• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Garuda Indonesia (SBU Cargo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Garuda Indonesia (SBU Cargo)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Umum Garuda Indonesia (SBU Cargo)

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).

Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; "Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine

uw einladen", yang artinya, “Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan

sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.

Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.

Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul. Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(2)

2

Garuda Indonesia telah terlibat dalam bisnis kargo sejak didirikan tahun 1949. Terus mengembangkan potensi bisnis baru, pada tahun 1996, Divisi Cargo diciptakan untuk lebih fokus pada bisnis kargo untuk tumbuh. Tak henti-hentinya mencari peluang baru, Cargo Garuda Indonesia dengan pengalaman lama dalam bisnis ini, akhirnya menjadi Strategic Business Unit (SBU) pada tahun 2002.

Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, Cargo Garuda Indonesia bertujuan untuk menjadi anak perusahaan yang dikelola secara independen dari Garuda Indonesia. Status baru ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi SBU Cargo Garuda dalam memenuhi permintaan pasar untuk angkutan udara.

Selain pusat kargo yang terletak di daerah kargo khusus dari Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cargo Garuda Indonesia juga mengoperasikan sendiri sepenuhnya domestik, gudang ekspor/impor, dan penanganan daerah. Saat ini, Cargo Garuda Indonesia membawa pengiriman ke semua kota-kota domestik dan internasional dalam jaringan Garuda Indonesia. Dalam rencana untuk memperluas layanan internasional, Cargo Garuda Indonesia telah mendirikan operasi melalui kemitraan strategis hoist.

Menghadapi globalisasi dan meningkatnya persaingan di industri kargo, Cargo Garuda Indonesia rajin melakukan perbaikan terus menerus dalam seluruh aspek kegiatannya. Target tingkat kepuasan melalui layanan halus dan layanan profesional, telah memperkenalkan langkah-langkah yang menekankan pada kualitas. Guna mengantisipasi lingkungan perdagangan yang semakin paperless, Cargo Garuda Indonesia juga telah memulai penerapan sistem TI dengan nama Garuda e-Cargo yang berbasiskan kepada persyaratan IATA (International Air

Transportation Assosiation) e-freight.

Dengan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan serta dukungan dari profesional, berpengalaman dan terampil, staf SBU Cargo Garuda akan selalu dan tetap berkomitmen untuk menampilkan standar kinerja tertinggi serta memenuhi visi menjadi maskapai penerbangan kargo yang paling dapat diandalkan. Logo perusahaan PT. Garuda Indonesia SBU Cargo dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini:

(3)

3

Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Garuda Indonesia SBU Cargo Sumber: PT. Garuda Indonesia SBU Cargo (2014)

1.1.2 Visi dan Misi Garuda Indonesia a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.

b. Misi Perusahaan

Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

Dalam menjalankan misi nya, Garuda Indonesia mengimplementasikan “Quantum Leap” seperti pada Gambar 1.2 di bawah ini:

Gambar 1.2 Quantum Leap Sumber: PT. Garuda Indonesia (2014)

Kesuksesan yang telah dibangun selama beberapa tahun terakhir, Garuda Indonesia mengimplementasikan “Quantum Leap” seperti pada Gambar 1.2 untuk

Fleet 4 International 2 . . LCC 3 Domestic 1 Human Capital 7 Cost Discipline 6 Brand 5

(4)

4

mencapai misi perusahaan dan mengembangkan serta mendominasi pasar penerbangan di Indonesia.

Dimana arti dari setiap poin dari Quantum Leap yaitu :

1. Domestic : Untuk tumbuh mendominasi pasar full-service.

2. International : Potensi peningkatan yang besar.

3. LCC : Citilink memanfaatkan peluang pada pasar Low

Cost Carrier (LCC).

4. Fleet : Ekspansi, simplifikasi, dan peremajaan armada.

5. Brand : Memperkuat brand, peningkatan kualitas produk,

dan pelayanan.

6. Cost Discipline : Meningkatkan efisiensi pesawat dan mengurangi

biaya bahan bakar.

7. Human Capital : Kuantitas dan kualitas yang tepat.

1.1.3 Profil Unit Load Device (ULD) PT. Garuda Indonesia 1.1.3.1 Pengertian Unit Load Device (ULD)

Unit Load Device (ULD) merupakan alat untuk memuat kargo dan bagasi

yang telah di desain khusus untuk melakukan pengangkutan pada pesawat udara. ULD sendiri terdiri dari jenis dan ukuran yaitu pallet dan container serta berbeda-beda untuk setiap pesawat. Adapun bahan dasar ULD adalah bahan logam alumunium murni. ULD terbagi atas:

a. Pallet: Lempengan datar yang ada di pesawat udara yang berfungsi menampung barang/cargo diatasnya.

b. Container: Merupakan salah satu jenis ULD yang di gunakan untuk memuat barang yang tertutup dengan jenis dan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pesawat udaranya.

c. Refrigerated Container: Merupakan salah satu jenis ULD yang di gunakan untuk membuat barang dan kargoyang memerlukan pendingin, karena ada yang dilengkapi dengan mesin pendingin.

d. Garmen on Hang: Merupakan kargo yang di gunakan untuk memuat garmen atau gaun-gaun.

(5)

5

Pada penggunaannya ULD didukung oleh beberapa equipment tambahan sebagai berikut :

a. Wooden Skid: Wooden skid ini terbuat dari kayu yang di rakit dan disebut juga pallet kayu, tetapi hanya khusus untuk barang kargo. b. Water Absorbent: Water absorbent ini terbuat dari bahan kertas atau

tissue berlapis yang di dalamnya terdapat butiran gel kering dan berfungsi sebagai alas barang kargo yang kemungkinan akan bias mengeluarkan zat cair.

c. Single and Double Stud Fitting: Berguna sebagai pengkait pallet dengan equipment lainya seperti nylon strapes dan extension cable d. Nylon Srapes: Berguna sebagai pengikat barang kargo yang

memerlukan.

1.1.3.2 Unit Load Device (ULD) Garuda

PT. Garuda Indonesia SBU Cargo memiliki 2113 unit ULD, yang terdiri dari 1155 Pallet dan 958 Container. Tentunya ini adalah aset besar bagi PT. Garuda Indonesia dan pada ULD Management ini, perusahaan dapat mengontrol pergerakan ULD, persediaan (stock), pemeliharaan (repair), dan pengadaan ULD baru Garuda seiring dengan jumlah permintaan pengiriman barang cargo ataupun penambahan maskapai yang dilakukan oleh PT. Garuda Indonesia.

GAMBAR 1.3 - Pallet GAMBAR 1.4 - Container

(6)

6

Pada Gambar 1.3 ialah bentuk fisik dari Pallet. Pallet terbagi menjadi tiga tipe yang berdasarkan besar ukurannya yaitu PAG, PMC, dan PLA. Sedangkan pada Gambar 1.4 ialah bentuk fisik dari Container. Container pun memiliki dua tipe yang berdasarkan dengan besar ukurannya yaitu AKE dan ALF.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi dan perdagangan global membuat lalu lintas kargo udara meningkat dengan pesat selama beberapa tahun terakhir. Menurut peramalan kargo udara Dunia yang dilakukan oleh Boeing (2014), lalu lintas kargo udara akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,6 % per tahun atau meningkat tiga kali lipat selama 20 tahun kedepan. Secara umum, lalu lintas kargo udara akan meningkat dari 166,8 milyar RTKs (Pendapatan Ton Kilometer) pada tahun 2013 menjadi lebih dari 526,5 milyar RTKs pada tahun 2033. Grafik pertumbuhan lalu lintas kargo udara ditampilkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 – World Air Cargo Forecast 2014 Sumber: Boeing (2014)

Selain itu, sebuah perkembangan positif jelang akhir 2014 ini bisa menjadi pertanda baik untuk pasar penerbangan di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Selain arus penumpang, pertumbuhan angkutan barang melalui udara juga meningkat signifikan. Belum lagi keuntungan yang besar dari maskapai penerbangan selain dari penumpang ialah melalui cargo. Pertumbuhan cargo

(7)

7

udara yang stagnan dari tahun 2011, berangsur mulai pulih. Perdagangan lintas batas muncul selama paruh kedua 2014 sehingga memiliki dampak positif pada volume cargo udara. "Lebih banyak barang yang diperdagangkan secara internasional hingga mendorong pertumbuhan angkutan udara. Sudah jelas pada bulan November bahwa sebagian besar pertumbuhan tersebut disumbang oleh operator di wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah," kata Tyler, CEO dan Direktur Jenderal IATA dari Emirates247 (2014).

Menurut Farid dari PT. Garuda Indoneisa SBU Cargo (2014), jasa pengiriman cargo memang menjadi solusi terbaik untuk produsen barang yang memiliki jumlah produksi sangat besar. Efektifitas dan efisiensi adalah alasan mengapa banyak produsen besar yang memilih jasa pengiriman cargo. Jasa pengiriman cargo bisa menggunakan berbagai jenis transportasi. Transportasi yang bisa digunakan meliputi transportasi darat, laut, dan udara. Walaupun transportasi udara relatif lebih mahal, akan tetapi secara kecepatan pengiriman, dan dengan sistem kerjasama antar keagenan dan korporasi, jenis jasa pengiriman barang cargo udara adalah pilihan tepat untuk kecepatan, ketepatan, dan pelayanan optimal dalam pengiriman barang.

"Memasuki 2015, industri cargo udara didorong oleh tren pertumbuhan yang solid. Pengirim punya pilihan dalam moda transportasi, pelanggan di mana-mana, nilai permintaannya semakin besar. Untuk mengaktifkan pertumbuhan menjadi berkelanjutan dengan profitabilitas kuat, industri cargo udara menghadapi tantangan untuk berinvestasi fasilitas dan proses yang lebih berkualitas dan efisien sehingga menjadi pemenang di antara pesaingnya," kata Tyler pada dream (2015). Belum lagi maraknya bisnis online yang juga menjamur di Indonesia dapat meningkatkan jumlah permintaan terhadap industri cargo khususnya didalam negeri.

Adanya peluang pada industri cargo ini membuat pemain didalamnya semakin banyak dan semakin kompetitif. Farid dari PT Garuda Indonesia SBU Cargo (2014) menyebutkan bahwa untuk mendapatkan market share yang besar di industri nya, perusahaan harus berinvestasi baik segi investasi fasilitas, inovasi jasa, kapasitas produk, harga, dan tentunya proses kualitas jasa yang ditawarkan. Sebagai contoh DHL, TNT Schenker yang bergerak khusus pada industri jasa

(8)

8

pengiriman cargo via udara, mereka memiliki pesawat freighter yaitu pesawat khusus pengangkut barang tanpa awak pesawat, perusahaan luar ini pun sudah mulai masuk ke industri dalam negeri (Indonesia) karena semakin banyaknya bisnis yang keluar masuk dari maupun ke Eropa dari Indonesia. Belum lagi setiap maskapai penerbangan pasti memiliki bisnis jasa cargo, sebut saja Lion Cargo yang siap untuk menampung permintaan jasa pengiriman cargo. Hal ini juga karena semakin maraknya bisnis online dan semakin besarnya pertumbuhan jasa pengiriman barang seperti JNE, Tiki, Pandu Logistic dan lainnya. Tentunya ini adalah peluang namun juga ancaman dari industri ini karena dalam sebuah bisnis yang berkembang, pasti dibutuhkan ketersediaan pelayanan barang dan jasa secara merata serta pemasaran di berbagai wilayah. Hal ini yang akan sangat menentukan berkembangnya suatu bisnis. Terlebih semakin pesatnya perkembangan transportasi, yang dapat memudahkan perusahaan untuk

men-deliver bisnisnya secara global sehingga dapat menimbulkan persaingan yang

semakin ketat. Menurut Heizer (2009), untuk dapat bersaing dan memenangkan persaingan dalam dunia usaha yang ketat, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan tiga keunggulan bersaing yaitu diferensiasi produk, kualitas jasa dan produktivitas jasa.

Fenomena, tren, juga gejala dan pertimbangan teori, diketahui bahwa pentingnya manajemen distribusi yang baik sebagai kualitas yang baik, tak terkecuali juga perusahaan jasa cargo. Dimana produsen harus dapat menjamin keutuhan barang, ketepatan waktu pengiriman barang, juga pemeliharaan serta efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Farid (2014) salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan itu ialah dengan penggunaan Unit Load Device (ULD). ULD ialah alat untuk memuat kargo/bagasi yang telah di desain khusus untuk melakukan pengangkutan ke pesawat udara. Dengan adanya ULD ini tentunya dapat membantu untuk menjamin keutuhan barang serta efektifitas waktu dan efisiensi biaya, tak terkecuali PT. Garuda Indonesia SBU Cargo yang juga mengimplementasikan penggunaan ULD dengan tujuan tersebut. Ketidakmampuan dalam mengatur penggunaan ULD dapat dipastikan akan mengganggu pengiriman barang bagasi penumpang maupun barang kargo udara hingga keterlambatan keberangkatan pesawat. Equipment

(9)

9

yang bernama “ULD” ini adalah suatu alat perangkat pendukung pesawat terbang yang dapat memuat atau mengangkut barang penumpang kargo/bagasi sebelum dimasukan kedalam pesawat tersebut.

Pelaksanaannya, PT. Garuda Indonesia SBU Cargo merupakan salah satu yang memberikan perhatian akan hal tersebut dengan mempersiapkan rencana pengoperasian kesiapan dan ketersediaan ULD, SBU Cargo Garuda pun harus dapat berpartisipasi dan care didalam mengoptimalkan utility ULD, menurut

Farid dari PT. Garuda Indonesia SBU Cargo (2014) untuk

memaksimalkan/meraih pendapatan yang sebesar-besarnya sekaligus

meminimumkan biaya Garuda harus dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas proses jasa guna meningkatkan profitabilitas dan tujuan PT. Garuda Indonesia SBU Cargo. Salah satu tools yang dapat mengukur itu ialah menggunakan metode Six Sigma.

Menurut Brue (2005), Six Sigma adalah metode untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. Six Sigma adalah penerapan metodik dari alat penyelesaian masalah statistik untuk mengidentifikasi, mengukur pemborosan dan menunjukkan langkah-langkah untuk perbaikan. Six Sigma memberikan pertanyaan dengan terperinci mengenai proses-proses yang diimplementasikan di suatu perusahaan, lalu memberikan solusi. Selain itu juga menyingkirkan variasi yang menyebabkan pemborosan, mengubah budaya bisnis, dan menciptakan infrastruktur yang diperlukan untuk memulai dan mempertahankan produktivitas, profitabilitas, dan tingkat kualitas proses yang lebih baik. Dengan itu, menggunakan metode pengukuran Six Sigma dapat membantu PT. Garuda Indonesia SBU Cargo untuk melihat kualitas pengiriman cargo melalui ULD dapat dipertahankan dan dievaluasi penggunaannya.

Bedasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berjudul

"PENGUKURAN KUALITAS PENGIRIMAN CARGO MELALUI UNIT LOAD DEVICE (ULD) PT GARUDA INDONESIA SBU CARGO (MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA)."

(10)

10 1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya cacat pada kualitas pengiriman Cargo PT. Garuda Indonesia?

2. Berapakah tingkat sigma dan Defect per Million Opportunities (DPMO) untuk kualitas pengiriman Cargo PT. Garuda Indonesia? 3. Apa akar penyebab timbulnya cacat pada kualitas pengiriman Cargo

PT. Garuda Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain:

1. Mengidentifikasi apa saja yang menyebabkan timbulnya cacat pada kualitas pengiriman Cargo PT. Garuda Indonesia

2. Mengidentifikasi tingkat sigma dan Defect per Million Opportunities (DPMO) untuk kualitas pengiriman Cargo PT. Garuda Indonesia 3. Mengidentifikasi akar penyebab timbulnya cacat pada kualitas

pengiriman Cargo PT. Garuda Indonesia

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan di bidang manajemen operasi, khususnya tentang kondisi dan ukuran kualitas jasa pengiriman.

2. Kegunaan praktis

Melalui hasil penelitian pengukuran kualitas pengiriman cargo melalui

Unit Load Device (ULD) PT. Garuda Indonesia SBU Cargo

(menggunakan pendekatan six sigma) ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. Garuda Indonesia untuk dapat menyusun strategi dengan lebih baik dalam menghadapi persaingan di industri cargo penerbangan.

(11)

11 1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini dijelaskan gambaran umum objek penelitian, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bagian ini dibahas tinjauan pustaka terkait dengan permasalahan dan variabel yang ingin ditelaah secara lebih mendalam, yaitu meliputi sistem monitoring dan kualitas jasa pengiriman, untuk kemudian digunakan dalam menyusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, teknik

sampling, teknik pengumpulan data, pengujian validitas, pengujian

reliabilitas, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini dijelaskan tentang analisis dan pengolahan data yang digunakan serta pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian beserta rekomendasi bagi perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Garuda Indonesia SBU Cargo  Sumber: PT. Garuda Indonesia SBU Cargo (2014)
Gambar 1.5 – World Air Cargo Forecast 2014  Sumber: Boeing (2014)

Referensi

Dokumen terkait

Berikan informasi tambahan tentang pupuk organik dan anorganik (seperti yang terdapat dalam bahan bacaan, untuk melengkapi hasil diskusi dari kelompok) dan kaitannya

Bagian tulang yang terdapat implan selanjutnya dipotong melintang lagi menjadi beberapa potongan setebal ± 1-2 mm untuk pembuatan preparat gosok dan dekalsifikasi.. Pembuatan

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Analisis kelayakan usaha pada budidaya ikan lele dengan pakan organic menunjukkan hasil bahwa pakan organic dengan bahan baku limbah biogas lebih layak

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Salah satu teknik ekstraksi ciri yang digunakan dalam program ini adalah menggunakan histogram warna dan citra yang diklasifikasikan adalah citra dengan format warna

Fokus penelitian ini adalah mencari efek profil sudu terhadap faktor keamanan agar diperoleh desain yang optimum bila dikenai tegangan gabungan serta mendapatkan aliran yang

yang tak pernah henti melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pekerjaan Tugas Akhir dan penulisan skripsi yang berjudul “Sintesis Poliblend