• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

154 A. Simpulan

Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam memecahkan masalah sosial, serta berpegang teguh terhadap nilai-nilai sosial masyarakat sehingga memiliki sikap yang baik sebagai warga negara.Tujuan afektif pendidikan IPS yang mengharapkan terbentuknya warga negara yang baik dan tujuan kognitif dengan memiliki pengetahuan mengenai masalah-masalah sosial membuat pendidikan IPS memiliki beberapa karakteristik khusus yang memang menjadi perhatian dalam melaksanakan pembelajaran IPS, di antaranya yaitu memperhatikan perkembangan emosional dan intelektual siswa dalam pembelajaran.

Agar perkembangan intelektual dan emosional dapat diperhatikan dalam pembelajaran IPS, digunakan sebuah strategi pembelajaran yang mampu memfasilitasi munculnya kedua aspek tersebut. Umumnya pembelajaran IPS di sekolah dasar menggunakan pembelajaran konvensional dengan menerapkan metode ceramah dan tanya-jawab. Penggunaan pembelajaran konvensional tersebut belum terlihat memberikan dampak yang signifikan terhadap tujuan kognitif dan afektif yang ingin dicapai, sehingga diperlukan strategi pebelajaran lain yang lebih mampu menunjang ketercapaian tujuan. Strategi yang digunakan tersebut sebaiknya merupakan strategi yang didasarkan pada pembelajaran konstruktivisme sosial. Dengan pembelajaran konstruktivisme sosial pembelajaran akan lebih bermakna dan materi dapat lebih difahami siswa karena siswa dijadikan subjek belajar yang aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri, disertai adanya kesempatan interaksi sosial yang terbuka antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga memberi kesempatan untuk perkembangan kecerdasan emosional siswa. Dengan begitu, strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan yaitu strategi Quantum Teaching dengan pembelajaran berkelompok.

(2)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengambil dua kelompok sampel sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh simpulan mengenai hipotesis yang diujikan. Beberapa simpulan tersebut akan dijelaskan dalam poin-poin di bawah ini.

1. Pembelajaran dengan menggunakan strategi Quantum Teaching, ternyata dapat meningkatkan pemahaman IPS siswa pada materi kenampakan alam. Hal tersebut diperlihatkan dengan nilai kontribusi yang diberikan sebesar 45.83%. Dengan peningkatan tersebut, terbukti bahwa pembelajaran berlandaskan konstruktivisme sosial yang diwujudkan dengan strategi Quantum Teaching khususnya pada tahap alami, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman IPS siswa.

2. Tidak hanya dengan menggunakan Strategi Quantum Teaching, ternyata pemahaman IPS siswa pun dapat ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Penggunaan metode ceramah dan tanya-jawab dalam pembelajaran konvensional dapat meningkatkan pemahaman IPS siswa dengan kontribusi yang diberikan sebesar 39.06%. Namun berdasarkan data kualitatif peningkatan tersebut didapatkan jika ceramah dilakukan guru secara optimal dengan mengajak siswa melakukan apersepsi di awal kegiatan pembelajaran dan memberikan hadiah kepada siswa yang aktif sebagai bentuk apresiasi.

3. Baik pembelajaran dengan Quantum Teaching maupun pembelajaran konvensional, keduanya dapat meningkatkan pemahaman IPS siswa. Nilai rata-rata gain yang ditunjukkan Quantum Teaching yaitu sebesar 0.22 sementara nilai rata-rata gain yang ditunjukkan pembelajaran konvensional yaitu 0.017, hanya berbeda 0.05 dengan Quantum

Teaching. Selisih yang tipis tersebut membuat Quantum Teaching tidak

lebih baik dalam meningkatkan pemahaman IPS siswa. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa tidak selamanya keberhasilan belajar disebabkan oleh strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Berbagai

(3)

kecerdasan bawaan siswa sejak lahir yang menjadi modalitasnya dalam belajar seperti modalitas belajar visual, auditori, dan kinestetik yang terfasilitasi. Serta berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan siswa, peran motivasi yang muncul berkat apresiasi yang diberikan guru dalam setiap pembelajaran di kedua kelompok dapat memberi kontribusi terhadap keberhasilan belajar siswa.

4. Pembelajaran dengan menggunakan Quantum Teaching dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa dengan nilai gain sebesar 0.04. Keberhasilan strategi Quantum Teaching dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa disebabkan oleh pembelajaran kelompok yang membiasakan siswa bekerja sama, menjalin kebersamaan sampai terbangun rasa empati, bersikap optimis dan percaya diri, saling menghargai dan bertanggung jawab, telah mendukung pencapaian aspek pengendalian emosi diri, motivasi diri, menyadari emosi orang lain, dan kemampuan membina hubungan dalam kecerdasan emosional siswa.

5. Pembelajaran konvensional tidak berhasil dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Nilai gain yang ditunjukkan adalah sebesar -2.09, sehingga justru kecerdasan emosional siswa menurun. Pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan tanya-jawab membuat siswa lebih bersifat individualisme, maka rasa empati, kebersaman, saling menghormati di antara siswa kurang terkembangkan sehingga kurang mendukung pengendalian emosi diri, kepekaan terhadap emosi orang lain, dan membina hubungan dalam aspek kecerdasan emosional.

6. Dalam perbandingan peningkatan kecerdasan emosional siswa antara pembelajaran yang menggunakan strategi Quantum Teaching dan konvensional, terbukti bahwa strategi Quantum Teaching lebih baik dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Berdasarkan hasil observasi, penggunan strategi Quantum Teaching dengan pembelajaran kelompok, dapat mendukung peningkatan aspek pengendalian emosi

(4)

diri, menyadari emosi orang lain, dan kemampuan berempati dalam kecerdasan emosional. Sementara tahap rayakan dalam strategi

Quantum Teaching, mendukung peningkatan kecerdasan emosional

siswa dari aspek kepercayaan diri.

7. Dilihat dari hubungan antara kecerdasan emosional siswa dengan pemahaman IPS siswa, ternyata kecerdasan emosional siswa tidak memberi dampak yang berarti bagi peningkatan pemahaman IPS siswa. Walaupun para ahli mengemukakan bahwa emosi dapat dikaitkan dengan pembelajaran dan berperan penting dalam menguatkan memori jangka panjang siswa mengenai materi yang dipelajari, ternyata masih terdapat banyak faktor lain yang dapat meningkatkan ingatan dan pemahaman siswa terhadap materi disamping dari kecerdasan emosional yang dimilikinya. Selain dari kecerdasan emosional, terdapat strategi pembelajaran, modalitas belajar, dan motivasi belajar siswa yang juga berperan dalam meningkatkan pemahaman IPS siswa.

Dari beberapa simpulan di atas, pada intinya dapat diketahui bahwa ternyata pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan tanya-jawab selama ini tidaklah selalu buruk. Jika saja pembelajaran konvensional dioptimalkan, maka dapat berdampak positif terhadap peningkatan pemahaman IPS siswa. Namun dilihat dari perannya dalam meningkatkan kecerdasan emosional, penerapan pembelajaran konvensional memang kurang dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Dengan demikian, singkatnya pembelajaran konvensional dapat memberikan dampak positif bagi pencapaian aspek kognitif, tetapi tidak dalam pencapaian aspek afektif. Sementara dalam pembelajaran dengan strategi Quantum Teaching, baik aspek kognitif maupun afektif keduanya dapat tercapai dan mengalami peningkatan setelah dilaksanakan pembelajaran. Hanya peningkatan dalam aspek kognitif yang dicapai tidak berbeda jauh dengan pembelajaran konvensional yang dilakukan secara optimal. Kemudian untuk peningkatan aspek afektifnya, walaupun mengalami peningkatan, tetapi gain yang ditunjukkan juga masih tergolong rendah, sehingga sebetulnya masih banyak

(5)

faktor lain seperti faktor kemampuan guru dalam mengondisikan kelas dan menciptakan suasana kebersamaan di kelas yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional siswa selain dari penggunaan strategi Quantum

Teaching yang digunakan. B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan temuan-temuan yang didapatkan, terdapat beberapa hal yang dapat disarankan peneliti kepada beberapa pihak yang mungkin akan menggunakan strategi Quantum Teaching maupun pembelajaran konvensional untuk meningkatkan pemahaman IPS dan kecerdasan emosional siswa.

1. Bagi Siswa

a. Dalam belajar sebaiknya siswa lebih fokus dan disiplin agar terciptanya suasana belajar yang nyaman dan kondusif sehingga materi yang disampaiakan oleh guru dapat terserap dengan baik. b. Dalam pembelajaran berkelompok siswa sebaiknya memiliki sikap

saling menghargai, percaya dan dapat bekerja sama dengan teman satu sama lain.

2. Bagi Guru

a. Menerapkan pembelajaran konvensional di kelas tidaklah buruk. Namun sebaiknya pembelajaran konvensional dilakukan dengan menggunakan media gambar karena sangat membantu untuk mengoptimalkan pembelajaran.

b. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosional melalui pembelajaran konvensional, guru harus memiliki kemampuan komunikasi antarpribadi yang baik sehingga dapat membangun kedekatan secara emosional dengan siswa. Kedekatan emosional tersebut diwujudkan dengan menjalin komunikasi terbuka kepada siswa yaitu dengan penggunaan tanya-jawab yang dapat menggiring siswa mengidentifikasi perasaan, pikiran, dan perbuatannya.

(6)

c. Penggunaan Strategi Quantum Teaching memerlukan banyak waktu pembelajaran agar setiap tahapannya dapat dijalankan secara maksimal. Waktu pembelajaran 2 x 35 menit masih terasa kurang, sehingga waktu ideal untuk menggunakan strategi Quantum

Teaching di dalam kelas adalah 3 x 35 menit.

d. Pembelajaran dengan Quantum Teaching selalu berupaya untuk menghargai sekecil apapun usaha siswa dalam belajar, hal itu dapat memotivasi siswa karena merasa suatu kemenangan adalah keberhasilan yang patut dihargai dan dirayakan. Namun ketika guru hanya memberi apresiasi terhadap kelompok yang berhasil dan lupa untuk memberikan apresiasi kepada kelompok yang belum berhasil, hal tersebut dapat membuat strategi pembelajaran tersebut menjadi wadah dalam membangun iklim negatif dalam pembelajaran yaitu adanya persaingan atau kompetisi yang ketat tanpa didasari nilai sportivitas. Oleh karena itu sebaiknya guru harus selalu ingat bahwa mengapresiasi usaha siswa dalam belajar lebih baik daripada mengapresiasi prestasi belajar siswa.

3. Bagi Kepala Sekolah

a. “Segalanya berbicara”, merupakan prinsip dari Quantum Teaching, karena itu lingkungan sekolah harus dapat mengirimkan pesan-pesan belajar kepada siswa contohnya dengan melengkapi sarana dan prasana pembelajaran.

b. Pembetukan kecerdasan emosional siswa tidak hanya dilakukan di kelas, dalam hal ini lingkungan sekolah juga berperan dalam pembentukan kecerdasan emosional siswa, sehingga sekolah melalui peraturan seskolah harus dapat membangun iklim kerjasama, rasa saling memiliki, dan empati antarwarga sekolah. 4. Bagi Peneliti Lain

a. Kelemahan terbesar dari strategi Quantum Teaching dalam penelitian ini adalah sempitnya waktu penelitian yaitu hanya selama 2 x 35 menit, sehingga tahapan-tahapan dalam strategi

(7)

Quantum Teaching tidak dapat dilakukan secara optimal, karena itu

peneliti lain hendaknya dapat meminta waktu yang lebih panjang untuk penelitian.

b. Tahap ulangi dalam strategi Quantum Teaching sangat berperan dalam memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang dikonstruksi siswa sebelumnya. Dalam penelitian ini tahapan tersebut sering kali kurang optimal karena keterbatasan waktu, maka peneliti selanjutnya harus mampu mengoptimalkan tahapan ini.

c. Penggunaan permainan “Menjelajah Pulau di Indonesia” pada pertemuan ketigadan penayangan video mengenai berbagai bencana alam menghabiskan banyak waktu dalam pembelajaran, sehingga peneliti harus mampu memilih permainan yang lebih efisien tetapi efektif serta memilih durasi video yang tidak terlalu panjang.

d. Dalam strategi Quantum Teaching, tahap rayakan dapat memacu semangat siswa dalam belajar, namun seringkali memperkuat rasa kompetisi yang negatif antarkelompok karena setiap kelompok ingin menang, sehingga peneliti harus mampu meredam kompetisi yang negatif tersebut dengan membangun jiwa sportivitas siswa.

Referensi

Dokumen terkait

, maka satu kajian adalah perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana persepsi pelajar terhadap rekabentuk persekitaran sekolah boleh mempengaruhi pencapaian

Selanjutnya lima isolat tersebut dilakukan pengujian pada media cair pikovskaya sehingga terpilih dua isolat yang memiliki potensi pelarutan P paling besar, yaitu Penicillium sp.1

Faktor risiko dalam rekrutmen tenaga kerja yang paling berpengaruh terhadap biaya tenaga kerja atau faktor risiko yang ada di peringkat 1 (satu) adalah salah

Tempe adalah makanan terkenal Indonesia yang dibuat dari kedelai melalui tiga tahap, yaitu (1) hidrasi dan pengasaman biji kedelai dengan direndam beberapa lama (untuk

[r]

Paige NM, et al melakukan systematic review mengenai efek samping dari terapi spinal manipulation terhadap pasien LBP akut, terdapat beberapa efek samping yang

m Tugas mandi ri mampu menjelaskan dan menguraikan secara rinci proses gangguan system pencernaan dan Penyakit pada sistem pencernaan mampu menjelaskan gangguan

ISSN-L (Linking ISSN) ISSN designated by the ISSN Network to enable collocation or linking among the different medium versions of a continuing resource and based on the