Keanekaragaman Ophistobranchia di Ekosistem Terumbu Karang di Selat Madura (The Diversity of Ophistobranchs in Coral Reef Ecosystem of Madura Strait) Farid K. Muzaki & Dian Saptarini Laboratorium Ekologi, Program Studi Biologi, FMIPA – ITS Surabaya Email: rm_faridkm@bio.its.ac.id; dian@bio.its.ac.id Abstrak
Ophistobranchia merupakan kelompok siput yang bertubuh lunak, sebagian besar tidak bercangkang dan seringkali berwarna cerah yang mendiami dasar perairan laut. Sebagian besar Ophistobranchia hidup dan mencari makan disekitar kawasan terumbu karang. Di kawasan Selat Madura, terumbu karang terutama terdapat di pesisir utara kabupaten Situbondo dan Probolinggo. Terumbu yang ada memiliki kondisi yang relatif baik dan menjadi tujuan wisata serta lokasi penyelaman. Akan tetapi, terumbu tersebut telah mengalami penurunan kondisi yang berdampak terhadap biota laut termasuk Ophistobranchia. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu studi untuk mengetahui sebaran dan keanekaragaman Ophistobranchia sebagai suatu upaya pengelolaan biodiversitas laut.
Pengamatan telah dilaksanakan pada Juli 2008 – Juni 2011 di terumbu karang Pasir Putih (Situbondo) dan Paiton (Probolinggo). Pengamatan dengan metode koleksi bebas menggunakan penyelaman Scuba dan skin diving (snorkeling) pada kedalaman antara 2 – 30 meter.
Pada akhir penelitian didapatkan hasil banwa pada kedua lokasi dapat ditemukan 31 spesies Nudibranchia (famili Chromodorididae, Facelinidae, Flabellinidae, Kentrodoridae, Dorididae, Platydoridae, Discodoridae dan Phyllididae), 2 spesies Sacoglossa (famili Elysiidae), 1 spesies Cephalaspidea (famili Aglajidae) and 1 spesies Anaspidea (famili Aplysidae). Famili Chromodorididae dan Phyllididae merupakan kelompok Ophistobranchia yang paling beragam dan umum ditemukan di lokasi studi. Kata kunci: keanekaragaman, Ophistobranchia, Pasir Putih Situbondo, Paiton Probolinggo Sitasi yang dianjurkan:
Muzaki, F.K., dan D. Saptarini. 2011. Keanekaragaman Ophistobranchia di Ekosistem Terumbu Karang di Selat Madura. Makalah Kongres dan Seminar MATAKI I. Jakarta 20 September 2011.
Abstract
Opisthobranchia are soft‐bodied, mostly shell‐less and often brilliantly colored slugs that live on the seabed. Most of Opisthobranchia living and forage for food near to coral reef. In Madura Strait, coral reef ecosystem occurred mainly in the north coast of Situbondo and Probolinggo regency. Both of those places have a fairly good condition of coral reef which usually becoming a tourism destination and diving spot. Unfortunately, coral reef deterioration in both areas is quite worrying, which in turn is causing damage to the habitat of marine biota including Opistobranchia. Therefore, the diversity and distribution of Opisthobranchia needs to be known as an effort to gain baseline data for marine biodiversity management in the area.
The surveys were conducted during July 2008 to June 2011 in Pasir Putih (Situbondo) and Paiton (Probolinggo). All surveys were performed using both Scuba and skin diving (snorkeling) at depths 2 to 30 meter below sea surface.
As the results, we found at least 31 species of Nudibranchia (family Chromodorididae, Facelinidae, Flabellinidae, Kentrodoridae, Dorididae, Platydoridae, Discodoridae and Phyllididae), 2 species of Sacoglossa (family Elysiidae), 1 species of Cephalaspidea (family Aglajidae) and 1 species of Anaspidea (family Aplysidae). Chromodorididae and Phyllididae seem to be the most diverse and abundant families that found in the study area. Keywords: diversity, Opistobranchia, Pasir Putih Situbondo, Paiton Probolinggo PENDAHULUAN
Terumbu karang Indonesia dikenal memiliki kekayaan hayati yang beragam, termasuk diantaranya adalah Ophistobranchia. Ophistobranchia merupakan kelompok siput yang bertubuh lunak, sebagian besar tidak bercangkang dan seringkali berwarna cerah yang mendiami dasar perairan laut. Sebagian besar Ophistobranchia hidup dan mencari makan disekitar kawasan terumbu karang sehingga perubahan status kondisi terumbu karang tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap keanekaragaman dan kelimpahan Ophistobranchia.
Di kawasan perairan selat Madura, terumbu karang terutama terdapat di pesisir utara kabupaten kabupaten Situbondo dan Probolinggo. Terumbu yang ada memiliki kondisi yang relatif baik dan menjadi tujuan lokasi penyelaman baik untuk kepentingan wisata maupun penelitian. Terumbu karang di Pasir Putih Situbondo terdapat pada kedalaman antara 1 – 22 meter dan termasuk tipe terumbu tepi (fringing reef). Kemiringan lereng termbu berkisar antara 300 – 700. Persentase tutupan karang hidup berkisar antara 21.13% di terumbu Batu Lawang hingga 80.34% di terumbu Karang Mayit (Victoryus, 2008). Pada tahun 2011, terumbu karang di Karang Mayit telah mengalami perubahan persentase tutupan karang hidup menjadi 25.6% ‐ 34.6% (Saptarini et al., 2011).
Pada pesisir Paiton Probolinggo, terumbu karang terutama terdapat pada kedalaman antara 1 – 15 meter dengan kemiringan terumbu antara 200 – 450. Pada tahun 2009, persentase tutupan karang mencapai 11.58% ‐ 54.09% dan telah mengalami penurunan menjadi 1.04% ‐ 44.35% pada tahun 2010 (Saptarini & Muzaki, 2010).
Mengacu pada perkembangan kondisi tersebut, perlu dilakukan suatu studi untuk mengetahui sebaran dan keanekaragaman Ophistobranchia di Pasir Putih Situbondo dan Paiton Probolinggo; dimana hasil yang diperoleh dapat menjadi data awal (baseline data) untuk upaya pengelolaan biodiversitas laut.
METODOLOGI Lokasi Studi
Penelitian dilaksanakan di kawasan terumbu karang dua lokasi yaitu Pasir Putih Situbondo (lokasi I) Paiton Probolinggo (lokasi II). Posisi geografis masing‐masing lokasi pengamatan adalah sebagai berikut;
Tabel 1. Posisi Geografis Lokasi Penelitian
No. Lokasi Koordinat
Latitude (LS) Longitude (BT) 1 Pasir Putih Situbondo 7 041’39.6” 113049’06.6” 2 7041’05.0” 113049’54.2” 3 Paiton Probolinggo 7 042’43.7” 113033’29.3” 4 7043’06.4” 113036’19.2” Metode Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan metode koleksi bebas menggunakan alat penyelaman Scuba dan skin diving (snorkeling) pada kedalaman antara 2 hingga 30 meter. Penyelaman dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Variabel yang diamati adalah keanekaragaman Ophistobranchia. Identifikasi
Lokasi 2 Lokasi 1
dan taksonomi Ophistobranchia mengacu pada Debelius (2004), situs Nudi Pixel (www.nudipixel.net) dan Seaslug Forum (www.seaslugforum.net).
HASIL dan PEMBAHASAN
Sebaran dan Keanekaragaman Ophistobranchia
Secara keseluruhan, di area terumbu karang di Selat Madura ditemukan sedikitnya 35 spesies Ophistobranchia yang merupakan representasi dari ordo Nudibranchia (31 spesies), Sacoglossa (2 spesies), Cephalaspidea (1 spesies) dan Anaspidea (1 spesies). Persentase komposisi Ophistobranchia berdasarkan ordo disajikan pada gambar 2.a.
Keberadaan ordo Anaspidea di selat Madura diwakili oleh famili Aplysiidae, ordo Sacoglossa diwakili oleh famili Elysiidae sedangkan wakil dari Cephalaspidea adalah famili Aglajiidae. Tabel 2 berikut menyajikan komposisi jenis Ophistobranchia yang ditemukan di kedua lokasi studi. Tabel 2. Keanekaragaman Ophistobranchia di Lokasi Studi
Hasil penelitian terdahulu oleh Aunurohim et al. (2008) pada bulan Mei 2008 menyebutkan bahwa di terumbu karang pasir Putih Situbondo (lokasi I) dapat ditemukan 29 spesies Nudibranchia; yang paling umum diantaranya adalah famili Chromodorididae (8 spesies), Phyllididae (12 spesies) dan Dorididae (2 spesies). Pada penelitian ini di kedua lokasi ditemukan 31 spesies Nudibranchia dengan kelompok famili yang lebih bervariasi. Selain 3 famili tersebut, ditemukan juga Nudibranchia dari famili Kentrodorididae, Platydorididae, Discodorididae, Arminidae dan Zephyrinidae. Berdasarkan jumlah spesies yang ditemukan (gambar 2.b), famili Chromodorididae memiliki jumlah spesies terbanyak dengan 14 spesies (45.16%), diikuti oleh famili Phyllididae (9 spesies, 29.03%) sedangkan famili lainnya masing‐masing diwakili oleh 1 spesies. a b Gambar 2. a. Proporsi jumlah jenis Ophistobranchia berdasarkan ordo b. Proporsi jumlah jenis Nudibranchia berdasarkan famili
Famili Phyllidiidae merupakan salah satu spesies Nudibranchia yang umum dijumpai di daerah tropis dan di wilayah Indo‐Pacific dan melimpah saat siang hari (Brunckhorst, 1993) sehingga cukup umum ditemukan pada penelitian ini. Pada famili Chromodorididae, genus Chromodoris paling banyak ditemukan. Hal tersebut diduga disebabkan karena genus Chromodoris merupakan organisme diurnal (Thompson, 2003) sehingga dengan waktu penelitian yang lebih banyak dilakukan saat siang hari, maka Chromodoris banyak ditemukan. Chromodoris merupakan genus yang bersifat kosmopolit dan keanekaragamannya paling baik di wilayah tropis, dibandingkan dengan genera lainnya (Gosliner dan Draheim, 1996).
Pada lokasi I lebih banyak spesies Nudibranchia yang ditemukan (27 spesies, 87.10%) dibandingkan dengan lokasi II (15 spesies, 48.39%). Lebih lanjut, terdapat 16 spesies (51.61%) Nudibranchia yang hanya ditemukan di lokasi I dan 5 spesies (16.13%) yang hanya ditemukan di lokasi II sedangkan sisanya (11 spesies, 35.48%) dapat ditemukan di kedua lokasi (gambar 3).
Dari keseluruhan spesies, Chromodoris annae, C. elisabethina, C. kuniei, Jorunna funebris, Phyllidia varicosa, Phyllidiopsis shireenae dan Phyllidiella rudmani merupakan jenis Nudibranchia yang paling umum ditemukan di lokasi I. Pada lokasi II, jenis yang paling melimpah dan umum ditemukan adalah Pteraeolidia ianthina. Spesies Jorunna funebris, Phyllidiopsis shireenae dan Phyllidiella rudmani juga cukup sering ditemukan di lokasi II.
Selain terdistribusi secara horizontal juga terdapat kecenderungan bahwa spesies‐spesies Ophistobranchia yang ditemukan terdistribusi secara vertikal; dalam artian bahwa beberapa jenis tertentu hanya dijumpai pada kedalaman tertentu pula. Meskipun sebagian besar spesies dapat ditemukan pada berbagai variasi kedalaman (intertidal dan subtidal), spesies Dolabella auricularia, Platydoris speciosa dan Ceratosoma sinuatum hanya ditemukan di daerah intertidal sedangkan Janolus sp, Flabellina rubrolineata, Pteraeolidia ianthina, Phyllidiella rudmani dan Phyllidiopsis shireenae selalu ditemukan di kedalaman 8 meter atau lebih.
Pola distribusi horizontal dan vertikal diduga terkait dengan kebutuhan habitat dan kebiasaan makanan (food habit) Ophistobranchia itu sendiri. Dolabella auricularia merupakan pemakan makroalga merah dan coklat, dimana pada lokasi studi umum dijumpai di area intertidal sehingga spesies tersebut juga hanya ditemukan di area intertidal.
Gambar 3. Distribusi jumlah spesies Nudibranchia yang ditemukan di lokasi studi; STB: hanya ditemukan di lokasi I, PRB: hanya ditemukan di lokasi II, ALL: ditemukan di kedua lokasi
Spesies‐spesies Nudibranchia umumnya ditemukan disekitar sponge, tunicate, bryozoans atau hydroid; sesuai dengan pernyataan oleh Allen & Stene (1998), Debelius (2004) dan Rudmann (2011) yang menyebutkan bahwa Nudibranchia pada umumnya merupakan predator bagi sponge, karang, bryozoans dan hydroids atau merupakan peramban (grazer) bagi algae. Dokumentasi Jenis Ophistobranchia Ordo Nudibranchia Chromodoris geomatrica – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Chromodoris reticulata – Chromodorididae Foto: Buharianto Chromodoris annae – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Chromodoris magnifica – Chromodorididae Foto: Buharianto Chromodoris kuniei – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Chromodoris strigata – Chromodorididae Foto: Buharianto
Hypselodoris infucata – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Hypselodoris bullock – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Risbecia tryoni – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Chromodoris verrieri – Chromodorididae Foto: Buharianto Chromodoris tumulifera – Chromodorididae Foto: Buharianto Chromodoris fidelis – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki
Flabellina rubrolineata – Flabellinidae Foto: Farid K. Muzaki Pteraeolidia ianthina – Facelinidae Foto: Farid K. Muzaki Jorunna funebris – Kentrodorididae Foto: Farid K. Muzaki Ceratosoma sinuatum – Chromodorididae Foto: Farid K. Muzaki Asteronotus cespitosus – Dorididae Foto: Farid K. Muzaki Discodoris boholiensis – Discodorididae Foto: Farid K. Muzaki
Phyllidia coelestis – Phyllididae Foto: Buharianto Phyllidia varicosa – Phyllididae Foto: Farid K. Muzaki Phyllidia elegans – Phyllididae Foto: Buharianto Fryeria picta – Phyllididae Foto: Buharianto Phyllidia ocellata – Phyllididae Foto: Farid K. Muzaki Phyllidia sp – Phyllididae Foto: Buharianto
Ordo Cephalaspidea Phyllidiella rudmanii – Phyllididae Foto: Buharianto Dolabella auricularia – Aplysiidae Foto: Farid K. Muzaki Janolus sp – Zephyrinidae Foto: Farid K. Muzaki Phyllidiopsis shireenae – Phyllididae Foto: Farid K. Muzaki Phyllidiella pustulosa – Phyllididae Foto: Farid K. Muzaki
Referensi
Aunurohim, D. Saptarini dan I. Raraswati. 2008. Keanekaragaman Nudibranchia di Pasir Putih Situbondo. Skripsi. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Saptarini, D. dan F.K. Muzaki. 2010. Study on Coral Lifeform and Species that Susceptible to
Bleaching in PLTU Paiton Water. Paper of JIWECC Seminar. Saptarini, D., Aunurohim dan A. Pitasari. 2011.
Victoryus, A. 2008. Korelasi antara Densitas Diadema setosum dan Tutupan Karang di Perairan Pantai Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Situbondo – Jawa Timur. Skripsi. Surabaya: Jurusan Biologi FMIPA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Elysia ornata – Elysiidae Foto: Farid K. Muzaki Thuridilla bayeri – Elysiidae Foto: Farid K. Muzaki