Korespondensi dengan Penulis: Su t o yo : Telp. +62 274 486 733 Ext.222 E-mail: ty@w imaya-energy.com.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT
RATIO PADA PERUSAHAAN JASA KEUANGAN
Sutoyo
Januar Eko Prasetio
Dian Kusumaningrum
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104 (Ringroad Utara) Condongcatur – Yogyakarta, 55282
Abstract
The objective of this research was to analyze what factors influencing dividend payout ratio at the Indonesian Stock Exchange (ISE). The method used in this research was the survey method. This research was conducted at the ISE using 82 emitens as the sample based on purposive sampling. The first and second hypothesis was analyzed using multiple regression. The result of the first hypothesis analysis showed profitability, liquidity, debt policy, institutional ownership, growth, and firm size simultaneously influential to dividend payout ratio. The second hypothesis analysis showed that only growth influencing dividend payout ratio.
Key words: dividend payout ratio, profitability, liquidity, debt policy, institutional ownership, growth, firm size
Ekspektasi dari para investor terhadap investasi-nya adalah memperoleh return sebesar-besarinvestasi-nya dengan risiko tertentu. Tingkat pengembalian
(re-turn) tersebut dapat berupa dividen atau capital
gain, untuk investasi pada saham, dan pendapatan bunga, untuk investasi pada surat utang. Keun-tungan atas pengembalian investasi tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan kesejahte-raan dari para investor, termasuk didalamnya para pemegang saham (Suharli & Oktorina, 2005). Divi-den merupakan distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu (PSAK No. 23),
sedang-kan capital gain merupasedang-kan bagian keuntungan perusahaan yang ditahan untuk reinvestasi.
Keputusan mengenai dividen terkadang di-integrasikan dengan keputusan pendanaan dan investasinya. Dalam kasus perusahaan membuku-kan laba, namun pembagian dividen rendah mung-kin disebabkan karena manajemen sangat concern tentang kelangsungan hidup perusahaan, melaku-kan penahanan (retainend) laba untuk melakumelaku-kan ekspansi atau membutuhkan kas untuk operasi per-usahaan. Persentase pendapatan yang akan diba-yarkan kepada pemegang saham sebagai cash
pem-bayaran dividen (dividend payout ratio) adalah rasio dividen kas atas pendapatan bersih, (Riyanto, 1995). Dengan kata lain, rasio ini adalah persentase pendapatan bersih atau pendapatan yang dibayar-kan dewan direksi perusahan secara tunai.
Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan DPR telah banyak dilakukan, antara lain: Suharli & Oktorina (2005), Suherli & Harahap (2004), Damayanti & Achayani (2006), Suhartono (2003), dan Omran & Pointon (2003). Akan tetapi penelitian tersebut hanya mencakup perusahaan manufaktur atau seluruh perusahaan kecuali perusahaan jasa keuangan. Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan, apakah faktor-faktor yang mempengaruhi DPR pada per-usahaan manufaktur atau seluruh perper-usahaan yang
listing di BEI berlaku juga untuk perusahaan jasa keuangan? Oleh karena itu, perlu suatu penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijak-an DPR pada perusahakebijak-an jasa keukebijak-angkebijak-an karena ten-tunya karakteristik pada perusahaan jasa keuangan berbeda dengan perusahaan manufaktur. Faktor-faktor yang akan dibahas dalam penelitian ini ada-lah profitabilitas, likuiditas, kebijakan utang, kepe-milikan institusi (institutional ownership), pertum-buhan perusahaan (growth), dan ukuran perusahaan (size).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Keuntungan yang diper-oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, ma-ka ama-kan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Namun muncul perma-salahan, apakah keuntungan yang diperoleh terse-but akan ditahan sebagai sumber dana internal per-usahaan atau dibagikan sebagai dividen. Hasil penelitian Suharli & Oktorina (2005) membuktikan bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang se-arah atau positif dengan kebijakan dividen, sehing-ga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka sema-kin besar dividen yang dibagikan investee kepada investor.
Likuiditas menunjukkan kemampuan per-usahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan yang bersifat jangka pendek. Semakin tinggi likui-ditas perusahaan, maka seharusnya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk membayar di-viden. Perusahaan yang dapat membayar dividen secara tunai menggambarkan posisi likuiditas per-usahaan yang tinggi. Hasil penelitian Suharli & Oktorina (2005) serta Omran & Pointon (2003) me-nunjukkan bahwa likuiditas memiliki yang penga-ruh yang cukup signifikan karena berkurangnya dividen berasosiasi dengan kurangnya likuiditas dan profitabilitas perusahaan.
Kebijakan utang adalah salah satu kebijakan keuangan yang menyangkut sumber dana yang di-peroleh dari sumber-sumber dana eksternal per-usahaan (Rosel, 2005). Penggunaan sumber dana eksternal berupa utang tentunya akan membawa konsekuensi timbulnya kewajiban bagi perusahaan berupa beban bunga yang bersifat tetap. Hal terse-but berakibat perusahaan akan mempertimbangkan hal ini sebagai suatu kebijakan yang dapat mem-pengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagi oleh perusahaan. Tentunya secara logika bahwa perusahaan yang banyak tergantung pada utang yang berasal dari sumber eksternal akan memba-yar dividen yang lebih kecil dibanding dengan per-usahaan yang tidak memiliki utang. Menurut Rosel (2005) menyatakan bahwa perusahaan akan menu-runkan pembayaran dividen, bila sebagian besar keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membayar utang dan beban bunga tetap.
Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, terutama jika menyangkut tentang return. Secara logika, para pemegang saham terutama dari pihak institusi, yang menanamkan dananya pada perusahaan terutama di sektor jasa keuangan (banking, credit
agencies, securities, insurances) tentunya akan meng-harapkan return yang tinggi berupa dividen. Pada suatu institusi yang biasanya memiliki saham yang
cukup besar yang mencerminkan kekuasaan, mem-punyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan terutama pada pihak manajemen jika menyangkut tentang return yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Peneliti-an AriyPeneliti-ani (2001) mengatakPeneliti-an bahwa berdasarkPeneliti-an
agency cost, antara DPR dan kepemilikan institusi diperkirakan memiliki hubungan negatif jika kepe-milikan institusi dalam perusahaan efektif mela-kukan monitoring terhadap manajemen, perusaha-an dengperusaha-an kepemilikperusaha-an institusi yperusaha-ang tinggi akperusaha-an relatif lebih kecil permasalahan agency cost.
Faktor kelima dan keenam adalah pertum-buhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Dama-yanti & Achayani (2006), semakin cepat tingkat per-tumbuhan suatu perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai eks-pansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin memungkinkan per-usahaan menahan keuntungan dan tidak memba-yarkannya sebagai dividen. Perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah ma-suk kedalam pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya da-lam memperoleh dana yang lebih segar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran di-viden yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh dari faktor profitabilitas (return on
as-sets), likuiditas (current ratio), kebijakan utang (debt
to equity ratio), kepemilikan institusi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap DPR pada per-usahaan jasa keuangan.
HIPOTESIS
H1: Profitabilitas (return on assets), likuiditas
(cur-rent ratio), kebijakan utang (debt to equity ratio), kepemilikan institusi (institutional ownership),
pertumbuhan perusahaan (growth), dan ukur-an perusahaukur-an (size) secara simultukur-an berpenga-ruh terhadap dividend payout ratio.
H2: Profitabilitas (return on assets), likuiditas
(cur-rent ratio), kebijakan utang (debt to equity ratio), kepemilikan institusi (institutional ownership), pertumbuhan perusahaan (growth), dan ukur-an perusahaukur-an (size) secara parsial berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
METODE
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan jasa keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2002 sampai dengan 2006. Sampel penelitian ini perusahaan jasa keuang-an ykeuang-ang memiliki kriteria tertentu.
Metode pengambilan sampel dilakukan de-ngan menggunakan metode purposive sampling di-mana pengambilan sampel perusahaan dilakukan berdasarkan kriteria tertentu sebagai berikut: (1) Perusahaan jasa keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2002 sampai akhir tahun 2006, (2) Perusahaan telah mem-bagikan cash dividend paling tidak selama kurun waktu amatan tahun 2002 sampai dengan 2006 (lima tahun), (3) Perusahaan yang dijadikan sampel telah membuat laporan keuangan yang lengkap, sehing-ga memenuhi faktor-faktor yang dibutuhkan da-lam penelitian ini.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi laporan auditan tahunan 2002 sampai dengan 2006 yang diterbitkan oleh perusahaan jasa keuangan yang dipublikasikan oleh Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang terdaftar di BEI dan Indonesian Capi-tal Market Directory (ICMD). Semua sumber data yang akan digunakan untuk menghitung tiap-tiap faktor dalam penelitian ini akan diperoleh dari BEI selama periode 2002 hingga 2006, kecuali untuk menghitung pertumbuhan perusahaan mencakup periode 2001 - 2006.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalahDPR, dihitung berdasarkan dividen per lem-bar saham yang dibagikan earning per lemlem-bar sa-ham pada akhir tahun (Chang & Rhee, 1990) dalam Chhim (1990).
DPR =
Earning
per
lembar
saham
saham
lembar
per
Dividend
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi:
Profitabilitas
Atribut profitabilitas (ROA) diwakili oleh tingkat keuntungan setelah pajak yang dibagikan dengan total assets (Chang dan Rhee, 1990) dalam Chhim (1990).
Return on assets (ROA) =
Total
Assets
Tax
After
Earning
Likuiditas
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemam-puan perusahaan mendanai operasional perusa-haan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diproksi dengan current ratio (CR) (Suharli & Oktorina, 2005).
Current ratio (CR) =
Lancar
g
U
Lancar
Aktiva
tan
Kebijakan Utang
Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagi-an modal sendiri ybagi-ang digunakbagi-an untuk membayar utang. DER dihitung dengan total utang dibagikan ekuitas (Riyanto, 1995).
Kepemilikan Institusi
Kepemilikan institusi merupakan prosentase saham yang dimiliki oleh institusional. Kepemilik-an institusi dihitung dengKepemilik-an rumus sebagai berikut.
Kepemilikan institusi (INSTIT) =
Saham Lembar Total nal Institusio Saham Jumlah
Debt to equity ratio (DER) =
Equity Debt Term Long s Liabilitie Current
Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusa-haan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai ekspansi maka sema-kin mungsema-kin perusahaan menahan pendapatan, bu-kan membayarbu-kannya sebagai dividen. Sebagai indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat pertumbuhan campuran yang diatur tiap tahun dalam total aset (Chang & Rhee, 1990) dalam Chhim (1990).
Growth =
1 1
t t tTA
TA
TA
Keterangan: tTA
: total aset pada tahun ke t1 t
TA
: total aset pada tahun ke t-1Ukuran Perusahaan
Suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang mudah masuk kedalam pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan ma-sih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya dalam memperoleh dana yang lebih segar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari-pada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan diwa-kili oleh logaritma natural dari total assets tiap tahun (Rosel, 2005).
Model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah model regresi linear berganda. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
DPR =
α
0+β
1ROA+β
2CR+β
3DER+β
4INSTIT+β
5GROWTH+β
6SIZE+ eKeterangan:
DPR = dividend payout ratio
α
0 = kontantaβ
1-β
6 = koefisien regresie = kesalahan penganggu
ROA = return on assets CR = current ratio DER = debt to equity ratio
INSTIT = kepemilikan Institutional GROWTH = pertumbuhan perusahaan SIZE = ukuran perusahaan
HASIL
Dalam penelitian ini metode penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentu-kan, dan diperoleh perusahaan yang dijadikan sam-pel sebanyak 82 perusahaan selama periode 2002 sampai dengan 2006 (Tabel 1).
Tabel 1. Data Populasi dan Sampel Perusahaan Jasa Keuangan Periode 2002-2006
Uji Signifikasi Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh variabel bebas ROA, CR, DER, kepemilikan institusi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan secara simultan atau ber-sama-sama terhadap variabel terikat DPR (Tabel 2).
Tabel 2. Hasil Uji F
Kriteria Jumlah
Perusahaan jasa keuangan di BEI pada tahun 2002-2006
314
Perusahaan yang tidak membagi dividen 207 Perusahaan yang tidak memiliki data yang lengkap 25 Perusahaan yang dijadikan sampel 82
Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 1,165 6 ,194 2,435 ,033(a) Residual 5,982 75 ,080 Total 7,147 81
Dari uji ANOVA atau F test dapat dinilai F hitung sebesar 2,435 dengan profitabilitas 0,033 dimana nilainya lebih kecil dari 0,05 (0,033<0,005). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, DER, kepemilikan institusi, pertumbuhan per-usahaan, dan ukuran perusahaan secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terha-dap DPR.
Sedangkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, maka dapat dilihat dari koefi-sien adjusted R2. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terba-tas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-vari-abel independen memberikan hampir semua infor-masi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi R R2 Adjusted R2 Std. Error of the Estimate Durbin-Watson ,404(a) ,163 ,096 ,282421457 1,757
Dari hasil uji koefisien determinasi besarnya adjusted R2 adalah 0,096 (Tabel 3). Hal ini berarti
9,6% variasi variabel DPR dapat dijelaskan oleh variasi dari ke enam variabel ROA, CR, DER, kepe-milikan institusi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan, sedangkan sisanya (100% -9,6% = 90,4%) dijelaskan oleh sebab yang di luar model.
Uji Signifikasi Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh variabel bebas profitabilitas, likuiditas, kebijakan utang, kepemilikan institusi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap variabel DPR.
Sedangkan setelah dilakukan uji t untuk pro-fitabilitas yang diukur dengan variabel ROA diper-oleh koefisien regresi -0,082 dengan t hitung se-besar -0,730 dan tingkat signifikansi 0,468 dimana nilainya diatas 0,05, sehingga menunjukkan hasil kesimpulan bahwa secara parsial profitabilitas ti-dak berpengaruh signifikan terhadap DPR (Tabel 4).
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli & Oktorina (2005) yang meneliti apakah profitabilitas dapat mempre-diksi kebijakan dividen dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bura Efek Jakarta. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa profitabilitas signifikan memiliki hubungan yang searah atau positif dengan kebijakan dividen.
Berdasarkan uji t untuk likuiditas yang ukur dengan CR diperoleh koefisien regresi -0,023
dengan t hitung sebesar -0,392 dan signifikan 0,697 dimana nilainya di atas 0,05 sehingga menunjukkan kesimpulan bahwa secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Suharli & Oktorina (2005) yang membuktikkan bah-wa likuiditas berpengaruh terhadap DPR. Walau-pun demikian, penelitian ini mendukung hasil pene-litian yang dilakukan oleh Adedeji (1998) dan Damayanti & Achayani (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara likuiditas de-ngan DPR.
Berdasarkan uji t untuk kebijakan utang yang diukur dengan DER diperoleh koefisien regresi 0,135 dan t hitung sebesar 1,178 dan signifikan 0,243 dimana nilainya di atas 0,05 sehingga menun-jukkan kesimpulan bahwa secara parsial kebijakan utang tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil yang diper-oleh Suharli & Oktorina (2005) yang membuktikkan bahwa kebijakan utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan uji t untuk kepemilikan institusi diperoleh koefisien regresi -0,003 dengan t hitung sebesar -0,019 dan signifikan 0,985 dimana nilainya di atas 0,05 sehingga menunjukkan kesimpulan bahwa secara parsial kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hasil ini bertolak belakang dengan hasil yang diperoleh Safkaur (2003) yang membuktikkan bahwa kepe-milikan institusi berpengaruh secara signifikan ter-hadap DPR.
Berdasarkan uji t untuk pertumbuhan per-usahaan diperoleh koefisien regresi 0,176 dan t
hi-Variabel Koefisien
Regresi t Sig Keterangan
ROA -,082 -,730 ,468 Ha ditolak
CR -,023 -,392 ,697 Ha ditolak
DER ,135 1,178 ,243 Ha ditolak
Kepemilikan institusi -,003 -,019 ,985 Ha ditolak
Pertumbuhan perusahaan -,176 -2,504 ,014 Ha diterima
Ukuran perusahaan -,656 -,890 ,377 Ha ditolak
tung sebesar -2,404 dan signifikan 0,014 dimana nilainya di bawah 0,05 sehingga menunjukkan ke-simpulan bahwa secara parsial pertumbuhan per-usahaan berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio. Hasil ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Damayanti & Achayani (2006), semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan semakin me-mungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Berdasar-kan uji t untuk ukuran perusahaan diperoleh ko-efisien regresi -0,656 dan t hitung sebesar -0,890 dan signifikan 0,377 dimana nilainya di atas 0,05 sehingga menunjukkan kesimpulan bahwa secara parsial ukuran perusahaan tidak berpengaruh sig-nifikan terhadap DPR. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Safkaur (2003) sema-kin besar ukuran perusahaan akan mempermudah perusahaan dalam mengakses pasar modal. Kemu-dahan dalam mendapatkan dana dari pasar modal ini akan berimplikasi pada pembayaran dividen karena perusahaan besar memiliki fleksibilitas, dan kemampuan untuk mendapatkan sumber dana. Ketidakkonsistenan dengan penelitian sebelumnya, karena perusahaan besar yang mempunyai akses lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil, belum tentu dapat memperoleh dana dengan mudah dan rasio pembayaran divi-den yang lebih tinggi, karena para investor yang akan membeli saham atau menanamkan modalnya pada suatu perusahaan tidak hanya mempertim-bangkan besar kecilnya perusahaan, tetapi juga faktor-faktor lainnya seperti prospek perusahaan, manajemen perusahaan saat ini dan lain sebagainya. Kemungkinan yang lain apabila perusahaan dapat memperoleh dana dari pasar modal, bukan semata-mata digunakan untuk pembayaran dividen, tetapi digunakan untuk tujuan-tujuan lain seperti inves-tasi atau membayar utang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh dari faktor profitabilitas (ROA), likui-ditas (CR), kebijakan utang (DER), kepemilikan institusi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusa-haan jasa keuangan. Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan faktor-faktor yang mem-pengaruhi DPR pada perusahaan jasa keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat di-simpulkan secara simultan atau bersama-sama ROA, CR, DER, kepemilikan institusi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap DPR. Secara parsial atau individual hanya pertumbuhan perusahaan yang berpengaruh ter-hadap DPR, sedangkan ROA, CR, DER, kepemilik-an institusi, dkepemilik-an ukurkepemilik-an perusahakepemilik-an tidak ber-pengaruh secara parsial atau individual terhadap DPR. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR dan memiliki pengaruh negatif, hal ini dimungkinkan karena banyak perusahaan mem-pergunakan keuntungan yang diperoleh untuk membiayai investasinya terutama pada perusahaan yang baru berdiri dan belum banyak dikenal. Likuiditas perusahaan yang seharusnya sangat menentukan pembayaran dividen justru berarah negatif. Hal ini menunjukkan walaupun likuiditas perusahaan cukup kuat namun tidak memberikan dampak yang positif terhadap rasio pembayaran dividen. DER tidak berpengaruh terhadap kebijak-an dividen karena perusahakebijak-an lebih condong me-mentingkan investasi yang harus dibiayai dan dana perusahaan lebih diarahkan untuk melunasi beban utang dan bunga tetap. Hal ini menunjukkan bah-wa perusahaan telah menetapkan kebijakan divi-dennya sebelum perusahaan melakukan pelunasan utangnya, sehingga pelunasan utang tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap dividend payout
ra-tio yang telah ditetapkan. Karena pelunasan utang yang dilakukan oleh perusahaan antara lain dapat
dibiayai dari laba yang tidak dibagi, pengeluaran obligasi baru, atau dari emisi saham baru oleh per-usahaan. Sesuai dengan pendapat Coffe (1991) yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan akuntabilitas manajerial, mekanisme pengawasan oleh investor institutional merupakan salah satu pilihan kebijakan yang sangat penting. Kecende-rungan mengenai peningkatan aktivitas pengawas-an institutional terus meningkat, hal tersebut me-maksa para manajer untuk bertindak hati-hati.
Saran
Sebaiknya investor memperhatikan pertum-buhan perusahaan dalam mempertimbangkan ke-putusan investasinya. Hal ini penting karena per-tumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap DPR. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu peru-sahaan, akan semakin besar tingkat kebutuhan da-na untuk membiayai ekspansi. Semakin besar kebu-tuhan dana di masa yang akan datang, akan sema-kin memungsema-kinkan perusahaan menahan keuntung-an dkeuntung-an tidak membayarkkeuntung-annya sebagai dividen.
Jumlah tahun pengamatan lebih diperpan-jang sehingga dapat melihat kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi DPR dalam jangka pan-jang dan tetap memperhatikan pembedaan antara periode krisis moneter dengan periode kondisi ekonomi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Adedeji, A. 1998. Does Pecking Order hypothesis Explain the Dividend Payout Ratios of Firm in the UK.
Jour-nal of Business Finance:1127-1155.
Ariyani, N.L.G. 2001. Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Keagenan dan Faktor-Faktor Biaya Transaksi Terhadap Rasio Pembayaran Dividen. Tesis. (Tidak Dipublikasikan). Pascasarjana Universi-tas Gadjah Mada Yogyakarta.
Chhim, S. 1999. Analisis Faktor-Faktor yang Mempenga-ruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Manufaktur dan Jasa di Bursa Efek Jakarta. Tesis. (Tidak Dipublikasikan). Pascasarjana Universi-tas Gadjah Mada Yogyakarta.
Damayanti, S. & Achyani, F. 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio; Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntansi Keuangan, 5(1): 51-62. ECFIN, 2003, Indonesian Capital Market Directory 2003,
Jakarta.
ECFIN, 2004, Indonesian Capital Market Directory 2004, Jakarta.
ECFIN, 2005, Indonesian Capital Market Directory 2005, Jakarta.
ECFIN, 2006, Indonesian Capital Market directory 2006, Jakarta.
Ghozali. I. 2005. Analisis Multivariate dengan Program
SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Omran, M. & Pointon, J. 2003. Dividend Policy, Trading characteristic and Shares Prices: Empirical Evi-dence From Egyptian Firms. International Journal of
Theoretical and Applied Finance, 7(2): 121-133. Rosel, 2005. Pengaruh Pertumbuhan, Kebijakan Utang,
Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap Rasio Pembayaran Dividen pada Kelompok Perusahaan yang Growth dan Mature. Tesis. (Tidak Dipublikasikan). Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Safkaur, O. 2003. Analisis Dampak Agency Cost dan Transaction Cost terhadap Rasio Pembayaran Dividen pada Perusahaan Go Public di Indone-sia. Tesis. (Tidak Dipublikasikan). Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Suharli, M. & Oktorina, M. 2005. Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Utang pada Perusahaan Publik di Jakarta. Simposium
Nasional Akuntansi VIII.
Suherli, M. & Harahap, S.S. 2004. Studi Empiris terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah Dividen. Media
Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, 4(3): 223-245. Wahidahwati. 2002. Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflicts: Analisis Persamaan Simultan Non Lin-ear dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan Risiko(Risk Taking), Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen. Simposium Nasional Akuntansi V.