• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL INVESTASI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN BAB I PENDAHULUAN. Sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL INVESTASI KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN BAB I PENDAHULUAN. Sejarah"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

Sejarah

Sebagai mana termuat

dalam

buku

Negara

Kertagama yang ditulis oleh

Pujangga

Besar

Empu

Prapanca pada tahun Saka

1478 atau 1365 Masehi,

Wilayah Kabupaten Banggai

Kepulauan merupakan bagian

dari Kerajaan Banggai yang sudah dikenal sejak abadke 13

Masehi. Pada saat itu, Kerajaan Banggai belum berdiri, yang

ada hanyalah empat kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Babolau,

Singgolok, Kokini dan Katapean. Keempat kerajaan itu beribu

kota di Pulau Banggai. Kemudian pada awal abad ke-16,

empat kerajaan kecil itu dikuasai oleh Kesultanan Ternate.

Adi Cokro, Panglima Perang Kesultanan Ternate yang berasal

dari Jawa, kemudian menyatukan menjadi satu kerajaan,

yaitu Kerajaan Banggai, dengan ibu kota di Pulau Banggai.

Adi Cokro inilah yang kemudian dianggap sebagai pendiri

Kerajaan Banggai. Pada awal berdirinya, wilayah Kerajaan

(2)

Banggai, hanya meliputi wilayah Kabupaten Banggai

Kepulauan Dan Kabupaten

Banggai Laut, sedangkan Banggai Darat kala itu belum

dikenal, baru kemudian pada tahun 1580 Adi Cokro

memperluas Kerajaan Banggai sampai ke Banggai Daratan

(saat ini wilayah Kabupaten Banggai).Adi Cokro yang merasa

tugasnya selesai lalu kembali ke Jawa.Tahun 1600 putranya

yang bernama Mandapar diangkat menjadi Raja Banggai

pertama dan berkuasa sampai tahun 1625, Setelah masa

kekuasaan Raja Mandapar berakhir, raja-raja Banggai

berikutnya berusaha melepaskan diri dari Kesultanan

Ternate. Mereka juga menolak bekerja sama dengan Belanda

masa kekuasaan Raja Mandapar yang pada tahun 1602 sudah

menginjakkan kaki di tanah Banggai. Namun, pada tahun1908

Belanda akhirnya dapat menguasai Banggai dengan adanya

sebuah perjanjian antara Belanda dan Raja Banggai ke-17,

Abdurahman. Di sisi lain, perjanjian itu mengakhiri

kekuasaan Kesultanan Ternate atas Kerajaan Banggai.

Dalam buku Babad Banggai yang disusun Machmud HK,

sepintas kilas disebutkan bahwa sekitar tahun 1924 Kerajaan

Banggai dibagi menjadi dua onder-afdeling, yaitu

Onder-afdeling Banggai Laut dengan ibu kota di Banggai dan

(3)

Banggai Darat dengan ibu kota di Luwuk. Raja Banggai tetap

berkedudukan di Banggai, sedangkan Pemerintah Belanda di

Luwuk.

Untuk penyelenggaraan pemerintahan diwilayah

Banggai Laut ditempatkan pejabat yang disebut Bun Kakense

dan untuk Banggai Darat disebut KenKariken. Wilayah

Banggai Darat dan Banggai Laut kemudian berdasarkan

Undang-UndangNomor 23 Tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II di Sulawesi Tengah menjadi Kabupaten Otonom

yang dikenal Kabupaten Banggai dengan ibukota Luwuk.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1952,

Kerajaan Banggai diberi status swapraja.

Beberapa tahun kemudian dibentuklah Badan Penuntut

Daerah Otonom yang terdiri dari Pemerintah Swapraja

Banggai

dan

tokoh-tokoh

politik

setempat

untuk

memperjuangkan Banggai menjadi Daerah Swantara

(setingkat kabupaten) Tingkat II Banggai.

Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil pada tahun 1959.

Namun, ibu kotanya ditetapkan di Luwuk, bukan di Banggai.

Pada tahun 1964 tokoh-tokoh masyarakat Banggai kemudian

membentuk Panitia Pembentukan Daerah Otonom Tingkat II

(4)

Banggai Kepulauan. Perjuangan membentuk Banggai

Kepulauan itu baru terwujud 31 tahun kemudian, yaitu

dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999

tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali,

dan Kabupaten Banggai Kepulauan.

B. Visidan Misi Pemerintah Daerah

Pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011- 2016 dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal penting :

1. Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai daerah otonomi baru, saat ini merupakan periode kedua dalam pembangunan 5 ( Lima ) tahun kedepan sehingga masih memiliki banyak agenda pembangunan yang belum terselesaikan pada pembangunan periode sebelumnya;

2. Kabupaten Banggai Kepulauan adalah merupakan salah satuwilayah daerah tertinggal di Indonesia yang memerlukan penanganan serius melalui percepatan pembangunan di segala sector dan lintas sektor; 3. Pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan untuk 5 ( Lima ) tahun

kedepan penekanannya dilakukan pada penguatan peningkatan ekonomi berbasis masyarakat dengan memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan, agroindustri, perdagangan dan pertanian dalamrangka mendorong perbaikan kualitas kehidupan masyarakat;

4. Basis dari masyarakat Banggai Kepulauan yang maju terletak pada persatuan dan kerukunan anta rumat beragama, antar etnis maupun antar daerah, kesejahteraan yang berkualitas serta menjunjung tinggi kesadaran masyarakat mejemuk;

5. Indicator masyarakat Banggai Kepulauan yang sejahtera terletak pada tatanan kehidupan yang demokratis, berbudaya, religius, sehat dan cerdas, serta memiliki komitmen untuk maju dan berkembang.

 VISI

Berdasarkan permasalahan dan perspektif di atas, maka pemerintah daerah merumuskan Visi Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2011-2016 yaitu :

(5)

“ MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG BERKUALITAS, ADIL, DEMOKRATIS DAN BERSIH DEMI TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANGGAI YANG SEJAHTERA DAN RELIGIUS ”

Dari VISI daerah tersebut, diharapkan dapat menjadikan dan mewujudkan masyarakat Banggai Kepulauan maju dan berdaya saing, serta dapat disejajarkan dengan daerah kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Visi diatas mengandung pengertian dan kata kunci antara lain :

Pemerintahan yang berkualitas,dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan diharpakan berdasar atas standar pelayanan, standar pelaksanaan, standar kelayakan dalam mencapai indicator kepemerintahan secara maksimal. Adil, dimaksudkan bahwa azas dalam pengambilan kebijakan dan strategi pelaksanaan kepemerintahan dan pembangunan memegang prinsip manajemen yang memperhatikan azas keadilan demi kepentingan seluruh masyarakat. Demokratisdanbersih, dimaksudkan bahwa pelaksanaan kepemerintahan dan pembangunan tetap bersinergi serta bermanfaat untuk masyarakat, melalui perwujudan pemerintahan yang akuntabel, berwibawa dan bermartabat.

Sejahtera, dimaksudkan bahwa dampak dari segala kebijakan adalah mengangkat derajat hidup dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.

Religius, dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat senantiasa dilandasi dengan nilai-nilai agama dan moral.

 MISI

Berdasarkan VISI pembangunan tersebut ditetapkan MISI pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2011-2016 sebagai berikut :

1. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dan tatakelola pemerintahan, dalam rangka mewujutkan pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN.

2. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas, relevan, efisien dan efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.

3. Memningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang dapat dijangkau seluruh masyarakat.

(6)

4. Mengembangkan struktur ekonomi berbasis pedesaan yang mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal.

5. Meningkatkan infrastruktur yang memadai agar masyarakat dapat memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan hidup dan layak.

6. Meningkatkan kualitas kehidupan, peran perempuan, kesejahteraan anak dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.

BAB II

GAMBARAN UMUM

Kabupaten Banggai Kepulauan dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 51 tahun 2009 di mana sebelummya merupakan bagian dari Kabupaten Banggai. Operasional Kabupaten ini dimulai pada tanggal 3 November 1999 telah diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta.

2.1 KEADAAN UMUM DAERAH

Kabupaten Banggai Kepulauan dengan luas wilayah ± 9.160,11 Km2

yang terdiri dari luas darat 2.488,79 Km2 dan luas laut 6.671,32 Km2 atau

sekitar 72,83 % dari luas keseluruhan. Berdasarkan Letak astronomis Kabupaten Banggai Kepulauan berada pada 1° 06' 30" Lintang Selatan sampai dengan 2° 20' 00" Lintang Selatan dan 122° 40' 00" Bujur Timur sampai dengan 124° 13' 30" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi.

Berdasarkan letak geografis dan peta Kabupaten Banggai Kepulauan dapat di tentukan Batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banggai Laut

Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling

(7)

Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauanterdiri atas 12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa.

Selengkapnya, Kecamatan, Desa / Kelurahan di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:

(8)

Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauanterdiri atas 12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa.

Selengkapnya, Kecamatan, Desa / Kelurahan di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Tinangkung

Ibu kota : Salakan

(Ibu Kota Kabupaten) Luas Wilayah : 312,60 Km2

Jumlah Penduduk : 13.445 Jiwa - Laki-Laki : 6.771 Jiwa - Perempuan : 6.674 Jiwa Jumlah Desa : 10

Jumlah Kelurahan : 1

Desa dan Kelurahan* di Kecamatan Tinangkung :

01. Manggalai 05. Baka 09. Bakalan 02. Ambelang 06. Bongganan 10. Bulungkobit 03. Saiyong 07. Salakan* 11. Bungin 04. Tompudau 08. Kautu

2. Kecamatan Tinangkung Selatan

Ibu kota : Mansamat

Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 25 Km

Luas Wilayah : 187,89 Km2 Jumlah Penduduk : 7.337 Jiwa - Laki-Laki : 3.743 Jiwa

(9)

- Perempuan : 3.594 Jiwa

Jumlah Desa : 9

Jumlah Kelurahan : -

Desa di Kecamatan Tinangkung Selatan :

01. Paisumosoni 04. Mansamat A 07. Tinangkung 02. Tobing 05. Mansamat B 08. Gansal 03. Tobungin 06. Kampung Baru 09. Bobu

3. Kecamatan Tinangkung Utara

Ibu kota : Batulombu Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 23 Km

Luas Wilayah : 136,65 Km2 Jumlah Penduduk : 7.812 Jiwa

- Laki : 3.935 Jiwa

- Perempuan : 3.877 Jiwa Jumlah Desa : 6

Jumlah Kelurahan : -

Desa di Kecamatan Tinangkung Utara :

01. Luksagu 03. Ponding-Ponding 05. Palam 02. Tatakalai 04. Lalong 06. Bampanga

4. Kecamatan Bulagi Selatan

Ibu kota : Lolantang Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 70 Km Luas Wilayah : 319,00 Km2

Jumlah Penduduk : 9.896 Jiwa - Laki : 5.076 Jiwa - Perempuan : 4.820 Jiwa

(10)

Jumlah Desa : 20 Jumlah Kelurahan : -

Desa di Kecamatan Bulagi Selatan :

01. Lolantang 08. Sabelak 15. Babang 02. Pandaluk 09. Suit 16. Momotan 03. Palabatu Satu 10. Toi-Toi 17. Labotakandi 04. Palabatu Dua 11. Tatarandang 18. Alasan Nggolobuton 05. Lemelu 12. Bone Puso 19. Boluni

06. Osan 13. Mangais 20. Pipilogot Paipaisu 07. Balalon 14. Unu

5. Kecamatan Bulagi Utara

Ibu kota : Sambulangan Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 65 Km Luas Wilayah : 318,00 Km2

Jumlah Penduduk : 9.055 Jiwa - Laki : 4.658 Jiwa - Perempuan : 4.379 Jiwa Jumlah Desa : 11

Jumlah Kelurahan : 1

Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bulagi Utara :

01. Sambulangan 05. Bolubung 09. Ombuli 02. Bangunemo 06. Bakalinga 10. Luk Panenteng 03. Paisuluno 07. Koyobunga 11. Minanga

04. Montop 08. Sabang* 12. Mandok

6. Kecamatan Bulagi

Ibu kota : Bulagi I Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 60 Km Luas Wilayah : 275,66 Km2

(11)

Jumlah Penduduk : 9.705 Jiwa - Laki : 4.909 Jiwa - Perempuan : 4.796 Jiwa Jumlah Desa : 15

Jumlah Kelurahan : 1 Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bulagi :

01. Tolo 07. Bulagi Dua 13. Komba-Komba 02. Lalanday 08. Boloy 14. Kambal 03. Montomisan 09. Meselesek 15. Toolon

04. Sosom 10. Oluno 16. Kayubet

05. Alul 11. Sumondung 06. Bulagi Satu* 12. Peling Seasa

7. Kecamatan Liang

Ibu kota : Liang Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 40 Km Luas Wilayah : 176,19 Km2

Jumlah Penduduk : 8.930 Jiwa - Laki : 4.506 Jiwa - Perempuan : 4.424 Jiwa Jumlah Desa : 16

Jumlah Kelurahan : - Desa di Kecamatan Liang :

01. Mamulusan 07. Binuntuli 13 .Boyomoute 02. Kindandal 08. Saleati 14. Apal 03. Tomboniki 09. Bajo 15. Selekan

04. Okumel 10. Liang 16. Loolong

05. Popidolon 11. Balayon 06. Tangkop 12. Basosol

(12)

Ibu kota : Patukuki Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 25 Km Luas Wilayah : 140,00 Km2

Jumlah Penduduk : 9.415 Jiwa - Laki : 4.744 Jiwa - Perempuan : 4.671 Jiwa Jumlah Desa : 11

Jumlah Kelurahan : - Desa di Kecamatan Peling Tengah :

01. Tolulos 05. Tombos 09. Kolak

02. Popisi 06. Alakasing 10. Balombong 03. Luk 07. Patukuki 11. Tunggaling 04. Labibi 08. Koyobunga

9. Kecamatan Totikum

Ibu kota : Sambiut Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 50 Km

Luas Wilayah : 115,45 Km2 Jumlah Penduduk : 10.051 Jiwa

- Laki : 15.148 Jiwa

- Perempuan : 14.903 Jiwa Jumlah Desa : 11

Jumlah Kelurahan : -

Desa di Kecamatan Totikum :

01. Sobonon 05. Tone 09. Sampaka

02. Bolonan 06. Abason 10. Lopito 03. Sakay 07. Salangano 11. Kombutokan 04. Sambiut 08. Batang Babasal

(13)

Ibu kota : Kalumbatan Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 40 Km Luas Wilayah : 95,19 Km2

Jumlah Penduduk : 8.184 Jiwa - Laki : 4.120 Jiwa - Perempuan : 4.064 Jiwa Jumlah Desa : 8

Jumlah Kelurahan : - Desa di Kecamatan Totikum Selatan :

01. Tonuson 04. Peley 07. Mata

02. Tobungku 05. Kalumbatan 08. Lobuton 03. Nulion 06. Kanali

11. Kecamatan Buko

Ibu kota : Tataba Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 105 Km Luas Wilayah : 184,84 Km2

Jumlah Penduduk : 9.529 Jiwa - Laki : 4.782 Jiwa - Perempuan : 4.747 Jiwa Jumlah Desa : 13

Jumlah Kelurahan : - Desa di Kecamatan Buko :

01. Paisubatu 06. Tataba 11. Okulo Potil 02. Batangono 07. Malanggong 12. Olusi 03. Lalengan 08. Leme-Leme Bungin 13. Tatendeng 04. Peling Lalomo 09. Leme-Leme Darat

(14)

12. Kecamatan Buko Selatan

Ibu kota : Lumbi-Lumbia Jarak dari Ibu Kota

Kabupaten : ± 120 Km Luas Wilayah : 187,32 Km2

Jumlah Penduduk : 8.027 Jiwa - Laki : 4.014 Jiwa - Perempuan : 4.013 Jiwa Jumlah Desa : 11

Jumlah Kelurahan : - Desa di Kecamatan Buko Selatan :

01. Kambani 05. Lumbi-Lumbia 09. Seano 02. Tatabau 06. Labangun 10. Apal 03. Buko 07. Lelang Matamaling 11. Sapelang 04. Palapat 08. Landonan Bebeau

Tabel 2.1

Luas Wilayah per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan

Kecamatan Luas Wilayah Darat % Laut % Tinangkung Tinangkung Selatan Tinangkung Utara Totikum Totikum Selatan Liang Peling Tengah Bulagi Bulagi Selatan Bulagi Utara Buko Buko Selatan 312.60 187.89 136.65 155.45 95.19 176.19 140.00 275.66 319.00 318.00 184.84 187.32 41.16 42.79 41.16 12.55 12.55 25.76 25.76 47.59 47.58 47.59 14.96 14.96 446.96 251.23 195.38 1.082.85 663.09 507.78 403.49 303.58 315.45 350.21 1.050.60 1.064.70 58.84 57.21 58.84 87.45 87.45 74.24 74.24 52.41 52.42 52.41 85.04 85.04 Banggai Kepulauan 2.488.79 27 % 6.671.32 73 % Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka 2013

(15)

2.1.1 Tofografi

Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasikan atas :

 Kemiringan lereng 00 – 20 , dengan luas 22.633,31 Ha atau sekitar 6,25% dari luas wilayah tersebut. Kondisi tanah seperti ini sangat potensial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan pemukiman.

 Kemiringan lereng 20 - 150 dengan luas 82.592,29 Ha atau sekitar 19,13% dari luas wilayah, potensi ini dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha. Namun pada wilayah ini, sangat dibutuhkan usaha konservasi dan air.

 Kemiringan lereng 150 – 400 dengan luas 153.328,38 Ha atau sekitar 46,99% dari luas wilayah. Penggunaan tanah pada kemiringan ini cukup rawan, sehingga sebelum mengusahakan usaha tani perlu dilakukan pembuatan terasering untuk menghindari terjadinya erosi dan penanaman tanaman teras spesifik lokasi.

 Kemiringan lereng diatas 400 dengan luas 54.748,82 Ha atau sekitar 27,45% dari luas wilayah daerah. Wilayah dengan kemiringan tersebut sangat potensial terkena erosi sehingga hanya layak untuk dimanfaatkan sebagai kawasan hutan lindung.

Berdasarkan data topografi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan usaha, baik budidaya tanaman pertanian maupun untuk lahan pemukiman hanya 25,38% dari luas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan yakni pada kemiringan lereng 00 – 150.

Sedangkan Berdasarkan sudut elevasi atau ketinggian dari permukaan laut, wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Elevasi <500 Meter = 85.97 % Elevasi 500 – 700 Meter = 87.80 % Elevasi > 700 Meter = 86.23 %

Kondisi topografi berdasarkan jenis perbukitan di daerah Kepulauan Banggai bervariasi yakni :

 Perbukitan Karst, morfologi di Pulau Peling didominasi oleh perbukitan karst yang tersusun oleh batu gamping. Topografi tersebut sangat jelas dikenal dilapangan maupun penampakannya pada citra LandSat TM-7.

(16)

Perbukitan karst dicirikan oleh bentuk bukit-bukit yang tidak beraturan dengan puncak tumpul membundar;

 Satuan Perbukitan bergelombang lemah- sedang, morfologi ini dijumpai dibagian timur Pulau Peling di sekitar Batang Babasal dan Salangano yang tersusun oleh batu lempung. Kemiringan lereng umumnya bervariasi antara 100 – 300 dengan beda tinggi berkisar 20 – 40 meter;

 Satuan Morfologi Dataran Pantai, morfologi ini tersusun oleh endapan aluvial pantai, yang terdiri dari material-material hasil erosi laut, maupun hasil erosi sungai yang terendapkan disekitar muara; material hasil endapan berukuran lempung hingga pasir dan bersifat lepas. Daerah dataran yang cukup luas dijumpai di labibi, Patukuki, Alakasing, Kayobunga dan Kolak (Peling Tengah) juga di daerah Luksagu, Palam, Mansamat, Salakan, Sabang, Tataba hingga Buko di bagian selatannya (Pulau Peling). Daerah pemukiman (desa) umumnya tersebar disekitar pesisir pantai dengan kemiringan lereng 00 – 100.

2.1.2 Hidrologi

Keadaan hidrologi di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari sungai-sungai yang mengalir.Umumnya sungai-sungai tersebut mempunyai jarak aliran yang pendek dan bersifat perenial atau mengalir sepanjang tahun. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Tatakalay, Sungai Nipa, Sungai Tobing, Sungai Mansamat, Sungai Paisumusoni, Sungai Lalengan dan Sungai Kambani.

Sungai di Kabupaten Banggai Kepulauan yang dapat dimanfaatkan dan dikelola sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial serta sumber energi listrik antara lain Sungai Tatakalai, Sungai Lalengan dan Sungai Kambani.

2.1.3 Geologi

Penyebaran satuan batuan di daerah Banggai Kepulauan terkait erat dengan proses geologi dan tektonik secara umum (regional). Dampak pergerakan lempeng menimbulkan terjadinya banyak sesar dan lipatan- -lipatan batuan. Berdasarkan citra satelit struktur sesar dan

(17)

kelurusan-kelurusan yang terekam di bagian barat Pulau Peling, umumnya berarah utara ke selatan, sedangkan disebelah timur cenderung memperlihatkan suatu bentuk lengkung berarah barat laut tenggara. Selain struktur sesar, struktur lipatan terekam dengan baik di Pulau Peling barat yang memperlihatkan perlipatan batuan yang cukup kuat.

Secara geologi, daerah Banggai Kepulauan terletak pada zona tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai Sula dari sebelah timur dengan jalur ofiolit Sulawesi Timur di bagian barat. Tumbukan antara kedua lempeng tersebut merupakan fenomena tektonik yang diakomodasikan dengan pergerakan sistem sesar Sorong yang bergerak ke arah barat dan bersifat mendatar. Pergerakan sesar Sorong yang bersifat aktif hingga sekarang ini telah beberapa kali menimbulkan gempa bumi. Kejadian gempa cukup besar terjadi pada tanggal 4 Mei 2000 dengan besaran magnitudo M = 7,6. Gempa ini menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada bangunan maupun infrastruktur di daerah Kabupaten Banggai Kepulauan.

Satuan batuan di daerah Banggai Kepulauan tersusun oleh berbagai jenis dan tipe batuan dengan rentang umur yang cukup panjang, mulai dari batuan malihan berumur Karbon hingga endapan aluvial yang berumur Holosen. Urutan batuan yang tersingkap di daerah Banggai Kepulauan, dari satuan berumur tua hingga muda adalah sebagai berikut :

(1). Satuan Batuan Malihan, adalah jenis batuan yang tercakup dalam satuan batuan sekis, gneis, amfibolit dan kuarsit.

(2). Satuan Batuan Granit, kenampakan satuan batuan granit pada citra LANDSAT memperlihatkan bentuk morfologi bergelombang dengan permukaan relatif halus membulat. Selain batuan granit, satuan ini juga tersusun oleh batuan granodiorit, diorit kuarsa dan pegmatit;

(3). Satuan Batuan Serpih, karakteristik satuan batuan serpih yang keras dengan sisipan batu lempung dan batu pasir menunjukkan kenampakan morfologi yang halus dengan permukaan perbukitan agak memanjang; (4). Satuan Batu Gamping, kenampakan perbukitan batu gamping sangat

mudah dapat dibedakan dengan morfologi batuan lainnya. Dalam citra LANDSAT, satuan batu gamping memperlihatkan bentuk perbukitan kecil yang menyatu. Kenampakan tersebut merupakan gambaran khas dari topografi karst dengan bantuk bukit-bukit kecil, membulat, agak terjal dan sangat kasar;

(5). Endapan Aluvial, terdiri dari satuan batuan yang tersusun oleh material berukuran lempung hingga kerikil dan umumnya bersifat lepas. Satuan

(18)

ini terbentuk akibat pengendapan hasil erosi sungai ataupun erosi ombak pantai.

2.1.4 Klimatologi

Iklim di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 25,7°C sampai 29,1°C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan November, yaitu sebesar 32,1°C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Agustus, yaitu sebesar 23,3°C. Rata-rata Suhu Udara dan kelembaban relatif pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk pada tahun 2012 berkisar antara 72% (Oktober) dan 82% (Mei).

Rata-rata tekanan udara selama tahun 2012 berkisar antara 1 009,5 mb (Desember) dan 1 013,1 mb (Agustus). Sedangkan rata-rata kecepatan angin tahun 2012 berkisar antara 4 – 8 knot.

Rata-rata jumlah curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 36,00 mm (September) dan 301,4 mm (Juli). Sedangkan jumlah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 6 hari (Oktober dan November) dan 28hari (Juli).

2.2 EKONOMI

2.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomiKabupaten Banggai Kepulauan mengalami peningkatan dalam kurun waktu periode 2008-2012 dengan masih menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari 8,53 persen yang dicapai tahun 2011 meningkat menjadi 8,60 persen pada tahun 2012. Dalam 5 tahun terakhir,pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,19% / tahun.

(19)

Tabel 2.2

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Kepulauan

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian 6,54 6,67 6,93 6,99 7,40

Penggalian 4,71 7,59 8,79 8,23 8,81

Industri Pengolahan 7,49 7,24 7,64 7,52 6,58

Listrik dan Air Bersih 10,38 10,16 11,03 11,41 10,63

Bangunan 9,45 10,69 10,90 11.09 14.46

perdagangan, Hotel &

Restoran 10.71 10.65 10.72 10.79 10.63

Transportasi dan Komunikasi 8.48 8.63 8.99 `10.83 10.96 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 6.75 7.61 9.18 9.11 9.39

Jasa-jasa 8.07 8.11 9.22 8.89 7.67

GRDP 7.84 7.98 8.38 8.53 8.60

2.2.2 Perkembangan PDRB

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Kabupaten Banggai Kepulauan mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai 11.089.744 rupiah, mengalami kenaikan dari tahun 2011 lalu yang mencapai 9.850.967 rupiah. Perkembangan PDRB Perkapita harga konstan 2000 jugameningkat dari tahun 2011 sebesar 4.542.549 rupiah meningkat 6,56persen menjadi 4.875.640 rupiah pada tahun 2012, peningkatan pertumbuhan PDRB Perkapita 7,33 persen diatas pertumbuhan penduduk 1,18 persen.

Tabel. 2.3

PDRB Perkapita Kabupaten Banggai Kepulauan atas

(20)

dasar Harga berlaku dan Konstan 2000 Tahun PDRB Perkapita Harga Berlaku ( Rp ) PDRB Perkapita Harga Konstan ( Rp ) Perkembangan PDRB Perkapita (%) Harga Berlaku Harga Konstan

2008 6.788.265 3.729.517 19,10 6,47

2009 7.674.810 3.977.290 13,06 6,64

2010 8.716.500 4.262.917 13,57 7,18

2011*) 9.850.967 4.542.549 13,02 6,56 2012**) 11.089.744 4.875.640 12,58 7,33

Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan 2013

Adanya perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sektor ekonomi pembentuk PDRB menyebabkan berubahnya struktur perekonomian. Berdasarkan harga konstan, diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan tahun 2012 adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 47,08 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,48 persen, selanjutnya sektor jasa-jasa sebesar 10,34 persen dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 6,79 persen, sektor industri pengolahan sebesar 4,44 persen, demikian pula sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan lainnya sebesar 4,27 persen. Sektor lainnya dibawah 4 persen adalah sektor bangunan sebesar 1,23 persen, sektor penggalian sebesar 0,56 persen, sektor listrik dan air bersih sebesar 0,45 persen.

Tabel 2.4

PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

Tahun 2008-2012 Sektor

Ekonomi

PDRB Harga

Berlaku (Juta Rupiah)

2008 2009 2010 2011* 2012**

1. Pertanian 569.361 646.115 734.749 832.706 932.603 2. Pertambangan /

(21)

3. Industri

Pengolahan 51.856 57.877 66.229 76.238 85.063 4. Listrik dan Air

Bersih 4.077 4.671 5.298 6.202 7.146

5. Bangunan 14.755 18.357 22.885 27.044 33.251 6. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 251.127 291.151 337.757 398.742 471.924 7. Pengangkutan

dan. Komunikasi 69.344 80.103 93.500 110.195 126.505 8. Keu. Persewaan

&. Jasa Perusahaan 50.251 56.761 65.296 75.254 85.153 9. Jasa-Jasa 120.555 140.113 161.683 185.451 208.133 Jumlah/Total 1.137.849 1.302.584 1.495.987 1.721.949 1.961.432

Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan

Tabel 2.5

PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)

Tahun 2008-2012 Sektor

Ekonomi

PDRB Harga Konstan (Juta Rupiah)

2008 2009 2010 2011* 2012** 1. Pertanian 309.779 330.440 353.341 378.035 406.007 2. Pertambangan /. Penggalian 3.493 3.758 4.088 4.425 4.814 3. Industri Pengolahan 28.966 31.064 33.438 35.952 38.319 4.Listrik dan Air

Bersih 2.554 2.814 3.124 3.481 3.851 5. Bangunan 6.787 7.513 8.332 9.256 10.594 6. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 142.684 157.877 174.795 193.651 214.229 7. Pengangkutan

dan. Komunikasi 40.233 43.703 47.634 52.791 58.579 8. Keu. Persewaan

&. Jasa Perusahaan 26.234 28.231 30.822 33.629 36.788 9. Jasa-Jasa 64.412 69.634 76.058 82.819 89.167

(22)

Jumlah/Total 625.142 675.034 731.632 794.038 862.350 Sumber : BPS Kab. Banggai Kepulauan

2.3 SARANA DAN PRASARANA

2.3.1 Jalan

Jalan raya merupakan sarana utama lalu lintas yang sangat diperlukan untuk transportasi dan kelancaran roda perekonomian dan investasi. Oleh sebab itu, maka kondisi dan penggunaannya harus diperhatikan dan terus ditingkatkan.

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai Kepulauan, bahwa panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun 2009-2013 terus mengalami peningkatan. Jalan yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten. Pada tahun 2009 panjang jalan menjadi 1.181,05 km, di tahun 2010 panjang jalan keseluruhan adalah 1.261,70 km, sedangkan tahun 2011 panjang jalan adalah 1.286,21 km.Sementara itu, tahun 2012 panjang jalan adalah 1.317,21.km. Untuk tahun 2013 panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banggai Kepulauan meningkat menjadi1.

912.24

km.

(23)

Pada tahun 2012 panjang jalan kondisi baik 746,51km, kondisi sedang 261,07km, kondisi rusak 131,65 km dan kondisi jalan rusak berat 177,98 km.Sedangkan untuk tahun 2013 panjang jalan kondisi baik 460,30km, kondisi sedang 192,03km, kondisi rusak 132,89 km dan kondisi jalan rusak berat 63,03 km.

Tabel 2.6 Panjang Jalan (Km)

Jenis Jalan

Tahun

2009

2010

2011

2012

2013

Jalan Provinsi

64

64

64

64

64

Jalan

Kabupaten

1.117,05 1.197,70 1.222,21 1.253,21 1.848,24

Jumlah

1.181,05 1.261,70 1.286,21 1.317,21 1.912.24

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai Kepulauan

2.3.2 Pos, Telekomunikasi dan Informasi

Untuk melayani masyarakat dalam hal

(24)

pendistribusian pengiriman surat menyurat dan pengiriman paket, pos serta wesel, di Kabupaten Banggai Kepulauandari tahun 2009-2013 tersedia 1 buah kantor pos yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan. Disamping melayani surat menyurat, benda pos, paket dan lainnya, kini kantor pos juga sudahdapat melayani pembelian token listrik, pembayaran telepon dan jasa-jasapembayaran lainnya.

Saat ini di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat 9 Tower Band Telphone Seluler (BTS) terdiri dari Telkomsel sebanyak 8 towerdan Indosat sebanyak 1 tower. Dan yang sedang dalam tahap persiapan pengoperasian sebanyak 3 tower milik Telkomsel.

2.3.3 Perhubungan dan Transportasi

Sebagian besar wilayah permukiman penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan, terletak di tepi laut Dari total desa dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan sebagian diantaranya atau 51,8% berbatasan langsung dengan pantai. Oleh karenanya transportasi laut / keberadaan kapal laut menjadi penting sebagai sarana transportasi masyarakat di kabupaten ini.

(25)

Prasarana transportasi laut terdapat tiga pelabuhan yaitu :dua pelabuhan penyebrangan dan satu pelabuhan umum yang merupakan pelabuhan nasional. Pelabuhan penyebrangan Boniton dan pelabuhan penyebrangan Saiyong dikelolah oleh PT. ASDP. Pelabuhan salakan di gunakan untuk bongkar muat hasil bumi dan melayani angkutan penumpang salakan-luwuk dan sebaliknya dari luwuk – salakan. Untuk mencapai Kabupaten Banggai Kepulauan dapat menggunakan berbagai jenis transportasi. Rute perjalanan dari Jakarta dengan

pesawat terbang diawali dari Bandara Sukarno-Hatta, dan kemudian transit di Bandara Sultan Hasanudin di Makassar, kurang lebih 30 menit kemudian perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Sultan Aminudin Amir di Kota Luwuk,

Kabupaten Banggai. Dan kemudian untuk menuju Kabupaten Banggai Kepulauan di gunakan transportasi Kapal Feri milik PT. ASDP atau menggunakan Kapal Kayu serta Kapal Cepat yang secara regular beroperasi tiap hari sambil menikmati pemandangan laut yang sangat indah dan mengagumkan.

(26)

Disamping transportasi laut, terdapat juga transportasi darat, untuk menghubungkan wilayah daratan dengan beroperasinya bus-bus

penumpang yang

menghubungkan antar wilayah kecamatan dan pedesaan. Kendaraan yang melayani trayek antar kecamatan dan desa di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari jenis truk, bus, pick up dan mobil jenis lain.

(27)

Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan sampai saat ini memiliki 1 (satu) buah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan untuk Perbankan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan meliputi Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang terdapat di Salakan ( Kecamatan Tinangkung ) dan di Bulagi ( Kecamatan Bulagi ). Terdapat pula1 (Satu) buah Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan2(Buah) Bank Perkreditan Rakyatyang semuanya terletak di salakan ( Kecamatan Tinangkung ).

2.3.5. Energi

Tidak dapat dipungkiri, aktifitas masyarakat di berbagai bidang kehidupan, salah satunya menuntut penyediaan kebutuhan listrik yang sangat besar. Lima tahun terakhir menunjukkan kebutuhan masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan akan listrik mengalami peningkatan yang cukuf signifikan.

(28)

Pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Banggai Kepulauan, dihasilkan dengan menggunakan tenaga mesin diesel, seperti yang umum digunakan Kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Tengah. Tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN di Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2008 adalah sebesar 8.374.601 kwh, dari keseluruhan tenaga listrik yang diproduksi yang berhasil didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 7.835.249 kwh. Tahun 2009 tenaga listrik yang diproduksi sebesar 9.269.157 kwh dan didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 8.505.629 kwh.Untuk Tahun 2010 PLN mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan sebanyak 10.156.898 kwh dari hasil produksi tenaga listrik sebesar 10.880.824 kwh.Di tahun 2011 tenaga listrik yang diproduksi sebesar 14.375.746 kwh dan didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 13.307.034 kwh. Dan sampai akhir tahun 2012 tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sebesar 116.969.418 kwh dengan jumlah pendistribusian kepada masyarakat sebesar 64.273.482 kwh.

Dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, cakupan pelayanan listrik di Kabupaten Banggai Kepulauan terus mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2008, jumlah pelanggan sebanyak 13.783yang terdiri dari pelanggan rumah

tangga, instansi pemerintah, swasta, industri dan lain-lain, meningkat menjadi 14.105 pelanggan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah pelanggan sebanyak 15.055. Tahun 2011 jumlah pelanggan bertambah menjadi 15.789.Dan sampai dengan akhir tahun 2012 jumlah pelanggan baik

(29)

rumah tangga, instansi pemerintah, swasta, industri dan lain-lain sebanyak 16.985.

Di samping tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN, Sebagian masyarakat pedesaan, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan dari pemerintah dan ada juga yang menggunakan mesin genset untuk digunakan sehari-hari, diantaranya untuk berjualan oleh pedagang, maupun masyarakat pedesaan yang belum terlayani oleh listrik dari PLN.

Tabel 2.7

Daya Terpasang Produksi dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero) Pada Cabang/Ranting PLN di Kabupaten Banggai Kepulauan

Tahun 2008-2012

Tahun Terpasang Daya (KW) Produksi Listrik (Kwh) Listrik Terjual (Kwh) Dipakai Sendiri (Kwh) Susut/Hilang (Kwh) 2008 8.440,000 8.374.601 7.835.249 692.877 5.347.973 2009 8.787,500 9.269.157 8.505.629 820.398 5.819.418 2010 9.802,800 10.880.824 10.156.898 884.723 6.351.703 2011 6.022,000 14.375.746 13.307.034 2.878.597 1.068.712 2012 44.717,000 116.969.418 64.273.482 735.799 110.761 Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan

(30)

BAB III

SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN

3.1 Perikanan Tangkap

Sektor Perikanan merupakan sector potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini di dukung oleh sumber daya alam dan letak geografis wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.

KawasanperairanBanggaiKepulauanmemilikipotensiPerikananTangkap yang beranekaragamjenisnyadanbernilaiekonomis,misalnya :

- Pelagis besar dengan produksinya rata-rata 1.050,40 Ton/Thn. - Pelagis kecil dengan produksinya rata-rata 53.386,20 Ton/Thn. - Demersal denganproduksinya rata-rata 10.835,60 Ton/Thn

- Molusca yang meliputi gurita, cumi–cumi, siput dan kerang dengan produksinya rata-rata 961,20 Ton/Thn

- Crustacea yang meliputi udang dan kepiting dengan produksinya rata-rata 4,40 Ton/thn

Wilayah Komoditasmeliputi :KecamatanTinangkung, Kecamatan Liang,

(31)

3.2 Perikanan Budidaya

Sampai pada saat ini Optimalisasi dan Produktifitas Budidaya di Banggai Kepulauan masih rendah, Jenis ikan yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah :

- Pembesaran Ikan Hidup ( Napoleon ) budidaya unggulan dalam bentuk keramba/jaringapung. Wilayah potensial yang dikembangkan di Kecamatan Liang, KecamatanBulagi, Kecamatan Bulagi Selatan, Kecamatan Buko Selatan dan Kecamatan Tinangkung Selatan.

- Pembesaran Ikan Hidup ( Kerapu ) tahun 2011 hasil produksi 52,76 Ton/Thn pada tahun 2012 dengan hasil produksi sebesar 68,96 Ton/Thn. Mengalami kenaikan 30,63%

- PembesaranIkanHidup ( Kuwe, baronang ) tahun 2011 hasil produksi sebesar 275,19 Ton/thn, pada tahun2012 dengan hasil produksi sebesar 393,76 Ton/Thn, mengalami kenaikan 43,08 %

Areal budidaya perikanan sampai dengan tahun 2012 baru dimanfaatkan sekitar 73,71 % danbelum mencapai tingkat produksi maksimal. Hal tersebut karena minimnya permodalan yang dimiliki petani budidaya ikan. Sangat terbuka peluang investasi untuk budidaya perikanan laut.

(32)

3.3 Rumput Laut

Areal Budidaya Rumput Laut tersebar cukup luas di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan, Produksi rumput laut kering Banggai Kepulauan pada tahun 2011 mencapai 39.948,80 Ton/thn. Sedangkan pada tahun 2012 mencapai 45.008,61 Ton/thn atau mengalami kenaikan sebesar 12,60 %. Budidaya rumput laut telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan karena kondisi alam yang sesuai.

Pasar Komoditi meliputi :Luwuk, Makassar, Kendari, Surabaya.Sangat terbuka investasi untuk membangun Pabrik Pengolahan Rumput Laut di Kabupaten Banggai Kepulauan.

Wilayah budidaya meliputi : Kecamatan Liang, Kecamatan Peling Tengah, Kecamatan Bulagi, Kecamatan Bulagi Selatan, Kecamatan Bulagi Utara, Kecamatan Tinangkung, Selatan dan Kecamatan Totikum Selatan.

(33)

Sektorperikanandankelautanmenjadiandalanmasyarakatdengansumber daya laut yang adadi Kabupaten Banggai Kepulauan memberikan keuntungan yang sangat potensial dengan adanya kekayaan hasil laut. Hingga akhir tahun 2012 di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat kapal/perahu penangkap ikan sebanyak 6.966 unit yang terdiri atas jenis perahu tanpa motor sebanyak 2.804 unit, jenis perahu motor tempel sebanyak 3.969 unit dan jenis kapal motor sebanyak 193 unit.

Tabel 3. 1

Jumlah Kapal Penangkap Ikan (Unit) Tahun 2010-2012

JenisKapalIkan T a h u n

2010 2011 2012

PerahuTanpa Motor 11.148 2.805 2.804 Perahu Motor Tempel 1.191 3.969 3.969

Kapal Motor 551 261 193

J u m l a h 12.890 7.035 6.966

Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan

BAB IV

(34)

4.1 Pertanian

Meskipun dikenal sebagai daerah kepulauan dengan wilayah perairannya yang sangat luas, namun penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan tidak hanya mengandalkan usaha di sector perikanan dan kelautan. Perkembangan sektor pertanian menjadi penting disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih sangat besar dan telah memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian masyarakat.

Jenis tanaman pangan yang terdapat dan dikembangkan di kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri dari berbagai jenis tanaman, diantaranya adalah jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi banggai, ubi kayu, ubi jalar padi sawah, kedelai dan lain-lain. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 kondisi pertanian tanaman pangan yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami peningkatan dan penurunan baik dari sisi produksi maupun luasan panennya. Untuk tanaman padi sawah, dengan luas panen sebesar 1.001 Ha pada tahun 2013 menghasilkan produksi sebesar 3.598 ton, tanaman ubi kayu menghasilkan produksi sebesar 4.945 tondengan luas panen sebesar 203Ha, untuk produksi tanaman ubi jalar di tahun 2013 sebesar 1.490 ton dengan luas panen sebesar 188Ha, Produksi tanaman jagung sebesar 1.713 ton dengan luas panen sebesar 377 Ha, selanjutnya produksi tanaman kacang tanah yang menjadi andalan masyarakat di daerah Kecamatan Totikum dan Kecamatan Totikum Selatan menghasilkan produksi sebesar 1.645 ton, dengan luas panen mencapai 761 Ha dan untuk produksi tanaman Kacang Kedele pada tahun 2012 sebesar 1.00 ton dengan luas panen sebesar 1Ha.

(35)

Data mengenai luas panen dan produksi tanaman pangan per jenis tanaman yang dikembangkan di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun 2009-2013 disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Luas Panen Tanaman Pangan

JenisKomoditi Tanaman Pangan

Luas Panen (Ha)

2009 2010 2011 2012 2013 01. Padi Sawah 551 4437 640 966 1.001 02. Ubi Kayu 661 506 508 199 203 03. Ubi Jalar 451 364 373 136 188 04. KacangTanah 1.994 1.017 1.301 831 761 05. KacangKedele 10 13 6 1 1 06. Jagung 839 498 687 253 377

Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan Tabel 4.2

Produksi Tanaman Pangan

JenisKomoditi Tanaman Pangan Produksi (Ton) 2009 2010 2011 2012 2013 01. Padi Sawah 1.811 1.765 2.512 3.513 3.598 02. Ubi Kayu 7.924 10.977 11.000 4.069 4.945 03. Ubi Jalar 4.645 4.164 4.178 1.475 1.490 04. Kacang Tanah 3.151 1.793 2.248 1.058 1.645 05. Kacang Kedele 13,02 16 6 0,78 1 06. Jagung 1.998 1.519 2.068 698 1.713

Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan

Selain tanaman pangan yang sudah disebutkan diatas terdapat juga tanaman pangan yang menjadi cirikhas Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu

(36)

ubi banggai. Ubi banggai (Dioscorea) adalah salah satu tanaman yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan, dimana jenis ubi ini biasanya digunakan sebagai makanan pokok oleh masyarakat.

Ubi banggai memiliki bentuk yang mirip ubi jalar dan ubi kayu, rasanya pun juga campuran antara keduanya dengan ukuran yang lebih besar. Bentuk pohon dari ubi banggai adalah menjalar ke atas, bukan merambat di atas tanah seperti ubi jalar. Sehingga para petani ubi banggai biasanya membuat tonggak sebagai tempat naiknya pohon ubi.

Sampai dengan tahun 2013 kondisi pertanian tanaman pangan Ubi Banggai yang diusahakan oleh masyarakat di Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami peningkatan dan penurunan baik dari sisi produksi maupun luasan panennya pada tahun 2013 menghasilkan produksi sebesar 2.855 ton dengan luas panen sebesar 122Ha.

Untuk tanaman hortikultura khususnya tanaman sayuran, penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauanmenanam berbagai macam tanaman sayuran.

(37)

Tanaman sayuran yang dihasilkan diantaranya yaitu bawang merah, bayam, cabe besar,cabe rawit, kacang panjang, kangkung, ketimun, labu siam, tomat, terungdan lain sebagainya.

Tabel 4.3

Luas Panendan Produksi Sayur-Sayuran

Jenis Komoditi

Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton)

2011 2012 2013 2011 2012 2013 01. Bawang Merah 7 11 - 45,29 50,11 - 02. Bayam 78 40 100 121 51,6 1.521 03. Cabe Besar 62 13 19 16,62 32,5 494 04. Cabe Rawit 158 70 93 20,42 248,9 3.394 05. Kacang Panjang 132 61 127 26,29 162 3.942 06. Kangkung 58 35 67 256 175,8 4.027 07. Ketimun 45 38 65 108 116,8 3.894 08. Labu Siam 9 20 27 25 48,50 1.412 09. Tomat 151 66 130 31,14 289,2 6.566 10. Terung 107 49 108 27,03 193,6 486

Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan

Selain tanaman sayuran, tanaman buah-buahan juga dikembangkan masyarakat Kabupatn Banggai Kepulauan. Secara umum tanaman buah-buahan yang dihasilkan oleh masyarakat antara lain langsat, mangga, durian, pisang, pepaya, nanas, semangka, dan lainnya.

(38)

Selengkapnya mengenai jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan disajikan pada tabel di berikut ini

Tabel 4.4

Jumlah Pohon dan Produksi Buah-Buahan

Jenis Komoditi Jumlah Yang Menghasilkan (Pohon) Produksi (Kuintal) 2011 2012 2013 2011 2012 2013 01. Alpukat 181 130 360 190 02. Belimbing 387 335 366 441 03. Duku/Langsat 14.637 9.948 21.544 18.623 04. Durian 3.951 3.405 10.395 7.568 05. JambuBiji 330 140 182 116 06. Jambu Air 1.132 214 625 145 07. Jeruk Siam/Keprok 474 58 405 29 08. JerukBesar 490 580 1.368 819 09. Mangga 2.555 1.584 4.984 3.673 10. Manggis 1.675 1.421 3.024 1.631 11. Nangka/Cempedak 883 1.047 1.669 1.713 12. Nenas 9.089 5.119 673 423 13. Pepaya 3.841 4.123 3.935 3.473 14. Pisang 21.305 15.676 15.564 13.689 15. Rambutan 257 143 163 131 16. Salak 12 30 1 3

(39)

4.2 PERKEBUNAN

Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Banggai Kepulauan di dominasioleh perkebunan rakyat dengan tanaman terbanyak yaitu kelapa dalam, coklat, jambu mente dan cengkeh. Disamping itu terdapat pula jenis tanaman perkebunan lainnya seperti kopi, kapuk, pala, lada, vanili yang cobauntuk dikembangkan masyarakat, walaupun luas areal dan produksinya masih dalam skala kecil dan dilakukan tidak merata di seluruh kecamatan.

Komoditi tanaman perkebunan yang memiliki luas tanam terluas adalah tanaman kelapa dalam, pada tahun 2013 luas areal tanam kelapadalam yaitu sebesar 32.365 Ha dengan hasil produksi 17.067,77 Ton. Untuk tanamanan cengkeh yang juga menjadi salah satu andalan masyarakat luas panennya mencapai 5.737 Ha dengan hasil produksi sebanyak 1.198,41 Ton. Komoditi lainnya yang dikembangkan masyarakat adalah tanaman kakao yang pada tahun 2013 luas panennya mencapai 8.647 Ha dengan hasil produksi mencapai 4.200 Ton. Tanaman Jambu Mente pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 8.278 Ha dengan hasil produksi sebesar 883,656 Ton. Selanjutnya tanaman kemiri yang pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar1.280 Ha dengan hasil produksi sebesar 170,240 Ton.

(40)

Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan juga mengusahakan tanaman vanili walaupun masih dalam skala kecil yang pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 159,89 Ha dengan hasil produksi 6,85 Ton. Untuk kopi robusta pada tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 80,60 Ha dengan hasil produksi sebesar 7,52 Ton. Seperti halnya tanaman vanili, tanaman lada juga merupakan jenis tanaman yang masih dalam skala kecil pengembangannya dimana untuk tahun 2013 memiliki luas panen sebesar 23,45 Ha dengan hasil produksi sebesar 1,10 Ton. Selanjutnya Produksi tanaman palayang pada tahun 2013 sebanyak 79,89 Ton dengan luas panen sebesar 808,34 Ha. Dan untuk tanaman kapuk produksi yang dihasilkan di tahun 2013 dari luas panen yang mencapai 21 Ha adalah sebanyak 5,62 Ton.

Terbuka peluang untuk melakukan usaha perkebunan dalam skala besar di Kabupaten Banggai Kepulauan dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya alam danlingkungan hidup. Saat ini sedang dirintis usaha budidaya perkebunan kelapa saw

(41)

Tabel 4.5

Luas Panen Tanaman Perkebunan

Jenis Komoditi Tanaman Perkebunan

Luas Areal( Ha)

2009 2010 2011 2012 2013 01. Kelapa Dalam 27.082 25.474 22.876 32.340,99 32.365 02. Cengkeh 1.268 1.366 867 5.687,02 5.737 03. Kakao 7.497 6.885 5.974 8.662,07 8.647 04. Jambu Mente 10.735 9.784 6.200 8.478,27 8.278 05. Kemiri 1.367 1.367 187 1.280,86 1.280 06. Vanilli 75 165 71 159,89 159 07. Kopi Robusta 267 72 41 80,60 80.60 08. Lada 31 24 6 23,45 23.45 09. Pala 14 163 90 758,34 808.34 10. Kapuk 20 20 4 21,00 21.00

Sumber : Dinas pertanian, kehutanan, perkebunan dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan.

Tabel 4.6 ProduksiTanaman Perkebunan Jenis Komoditi Tanaman Perkebunan Produksi (Ton) 2009 2010 2011 2012 2013 01. Kelapa Dalam 28.532 28.532 21.002 17,055,35 17.065,77 02. Cengkeh 210 360 181 1.183,22 1.198,41 03. Kakao 8.490 8.490 5.556 4.174,82 4.200 04. Jambu Mente 2.063 1.920 1.342 884,50 883,656 05. Kemiri 210 210 55 170,24 170,240 06. Vanilli 12 12 1 6,85 6,85 07. Kopi Robusta 175 51 8 7,52 7,52 08. Lada 27 8 1 0,80 1,10 09. Pala 1 12 5 79,67 79,89 10. Kapuk 4 4 1 5,62 5,62

(42)

Sumber : Dinas pertanian, kehutanan, perkebunan dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan.

BAB V

(43)

5.1 PETERNAKAN

Ternak yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri dari ternak besar berupa sapi potong, kerbau dan kuda, dan ternak kecil yang hanya terdiri dari kambing dan babi.

Sedangkan untuk jenis peternakan unggas di Kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri atas ayam kampung, ayam pedaging dan itik. Sektor Peternakan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, merupakan salah satu sektor yang mendapatkan perhatian serius dan telah menerima bantuan baik dari pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah maupun oleh Pemerintah daerah Kabupaten Banggai Kepulauan.

Tabel 5.1

Populasi Jenis Ternak (Ekor)

Jenis T a h u n

JenisTernak yang dikembangkan diKabupaten Banggai Kepulauan

(44)

Ternak 2009 2010 2011 2012 2013 1. Sapi Potong 15.121 15.329 14.782 15.002 11.495 2. Kambing 62.285 69.716 87.493 109.756 77.926 3. Babi 26.545 26.148 26.250 27.684 26.780 4. Kerbau - 2 2 2 - 5. Kuda 386 437 488 545 447 J u m l a h 104.337 111.632 130.955 152.989 116.348

Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan Tabel 5.2

Populasi Jenis Unggas (Ekor)

Jenis Unggas T a h u n 2009 2008 2008 2008 3013 1. Ayam Kampung 571.174 612.184 656.139 703.250 466.982 2. Ayam Pedaging 5.000 8.500 9.775 9.775 9.775 3. Itik 20.991 22.038 22.250 22.584 15.503 J u m l a h 597.165 642.722 688.164 735.609 492.260

Sumber : Dinas kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan Kabupaten Banggai Kepulauan

Terbuka peluang untuk peternakan sapi skala besar dan juga untuk peternakan ayam petelur, dan juga untuk pembangunan industry pengolahannya.

(45)

Yang dimaksud sebagai hutan yang dikuasai oleh negara adalah hutan alam atau hutan hasil budidaya (tanaman) yang berada di dalam kawasan hutan negara. Disamping melakukan pengelolaan terhadap hutan negara, pemerintah telah mempromosikan danterus mendorong pembangunan kehutanan berbasis masyarakat antara lain dengan menggalakkan penanaman komoditas kehutanan pada lahan–lahan rakyat atau lahan milik negara.

Apabilapembangunan kehutanan berbasis masyarakat ini terus berkembang, maka akan memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat untuk turut serta memberikan jaminan terhadap kelangsungan industri nasional. Denganberkembangnya komoditas hasil hutan yang berasal dari lahan masyarakat, maka pada gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan data tahun 2013 dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki areal hutan seluas 118.779.868 Ha, yang terdiri dari hutan lindung 26.983.945 Ha, hutan produksi biasa tetap 34.014.813 Ha, hutan produksi terbatas 40.070.348

Ha dan hutan yang dapat dikonversi 17.710.726 Ha. Ada sepuluh jenis kayu yang dihasilkan di Hutan Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu kayu Meranti, Nyato, Nantu, Palapi, Merbau, Gopasa, Perupuk, Bintangor, BayurdanJabon.

Luas lahan kritis di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dibagi dalam dua jenis yaitu luas lahan kritis dalam kawasan hutan dan luas lahan kritis yang berada di luar kawasan hutan

(46)

Pada tahun 2013 luas lahan kritis sebesar 2.734,90 ha, luas lahan agak kritis sebesar 78.179,90 ha, luas lahan potensial kritis sebesar 87.534,20 ha.

BAB VI

SEKTOR PERTAMBANGAN DAN INDUSTRI

(47)

Untuk sector pertambangan, di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat sumber daya bahan galian dan mineral, yang pada saat ini belum dikelola atau masih dalam tahap eksploitasi, bahkan ada pula potensi yang masih bersifat indikasi seperti kandungan minyak bumi yang terdapat disekitar pulau tikus kecamatan buko.

Bahan galian sendiri terbagi atas tiga jenis, yaitu bahan galian golongan A (strategis) antara lain minyak dan gas bumi, batu bara dan nikel. Bahan galian golongan B (vital) antara lain emas, molibdenum, chronit, tembaga dan belerang. Bahan galian

golongan C (bukan strategis dan vital) meliputi sirtukil, granit, marmer, pasir kuarsa, pasir besi, lempung dan sebagainya. Di Kabupaten Banggai Kepulauan sendiri terindikasi potensi pertambangan yang adayaitu bahan galian golongan A dan bahan galian golongan C.

Adapun jenis bahan galian Golongan A (Strategis) dan Golongan C (bukan strategis dan vital) yang terindikasi terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan diantaranya adalah :

- Golongan A (Strategis)

1. Batubara terdapat di kecamatan Bulagi, tepatnya di desa tatarandang dengan tebal lapisan 1,5 m dan kalori 5.600 kkal. Di daerah paisubatu dan lelengan di kecamatan Buko dengan tebal lapisan 20 cm – 2 m, dengan kalori 5.700 kkal dimana cadangan

(48)

potensinya belum diketahui. Batubara juga terindikasi terdapat di wilayah Kecamatan Tinangkung Utara, Bulagi Utara, Bulagi Selatan dan Kecamatan Tinangkung Selatan.

- Golongan C ( bukan strategis dan vital )

1. Lempung dengan potensi / kandungan 110.800.000 ton terdapat di Desa Okulo , Desa Lalengan dan Desa Paisubatu Kec.Buko.

2. Granit terbesar dengan cadangan terukur 259.461.283.470 m3 dari hasil pemetaan semi mikro skala 1 : 50.000 dan yang bervariasi seperti merah ros, merah hati, coklat, hitam, putih, abu-abu dan abu-abu kebiru-biruan dengan perkiraan luas yang ekonomis yaitu 200 ha dimana kuat tekan 3.000 kg/cm2 dengan warna merah hati, yang terdapat di Kecamatan Buko dan KecamatanLiang.

3. Mika dengan potensi / kandungan 57.000.000 ton terdapat di Kecamatan Buko. Pernah sempat di olah padazaman Belanda namun sekarang dibiarkan begitu saja oleh masyarakat setempat.

4. Kaolin dengan potensi kandungan yang belum diketahui, berada di Kecamatan Liang dan Kecamatan Bulagi.

5. Pasir Silika dengan potensi / kandungan 74.000.000 ton terdapat di Desa Okulo dan Desa Lalengan Kecamatan Buko.

6. Potensi Gipsum terdapat didesa Sampekoan kecamatan Liang seluas 200 ha dengan cadangan yang belum diketahui.

7. Batu Apung terdapat tepatnya diKecamatan Bulagidengan cadangan yang belum diketahui.

8. Potensi Diorit terdapat di Kecamatan Totikum, Kecamatan Liang, Kecamatan Tinangkung, Kecamatan Bulagi, Kecamatan Bulagi Selatan dan Kecamatan Buko.Sesuai data hasil pemetaan semi mikro 1992/1993 Potensi Sumber Daya atau cadangan geologi sebesar 3.500 ha. Diorit biasa digunakan untuk bahan baku semen porland.

(49)

6.2 INDUSTRI

Sektor industri di Kabupaten Banggai Kepulauan walaupun dengan persentase yang kecil, namun terus mengalami perkembangan. Dari ketiga jenis industri yang ada (Kecil, Menengah dan Besar), Jenis industri yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan secara keseluruhan merupakan industry kecil. Perkembangan industry kecil di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun ketahun terus mengalami perkembangan baik dari sisi jumlah unit usahanya, penyerapan tenaga kerja maupun nilai produksinya. Kegiatan industri kecil yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan secara keseluruhan merupakan industri yang dikerjakan oleh masyarakat (home industry) misalnya kerajinan anyaman bamboo dan rotan.

Untuk tahun 2012 jumlah industry kecil sebanyak 409 unit usaha dimana mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 731 orang dengan nilai produksiyang dihasilkan dari industri kecil ini sebesar Rp. 15.601.050.

6.2.1 Perdagangan

Berdasarkan data Dinas Kouperindag Kab. Banggai Kepulauan, jumlah unit usaha Perdagangan Menengah pada tahun 2011 sebanyak 6 unit usaha, sampai dengan akhir tahun 2012 tumbuh dan berkembang menjadi 42 unit

(50)

usaha. Sedangkan untuk jumlah unit usaha Perdagangan Kecil pada tahun 2011 terdapat sebanyak 340 unit usaha dan sampai dengan akhir tahun 2012 tumbuh dan berkembang menjadi 399 unit usaha.

Sarana perdagangan yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan, terdiri dari pasar umum, pasar desa, toko, kios dan warung. Untuk Pasar umum pada tahun 2012 terdapat sebanyak 7 buah, Pasar Desa sebanyak 49 buah, Toko sebanyak 34 buah, Kios sebanyak 136 buah dan jumlah warung pada tahun 2012 sebanyak 2 buah.

6.2.2 Koperasi

Jumlah koperasi aktif, perkembangannya mengalami peningkatan yang cukup baik, pada tahun 2008 sebanyak 75 buah, tahun 2009 berkembang menjadi 79 buah, tahun 2010 menjadi 93 buah, tahun 2011 jumlah koperasi aktif mengalami penurunan yaitu sebanyak 91 buah dan sampai dengan akhir tahun 2012 berkembang menjadi 100 buah. Koperasi dapat menjadi mitra yang ideal bagi para investor dengan prinsip saling menguntungkan.

(51)

BAB VII SEKTOR PARIWISATA

(52)

Dengan wilayah yang cukup luas, Kabupaten Banggai Kepulauan dianugerahkan dengan banyaknya pesona alam baik yang ada di darat maupun di laut.

Sebagai wilayah maritim, Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki banyak wisata bahari dan pemandangan panorama alam yang indah. Walaupun secara umum, pariwisata di daerah ini belum dikembangkan dan dikelola secara professional untuk dijadikan sebagai salahsatu sector jasau nggulan.

Obyek dan dayatarik wisata yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, dikategorikan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu : Wisata Bahari, Wisata Alam dan Wisata Budaya. Berdasarkan Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai Kepulauan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan berjumlah 23 buah. Beberapa diantaranya adalah :

Air Terjun Kambani

Air terjun kambani terletak di Desa Kambani, Kecamatan Buko Selatan.Di daerah ini mengalir sungai dengan luapan air yang cukup besar dan membentuk air terjun. Suasananya yang masih alami dengan dikelilingi oleh pohon-pohon besar, semakin menambah kesan eksotis tempat ini.

(53)

Obyek wisata ini berada pada ketinggian ± 200 m dari permukaan laut. Air terjun ini terletak ditengah lebatnya hutan, yang berjarak ± 1 km arah utara Desa Luksagu Kecamatan Tinangkung Utara.Air terjun tembang telah menjadi tujuan wisata favorit masyarakat, karena disamping masih alaminya kondisi di tempat ini ditambah dengan adanya tempat permandian, terdapat pula tempat peristrahatan dan banyaknya pedagang yang menjual aneka makanan khas daerah.

Danau Paisu Lemelu

Danau Paisu Lemelu adalah salah satu tempat pemandian yang sangat indah dan menyimpan sejarah, yang terletak di Desa Lemelu, Kecamatan Bulagi Selatan. Jarak tempuh dari Salakan (Ibu Kota Kabupaten Banggai Kepulauan) ketempat ini sekitar 350 km selama 3 jam dengan mengunakan kendaraan bermotor. Setelah itu berjalan sekitar 1 Km untuk sampai keDanau ini.

Danau Alani

Danau Alani merupakan danau yang berada di pegunungan. Untuk mencapai tempat ini kita diperhadapkan dengan jalan menanjak yang bias dilalui oleh kendaraan bermotor. Danau ini terletak di Desa Alani Kecamatan Buko Selatan.

Danau Tendetung

Danau tendetung terletak di Kecamatan Totikum Selatan, disamping memiliki nilai historis juga mempunyai keunikan tersendiri. Air dari Danau ini pada bulan-bulan tertentu biasanya akan hilang tanpa

(54)

bekas dan menyisakan daratan yang cukup luas.

Permandian Lengbola

Objek wisata yang satu ini terletak di Desa Patukuki Kecamatan Peling Tengah. Disamping karena hawa udaranya yang sejuk, khas pegunungan karena terletak di dataran tinggi,tempat wisata ini juga memiliki tempat permandian yang terletak di bentangan air yang mengalir dan terdapat semacam kolam dengan diameter kurang lebih 7 meter. Untuk sampai di lokasi ini jarak yang harus ditempuh dari Salakan (ibu kota kabupaten banggai kepulauan) sekitar 34 km atau 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Permandian Lalanday

Lokasi wisata yang memberikan keindahan panorama laut ini, terletak di Desa Lalandai Kecamatan Bulagi. Permandian Lalandai menyediakan dua alternatif alami untuk pengunjung yaitu menikmati kolam air tawar dan air laut, keunikan tempat ini adalah mata air yang muncul berada tepat di bibir pantai. bukan cuma itu saja tempat ini juga memberikan suasana yang indah saat pengunjung menatap bagian laut karena di sekitar lokasi ini terdapat lokasi budidaya rumput laut, sehingga terlihat ramai saat para petani rumput laut sedang beraktifitas. Semburan mata air lalandai ini juga diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menyuplai air bersih keseluruh desayang berada di wilayah Kecamatan Bulagi.

(55)

PermandianLukpanenteng

Di tempat ini terdapat semacam kolam renang alami yang bersumber dari mata air yang bening dan masih alami.Tempat ini berlokasi di Desa Luk panenteng, Kecamatan Bulagi Utara.

Rekreasi Bahari Teduang

Tempat ini merupakan tujuan favorit masyarakat di sekitar salakan, jika ingin bersantai bersama keluarga ataupun teman di waktu libur atau senggang. Lokasinya terletak di Desa Ambelang Kecamatan Tinangkung ini menawarkan pesona tepipantai yang dirindangi pepohonan.

Gua Pentu Liang

Gua Pentu atau Gua Liang merupakan salah satu lokasi wisata yang terletak di Kecamatan Liang. Jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten sekitar kurang lebih 50 Km atau 1 ( satu ) jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Gua ini biasa dikunjungi oleh para pecinta alam dan masyarakat umum.

Pantai Mandel

Di pantai mandel, kita dapat dengan leluasanya melakukan kegiatan seperti berenang atau sekedar menikmati keindahan

(56)

pantainya yang berpasir putih dan tempat peristirahatan yang masih alami. Untuk sampai di Pantai yang terletak di perbatasan Kecamatan Tinangkung Utara dan Kecamatan Totikum ini, dapat di tempuh dengan waktu sekitar 40 Menit dari Kota Salakan.

Pulau Tikus

Pulau Mekelu atau yang lebih populer disebut pulau tikus terletak di antara Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Pulau indah yang kerap dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara ini digemari karena suasana alamnya yang masih asli dan terjaga. Para wisatawan biasanya melakukan aktifitas berenang di tepian pantai, berjemur dipasir putih dibawah sinar matahari tropis yang hangat, menyelam dan menyaksikan keindahan dunia bawah laut, memancing atau photo hunting.

Monumen Trikora Jayawijaya

Monumen Trikora Jayawijaya atau yang populer disebut tugu trikora yang dibangundanberdirimegah di kota Salakan merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan alternatif untuk dikunjungi, jika kita menginjakkan kaki di Kota Salakan. Momumen jayawijaya adalah Sebuah tugu berbentuk segi tiga yang berdiri di kaki bukit yang dibangun untuk mengenang dan memperingati peristiwa penting perebutan kembaliIrian Barat ( Papua ).

Gambar

Tabel 2.6  Panjang Jalan (Km)
Tabel 4.6  ProduksiTanaman Perkebunan  Jenis Komoditi  Tanaman  Perkebunan  Produksi (Ton) 2009 2010 2011  2012  2013  01

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah perencanaan sanitasi merupakan wilayah prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang ditetapkan berdasarkan hasil survey penilaian

Kecamatan Glenmore memiliki luas panen sebesar 6.159 ha dengan jumlah produksi 40.478 dan produktivitas 65,72 dengan luas panen yang dimiliki oleh petani mencukupi, jumlah

Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tanaman kelapa sawit yaitu, Tanaman Menghasilkan (TM) dengan jumlah luas lahan yang cukup tinggi yaitu sebesar 72.050 ha (Tabel 2),

Berdasarkan hal tersebut, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar perlu ditinjau kembali, peninjauan kembali RTRWK mempertimbangkan kondisi perubahan

Dari luas tanaman perkebunan sawit tersebut semestinya Pemerintah Daerah dapat. mengupayakan pembangunan pabrik pengolahan hasil berupa tandan

Meskipun dalam skala yang luas peredaran minuman keras ini tidak memberikan masukan finansial ekonomi yang besar, akan tetapi paling tidak memberikan sumbangan bahwa minuman

5.3.1 Luas Panen Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di Kabupaten Bengkalis, 2015 (ha).. Harvested Area of Estate Crops by Subdistrict and Kinds

Luas panen padi dengan nilai rata-rata sebesar 48.255 ha dan luas panen padi tertinggi ada pada tahun 2016 yakni dengan luas sebesar 61.482 ha, Produktivitas padi di