• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN. diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis (Nazir. 2009). Bab 3 ini berisi tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN. diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis (Nazir. 2009). Bab 3 ini berisi tentang"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan

Metodologi penelitian merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis (Nazir. 2009). Bab 3 ini berisi tentang hal-hal yang menyangkut operasional penelitian. Pembahasan seputar karakteristik subjek, prosedur, dan proses penelitian, serta aspek-aspek lain yang terkandung dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, menjelaskan akan mengenai jenis, metode, unit analisis yang digunakan dalam penelitian, jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan asosiatif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Studi deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan studi asosiatif adalah suatu metode dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individual, yaitu nasabah PT. Bank Rabobank International Indonesia.

Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek – aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati. Studi ini membantu penelitian untuk menjelaskan

(2)

karakteristik subjek yang diteliti, atau mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide masalah untuk pengujian atau penelitian selanjutnya.

Penelitian ini bersifat historis karena data diambil dari observasi orang lain dimana hanya mengidentifikasi masalah, menentukan tujuan penelitian, mengevaluasi data dan hasilnya berupa laporan. Horizon waktu yang digunakan dalam penelitian ini, adalah cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu periode waktu tertentu seperti satu hari, satu minggu, atau satu bulan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian karena data hanya sekali dikumpulkan dalam beberapa waktu tertentu. Desain dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif – Deskriptif

Survey Individu – Nasabah Cross Sectional

T-2 Asosiatif – Deskriptif

Survey Individu – Nasabah Cross Sectional

T-3 Asosiatif – Deskriptif

Survey Individu – Nasabah Cross Sectional

T-4 Asosiatif – Deskriptif

Survey Individu – Nasabah Cross Sectional

T-5 Asosiatif – Deskriptif

Survey Individu – Nasabah Cross Sectional

T-6 Asosiatif – Deskriptif

(3)

Keterangan :

T-1 : untuk mengetahui pengaruh words of mouth communications terhadap subjective norm

T-2 : untuk mengetahui pengaruh words of mouth communications terhadap brand switching

T-3 : untuk mengetahui pengaruh subjective norm terhadap brand

swtiching

T-4 : untuk mengetahui pengaruh words of mouth communications terhadap brand switching melalui Subjective Norm

T-5 : untuk mengetahui pengaruh customer dissatisfaction terhadap

brand switching

T-6 : Untuk mengetahui pengaruh variety seeking memoderasi hubungan antara customer dissatisfaction terhadap brand switching

3.2 Variabel Operasional

Berdasarkan Sugioyono dalam umar (2005, p.128), variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti dan mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut. Definisi operasional adalah menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. Definisi operasional berisi penjelasan mengenai istilah – istilah yang digunakan dalam penelitian.

Definisi operasioanal adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur variabel tertentu. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

(4)

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (positif atau negatif). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah Words of Mouth

Communications (X1), Consumer Dissatisfaction (X2), dan Variety Seeking

(X3).

2. Variabel antara (Intervening Variable)

Adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan tidak langsung. Menurut Uma Sekaran (2006, p124), variabel antara adalah variabel yang menghubungkan antara waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah Subjective Norm (Y).

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (menemukan variabel yang memengaruhinya). Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah

Brand Switching (Z).

Skala pengukuran untuk Instrument penelitian yang digunakan adalah : Tabel 3.2 Variabel Operasional

Variabel Definisi Variabel Indikator

Skala Pengukuran Words of Mouth Communications (X1) Dapat disimpulkan bahwa Words of Mouth

Communications adalah promosi atau rekomendasi yang Professional Similarity Consensus Distinctiveness Consistency Skala Ordinal (Likert)

(5)

dilakukan melalui pembicaraan dari mulut ke mulut dengan cara menceritakan

pengalaman atau

keunggulan dari satu produk (Kotler & Keller, 2007). Customer Dissatisfaction (X2) Ketidakpuasan konsumen digambarkan sebagai lawan dari kepuasan (Mittal dalam Heijden dan Snijder, 2007) Kurang mencari informasi Kurangnya pengalaman Kurangnya memahami kategori produk Evaluasi yang lebih terbatas Skala Ordinal (Likert) Variey Seeking (X3) Kebutuhan mencari variasi adalah keinginan

konsumen untuk

mencari produk baru. ketika individu tidak puas dan ia tidak suka mencari variasi maka ia kurang termotivasi

Personality Faktor

Motivasional Skala Ordinal (Likert)

(6)

untuk berpindah merek (Hoyer dan Ridgway,1984) dalam Setiyaningrum (2007) Subjective Norm (Y)

Subjective norms adalah seseorang yang percaya bahwa mewujudkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang positive atau negative, sikap yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan sebelum melakukan perilaku (Ajzen dan Fishbein 1980: 5-7) dalam Leong dan Wang (2006). Peran Keluarga Dukungan Teman Dukungan orang yang dianggap

penting Skala Ordinal (Likert)

Brand Switching (Z)

Menurut Ganes, Arnold, Reynold (dalam Chatrin dan Karlina, 2006) Brand switching adalah perilaku konsumen yang mencerminkan

pergantian dari merek

Komitmen Pelanggan Reputasi Kualitas Pelayanan Skala Ordinal (Likert)

(7)

produk yang biasa dikonsumsi dengan produk merek lain.

3.3 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2008, p132-p133 skala likert digunakan unuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak yang menyusun instrument-instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi yang sangat positif sampai yang sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

a) Sangat tidak setuju b) Tidak setuju c) Cukup setuju d) Setuju e) Sangat setuju

Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban itu diberi skor :

a) Sangat tidak setuju 1

b) Tidak setuju 2

c) Cukup setuju 3

d) Setuju 4

(8)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang (responden). Maka jenis data yang digunakan adalah data subyek. Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Untuk mendapatkan data yang valid untuk penelitian, yang pertama perlu diketahui adalah mengenai jenis- jenis data. Data dikelompokkan sebagai berikut (Sugiyono, 2008, 10) :

1. Menurut Sifat

a. Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. 2. Menurut Sumber

a. Data internal, yaitu data yang bersumber dari keadaan atau kegiatan suatu perusahaan.

b. Data eksternal, yaitu data yang bersumber dari luar perusahaan. 3. Menurut cara memperoleh

a. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan atau perorangan langsung dari obyeknya.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi.

4. Menurut waktu pengumpulannya

a. Data Cross section, yaitu data yang dikumpulkan dalam suatu periode tertentu yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam periode tertentu.

(9)

b. Data Time series (berkala), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang bertujuan untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke waktu. Data ini sering disebut sebagai data historis.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang digunakan, yakni data primer dan data sekunder. Data primer berupa, informasi yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung, data ini didapatkan melalui wawancara, observasi perusahaan dan penyebaran kuesioner. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari obyeknya. Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner dari nasabah di Bank Rabobank International cabang Tanah Abang.

Sedangkan data sekunder berupa, informasi yang didapatkan dari informasi data – data perusahaan, data ini didapatkan melalui internet dan media massa yang berupa profil perusahaan. Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder pada penelitian ini terdiri dari volume jumlah nasabah pada semua tabungan di Bank Rabobank dari tahun 2008 - 2012, data ini kemudian dipakai sebagai elemen latar belakang pada penelitian ini. Selain itu data sekunder pada penelitian ini didapat pada situs maya yang berhubungan mengenai Bank Rabobank.

Sumber data yang diperoleh dari dalam penelitian ini berupa data internal dan data eksternal. Data internal yang diperoleh dari perusahaan seperti data jumlah nasabah pada produk Tabungan dan data eksternal adalah data yang di dapat di luar perusahaan seperti hasil penelitian sebelumnya yang diteliti oleh pihak lain.

(10)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari :

1. Studi Kepustakaan (library Research)

Segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis.

Masalah penulisan dapat ditemukan dari beberapa sumber, yaitu dari pengalaman sendiri, dari teori-teori yang perlu diuji kebenarannya dan dari bahan¬bahan pustaka. Setelah masalah penelitian ditemukan, seorang peneliti perlu melakukan suatu kegiatan yang menyangkut pengkajian bahan-bahan tertulis yang merupakan sumber acuan untuk penelitiannya. Kegiatan ini, yang juga disebut studi kepustakaan, merupakan suatu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti baik sebelum maupun selama penelitian berlangsung. Dalam tulisan ini akan dibahas apa yang dimaksud dengan studi kepustakaan, tujuan, sumber-sumber, hambatan, dan bagaimana melakukan studi kepustakaan.

Setelah menemukan masalah yang akan diteliti seorang peneliti akan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitiannya. Salah satu diantaranya adalah melakukan studi kepustakaan, yang mungkin sudah dirintisnya ketika masih ada dalam tahap mencari masalah penelitian. Penggunaan pustaka untuk ditinjau secara singkat pada dasarnya bermanfaat menunjukkan aspek ilmiah dalam penelitian yang akan disusun.

(11)

2. Riset Lapangan (field research)

Merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian lapangan biasa dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya berdasarkan konteks. Penelitian lapangan biasa diadakan di luar ruangan.

Dapat dilakukan dengan teknik :

a. Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap survey, tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. b. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab

atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian kuesioner merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar – benar mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Ridwan dan

(12)

Kuncoro, 2007, p40). Terdapat berbagai teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan yang digambarkan secara sistematis.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling yaitu Simple Random Sampling. Dimana pengertian menurut Istanjo (2009, p118) Simple Random Sampling adalah teknik pengambilan sample secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dengan teknik semacam itu maka terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance), dalam arti memiliki kesempatan yang sama, bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum.

Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya.

Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Salah satu cara menentukan besaran sampel yang memenuhi hitungan itu adalah yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010; dengan rujukan Principles and Methods of Research; Ariola et al. (eds.); 2006) sebagai berikut :

1

2

+

=

Ne

N

n

(13)

Di mana :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)

(

280

.

0

,

10

)

1

280

2

+

=

n

= 73,68 dibulatkan menjadi 100 sample

3.7 Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah deskriptif, analisis dimana data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS. Yaitu dengan menggunakan metode perhitungan analisis jalur (path analysis). Analisis ini akan digunakan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y dan dampaknya terhadap Z. Untuk mengetahui derajat variabel Words of Mouth (X1) terhadap Subjective Norm (Y) dampaknya terhadap Brand Switching (Z) serta Customer Dissatisfaction (X2) dan Variety Seeking (X3) dampaknya terhadap Brand Switching (Z) dilakukan penyebaran kuesioner dan analisis yang digunakan adalah teknik korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur.

Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis. Di awali pada instrumen penelitian, yaitu pada kuesioner dengan melakukan uji validitas dan realibilitas. Kemudian dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut untuk menjawab semua tujuan-tujuan penelitian, yaitu dengan analisis koefisien korelasi pearson, regresi sederhana dengan path analysis. Dalam

(14)

pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).

3.7.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur (Agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi, validitas berdasarkan kriteria dan validitas

konstruk.

Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi

product moment, sebagai berikut :

Dimana :

(15)

• ΣX = jumlah skor tiap pertanyaan/ item • ΣY = jumlah skor total

• N = jumlah responden

Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kritik. Selanjutnya, jika nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan.

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

Keterangan :

• t = Nilai thitung

• r = Koefisien korelasi hasil rhitung • n = Jumlah responden

• Distribusi (Tabel t) untuk

ɑ

= 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) • Kaidah keputusan : Jika t hitung > t table berarti vaild

• Sebaliknya t hitung < t table berarti tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu. Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

thitung = 2 1 2 r n r − −

(16)

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika r alpha positif dan r alpha > r table, maka butir atau variabel tersebut reliable

• Jika r alpha positif dan r alpha < r table, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable

• Jika r alpha > r table tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable

3.7.3 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Jika data yang dikumpulkan memiliki skala ukur ordinal, maka data tersebut harus diubah (transformasi) menjadi data interval. Mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya adalah data berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana menggunakan MSI (Method of Successive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut (Ridwan dan Kuncoro, 2007, p30):

1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.

(17)

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

4. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi berurutan per kolom skor.

5. Menentukan nilai Z, dengan menggunakan tabel Distribusi Normal Baku (Riduwan dan Kuncoro 2007, p35), hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan densitas, tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel Koordinat Kurva Normal Baku (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p36).

7. Menentukan scale value (skala nilai) dengan menggunakan rumus:

(

) (

)

(

Areabelowupper limit

) (

Areabelowlower limit

)

limit upper at Density limit lower at Density − − = NS

8. Tentukan nilai transformasi (skala akhir) dengan rumus:

(

)

[

1 NSmin

]

NS

Y − + +

3.7.4 Path Analysis

Berdasarkan Wicaksono (2006, p152), analisis jalur (path analysis) merupakan alat analisis yang digunakan untuk menelusuri pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) variabel bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen). “Path analysis basically examines the direction of relationships through the postulation of some theoretical relationship between variables and then a test to see if the direction of these relationships is substantiated by the data” (Salkind, 2009, p326). Sedangkan

(18)

berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p2), model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar-variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

3.7.4.1 Prinsip-Prinsip Dasar Path Analysis

Berikut adalah Prinsip-prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur diantaranya ialah (Sarwono, 2007) :

1. Adanya linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear

2. Adanya aditivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi 3. Data berskala interval. Semua variabel yang diobservasi

mempunyai data berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode suksesive interval (MSI) terlebih dahulu. 4. Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi

dengan salah satu variabel-variabel dalam model.

5. Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar, maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur. 6. Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah.

Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih variabel bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standar error

(19)

yang besar dari koefesien beta (b) yang digunakan untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial.

7. Adanya recursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping).

8. Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefesienkoefesien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefesien jalur akan merefleksikan kovarians bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat diinterpretasi secara tepat dalm kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung.

9. Terdapat masukan korelasi yang sesuai. Artinya jika kita menggunakan matriks korelasi sebagai masukan, maka korelasi Pearson digunakan untuk dua variabel berskala interval; korelasi polychoric untuk dua variabel berksala ordinal; tetrachoric untuk dua variabel dikotomi (berskala nominal); polyserial untuk satu variabel interval dan lainnya ordinal; dan biserial untuk satu variabel berskala interval dan lainnya nominal.

10.Terdapat ukuran sampel yang memadai. Jika dalam contoh ini hanya diberikan 30 sampel, maka sebaiknya untuk riset yang sebenarnya gunakan sample minimal 100 untuk memperoleh hasil analisis yang signifikan dan lebih akurat.

11.Sampel sama dibutuhkan untuk pengitungan regresi dalam model jalur.

(20)

12.Asumsi analisi jalur mengikuti asumsi umum regresi linear, yaitu: a. Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka

signifikansi pada ANOVA sebesar < 0.05

b. Predictor yang digunakan sebagai variable bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation.

c. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T. Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis)

d. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variable bebas.

e. Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson sebesar < 1 dan > 3

3.7.5 Metode analisis regresi dengan variabel moderating Macam-Macam Variabel

Berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar variabel (Indriantoro, 199:63-68), maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel Independen (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen disebut pula variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable).

(21)

Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable).

b. Variabel Dependen (Dependent Variable)

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen disebut juga variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variable). Variabel dependen juga dapat disebut sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).

c. Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif tergantung pada variabel moderating, oleh karena itu variabel moderating dinamakan pula sebagai contigency variable. d. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel variabel independen dengan variabel variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel-variabel-variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen.

(22)

2. Bentuk-Bentuk Hubungan Dasar Antar Variabel

Teori-teori dalam ilmu sosial memberikan gambaran sistematis mengenai fenomena sosial melalui hubungan dua variabel atau lebih. Hubungan antar variabel pada dasarnya merupakan simplifikasi dari gambaran fenomena-fenomena sosial yang sebenarnya bersifat kompleks. Ada beberapa bentuk hubungan antar variabel (Indriantoro, 1999: 64- 67), diantaranya adalah :

1. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Independen Dengan Variabel Dependen

Bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat. Bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat bersifat positif atau negatif. Hubungan di atas disebut juga paradigma sederhana, yaitu hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Selain hubungan tersebut, ada beberapa hubungan yang lain, yaitu:

X (Variabel Independen) Y (Variabel Dependen)

(23)

a. Paradigma ganda dengan dua variabel independen

Gambar 3.2 Paradigma ganda dengan dua variabel independen b. Paradigma ganda dengan lebih dari dua variabel independen

Gambar 3.3 Paradigma Ganda Dengan Lebih Dari Dua Variabel Independen

c. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen

Gambar 3.4 Paradigma ganda dengan dua variabel dependen

X1 X3 X2 Y Y1 Y2 X1 X1 Y X2

(24)

d. Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua variabel dependen

Gambar 3.5 Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua variabel dependen

2. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dimoderasi oleh variabel moderating

Gambar 3.6 Hubungan Antara Variabel Independen Dengan Variabel Dependen Yang Dimoderasi Oleh Variabel Moderating

Variabel moderating mempengaruhi hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengaruh ini dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating juga dapat menyebabkan sifat atau hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi positif atau negatif. Pengembangan hubungan dapat digambarkan sebagai berikut:

X1 X2 Y2 Y1 X1 (Variabel Independen) X2 (Variabel Moderating) Y (Variabel Dependen)

(25)

Gambar 3.7 Pengembangan Hubungan Antara Variabel Independen Dengan Variabel Dependen Yang Dimoderasi Oleh

Variabel Moderating

3. Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dimediasi oleh variabel intervening.

Gambar 3.8 Hubungan Antara Variabel Independen Dengan Variabel Dependen Yang Dimediasi Oleh Variabel Intervening Variabel intervening mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung. Pengembangan hubungan dapat digambarkan sebagai berikut: X1 X2 X3 Y X (Variabel Independen) Y (Variabel Intervening) Z (Variabel Dependen)

(26)

Gambar 3.9 Pengembangan Hubungan Antara Variabel Independen Dengan Variabel Dependen Yang Dimediasi Oleh

Variabel Intervening

4. Analisis Regresi Dengan Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel independen yang berfungsi menguatkan atau melemahkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Model hubungan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.10 Model Hubungan Regresi Dengan Variabel Moderating

Pada gambar di atas variabel X2 merupakan variabel moderating, karena dapat melemahkan atau memperkuat hubungan antara X1 dan Y. Artinya, semakin tinggi X1 dan X2, maka semakin tinggi Y, dan

X1 X2 Y Z X1 X2 Y

(27)

sebaliknya semakin rendah X1 dan X2, maka semakin rendah pula Y. Ada beberapa cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating dan salah satunya adalah Moderated Regression Analysis (MRA).

5. Menguji Regresi Dengan Variabel Moderating Menggunakan MRA

Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan

aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1X2 + e

Variabel perkalian antara X1 dan X2 disebut juga variabel moderat oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel X2 terhadap hubungan X1 dan Y. Sedangkan variabel X1 dan X2 merupakan pengaruh langsung dari variabel X1 dan X2 terhadap Y. X1X2 dianggap sebagai variabel moderat karena:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1X2 + e dY/dX1 = b1 + b3X2

Persamaan tersebut memberikan arti bahwa dY/dX1 merupakan fungsi dari X2 atau variabel X2 memoderasi hubungan antara X1 dan Y.

(28)

Gambar 3.11 Model Hubungan Regresi Dengan Variabel Moderating Menggunakan Mra

Hipotesis yang akan diuji :

Semakin tinggi X1 dan X2 maka akan berpengaruh terhadap semakin tingginya Y. Untuk menguji apakah B merupakan variabel moderating maka persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1X2 + e Ketentuan :

Jika variabel X2 merupakan variabel moderating, maka koefisien b3 harus signifikan pada tingkat signifikansi yang ditentukan.

Regresi dengan Moderated Regression Analysis (MRA) pada umumnya menimbulkan masalah oleh karena akan terjadi multikolonieritas yang tinggi antara variabel independen, misalkan antara variabel X1 dan variabel moderat (X1X2) atau antara variabel X2 dan Moderat (X1X2). Hal ini disebabkan pada variabel moderat ada unsur X1 dan X2. Hubungan multikolonieritas lebih dari 80% menimbulkan masalah dalam regresi.

Contoh:

Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y dengan X3 sebagai variabel moderating

X1

X2

(29)

3.7.6 Koefisien Korelasi Pearson

Berdasarkan Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro (2008,p61) untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment, dengan rumus:

n(

ΣXY) – (ΣX) . (ΣY)

r

xy =

{ n

Σ

X² – (

Σ

X)²} {n

Σ

Y² – (

Σ

Y)²}

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤r≤+1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada Tabel 3.7.4 Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu melakukan uji signifikansi dari hubungan antara variabel X terhadap Y. Uji signifikansi adalah sebagai berikut:

Hipotesis :

Ho: Variabel X tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y Ha: Variabel X memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan :

Sig ≥α→ Ho diterima, Ha ditolak Sig < α→ Ho ditolak, Ha diterima

(30)

Tabel 3.3 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199 Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007,p62).

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan penelitian, dengan tingkat kepercayaan 90%, sehingga tingkat presisi atau bastas ketidakakuratan (alpha) sebesar 10% atau 0,10. Dasar Pengambilan Keputusan dapat ditentukan dengan :

Membandingkan nilai probabilitas sig dengan nilai probabilitas 0,10 :

• Jika nilai probabilitas 0,10 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (Sig ≥ 0,10), maka Ho diterima dan Hα ditolak.

• Jika nilai probabilitas 0,10 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (Sig ≤ 0,10), maka Ho ditolak dan Hα diterima.

Berdasarkan judul penelitian, yaitu : “pengaruh words of mouth communications, customer dissatisfaction, variety seeking dan subject norm terhadap brand switching pada PT. Bank Rabobank International Indonesia Cabang Tanah Abang “, maka dapat ditentukan bahwa :

X1 = Words of Mouth Communications X2 = Customer Dissatisfaction

(31)

X3 = Variety Seeking Y = Subjective Norm Z = Brand Switching

Tujuan Penelitian (Sub struktur1)

Gambar 3.12 Sub Struktur 1 Hipoesis pengujian secara individual antara X1 dan Y

Ho : Variabel Words of Mouth Communications tidak berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Subjective Norm

Hα : Variabel Words of Mouth Communications berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Subjective Norm

Tujuan Penelitian (Sub struktur2)

Gambar 3.13 Sub struktur2

X1 Y

X1

X2

X3

(32)

Hipotesis pengujian secara simultan antara X1, X2 dan X3 dan Z

Ho : Variabel Words of Mouth Communications, Customer Dissatisfaction dan Variety Seeking tidak berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hα : Variabel Words of Mouth Communications, Customer Dissatisfaction dan Variety Seeking berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hipoesis pengujian secara individual antara X1 dan Z

Ho : Variabel Words of Mouth Communications tidak berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hα : Variabel Words of Mouth Communications berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hipoesis pengujian secara individual antara X2 dan Z

Ho : Variabel Customer Dissatisfaction tidak berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hα : Variabel Customer Dissatisfaction berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hipoesis pengujian secara individual antara X3 dan Z

Ho : Variabel Variety Seeking tidak berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hα : Variabel Variety Seeking berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

(33)

Hipoesis pengujian secara individual antara Y dan Z

Ho : Variabel Subjective Norm tidak berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

Hα : Variabel Subjective Norm berkonstribusi secara simultan dan signifikan terhadap variabel Brand Switching.

3.9 Rancangan Pemecahan Masalah

Sesuai dengan tujuan penelitian, ingin mengetahui bagaimana pengaruh Variabel Words of Mouth Communications, Variabel Customer Dissatisfaction, Variabel Variety Seeking dan Variabel Subjective Norm terhadap Variabel Brand

Switching nasabah Bank Rabobank International Indonesia cabang Tanah Abang.

Untuk mendapatkan hasil dari setiap tujuan penelitian, maka dilakukan survey melalui kuesioner pada para nasabah Bank Rabobank International Indonesia cabang Tanah Abang. Setelah itu data – data yang didapatkan peneliti dianalisis dengan menggunakan Metode Analisis Regresi dengan Variabel Moderating, Koefisien Korelasi Pearson dan Path Analysis.

Dengan diketahuinya tujuan – tujuan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang besarnya pengaruh antar variabel – variabel yang diteliti sehingga dapat berguna sebagai bahan masukan untuk perusahaan dalam pembuatan keputusan.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Independen   Dengan Variabel Dependen
Gambar 3.3 Paradigma Ganda Dengan Lebih   Dari Dua Variabel Independen
Gambar 3.5 Paradigma ganda dengan dua variabel  independen dan dua variabel dependen
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 5 uji regresi di atas dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel pemahaman dasar (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,057 yang sama dengan

Sumber: Structural Integrity and Life[6] Dari gambar 3 diketahui bahwa kekuatan impact tertinggi dari hasil pengelasan dengan gas pelindung ArCO 2 pada kuat arus 100A dan

Hasil ini juga terlihat dari tingginya konsentrasi klorofil-a di perairan dekat daratan jika dibandingkan dengan daerah lepas pantai, ini menegaskan bahwa sebaran

Selain kendala yang dialami oleh Jaksa penyidik, pihak Kejaksaan Negeri Malang telah melakukan sarana perbaikan atau serangkaian upaya yang dilakukan untuk

Isolat E dipilih sebagai isolat terbaik penghasil asam sitrat berdasarkan indeks asam sitratnya dan berdasarkan hasil perhitungan kadar asam sitrat diperoleh hasil

Secara umum, proses penguraian dependensi dilakukan dengan cara memeriksa hubungan ketergantungan antara dua buah kata. Jika ada hubungan ketergantungan antara keduanya,

Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap bimbingan, penyertaan, hikmat dan kekuatan dalam proses menyelesaikan skripsi ini.. Almarhum papa dan mama, untuk setiap kasih sayang, dukungan

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan cacing nematoda yang menginfeksi saluran pencernaan anak babi yang dijual di pasar tradisional di wilayah