KONDISI ATMOSFER
BU
LE
TI
N
M
ET
EO
RO
LO
G
IE
D
IS
IJ
A
N
U
A
RI
20
21
PRAKIRAAN ENSO
Fenomena ENSO merupakan fenomena global yang cukup penting untuk dipertimbangkan dalam mengambarkan kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Hasil dari beberapa kajian ilmiah menyatakan bahwa pada saat terjadi fenomena ENSO, beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan ataupun peningkatan curah hujan. Saat ENSO mengindikasikan kondisi EL Nino, beberapa wilayah Indonesia mengalami penurunan curah hujan. Kemudian, pada saat ENSO mengindikasikan La Nina, di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan.
Gambar 17 Grafik Prakiraan Indeks Nino 3.4
Sumber: http://www.bom.gov.au
Pada bulan Februari 2021 kondisi ENSO yang ditunjukkan Gambar 15 secara umum diprediksikan dalam kondisi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada nilai -0,4°C.
Selanjutnya, hasil prediksi kondisi ENSO pada bulan Maret 2021 juga diprediksikan berada dalam kondisi normal dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada pada kisaran -0,0°C hingga -0,4°C.
Hasil analisis tentang prediksi Nino 3.4 periode Februari dan Maret 2021 menunjukkan bahwa kondisi ENSO dalam keadaan normal. Hal ini mengindikasikan
bahwa fenomena ENSO diprediksi tidak berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Sintang untuk dua bulan ke depan.
PRAKIRAAN IOD
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi antara lautan dengan atmosfer yang terjadi di Samudera Hindiayang ditandai dengan anomali suhu permukaan laut antara Samudera Hindia Barat dengan Samudera Bagian Timur. Fenomena ini turut mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat. Adanya fenomena Dipole Mode dapat memberikan pengaruh berupa terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Proses identifikasi kemungkinan terjadinya fenomena Dipole Mode dilakukan dengan menganalisis hasil pemodelan indeks IOD dari BOM Australia selama dua bulan kedepan.
Gambar 18 Grafik Prakiraan IOD
Februari 2021 diprediksi dalam keadaan normal. Hal ini ditandai dengan rata-rata nilai IOD secara rata-rata (mean) berada dalam kisaran nilai 0,0°C.
Begitu juga dengan fenomena Dipole Mode pada bulan Maret 2021 menunjukkan kondisi Dipole Mode dalam keadaan normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks IOD rata-rata berada pada kisaran 0,0°C hingga 0,4°C.
Hasil analisis prediksi pemodelan indeks IOD selama periode Februari 2021 hingga Maret 2021 menunjukkan Dipole Mode dalam keadaan normal. Hal ini mengindikasikan bahwa fenomena Dipole Mode tidak berpengaruh terhadap penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat termasuk di Kabupaten Sintang.
PRAKIRAAN ANOMALI SPL
A. Prakiraan Bulan Februari 2021
Gambar 19 Prakiraan Anomali SPL Februari 2021
Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov
Dengan merujuk pada hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut lembaga layanan cuaca nasional Amerika Serikat (NOAA) yang ditunjukkan Gambar 17, dapat dikatakan bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah
perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Februari 2021 diprediksi tidak berbeda jauh dari rata – rata normalnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai anomali suhu permukaan laut (warna putih) untuk wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat yang secara umum berada pada rentang nilai anomali -0,25°C hingga -0,5°C. Berdasarkan nilai anomali suhu permukaan laut tersebut diprakirakan tidak mendukung suplai uap air di wilayah Kabupaten Sintang.
B. Prakiraan Bulan Maret 2021
Gambar 20 Prakiraan Anomali SPL Maret 2021
Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov
Berdasarkan hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut yang ditunjukkan Gambar 18 terlihat bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Maret 2021 diprediksi menunjukkan nilai anomali suhu permukaan laut yang tidak jauh berbeda dari rata -rata normalnya (warna putih) dengan rentang nilai anomali -0,25°C hingga 0,25°C.
PRAKIRAAN CURAH DAN SIFAT HUJAN
Prakiraan curah hujan merupakan prakiraan potensi besarnya curah hujan yang terjadi pada suatu wilayah. Prakiraan curah hujan dikategorikan menjadi empat, yaitu rendah (<100 mm), menengah (101 – 300 mm), tinggi (301 – 400 mm), dan sangat tinggi (>400). Sedangkan, prakiraan sifat hujan merupakan prakiraan potensi sifat hujan yang terjadi di suatu wilayah terhadap normal curah hujannya. Prakiraan sifat hujan dikategorikan menjadi tiga, yaitu Bawah Normal, Normal, dan Atas Normal.
A. Prakiraan Bulan Februari 2021
Gambar 21 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan Februari 2021
Gambar 22 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan Februari 2021
Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id
Berdasarkan Gambar 19 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 201 – 400 mm dengan kategori menengah hingga tinggi. Sedangkan, Gambar 20 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di wilayah Sintang secara umum berada pada kategori Normal hingga Atas Normal.
Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan Februari 2020 pada setiap kecamatan di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Januari di Kabupaten Sintang
No. Nama Kecamatan
Curah Hujan
Kategori Sifat Hujan (mm)
1 Ambalau 201 – 300 Menengah Normal 2 Binjai Hulu 201 – 300 Menengah Normal
6 Kelam Permai 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal 7 Ketungau Hilir 201 – 300 Menengah Normal
8 Ketungau Hulu 201 – 300 Menengah Normal 9 Ketungau Tengah 201 – 300 Menengah Normal 10 Sungai Tebelian 201 – 300 Menengah Normal 11 Sepauk 201 – 300 Menengah Normal
12 Serawai 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal 13 Sintang 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal 14 Tempunak 201 – 300 Menengah Normal
B. Prakiraan Bulan Maret 2021
Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 201 – 400 mm dengan kategori menengah hingga tingi. Selain itu, Gambar 22 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di wilayah Sintang berada pada kategori Bawah Normal hingga Normal.
Gambar 23 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan Maret 2021
Gambar 24 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan Maret 2021
Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id
Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan Maret 2021 pada setiap kecamatan di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Maret di Kabupaten Sintang
No. Nama Kecamatan
Curah Hujan
Kategori Sifat Hujan (mm)
1 Ambalau 301 – 400 Tingi Bawah Normal 2 Binjai Hulu 201 – 300 Menengah Normal 3 Dedai 201 – 300 Menengah Bawah Normal 4 Kayan Hilir 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal 5 Kayan Hulu 201 – 400 Menengah - Tingi Normal
6 Kelam Permai 201 – 300 Menengah Bawah Normal 7 Ketungau Hilir 201 – 300 Menengah Normal
10 Sungai Tebelian 201 – 300 Menengah Bawah Normal 11 Sepauk 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal 12 Serawai 201 – 400 Menengah - Tingi Bawah Normal - Normal 13 Sintang 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal 14 Tempunak 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
RANGKUMAN
BU
LE
TI
N
M
ET
EO
RO
LO
G
IE
D
IS
IJ
A
N
U
A
RI
20
21
KONDISI ATMOSFER JANUARI 2021
Kondisi dinamika atmosfer secara global berkontribusi terhadap kondisi cuaca Kabupaten Sintang. Hal ini terlihat nilai indeks SOI berada pada kisaran nilai +16,0 yang menandakan kecenderungan La Nina dimana massa udara dari pasifik barat bergerak ke wilayah Indonesia bagian timur.
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer secara regional, nilai RH pada lapisan 925 - 500 mb menunjukkan koondisi yang basah. Selanjutnya, pola angin lapisan 850 mb menunjukkan adanya belokan angin atau shear di sekitar wilayah Kabupaten. Hal ini tentu memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Kabupaten Sintang.
Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang selama bulan Januari 2021 sebagai berikut:
Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 23,6°C – 27,5°C, suhu udara maksimum tercatat sebesar 33,9°C terjadi pada tanggal 6 Januari 2021, dan suhu minimum harian tercatat sebesar 20,0°C terjadi pada 2 Januari 2021. Secara umum angin berhembus dari arah barat dengan kecepatan rata-rata 1,15
knots atau 2,13 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yang tercatat yaitu 13 knot atau 27 km/jam terjadi pada 27 Januari pukul 19.00 WIB.
Kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat berkisar antara 82% – 94% dengan kelembapan udara harian tertinggi 100% terjadi sebanyak 9 kejadian pada buan Januari dan kelembapan minimum terendah senilai 54% terjadi pada tanggal 19, 20, dan 25 Januari 2021.
Tekanan udara rata-rata harian yang tercatat berkisar antara 1003,4 – 1007,0 mb dengan tekanan udara maksimum sebesar 1009,7 mb tercatat pada tanggal 24 Januari 2021 dan tekanan udara minimum sebesar 1000,1 mb terjadi pada tanggal 7 dan 9 Januari 2021.
Tercatat bahwa jarak pandang bulan Januari berkisar antara 400 – 10.000 meter. Jarak pandang mendatar sebesar <1000 meter tercatat pada 4 kejadian di bulan Januari yang diakibatkan adanya kabut tebal.
Jumlah curah hujan bulan Januari tercatat sebesar 352 mm berada dalam kategori tinggi. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 27 Januari 2021 sebesar 52 mm/hari.
Lama penyinaran matahari berkisar antara 0,0 – 6,7 jam dengan lama penyinaran maksimum terjadi pada tanggal 6 Januari 2021 dan lama penyinaran minimum terjadi pada tanggal 17 dan 24 Januari 2021.
Keadaan cuaca bervarasi antara lain 23 kejadian hujan, 11 kejadian petir/Guntur,
5 kejadian kilat, dan 4 kejadian kabut tebal.
Titik Panas pada bulan Januari tercatat sejumlah 1 titik pada tanggal 25 Januari
PROSPEK KONDISI ATMOSFER
FEBRUARI - MARET 2021
.Berdasarkan analisis global bulan Februari 2021 dan Maret 2021, fenomena ENSO pada bulan Februari hingga Maret 2021 diprediksi berada dalam kondisi normal. Kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sintang. Selanjutnya, Dipole Mode bulan Februari hingga Maret 2021 juga diprediksi berada pada kategori normal.
Anomali Suhu Permukaan Laut (SPL) bulan Februari dan Maret 2021 di perairan barat wilayah Kalimantan Barat diprakirakan tidak jauh berbeda dengan nlai SPL rata - rata normalnya sehingga diprediksi kurang mendukung potensi pembentukan awan – awan konvektif di Kabupaten Sintang.
Prakiraan curah hujan bulan Februari 2021 berada pada kategori menengah (201 – 300 mm) dengan prakiraan sifat hujan secara umum berada pada kondisi Bawah Normal hingga Normal. Selanjutnya pada bulan Maret 2021 prakiraan curah hujan berada pada kategori menengah hingga tinggi (201 – 400 mm) dengan prakiraan sifat hujan berada pada kondisi Bawah Normal hingga Normal.
KEGIATAN
STAMET SUSILO SINTANG
BU
LE
TI
N
M
ET
EO
RO
LO
G
IE
D
IS
IJ
A
N
U
A
RI
20
21
KEGIATAN KOORDINASI FREKUENSI RADIO
KOMUNIKASI DENGAN BASARNAS
Pada tanggal 06 Januari 2021 dilaksanakan kegiatan koordinasi frekuensi radio komunikasi berupa Handy Talky (HT) dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) di kantor BASARNAS Sintang. kegiatan koordinasi tersebut diwakili oleh Supriandi SP.M.Si selaku Kepala Stasiun Meteorologi Susilo Sintang.
Gambar 25 Koordinasi Frekuensi Radio Komunikasi dengan BASARNAS
DIALOG
INTERAKTIF
"WASPADA
CUACA
EKSTREM" DI RRI SINTANG
Pada tanggal 14 Januari 2021 dilaksanakan Kegiatan Dialog Interaktif dengan topik "Waspada Cuaca Ekstrem" di kantor RRI Sintang oleh Kepala BMKG Sintang dan Kepala BPBD Sintang selaku narasumber.
Gambar 26 Kegiatan Dialog Interaktif di RRI Sintang
RAPAT KOORDINASI PENETAPAN STATUS SIAGA
DARURAT BANTINGSOR
Kegiatan Rapat Koordinasi Penetapan Status Siaga Darurat BANTINGSOR dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2021 di Ruang Rapat Asisten Setda Kabupaten Sintang. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka antisipasi bencana alam dan menyikapi kondisi iklim cuaca di Kabupaten Sintang. Stasiun Meteorologi Sintang diwakili oleh Annisa Nazmi Azzahra S.Tr selaku Pegawai Stasiun Meteorologi Susilo Sintang.
KEGIATAN HUT SATPAM KE-40
Gambar 28 Kegiatan HUT Satpam ke-40
Pada tanggal 26 Januari 2021 PPNPN Stasiun Meteorologi Susilo Sintang turut diundang dalam kegiatan HUT Satpam ke-40 yang diadakan di Caffe Teras Kota Lintas Melawi.
KEGIATAN PISAH PURNA TUGAS PEGAWAI
Pada tanggal 29 Januari 2021 dilaksanakan kegiatan pisah purna tugas pegawai atas nama Marheden di Ruang Rapat Stasiun Meteorologi Tebelian. Kegiatan rapat ini dihadiri oleh seluruh pegawai Stasiun Meteorologi Susilo Sintang.
LENSA
METEOROLOGI
BU
LE
TI
N
M
ET
EO
RO
LO
G
IE
D
IS
IJ
A
N
U
A
RI
20
21
Critical Phases
dalam Penerbangan
Oleh : Hanifa Nur Rahmadini
Sebelum pesawat lepas landas, biasanya awak kabin selalu menunjukkan letak pintu dan jendela darurat, memperagakan penggunaan sabuk pengaman serta alat keselamatan yang digunakan saat pendaratan darurat. Awak kabin juga selalu mengingatkan untuk membuka penutup jendela, melipat meja, menegakkan sandaran kursi, melarang penggunaan powerbank dan juga mematikan telepon genggam serta tablet. Apakah kita semua termasuk penumpang yang taat pada peraturan tersebut? Atau malah menjadi penumpang abai yang mungkin akan membahayakan keselamatan? I’ll leave that to you.
Lalu, apakah hal tersebut berpengaruh? Apa saja pengaruhnya?
Dalam dunia penerbangan, aturan-aturan tersebut dilakukan untuk mendukung keselamatan penerbangan khususnya saat pesawat berada dalam critical phases atau fase kritis penerbangan. Fase kritis adalah fase saat pesawat dalam posisi take off, climb out, final approach, dan landing. Berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa 3 menit pertama dan 8 menit terakhir dalam penerbangan dimana pesawat udara sering mengalami insiden kecelakaan. 11 menit ini adalah fase krusial dimana pilot harus dalam kendali penuh dan komunikasi intensif dengan air traffic controller, awak kabin dan penumpang harus berada dalam kondisi duduk dengan posisi sabuk pengaman terpasang.
Selama lepas landas, pesawat berada dalam kecepatan relatif rendah dengan konfigurasi daya angkat tinggi. Dalam posisi ini, kecepatan udara adalah salah satu faktor penting dalam gaya angkat pesawat. Sedangkan, dalam kondisi mendekati pendaratan, pesawat berada dalam kondisi yang juga rentan, dimana pesawat memiliki kecepatan tinggi dan sedang mengurangi ketinggian. Lagi-lagi kecepatan dan arah angin merupakan hal yang paling penting dalam fase-fase ini. Margin kesalahan dalam pembacaan kecepatan angin hanya 2-3 knot saja, karena hembusan angin yang tiba-tiba kencang atau perubahan arah tiba-tiba dapat mengganggu keseimbangan pesawat. Dalam kondisi ini everything possibly goes wrong, cuaca buruk, gagal mesin, hilang komunikasi dan sebagainya, maka dalam kondisi ini awak kabin dilarang
berkomunikasi dengan pilot dan kembali mengingatkan penumpang untuk mematuhi aturan keselamatan penerbangan.
Aturan-aturan ini diberikan demi keselamatan penerbangan serta mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan juga memudahkan jalannya evakuasi. Mematikan telepon genggam contohnya, hal ini dimaksudkan agar sinyal telepon genggam tidak mengganggu frekuensi radio komunikasi pilot dengan air traffic controller. Menggunakan sabuk pengaman juga penting, jika saja tiba-tiba terjadi tubulensi yang dapat mengganggu keseimbangan pesawat, awak kabin dan juga penumpang tetap dapat duduk tidak terlempar dari tempat duduk.
Lalu, mengapa kecelakaan pesawat terjadi?
Menganalisis penyebab kecelakaan pesawat bukan merupakan hal yang mudah, karena penyebab kecelakaan pesawat nyaris jarang disebabkan oleh 1 hal saja, namun lebih sering dikarenakan rentetan kejadian, kesalahan, serta kegagalan. Dalam hal cuaca misalnya cuaca buruk seperti kabut atau hujan lebat dapat menyebabkan jarak pandang pilot berkurang saat akan melakukan pendekatan pendaratan serta runway yang licin dapat menyebabkan pesawat tergelincir saat mendarat. Sekitar 57% kecelakaan pesawat terjadi dalam fase ini. Lalu banyaknya awan-awan cumulonimbus juga dapat mengganggu keseimbangan pesawat karena pesawat yang masuk dalam awan ini dapat mengalami turbulensi kuat atau bahkan petir yang dapat mengganggu radio komunikasi pilot. Kejadian lain yang dapat menyebabkan kecelakan pesawat antara lain adalah kerusakan mesin pesawat seperti katup pada sayap tidak terbuka sehingga gagal melakukan pendaratan dan masih banyak hal-hal yang lain.
Apa yang dapat kita lakukan untuk mendukung keselamatan penerbangan?
“Be careful, let me know when you are home” bukanlah sebuah small talk biasa, melainkan doa dan harapan agar tiba di tujuan dengan selamat. Selain berdoa sebelum bepergian, jika bepergian dengan menggunakan pesawat, hal lain yang dapat mendukung keselamatan dalam penerbangan adalah mengikuti seluruh aturan keselamatan yang berlaku selama berada di pesawat. Sesederhana menggunakan sabuk
RADIOSONDE
Radiosonde merupakan suatu alat untuk mengamati cuaca di udara atas. Cikal bakal dari peralatan ini bermula pada tahun 1929 seorang berkewarganegaraan perancis yang bernama Robert Boreau melakukan penelitian cuaca di udara atas menggunakan balon yang dilengkapi oleh alat elektronik untuk mengamati parameter-parameter cuaca seperti suhu udara, kelembaban udara an tekanan udara pada lapisan permukaan hingga ke lapisan udara atas. radiosonde menggunakan gelombang radio untuk mengirim datanya pada frekuensi 100kHz - 100GHz. Data yang mampu dihasilkan oleh Radiosonde dapat mencapai hingga 100.000 kaki atau 30 km dari permukaan tanah.
Peralatan yang digunakan untuk Radiosonde yaitu : 1. Balon
Gambar 30 Balon
Balon Radiosonde merupakan balon yang dibuat khusus dengan ukuran 350 hingga 600 gram. Balon ini diisi dengan gas helium atau hidrogen, dan bertugas untuk membawa Transmitter dan sensor.
2. Transmitter Radiosonde
Gambar 31 Transmitter Radiosonde
Transmitter Radiosonde merupakan seperangkat alat yang akan diterbangkan bersama balon, pada transmitter ini terdapat juga sensor suhu, tekanan dan kelembaban. 3. Ground equipment
Gambar 32 Ground equipment
Ground equipment merupakan alat yang digunakan untuk menerima data dari transmitter hingga memproses data-data mentah yang dihasilkan oleh sensor-sensor. Pada ground equipment ini terdapat antena untuk menangkap signal, preamplifier sebagai penguat signal, preselector sebagai filter gangguan frekuensi, GPS sebagai baseline check.
hingga stratosfer. Setelah itu transmitter akan mengirimkan data yang telah dihasilkan oleh sensor-sensor tersebut kepada receiver dan akan diolah oleh pengamat. Pengamatan Radiosonde biasanya dilakukan 6 jam sekali pada jam 00.UTC, 06.00 UTC, 12.00 UTC, dan 18.00 UTC.