1
PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN
KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA GURU SMK BINA INSAN MANDIRI,
JAKARTA
Tahnia Aidha Safitri
Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No.
Telp 021-5345830
tahnia.aidha@gmail.com
Tinjung Desy Nursanti
Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No.
Telp 021-5345830
tinjungdesy@yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui variabel motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja terhadap kinerja guru pada SMK Bina Insan Mandiri. SMK Bina Insan Mandiri adalah Sekolah Menengah Kejuruan swasta di Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan dilaksanakan pada seluruh populasi Guru SMK Bina Insan Mandiri sebanyak 47 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dibantu dengan menggunakan software dengan program SPSS 2.0. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja Guru, kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja Guru, dan Disiplin memiliki pengaruh terhadap kinerja Guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Guru.
2
Abstract
The purpose of this study was to analyze the influence of work motivation, job satisfaction and work discipline, to teachers performance on SMK Bina Insan Mandiri. SMK Bina Insan Mandiri is a private Vocational High School in West Jakarta . Data collected through questionnaires and conducted on the entire population of 47 teachers of SMK Bina Insan Mandiri. The analysis used is multiple linear regression analysis using software assisted with SPSS 20. The results achieved in this study is that partially as well as simultaneously the work motivation, Job satisfaction and work d have an influence on teachers performance. It can be concluded that the work motivation, job satisfaction and work discipline work together significantly influence on teachers performance.
Keyword : Work Motivation, Job Satisfaction, Work Discipline, Teachers Performance
PENDAHULUAN
Dalam organisasi apapun, baik bisnis atau pemerintahan, sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting. Karena SDM mempunyai peran sebagai pengelola agar sistem tetap berjalan sesuai aturan, Hartatik (2014). Berelson dan Steiner (1964) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa perencanaan SDM merupakan perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. SDM merupakan aset organisasi yang sangat vital. Peran dan fungsi nya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. Dalam suatu organisasi, SDM bukan hanya sebagai alat produksi, tetapi juga penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi. Saat ini, kedudukan SDM bukan hanya sebagai alat produksi, tetapi juga penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi, serta segala aktivitas organisasi, Sutrisno (2014). SDM memiliki andil besar dalam menentukan maju atau mundurnya suatu organisasi.
Sumber daya manusia harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas bersangkut paut dengan jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Sedangkan kualitas terutama dilihat dari beberapa aspek, seperti tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Pada aspek pendidikan, tinggi rendahnya tingkat pendidikan suatu individu ikut menentukan tinggi rendahnya kualitas dari sumber daya manusia. Kualitas pendidikan di Indonesia
3
menempati peringkat ke-64 dari 120 negara didunia, peringkat tersebut cukup rendah melihat Indonesia sebagai negara yang berkembang, dikutip berdasarkan laporan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan penting dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen tentang ketentuan umum pasal 1(satu), guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas yang diemban guru bukanlah hal yang ringan, karena sebagian dari masa depan generasi muda terletak ditangan guru. Tenaga Pendidik atau guru merupakan sumber daya manusia atau salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam organisasi apapun, baik bisnis atau pemerintahan, sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting.
Di Indonesia rata-rata gaji guru hanya sebesar USD 2.830 atau sekitar Rp. 34,4 juta per tahun. Sedangkan, di Swiss upah guru terbesar yaitu USD 68.820 per tahun atau sekitar Rp. 837 juta per tahun, dikutip dari The Guardian (27/11/2014). Secara umum, gaji atau upah merupakan bentuk motivasi kerja dan kepuasan kerja guru dan dapat
4
juga berpengaruh terhadap kedisiplinan kerja guru. Gaji adalah salah satu penghargaan atau balas jasa dari pihak organisasi untuk memenuhi kepuasan kerja juga memotivasi kerja guru untuk bekerja lebih baik lagi. Sikap guru terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap pekerjaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan salah satunya dengan cara motivasi. Menurut Uno (2007), motivasi kerja dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan. Penelaahan kepuasan kerja Guru sebaiknya dilakukan dengan teratur sehingga dapat di pastikan bahwa mereka dalam kondisi puas. Guru yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan kerja yang baik terhadap pekerjaanya maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan seorang guru yang mampu bekerja secara profesional, disiplin dalam bekerja dan memilikii kompetensi profesional yang tinggi. Disiplin kerja pada karyawan sangat dibutuhkan, karena apa yang menjadi tujuan perusahaan akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Disiplin kerja sangat diperlukan baik individu yang bersangkutan maupun oleh organisasi. Riva’i (2004) dalam Hartatik (2014) menyebutkan bahwa disiplin kerja adalah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan serta norma-norma sosial yang berlaku. Sikap positif maupun negatif seorang guru terhadap pekerjaan tergantung dari guru bersangkutan maupun kondisi lingkungan. Menurut Walgito (1994) dalam Riva’i (2008), sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal, yaitu berupa situasi yang dihadapi individu, norma-norma, dan berbagai hambatan maupun dorongan yang ada dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah,
5
kepala sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah.
Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan. Mangkunegara (2013:p67) menyatakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
SMK Bina Insan Mandiri ini merupakan pergantian nama dari SMK KESOSI yang berdiri pada tahun 1989-1990 dibawah pimpinan Drs.Dawan. baru sekitar dua belas tahun berjalan, pada tahun 2001 nama SMK KESOSI diganti menjadi SMK Bina Insan Mandiri karena ada peralihan kepemimpinan. SMK Bina Insan Mandiri ini berdiri dan beroperasi dibawah naungan Yayasan Dakwah dan Pendidikan Islam Qoryah Thayyibah sampai sekarang. Dan semenjak berdirinya yayasan tersebut bekerjasama dengan Islamic Village dalam mengembangkan kualitas pendidikan.
Dari hasil wawancara di sekolah dengan Kepala Sekolah ditemukan masalah yang sedang dihadapi oleh sekolah SMK Bina Insan Mandiri seperti tingkat kehadiran atau absensi para pendidik cukup tinggi, masih ada beberapa Guru yang menyalahgunakan kehadirannya, tingkat kedisiplinan kerja yang kurang baik, dilihat dari jam kedatangan yang tidak tepat waktu, sering terjadinya kesalahan pencatatan dalam pembuatan laporan, sehingga hasilnya tidak tepat waktu, sering melakukan pengecekan ulang
6
karena kurang teliti dalam bekerja, sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Begitupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan cukup lama dalam bekerja karena tugas yang diberikan cukup banyak. Dalam pemberian gaji/upah yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dapat dilihat dari semua masalah yang ada menyebabkan kinerja guru kurang baik. Karena sdm mempunyai peran sebagai pengelola agar sistem tetap berjalan sesuai aturan, maka pengelolaanya tentu harus memperhatikan aspek – aspek penting yang berpengaruh terhadap kinerja. Berikut adalah hasil rekapitulasi tingkat kehadiran guru pada SMK Bina Insan Mandiri periode April 2014 sampai dengan April 2015.
Gambar 1.1 Presentase Rekapitulasi Tingkat Kehadiran Guru
(Sumber: SMK Bina Insan Mandiri, Jakarta)
Dapat dilihat dari data rekapitulasi tingkat kehadiran guru dari bulan april 2014 sampai dengan april 2015 mengalami peningkatan dan penurunan. Terutama di bulan juni dan juli 2014 dimana absensi dengan alasan penting mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Sekitar 5 orang di bulan juni dan 6 orang di bulan juli guru tidak masuk kerja karena alasan penting. Dan absensi dengan alasan cuti tertinggi ada pada bulan desember 2014 ada sekitar 6 orang dan januari 2015 sekitar 5 orang, absensi izin tertinggi ada di bulan april 2015 ada sekitar 5 orang. Dengan demikian dari data rekapitulasi tingkat kehadiran, dapat disimpulkan bahwa Sekolah mengalami masalah pada kedisiplinan dan kinerja guru pada SMK Bina Insan Mandiri.
7
Identifikasi Masalah
a. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?
b. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?
c. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?
d.Apakah motivasi kerja dan kepuasan kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri?
METODE PENELITIAN
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan regresi berganda, dengan berbagai tahap yaitu dengan :
1.Uji validitas, untuk mengukur valid (sah) atau tidaknya suatu kuesioner.
2.Uji reliabilitas, Noor (2014:25)untuk mengukur suatu kuesioner yang mempunyai indikator dari variabel, suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten.
3.Uji normalitas, untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal
4.Korelasi, Sarjono dan Julianita (2011: 85), untuk meguji ada/tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel.
5.Regresi sederhana didasari pada hubungan fungsional antara variabel bebas dengan variabel terikat.
6.Regresi Berganda digunakan untuk menguji hubungan dan besarnya pengaruh yang ditujukan oleh variabel X1 (Motivasi),X2 (Kepuasan Kerja) serta X3 (Disiplin Kerja) terhadap Y (Kinerja Guru).
Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan alat bantuan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan IBM SPSS v.20(Statistical Product and Service Solution)
8
HASIL DAN BAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para Guru pada SMK Bina Insan Mandiri. Dimana dari 47 orang responden, di dominasi oleh responden yang berjenis kelamin pria sebanyak guru dan sisanya 23 guru berjenis kelamin perempuan. Dari 47 orang guru yang menjadi responden, semuanya dapat mengisi dan mengemba likan kuesioner yang diberikan.
Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan derajat tingkat kepercayaan sebesar 95%, dimana tingkat presisi α = 5% (0,05)
Hipotesis
1 Ada pengaruh yang signifikan Motivasi kerja (X1) dengan kinerja guru(Y) SMK Bina Insan Mandiri ( 0,000 < 0,05 ), artinya apabila
ingin meningkatkan kinerja, maka motivasi kerja harus ditingkatkan. Hipotesis
2. Ada pengaruh yang signifikan Kepuasan kerja (X2) dengan
Kinerja guru (Y) SMK Bina Insan Mandiri ( 0,000 < 0,05 ), artinya apabila ingin meningkatkan kinerja, maka kepuasan kerja harus ditingkatkan.
Hipotesis
3. Ada pengaruh yang signifikan Disiplin kerja (X3) dengan
Kinerja guru (Y) SMK Bina Insan Mandiri ( 0,000 < 0,05 ), artinya apabila ingin meningkatkan kinerja, maka Disiplin kerja harus ditingkatkan.
Hipotesis
4. Ada pengaruh yang signifikan Motivasi kerja (X1) Kepuasan kerja (X2) , dan Disiplin kerja (X3) dengan Kinerja guru (Y) SMK Bina Insan Mandiri ( 0,000 < 0,05 ), artinya apabila ingin meningkatkan kinerja, maka Motivasi kerja, Kepuasan kerja , dan Disiplin kerja harus ditingkatkan.
Pembahasan
Didapatkan bahwa data seluruh variabel, yaitu Motivasi kerja (X1) Kepuasan kerja (X2) , dan Disiplin kerja (X3) dengan Kinerja guru (Y) dinyatakan valid, relliabel,berdistribusi normal,
9
Tabel 1. 1 Rangkuman Hasil Analisis Keseluruhan
Hubungan
Variabel
Korelasi
Pengaruh Sig
Persamaan
Regresi
Sifat
Hubungan
X1 Y0.723
52.3%
0,000 < 0,05 Y = 1,073 + 0,686X1 Kuat dan Searah, Signifikan X2 Y0.777
60.3%
0,000 < 0,05 Y = 0,849 +0,745X2 Kuat dan Searah, Signifikan X3 Y0.771
59.5%
0,000 < 0,05 Y = 0,509 + 0,840X3 Kuat dan Searah, Signifikan X1 , X2, X3 Y-
72.3%
0,000 < 0,05 Y=0,184+0,286X1 + 0,283X2+ 0,391X3 Kuat dan Searah, SignifikanSumber: Hasil Pengolahan data, 2015
Hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Dimana hasilnya dapat
dilihat dalam bagan sebagai berikut:
10
Gambar 1. 2 Hasil Analisa Penelitian
1. Variabel Motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja Guru dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 52,3%, adapun hubungan antar variabel bersifat kuat dan searah, sehingga setiap peningkatan pada nilai variabel Motivasi kerja, maka nilai pada variabel Kinerja Guru juga akan meningkat. Begitupula sebaliknya, setiap penurunan pada nilai variabel Motivasi kerja, maka nilai pada variabel Kinerja Guru juga akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada tujuan pertama yang menyatakan bahwa Motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru diterima.
2. Variabel Kepuasan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja Guru dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 60,3%, adapun hubungan antar variabel bersifat kuat dan searah, sehingga setiap peningkatan pada nilai variabel Kepuasan Kerja, maka nilai pada variabel Kinerja Guru juga akan meningkat. Begitupula sebaliknya, setiap penurunan pada nilai variabel Kepuasan Kerja, maka nilai pada variabel Kinerja Guru juga akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada tujuan ketiga yang menyatakan bahwa Kepuasan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru diterima.
3. Variabel Disiplin Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kinerja Guru dimana pengaruh yang dihasilkan sebesar 59,5%, adapun hubungan antar variabel bersifat kuat dan searah, sehingga setiap peningkatan pada nilai variabel Disiplin Kerja, maka nilai pada variabel Kinerja Guru juga akan meningkat. Begitupula sebaliknya, setiap penurunan pada nilai variabel Disiplin Kerja, maka nilai pada variabel Kinerja Guru juga akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pada tujuan kedua yang menyatakan bahwa Disiplin Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru diterima.
4. Secara serentak, Motivasi kerja, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru dimana setiap perubahan pada Motivasi kerja, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja akan menyebabkan 72,3% perubahan pada Kinerja Guru, dimana masih terdapat 27,7% faktor lain yang turut mempengaruhi Kinerja Guru di luar penelitian ini.
11
Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian Motivasi kerja,Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja memiliki pengaruh sebesar 72,3% terhadap Kinerja Guru baik secara parsial maupun secara simultan sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Berikut implikasi hasil penelitian setiap variabel independent: 1. Dari hasil analisis pengaruh antara motivasi kerja terhadap Kinerja Guru, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat (0,723) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru. 52,3% Kinerja Guru SMK BINA INSAN MANDIRI dipengaruhi oleh motivasi kerja. Sedangkan sisanya 47,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor - faktor lainnya diluar penelitian. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat motivasi kerja, maka akan semakin tinggi pula tingkat kinerja Guru SMK BINA INSAN MANDIRI Oleh karena itu, pihak sekolah harus meningkatkan Motivasi Kerja agar Kinerja Guru dapat meningkat, terutama dilihat dari hasil rata-rata terendah pada kuisioner nomor 5 dalam gaji yang diberikan sebanding dengan yang kerjakan. Organisasi harus memberikan gaji yang sebanding dan sesuai apa yang telah Guru tersebut kerjakan. Karena dengan gaji yang sesuai para Guru akan lebih termotivasi dalam bekerja dan kinerja guru pun akan meningkat.
2. Dari hasil analisis pengaruh antara Kepuasan kerja terhadap Kinerja Guru, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat (0,777) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru. 60,3% Kinerja Guru SMK BINA INSAN MANDIRI dipengaruhi oleh motivasi kerja kerja. Sedangkan sisanya 39,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor - faktor lainnya diluar penelitian. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Kepuasan kerja, maka akan semakin tinggi pula tingkat Kinerja Guru SMK BINA INSAN MANDIRI. Oleh karena itu, Organisasi harus meningkatkan Kepuasan kerja agar Kinerja dapat meningkat, terutama dilihat dari hasil rata-rata terendah pada kuisioner nomor 2, yaitu dalam pemberian pendapatan yang diberikan organisasi secara adil dan sesuai standar pekerjaan, Organisasi harus memperhatikan apakah pendapatan yang diberikan kepada karyawan sudah sesuai dengan standar pekerjaan, apakah sebanding dengan apa yang telah dikerjakan oleh Guru tersebut. Apabila itu dipenuhi maka dalam melaksanakan pekerjaan karyawan dapat bekerja dengan baik atau kinerja bekerja
12
menjadi semakin meningkat ketika karyawan itu merasa puas, peningkatan dalam kinerja guru akan naik. Organisasi harus benar benar melihat kinerja seseorang secara keseluruhan untuk melakukan pengangkatan jabatan yang adil. apabila karyawan tersebut memenuhi kriteria dalam melakukan pengangkatan jabatan maka organisasi harus melakukan pengangkatan jabatan kepada karyawan tersebut. Jika pengakatan jabatan tidak adil dan merata maka para karyawan tidak merasa puas dalam bekerja dan bisa saja akan terjadi turnover pada organisasi tersebut.
3. Dari hasil analisis pengaruh antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat (0,771) dan ada pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru. 59,5% Kinerja Guru SMK BINA INSAN MANDIRI dipengaruhi oleh disiplin kerja. Sedangkan sisanya 40,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor - faktor lainnya diluar penelitian. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat Disiplin Kerja, maka akan semakin tinggi pula tingkat Kinerja Guru SMK BINA INSAN MANDIRI. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan Disiplin kerja agar Kinerja dapat meningkat, walaupun berdasarkan hasil kuisioner rata-rata paling kecil nomor 12 yaitu pemimpin yang kurang tegas dalam memberikan sanksi atas perilaku yang melanggar. Pemimpin harus tegas dalam memberlakukan sanksi / hukuman terhadap karyawannya agar selalu disiplin kerja menaati semua peraturan yang berlaku di organisasi, disiplin kerja dalam bekerja dapat menimbulkan kinerja yang baik.
4. Apabila dilihat pengaruh secara keseluruhan, pada variabel motivasi kerja, kepuasan kerja serta disiplin kerja terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Guru, yaitu sebesar 72,3%. Sedangkan sisanya 27,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan diatas, penulis memberikan beberapa saran berkaitan peningkatan kinerja Guru SMK Bina Insan Mandiri, Jakarta sebagai berikut:
1. Masalah yang dihadapi dalam variabel motivasi kerja adalah dalam gaji yang
13
masih terdapat Guru yang kinerjanya kurang karena merasa gaji yang diberikan tidak sebanding dengan yang dikerjakan. Organisasi harus lebih memperhatikan soal pemberian gaji yang sebanding dan sesuai apa yang telah Guru kerjakan. Karena dengan gaji yang sesuai para Guru akan lebih termotivasi kerja dalam bekerja dan kinerja guru pun akan meningkat. Dengan memperhatikan pemenuhan gaji yang dilakukan organisasi, maka motivasi kerja Guru pun akan tinggi, dan akan membuat Guru bisa lebih terpacu untuk bekerja dengan baik. Seperti dalam jurnal PhD. Dung Nguyen Van Nghe An College Vietnam. (2013), yang berjudul Effects of Motivation
and Job satisfaction on Employees’ Performance at Petrovietnam Nghe an Construction Joints Stock Corporation (PVNC). Ditemukan bahwa Pay dan Promosi
adalah faktor motivasi kerja yang paling penting dan baik untuk kondisi kerja. Penelitian ini kemudian menimbulkan benang merah yang memperingatkan manajemen harus ekstra hati-hati dalam usaha mereka untuk memotivasi kerja staf. Sama hal nya dengan Guru SMK Bina Insan Mandiri, faktor motivasi kerja sangat berperan penting dalam kondisi kerja guru, maka dari itu organisasi harus bisa memberikan motivasi kerja terhadap Guru dengan tepat, seperti tertera pada jurnal bahwa selain pemenuhan gaji, faktor-faktor lain, termasuk Promosi dan pertumbuhan di organisasi, sama-sama penting untuk memotivasi kerja Guru.
2. Kepuasan kerja menjadi salah satu hal yang penting agar guru dapat bekerja dengan baik. Kurangnya rasa puas guru terhadap organisasi juga menjadi salah satu masalah yang dialami SMK Bina Insan Mandiri. Guru yang kurang puas atas pendapatan yang diberikan organisasi menjadi salah satu masalah yang timbul. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar Guru merasa puas terhadap organisasi adalah dengan memberikan pendapatan sesuai dengan standar pekerjaan, untuk memicu kinerja guru dalam bekerja. Membuka komunikasi dengan guru dan mendengarkan aspirasi dari guru. Akan lebih baik jika seorang pimpinan dapat duduk bersama dengan Guru dan mendengarkan aspirasi mereka dengan baik. Dan hasil pembicaraan tersebut disampaikan oleh pihak manajemen. Selain itu juga manfaat yang lain dapat meningkatkan kualitas hubungan antar guru maupun dengan pimpinan. Seperti pada Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory). Menurut teori ini, kepuasan
14
kerja karyawan bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan karyawan. Karyawan akan merasa puas jika mereka mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Semakin besar kebutuhan karyawan terpenuhi, maka semakin puas pula karyawan tersebut. Sama halnya dengan Guru SMK Bina Insan Mandiri, semakin besar tingkat kebutuhan Guru terpenuhi maka semakin puas pula , apabila Guru sudah merasa puas dalam hal pemenuhan kebuthan kinerja Guru pun akan meningkat. Menurut Kreitner dan Kinikici (2001:225) dalam Sinambela (2012) penyebab kepuasan kerja yaitu salah satunya soal Pay: Sistem pembayaran yang diyakini adil dan sesuai dengan harapan dan standard dari setiap individu yang bekerja. Organsasi harus benar-benar memperhatikan masalah ini, agar kinerja Guru pun meningkat dan hubungan Guru dengan organisasi berangsung baik.
3. Dalam variabel disiplin kerja, masalah yang terjadi ialah pemimpin yang kurang tegas dalam memberikan sanksi atas perilaku yang melanggar. Di dalam organisasi khususnya pada SMK Bina Insan Mandiri, pemimpin harus tegas dalam memberlakukan sanksi / hukuman terhadap karyawannya agar selalu disiplin kerja menaati semua peraturan yang berlaku di organisasi, disiplin kerja dalam bekerja dapat menimbulkan kinerja yang baik. Seperti dalam jurnal Ehiane, O. Stanley (2014) dengan judul Discipline and Academic Performance (A Study of Selected secondary
Schools in Lagos, Nigeria). Disiplin kerja dan kinerja akademik merupakan inti dari
pendidikan saat ini. Maka dari itu disiplin kerja sangat penting diterapkan di setiap organisasi, karena jika disiplin seseorang baik, otomatis kinerjanya dalam bekerja akan baik.
15
REFERENSI
Asra Abuzar dan Slamet Sutomo (2014) "Pengantar Statistika II” Penerbit PT RajaGrafindo Persada.
Hartatik, Indah Puji. 2014. “Buku Praktis Mengembangkan SDM”. Yokyakarta: Laksana.
Hasibuan, H. Malayu S. P. (2007). “Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi)”. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Hasyim, Rina Anindita (2009) “Prinsip – Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran” Penerbit UIEU – University Press.
Hussain Khan Alamdar, Muhammad Musarrat Nawaz, Muhammad Aleem and Wasim Hame d 2011. Impact of job sati sfaction on employee performance: An empirical study of autonomous
Medical Institutions of Pakistan Vol. 6 (7), 22 February, 2012.
Irianto, H Agus, Statistik “Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya”, prenada media, September 2008.
Jehanzeb Khawaja , Mazen F. Rasheed , Anwar Rasheed , AlamzebAamir , Impact of Rewards
and Motivation on Job Satisfaction in Banking Sector of Saudi Arabia Vol. 3 No. 21; November 201. Dari http://e-resources.pnri.go.id
Johan Widjaja dan Devie, Pengaruh Job Satisfaction Terhadap Financial Performance Melalui
Employee Engagement dan Competitive Advantage Sebagai Intervening Variable Pada Perusahaan Retail Publik di Surabaya, VOL. 2, NO. 2, JULY 2014: 99-110.
Kinlaw (1981) dalam Noor Sembiring, Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Melalui Gaya
Kepemimpinan dan Promosi Pegawai Tahun 28 Nomor 307 April 2011.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. “Manajemen Sumber Daya Manusia” Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
16
Mathis, Robert L., dan John H. Jackson, 2006 "Human Resources Management, Thomson Learning.
Nguyen Cong Nhat, Dung Nguyen Van Effects of Motivation and Job satisfaction on Employees’
Performance at Petrovietnam Nghe an Construction Joints Stock Corporation (PVNC) Vol. 4 No. 6; June 2013 dari http://e-resources.pnri.go.id
Priansa, Donni Juni (2014). “Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung”, Alfabeta
Rahmat 2013 “Statistika Penelitian, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Riduwan, Engkos Achmad Kuncoro, 2008. “Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur
(Path Analysis)”. Bandung : Alfabeta.
Robbins, S dan Coulter, M. 2010. Manajemen. PT Indeks, Jakarta.
Sarjono, Haryadi,. Julianita, Winda. (2011). “SPSS Vs LISREL: Sebuah Perngantar untuk
Aplikasi Riset”. Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, Sondang. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN, Yogyakarta
Simanjutak, Payaman. J. 2001, “Manajemen Sumber Daya Manusia” (cetakan 15). Jakarta: Bumi Aksara.
Sinambela,Lijan Poltak, MM.,M.pd.,. 2012, “Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan
Implikasi”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siregar, Syofian 2013 “Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif”. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Sugiyono, (2010), “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D”, Alfabeta, Bandung.
17
Sutrisno, Edy (2009). “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Penerbit Kencana Prenada Media, Jakarta.
Veithzal, Rivai. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada, Jakarta.