• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB. Tengah yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB. Tengah yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan Operasional; (d) Laporan Perubahan Ekuitas; (e) Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standart Akuntansi Pemerintah.

Ungaran, 31 Desember 2015

(2)

2

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1.1 MAKSUD PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan, secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode untuk kepentingan ;

a. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan Kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

b. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

c. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya kepada Peraturan Perundang-undangan.

(3)

3 d. Keseimbangan Antargenerasi ( intergenerational equity )

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan.

1.1.2 TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

Pelaporan keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam

kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, asset, kewajiban, ekuitas dana, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah sebagai suatu entitas pelaporan.

Laporan keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah terdiri dari a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Neraca

c. Laporan Operasional d. Laporan Perubahan Ekuitas e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pengguna sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut :

(4)

4 a. Pendapatan b. Belanja c. Transfer d. Surplus/defisit e. Pembiayaan

f. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam asset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos asset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.

Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut : a. Kas dan setara kas

b. Investasi jangka pendek c. Piutang pajak dan bukan pajak d. Persediaan

e. Investasi jangka panjang f. Aset tetap

g. Kewajiban jangka pendek h. Kewajiban jangka panjang i. Ekuitas dana.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dana, membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya. Catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut :

a. Informasi tentang kebijakan fiscal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

(5)

5 c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca.

1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Pelaporan keuangan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain :

a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya yang mengatur keuangan Negara

b. UU No. 17 Th. 2003 tentang Keuangan Negara c. UU No. 1 Th. 2004 tentang Perbendaharaan Negara

d. UU No. 15 Th. 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Negara e. UU No. 32 Th. 2004 tentang Pemerintah Daerah

f. UU No. 33 Th. 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

g. Peraturan Pemerintah No. 24 Th. 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah h. Peraturan Pemerintah No. 58 Th. 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

i. Peraturan Pemerintah No. 8 Th. 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Th. 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

k. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 01 Th. 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

l. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 58 Th. 2012 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri ( Permendagri ) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, maka sisematika isi catatan atas laporan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

I. Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran II. Neraca Komparatif SKPD

(6)

6 III. Laporan Realisasi Anggaran SKPD

Catatan Atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan 1.2 Landasan Hukum 1.3 Sistematika BAB II Ekonomi Makro

1.1 Ekonomi Makro 1.2 Kebijakan Keuangan

BAB III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan 3.2 Hambatan dan Kendala Dalam Pencapaian Target

BAB IV Kebijakan Akuntansi

4.1 Entitas Akuntansi / Entitas Pelaporan Keuanga Daerah

4.2 Basis dan Prinsip Akuntansi yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan

4.3 Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan 4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang

ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

BAB V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1 Penjelasan Pos – Pos Neraca 5.1.1. Aset

5.1.2. Kewajiban 5.1.3. Ekuitas Dana

5.2 Penjelasan Pos- pos Laporan Realisasi Anggaran 5.2.1. Pendapatan

5.2.2. Belanja 5.3 5.3.1. Pendapatan

5.3.2. Beban

BAB VI Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan

BAB VII Penutup

(7)

7

BAB II

EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

1.1. EKONOMI MAKRO

Indonesia adalah negara agraris dengan peternakan menjadi salah satu penyumbang dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itu, sub sektor peternakan menjadi sub sektor bagian integral pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan ekonomi di sub sektor peternakan memiliki peranan strategis dalam perekonomian nasional. Peranan strategis tersebut terutama dalam penyediaan bahan pangan, meliputi daging, susu dan telur, penyedia bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja dan sumber devisa.

Pembangunan di sub sektor peternakan lebih diarahkan untuk mampu mewujudkan dan melestarikan swasembada daging, dengan mengurangi impor daging/sapi bakalan dalam rangka meningkatkan produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani, yang nantinya berujung pada peningkatan dan stabilitas pertumbuhan ekonomi. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di sub sektor peternakan adalah meningkatnya persediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal ( ASUH ) dan Kesejahteraan Peternak melalui pendayagunaan sumber daya lokal.

Potensi peternakan di Indonesia menjadi ruh dan semangat dalam membangun dan mengembangkan daerah. Salah satu kemajuan ekonomi suatu daerah akan dinilai berhasil apabila mampu memberdayakan hasil pangan yang salah satunya diperoleh dipeternakan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat petani peternak. Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi yang menjadi salah satu lumbung pangan nasional memiliki peran penting dalam pencapaian keberhasilan program pembangunan salah satunya di sub sektor peternakan. Potensi yang dimiliki tersebut telah menjadi keuntungan dan sekaligus tantangan yang cukup besar dalam upaya mencapai sasaran pembangunan tersebut. Kemampuan Jawa Tengah mengelola potensi peternakan akan sangat menentukan masa depan pembangunan peternakan nasional, sehingga apabila terjadi kegagalan maka Jawa Tengah sebagai penghasil produk peternakan maka akan berpengaruh pada penyediaan pangan asal hewan secara Nasional.

(8)

8

1.2 KEBIJAKSANAAN KEUANGAN

a. Pendapatan Daerah

Hal sebagai berikut yang merupakan kebijakan khusus bidang pendapatan :

1) Pendapatan daerah dianggarkan secara bruto, yang berarti bahwa semua pendapatan daerah tidak boleh terlebih dulu di kurangi dengan belanja atau biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut, atau juga tidak boleh di kurangi dengan bagian pihak lain dalam rangka bagi hasil. 2) Penarikan pendapatan baik pajak maupun retribusi harus didasarkan pada peraturan perundangan dan dalam upaya peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah agar diupayakan tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat. 3) Upaya peningkatan pendapatan melalui kegiatan intensifikasi maupun

ekstensifikasi mutlak perlu dilakukan oleh semua komponen pengelola pendapatan daerah.

4) Pendapatan asli daerah ditetapkan minimal naik 10% dari pendapatan pada APBD Perubahan tahun sebelumnya.

b. Belanja Daerah

Hal sebagai berikut yang merupakan kebijakan khusus untuk Belanja : Setiap kelompok belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus bisa dirinci menurut jenis, obyek, dan rincian obyek.

1) Semua rencana belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus didukung dengan ketersediaan dana pada struktur pendapatan daerah.

2) Belanja yang dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan batas tertinggi dari pengeluaran dana. Demikian juga diharapkan bahwa angka yang dianggarkan pada sisi pendapatan merupakan angka batas terendah dari suatu penerimaan daerah.

3) Dalam pengelolaan belanja daerah perlu selalu diupayakan untuk terjadinya efisiensi dan efektivitas belanja dan upaya penghematan penggunaan dana perlu dilakukan oleh semua Satuan Kerja Perangkat Daerah.

4) Belanja daerah menampung semua pengeluaran untuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah, termasuk belanja tidak langsung.

5) Belanja daerah juga menampung kegiatan luncuran dari kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang tidak terselesaikan.

(9)

9

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1. IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN

Pada tahun anggaran 2015 total target pendapatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar Rp. 4.950.000.000,- yang seluruhnya merupakan kontribusi dari Pendapatan Asli Daerah ( PAD ), sedangkan realisasinya mencapai Rp. 5.332.729.350,- atau menunjukkan bahwa pencapaian kinerja adalah sebesar 107,73 % dari yang ditargetkan.

Kontribusi PAD pada tahun anggaran 2015 adalah dari obyek retribusi pendapatan daerah yaitu pada Pemakaian Kekayaan Daerah sebesar Rp. 978.527.950,- atau 113,49 %. Penjualan Produksi Usaha Daerah sebesar Rp. 4.352.601.400,- atau 106,48 % serta Lain-lain PAD Yang Syah sebesar Rp. 1.600.00,-.

Dari data diatas nampak bahwa dari tahun ke tahun sumber utama PAD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah berasal dari pendapatan Retribusi Daerah. Tahun 2014 Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp. 5.040.846.400,-. Sedangkan pada tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 4.950.000.000,- dan telah mencapai target sebesar Rp. 5.332.729.350,- dengan kata lain pencapaian kinerja sebesar 107,73 % dari yang ditargetkan.

Anggaran pos belanja APBD I Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 adalah sebesar Rp. 85.107.176..000,- sedangkan realisasinya mencapai Rp. 81.413.940.358,- atau sebesar ( 95,66 % ). Pos belanja ini terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 34.980.623.576,- ( 98,12% ), dan belanja langsung Rp. 46.433.316.782,- ( 93,89% ). Realisasi sejumlah ini merupakan realisasi belanja langsung 78 kegiatan pendukung penyelenggaraan pemerintahan dan 12 kegiatan pendukung pembangunan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

Proporsi terbesar realisasi belanja langsung untuk tahun anggaran 2015 belanja modal 95,78%, belanja pegawai menyerap 98 %, barang dan jasa sebesar 92,40 %, belanja dari total realisasi belanja langsung.

(10)

10

IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015

SKPD : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Fungsi : Pertanian

Sub Fungsi : Peternakan Provinsi : Jawa Tengah

NO. PROGRAM/KEGIATAN

BELANJA REALISASI KET. (TIDAK

TERSERAPNYA ANGGARAN <

96%)

ANGGARAN REALISASI FISIK

(%) KEU.(%) 1 2 3 4 5 6 7 I PENDAPATAN DAERAH 4,950,000,000 5,332,523,350 100 107.73

PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

862,249,000

979,921,950 100 113.65 PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

4,087,751,000

4,352,601,400 100 106.48

II BELANJA TIDAK LANGSUNG

35,650,688,000 34,980,623,576 100 98.12 Belanja Pegawai 35,650,688,000 34,980,623,576 100 98.12

III BELANJA LANGSUNG

49,456,488,006 46,433,316,790 100 93.89 1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN

11,192,560,006 10,888,144,179 100 97.28

Keg. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

58,223,000

30,818,903 100 52.93

Keg. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

900,000,000

898,971,108 100 99.89 Keg. Jaminan Barang Milik Daerah

66,675,000

45,441,700 100 68.15

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas Sekretariat

178,800,000

178,740,000 100 99.97

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas BIB

46,800,000

46,800,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas BPSDM-Nak

46,800,000

42,900,000 100 91.67

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas BPBTR 31,200,000 31,200,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas BPBTNR 31,200,000 31,200,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas BAPEL KESWAN

31,200,000

31,200,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas BAPEL KESMAVET

31,200,000

31,080,000 100 99.62

Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor Sekretariat

54,000,000

53,779,000 100 99.59 Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor BIB

14,050,000

14,018,950 100 99.78

Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor BPSDM-Nak

10,435,000

10,435,000 100 100.00 Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor BPBTR

8,501,000

8,501,000 100 100.00 Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor BPBTNR

12,000,000

12,000,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor Bapel Keswan 17,225,000 17,225,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Alat Tulis Kantor Bapel Kesmavet 8,675,000 8,603,950 100 99.18

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan Sekretariat 110,000,000 109,994,200 100 99.99

(11)

11

NO. PROGRAM/KEGIATAN

BELANJA REALISASI KET. (TIDAK

TERSERAPNYA ANGGARAN < 96%)

ANGGARAN REALISASI FISIK

(%) KEU.(%)

1 2 3 4 5 6 7

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan BIB 13,820,000 13,820,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan BPSDM-Nak 15,330,000 15,330,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan BPBTR 13,600,000 13,600,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan BPBTNR 12,810,000 12,810,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan Bapel Keswan 13,600,000 13,600,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Barang Cetak dan

Penggandaan Bapel Kesmavet 12,550,000 12,465,000 100 99.32

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Sekretariat 22,000,000 21,978,000 100 99.90

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor BIB 12,345,000 12,274,000 100 99.42

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor BPSDM-Nak 11,632,000 11,632,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor BPBTR 7,700,000 7,700,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor BPBTNR 9,500,000 9,500,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Bapel Keswan 13,464,000 13,464,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Bapel Kesmavet 8,551,000 8,475,500 100 99.12

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga Sekretariat 57,328,000 57,318,465 100 99.98

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga BIB 11,150,000 11,150,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga BPSDM-Nak 11,391,000 11,391,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga BPBTR 11,790,000 11,790,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga BPBTNR 11,832,000 11,832,000 100 100.00

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga Bapel Keswan 15,783,000 15,781,600 100 99.99

Keg. Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga Bapel Kesmavet 10,714,000 10,696,000 100 99.83

Keg. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 31,500,000 31,497,500 100 99.99

Kegiatan Penyediaan Bahan Logistik Kantor Balai Pembibitan Dan Budidaya Ternak Ruminansia 2,986,038,000 2,885,092,200 100 96.62

Kegiatan Penyediaan Bahan Logistik Kantor Balai Pembibitan Dan Budidaya Ternak Non Ruminansia

2,489,827,000

2,446,368,085 100 98.25 Keg. Penyediaan Makanan dan Minuman 174,698,000

(12)

12

NO. PROGRAM/KEGIATAN

BELANJA REALISASI KET. (TIDAK

TERSERAPNYA ANGGARAN < 96%)

ANGGARAN REALISASI FISIK

(%) KEU.(%)

1 2 3 4 5 6 7

Keg. Rapat2 Koordinasi & Konsultasi di dalam dan luar daerah

570,000,000

561,525,430 100 98.51

Keg. Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran 2,831,623,000 2,734,530,580 100 96.57

Keg. Penyediaan Biaya Publikasi dan

Dokumentasi 155,000,000 154,940,000 100 99.96

2

PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR

13,241,478,000 12,552,433,366 100 94.80

Keg. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 102,000,000 97,750,000 100 95.83

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas 210,000,000 209,132,000 100 99.59

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor Sekretariat 235,000,000 201,090,828 100 85.57

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor BIB 43,000,000 42,897,500 100 99.76

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor BPSDM-Nak 45,000,000 44,620,500 100 99.16

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor BPBTR 43,000,000 36,900,000 100 85.81

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor BPBTNR 45,000,000 40,916,600 100 90.93

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor Bapel Keswan 45,000,000 44,900,000 100 99.78

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung

Kantor Bapel Kesmavet 43,000,000 42,886,000 100 99.73

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 656,441,000 561,058,418 100 85.47

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala

Perlengkapan Gedung Kantor 330,000,000 294,006,700 100 89.09

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair 89,250,000 88,808,460 100 99.51

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga

73,500,000

73,459,300 100 99.94

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Kedokteran/Lab. Bapel Keswan

31,500,000

31,500,000 100 100.00

Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Kedokteran/Lab. Bapel Kesmavet

31,500,000

30,825,000 100 97.86 Keg. Pemeliharaan Buku2 Perpustakaan

13,125,000

13,104,000 100 99.84 Keg. Pemeliharaan Rutin/Berkala Arsip

15,750,000

15,250,000 100 96.83 Keg. Peningkatan Sarana dan Prasarana

Kantor

11,189,412,000 10,683,328,060 100 95.48

3 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 119,010,000 113,827,500

100 95.65 Keg. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya 119,010,000 113,827,500 100 95.65

4

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

250,000,000

246,540,000 100 98.62

(13)

13

NO. PROGRAM/KEGIATAN

BELANJA REALISASI KET. (TIDAK

TERSERAPNYA ANGGARAN < 96%)

ANGGARAN REALISASI FISIK

(%) KEU.(%)

1 2 3 4 5 6 7

5

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS HIDUP DAN PERLINDUNGAN

PEREMPUAN DAN ANAK

242,889,000

230,695,483 100 94.98

Keg. Pelembagaan Kearifan Lokal Perempuan Untuk Mendukung Penanggulangan Kemiskinan 242,889,000 230,695,483 100 94.98 6 PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS 21,426,751,000 19,480,322,468 100 90.92 Keg. Peningkatan Kinerja Balai

Inseminasi Buatan Ungaran

4,907,156,000

4,483,110,422 100 91.36 Keg. Peningkatan Pembibitan Ternak

Ruminansia

3,032,115,000

2,994,708,623 100 98.77 Keg. Peningkatan Pembibitan Ternak Non

Ruminansia

2,312,690,000

2,246,612,706 100 97.14 Keg. Pengembangan Pelayanan

Kesehatan Hewan 1,126,375,000 1,027,512,897 100 91.22

Keg. Peningkatan Kinerja Lab.Kesehatan Hewan, Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) dan Pos Lalu Lintas Ternak (PLLT)

1,541,400,000

1,492,852,524 100 96.85

Keg. Peningkatan Perencanaan, Data dan Evaluasi Pembangunan Peternakan

657,370,000

580,605,150 100 88.32 Keg. Peningkatan Layanan Usaha dan

Promosi Agribisnis

1,573,875,000

1,233,560,321 100 78.38

Keg. Peningkatan Produksi Peternakan

3,466,200,000

2,815,869,403 100 81.24 Peningkatan Kinerja Lab.Kesehatan

Masyarakat Veteriner (KESMAVET)

1,434,620,000

1,361,290,575 100 94.89

Pengembangan Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) Kesejahteraan Hewan (KESRAWAN)

1,374,950,000

1,244,199,847 100 90.49

7 PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL

2,983,800,000

2,921,353,794 100 97.91

(14)

14

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. ENTITAS AKUNTANSI / ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN

Entintas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan.

Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari ;

(a) Pemerintah Pusat ; (b) Pemerintah Daerah ;

(c) Masing-masing kementerian negara atau lembaga dilingkungan pemerintah pusat ;

(d) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika menurut pertauran perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan, pengendalian dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan misis tertentu dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

4.2. BASIS DAN PRINSIP AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, untuk pengkuan pendapatan, beban, aset, kewajiban dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan, serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan

(15)

15 diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.

Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:

(a) Basis akuntansi; (b) Prinsip nilai historis; (c) Prinsip realisasi;

(d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal; (e) Prinsip periodisitas;

(f) Prinsip konsistensi;

(g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan (h) Prinsip penyajian wajar.

4.3. BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

(16)

16 Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

4.4. PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN

KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

Dalam penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, mengacu pada karakteristik kualitatif laporan Keuangan yang merupakan ukuran-ukuran normatif yang perlu diungkapkan dalam penyajian informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Keempat karakteristik tersebut adalah : 1. Relevan

2. Andal

3. Dapat dibandingkan dan 4. Dapat dipahami

Penjelasan terhadap akun-akun neraca hanya mencakup transaksi yang terjadi pada pos-pos perkiraan neraca yang bersangkutan. Diharapkan dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian Laporan Keuangan khususnya Neraca ini dapat memudahkan pemahaman dan sekaligus memberikan informasi menyangkut Laporan Keuangan SKPD Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah kepada para pemakai.

Kebijakan Akuntansi bertujuan bahwa Kebijakan pelaporan keuangan daerah adalah mengatur penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan daerah yang merupakan laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam hal ini di SKPD atas kegiatan dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi diterima umum untuk akuntansi keuangan pemerintah, yang mana periode akuntansinya adalah satu tahun anggaran dan periode berjalan adalah periode akuntansi selama tahun anggaran yang sedang berlangsung.

Adapun Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu untuk disajikan meliputi: 1. Akuntansi Pendapatan

(17)

17 2. Akuntansi Belanja

3. Akuntansi Kewajiban

4. Pengakuan Aktiva Tetap dan Kapitalisasi Pengeluaran

1. Akuntansi Pendapatan

Akuntansi Pendapatan adalah mengatur perlakuan akuntansi Pendapatan. Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Bagian Bendahara Penerimaan dan disetorkan ke Kas Daerah, dan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

2. Akuntansi Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan.

3. Akuntansi Kewajiban

Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

4. Pengakuan Aset Tetap dan Kapitalisasi Pengeluaran

Aset tetap (tidak termasuk yang berasal dari donasi, sumbangan, dan hibah) diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui dan telah diverifikasi dalam periode berkenaan.

Verifikasi antara lain, meliputi reklasifikasi belanja modal yang tidak sesuai peruntukan rekeningnya, misalnya belanja modal jaringan listrik / telpon (tambah daya listrik) dikapitalisasi ke nilai bangunan karena nilainya melekat di bangunan, kecuali jaringan untuk infrastruktur diluar bangunan. Aset tetap yang berasal dari donasi, sumbangan, dan hibah diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat Aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

(18)

18 Dalam pengakuan Aset telah dibuat ketentuan yang membedakan antara

penambahan, pengurangan, pengembangan, dan penggantian utama.

Pengurangan adalah penurunan nilai Aset tetap karena berkurangnya kuantitas. Pengurangan Aset tetap dicatat sebagai pengurangan harga perolehan Aset tetap yang bersangkutan. Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) nilai aset tetap bisa disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

Pengembangan adalah peningkatan nilai aset tetap karena meningkatnya manfaat Aset tetap. Pengembangan Aset tetap diharapkan akan (1) memperpanjang usia manfaat, (2) meningkatkan efisiensi, dan/ atau (3) menurunkan biaya pengoperasian sebuah Aset tetap. Termasuk dalam pengembangan Aset tetap adalah rehabilitasi dan pemeliharaan Aset tetap. Biaya pengembangan yang memenuhi syarat akan dikapitalisasi dan

ditambahkan pada harga perolehan Aset tetap. Pengembangan Aset tetap berasal dari pos belanja operasional pemeliharaan dan Belanja Modal.

Penggantian utama adalah memperbaharui bagian utama aset tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian yang diganti dari aset tetap semula dan menambah biaya penggantian pada harga perolehan aset tetap.

(19)

19

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH

5.1. Penjelasan Pos-pos Neraca

5.1.1 Aset

5.1.1.1. Aset Lancar 5.1.1.1.1. Persediaan

Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional SKPD, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember 2015, dikalikan dengan harga pembelian terakhir.

PERSEDIAAN

No. Uraian Jumlah

1 Alat tulis kantor 5,164,866

2 Alat listrik dan elektronik ( lampu pijar, battery kering) 3,041,000

3 Peralatan kebersihan dan bahan pembersih 62,073,500

4 Pakan ternak 186,708,307 5 Persediaan ternak 1,058,510,000 6 Obat-obatan ternak 311,148,850 7 Bahan Laboratorium 199,148,340 8 Cetakan 8,270,000 TOTAL 1,834,064,863

(20)

20 5.1.1.1. Aset Tetap

Aset Tetap

NO URAIAN 2015 2014

1 Tanah 293.220.842.500 293.220.842.500

2 Peralatan dan mesin 29.327.820.436 26.831.754.786

3 Gedung dan bangunan 39.706.426.776 39.706.426.776

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 2.582.517.575 2.192.109.57

5 Aset tetap lainnya 7.729.424.835 6.567.370.960

Jumlah 383.058.566.882 368.518.504.597

Aset tetap di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015, mengalami penambahan dari reklasifikasi sebesar Rp. 98.962.600,- , hibah sebesar Rp. 645.096.000,- serta belanja di tahun 2015 sebesar Rp. 13.956.782.835,- dan pengurangan sebesar Rp. 61.816.550,- dari ekstrakomtabel dan reklasifikasi sebesar Rp. 98.962.600,- sehingga hal tersebut mengakibatkan adanya perubahan pada jumlah saldo aset tetap.

Rincian mutasi aset tetap terdiri dari ;

Penambahan 2015 Belanja Modal 13.956.782.835 Belanja Barang/jasa - Hibah 645.096.000 Mutasi Masuk - Reklasifikasi 98.962.600 Koreksi - Penilaian - Jumlah 14.700.841.435 Pengurangan 2015 Penghapusan - Ekstrakontable 61.816.550 Reklasifikasi 98.962.600 Hibah - Mutasi Keluar - Koreksi - Jumlah 160.779.150 1.1.1.1 Alat-Alat Berat

Saldo per 1 Januari 2015 446.058.262

Belanja Modal Tahun 2015 98.610.000

Saldo per 31 Desember 2015 544.668.262

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Berat tahun 2015 adalah sebesar Rp. 98.610.000,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 544.668.262,-

(21)

21

1.1.1.2 Alat-Alat Angkut

Saldo per 1 Januari 2015 2.948.828.372

Belanja Modal Tahun 2015 97.750.000

Hibah 645.096.000

Saldo per 31 Desember 2015 3.691.674.372

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Angkut tahun 2015 adalah sebesar Rp. 97.750.000,- serta adanya hibah dari Kementerian Pertanian dengan Berita Acara Serah Terima Hak Barang Milik Negara Nomor : 31079/PL.140/F/10/2014 Tanggal 30 Oktober 2014, sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 544.668.262,-

1.1.1.3 Alat-Alat Bengkel

Saldo per 1 Januari 2015 239.512.332

Belanja Modal Tahun 2015 4.881.000

Saldo per 31 Desember 2015 244.393.332

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Bengkel tahun 2015 adalah sebesar Rp. 4.881.000,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 244.393.332,-

1.1.1.4 Alat-Alat Pengolah Pertanian

Saldo per 1 Januari 2015 4.154.549.524

Belanja Modal Tahun 2015 98.050.000

Saldo per 31 Desember 2015 4.252.599.524

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Pengolah Pertanian tahun 2015 adalah sebesar Rp. 98.050.000,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 4.252.599.524,-

1.1.1.5 Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga

Saldo per 1 Januari 2015 8.495.437.401

Belanja Modal Tahun 2015 442.924.000

Ekstracomtable (37.556.600)

Reklasifikasi 98.962.600

Saldo per 31 Desember 2015 8.999.767.401

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga tahun 2015 adalah sebesar Rp. 442.924.000,- serta reklasifikasi sebesar Rp. 98.962.600,- dan pengurangan ekstrakomtabel sebesar Rp. 37.556.600, sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 8.999.767.401,-

1.1.1.6 Alat-Alat Studio dan Komunikasi

Saldo per 1 Januari 2015 624.189.500

Belanja Modal Tahun 2015 203.861.500

Saldo per 31 Desember 2015 828.051.000

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Studio dan Komunikasi tahun 2015 adalah sebesar Rp. 203.861.500,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 828.051.000,-

1.1.1.7 Alat-Alat Kedokteran

Saldo per 1 Januari 2015 344.192.000

Belanja Modal Tahun 2015 -

Saldo per 31 Desember 2015 344.192.000

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Kedokteran pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 0,- sehingga tidak terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 344.192.000,-

(22)

22

1.1.1.8 Alat-Alat Laboratorium

Saldo per 1 Januari 2015 9.578.987.395

Belanja Modal Tahun 2015 966.709.700

Ekstracomtable (24.259.950)

Reklasifikasi (98.962.600)

Saldo per 31 Desember 2015 10.422.474.545

Realisasi Belanja Modal Alat-alat Laboratorium pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 966.709.700,- dan pengurangan ekstrakomtabel sebesar Rp. 24.259.950 serta reklasifikasi sebesar Rp. 98.962.600,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 10.422.474.545,-

1.1.1.9 Bangunan Gedung

Saldo per 1 Januari 2015 37.404.862.098

Belanja Modal Tahun 2015 10.421.837.760

Saldo per 31 Desember 2015 47.826.699.858

Realisasi Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Kerja tahun 2015 adalah sebesar Rp. 10.421.837.760,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 47.826.699.858,-

1.1.1.10 Bangunan Monumen

Saldo per 1 Januari 2015 2.301.564.678

Belanja Modal Tahun 2015 69.697.000

Saldo per 31 Desember 2015 2.371.261.678

Realisasi Belanja Modal Monumen tahun 2015 adalah sebesar Rp. 69.697.000,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 2.371.261.678,-

1.1.1.11 Jalan dan Jembatan

Saldo per 1 Januari 2015 411.787.000

Belanja Modal Tahun 2015 -

Saldo per 31 Desember 2015 411.787.000

Realisasi Belanja Modal Jalan dan Jembatan tahun 2015 adalah sebesar Rp. 0,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 411.787.000,-

1.1.1.12 Bangunan Air/Irigasi

Saldo per 1 Januari 2015 424.550.000

Belanja Modal Tahun 2015 325.153.000

Saldo per 31 Desember 2015 749.703.000

Realisasi Belanja Modal Bangunan Air/Irigasi tahun 2015 adalah sebesar Rp. 325.153.000,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 749.703.000,-

1.1.1.13 Instalasi

Saldo per 1 Januari 2015 556.821.575

Belanja Modal Tahun 2015 -

Saldo per 31 Desember 2015 556.821.575

Realisasi Belanja Modal Instalasi tahun 2015 adalah sebesar Rp. 0,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 556.821.575,-

(23)

23

1.1.1.14 Jaringan

Saldo per 1 Januari 2015 798.951.000

Belanja Modal Tahun 2015 65.255.000

Saldo per 31 Desember 2015 864.206.000

Realisasi Belanja Modal Jaringan tahun 2015 adalah sebesar Rp. 65.255.000,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 864.206.000,-

1.1.1.15 Buku Perpustakaan

Saldo per 1 Januari 2015 83.568.050

Belanja Modal Tahun 2015 15.479.500

Saldo per 31 Desember 2015 99.047.550

Realisasi Belanja Modal Buku-buku Perpustakaan tahun 2015 adalah sebesar Rp. 15.479.500,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 99.047.550,-

1.1.1.16 Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan

Saldo per 1 Januari 2015 23.750.000

Belanja Modal Tahun 2015 -

Saldo per 31 Desember 2015 23.750.000

Realisasi Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan tahun 2015 adalah sebesar Rp. 0,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 23.750.000,-

1.1.1.17 Hewan, Ternak, Tanaman

Saldo per 1 Januari 2015 6.460.052.910

Belanja Modal Tahun 2015 1.146.574.375

Saldo per 31 Desember 2015 7.606.627.285

Realisasi Belanja Modal Hewan, Ternak, Tanaman tahun 2015 adalah sebesar Rp. 1.146.574.375,- sehingga terjadi penambahan dari saldo awal sebesar Rp. 7.606.627.285,- Nilai Aset Tetap tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014 :

Tanah

No Uraian 2015 2014

1 Tanah 293.220.842.500 293.220.842.500

Jumlah 293.220.842.500 293.220.842.500

Peralatan dan Mesin

No Uraian 2015 2014

1 Alat Berat 544.668.262 446.058.262

2 Alat Angkut 3.691.674.372 2.948.828.372

3 Alat Bengkel 244.393.332 239.512.332

4 Alat Pertanian 4.252.599.524 4.154.549.524

5 Alat Kantor dan Rumah Tangga 8.999.767.401 8.495.437.401

6 Alat Studio dan Komunikasi 828.051.000 624.189.500

7 Alat Kedokteran 344.192.000 344.192.000

8 Alat Laboratorium 10.422.474.545 9.578.987.395

Jumlah 29.327.820.436 26.831.754.786

Gedung dan Bangunan

No Uraian 2015 2014

1 Bangunan Gedung 47.826.699.858 37.404.862.098

2 Bangunan Monumen 2.371.261.678 2.301.564.678

Jumlah 50.197.961.536 39.706.426.776

Jalan, Irigasi dan Jaringan

No Uraian 2015 2014

1 Jalan dan Jembatan 411.787.000 411.787.000

2 Bangunan Air (Irigasi) 749.703.000 424.550.000

3 Instalasi 556.821.575 556.821.575

4 Jaringan 864.206000 798.951.000

(24)

24

Aset tetap Lainnya

No Uraian 2015 2014

1 Buku Perpustakaan 99.047.550 83.568.050

2 Barang Bercorak Seni dan Budaya 23.750.000 23.750.000

3 Hewan, Ternak dan Tanaman 7.606.627.285 6.460.052.910

Jumlah 7.729.424.835 6.567.370.960 Aset Lainnya No Uraian 2015 2014 1 Alat Berat - 16.050.000 2 Alat Angkut - 638.726.550 3 Alat Bengkel - 13.911.530

4 Alat Pengolah Pertanian - 465.433.010

5 Alat Kantor dan Rumah Tangga - 453.435.731

6 Alat Studio dan Komunikasi - 25.280.200

7 Alat Kedokteran - 4.950

8. Alat Laboratorium - 99.310.090

9 Bangunan Gedung - 199.966.500

10 Hewan, Ternak dan Tanaman - 2.225.210.953

Jumlah - 4.137.329.514

5.1.2 Ekuitas Dana

5.1.2.1. Ekuitas Dana Lancar

No. Uraian 2015 2014

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 76.082.811.008 71.888.983.099

2. Cadangan Piutang 34.081.275 44.139.750

3. Cadangan Pesrsediaan 1.834.064.863 1.102.355.593

Jumlah 77.950.957.146 73.035.478.442

5.1.2.2. Ekuitas Dana Investasi

No. Uraian 2015 2014

1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 347.539.692.563,53 336.254.178.559,55

2. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya - 4.137.329.514,00

3. Dana Untuk Dikonsolidasikan 76.082.811.008,00 71.913.810.099,00

Jumlah 423.622.503.571,53 412.305.318.172,55

5.1. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran

5.1.1 PENDAPATAN

a. Pendapatan Retribusi Daerah

No. Uraian 2015 2014

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 978.527.950 770.120.500

2. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 4.352.601.400 4.198.249.900

3. Retribusi Pelayanan Jasa Ketatausahaan - -

4. Retribusi Lain-lain Pendapatan Yang Sah - -

Jumlah 5.331.129.350 5.040.846.400

b. b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

No. Uraian 2015 2014

1 Penerimaan dari pengembalian kelebihan gaji - -

2 Penerimaan Lain-lain 1.600.000 72.476.000

(25)

25 5.1.2 BELANJA

5.1.2.1 Belanja Operasi a. Belanja Pegawai

No. Uraian 2015 2014

1 Belanja Tidak Langsung 34.980.623.576 27.504.719.143

2 Belanja Langsung 4.875.015.500 5.387.350.375 Honorarirum PNS 486.645.000 1.268.060.000 Honorarium Non PNS 4.388.370.500 4.119.290.375 Jumlah 39.855.639.076 32.892.069.518 b. Belanja Barang No. Uraian 2015 2014

1 Belanja Bahan Pakai Habis 8.405.614.718 7.645.592.046

2 Belanja Bahan/Material 4.231.701.893 3.819.710.071

3 Belanja Jasa Kantor 1.798.021.476 1.820.671.873

4 Belanja Premi Asuransi 53.232.280 58.853.000

5 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 731.298.816 498.635.170

6 Belanja Cetak dan Penggandaan 690.340.620 637.303.400

7 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 323.865.000 319.634.700

8 Belanja Sewa Sarana Mobilitas 174.700.000 156.070.000

9 Belanja Sewa Alat Berat - -

10 Belanja Sewa Perlengkapan & Peralatan Kantor 4.370.000 76.085.000

11 Belanja Makanan & Minuman 1.494.314.000 1.484.379.000

12 Belanja Pakaian Dinas & Atributnya 113.827.500 -

13 Belanja Pakaian Kerja 144.648.300 121.930.000

14 Belanja Pakaian Khusus & Hari-hari Tertentu - 187.340.000

15 Belanja Perjalanan Dinas 4.307.808.384 5.109.929.496

16 Belanja Pelatihan dan Kursus 291.940.000 269.121.200

17 Belanja Pemeliharaan 1.393.119.160 997.194.710

18 Belanja Jasa Konsultasi 369.566.000 43.110.500

19 Belanja Hibah 3.073.150.300 7.112.601.150

(26)

26

5.1.2.2 Belanja Modal

1. Belanja Peralatan dan Mesin

No. Uraian 2015 2014

1 BM. Pengadaan Alat-alat Berat 98.610.000 -

2 BM. Pengadaan Alat2 Angkutan 97.750.000 187.389.000

3 BM. Pengadaan Alat2 Bengkel 4.881.000 -

4 BM. Pengadaan Alat2 Pertanian 98.050.000 328.015.150

5 BM. Pengadaan Peralatan Kantor & Rumah Tangga 442.924.000 1.567.191.550 6 BM. Pengadaan Alat2 Studio & Komunikasi 203.861.500 94.385.000

7 BM. Pengadaan Alat2 Ukur - 98.300.000

8 BM. Pengadaan Alat2 Kedokteran - 75.400.000

9 BM. Pengadaan Alat2 Laboratorium 966.709.700 3.476.930.000

10 BM. Alat Olah Raga - 11.850.000

Jumlah 1.912.786.200 5.839.460.700

2. Belanja Gedung dan Bangunan

No. Uraian 2015 2014

1 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian

Bangunan 10.421.837.760 7.370.706.000

2 Bangunan Monumen 69.697.000 -

Jumlah 10.491.534.760 7.370.706.000

3. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

No. Uraian 2015 2014

1. BM. Jalan dan Jembatan - 126.127.000

2. BM Pengadaan Bangunan Air/Irigasi 325.153.000 451.909.000

3. Belanja Modal Instalasi - 190.900.325

4. Belanja Modal Jaringan 65.255.000 -

Jumlah 390.408.000 768.936.325

4. Belanja Aset Tetap Lainnya

No. Uraian 2015 2014

1. BM Pengadaan Buku/Perpustakaan 15.479.500 13.980.000

2. BM. Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan - 11.900.000

3. BM Pengadaan Hewan/Ternak dan Tanaman 1.146.574.375 1.720.846.600

(27)

27

BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

1. GAMBARAN UMUM

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 6 tahun 2008, tanggal 7 Juni 2008 dan dimuat dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 6. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan unsure pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Jumlah pegawai pada tahun 2013 sejumlah 277 orang pegawai tetap dan 11 orang pegawai harian lepas yang sebagian besar berada di unit-unit pelaksana teknis daerah peternakan di seluruh Jawa tengah dalam rangka melaksanakan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi serta program pembangunan yang ditetapkan.

Program pembangunan peternakan pada hakekatnya adalah rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha-usaha pertanian, sehingga memiliki nilai tambah, daya saing yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani termasuk didalamnya petani ternak. Program pembangunan peternakan Jawa Tengah untuk sasaran yang ditetapkan adalah :

1. Program Perluasan dan Peningkatan Akses Jangkauan Pelayanan Pendidikan 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

3. Program Pengembangan Agribisnis 4. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

5. Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kebijakan pembangunan Peternakan diarahkan pada pembangunan system dan usaha Agribisnis. Sub system on-farm diarahkan pada upaya peningkatan produksi dan produsitivitas ternak untuk meningkatkan keseimbangan supply dan demand. Sub system hulu ( up-stream ), on-farm, hilir ( down-stream ) dan penunjang yang diarahkan pada satu kesatuan yang terintegrasi untuk mewujudkan sinergitas yang proposional lintas bidang dan fungsi implementasi kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan dan pengembangan bibit dan benih ternak yang berkualitas

2. Pengembangan hijauan pakan ternak dengan intensifikasi, ekstensifikasi dan diverifikasi dan pengembangan pakan ternak yang berbahan dasar lokal.

3. Pengembangan tehnologi tepat guna, murah dan ramah lingkungan guna meningkatkan produktifitas ternak.

(28)

28 4. Perbaikan dan peningkatan management budidaya ternak guna meningkatkan efesiensi

usaha petenakan.

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan secara sistematis dan terencana.

6. Peningkatan kualitas produk peternakan dengan sertifikasi mutu, guna meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif sesuai dengan mekanisme pasar.

7. Pengembangan jaringan pemasaran dan distribusi melalui promosi.

8. Pengembangan skala usaha melalui penguatan modal usaha, pengembangan kelembagaan dan peningkatan akses terhadap sumber daya produktif.

9. Peningkatan kemampuan, ketrampilan dan sikap SDM bidang peternakan melalui pendidikan dan latihan ketrampilan.

10. Pengembangan Jaringan pemasaran dan distribusi melalui promosi.

Kegiatan merupakan penjabaran dari program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 – 2013 sebagai berikut :

1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, kegiatan meliputi ; a) Peningkatan Produksi Peternakan

Diarahkan pada upaya peningkatan produksi peternakan dengan intensifikasi melalui penerapan good farming practices, teknologi yang ramah lingkungan dan pengembangan pakan berbasis sumber daya lokal secara berkelanjutan, serta ektensifikasi peternakan melalui pengembangan dan penyebaran ternak.

b) Pengembangan Kesehatan Masyarakat Veteriner ( Kesmavet ) dan Kesejahteraan Hewan ( Kesrawan )

Diarahkan pada upaya peningkatan kualitas pangan asal hewan dan hasil pangan asal hewan melalui sertifikasi dan standarisasi produk.

c) Optimalisasi Laboratorium Masyarakat Veteriner

Diarahkan pada upaya perlindungan konsumen melalui pengujian sampel pangan asal hewan dan hasil pangan asal hewan.

2) Program Pengembangan Agribisnis, kegiatan meliputi ; a) Optimalisasi Balai Inseminasi Buatan ( BIB ) Ungaran

Diarahkan pada penyediaan benih (semen beku) sapi potong, sapi perah dan kambing PE yang berkualitas melalui upaya optimalisasi produksi, distribusi dan pemasaran serta optimalisasi pemeliharaan pejantan unggul (Bull).

(29)

29 b) Optimalisasi Pembibitan Ternak Ruminansia

Diarahkan pada upaya penyediaan bibit (sapi potong, sapi perah,k kambing PE) dan hasil ternak berupa susu yang berkualitas melalui upaya optimalisasi produksi bibit pada Satker pembibitan dan Budidaya Ternak Besar dan Ternak Kecil.

c) Optimalisasi Pembibitan Ternak Non Ruminansia

Diarahkan pada upaya penyediaan bibit (ayam buras, itik dan kelinci) dan hasil ternak berupa telur itik dan telur ayam melalui upaya optimalisasi produksi bibit pada Satker pembibitan dan Budidaya Ternak unggas dan aneka ternak.

d) Pengembangan Pelayanan Kesehatan Hewan

Diarahkan pada upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan melalui kegiatan surveilance, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular.

e) Optimalisasi Lab. Keswan, Puskeswan dan Pos Lalu Lintas Ternak (PLLT)

Diarahkan pada upaya pengamanan ternak dengan mengoptimalisasikan fungsi Laboratorium Keswan, Puskeswan dan Pos Lalu Lintas Ternak.

f) Peningkatan Perencanaan Program, Data dan Evaluasi Bidang Peternakan

Diarahkan pada upaya penyusunan program kerja dan dokumen perencanaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang semakin mantap melalui peningkatan sumber daya manusia perencanaan, pemanfaatan system perencanaan terpadu, didukung data yang akurat dan up to date disertai dengan pelaksanaan evaluasi dan monitoring secara kontinyu.

3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, kegiatan meliputi ;

Peningkatan Layanan Usaha dan Penguatan Permodalan Peternakan

Diarahkan pada upaya peningkatan peluang usaha Peternakan dan daya saing melalui upaya pengembangan Peternakan yang berbasis agribisnis, penguatan kelembagaan peternak, promosi dan peningkatan penguatan permodalan usaha melalui fasilitas perkreditan dan kemitraan yang saling menguntungkan.

4) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, kegiatan meliputi ; a) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat

b) Kegiatan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Alam dan Listrik c) Kegiatan Jaminan Barang Milik Daerah

d) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor

e) Kegiatan Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan

f) Kegiatan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor g) Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

h) Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang-undangan i) Kegiatan Penyediaan Makan Minum

(30)

30 j) Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi di Luar Daerah

k) Kegiatan Jasa Pelayanan Perkantoran

5) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, kegiatan meliputi ; a) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas

b) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

c) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional d) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor e) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeulair

f) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor & Rumah Tangga g) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Kedokteran/Laboratorium h) Kegiatan Pemeliharaan Buku Perpustakaan

i) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Arsip j) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor k) Kegiatan Pemeliharaan Alat Ternak, Tanaman dan Taman l) Kegiatan Rehab Bangunan UPTD

6) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, kegiatan meliputi ; a) Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

7) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, kegiatan meliputi ; a) Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal

8) Program Pendidikan Non Formal dan Informal, kegiatan meliputi ; a) Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan

9) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak, kegiatan melalui ;

a) Kegiatan Pelatihan dan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani

Selaras dengan tujuan dan visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah selama tahun 2008 – 2013 sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya populasi sapi potong rata-rata sebesar 2 % per tahun ; 2) Meningkatnya populasi sapi perah rata-rata sebesar 0,6 % per tahun ; 3) Meningkatnya populasi kambing/domba rata-rata sebesar 10 % per tahun ;

4) Meningkatnya populasi ayam ras petelur rata-rata sebesar 2,58 % per tahun, ayam ras pedaging 4,13% per tahun dan ayam buras 2,35 % per tahun ;

(31)

31 6) Meningkatnya produksi telur rata-rata sebesar 2,3 % per tahun ;

7) Meningkatnya produksi susu rata-rata sebesa 3 % per tahun ;

8) Meningkatnya produksi semen beku BIB Ungaran : sapi dari 200.000 dosis menjadi 370.000 dosis dan semen beku kambing dari 10.000 dosis menjadi 30.000 dosis (rata-rata kenaikan 20 % per tahun) ;

9) Meningkatnya SDM petani peternak terlatih sebesar 3 % per tahun ;

10) Meningkatnya konsumen protein hewani masyarakat Jawa Tengah sebesar 2,13 % per tahun dan tercapainya konsumsi protein hewani masyarakat Jawa Tengah sebesar 5,11 gram/kapita/hr pada tahun 2013;

11) Menurunnya angka kesakitan ternak besar di bawah 9 % per tahun, ternak kecil di bawah 15 % per tahun, ternak unggas dan aneka ternak di bawah 20 % per tahun ; 12) Menurunya angka kematian ternak besar di bawah 3 % per tahun, ternak kecil di bawah

5 % per tahun, unggas dan aneka ternak di bawah 10 % per tahun ;

13) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sub sektor peternakan 4,54 % per tahun sebesar 1.591.756 orang di tahun 2013 ;

14) Meningkatnya kontribusi PDRB peternakan Jawa Tengah sebesar 7,34 % per tahun, sebesar 6.170.241 juta (ADHK tahun 2000) pada tahun 2013 ;

15) Meningkatkan kualitas pangan asal hewan (PAH) dan bahan asal hewan (BAH) sebesar 60 %.

2. SEJARAH BERDIRINYA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Keberadaan lembaga yang menangani bidang peternakan Jawa Tengah telah ada sejak jaman penjajahan Belanda, dijaman pada tahun 1814 dibentuk Jawatan Kehewanandi daerah-daerah, tahun 1905 dibentuk Jawatan Kehewanan Pusat (Burgerlijk Veearsenijkundige Dienst/ BVD) dan tahun 1912 untuk urusan kehewanan diatur dalam staatblad 1912 No. 432 dan 435 yang meliputi :

- Pemberantasan penyakit menular ; - Perbaikan peternakan ;

- Kesehatan hewan/kesehatan masyarakat veteriner.

Kemudian pada tahun 1935 di Bogor didirikan Sekolah Dokter Hewan yang pertama, untuk memenuhi kebutuhan tenaga dalam menangani Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Pada jaman kemerdekaan, dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 10/950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah, maka urusan lebih lajut dari Pemerintah Pusat di bidang kehewanan diserahkan kepada Pemerintah Jawa Tengah dengan PP Nomor 33 Tahun 1951.

(32)

32 Sehubungan dengan dihapusnya daerah-daerah administrative Karesidenan dan Kawedanan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1963, maka diadakanlah penyesuaian-penyesuaian termasuk struktur organisasi Dinas Kehewanan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah tanggal 4 Mei 1966 Nomor HU.7/1/9 tentang penetapan Susunan Organisasi dan Lapangan Tugas Dinas Kehewanan Propinsi Jawa Tengah.

Selanjutnya dengan dikeluarkannya Keppres Nomor 10 Tahun 1968, ditetapkan pula Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah tanggal 29 Juli 1968 Nomor : Hukum g.28/1/4, yang merubah sebutan Dinas Kehewanan Propinsi Jawa Tengah menjadi Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah, dimana nama Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah telah dirubah menjadi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Jawa Tengah sampai sekarang.

3. PENYELENGGARA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI

JAWA TENGAH

Sejak mulai berdiri sampai sekarang, Dinas Peternakan dipimpin oleh 10 (sepuluh) Kepala Dinas, yaitu ;

1. R. Soekarno Kariosoepono, Inspektur / Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1950 – 1955.

2. R. Moetadji Kartodirdjo, Inspektur / Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1955 – 1959.

3. R. Soejono Koesoemowardojo, Inspektur / Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1959 – 1968.

4. R. Soetrisno, Inspektur / Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1968 – 1974.

5. R. Soebagio Martodidojo, Inspektur / Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1974 – 1978.

6. R. Koesmono Wirjosoemarto, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1978 – 1991.

7. H. Moejono, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1992 – 1999. 8. H. Kasbollah, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2000 – 2001. 9. H. Sugiyono Pranoto, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2002 –

2005.

10. Hj. Kusmaningsih, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2006 – bulan April 2009.

11. H. Whitono, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propvinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sampai sekarang.

(33)

33

4. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN

HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH

Pembangunan Peternakan sebagai bagian integral dari pembangunan sektor pertanian akan terkait dengan reorientasi kebijaksanaan Pembangunan Pertanian, sehingga Pembangunan Peternakan akan menyelaraskan dengan paradigma baru pembangunan daerah. Selain itu sebagai penjabaran paradigma baru, maka dirumuskan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijaksanaan.

VISI

Menurut Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah. Mengacu kepada kondisi yang diharapkan tersebut, maka dirumuskan Visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah :

“ MENJADI DINAS YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PETERNAKAN JAWA TENGAH “

Visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah ini diharapkan akan mewakili dan mewujudkan keinginan seluruh pemangku kepentingan sub sektor peternakan dengan mengacu pada Visi Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018. Maka yang terkandung dalam Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Menjadi Dinas Yang Profesional

Mengandung maksud Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga yang mampu bekerja sesuai kompetensinya, memiliki sikap mental dalam bentuk komitmen dari seluruh jajaran Dinas untuk senantiasa mewujudkan sasaran pembangunan peternakan yang telah ditetapkan dan meningkatkan kualitas keahliannya dalam melakukan pelayanan serta melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan penuh tanggungjawab, dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan dilandasi semangat

“ MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI “.

Kemandirian Peternakan Jawa Tengah

Merupakan suatu kondisi dimana Terjaminnya ketersediaan pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal yang mencakup kecukupan dan stabilitas ketersediaan pangan hewani serta keamanan pangan yang dicapai, melalui pengembangan peternakan berbasis

Referensi

Dokumen terkait

dan Jawa Timur, di mana dari pendapatan daerah yang tercantum dalam statistik keuangan pemerintah daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, ternyata pos pendapatan

Jika dijelaskan lebih lanjut mengenai sikap keagamaan, menurut Ramayulis (2007), sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang

• Setelah memasang selang rem ke unit rem, menambah oli mineral asli SHIMANO dan membuang gelembung udara, tekan lagi tuas beberapa kali untuk memeriksa apakah rem beroperasi

Definisi perjanjian internasional kemudian di kembangkan oleh Pasal 1 ayat (3) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar

Konsep ini mengubah paradigma pembelajaran pendidikan Pancasila di tingkat perguruan tinggi dimana, penyampaian materi tidak lagi dipusatkan pada dosen ke mahasiswa, dimana

menyusun laporan hasil kegiatan Bidang berdasarkan laporan hasil kegiatan masing-masing Sub Bidang di lingkungan Bidang Data dan Perencanaan Kepegawaian sebagai

Kemenkeu bersama sejumlah K/L terkait melakukan Penandaan Anggaran (Budget Tagging) Mitigasi Perubahan Iklim sebagai tools dalam pemetaan dukungan pembiayaan publik (APBN)

Laporan Keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d)