• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN 2013 - 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah diperlukan perencanaan pembangunan daerah yang disusun secara berjangka, meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Pasal 5 ayat (2), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program SKPD, lintas SKPD, dan Program Kewilayahan disertai dengan Rencana Kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

c. bahwa Kota Cirebon telah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah periode 2005-2025 dan seiring dengan periode kepemimpinan yang baru maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat, dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45), sebagaimana telah beberapakali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan Nomor 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954

(2)

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

(3)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

17. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Cirebon 2005-2025 (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 9 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 17);

18. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 19);

19. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 36);

(4)

Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 21) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 37);

21. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 15 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 22) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 38);

22. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Kelurahan pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 16 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 23);

23. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2012 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 8);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CIREBON dan

WALIKOTA CIREBON MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN 2013-2018.

(5)

Pasal l

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kota adalah Kota Cirebon.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Cirebon. 3. Walikota adalah Walikota Cirebon.

4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), memuat Arah Kebijakan Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum, dan Program SKPD, lintas SKPD, dan Program Kewilayahan disertai Rencana Kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.

Pasal 2

RPJMD berfungsi sebagai acuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Pemerintah Kota.

BAB II

SISTEMATIKA RPJMD Pasal 3

Sistematika RPJMD terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA CIREBON

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN

PENDANAAN

BAB IX INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA CIREBON BAB X PENUTUP

(6)

Pasal 4

Isi beserta uraian RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Daerah ini tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

BAB IV

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 5

Peraturan Daerah ini dapat ditinjau kembali paling lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkan.

Pasal 6

Apabila terjadi perubahan kelembagaan SKPD maka :

a. Bagi SKPD baru, tetap menyusun rancangan Rencana Strategis, sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Target sasaran yang belum terdapat dalam RPJMD, akan dicantumkan pada saat evaluasi RPJMD.

b. Bagi SKPD baru yang merupakan pemecahan SKPD lama, maka tetap menyusun rancangan Rencana Strategis sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan. Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif mengacu pada target SKPD lama yang tercantum dalam RPJMD. Penyesuaian kemudian dilakukan pada saat evaluasi RPJMD.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 7

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Cirebon.

Ditetapkan di Cirebon pada tanggal

WALIKOTA CIREBON,

(7)

pada tanggal

PLT. SEKRETARIS DAERAH KOTA CIREBON,

ARMAN SURAHMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON TAHUN 2013 NOMOR SERI E

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

(8)

DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR/GRAFIK... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... 1.3 Hubungan Antar Dokumen RPJMD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya ... 1.4 Sistematika Penulisan ... 1.5 Maksud dan Tujuan ...

I – 1 I – 4 I – 5 I – 6 I – 7

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA CIREBON

2.1 Aspek Geografi dan Demografi ... 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ... 2.3 Aspek Pelayanan Umum ... 2.4 Aspek Daya Saing Daerah ... 2.5 Kota Cirebon Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ... 2.6 Kebijakan Kewilayahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Wilayah

Pengembagan Cirebon ... II – 1 II – 3 II – 3 II – 7 II – 11 II – 42 II – 46 II - 46

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA

PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu ... 3.1.1 Kinerja Pendapatan Daerah... 3.1.2 Neraca Daerah... 3.2 Kebijakan Pengelolahan Keuangan Masa Lalu... 3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran ... 3.2.2 Analisis Pembiayaan... 3.3 Kerangka Pendanaan ... 3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta

Prioritas Utama ... III-2 III-2 III-4 III-7 III-7 III-10 III-12 III-12 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan... 4.1.1 Aspek Fisik dan Lingkungan ... 4.1.2 Aspek Sosial Budaya ... 4.1.3 Aspek Ekonomi Keuangan ... 4.1.4 Aspek Pemerintahan ... 4.2 Isu Strategis ... 4.2.1 Aspek Fisik dan Lingkungan ...

IV-1 IV-2 IV-3 IV-6 IV-6 IV-7 IV-7

(9)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1 Visi ... 5.2 Misi ...

5.2.1 Janji Kampanye Pasangan Terpilih Drs. H. Ano Sutrisno, MM dan Drs. Nasrudin Azis, SH. ... 5.2.2 Keterkaitan Visi-Misi dan Isu Strategis ... 5.3 Tujuan dan Sasaran ...

V - 1 V - 3 V - 4 V - 5 V - 6 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1 Strategi... 6.2 Arah Kebijakan ...

VI - 1 VI - 1 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 Kebijakan Umum ... 7.2 Program Pembangunan Daerah ...

VII - 1 VII - 2

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN

PENDANAAN

8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan ...

VIII -1 BAB IX INDIKATOR PEMBANGUNAN KOTA CIREBON

9.1 Indikator Makro ... 9.2 Indikator Sasaran RPJMD...

IX -1 IX -2 BAB X PENUTUP... X – 1

(10)

1 Gambar 1.1 Bagan Alir Proses Penyusunan RPJMD Kota Cirebon 2013-2018 ... I-3 2 Gambar 1.2 Hubungan RPJMD Kota Cirebon dengan Dokumen Rencana

Pembangunan Daerah Lainnya... I-5 3 Grafik 2.1 Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan oleh Nakes dan

Dukun Terlatih di Kota Cirebon Tahun 2008-2013... II-20 4 Grafik 2.2 Status Gizi Balita Kota Cirebon menurut Indek BB/U Tahun

2008-2018…... II-21 5 Grafik 2.3 Jumlah Kematian Bayi di Kota Cirebon Tahun

2008-2013... II-23 6 Grafik 2.4 Perkembangan Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di

Kota Cirebon Tahun 2009-2012 ... II-7 7 Grafik 2.5 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2008-2013... II-8 8 Gambar 3.1 Analisis Proyeksi Pendapatan Daerah ... III-2 9 Gambar 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas Disertai Kebutuhan Pendapatan.. VIII-1

(11)

1 Tabel 2.1 Struktur Umur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 di Kota Cirebon……… II-2 2 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Kecamatan dan Jenis

Kelamin Tahun 2011 ………. II-3 3 Tabel 2.3 PDRB Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011 ………. II-5 4 Tabel 2.4 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2011

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota Cirebon II-6 5 Tabel 2.5 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2011 Kota Cirebon ... II-7 6 Tabel 2.6 Nilai PDRB per Kapita Tahun 2008-2011 Kota Cirebon dan Propinsi

Jawa Barat….……… II-7 7 Tabel 2.7 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2008-2011 Kota Cirebon.. II-8 8 Tabel 2.8 Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kota Cirebon Tahun 2008-2011 II-9 9 Tabel 2.9 Angka Partisipasi Murni Jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/SMK/

MA Tahun 2008-2011 Kota Cirebon... II-9 10 Tabel 2.10 Angka Partisipasi Kasar (APK) Siswa SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/SMK/MA di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 ... II-10 11 Tabel 2.11 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2008-2011 Kota Cirebon .. II-10 12 Tabel 2.12 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008-2011

Kota Cirebon……… II-11 13 Tabel 2.13 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008-

2012 Kota Cirebon……….. II-13 14 Tabel 2.14 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008-

2012……….. II-13 15 Tabel 2.15 Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota

Cirebon Tahun 2008-2012………. II-14 16 Tabel 2.16 Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Cirebon

Tahun 2008-2012………... II-15 17 Tabel 2.17 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota

Cirebon Tahun 2008-2012………. II-16 18 Tabel 2.18 Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun 2008-2012 ... II-16 19 Tabel 2.19 Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu di

Kota Cirebon 2008-2012………. II-17 20 Tabel 2.20 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk di Kota

Cirebon Tahun 2008-2012………. II-18 21 Tabel 2.21 Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun 2008-2012 di

Kota Cirebon 2008-2013………. II-18 22 Tabel 2.22 Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes dan

Dukun Bayi Terlatih di Kota Cirebon Tahun 2008-2011………. II-19 23 Tabel 2.23 Persentase Balita Gizi Baik Tahun 2008-2012 di Kota Cirebon ………… II-21 24 Tabel 2.24 Jumlah Kematian Ibu Tahun 2008-2012 di Kota Cirebon ... II-22 25 Tabel 2.25 Jumlah Kematian Bayi Tahun 2008-2012 di Kota Cirebon ... II-22

(12)

29 Tabel 2.29 Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun 2008-2012……….... II-26 30 Tabel 2.30 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2009-2012

di Kota Cirebon………... II-27 31 Tabel 2.31 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun 2008-2012 ... II-28 32 Tabel 2.32 Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2011 per

Kecamatan di Kota Cirebon……….. II-30 33 Tabel 2.33 Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Tahun 2008-2012 di Kota Cirebon………. II-32 34 Tabel 2.34 Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 ... II-33 35 Tabel 2.35 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008-2012 Kota Cirebon ... II-34 36 Tabel 2.36 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008-2012 Kota Cirebon ... II-34 37 Tabel 2.37 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008-2012 Kota Cirebon …... II-35 38 Tabel 2.38 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) Tahun 2008-2011 Kota

Cirebon………

II-35 39 Tabel 2.39 Jumlah Anggota Linmas Tahun 2008-2010 di Kota Cirebon ... II-37 40 Tabel 2.40 Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kelurahan di Kota Cirebon

Berdasarkan PSED Tahun 2010……….. II-38 41 Tabel 2.41 Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun 2008-2012 Kota Cirebon .. II-39 42 Tabel 2.42 Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Cirebon Tahun 2008-2012 ... II-39 43 Tabel 2.43 Pengelola Arsip Terpadu di Kota Cirebon Tahun 2008-2011 ... II-40 44 Tabel 2.44 Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008-2012 ... II-41 45 Tabel 2.45 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon 2008-2012... II-41 46 Tabel 2.46 Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon

Tahun 2008-2012………. II-42 47 Tabel 2.47 Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun 2008-2012 . II-42 48 Tabel 2.48 Angka Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2008-2012 Kota Cirebon……. II-43

49 Tabel 2.49 Angka Konsumsi Makanan Rumah Tangga Tahun 2008-2012 Kota Cirebon……… II-43 50 Tabel 2.50 Angka Konsumsi Non Makanan Rumah Tangga Tahun 2008-2012

Kota Cirebon……… II-44 51 Tabel 2.51 Perbandingan Pengeluaran Rumah Tangga untuk Pangan dan Non

Pangan Tahun 2008-2013 Kota Cirebon……… II-44 52 Tabel 2.52 Angka Kriminalitas di Kota Cirebon Tahun 2008-2012... II-45 53 Tabel 2.53 Jumlah Demo di Kota Cirebon 2008-2012 ... II-45 54 Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun

2008-2012 Kota Cirebon……… III-3 55 Tabel 3.2 Perbandingan Pendapatan Asli Daerah dengan Pendapatan Daerah

Tahun 2008-2012 Kota Cirebon………... III-3 56 Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kota Cirebon 2010-2012…… III-5 57 Tabel 3.4 Analisis Rasio Keuangan Kota Cirebon 2010-2012…... III-6

(13)

60 Tabel 3.7 Perbandingan Belanja Langsung dengan Belanja Daerah Kota Cirebon 2010-2012………. III-8 61 Tabel 3.8 Rata-rata Pertumbuhan Belanja Daerah Kota Cirebon 2010-2012…... III-8 62 Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Cirebon

2010-2012 ... III-9 63 Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota

Cirebon 2010-2012 ………. III-10 64 Tabel 3.11 Realisasi Pembiayaan Kota Cirebon 2010-2012……... III-11 65 Tabel 3.12 Defisit Riil Anggaran Kota Cirebon 2010-2012……... III-11 66 Tabel 3.13 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Kota Cirebon 2010-2013……….……… III-12 67 Tabel 3.14 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan

Mengikat serta Prioritas Utama Kota Cirebon 2014-2018…... III-13 68 Tabel 3.15 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai

Pembangunan Daerah Kota Cirebon 2014-2018……... III-14 69 Tabel 5.1 Hubungan Visi, Misi dan Isu Strategis Kota Cirebon 2013-2018 ... V-5 70 Tabel 5.2 Rumusan Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Cirebon 2013-2018.…………. V-6 71 Tabel 5.3 Rumusan Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Kota Cirebon

2013-2018 ………. V-8 72 Tabel 6.1 Rumusan Strategi dan Arah Kebijakan Kota Cirebon 2013-2018 ... VI-1 73 Tabel 7.1 Indikator Kinerja Program Pembangunan Daerah Kota Cirebon

2013-2018 ... VII-2 74 Tabel 8.1 Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

(14)

B

AB

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Cirebon merupakan sebuah kota yang menjadi pusat aktifitas kegiatan di wilayah Jawa Barat bagian timur. Ketersediaan infrastruktur kota, pusat aktifitas perdagangan, keberadaan pusat dan simpul transportasi laut, darat, dan udara menjadikan aktifitas kota di siang hari sangat padat. Dengan luas kurang dari 4.000 hektar dan jumlah penduduk sekitar 300 ribuan, secara umum peran Kota Cirebon melebihi kapasitas wilayah dan sumber daya manusia yang tinggal di Kota Cirebon. Oleh karena itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Cirebon ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dengan kondisi tersebut tantangan dan permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks, sehingga diperlukan perencanaan pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 2 ayat (4) bahwa sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah. Tujuan di atas juga untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan dalam rangka menjunjung tinggi 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pasal 5 ayat (2) bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Berdasarkan hal tersebut maka dokumen RPJMD 2013 – 2018 merupakan penjabaran dari visi dan misi walikota terpilih pada pemilihan kepala daerah Kota Cirebon tahun 2013. Visi dan misi serta program tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam strategi pembangunan daerah yang meliputi kebijakan dan program pembangunan, beserta kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya.

Secara umum proses penyusunan dokumen RPJMD Kota Cirebon 2013 – 2018 dilakukan dengan lima pendekatan yaitu pendekatan teknokratik, partisipatif, politik, top down dan bottom up planning. Secara umum proses pendekatan mengacu pada Lampiran III Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan RPJMD dapat dilihat pada Gambar 1.1. Pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan

(15)

secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah perencanaan pembangunan tingkat Kota Cirebon.

(16)

Gambar 1.1

Bagan Alir Proses Penyusunan RPJMD Kota Cirebon 2013 - 2018

PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD PENYUSUNAN

RANCANGAN RPJMD MUSRENBANG RPJMD PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RPJMD PENETAPAN RPJMD Rancangan Perda ttg RPJMD beserta Rancangan akhir RPJMD Kabupaten/ Kota Perda tentang RPJMD Persiapan Penyusunan RPJMD Kab/ Kota Penelaahan RJPMN, RPJMD Provinsi dan RPJMD kab/ kota lainnya Perumusan Strategi dan arah kebijakan Telaahan terhadap RPJPD Kabupaten/ kota Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Kabupaten/Kota Analisis isu-isu strategis Pembangunan jangka menengah Kabupaten/Kota

VISI, MISI dan Program KDH Pengolahan data dan informasi Perumusan Penjelasan visi dan misi

Perumusan Tujuan dan Sasaran Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten/ Kota Hasil evaluasi capaian RPJMD Pembahasan dengan SKPD kabupaten/kota Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Rancangan RPJMD · Pendahuluan

· Gambaran umum kondisi daerah

· Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

· Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran

· Strategi dan arah kebijakan

· Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

· Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

· Penetapan indikator kinerja Daerah

· Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Naskah Kesepakatan Musrenbang RPJMD Penyiapan data dan kegiatan Perumusan hasil Musrenbang Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Penyusunan SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD Penyajian Rancangan RPJMD Verifikasi Rancangan RENSTRA SKPD Persetujuan Rancangan akhir RPJMD oleh Bupati/Walikota Penetapan Perda tentang RPJMD kabupaten/kota Konsultasi rancangan akhir RPJMD ke PemProv Rancangan Awal Renstra SKPD RPJMD · Pendahuluan

· Gambaran umum kondisi daerah

· Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

· Analisis isu-isu srategis,

· visi, misi, tujuan dan sasaran

· Strategi dan arah kebijakan

· Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

· Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

· Penetapan indikator kinerja Daerah

· Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan

Rancangan Akhir RPJMD

· Pendahuluan

· Gambaran umum kondisi daerah

· Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

· Analisis isu-isu srategis,

· visi, misi, tujuan dan sasaran

· Strategi dan arah kebijakan

· Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

· Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

· Penetapan indikator kinerja Daerah

· Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Penyampaian Rancangan Akhir RPJMD Pembahasan Rancangan Akhir RPJMD Konsultasi rancangan akhir RPJMD Penyempurnaan rancangan akhir RPJMD Penyelarasan Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Penelaahan RTRW Kab/ Kota & RTRW Kab/Kota lainnya Analisis Gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran

Rancangan Awal RPJMD

· Pendahuluan

· Gambaran umum kondisi daerah

· Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

· Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran

· Strategi dan arah kebijakan

· Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

· Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

· Penetapan indikator kinerja Daerah

· Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

Penetapan Indikator Kinerja

(17)

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

8) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

9) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

10) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah; 12) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

13) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

14) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;

15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;

16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

18) Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011 – 2031

19) Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Cirebon 2005 – 2025.

(18)

Pe m eri nt ah Pus at D ia cu Pe do m an Pedoman Dijabarkan Pedoman

Diserasikan melalui Musrenbang Diperhatikan Diacu D iac u Pe m eri nt ah D ae ra h Pedoman Dijabarkan Pedoman Pe do m an Pedoman Pedoman

1.3 Hubungan Antar Dokumen RPJMD dengan Dokumen Rencana

Pembangunan Daerah Lainnya.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RPJMD Kota Cirebon Tahun 2013-2018 sebagai dokumen perencanaan pembangunan disusun sebagai satu kesatuan yang utuh dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah, sehingga dalam penyusunannya, harus memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2010-2014.

Selanjutnya, RPJMD juga merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah sehingga RPJMD Kota Cirebon Tahun 2013-2018 disusun dengan berpedoman pada visi, misi dan arah kebijakan yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Cirebon Tahun 2005-2025 dan memperhatikan RTRW Kota Cirebon 2011-2031, terutama dari sisi pola dan struktur tata ruang, sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kota Cirebon. Selain berpedoman dan memperhatikan RPJM Nasional, RPJPD dan RTRW, penyusunan RPJMD juga memperhatikan dokumen lainnya seperti Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) dan RTRW Provinsi Jawa Barat.

RPJMD juga menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), yang menjabarkan RPJMD menjadi kebijakan, program strategis dan operasional dalam rangka menangani isu strategis dan peningkatan pelayanan publik untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan. Kemudian, pelaksanaan RPJMD Kota Cirebon Tahun 2013-2018 dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Cirebon yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD. Secara diagramatis hubungan antar dokumen perencanaan dapat dilihat pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2

Hubungan RPJMD Kota Cirebon dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Rincian APBN RKA K/L Renja - K/L Renstra K/L

Renja SKPD RKA SKPD Rincian APBD RKP RAPBN APBN APBD RAPBD RKPD Renstra SKPD RPJP Nas RPJM Nasional RPJM Daerah RPJP Daerah

(19)

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan RPJMD Kota Cirebon tahun 2013-2018 terdiri dari 10 (Sepuluh) bab. Secara garis besar, tiap-tiap bab menguraikan hal-hal sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bagian ini menguraikan latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen RPJMD dengan dokumen rencana pembangunan daerah lainnya, serta maksud dan tujuan. Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bagian ini memaparkan gambaran umum kondisi Kota Cirebon yang kondisi daerah yang selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan kebutuhan perumusan strategi. Yang meliputi empat aspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, aspek daya saing daerah.

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

Bagian ini terdiri dari uraian tentang kinerja keuangan di masa lalu seperti kinerja pelaksanaan APBD dan neraca daerah; kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu seperti proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan; dan kerangka pendanaan yang mencakup analisis pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama, proyeksi data masa lalu, dan penghitungan kerangka pendanaan.

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan daerah yang terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan, dan isu-isu strategis yang dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional, yang dapat memberikan manfaat/pengaruh dimasa datang terhadap daerah tersebut.

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Bagian ini menjelaskan visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah tahun 2013 – 2018 yang merupakan visi dan misi kepala daerah terpilih. Pada bagian ini juga diuraikan tujuan dan sasaran pembangunan, dan hubungannya dengan isu strategis daerah.

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

Bagian ini menguraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih, sebagai rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

Bagian ini menguraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan target capaian indikator kinerja, yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan

(20)

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas Disertai Kebutuhan Pendanaan

Bagian ini menguraikan hubungan urusan pemerintah daerah dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD, Pada bagian ini, disajikan pula pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

Bab IX Indikator Pembangunan Kota Cirebon

Bagian ini menguraikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan, dengan menggambarkan akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah atau indikator capaian yang bersifat mandiri sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

Bab X Penutup

1.5 Maksud dan Tujuan

Tujuan penyusunan RPJMD Kota Cirebon 2013 – 2018 adalah untuk memberikan arah pedoman dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Cirebon selama kurun waktu 2013 hingga tahun 2018. Dokumen RPJMD Kota Cirebon 2013 – 2018 menjadi acuan dalam proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Kota Cirebon dan Proses Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahunan Kota Cirebon.

(21)

B

AB

II

G

AMBARAN

U

MUM

K

OTA

C

IREBON

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33o dan 6,41o Lintang Selatan

pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter.

Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut.

Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon termasuk daerah bertemperatur udara cukup tinggi berkisar antara 23,4oC - 33,6oC dengan curah hujan per tahun

sebanyak 1.732 mm, dan 116 hari hujan atau sebanyak 31,78 % per tahun. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar bersumber dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai. Secara umum jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk mengembangkan berbagai macam jenis vegetasi.

Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan yang masih baik yaitu memiliki indikator lingkungan di bawah ambang batas, dan kawasan yang kondisi lingkungannya telah berada di atas ambang batas kualitas lingkungan yang diperkenankan. Kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang batas tersebar di seluruh wilayah kota, ditandai dengan masih adanya kawasan ruang terbuka hijau seperti di wilayah Argasunya, Harjamukti, wilayah Perumnas, dan lain sebagainya. Namun yang harus menjadi perhatian adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi penurunan kualitas. Kawasan-kawasan tersebut diantaranya adalah kawasan bekas galian C Argasunya, kawasan-kawasan persimpangan jalan yang padat lalulintas yaitu di sekitar area Jl. Siliwangi, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. Karanggetas, Jl. Pekiringan, Jl. Rajawali, Terminal Bus, dan Jl. Pemuda – By Pass. Selain itu ada beberapa aliran sungai yang memiliki indikator lingkungan yang telah melampaui ambang batas

(22)

(Amoniak, Deterjen, dan Pecal Coli) yaitu diantaranya di sungai Sipadu, Sukalila, Suradinaya, Sigujeg, dan Gang Sontong.

Gambaran estimasi jumlah dan komposisi penduduk Kota Cirebon berdasarkan Sensus

Penduduk Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2. Jumlah penduduk Kota

Cirebon adalah 300.434 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki 150.628 jiwa dan perempuan 149.806 jiwa, dan rasio jenis kelamin sekitar 100,55. Penduduk Kota Cirebon tersebar di lima kecamatan, kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Pekalipan sebesar 18,7 ribu jiwa/km², terpadat kedua adalah Kecamatan Kejaksan 11,8 ribu jiwa/km², kemudian kecamatan Kesambi 8,8 ribu jiwa/km², Kecamatan Lemahwungkuk 8,2 ribu jiwa/km², dan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Harjamukti hampir 5,8 ribu jiwa/km².

Tabel 2.1

Struktur Umur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 di Kota Cirebon

Kelompok Umur Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan Jumlah

G 0 - 4 14.079 13.006 27.085 5 - 9 14.324 13.412 27.736 10 - 14 14.223 13.630 27.863 15 - 19 13.936 13.982 27.916 20 - 24 12.660 12.216 24.866 25 - 29 13.902 13.378 27.280 30 - 34 13.310 12.714 26.024 35 - 39 11.670 11.312 22.982 40 - 44 10.550 10.794 21.344 45 - 49 8.686 9.376 18.062 50 - 54 7.601 8.184 15.785 55 - 59 6.336 6.113 12.454 60 - 64 3.817 4.136 7.963 65 - 69 2.612 2.966 5.578 70 - 74 1.556 2.213 3.777 75 + 1.373 2.364 3.737 Jumlah 160.623 149.305 300.434

(23)

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Kota Cirebon Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2011

No Kecamatan Kelurahan Penduduk Rasio

Laki-Laki Perempuan Jumlah Jenis Kelamin

1 Harjamukti 5 52.289 51.270 103.559 101.99 2 Lemahwungkut 4 27.257 26.273 53.530 103.76 3 Pekalipan 4 14.441 14.860 29.321 97.05 4 Kesambi 5 35.677 35.471 71.148 100.58 5 Kejaksan 4 20.964 21.912 42.676 95.67 Jumlah 2011 22 160.628 149.306 300.434 100.55 2010 22 143.600 147.789 296.339 100.55

Sumber : Badan Pusat Statistik, Estimasi Penduduk Hasil SP2010

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan ekonomi diindikasikan dengan melihat indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi, dan PDRB perkapita. a. Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto merupakan indikator yang dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tertentu, menggambarkan struktur ekonomi dan hasil analisisnya menggambarkan kinerja sektor perekonomian. Secara umum PDRB berdasarkan pendekatan produksi adalah jumlah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam satu wilayah atau region tertentu, pada suatu waktu tertentu, dimana umumnya dalam jangka satu tahun. PDRB dihitung berdasarkan dengan harga pada tahun berjalan yang disebut dengan PDRB atas dasar harga berlaku, sedangkan yang dihitung dengan harga pada tahun dasar (2000 = 100) disebut dengan PDRB atas dasar harga konstan 2000.

Produk domestik regional bruto Kota Cirebon baik dihitung berdasarkan harga konstan dan harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2011. Namun laju pertumbuhan PDRB yang disebut pula Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Cirebon berdasarkan harga konstan tiga tahun terakhir (2009 – 2011) berada di bawah posisi rata-rata Propinsi Jawa Barat. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Cirebon pada tahun 2009 hingga tahun 2011 adalah sebesar 5,04 % kemudian menurun menjadi 3,82 % dan terakhir menjadi

(24)

5,93 persen. Sementara Propinsi Jawa Barat pada tahun 2009 adalah sebesar 5,06 %, tahun 2010 5,83 %, dan tahun 2011 sebesar 6,48 % (sumber BPS Propinsi Jawa Barat).

Analisis terhadap indikator pertumbuhan PDRB Kota Cirebon selama kurun waktu 2008-2011 dapat dilihat pada tabel 2.3, 2.4, 2.5, dan 2.6 berikut

(25)

Tabel 2.3

PDRB Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011 (Rp dalam Juta Rupiah)

No Uraian 2008 2009 2010 2011

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

Kota Cirebon

1 PDRB Harga Konstan Tahun

2000 4.811.141,05 5,64 5.053.797,00 5,04 5.246.863,00 3,82 5.557.945,72 5,93

2 PDRB Harga Berlaku 8.933.934,21 16,38 9.86.194,52 10,55 10.931.429,69 10,67 12.117.054,99 10,85

Propinsi Jawa Barat

1 PDRB Harga Konstan Tahun

2000 276.649.280 5,93 290.650.775 5,06 307.604.325 5,83 343.111.243,18 6,48

2 PDRB Harga Berlaku*) 566.281.844 - 622.841.638 8,73 698.912.132 11,72 860.981.992,17 -

(26)

Tabel 2.4

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2008-2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)

Kota Cirebon

No Sektor 2008 2009 2010 2011

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

% % % % % % % %

1 Pertanian 0,36 0,39 0,34 0,37 0,36 0,39 0,35 0,37

2 Pertambangan & penggalian - - - -

3 Industri pengolahan 29,06 35,08 26,85 33,43 22,42 29,05 21,96 28,23

4 Listrik,gas & air bersih 2,19 2,18 2,27 2,27 2,39 2,45 2,26 2,37

5 Konstruksi 5,49 4,85 5,71 4,98 6,07 5,28 6,41 5,57

6 Perdagangan, hotel & restoran 32,77 29,18 33,66 13,54 35,47 31,44 35,19 30,88 7 Pengangkutan & komunikasi 13,14 12,48 13,52 12,33 14,62 13,81 15,34 14,80 8 Keuangan, sewa, & jasa

Perusahaan 9,27 7,76 9,78 7,77 10,69 8,75 10,49 8,92

9 Jasa-jasa 7,71 8,09 7,87 8,53 7,99 8,86 8,00 8,84

10 PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100

(27)

b. Laju Inflasi

Tabel 2.5

Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2011 Kota Cirebon

Tahun 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertumbuhan

Inflasi Rata-rata 4,14 4,11 6,70 3,20 4,54

Sumber : BPS Kota Cirebon, PDRB Kota Cirebon 2008 – 2011.

c. PDRB per Kapita

Tabel 2.6

Nilai PDRB per Kapita Tahun 2008-2011 Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat

No Uraian 2008 2009 2010 2011

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Kota Cirebon

1 PDRB per kapita Harga

Konstan Tahun 2000 16.445.084,57 17.151.699,69 17.702.623,97 18.421.422,23 2 PDRB per kapita Harga

Berlaku 30.537.309,56 33.518.374,23 36.882.035,73 40.161.130,99

Propinsi Jawa Barat*)

1 PDRB per kapita Harga

Konstan Tahun 2000 - - 7.242.661,79 7.631.342,10 2 PDRB per kapita Harga

Berlaku 13.987.000 15.121.000 17.080.212,49 18.802.705,01

*) tanpa minyak dan gas bumi

Sumber : BPS Propinsi Jawa Barat, BPS Kota Cirebon, PDRB Kota Cirebon 2008 – 2011.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan manusia sebagai insan dan sumberdaya pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dilakukan pada seluruh siklus hidup manusia yaitu sejak dalam kandungan hingga lanjut usia. Upaya tersebut dilandasi oleh pertimbangan bahwa kualitas manusia yang baik ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangannya sejak dalam kandungan, pembangunan manusia yang baik merupakan kunci bagi tercapainya kemakmuran bangsa. Selama periode tahun 2008 – 2012 berbagai program yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Cirebon yang ditandai dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan taraf pendidikan penduduk yang meningkat secara bertahap. Gambaran capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator Angka Melek Huruf (AMH), Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Pendidikan yang Ditamatkan, Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Kelangsungan Hidup Bayi, Angka Usia Harapan Hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan dan rasio penduduk yang bekerja.

(28)

a. Angka Melek Huruf (AMH).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditandai oleh semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia yang dapat terlihat dari tiga indikator utama, yaitu kesehatan, pendidikan dan daya beli. Dalam indikator pendidikan dapat diukur dari Angka Melek Huruf penduduk dewasa serta Rata-rata Lama Sekolah. Analisa atas data sebaran Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf menunjukan bahwa ketersediaan sarana prasarana, aksesibilitas dan kondisi sosial ekonomi berpengaruh pada peningkatan Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf. Peningkatan yang cukup signifikan AMH dan RLS terjadi di wilayah perkotaan sementara kondisi di wilayah pinggiran kota akibat berbagai sebab mengalami perlambatan.

Perkembangan Angka Melek Huruf di Kota Cirebon periode tahun 2008 – 2011 mengalami peningkatan setiap tahunnya, sementara untuk tahun 2012 masih dalam proses penghitungan. Angka Melek Huruf pada tahun 2011 adalah sebesar 97,06 atau meningkat sebesar 0,06 % jika dibandingkan tahun 2008 sebesar 97,00 %.

Tabel 2.7

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2008-2012 Kota Cirebon

No. Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 1. Jumlah penduduk usia

diatas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis

209.724 215.262 208.487 211.346 - 2. Jumlah penduduk usia 15

tahun ke atas 216.210 221.874 214.824 217.748 - 3. Angka Melek Huruf 97,00 97,02 97,05 97,06 -

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, diolah.

b. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

Tingginya kontribusi indeks pendidikan dipengaruhi oleh dua komponen yaitu Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Melek Huruf dimana setiap tahunnya menunjukan peningkatan. Begitu pula dengan Rata-rata Lama Sekolah penduduk Kota Cirebon setiap tahunnya menunjukan kenaikan. Hal ini dapat dilihat bahwa Rata-rata Lama Sekolah pada tahun 2008 sebesar 9,20. Tahun 2009 sebesar 9,46 atau naik 0,26 poin dari tahun sebelumnya. Tahun 2010 sebesar 9,47 atau naik 0,01 poin dan pada tahun 2011 sebesar 9,75 atau naik sebesar 0,28 poin dibandingkan tahun 2010. Artinya bahwa pada tahun 2011 rata-rata penduduk Kota Cirebon baru menyelesaikan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau baru mencapai kelas 1 SMA. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada tabel berikut.

(29)

Tabel 2.8

Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kota Cirebon Tahun 2008-2011

No. Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011

1. Rata-rata Lama Sekolah

(tahun) 9,20 9,46 9,47 9,75

Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2007-2011, BPS : Tahun 2012.

c. Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Murni di Kota Cirebon untuk setiap jenjang pendidikan mengalami peningkatan setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,08% dari tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Cirebon untuk menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan menuju rintisan program wajib belajar 12 tahun. Gambaran mengenai APM di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.9

Angka Partisipasi Murni Jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tahun 2008-2011 Kota Cirebon

No. Jenjang Tahun

2008 2009 2010 2011

1. SD/MI 95,63 95,76 96,01 99,27

2. SMP/MTs 90,67 92,05 92,39 95,71

3. SMA/SMK/MA 70,71 71,55 72,49 72,41

Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun 2007-2011, BPS : Tahun 2012.

Berdasarkan data-data tersebut menunjukan Kota Cirebon sudah menuntaskan Program Wajib Belajar 9 Tahun, mengingat sesuai ketentuan Kementerian Pendidikan Nasional bahwa Kabupaten/Kota yang telah mencapai APM minimal 85 % dinyatakan telah menuntaskan Program Wajib Belajar 9 Tahun.

Selain Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK) sering digunakan untuk menunjukan berapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. APK di Kota Cirebon untuk setiap jenjang pendidikan tiap tahunnya mengalami fluktuasi.

Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang pendidikan SD/MI pada tahun 2011 adalah sebesar 137,46 persen atau mengalami penurunan sebesar 21,4 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 158,52 persen. Jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 139,21 persen atau mengalami penurunan sebesar 57,33 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 196,54 persen. Sementara itu, APK untuk jenjang SMA/SMK/MA pada tahun 2011 sebesar 138,03 persen atau mengalami penurunan sebesar 84,41 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 222,44 persen sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

(30)

Tabel 2. 10

Angka Partisipasi Kasar (APK) Siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di Kota Cirebon Tahun 2008 – 2011

No. Jenjang Pendidikan Tahun

2008 2009 2010 2011

1. SD/MI 158,52 127,68 136,36 137,46

2. SMP/MTs 196,54 131,02 137,75 139,21

3. SMA/SMK/MA 222,44 146,49 139,97 138,03

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon Tahun 2012.

Memperhatikan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada semua jenjang pendidikan SD/MI, SMA/SMK/MA yang melebihi angka 100 % menunjukan bahwa sesungguhnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sangat tinggi.

d. Ketenagakerjaan.

Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan. Tingginya angkatan kerja di suatu daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah tersebut. Hal sebaliknya, dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan kesejahteraan sosial. Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja dan distribusi lapangan pekerjaan sangat berguna dalam melihat prospek perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat apakah benar-benar digerakan oleh produksi yang melibatkan tenaga kerja daerah atau karena pengaruh faktor lain. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (peningkatan kemampuan daya beli).

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kota Cirebon setiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2011 TPAK Kota Cirebon sebesar 55,07 % atau mengalami peningkatan sebesar 2,46 % jika dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai 52,61 %. Gambaran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Cirebon tahun 2008 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut.

Tabel 2. 11

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2008-2011 Kota Cirebon No. Tahun T P A K 1. 2008 52,61 2. 2009 51,95 3. 2010 53,18 4. 2011 55,07

(31)

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Gambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.

a. Fokus Layanan Urusan Wajib.

Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan yaitu : 1) Pendidikan.

Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur.

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut :

 Angka Partisipasi Sekolah (APS).

Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menunjukan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Penurunan dan kenaikan nilai Angka Partisipasi Sekolah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah murid usia sekolah. Namun naiknya persentase jumlah murid tidak dapat langsung diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah, sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.

Berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan tahun 2008 – 2011.

Tabel 2. 12

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008-2011 Kota Cirebon

No. Jenjang Pendidikan T a h u n

2008 2009 2010 2011 2012 1. SD/MI

1.1 Jumlah murid SD usia 7-12 tahun 32.531 29.479 34.025 33.042 1.2 Jumlah murid MI usia 7-12 tahun 2.800 2.037 2.906 2.854 1.3 Jumlah murid SMP usia < 13 tahun 3.887 3.625 4.018 4.562 1.4 Jumlah murid MTs usia < 13 tahun 464 140 534 517

Total 39.682 35.281 41.483 40.975 1.5 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 25.903 34.635 32.882 34.075

Angka Partisipasi Sekolah SD/MI 153,19 101,87 126,16 120,25

2. SMP/ MTS

2.1 Jumlah murid SMP usia 13-15 tahun

(32)

No. Jenjang Pendidikan T a h u n

2008 2009 2010 2011 2012 2.2 Jumlah murid MTs usia

13-15 tahun

1.907 1.942 1.973 1.870 2.3 Jumlah murid SMA/SMK < 16 tahun 4.966 5.072 5.553 4.689 2.4 Jumlah murid MA usia < 16 tahun 374 380 177 360

Total 20.174 18.106 20.700 20.198

2.5 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 10.040 18.480 16.904 16.812

Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS 200,94 97,98 122,46 120,14

3. SMA/SMK/MA

3.1 Jumlah murid SMA/SMK usia 16-18 tahun 14.575 14.902 14.519 16.220 3.2 Jumlah murid MA usia 16 – 18 tahun 1.251 1.230 1.364 1.366

Total 15.826 16.132 15.883 17.586 3.3 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18

tahun 9.833 16.026 16.686 16.680

Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA 160,95 100,66 95,19 105,43

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

Secara umum, angka partisipasi sekolah dibawah nilai 100% kecuali di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota dimana yang bersangkutan bersekolah.

 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah.

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan.

Selama kurun waktu 2008-2011 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan dasar mengalami kenaikan. Untuk jenjang SD pada tahun 2011 rata-rata setiap sekolah menampung 192 penduduk usia 7-12 tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang rata-rata setiap sekolah menampung 151 penduduk usia 7-12 tahun. Sedangkan untuk jenjang SMP pada tahun 2011 rata-rata setiap sekolah menampung 324 penduduk usia 13-15 tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang rata-rata menampung 201 penduduk usia 13-15 tahun. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu bertambahnya jumlah sekolah SD/MI dan SMP/MTs atau tingginya angka putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar.

Begitu pula dengan jenjang pendidikan menengah, rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 perbandingan ketersediaan sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 355. Angka ini menunjukan bahwa 1 sekolah SMA/SMK/MA rata-rata menampung 355 penduduk usia 16-18 tahun.

(33)

Tabel 2.13

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008-2012 Kota Cirebon

No. Jenjang Pendidikan T a h u n

2008 2009 2010 2011 2012

1. SD/MI

1.1 Jumlah gedung sekolah 172 177 177 178 -

1.2 Jumlah penduduk

kelompok usia 7-12 tahun 25.903 34.635 32.882 34.075 -

1.3 Rasio 1 : 151 1 : 196 1 : 186 1 : 192 -

2. SMP/MTS

2.1 Jumlah gedung sekolah 50 51 52 52 -

2.2 Jumlah penduduk

kelompok usia 13-15 tahun 10.040 18.480 16.904 16.812 -

2.3 Rasio 1 : 201 1 : 363 1 : 325 1 : 324 -

3. SMA/SMK/MA

3.1 Jumlah gedung sekolah 48 48 47 47 -

3.2 Jumlah penduduk

kelompok usia 16-18 tahun 9.833 16.026 16.686 16.680 -

3.3 Rasio 1 : 205 1 : 334 1 : 355 1 : 355 -

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

 Rasio guru/murid.

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang pendidikan per 10.000 jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran.

Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2008 – 2011.

Tabel 2. 14

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008 -2012 Kota Cirebon No. Jenjang Pendidikan T a h u n 2008 2009 2010 2011 2012 1. SD/MI 1.1 Jumlah Guru 2.172 2.310 2.283 2.081 - 1.2 Jumlah Murid 42.045 42.694 42.569 42.087 - 1.3 R a s i o 1 : 20 1 : 19 1 : 19 1 : 20 - 2. SMP/ MTS 2.1 Jumlah Guru 1.403 1.471 1.539 1.447 - 2.2 Jumlah Murid 20.735 20.947 19.518 21.029 - 2.3 Rasio 1 : 15 1 : 14 1 : 13 1 : 15 - 3. SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah guru 1.634 1.686 1.780 1.773 -

(34)

No. Jenjang Pendidikan T a h u n 2008 2009 2010 2011 2012 3.2 Jumlah murid 22.411 22.648 22.984 22.651 - 3.3 Rasio 1 : 14 1 : 14 1 : 13 1 : 13 -

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

 Persentase Kondisi ruang kelas baik.

Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Cirebon. Pada tahun 2012 ketersediaan jumlah ruang kelas baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 79,68 %.

Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2008-2012.

Tabel 2.15

Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Cirebon Tahun 2008-2012

No. Jenjang Pendidikan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1. SD/MI

1.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 900 911 867 871 859 1.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 216 231 264 285 285 1.3 Jumlah seluruh ruang kelas 1.116 1.142 1.131 1.156 1.144 1.4 % ruang kelas kondisi baik 80,65 79,77 76,66 75,35 75,09 1.5 % ruang kelas kondisi rusak 19,35 20,23 23,34 24,65 24,91

2. SMP/MTs

2.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 514 425 555 469 477 2.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 99 126 69 84 82 2.3 Jumlah seluruh ruang kelas 613 551 624 553 559 2.4 % ruang kelas kondisi baik 83,85 77,13 88,94 84,81 85,33 2.5 % ruang kelas kondisi rusak 16,15 22,87 11,06 15,19 14,67

3. SMA/SMK/MA

3.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 518 517 544 580 539 3.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 51 70 51 41 40 3.3 Jumlah seluruh ruang kelas 569 587 595 621 579 3.4 % ruang kelas kondisi baik 91,04 88,07 91,43 93,40 93,09 3.5 % ruang kelas kondisi rusak 8,96 11,93 8,57 6,60 6,91 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

(35)

 Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/TK.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.

Berikut adalah gambaran mengenai kondisi capaian PAUD/TK di Kota Cirebon selama kurun waktu tahun 2008-2011.

Tabel 2.16

Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Cirebon Tahun 2008-2011

No. Uraian Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 1. Jumlah siswa TK/RA

seluruhnya

6.254 7.650 7.946 9.300 8.996 2. Jumlah siswa TK/RA

usia 5-6 tahun

4.626 4.632 4.926 5.024 5.432 3. Jumlah penduduk usia

5-6 tahun

- 7.197 10.829 8.661 -

4. APK TK/RA - 106,29 73,38 107,38 -

5. APM TK/RA - 63,36 45,49 58,0 -

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2012.

 Angka Putus Sekolah.

Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekoah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah.

Data yang ada menunjukan bahwa jumlah siswa putus sekolah di Kota Cirebon mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,73 persen atau menurun sebesar 1,59 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 2,32 persen, kecuali pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 4,48 persen atau mengalami penurunan sebesar 4,31 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 8,79 persen. Begitu pula untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA setiap tahunnya mengalami penurunan. Angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada tahun 2011 sebesar 38,11 persen atau menurun sebesar 2,32 persen dibandingkan kondisi tahun 2008 yang mencapai 40,43 persen. Untuk mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar

Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk Kota Cirebon tahun  2008 – 2011
Tabel  berikut  menggambarkan  jumlah  LSM/Yayasan  dan  Ormas  di  Kota  Cirebon  selama kurun waktu tahun 2008 – 2012
Tabel 3.4 di bawah ini menyajikan analisis rasio keuangan Pemerintah Kota Cirebon selama  kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
Tabel 9.1 Target Indikator Makro Kota Cirebon 2013-2018

Referensi

Dokumen terkait

satu-satunya hal yang berkaitan dengan logistik, namun yang dimaksud dengan materi dalah muatan pesan yang disampaikan oleh da‟i dan selalu bertolak ukur pada

Hasil belajar mahasiswa diperoleh nilai rata-rata 80,0 kategori lulus. Hal ini disebabkan oleh aktivitas belajar dan motivasi belajar mahasiswa meningkat setelah

014:006 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: &#34;Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut- pengikutnya,

Dengan segenap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

Meskipun tidak terdapat kesepakatan mereka mengenai konsep negara, namun mereka tetap sepakat akan perlunya negara, karena secara fungsional negara dalam

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

pakai yang lain tadi diluar pak diluar emas, perak, uang kita munculkan mulai dari perniagaan ini adalah trade incomes, ini beda dengan industry, pabrik sepatu

kualitas lulusan SMK yang masih rendah terhadap kebutuhan SDM di dunia kerja dan kurangnya kompetensi lulusan untuk menjadi tenaga kerja siap pakai, maka penelitian ini