• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN EVALUASI HASIL BELAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIS KEPALA SEKOLAH. Ahmad Junaedi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN EVALUASI HASIL BELAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIS KEPALA SEKOLAH. Ahmad Junaedi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Vol. 11, No. 1, Januari - April 2021

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PENGEMBANGAN

EVALUASI HASIL BELAJAR MELALUI

SUPERVISI AKADEMIS KEPALA SEKOLAH

Ahmad Junaedi

Guru SDN Langgen, Talang Tegal, Jawa Tengah ajunaedi@gmail.com

Abstract

The background of this research is the lack of teaching feasibility which is only measured based on formal education but must also be measured based on the teacher's ability in teaching and material mastery sessions, mastering, choosing and using methods, media and learning evaluation. The ability of elementary school teachers in mastering learning materials is generally very worrying because of the sample of elementary school teachers who were asked to show their ability to master lesson materials, 70% did not master the subject matter, while only 30% mastered the subject matter. Such conditions are exacerbated by the less than optimal supervisory function of the Principal. If so far many opinions state that the professionalism of teachers in Indonesia is relatively low or inadequate, this is a result of the lack of supervision of school principals. The purpose of this school action research (PTS) is to find out the extent to which the principal's coaching through academic supervision is to improve teacher performance in the development of evaluation of learning outcomes. In this school action research (PTS), it was carried out in 3 cycles, from the results of the actions taken it was proven to be able to improve teacher performance by achieving ideal standards. From 59.64% in the pre-cycle, it can increase to 68.93% in the first cycle and 76.43% in the second cycle. The results of this action research indicate that in developing the evaluation of learning outcomes with completeness reaches 100%. It can be concluded that coaching using academic supervision can improve teacher performance.

Keywords: Teacher Performance, Evaluation of Learning Outcomes, Academic Supervision.

Abstrak

Latar belakang pada penelitian ini yaitu kurangnya kelayakan mengajar yang hanya diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. kemampuan guru SD dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya sangat menghawatirkan karena dari sampel guru SD yang diminta menunjukkan kemampuan menguasai bahan pelajaran 70% yang kurang menguasai bahan pelajaran, sedangkan hanya 30% yang menguasai bahan pelajaran. Kondisi seperti itu diperparah dengan kurang optimalnya fungsi kepengawasan Kepala Sekolah. Jika selama ini banyak pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurangnya kepengawasan kepala sekolah. Tujuan dari penelitian tindakan sekolah( PTS ) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pembinaan kepala sekolah melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru dalam pengembangan evaluasi hasil belajar. Dalam penelitian tindakan sekolah ( PTS ) ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 59,64 % pada Pra siklus, dapat meningkat menjadi 68,93 % pada siklus I, dan siklus

(2)

ke II 76,43 %. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan evaluasi hasil belajar dengan ketuntasan mencapai 100 %. Dapat dismpulkan bahwa pembinaan menggunakan supervisi akademik dapat meningkatkan kinerja guru.

© 2021 Dinamika Kata Kunci: Evaluasi Hasil Belajar; Kinerja Guru; Supervisi akademik

PENDAHULUAN

Kelayakan mengajar tidak cukup hanya diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Sehubungan dengan hal itu, kemampuan guru SD dalam menguasai bahan pelajaran pada umumnya sangat menghawatirkan karena dari sampel guru SD yang diminta menunjukkan kemampuan menguasai bahan pelajaran 70% yang kurang menguasai bahan pelajaran, sedangkan hanya 30% yang menguasai bahan pelajaran.

Kondisi seperti itu diperparah dengan kurang optimalnya fungsi kepengawasan Kepala Sekolah. Bila selama ini banyak pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurangnya kepengawasan kepala sekolah.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali supervisi (Kepala Sekolah) yang berkaitan dengan kinerja guru, disebabkan oleh: (1). Adanya kecenderungan melemahnya kinerja guru di mana berdasarkan pengalaman penulis menjadi Kepala Sekolah yaitu terjadinya guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang tidak tepat waktu, guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru tidak punya absensi siswa, (2) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah belum dilaksanakan dengan sebaik – baiknya kepada guru. Beberapa rekan penulis yang sama – sama menjabat menjadi Kepala Sekolah mengaku kurang serius dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor, (3) adanya penurunan kinerja guru merupakan salah satu penyebab menurunnya Nilai UASBN siswa.

Relevansi penelitian lain dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Tiarnis, T. (2017), Hasnah, (2019) dan Harahap (2019). Penelitian yang dilakukan oleh Tiarnis (2017) menunjukkan bahwa berdasarkan observasi awal pada SD Negeri 010 Rambah Kabupaten Rokan Hulu, guru memperoleh nilai rata-rata 56%. Setelah dilaksanakan siklus pertama diperoleh nilai rata-rata 73%. Sedangkan pelaksanaan siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 89%. Implikasi hasil penelitian tindakan sekolah melalui supervisi akademis dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada SD Negeri 010 Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Dengan demikian, hasil penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Bagi Pengawas Sekolah dan stake holder Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rokan Hulu sebagai masukan dalam melakukan pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada sekolah dasar di Kecamatan Rambah.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2019) mengungkapkan bahwa hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 41,18 % pada siklus I, dapat meningkat menjadi 70,59 % pada siklus II, dan siklus ke III 76,47 %. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi akademis kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pengembangan evaluasi hasil belajar dengan ketuntasan mencapai 100 %.

(3)

Selain itu, penelitian serupa juga dilakukan oleh Harahap (2019) yang memiliki hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan kepala sekolah melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru dalam pengembangan evaluasi hasil belajar. Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 59,64% pada siklus I, dapat meningkat menjadi 68,93% pada siklus II, dan siklus ke III 76,43%. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi akademis kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam pengembangan evaluasi hasil belajar dengan ketuntasan mencapai 100%.

Berdasarkan paparan yang telah diuraikan, perlu diadakan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pengembangan evaluasi hasil belajar melalui Supervisi Akademis di SDN Langgen Kecamatan Talang Tahun Pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN a. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian. SD Negeri Langgen Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Kegiatan dilaksanakan dalam Semester Ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Lama penelitian dilaksanakan mulai tanggal, 20 Juli – 29 November 2019.

b. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Guru SDN Langgen Kecamatan Talang Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2019/2020. Jumlah Guru SDN Langgen dari 14 Orang Guru. Penelitian tindakan seolah ini dilakukan pada guru melalui supervisi akademis kepala sekolah.

c. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian tindakan ini meliputi siswa, guru, kolaborator, dan dokumen proses dan hasil pembelajaran. Sumber data yang diperoleh dari pendidik SDN Langgen untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi guru setelah menerapkan supervisi akademik dalam standar proses pembelajaran.

d. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, angket, dan lembar supervisi. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa narasi, keterangan, atau deskripsi dari suatu situasi atau kondisi. Data kuantitatif adalah data yang berupa gambar situasi atau kondisi yang berupa angka-angka, atau yang bisa diangkakan.

e. Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua hasil observasi dan catatan lapangan di peroleh dari pengamatan yang sebelumnya telah dilakukan pengecekan dan terlebih dahulu. Analisa data dilakukan setiap siklus berlangsung. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan supervisi kunjungan kelas. Hasil kegiatan didapat dengan menganalisis hasil kerja guru kemudian dibandingkan dengan kerja sebelumnya. Aktivitas guru dalam proses kegiatan di peroleh dengan menganalisis tingkat keaktifan guru dalam proses belajar mengajar Implementasi tindakan (treatment) dalam kegiatan dengan menganalisis tingkat keberhasilannya.

f. Indikator Keberhasilan

Supervisi akademik dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan standar proses pembelajaran dengan skor lebih dari atau sama dengan 80, dan dikatakan tidak berhasil jika skornya kurang dari 80. Selain itu, peningkatan kompetensi guru maka

(4)

supervisi dikatakan berhasil apabila kinerja guru dalam kelas meningkat lebih dari atau sama dengan 85% Dan dikatakan tidak berhasil jika kinerja guru kurang dari 85 %.

g. Prosedur Penelitian

Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus. Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Penelitian pada siklus I dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. pada tahap perencanaan dilakukan beberapa tahapan yakni meminta guru untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan di pakai dalam proses pembelajaran. Peneliti memeriksa kembali administrasi guru yang sudah di revisi secara kuantitas dan kualitatif. Menyiapkan format penilaian supervisi guru membuat daftar hadir guru dalam proses supervisi.

Pada siklus I ini tindakan yang dilakukan ialah melaksanakan pemeriksaan dan penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang di buat oleh guru. Memberikan penilaian terhadap perangkat administrasi guru dan menanda tangani perangkat yang sudah baik. Merekap hasil penilaian terhadap perangkat administrasi guru yang sudah di nilai ke format penilaian. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan supervisi individual/kelompok untuk menilai guru dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan supervisi dilakukan dengan pertemuan individual di dalam kelas. Mengamati kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru di dalam kelas dan mencatat kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran.

Proses pengamatan pada siswa dilakukan dengan cara Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap seluruh kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan dan mengobservasi hasil awal yang dicapai pada pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga mengidentifikasi masalah-masalah lanjutan yang timbul dari pelaksanaan tindakan.

Pada Siklus II dilakukan tindakan berupa penyempurnaan hasil siklus I. Artinya pada siklus pertama dirasakan hasilnya masih kurang memuaskan maka akan direncanakan pada siklus II dengan tahap pelaksanaan yang sama. Tahap pelaksanaannya juga sama yaitu melaksanakan pemeriksaan dan penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang di buat oleh guru. Memberikan penilaian terhadap perangkat administrasi guru dan menanda tangani perangkat yang sudah baik. Merekapitulasi hasil penilaian terhadap perangkat administrasi guru yang sudah di nilai ke format penilaian. Hanya saja dilakukan berulang dan berkelanjutan agar hasilnya meningkat secara signifikan.

HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN A. Siklus 1 (Pertama)

Tindakan pada Siklus I yang digunakan dalam mempersiapkan perangkat pembinaan yang terdiri dari rencana pembinaan 2, soal tes formatif II dan alat-alat penilaian lain yang mendukung. Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam meningkatkan kinerjanya. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut :

(5)

Tabel 1.1 Distribusi Nilai tes Pada Siklus I

No Nama Skor Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 TS 85 √ 2 Rah 85 √ 3 Uj 75 √ 4 Jul 75 √ 5 Khu 75 √ 6 Nur 60 7 TS 65 √ 8 Lf 60 9 LA 60 10 YP 60 11 Dew 75 √ 12 SH 60 13 ED 65 √ 14 Is 65 √ Jumlah Total 965 - -

Skor Maksimum Individu 100 - -

Skor maksimum Kelompok ( Guru )

1400 - -

Keterangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 10 Orang Jumlah Guru yang belum tuntas : 4 Orang Kelompok Guru : belum tuntas.

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan guru sekolah adalah 68,93 % dan peningkatan kinerja mencapai 64,29 % atau ada 10 orang dari 14 orang guru yang sudah tuntas dalam meningkatkan kinerjanya. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini peningkatan guru telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari Pra siklus. Adanya peningkatan kinerja guru ini karena setelah Kepala Sekolah telah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh Kepala Sekolah dalam melakukan pembinaan supervisi akademis kepala sekolah.

B. Siklus 3 (Ketiga)

Pada siklus II peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang terdiri dari rencana pembinaan 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pembinaan lainnya yang mendukung. Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam meningkatkan kinerjanya yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :

(6)

Tabel 1.2 Tabel Distribusi Nilai tes Pada Siklus II

No Nama Skor Keterangan

Tuntas Tidak Tuntas

1 TS 90 √ 2 Rah 90 √ 3 Uj 80 √ 4 Jul 80 √ 5 Khu 80 √ 6 Nur 70 √ 7 TS 75 √ 8 Lf 70 √ 9 LA 70 √ 10 YP 70 √ 11 Dew 75 √ 12 SH 70 √ 13 ED 75 √ 14 Is 75 √ Jumlah Total 1070 - -

Skor Maksimum Individu 100 - -

Skor Maksimum Kelompok ( Guru )

1400 - -

Keterangan :

Jumlah Guru yang tuntas : 14 Orang Jumlah Guru yang belum tuntas : - Orang Kelompok Guru : Sudah tuntas

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 76,43 % dan dari 14 guru secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan dalam meningkatkan kinerjanya. Maka secara kelompok ketuntasan telah mencapai 100 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil pembinaan pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam menerapkan pembinaan melalui supervisi akademis sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari guru dengan Kepala Sekolah dalam merencanakan program kerja sekolahnya masing-masing.

Setelah dilakukan tindakan pada Pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan hasil sebagai berikut :

(7)

Tabel 1.3 Analisis Hasil Tes Tentang Pembinaan Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru Melalui Supervisi Akademis di SDN Langgen Kec. Tegal.

No Nama Skor sebelum Tindakan Pra Siklus Skor setelah Tindakan Siklus I Skor setelah Tindakan Siklus II 1 TS 80 85 90 2 Rah 80 85 90 3 Uj 70 75 80 4 Jul 60 75 80 5 Khu 60 75 80 6 Nur 50 60 70 7 TS 50 65 75 8 Lf 50 60 70 9 LA 60 60 70 10 YP 50 60 70 11 Dew 65 75 85 12 SH 50 60 70 13 ED 55 65 75 14 Is 55 65 75 Jumlah Total 835 965 1070

Skor Maksimum Individu 100 100 100

Skor Maksimum Kelas 1400 1400 1400

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademis Kepala Sekolah hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 14 orang guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata-rata mencapai ; 59,64 % meningkat menjadi 68,93 % dan pada siklus II meningkat menjadi 76,43 %.

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan kinerja Kepala Sekolah melalui supervisi akademis Kepala Sekolah efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja guru, yang berarti proses pembinaan Kepala Sekolah lebih berhasil dan dapat meningkatkan kinerja guru khususnya di SDN Langgen Kecamatan Talang, oleh karena itu diharapkan kepada para Kepala Sekolah dapat melaksanakan pembinaan melalui supervisi akademis secara berkelanjutan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, peningkatan kinerja guru dalam pengembangan evaluasi hasil belajar melalui supervisi akademik kepala sekolah ke arah perubahan yang diinginkan mencapai 85 % ketercapaiannya, maka kinerja guru tersebut dikatakan efektif. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan di atas dapat diterima.

Terdapat beberapa penelitian yang memiliki hasil penelitian dengan penelitian ini, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin (2019), Kosasih (2020), Ngantung (2021), dan Nata & Kaleka (2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin (2019) mengungkapkan bahwa pembinaan pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam implementasi penilaian sistem SKS melalui supervisi akademik menunjukkan peningkatan pada tiap-tiap putaran (siklus). Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mencapai 55,89 pada siklus 1 meningkat menjadi 73,11pada siklus 2 dan pada siklus 3 meningkat menjadi 85,11 dengan ketuntasan secara klasikal telah mencapai 100 %.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Kosasih (2020) memperoleh hasil penelitian yang mengungkap bahwa terdapat peningkatan kinerja guru yang signifikan dalam pengembangan evaluasi hasil belajar melalui supervisi akademik, yaitu 64,50% pada siklus I menjadi 75,50% pada siklus II, (2) aktivitas guru dalam pembinaan dikategorikan baik dalam segala aspek, (3)

(8)

peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik oleh Kepala Madrasah menunjukkan peningkatan pada akhir siklus, dan (4) Kegiatan pembinaan melalui supervisi akademik oleh Kepala Madrasah dapat membantu guru meningkatkan kinerjanya dalam mengembangkan evaluasi hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Ngantung (2021) juga memiliki hasil penelitian yang serupa, yakni penggunaan supervise akademik dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil pada siklus I dari 16 orang guru, yang tuntas sebanyak 6 orang (37,50%) sedangkan yang belum tuntas berjumlah 10 orang (62,50%). Pada siklus II yang tuntas sebanyak 10 orang (62,50%), sedangkan yang belum tuntas berjumlah 6 orang (37,50%). Pada siklus III, yang tuntas sebanyak 15 orang (93,75%), sedangkan yang belum tuntas berjumlah 1 orang (6, 62%).

Setelah itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Nata & Kaleka (2021) juga memperoleh hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu peningkatan kinerja guru melalui supervise akademik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja guru bidang administrasi pembelajaran yaitu ditunjukkan dari hasil yang diperoleh pada siklus I di mana dari 4 orang guru yang tuntas (40%) meningkat menjadi 10 orang telah tuntas (100%). (2) ada peningkatan kinerja guru bidang pelaksanaan pembelajaran yaitu ditunjukkan dari hasil yang diperoleh pada siklus I di mana 7 orang guru yang tuntas (70%) meningkat menjadi 10 orang telah tuntas (100%).

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan bahwa pembinaan Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi akademis Kepala Sekolah menunjukkan peningkatan pada tiap-tiap putaran ( Siklus ). Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukkan bahwa seluruh guru dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik dalam setiap aspek. Oleh karena itu, peningkatan kinerja guru oleh Kepala Sekolah melalui melalui supervisi akademis Kepala Sekolah ini menunjukkan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.

SARAN

Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Pembinaan Kepala Sekolah melalui melalui Supervisi Akademis Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru diperlukan perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan, dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang sesuai. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para ahli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, N. S. (2019). Peningkatan Kinerja Guru Dalam Pengembangan Evaluasi Hasil Belajar Melalui Supervisi Akademis Kepala Sekolah di SD Negeri 112257 Batanggogar. Jurnal Pembelajaran dan Matematika SIGMA (JPMS), 5(1), 40-49.

Hasnah, H. (2019). Upaya Peningkatan Kinerja Guru Dalam Pengembangan Evaluasi Hasil Belajar Melalui Supervisi Akademis Kepala Sekolah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1023-1031.

Kosasih, A. (2020). Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pengembangan Evaluasi Hasil Belajar Melalui Supervisi Akademik Kepala Madrasah. Madrascience: Jurnal Pendidikan Islam, Sains, Sosial, dan Budaya, 2(1), 100-113.

(9)

Nata, N., & Kaleka, M. B. (2020). Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan Pendekatan Individual di SMPN 7 Nangapanda. Optika: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 1-8. Ngantung, M. M. (2021). Peningkatan Kualitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Melalui Supervisi

Akademik di SMA Negeri 9 Manado Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jurnal Ilmiah Pro Guru, 3(2), 249-258.

Sarifudin, A. (2019). peningkatan kinerja guru dalam implementasi penilaian sistem SKS melalui supervisi akademik pengawas sekolah. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 8(02), 417-434.

Tiarnis, T. (2017). Peningkatan Kinerja Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademis Pada SD Negeri 010 Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Inovasi Sekolah Dasar, 4(1).

Gambar

Tabel 1.1 Distribusi Nilai tes Pada Siklus I
Tabel 1.2  Tabel Distribusi Nilai tes Pada Siklus II
Tabel    1.3  Analisis  Hasil  Tes  Tentang  Pembinaan  Kepala  Sekolah  Terhadap  Peningkatan  Kinerja Guru Melalui Supervisi Akademis di SDN Langgen  Kec

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk mengungkap mitos yang selama ini dijaga oleh masyarakat desa adat Piliana serta

1) Orang miskin adalah orang yang mempunyai sebagian harta untuk menutupi kebutuhannya, sedangkan fakir adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu. 2) Kelompok fuqarâ

Aplikasi wallet yang digunakan untuk vendor yang satu tidak sama dengan vendor yang lain sehingga konsumen harus menginstall aplikasi wallet yang lain untuk melakukan transaksi

Jaman dulu sistem pengapian menggunakan sistem konfensional yaitu platina, seiring berjalannya waktu sistem ini mulai tidak di jaman sekarang , pada pengguna motor baru

Kapal kayu umumnya terdiri dari kapal-kapal tradisional sedangkan kapal fiber dan besi digunakan oleh kapal tuna (long line) meskipun ada juga yang menggunakan kapal

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Menganalisis karakeristik perilaku menyiap kendaraan ringan yang meliputi kecepatan menyiap (passing speed) dan kecepatan disiap (passed speed), jarak lateral, jarak

Sigmud Freud dalam Mutiah (2012:100) dengan teori psikoanalisis memandang bahwa “ Bermain pada anak sebagai alat yang penting bagi pelepasan emosinya, serta untuk