• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan orang lain untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan orang lain untuk"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi dan berkembang. Oleh karena itu manusia disebut makhluk sosial yang diberi akal pikiran untuk tumbuh kembang. Dalam tumbuh kembangnya, manusia selalu hidup berdampingan dengan sesama. Dorongan manusia untuk berinteraksi kepada sesama/orang lain mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia tidak bisa hidup dan berkembang kalau tidak hidup di tengah-tengah masyarakat. Jadi manusia yang ingin berkembang membutuhkan orang lain untuk mewujudkan apa yang diinginkan salah satunya bertingkah laku yang baik.

Dengan bertingkah laku yang baik manusia diharapkan individu mampu berkembang dan berbuat baik kepada siapapun. Individu yang memiliki budi pekerti dalam lingkungan sosialnya akan dihargai orang lain, tanggung jawab dan tidak memiliki musuh dalam hubungan sosial dengan orang lain sehingga dalam menjalankan kehidupannya individu tidak perlu takut, canggung dan cemas.

Adanya budi pekerti yang baik, individu mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam diri individu di tengah-tengah masyarakat atau lingkungan sosial, baik itu dalam belajar, pribadi, sosial dan karier. Selain itu, dengan budi pekerti akan lebih leluasa dalam menjalin hubungan sosial dengan

(2)

2 baik serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain kepada individu tersebut.

Namun terkadang individu tersebut kurang mampu mengendalikan diri di lingkungan sosialnya. Akibatnya individu bersikap yang tidak baik seperti mudah marah, tidak sopan, mencuri, melanggar peraturan yang ada di sekolah maupun di masyarakat dan agresif kepada orang lain sehingga orang lain enggan dan tidak mau bersosialisasi dengan individu tersebut. Jika hal itu terjadi secara terus menerus maka individu tidak dapat berkembang dengan baik dan hidup dalam keterpurukan.

Berdasarkan hasil penelitian dari Prawiratirta (dalam Gunarso, 1983), ditemukan bahwa setiap pendidik menghendaki agar anak didiknya menjadi anak yang baik. Setiap orang tua menginginkan anaknya baik dalam melakukan apapun baik untuk dirinya sendiri maupun di kehidupan masyarakat. Adanya norma yang mendasari baik buruknya suatu perilaku seringkali tidak jelas. Untuk itu ada norma yang kerap dijadikan ukuran tentang baik buruknya suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang. Norma yang berlaku khusus yaitu norma yang berlaku pada suatu lapangan tertentu saja dan hanya dalam jangka waktu yang relatif pendek. Norma yang berlaku umum dalam masyarakat yaitu norma sopan santun, norma hukum dan norma moral. Dengan adanya norma dapat mengatur tingkah laku manusia menjadi lebih baik dan tidak mementingkan diri sendiri di dalam lingkungan kelompok sosialnya.

Melalui kegiatan kelompok, seseorang dapat memperkaya empati, bekerja sama dan anggota dapat belajar bertanggung jawab kepada kelompoknya.

(3)

3 Anggota sebagai bagian dari kelompok harus secara aktif terlibat dengan kelompoknya. Ia tidak hanya mementingkan dirinya sendiri melainkan lebih mengutamakan hasil usaha kelompok/hasil usaha bersama. Hal ini terlibat pula unsur komunikasi dua arah. Kesuksesan suatu usaha bersama dibutuhkan adanya rasa saling percaya, tetapi yang lebih ditekankan dalam hal ini adalah kesediaan/ saling menolong dan memberi antar anggota kelompok.

Berdasar hasil wawancara dengan Guru BK, masalah yang dialami siswa SMP Negeri 7 Salatiga yaitu dalam berperilaku atau sikap yang kurang baik terhadap sesama, ahklak terhadap Tuhan dan peduli lingkungan. Perilaku terhadap sesama manusia tercermin dari tata krama siswa, sering bertutur kata yang buruk, kurang sopan dengan guru dan teman sebaya, kurang menghormati guru saat memberikan pelajaran. Perilaku terhadap Tuhan Yang Maha Esa seperti membawa HP yang berisi video porno dan berpacaran melebihi batas. Terhadap lingkungan, siswa kurang menjaga kelestarian lingkungan dengan membuang sampah sembarangan.

Berdasar hasil penyebaran skala sikap budi pekerti pada siswa kelas VIII G yang berjumlah siswa 25 orang, sebagai berikut :

Tabel 1.1. Hasil Skala Sikap Budi Pekerti.

NO KATEGORI Interval F % 1. Sangat Baik 180-146 5 20% 2. Baik 145-111 6 24% 3. Cukup 110-76 13 52% 4 Kurang 75-41 1 4% TOTAL 25 100%

(4)

4 Dari hasil tabel 1.1 Hasil skala sikap budi pekerti pada siswa VIII G terdapat siswa 25 siswa yang memiliki kategori berbudi pekerti terhadap Tuhan, sesama manusia dan lingkungan. Kategori sangat baik terdapat 5 siswa dengan presentase 20%. Selanjutnya dengan kategori baik terdapat 6 siswa dengan presentase 24%. Diteruskan dengan kategori cukup terdapat 13 siswa dengan presentase 52% sedangkan kategori kurang terdapat 1 siswa dengan presentase 4%. Jadi terdapat 14 subjek penelitian dari kategori cukup dan kurang dalam budi pekerti terhadap Tuhan, sesama dan peduli lingkungannya.

Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001) sosiodrama adalah permainan peranan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Menurut Djuhmur dan Surya (dalam Nursalim, 2002) sosiodrama merupakan teknik bimbingan kelompok untuk memecahkan masalah-masalah sosial melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama individu akan memainkan suatu peranan tertentu dari suatu situasi masalah sosial. Tujuannya adalah menggambarkan bagaimana seseorang/beberapa orang menghadapi suatu situasi sosial, cara memecahkan masalah sosial, mengembangkan sikap kritis terhadap tingkah laku yang harus/ jangan dilakukan dalam situasi sosial tertentu dan memberi kesempatan untuk meninjau situasi sosial dari berbagai sudut pandang.

Menurut Mutoharoh (2010) terdapat beberapa kelebihan-kelebihan sosiodrama yaitu dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, pengalaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan, sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias,

(5)

5 membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi, dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri dan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa dan dapat menumbuhkan/ membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian dari Nur Lia Wiji Lestari yaitu “Upaya Peningkatan Budi Pekerti Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Tehnik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25 Semarang Tahun 2009/2010”, membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan tehnik sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan budi pekerti siswa SMP Negeri 25 Semarang.

Berdasar uraian di atas, penulis memilih tehnik sosiodrama karena mempunyai kelebihan yang dapat memberi gambaran, pengalaman dan memecahkan masalah sosial melalui bermain peran. Dengan bermain peran secara langsung siswa dapat mempermudah membedakan perilaku yang baik atau yang buruk yang ada di dalam dirinya sendiri dan lingkungan sosial. Selain itu penulis tertarik untuk meneliti peningkatan budi pekerti melalui tehnik sosiodrama pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga tahun pelajaran 2012/2013.

1.2.Rumusan Masalah

Apakah tehnik sosiodrama secara signifikan dapat meningkatkan budi pekerti siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga ?

(6)

6 1.3.Tujuan Penelitian

Mengetahui signifikansi peningkatan budi pekerti melalui tehnik sosiodrama pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat teoritis

Apabila dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa sosiodrama secara signifikan dapat meningkatkan budi pekerti siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga, maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Lia Wiji Lestari yang membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan tehnik sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan budi pekerti siswa kelas VIII SMP Negeri 25 Semarang. Namun jika penelitian ini tidak terbukti adanya signifikan dalam peningkatan budi pekerti pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga tahun pelajaran 2012/2013, maka penelitian ini tidak jalan dengan hasil penelitian Nur Lia Wiji Lestari.

1.4.2. Manfaat Praktis 1. Guru

a. Dapat digunakan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa meningkatkan budi pekerti di lingkungan pendidikan.

b. Dengan tehnik sosiodrama dapat meningkatkan kesadaran guru pembimbing untuk menerapkan dan mengembangkan bimbingan tehnik sosiodrama sebagai komponen dalam pendidikan secara keseluruhan.

(7)

7 2. Bagi siswa

Dapat bermanfaat untuk meningkatkan dan mengembangkan budi pekerti terhadap Tuhan, sesama manusia dan peduli lingkungan.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Berisi : Latar Belakang Masalah, Rumuan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori. Berisi : Budi Pekerti, Tehnik Sosiodrama, Temuan Relevan dan Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian. Berisi : Jenis Penelitian, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Tehnik Pengumpulan Data, Uji Coba Instrumen dan Teknik Analisa Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi : Lokasi Penelitan, Subyek Penelitian, Persiapan Penelitian Eksperimen, Pelaksanaan Penelitian, Analisis Data, Uji Hipotesis dan Pembahasan.

Gambar

Tabel 1.1.  Hasil Skala Sikap Budi Pekerti.

Referensi

Dokumen terkait

Desain penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif asosiasi dengan pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional atau potong lintang., karena didasarkan pada

Terdapat suatu proses siklus manajemen kinerja yang baku dan dipatuhi untuk dikerjakan bersama, yaitu (1) perencanaan kinerja berupa penetapan indikator kinerja,

Yang bukan merupakan alasan dari pernyataan soal adalah pilihan D, dapat ditemukan pada paragraph 4.. 6 Copyright© unsma.com all

• Berdasarkan hal tersebut, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan selaku pelaksana kegiatan TP PKAT melalui Surat Nomor 460/19051/Dinsos tanggal 10 Oktober 2017 menyatakan tidak

Perpindahan massa adalah suatu aliran molekul dari satu benda ke benda yang lain ketika benda-benda ini bersentuhan atau dalam suatu sistem yang terdiri dari dua komponen ketika

1915/LS-BJ/2018 Pembayaran belanja perjalanan Dinas dalam daerah bulan Maret dan April 2018, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Ngraho, pada Dinas Kesehatan

Kurva respon tumbuh $FRQYXOXWXV terhadap pH yang berbentuk fungsi normal sejalan dengan anggapan sebelumnya, bahwa faktor pH merupakan faktor non- sumber daya yang pada

Indikator pendidikan yang akan digunakan dalam penulisan profil ini adalah indikator empat misi, yaitu misi K1, misi K3, misi K4, dan misi k5. Oleh karena itu, disajikan