• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi untuk terus berubah dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi untuk terus berubah dan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi saat ini menuntut organisasi untuk terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan perusahaannya secara berkelanjutan. Demi mencapai hal tersebut, perusahaan tidak mungkin terlepas dari tenaga kerja manusianya.

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan hasil yang maksimum apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum. Oleh karena itu, perusahaan dan instansi yang memiliki visi bersaing untuk masa depan tentunya senantiasa akan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Salah satu faktor utama yang dianggap paling relevan dalam mengukur kualitas sumber daya manusia adalah kinerja karyawan (Notoatmodjo, 2009:124).

Di sebagian besar organisasi, kinerja para karyawan individual merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasional. Diskusi pembukaan tentang jenis pekerjaan dan menjadi seorang pemberi kerja terkemuka menekankan bahwa seberapa baik para karyawan melakukan pekerjaan mereka mempengaruhi kinerja organisasional secara signifikan (Mathis dan Jackson, 2006:113).

Selanjutnya, Robbins and Judge (2007:73) menyatakan bahwa terdapat tiga sikap yang menjadi fokus utama sebagian besar riset di bidang perilaku

(2)

organisasi karena kaitannya yang erat dengan pekerjaan. Dua diantaranya adalah kepuasan kerja karyawan dan komitmen organisasi.

Dalam riset di dunia industrial – organizational psychology, hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawan menjadi salah satu riset yang patut dimuliakan. Hubungan ini digambarkan sebagai “Holy Grail” (Landy, 1989). Selain itu, ketertarikan untuk meneliti hubungan antara sikap di tempat kerja dengan produktivitas telah berlangsung sejak the Hawthorne Studies (Roethlisberger and Dickson, 1939) hingga saat ini.

Pada dasarnya, Kepuasan kerja mengacu pada sikap umum karyawan

terhadap pekerjaannya. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan bersikap positif terhadap pekerjaannya, sedangkan karyawan yang kecewa terhadap pekerjaannya akan bersikap negatif (Robbins, 2007:53).

Di sisi lain, Komitmen organisasi didefinisikan oleh beberapa peneliti sebagai ukuran dari kekuatan identitas dan keterlibatan karyawan dalam tujuan dan nilai-nilai organisasi. Komitmen organisasi didapatkan sebagai indikator yang lebih baik bagi “leavers” dan “stayers” daripada kepuasan kerja (Porter, Steers, Mowday, dan Boulian, 1974, dalam McNeese-Smith, 1996 dalam Nurjanah, 2008).

Faktor lain yang harus diperhatikan adalah motivasi bekerja para karyawan. Motivasi adalah kemauan untuk memberikan upaya lebih untuk meraih tujuan organisasi, yang disebabkan oleh kemauan untuk memuaskan kebutuhan individual (Robbins, 2007:129). Pemahaman akan motivasi sangatlah penting karena variabel ini dapat mempengaruhi dan di pengaruhi variabel lain (Mathis

(3)

dan Jackson, 2006:115).

Dengan adanya motivasi yang tepat, para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan–kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan tercakup pula. Dengan motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (McNeese–Smith et al, 1995 dalam Devi, 2009).

Karyawan dengan tingkat motivasi yang tinggi juga di nilai memiliki hubungan yang searah dengan kepuasan kerja sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas dan kreativitas (Amabile,1996; Amabile dan Kramer, 2007 dalam Joo dan Lim, 2009).

Don Carew, Fay Kandarian, Eunice Parisi-Carew, dan Jesse Stoner (2000) dalam WK, Chong, dan William (2010) melakukan sebuah riset intensif untuk mendefinisikan dan mengidentifikasikan nilai-nilai sebuah perusahaan berkinerja tinggi. Sebagai hasil dari riset mereka, Don Carew, Kandarian, Parisi Carew, dan Stoner (2000) menciptakan “SCORES” perusahaan berkinerja tinggi. “SCORES” adalah sebuah singkatan yang mewakili enam buah elemen yang menjadi syarat di setiap perusahaan berkinerja tinggi, yaitu : (1) Shared Information and Open

Communication / Informasi yang Terdistribusi dan Komunikasi yang Terbuka, (2)

Compelling Vision / Visi yang Meyakinkan, (3) On going Learning /

Pembelajaran Berkelanjutan, (4) Relentless Focus on Customer Results / Fokus tanpa Henti kepada Kepuasan Pelanggan, (5) Energizing Systems and Structure /

(4)

Sistem dan Struktur yang Memberi Semangat, (6) Shared and Power and High

Involvement / Kekuasaan yang Diditribusikan dan Keterlibatan Tinggi.

PT. PLN (Persero) merupakan suatu badan yang bergerak di bidang kelistrikan yang melayani kebutuhan akan tenaga listrik untuk berbagai lapisan masyarakat Indonesia mulai dari industri hingga rumah tangga. Sebagai satu-satunya perusahaan yang memasok listrik di Indonesia, PT. PLN yang berpegang teguh pada visi, ”Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul, dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani”, memiliki tantangan yang semakin kompleks dewasa ini.

Berbagai keluhan masyarakat yang muncul terkait dengan pemadaman listrik, tingginya tarif dasar listrik, memperbesar tuntutan masyarakat sebagai konsumen akan pelayanan prima. Total konsumen PLN Disjaya mencapai 3.759.546 pelanggan (status data Maret 2011), merupakan salah satu unit yang memiliki jumlah pelanggan terbesar dibandingkan dengan unit-unit PLN lainnya, dan juga memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan PLN. Kontribusi pendapatan yang diberikan melebihi Rp 23 Triliun. Dengan demikian PLN Disjaya menjadi salah-satu unit yang strategis bagi PLN secara keseluruhan.

Keberhasilan PLN Disjaya dalam memenuhi misinya dapat dikatakan sebagai indikator dari kinerja perusahaan tersebut. Salah satunya terlihat dari pemenuhan konsumsi listrik nasional. Sampai saat ini rasio elektrifikasi PLN Disjaya untuk Wilayah Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang sudah mencapai lebih dari 88% secara nasional (status data tahun 2008, www.pln.co.id), Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa PLN Disjaya sudah cukup

(5)

mampu memenuhi target pemenuhan konsumsi listrik.

Akan tetapi pada taraf pelayanan pelanggan, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan PLN Disjaya belum memuaskan. Hal ini dapat diketahui dari data ketidakpuasan pelanggan melalui metode survei yang dilakukan oleh pihak independen untuk tahun 2010 oleh PUSKAPOL (Pusat Kajian Politik FISIP) UI, dengan memetakan kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan, dan hasilnya sebagaimana diuraikan berikut :

n=950 1,6 71,4 23,9 1,3 1,9 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Tidak Tahu   Gambar 1.1 Grafik Kepuasan Pelanggan tahun 2010 Sumber : PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang

Grafik tersebut menunjukkan bahwa 25,2% pelanggan tidak puas dengan pelayanan PLN Disjaya. Persentasi ketidakpuasan pelanggan ini meningkat menjadi 41,87% di tahun 2011 berdasarkan hasil survei ketidakpuasan pelanggan yang dilakukan PLN Disjaya dengan menggandeng PUSKAPOL (Pusat Kajian Politik FISIP) UI sebagai konsultan (www.pln.co.id/disjaya).

Selain itu, hasil survei integritas pelayanan pelanggan lima tahun terakhir mulai dari tahun 2006 sampai 2010 yang terdiri dari pengalaman integritas (pengalaman korupsi, cara pandang terhadap korupsi), potensi integritas

(6)

(lingkungan kerja, sistem administrasi, perilaku individu, dan pencegahan korupsi) memperlihatkan bahwa PLN termasuk 15 instansi dengan integritas paling buruk (Lampiran surat No. 024/480/DISJAYA/2010).

Berikut data survei Integritas pelayanan PLN Disjaya dari 2006 sampai 2010 yang memperlihatkan bahwa selama lima tahun terakhir, intergritas PLN Disjaya masih berada dibawah target :

Gambar 1.2 Grafik survey integritas pelayanan Sumber : PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang

Beberapa data di atas menunjukkan bahwa kinerja karyawan PLN Disjaya belum optimal untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sedangkan, kepuasan pelanggan yang tinggi dapat dicapai apabila karyawan memberikan totalitas pelayanan terhadap pelanggan. Oleh karena itu, PLN Disjaya perlu meningkatkan kinerja SDM yang dimilikinya. Hal tersebut menjadi sebuah tuntutan yang harus dipenuhi karena kinerja SDM erat kaitannya dengan pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencapai hal tersebut, maka upaya PLN Disjaya perlu didukung oleh motivasi bekerja, komitmen terhadap organisasi dan

(7)

kepuasan kerja yang tinggi dari para karyawannya sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai tujuan suatu organisasi.

Mengingat pentingnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan guna mencapai tujuan perusahaan maka dalam penyusunan skripsi ini

penulis mengambil judul : “ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA

KARYAWAN – KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (STUDI KASUS: PT. PLN (PERSERO) DISJAYA DAN TANGERANG)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kerangka permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah meliputi :

1. Apakah Motivasi Kerja yang dimiliki karyawan dapat memoderasi pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan ?

2. Apakah Motivasi Kerja yang dimiliki karyawan dapat memoderasi pengaruh antara Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis sejauh mana Motivasi Kerja yang dimiliki karyawan dapat memoderasi pengaruh antara Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

(8)

2. Untuk menganalisis sejauh mana Motivasi Kerja yang dimiliki karyawan dapat memoderasi pengaruh antara Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak instansi

Hasil penelitian diharapkan memberikan saran, pemikiran dan informasi yang bermanfaat yang berkaitan perencanaan strategi dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan komitmen organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang untuk mencapai kinerja yang maksimal.

2. Bagi pihak akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran serta pengaplikasian ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan pengaruh faktor-faktor kepuasan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan atau untuk pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya, dan sebagai bahan pertimbangan perusahaan atau instansi lain yang menghadapi permasalahan yang sama.

Gambar

Grafik tersebut menunjukkan bahwa 25,2% pelanggan tidak puas dengan  pelayanan PLN Disjaya
Gambar 1.2 Grafik survey integritas pelayanan  Sumber : PT. PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian prediksi tingkat dosis pada korban kecelakaan akibat paparan radiasi pengion dosis tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik PCC karena

Pengembalian (Retur) atas Belanja Bantuan Sosial (Bansos) yang belum tersalurkan di Tahun 2016 pada Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial belum sesuai

Pemantauan dan evaiuasi atas capaian output Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b, dapat dilakukan oleh aparat pengawas internal pemerintah (APIP)

Kerusakan pada fraktur Le Fort akibat arah trauma dari anteroposterior bawah dapat mengenai nasomaksila, bagian bawah lamina pterigoid, anterolateral maksila, palatum durum,

Penampang stratigrafi adalah suatu gambaran urutan vertical lapisan-lapisan batuan sedimen pada lintasan batuan yang dipilih, setiap titik dalam urutan stratigrafi mengikuti

Departemen Teknik Kimia UI Page 5 Dengan menggunakan matriks tersebut, maka untuk mengetahui nilai d, R, dan a dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual

Maka penulis berusaha memberi solusi untuk para pengendara mobil agar menggunakan aplikasi yang dapat menjawab sms secara automatis sehingga dapat

Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan berkarakter yang dirumuskan oleh Kemendiknas (2010) sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Kosim (t. th:89-90) meliputi delapan