• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. (lebih lanjut akan saya sebut dengan kata kerja) dan jenis-jenis kata kerja dalam Bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. (lebih lanjut akan saya sebut dengan kata kerja) dan jenis-jenis kata kerja dalam Bahasa"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori ini, mula-mula akan dijelaskan mengenai pengertian doushi (lebih lanjut akan saya sebut dengan kata kerja) dan jenis-jenis kata kerja dalam Bahasa Jepang. Kemudian akan dijelaskan mengenai hojo doushi (kata kerja penunjang), bentuk –te beserta perubahan bentuk –te, kata kerja yang dapat dan tidak dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru, dan penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru sebagai hojo doushi. Dan karena penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru yang menjadi permasalahan dari skripsi ini adalah yang menunjukan perpindahan aktivitas, maka makna kata kerja –te iku dan –te kuru yang lainnya akan di bahas secara umum saja. Bab 2 ditutup dengan teori penelitian komparatif.

2. 1 Kata Kerja

Kata kerja dalam Bahasa Jepang disebut dengan doushi. Biasanya kata kerja selalu terletak pada bagian akhir kalimat dan memiliki berbagai macam jenis, seperti jidoushi, tadoushi, dan hojo doushi.

Dalam penggunaannya, kata kerja mengalami perubahan bentuk yang dalam Bahasa Jepang disebut dengan katsuyou. Ada enam jenis katsuyou yang terdapat dalam kata kerja. Dalam skripsi ini akan dijelaskan mengenai perubahan bentuk –te yang nantinya akan mempermudah kita untuk memahami penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru. Kemudian dilanjutkan dengan kata kerja apa saja yang tidak dapat

(2)

9

digunakan bersama dengan kata kerja –te iku dan –te kuru. Dan akhirnya penjelasan mengenai penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru.

2.1.1 Pengertian Kata Kerja

Menurut Sutedi (2004:42-43), verba atau doushi yaitu kata kerja yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk (katsuyou) dan bisa berdiri sendiri.

動詞(どうし)は、品詞のひとつで、おもに動作や状態を表す単語のこと をいう。 (http://ja.wikipedia.org, 動詞, 25 Maret 2006)

Doushi adalah salah satu jenis kata yang menunjukan aktivitas dan keadaan atau situasi.

2.1.2 Jenis-jenis Kata Kerja

Menurut Sudrajat (2001:20-22), jenis-jenis kata kerja antara lain: a. Jidoushi (自動詞) atau Kata kerja aktif.

Jika subyek aktif melakukan aktivitas, yang diikuti dengan kata bantu が”ga”, kata kerja ini disebut kata kerja aktif atau jidoushi.

b. Tadoushi (他動詞) atau Kata kerja pasif.

Jika orang atau benda menjadi objek suatu aktivitas atau pekerjaan yang diikuti dengan kata bantu を”wo”, kata kerja ini disebut kata kerja pasif atau tadoushi. c. Hojo doushi (補助動詞)

Yaitu kata kerja formalitas. Contoh: ある “aru”, みる “miru”, いる “iru”, くる “kuru”, いく“iku”, しまう “shimau”, おく“oku”, dan やる “yaru”.

(3)

10 2.1.3 Hojo Doushi

Terada dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:150-151) menjelaskan bahwa hojo doushi adalah kata kerja yang menjadi bunsetsu tambahan. Bunsetsu adalah satuan bahasa yang merupakan bagian-bagian kalimat. Dengan kata lain, hojo doushi adalah kata kerja yang menerangkan kata kerja yang berada di depannya. Menurut http://www2.kokken.go.jp/, Uraian3, 18 Agustus 2006, Hojo doushi dalam Bahasa Indonesia disebut dengan kata kerja penunjang (auxiliary verb), yaitu salah satu jenis kata kerja yang tidak mempunyai arti pokok, yang menunjukkan fungsi gramatikal.

Perhatikanlah contoh kalimat yang dikutip dari Sudjianto dan Dahidi (2004:151-152) berikut ini.

1. 机の上に本がある。 “Di atas meja ada buku.” 2. 彼はそこにいる。

“Dia ada di sana.”

3. 姉にかわいい人形をもらう。

“(Saya) mendapat boneka dari kakak perempuan saya.” 4. 炉丘にゴミが捨ててある。

“Di koridor ada sampah yang dibuang.” 5. 鳥が空を飛んでいる。

“Burung terbang di langit.” 6. 兄に数学を教えてもらう。

“(Saya) belajar matematika dari kakak laki-laki saya.”

Verba-verba aru, iru, dan morau yang dipakai pada kalimat-kalimat (1), (2), dan (3) dengan sendirinya dapat menjadi predikat, dan merupakan verba dasar yang menyatakan suatu aktivitas atau eksistensi. Sebaliknya, bagian penting predikat pada kalimat-kalimat (4), (5), dan (6) adalah verba-verba sutete, tonde, dan oshiete, sedangkan verba-verba aru, iru dan morau pada kalimat-kalimat tersebut berfungsi membantu verba-verba yang ada pada bagian sebelumnya itu dan menjadi bagian dari predikat sebagaimana halnya fuzokugo. Dengan kata lain, predikat pada masing-masing kalimat tersebut adalah sutete aru, tonde iru, dan oshiete morau, kata-kata yang berfungsi seperti aru, iru, dan morau seperti inilah yang disebut hojo doushi.

(4)

11

Kata kerja –te iku dan –te kuru yang akan dianalisis dalam skripsi ini termasuk ke dalam jenis hojo doushi.

2.1.4 Perubahan Kata Kerja

Dalam penggunaannya di dalam kalimat kata kerja mengalami perubahan bentuk. Menurut http://db.gakken.co.jp, 活 用 形 , 30 Maret 2006, macam-macam bentuk perubahan kata kerja ada enam jenis, yaitu mizenkei, renyoukei, shuushikei, rentaikei, kateikei, dan meireikei. Dalam http://ja.wikipedia.org, 活用, 30 Maret 2006 dijelaskan lebih lanjut mengenai katsuyoukei, yaitu:

a. 未 然 形 mizenkei adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk penyangkalan ( - な い ), pasif atau kemungkinan ( - れ る ・ - ら れ る ), menyuruh (-せる・-させる), dan keinginan atau ajakan (―う).

b. 連 用 形 renyoukei adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk lampau ( - た ・ - だ ), ( - て ), dan ( - た り ) yang menunjukan sedang berlangsung dan telah selesainya suatu aktivitas.

c. 終止形 shuushikei adalah perubahan kata kerja yang menyatakan akhir kalimat yang diikuti dengan bentuk kamus atau bentuk dasar.

d. 連体形 rentaikei adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan kata substansi (benda) atau taigen.

e. 仮定形 kateikei adalah perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk (-ば) untuk menyatakan perumapamaan atau pengandaian.

f. 命令形 meireikei adalah perubahan kata kerja yang menunjukan makna perintah atau imperative.

(5)

12

Setelah mengetahui jenis-jenis perubahan kata kerja, berikutnya akan dijelaskan mengenai perubahan bentuk –te supaya kita dapat mengetahui fungsi, aturan perubahannya, dan penggunaannya terutama dalam hubungannya dengan kata kerja –te iku dan –te kuru.

2.1.5 Bentuk –Te

Menurut Tanaka (2000: 94), kata kerja yang berakhiran て ”te” atau で ”de” disebut dengan テ形 (Bentuk –te). Dan dalam http://japan-studies.com, Ren'youkei + te, 3 Mei 2006, dipaparkan lebih dalam mengenai bentuk –te. Renyoukei yang digabung dengan bentuk –te biasanya digunakan untuk mengkonjugasikan kata kerja dengan kata sifat, dan membuat anak kalimat. Contoh:

7. お風呂に入って寝る。

‘(Saya) berendam dalam ofuro lalu tertidur.’ 8. 寿司を食べて日本酒を飲んだ。

‘(Saya) makan sushi dan minum sake.’ 9. 車が高くて買わなかった。

‘Harga mobil begitu mahal (jadi saya) tidak membelinya.’

Renyoukei yang digabung dengan bentuk –te merupakan salah satu bentuk gramatika yang sangat umum dalam Bahasa Jepang, dan dapat digunakan bersama dengan beberapa partikel dan kata kerja yang membentuk arti sendiri. Dalam http://japan-studies.com, Ren'youkei + te, 3 Mei 2006, juga menyebutkan kombinasi bentuk –te dengan beberapa partikel antara lain adalah –te kara, -te wa, dan –te mo, sedangkan kombinasi bentuk –te dengan beberapa kata kerja antara lain adalah –te

(6)

13

ageru, -te aru, -te iru, -te itadaku, -te iku, -te kuru, -te inai, -te oku, -te kudasaru, -te kureru, -te shimau, -te nai, -te hoshii, -te miru, -te morau, -te yaru, dan lainnya.

2.1.5.1 Makna Penggunaan Bentuk –Te

Dalam http://homepage3.nifty.com, 日本語文法論[2]自動詞・他動詞、動 詞のテの形の意味など, 25 Maret 2006 disebutkan makna dari penggunaan bentuk –te, antara lain:

a. 列挙 rekkyo (aktivitas yang dilakukan satu per satu)

Adalah penggunaan bentuk –te yang menyerupai penggunaan 「 ~ た り 、 ~たり」yang berfungsi untuk menyebutkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Jadi aktivitas di kalimat pertama dengan kalimat berikutnya sama sekali tidak memberikan pengaruh apa pun. Contoh:

10. もし1億万あったら、家を建てて車を買って外国旅行をする。

‘Jika (saya) mempunyai uang sebanyak satu triliun, (saya) akan membangun rumah, membeli mobil dan jalan-jalan ke luar negri.’

11. 夏休みは、富士山に登って、アルバイトをした。

‘Di liburan musim panas, (saya) mendaki gunung fuji dan kerja sambilan.’ b. 順次動作 junjidousa (urutan aktivitas)

Adalah penggunaan bentuk –te untuk menunjukan urutan dari beberapa aktivitas. Contoh:

12. 朝起きて、顔を洗って、ご飯を食べて、学校へ行った。

‘Pagi hari (saya) bangun tidur, mencuci muka, sarapan, (kemudian) pergi ke sekolah.’

(7)

14

13. 学校は 9 時に始まって、午後4時30分に終わります。

‘Sekolah dimulai pukul sembilan, (kemudian) selesai pada pukul empat lebih tiga puluh menit.’

c. 状態 joutai (situasi)

Adalah penggunaan bentuk –te yang menunjukan setelah dilakukannya aktivitas pada kalimat pertama, maka dilanjutkan dengan aktivitas pada kalimat berikutnya. Terkadang memiliki arti 「~ながら」atau sambil. Contoh:

14. 腕を組んで話した。

‘(Saya) berbicara (sambil) melipat tangan.’ 15. 鏡を見てひげをそる。

‘(Ia) mencukur kumis(nya) sambil berkaca.’ 16. 手を振って、友達を見送った。

‘(Ia) mengantarkan kepergian teman(nya) sambil melambaikan tangan(nya).’ d. 手段・方法 shudan / houhou (alat atau cara)

Adalah penggunaan bentuk –te yang aktivitas kalimat pertamanya menyatakan cara terjadinya atau melakukan aktivitas kalimat berikutnya. Contoh:

17. ナイフを使って肉を切る。

‘(Saya) menggunakan pisau untuk memotong daging.’ 18. 彼は、屋上から飛び降りて死んだ。

(8)

15

19. 一生懸命勉強して、いい大学に入ろう。

‘Mari (kita) masuk ke universitas yang bagus, (dengan cara) belajar sungguh-sungguh.’

e. 原因・理由 gen’in / riyuu (penyebab atau alasan)

Adalah penggunaan bentuk –te yang menyatakan sebab atau akibat dari aktivitas kalimat pertama. Contoh:

20. 彼は、屋上から落ちて死んだ。 ‘Ia meninggal (karena) terjatuh dari atap.’

21. 一生懸命勉強して、いい大学に入ることができた。

‘(Ia) bisa masuk ke universitas yang bagus (karena) belajar dengan sunguh-sungguh.’

22. 驚いて逃げた。

‘(Ia) kabur (karena) terkejut.’ f. 内容 naiyou (isi)

Adalah penggunaan bentuk –te yang menyatakan aktivitas yang dilakukan terlebih dulu pada kalimat pertama, dan kalimat berikutnya dapat menggantikan makna dan posisi dari kalimat pertama. Contoh:

23. あの学生は服を売って両親を手伝っている。

‘Anak sekolah itu membantu orang tuanya (dengan cara) menjual pakaian. 24. 彼は敵に情報を売って見方を裏切った。

‘Dia mengkhianati temannya (dengan cara) menjual informasi kepada musuh.’

(9)

16 2.1.5.2 Perubahan Bentuk –Te

Cara merubah kata kerja bentuk -te tergantung dari kelompok kata kerjanya masing-masing. Tanaka (2001:116) mengelompokkan perubahan kata kerja bentuk –te sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perubahan Bentuk -Te

ます形 て形 意味

Kata kerja kelompok I: V + ki + masu Æ V + ite V + mi + masu Æ V + nde V + bi + masu Æ V + nde V + i + masu Æ V + tte V + chi + masu Æ V + tte V + ri + masu Æ V + tte V + gi + masu Æ V + ide

* Pengecualian untuk いきます ikimasu “pergi”.

かきます kakimasu かいて kaite “menulis”

* いきます ikimasu いって itte “pergi”

いそぎます isogimasu いそいで isoide “bergegas”

のみます nomimasu のんで nonde “minum”

よびます yobimasu よんで yonde “memanggil”

かえります kaerimasu かえって kaette “pulang”

かいます kaimasu かって katte “membeli”

まちます machimasu まって matte “menunggu”

かします kashimasu かして kashite “meminjamkan”

Kata kerja kelompok II: V + masu Æ V + te

たべます tabemasu たべて tabete “memakan”

ねます nemasu ねて nete “tidur”

おきます okimasu おきて okite “bangun”

かります karimasu かりて karite “meminjam”

みます mimasu みて mite “melihat”

います imasu いて ite “ada (mahluk hidup)”

Kata kerja kelompok III: V + masu Æ V + te

きます kimasu きて kite “datang”

します shimasu して shite (melakukan suatu

aktivitas) さんぽします sanposhimasu さんぽして sanposhite “berjalan-jalan”

(10)

17 2.2 Kata Kerja -Te Iku dan –Te Kuru

Seperti yang telah kita ketahui, 来る kuru dan 行く iku mempunyai arti “datang” dan “pergi” Namun ketika kata kerja tersebut digunakan setelah bentuk –te, mereka tidak hanya memiliki arti perpindahan tempat saja, tetapi juga mempunyai arti perubahan waktu. McGloin (1989:34-37), menjelaskan fungsi kata kerja –te iku dan –te kuru secara umum sebagai berikut.

Kata kerja –te kuru dan –te iku sering digunakan sebagai bentuk kata kerja bantu untuk menunjukan bagaimana sebuah kejadian atau perbuatan berhubungan dengan pembicara dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat dimengerti dengan memperhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.

25. 食べて来ました。(McGloin, ASGJG, 35-36) I have eaten (before I came).

‘(Saya) datang setelah (saya) makan’.

26. 食べて行きました。(McGloin, ASGJG, 35-36) I ate (before I went).

‘(Saya) makan sebelum (saya) datang’.

Kata kerja –te kuru dan –te iku juga digunakan bersama dengan kata kerja yang menunjukan proses, transisi atau perubahan terus-menerus, dan menunjukan bagaimana sebuah perubahan berhubungan dengan pembicara dalam waktu tertentu. Contoh:

27. みるみる変わってきました。(McGloin, ASGJG, 35-36) It has begun to change rapidly.

(11)

18

28. どんどん変わっていくでしょう。(McGloin, ASGJG, 35-36) It will continue to change rapidly.

‘Keadaan akan terus berubah dengan cepat.’

Pada kalimat (26), pembicara melihat kembali perubahan yang telah terjadi. Sedangkan pada kalimat (27), perubahan baru akan terjadi. Chino (1996:117), menambahkan bahwa kata kerja –te iku dan –te kuru yang memiliki makna transisi atau perubahan (gradual change) biasanya ditulis dengan huruf Hiragana.

Menurut Iori (2002:116-120), Sebagai hojo doushi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kata kerja 「 行 く 」 dan 「 来 る 」 secara tata bahasa sangatlah penting. Secara gramatika Bahasa Jepang adalah bahasa yang memiliki kecenderungan kuat dalam menunjukan hubungan posisi sudut pandang pembicara, berdasarkan waktu ataupun arah perpindahan tempat dari suatu aktivitas. Tetapi kata kerja –te iku dan –te kuru memegang peranan yang penting, lebih dari sekedar untuk menunjukan hubungan posisi sudut pandang pembicara saja.

Pada dasarnya kata kerja –te iku dan –te kuru memiliki cara penggunaan dalam arti yang berlawanan, yaitu kata kerja –te iku digunakan untuk menunjukan aktivitas perpindahan yang menjauh dari posisi atau tempat pembicara, sedangkan kata kerja –te kuru digunakan untuk menunjukan aktivitas perpindahan yang mulanya menjauh dari posisi pembicara dan kemudian kembali lagi ke tempat pembicara setelah selesai melakukan aktivitas.

Dari dua pendapat di atas, terlihat jelas bahwa penggunaan kata kerja –te iku dan -te kuru memiliki dua makna, yaitu:

(12)

19 a. Menyatakan perpindahan aktivitas, dan b. Menunjukan perubahan waktu.

Di atas telah dijelaskan mengenai penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru baik berdasarkan perpindahan tempat ataupun sebagai perubahan waktu. Namun yang menjadi topik di skripsi ini adalah penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru berdasarkan perpindahan tempat, karena itu untuk penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru sebagai perubahan waktu akan dijelaskan secara umum dalam skripsi ini.

Berikutnya akan dijelaskan mengenai kata kerja yang dapat dan tidak dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru serta cara penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru.

2.2.1 Kata Kerja yang Dapat Dikonjugasikan dengan Kata Kerja –Te Iku dan –Te Kuru

Sebagian besar kata kerja dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru, namun tidak semua kata kerja dapat digunakan bersama dengan kata kerja –te iku dan –te kuru. Dalam http://homepage3.nifty.com, 日本語文法論 [3]補助動詞 「~てくる・~ていく」の意味(補助動詞の場合), 25 Maret 2006, dijelaskan mengenai kata-kata kerja yang dapat digunakan bersama dengan kata kerja –te iku dan –te kuru sebagai hojo doushi. Yang termasuk ke dalam kata kerja tersebut antara lain.

a. Kata kerja yang menunjukan proses perubahan. Kata kerja ini dapat digunakan bersama kata kerja -te iku maupun –te kuru.

Contoh: 増える fueru “bertambah”, 経る heru “berkurang”, 太る futoru “jadi gemuk”, やせる yaseru “jadi kurus”, dan lain-lain.

(13)

20

b. Kata kerja yang menunjukan proses munculnya atau proses hilangnya sesuatu. (a). Kata kerja yang biasa dipakai bersama dengan kata kerja -te kuru

(menunjukan proses munculnya sesuatu): 生まれる, 浮かぶ, よみがえる, dan lain-lain.

(b). Kata kerja yang biasa dipakai bersama dengan kata kerja -te iku (menunjukan proses hilangnya sesuatu):

消える, かすむ, 死ぬ, 失う, dan lain-lain.

c. Kata kerja yang menunjukan kelanjutan dari suatu waktu atau sampai waktu tertentu. Kata kerja ini dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru. Contoh:

(a) Kata kerja yang menunjukan makna perubahan (berkembang atau bertumbuh) dalam jangka waktu yang panjang, yaitu 育てる, 生活する, dan lainnya.

(b) Kata kerja yang menunjukan makna perubahan dalam jangka waktu yang pendek, yaitu なる, 変わる, dan lainnya. Dapat juga digunakan dengan kata kerja -になる atau -くなる.

d. Kata kerja yang menunjukan efek atau fungsi dari suatu aktivitas. Hanya dapat dikonjugasikan dengan kata kerja -te kuru, contoh:

降る, 聞こえる, 見える,わかる, dan lain-lain.

Agar lebih mudah memahami kata kerja yang dapat dan tidak dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru yang telah dijelaskan di atas, saya telah menyertakan tabel kata kerja yang dapat dikonjugasikan dengan kata kerja –te iku dan –te kuru pada lampiran skripsi ini.

(14)
(15)

22

penggunaan kata kerja –te iku yang menunjukan transisi akan lebih mudah dipahami dalam Bahasa Inggris. Sebagai contoh:

32. これからも一人でやって行く。

(I have been and) will continue to do it by myself.

‘Mulai sekarang pun (saya) akan tetap melakukan(nya) sendirian.’ 33. これからも自然を大切にして行きたい。

(I have been and) will continue to protect nature.

‘Mulai sekarang pun (saya) ingin tetap menjaga lingkungan hidup.’ 34. 寒くなって行く。

It is will get cold.

‘(Udaranya) menjadi dingin.’

Meskipun kata kerja –te iku memiliki dua makna dalam penggunaannya, dalam skripsi ini yang akan dibahas lebih dalam mengenai makna penggunaan kata kerja –te iku yang menunjukan perpindahan aktivitas saja.

2.2.3 Kata Kerja -Te Kuru

Sama seperti kata kerja –te iku yang telah dijelaskan sebelumnya, kata kerja –te kuru juga memiliki dua makna dalam penggunaannya, yaitu yang menunjukan perpindahan aktivitas atau transisi (gradual change). Menurut Tanaka (2001:110-111), penggunaan kata kerja -te kuru menunjukan arti “pergi ke suatu tempat, melakukan suatu kegiatan, dan kemudian kembali lagi”.

Pada kata kerja –te kuru terdapat tiga aktivitas yang terjadi, yaitu subyek pergi menuju ke suatu tempat, melakukan aktivitas, dan kembali ke tempat asal. Untuk menyatakan tempat berlangsungnya kegiatan, biasanya digunakan で “de”, tetapi apabila

(16)
(17)

24

Sedangkan contoh penggunaan kata kerja –te kuru yang menunjukan perubahan atau transisi (gradual change) akan lebih mudah dipahami dalam Bahasa Inggris. Cara penggunaan kata kerja –te kuru yang menunjukan perubahan atau transisi biasanya ditulis dengan huruf Hiragana. Sebagai contoh:

38. 彼女は今まで一人で子供を育ててきた。 (Until now) she has brought up her child by herself. ‘Dia sampai sekarang telah merawat anaknya sendirian.’ 39. あつくなってきた。

It is getting hot.

‘(Udaranya) menjadi semakin panas.’

Setelah dipaparkan penjelasan cara penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru, selanjutnya saya akan memaparkan tentang penelitian komparatif.

2.3 Penelitian Komparatif

Menurut Sudaryanto (1992:63),

Istilah komparatif sudah menyarankan kepada cara kerjanya yang membandingkan data satu dengan data lainnya. Hanya, perlu diingat bahwa setiap kerja penelitian yang menghendaki hasil tertentu dalam setiap langkahnya selalu harus bekerja dengan cara pembandingan atau menggunakan hubungan banding, karena hanya dengan cara pembandingan atau hubungan banding itulah dapat diketahui ada tidaknya hubungan kesamaan dan perbedaan fenomen-fenomen penggunaan bahasa yang ada diatur oleh asas-asas tertentu itu.

Menurut http://en.wikipedia.org, Comparative Research, 18 Agustus 2006, tertulis bahwa, penelitian komparatif, secara sederhananya, adalah kegiatan membandingkan dua variabel atau lebih dengan tujuan mengetahui sesuatu dari satu atau semua variabel yang dibandingkan. Ada banyak metode umum yang sering digunakan bersama dengan

(18)

25

penelitian komparatif. Tetapi, lebih disarankan untuk menggunakan analisis kuantitatif daripada analisis kualitatif, dan hal ini dapat dilihat dari banyaknya penelitian komparatif yang menggunakan data kuantitatif. Seperti penelitian Esping-Anderson mengenai sistem ekonomi sosial (social welfare system). Mereka menyadari bahwa masyarakat terdiri dari beberapa sistem sosial yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya harta benda dan uang yang mereka miliki. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dari penelitian komparatif adalah ruang dan waktu (spatial and historical comparative model). Harus dituliskan dengan jelas batasan ruang dan waktu dari penelitian komparatif. Hal ini untuk menunjukan kevalidasian dari penelitian tersebut.

Demikian teori-teori yang digunakan dalam skripsi ini. Berikutnya akan dipaparkan analisis mengenai kemampuan mahasiswa semester VI dan VIII dalam menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru yang menunjukan perpindahan aktivitas jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara tahun ajaran 2005-2006 di Bab 3.

Gambar

Tabel 2.1 Perubahan Bentuk -Te

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tata bahasa, infleksi merupakan perubahan suatu arti kata yang telah dilekati sufiks dan prefiks hanya secara gramatikal saja, tanpa mengubah arti kata dasarnya ataupun

Fukushi adalah kata-kata yang menerangkan verba, ajektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas,

Kakujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara kata benda dengan kata lainnya dalam suatu kalimat. Kakujoshi terdiri dari ga, wo, ni, de, to, e,

Kamu cepat bisa melakukannya ya.. Menunjukkan hubungan antar kata dalam sebuah kalimat. Memberikan penekanan makna atau nuansa pada kata tersebut. 2) Tidak seperti kata kerja,

Arti dari kata asimilasi menurut Koentjaraningrat (2005: 160) adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang

Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi,

M enurut Sutarman (2003, p4), internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan sebagai komputer dan berbagai tipe komputer yang merupakan

Sedangkan pengertian dari kata sabi berasal dari kata sabu sebagai kata kerja, sabishii sebagai kata sifat yang berarti sepi dan tenang, dan arti dalam kehidupan manusia