• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap konsumen terhadap diferensiasi desain produk berdasarkan karakteristik psikografis dan tingkat keterlibatan konsumen : studi kasus pada konsumen Kedai Digital Jl. Demangan Baru no. 11 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sikap konsumen terhadap diferensiasi desain produk berdasarkan karakteristik psikografis dan tingkat keterlibatan konsumen : studi kasus pada konsumen Kedai Digital Jl. Demangan Baru no. 11 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus pada Konsumen Kedai Digital Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Marika Deviawati NIM : 0 5 2 2 1 4 1 4 2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

“ PEMENANG BUKANLAH ORANG YANG TIDAK PERNAH

KALAH, TETAPI PEMENANG MENJADIKAN KEKALAHAN

ITU SEBAGAI PENGALAMAN UNTUK MENDAPATKAN

HASIL YANG TERBAIK ”

Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah

dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan

ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan

pikiranmu dalam Yesus Kristus.

(Filipi 4 : 6-7).

(5)
(6)

vi

BERDASARKAN KARAKTERISTIK PSIKOGRAFIS DAN TINGKAT KETERLIBATAN KONSUMEN

Studi pada Konsumen Kedai Digital, Jl. Demangan Baru No. 11 Yogyakarta

Marika Deviawati

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Karakteristik psikografis konsumen yang mempunyai sikap paling positif terhadap diferensiasi desain produk; 2). pengaruh tingkat keterlibatan konsumen terhadap sikap pada diferensiasi desain produk.

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada konsumen Kedai Digital Jl. Demangan Baru No. 11 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen Kedai Digital Jl. Demangan Baru No. 11 Yogyakarta. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah Purposive Convenience Sampling. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Pearson’s Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik, One Way Anova, dan Analisis Regresi Linier Sederhana, pada taraf signifikansi 5%.

(7)

vii

A Case Study on Consumers of Kedai Digital, Jl. Demangan Baru No. 11 Yogyakarta

Marika Deviawati

Management Study Program of Economics Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta

2009

The objectives of this research were to know: 1) Influence of consumers’ psychographic characteristics on their attitude toward design differentiation product; 2) Influence of consumers’ involvement on attitude toward design differentiation.

The research was a case study on consumers of Kedai Digital, Jl. Demangan Baru No. 11 Yogyakarta. The data were collected by distributing questionnaires to respondents. The population of this research was the consumers of Kedai Digital, Jl. Demangan Baru No. 11 Yogyakarta. There were 100 respondents as the research samples. The samplingtechnique used in this research was Purposive Convenience Sampling. The techniques of data analysis used in this research were Simple Linier Regression Analysis and One Way ANOVA.

(8)
(9)

ix

Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Sikap Konsumen Terhadap Diferensiasi Desain Produk Berdasarkan Karakteristik Psikografis dan Tingkat Keterlibatan Konsumen”. Studi Kasus pada Konsumen Kedai Digital, Jln. Demangan Baru No.11 Yogyakarta. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya bantuan pihak lain yang

dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk

membimbing, mendorong dan membantu penulis sampai penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A. Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan

(10)

x

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman

hidup selama penulis menempuh kuliah.

6. Mama dan papa ku tercinta Suharjono dan Suprijatmi, yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagian, penghidupan

yang layak bagiku, dan terutama bersedia membiayai kuliahku.

7. Adikku Dwiyoga Kurniawan yang selalu memberikan dukungan, doa, dan

saran untuk kelancaran dalam menempuh perkuliahan.

8. Untuk semua keluarga yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu, terima

kasih untuk semua dukungan, pesan, dan doa serta motivasi yang telah

diberikan.

9. Kekasihku Andry Puja Kesuma yang telah banyak memberiku semangat,

dukungan, doa, perhatian, cinta dan sayangnya.

10.Teman-temanku : mbak Melda, Joni, Lita, Widha, Lidya, Nency serta

teman-temanku yang lain yang tidak mungkin aku sebutkan satu per satu, terima

kasih untuk semua saran, dukungan, dan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

(11)
(12)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN ABSTRACT ... vii

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... xii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xvii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Perilaku Konsumen ... 7

(13)

xiii

B. Segmentasi Pasar ... 17

1. Pengertian Segmentasi Pasar... 17

2. Dasar-Dasar Segmentasi ... 18

3. Persyaratan Segmentasi Yang Efektif ... 22

C. Sikap Konsumen ... 23

1. Pengertian Sikap Konsumen ... 23

2. Karakteristik Sikap Konsumen ... 23

3. Macam-Macam Sikap ... 24

4. Hubungan Antara Sikap dan Perilaku ... 25

D. Karakteristik Psikografis Konsumen ... 26

1. Keinovatifan Konsumen ... 26

2. Kebutuhan Akan Keunikan ... 27

3. Pencarian Variasi ... 28

4. Kepekaan Konsumen Terhadap Pengaruh Orang Lain ... 29

E. Diferensiasi ... 31

1. Pengertian Diferensiasi Produk ... 32

2. Fungsi Diferensiasi ... 32

3. Jebakan Dalam Diferensiasi ... 32

4. Jalan Menuju Diferensiasi ... 33

(14)

xiv

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

D. Operasional Variabel Penelitian ... 40

E. Definisi Operasional ... 41

F. Populasi dan Sampel ... 44

G. Teknik Pengambilan Sampel... 45

H. Sumber Data ... 45

I. Teknik Pengumpulan Data ... 45

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 47

K. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 57

A. Sejarah Perusahaan... 57

B. Konsep Kemitraan ... 59

C. Keterlibatan Konsumen Mendesain Sesuai Pesanan ... 61

D. Personalia ... 62

E. Sistem Promosi Penjualan ... 62

F. Persaingan Dalam Jalur Bisnis ... 62

G. Strategi Perusahaan Untuk Dapat Bersaing ... 63

(15)

xv

3. Pendidikan Terakhir ... 66

4. Pekerjaan ... 67

5. Uang Saku Per Bulan ... 68

6. Informasi Tentang Sudah/Belumnya Mengenal Produk Kedai Digital ... 69

7. Informasi Tentang Pernah/Tidaknya Membeli Produk Kedai Digital ... 70

B. Analisis Kuantitatif ... 71

1. Hasil Uji Validitas ... 71

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 74

3. Uji Asumsi Klasik ... 75

a. Uji Asumsi Klasik Normalitas ... 75

b. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 76

4. Anova ... 76

a. Ditinjau Dari Karakteristik Psikografis Keinovatifan Konsumen ... 76

b. Ditinjau Dari Karakteristik Psikografis Kebutuhan Akan Keunikan ... 79

(16)

xvi

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PADA

PENELITIAN SELANJUTNYA ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 90

C. Implikasi Pada Penelitian Selanjutnya ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(17)

xvii

Tabel 5.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 66

Tabel 5.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

Tabel 5.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68

Tabel 5.5 Identitas Responden Berdasarkan Uang Saku Rata-Rata Per Bulan ... 69

Tabel 5.6 Identitas Responden Berdasarkan Sudah/Belumnya Mengenal Produk Kedai Digital... 70

Tabel 5.7 Identitas Responden Berdasarkan Pernah/Tidaknya Membeli Produk Kedai Digital ... 70

Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 72

Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 74

Tabel 5.10 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 76

Tabel 5.11 Tingkat Keinovatifan Konsumen ... 77

Tabel 5.12 Hasil Mean Difference Masing-Masing Kelompok Tingkat Keinovatifan Konsumen ... 78

Tabel 5.13 Tingkat Kebutuhab Akan Keunikan ... 80

Tabel 5.14 Hasil Mean Difference Masing-Masing Kelompok Tingkat Kebutuhan Akan Keunikan ... 80

Tabel 5.15 Tingkat Pencarian Variasi ... 82

(18)

xviii

Tabel 5.18 Hasil Mean Difference Masing-Masing Kelompok Tingkat Kepekaan Konsumen Terhadap Pengaruh Orang Lain ... 86

(19)
(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi merupakan suatu faktor penting dalam era globalisasi yang

berkembang secara cepat dan modern. Hadirnya teknologi yang tepat guna

untuk kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan memacu perusahaan untuk

menghasilkan produk dan jasa yang memuaskan pelanggan. Kondisi

persaingan yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk mempertahankan

diri. Salah satu caranya adalah memfokuskan dalam prioritas pemilihan desain

produk yang berbeda dengan pesaing. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan

tidak hanya terfokus pada salah satu produk saja, karena setiap produk yang

dihasilkan pasti ada waktunya akan berada pada tahap kemunduran dan tidak

selalu berada pada tahap yang menguntungkan.

Perusahaan percetakan dewasa ini banyak yang menggunakan

teknologi modern. Perusahaan ini menggunakan salah satu sistem pemasaran

yaitu diferensiasi desain produk. Hal ini tampak dari jenis penawaran Kedai

Digital, yaitu cuci cetak foto yang dapat didesain sendiri oleh konsumen

sesuai dengan selera dan mencetaknya di beberapa media tertentu. Media yang

disediakan Kedai Digital meliputi mug, bingkai foto, pin, jam dinding, jam

keramik, mouse pad, poster, kalender, tas kain, bantal mini, dan t-shirt.

Diferensiasi mencakup kegiatan mempromosikan perbedaan produk

yang ada antara produk perusahaan dengan produk pesaing. Diferensiasi juga

(21)

dapat diartikan sebagai menambah variasi produk yang sudah ada dalam

sebuah lini produk (Winardi, 1989:344). Penelitian ini layak untuk diteliti

karena Kedai Digital dalam mengembangkan dan mempertahankan

perusahaannya agar menang bersaing menerapkan beberapa kebijakan berupa

diferensiasi produk. Secara singkat tujuan dilaksanakan diferensiasi adalah

untuk meningkatkan penjualan dan mencari laba maksimal, serta

memperpanjang siklus hidup produk. Penulis tertarik melakukan penelitian ini

karena bentuk kreatifitas produk dengan media elektronik dan memiliki desain

seni yang tinggi dengan harga terjangkau mampu ditawarkan Kedai Digital

bagi setiap konsumennya.

Sebagaimana kita ketahui, pelajar, mahasiswa dan kalangan muda

lainnya menyukai hasil fotografi dengan cara mengabadikan setiap peristiwa

penting mereka pada sarana yang telah disediakan oleh Kedai Digital. Hal ini

dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk pasar terbaik yang dijadikan

target konsumen oleh Kedai Digital.

Perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan berusaha

memperhatikan, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, dan tingkah laku

serta daya beli konsumen yang berbeda-beda. Perilaku konsumen sangat

bervariasi dalam mengambil keputusan pembelian karena dapat dipengaruhi

misalnya oleh faktor usia, pendapatan dan selera. Oleh karena faktor tersebut,

banyak hal yang mereka pertimbangkan sebelum menentukan produk mana

yang akan dipilih, seperti harga, kualitas, desain, fungsi, dan sebagainya.

(22)

tampak dengan jelas, telah mendorong perilaku mereka dalam membeli suatu

produk tertentu.

Pemahaman atas sikap konsumen terhadap desain suatu produk dapat

sedikit banyak meramalkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian,

sehingga dapat dirumuskan suatu strategi pemasaran yang tepat dalam

memenangkan persaingan. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang

mampu mengembangkan produk baru yang mempunyai ciri khas tersendiri

berbeda dengan pesaing dan mampu mengelolanya dalam menghadapi

perubahan selera konsumen.

Kegiatan perusahaan tidak hanya sekedar mempunyai kemampuan

menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, tetapi juga memikirkan

cara agar konsumen merasa puas dengan produk yang mereka gunakan.

Strategi diferensiasi produk merupakan salah satu cara yang digunakan

perusahaan dalam rangka memenuhi tuntutan kepuasan dan kebutuhan

konsumen. Diferensiasi tidak berarti “asal beda”, sehingga kalau sudah

berbeda pasti memiliki keunggulan yang dimaksud dan akan menguntungkan

perusahaan.

Kebutuhan konsumen yang terpenuhi, jika barang hasil produksi akan

semakin banyak digunakan konsumen. Banyaknya produk yang disukai akan

meningkatkan penjualan, yang akhirnya meningkatkan laba. Laba yang

optimal tidak hanya didapatkan dari peningkatan penjualan, melainkan dapat

(23)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “SIKAP KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI DESAIN PRODUK BERDASARKAN KARAKTERISTIK PSIKOGRAFIS DAN TINGKAT KETERLIBATAN KONSUMEN”, dengan study kasus Kedai Digital Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Karakteristik psikografis seperti apakah yang menghasilkan perbedaan

sikap terhadap diferensiasi desain produk? Karakteristik-karakteristik

psikografis yang diteliti adalah sebagai berikut :

a. consumer innovativeness (keinovatifan konsumen) b. need for uniqueness (kebutuhan akan keunikan) c. variety seeking (pencarian variasi)

d. consumer susceptibility to interpersonal influence (kepekaan konsumen terhadap pengaruh orang lain)

2. Apakah level of consumer involvement (tingkat keterlibatan konsumen) berpengaruh positif terhadap sikap?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi karakteristik psikografis

konsumen yang akan diteliti meliputi beberapa karakteristik yang dianggap

relevan antara lain: keinovatifan konsumen, konsumen yang membutuhkan

(24)

terhadap pengaruh orang lain. Kegiatan perusahaan yang lain di luar

diferensiasi desain produk, dianggap tidak mempengaruhi atau tidak

digunakan sebagai alat untuk mengambil kesimpulan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik psikografis seperti apakah yang

menghasilkan perbedaan sikap terhadap diferensiasi desain produk.

Karakteristik-karakteristik psikografis yang diteliti adalah sebagai

berikut:

a. keinovatifan konsumen

b. kebutuhan akan keunikan

c. pencarian variasi

d. kepekaan konsumen terhadap pengaruh orang lain.

2. Untuk mengetahui apakah tingkat keterlibatan konsumen berpengaruh

positif terhadap sikap.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan

khususnya tentang bagaimana sikap konsumen terhadap diferensiasi

desain produk dilihat dari karakteristik psikografis dan tingkat

(25)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menambah referensi bacaan, menambah wawasan

dan pengetahuan bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dalam hal

menganalisis sikap konsumen terhadap diferensiasi desain produk

dilihat dari karakteristik psikografis dan tingkat keterlibatan konsumen

serta penulis dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen memberikan wawasan dan pengetahuan tentang

apa yang menjadi kebutuhan dasar konsumen, mengapa mereka membeli, di

mana konsumen itu suka berbelanja, siapa yang berperan dalam pembelian,

dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk membeli

suatu barang. Sesuatu yang wajar apabila dalam rangka memasuki era

persaingan bebas masing-masing perusahaan di dunia berlomba-lomba untuk

dapat memenangkan persaingan itu. Berbagai strategi dan kebijakan

perusahaan terus diefektifkan. Perusahaan yang unggul adalah perusahaan

yang dapat meraih keuntungan besar melalui kepuasan pelanggan.

Perusahaan dapat menciptakan kesetiaan bagi pelanggan dengan

memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh pelanggan. Loyalitas

konsumen merupakan tiket menuju sukses semua bisnis. Konsumen yang

loyal adalah konsumen yang puas, tetapi tidak semua konsumen yang puas

adalah konsumen yang loyal. Jadi, kepuasan merupakan syarat utama bagi

loyalitas konsumen.

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Loudon dan Della Bitta (1993: 5)

Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.

(27)

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994: 3)

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Menurut American Marketing Association

Perilaku konsumen adalah sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek-aspek pertukaran dalam hidup mereka.”

Dari beberapa definisi perilaku konsumen di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan nyata

individu (konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis)

dan faktor luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk

memilih dan mempergunakan barang-barang yang diinginkannya.

2. Signifikansi Studi tentang Perilaku Konsumen

Studi tentang perilaku konsumen dipelajari karena ada dua alasan yaitu

(Amirullah, 2002: 3) :

a. Perilaku konsumen penting dalam kehidupan sehari-hari.

Konsumen selalu beraksi dengan lingkungannya, secara otomatis

perilaku konsumen akan berubah-ubah bahkan dalam hitungan

hari. Perilaku konsumen di sini penting untuk memahami mengapa

dan apa saja yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen.

b. Perilaku konsumen penting untuk pengambilan keputusan.

Setiap keputusan yang diambil konsumen pasti didasarkan pada

alasan-alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak

(28)

dengan masalah kejiwaan dan faktor eksternal. Dengan memahami

perilaku konsumen, pemasar akan mudah untuk menggambarkan

bagaimana proses keputusan itu dibuat.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

a. Faktor Internal

Faktor-faktor internal ini sangat erat kaitannya dengan teori

psikologis yang sangat membantu dalam memberikan pengetahuan

perilaku konsumen dalam pembelian. Faktor-faktor internal

tersebut terdiri dari (Kotler, 2006: 245-252).

1). Motivasi

Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan pada suatu

waktu. Beberapa di antaranya kebutuhan itu adalah biogenic

yaitu muncul dari ketegangan fisiologis seperti lapar, dahaga,

tidak nyaman, dan sebagainya. Kebutuhan lain yaitu

psychogenic yaitu muncul dari ketegangan psikologis, seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri atau merasa diterima oleh

lingkungan. Kebanyakan kebutuhan itu tidak cukup kuat untuk

mendorong seseorang berbuat sesuatu pada suatu waktu.

Suatu kebutuhan menjadi satu dorongan, apabila

kebutuhan itu muncul sampai mencapai taraf intensitas yang

cukup. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup mendesak

untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan

(29)

2). Persepsi

Persepsi dapat dirumuskan dalam arti sebagai proses

seorang individu memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah

gambar yang bermakna tentang dunia. Persepsi juga tergantung

bukan hanya dari sifat-sifat rangsangan fisis, tetapi juga pada

hubungan rangsangan dengan keadaan sekelilingnya (gagasan

keseluruhan) dan kondisi dalam diri sendiri.

3). Belajar

Sewaktu seseorang berbuat, dia juga belajar. Belajar

menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu

yang bersumber dari pengalaman. Para ahli teori belajar

mengatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi

melalui keadaan saling mempengaruhi antara dorongan,

rangsangan, petunjuk-petunjuk penting jawaban, faktor

penguat, dan tanggapan.

Kegunaan praktis yang penting dari teori balajar bagi

para pemasar adalah bahwa mereka dapat membangun tuntutan

terhadap produk tertentu dengan jalan menghubungkan produk

itu dengan dorongan yang kuat, memanfaatkan faktor-faktor

penting yang menuntun perilaku dan menyediakan faktor

(30)

4). Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh

kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi

tingkah laku membeli mereka. Suatu sikap menggambarkan

penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan

emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama

waktu tertentu terhadap beberapa objek atau gagasan.

Sikap menyebabkan orang berperilaku secara tetap

terhadap suatu objek yang sama. Sikap seseorang bertahan

dalam suatu pola yang tetap dan perubahan satu sikap mungkin

memerlukan penyesuaian yang banyak dalam sikap lainnya.

Oleh karena itu, sebuah perusahaan percetakan foto seperti

Kedai Digital perlu menyesuaikan diferensiasi desain produk

mereka dengan sikap konsumen yang telah ada, daripada

mencoba untuk mengubah sikap konsumen.

5). Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang mempunyai kepribadiaan yang

berbeda-beda yang mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian

adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang, yang

menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan

bertahan lama terhadap lingkungannya.

Banyak pemasar yang mempergunakan konsep

(31)

berpendapat bahwa, pilihan pembeli terhadap suatu produk

akan lebih cocok dengan konsep diri mereka yang sebenarnya,

sebagian pilihan cocok dengan konsep diri ideal, dan pilihan

lainnya cocok dengan konsep diri menurut orang lain.

b. Faktor Eksternal

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi berbagai lapisan

masyarakat di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Ini berarti

konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang

berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap

dan selera yang berbeda-beda. Faktor-faktor eksternal tersebut

terdiri dari (Dharmmesta dan Handoko, 2000 : 57-74) :

1). Kebudayaan

Definisi kebudayaan menurut pendapat dari Stanton

adalah sebagai berikut :

“simbol dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.”

Simbol tersebut dapat bersifat tidak kentara

(seperti:sikap, pendapat, kepercayaan, nilai, bahasa, agama)

atau dapat pula bersifat kentara (seperti: alat-alat, perumahan,

produk, karya seni, dan sebagainya). Perilaku manusia sangat

ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya dan

pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan

(32)

Perilaku manusia juga cenderung untuk menyerap adat

kebiasaan kebudayaannya.

2). Kelas sosial

Dalam masyarakat yang hidupnya teratur adanya sistem

lapisan-lapisan sosial itu merupakan ciri yang tetap dan teratur.

Adanya lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi

dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu,

tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar

suatu tujuan bersama.

Lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat dapat bersifat

tertutup yaitu tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari

satu lapisan ke lapisan lain, baik gerak ke atas atau ke bawah

dan ada pula yang bersifat terbuka yaitu setiap anggota

masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan atas,

ataupun jatuh ke lapisan di bawahnya.

3). Kelompok sosial dan kelompok referensi

Manusia sejak dilahirkan telah mempunyai dua

keinginan yang menyebabkan mengapa ia hidup berkelompok

di dalam masyarakat, yaitu pertama: keinginan untuk menjadi satu dan berinteraksi dengan manusia lain yang barada di

sekelilingnya, kedua : keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Dari kedua keinginan tersebut

(33)

kehidupan manusia ini karena manusia tidak mungkin hidup

sendiri.

Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang

menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan

perilakunya. Kelompok referensi ini antara lain : serikat buruh,

team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan sebagainya. Kelompok referensi juga mempengaruhi perilaku seseorang

dalam pembeliannya dan sering dijadikan pedoman oleh

konsumen dalam bertingkah laku.

4). Keluarga

Istilah “keluarga” dipergunakan untuk menggambarkan

berbagai macam bentuk rumah tangga yang terdiri dari :

(a). keluarga inti, menunjukkan lingkup keluarga yang meliputi

ayah, ibu, dan anak-anak yang hidup bersama.

(b). keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan

orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga

tersebut, seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan menantu.

Dalam pengambilan keputusan pembelian, keluargalah

yang banyak melakukannya. Oleh karena itu, manajer

pemasaran perlu mengetahui sebenarnya siapa anggota

keluarga yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, penentu,

pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan dalam

(34)

4. Teori-Teori Perilaku Konsumen

Pada dasarnya konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keputusan pembelian konsumen

dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga konsumen harus

mempertimbangkan beberapa hal sebelum menentukan produk mana yang

akan dipilih, seperti harga, kualitas, desain, fungsi, dan sebagainya. Untuk

memahami proses yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen

dalam melakukan pembelian perlu dipelajari beberapa teori perilaku

konsumen. Teori-teori perilaku konsumen yang dapat dipelajari adalah

sebagai berikut (Dharmmesta dan Handoko, 2000: 28-38) :

a. Teori Ekonomi Mikro

Teori ini menyatakan bahwa keputusan yang diambil untuk

dibeli merupakan hasil perhitungan ekonomi rasional, konsumen

akan berusaha mendapatkan kepuasan maksimum dan akan

meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka

waktu lama, bila konsumen telah mendapat kepuasan dari produk

yang sama yang telah dikonsumsinya. Teori ini didasarkan dalam

beberapa asumsi, yaitu :

1). konsumen akan selalu mencoba untuk memaksimumkan

kepuasannya dalam batas-batas kemampuan finansialnya

2). konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa

alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya

(35)

b. Teori Psikologis

Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis

individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan

lingkungan. Pada dasarnya teori ini merupakan penerapan dari

teori-teori psikologis dalam menganalisis perilaku konsumen.

c. Teori Sosiologis

Teori ini menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara

individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi

lebih mengutamakan perilaku kelompok seperti teman sekerja,

keluarga, perkumpulan olahraga, dan sebagainya, bukannya

perilaku individu.

d. Teori Antropologis

Dasar pandangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, seperti

psikologis, sosiologis, dan antropoli sosial adalah bahwa sikap dan

perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai lingkungan (kultur,

sub kultur, kelompok sosial, keluarga, dan sebagainya). Dari teori

ini manajemen dapat mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan

oleh faktor-faktor tersebut terhadap perilaku konsumen, karena

faktor-faktor tersebut memainkan peranan yang sangat penting

mengenai nilai-nilai yang akan dianut oleh seorang konsumen.

Strategi perilaku konsumen akan memberi suatu strategi

(36)

perusahaan tidak dapat melayani seluruh pelanggan pasar yang

sangat luas. Perusahaan perlu mengidentifikasi segmen pasar yang

dapat dilayaninya secara efektif. Banyak perusahaan yang

memanfaatkan pemasar sasaran, dimana penjual membedakan

segmen-segmen pasar utama, membidik satu atau dua segmen dan

mengembangkan produk serta program pemasaran yang dirancang

khusus bagi masing-masing segmen.

Jika para pemasar dapat menyediakan berbagai macam pilihan

produk dan jasa untuk memenuhi berbagai kepentingan konsumen

yang berbeda, maka konsumen akan dapat dipuaskan dengan lebih

baik. Dengan demikian, segmentasi pasar sama-sama merupakan

kekuatan yang positif bagi konsumen maupun para pelaku

pemasaran. Untuk lebih jelasnya tentang segmentasi pasar, akan

dijelaskan berikut ini.

B. Segmentasi Pasar

1. Pengertian Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai proses membagi pasar

menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan

atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang

akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda (Schiffman dan

(37)

2. Dasar-Dasar Segmentasi

a. Segmentasi Geografis

Teori di balik strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di

daerah yang sama mempunyai kebutuhan dan keinginan yang

serupa dan kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan

dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah lain (Schiffman

dan Kanuk, 2007: 41). Perusahaan dapat memutuskan untuk

beroperasi dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian

pada variasi lokal.

Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi

banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan

berdasarkan geografis relatif mudah untuk berbagai produk. Di

samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan

mudah melalui media lokal.

b. Segmentasi Demografis

Informasi demografis sering merupakan cara paling efektif dari

segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali pasar

target. Variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling

populer untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan.

Dalam segmentasi demografis pasar dibagi menjadi

kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis adalah sebagai

(38)

1). Usia

Keinginan dan kemampuan konsumen berubah sejalan dengan

usia. Kebutuhan dan minat terhadap produk bervariasi sesuai

dengan usia para konsumen.

2). Jenis kelamin

Segmentasi menurut jenis kelamin telah lama diterapkan dalam

pakaian, penataan rambut, kosmetik dan majalah. Terkadang

pemasar jenis produk lain melihat juga peluang segmentasi dari

segi ini, misalnya perusahaan rokok (Kotler, 2006: 382).

3). Status perkawinan

Secara tradisional, keluarga telah menjadi fokus kebanyakan

usaha pemasaran dan kebanyakan produk serta jasa, rumah

tangga terus menerus merupakan unit pengkonsumsi yang

relevan. Para pemasar memberikan perhatian pada jumlah dan

macam rumah tangga yang membeli dan/atau memiliki

berbagai produk tertentu. Mereka juga tertarik menetapkan

profil demografis dan media dari pengambil keputusan rumah

tangga guna menetapkan strategi pemasaran yang tepat

(Schiffman dan Kanuk, 2007: 46).

4). Pendapatan, pendidikan dan pekerjaan

Pendapatan sudah lama menjadi variabel yang penting

untuk membedakan berbagai segmen pasar. Para pemasar pada

(39)

mereka merasa bahwa pendapatan merupakan indikator yang

kuat mengenai kemampuan atau ketidakmampuan untuk

membayar produk atau model produk yang khusus. Pendidikan,

pekerjaan, dan pendapatan cenderung mempunyai korelasi

yang erat dan nyaris merupakan hubungan sebab akibat.

Pekerjaan tingkat tinggi yang menghasilkan pendapatan yang

tinggi biasanya membutuhkan pelatihan pendidikan lanjutan.

c. Segmentasi Psikologis

Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki

konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering

didasarkan pada berbagai variabel psikologis khusus, seperti :

motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan dan sikap.

d. Segmentasi Psikografis

Riset psikografis erat hubungannya dengan riset psikologis

terutama mengenai ukuran kepribadian dan ukuran sikap. Profil

psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai

gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinion) (AIO) konsumen yang dapat diukur.

Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO

menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan

psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang

relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap,

(40)

e. Segmentasi Sosial-Budaya

Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis

(budaya) yaitu variabel sosial budaya yang menjadi dasar-dasar

lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar

konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen

berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial,

nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya, dan keanggotaan

lintas budaya.

f. Segmentasi Terkait Pemakaian

Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam

menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau

pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran,

dan tingkat kesetiaan merek. Segmentasi tingkat pemakaian

membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai

ringan dan bukan pemakai produk, jasa atau merek khusus.

Status kesadaran meliputi banyak pemikiran mengenai

kesadaran konsumen terhadap produk, tingkat minat terhadap

produk, kesiapan membeli produk, atau apakah konsumen perlu

diberi informasi mengenai produk. Pemasar sering berusaha

mengenali karakteristik konsumen yang setia pada merek mereka,

sehingga mereka dapat mengarahkan segala usaha promosi kepada

(41)

populasi yang lebih luas. Oleh sebab itu, kesetiaan merek sering

digunakan sebagai dasar untuk segmentasi.

g. Segmentasi Situasi Pemakaian

Para pemasar mengakui bahwa kesempatan atau situasi sering

menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.

Oleh karena itu, mereka memfokuskan pada situasi pemakaian

sebagai variabel segmentasi.

h. Segmentasi Manfaat

Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam

menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen dan

memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk

dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk

mengatur posisi berbagai merek ke dalam produk yang sama.

3. Persyaratan Segmentasi yang Efektif

Banyak cara dapat dilakukan untuk membagi suatu pasar ke dalam

segmen-segmen, walaupun tidak semua segmentasi akan efektif. Bila

memang diinginkan manfaat yang maksimal, maka segmen pasar harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut (Kotler, 2006: 394-395) :

a. Dapat diukur. Besar dan daya beli setiap segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu. Ukuran, daya beli, dan profil

segmen harus dapat diukur.

(42)

kelompok homogen terbesar yang paling mungkin berharga untuk

dicapai dengan program pemasaran yang dirancang khusus.

c. Dapat dicapai atau diakses. Seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani dengan efektif.

d. Dapat dilaksanakan. Seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk menarik melayani minat segmen.

C. Sikap Konsumen

1. Pengertian Sikap Konsumen

Menurut (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1994 : 53-54) :

Sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, sikap

menyebabkan orang berperilaku secara tetap terhadap suatu objek yang

sama. Sikap seseorang bertahan dalam suatu pola yang tetap, dan

perubahan satu sikap mungkin memerlukan penyesuaian yang banyak

dalam sikap lainnya. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus

menyesuaikan produk mereka dengan sikap yang telah ada, daripada

mengubah sikap-sikap orang.

2. Karakteristik Sikap

Sikap memiliki beberapa karakteristik penting yaitu terdiri dari

(43)

a. Sikap senantiasa memiliki objek

Ini berarti sikap selalu mempunyai sesuatu yang dianggap penting

dan selalu menjadi pusat perhatian.

b. Sikap memiliki arah, derajat, dan intensitas

Arah seseorang terhadap suatu objek bisa mendekat atau menjauh.

Selain itu, sikap memiliki derajat tertentu, misalnya sejauh mana

seseorang merasa senang atau tidak senang terhadap suatu objek.

Sedangkan intensitas seseorang ditunjukkan oleh tingkat

pendiriannya.

c. Sikap mempunyai struktur

Ini berarti dalam diri seseorang terdapat sejumlah sikap yang

tergabung dan tersusun membentuk rangkaian yang kompleks.

Masing-masing sikap mungkin selaras antara yang satu dengan

yang lainnya atau mungkin bertentangan.

3. Macam-Macam Sikap

Menurut Kotler (1992 : 140) sikap terdiri dari :

a. Sikap sosial, yaitu sikap yang dinyatakan tidak hanya oleh

seseorang saja, tetapi diperhatikan oleh sekelompok orang.

b. Sikap individu, yaitu sikap yang dimiliki secara individual.

c. Sikap positif, yaitu sikap yang menunjukkan/memperlihatkan

penerimaan, pengalaman, menyetujui serta melaksanakan

(44)

d. Sikap negatif, yaitu sikap yang menunjukkan/memperlihatkan

penolakan/tidak menyetujui terhadap norma-norma dimana

individu itu berada.

4. Hubungan antara Sikap dan Perilaku

Di dalam banyak situasi, pemasar berkepentingan dengan peramalan

perilaku pembelian. Pemakaian sikap untuk meramalkan permintaan tidak

terbatas pada produk baru. Produsen yang sudah ada juga berminat untuk

meramalkan penjualan di masa yang akan datang. Pemakaian sikap untuk

meramalkan perilaku tentu saja mengandaikan bahwa sikap berhubungan

dengan perilaku.

Di dalam keadaan yang sesuai, sikap dapat meramalkan perilaku. Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan hubungan ini antara

lain (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1994 : 341-347) :

a. Faktor pengukuran

Masalah dasar dengan pengukuran tersebut adalah tidak adanya

kesesuaian dengan perilaku. Sejauh mana suatu pengukuran sesuai

atau cocok dengan perilaku, itu semua akan bergantung kepada

seberapa baik pengukuran tersebut menangkap empat elemen

perilaku, yaitu tindakan, target, waktu dan konteks.

b. Interval waktu

Sementara interval waktu ini bertambah, peluang terjadinya

(45)

waktunya, maka akan semakin kuat hubungan sikap dengan

perilaku.

c. Pengalaman

Sikap yang didasarkan pada pengalaman aktual, mungkin lebih

berhubungan dengan perilaku dibandingkan dengan sikap yang

didasarkan pada pengalaman tidak langsung.

d. Pengaruh sosial

Pengaruh sosial dapat mempengaruhi sikap kita untuk berperilaku.

D. Karakteristik Psikografis Konsumen

Karakteristik dan sikap menurut sifat kepribadian masing-masing

konsumen dalam menanggapi tentang diferensiasi desain produk

berbeda-beda. Beberapa sifat kepribadian khusus yang memberikan wawasan

mengenai perilaku konsumen terhadap diferensiasi desain produk akan

dibahas berikut ini.

1. Keinovatifan Konsumen

Inovator adalah mereka yang cenderung menjadi orang pertama

mencoba berbagai produk, jasa atau praktik baru (Schiffman dan Kanuk,

2007: 112-113). Inovator tersebut sering menjadi petunjuk atas

faktor-faktor yang akhirnya akan menentukan sukses atau gagalnya produk atau

jasa baru tertentu.

Konsumen yang inovatif cenderung mendekati produk baru atau yang

(46)

Perilaku inovatif merupakan pernyataan dari kebutuhan individu akan

keunikan. Para konsumen yang mencari keanekaragaman cenderung

merupakan orang yang suka beralih merek dan pembeli berbagai produk

dan jasa inovatif.

Konsumen yang inovatif tampaknya lebih bersedia menerima

ketidaklaziman dan keunikan. Mereka lebih bersedia mengandalkan

nilai-nilai dan standar mereka sendiri daripada penilai-nilaian orang lain. Mereka

juga bersedia menanggung resiko pilihan produk yang jelek untuk

meningkatkan keterbukaan mereka terhadap berbagai produk baru yang

akan memberikan kepuasan.

Konsumen Kedai Digital yang inovatif cenderung lebih cepat

mengambil keputusan untuk mencoba memiliki produk baru. Agar suatu

produk baru Kedai Digital lebih cepat dapat diterima, maka Kedai Digital

harus mempertimbangkan daya tarik terhadap kebutuhan konsumen Kedai

Digital yang inovatif. Berdasarkan argumen di atas maka :

Hipotesis 1. a). Semakin inovatif seorang konsumen, semakin positif sikap

terhadap diferensiasi desain produk.

2. Kebutuhan akan Keunikan

Banyak orang yang mencoba untuk menjadi unik. Bagi orang-orang ini

menjadi selaras dengan harapan atau standar orang lain, baik dalam

penampilan mereka ataupun dalam hal-hal yang mereka miliki adalah

sesuatu yang harus dihindari. Lebih dari itu, kita berharap akan lebih

(47)

tidak harus memperdulikan kritikan dari orang lain. Mendukung

pernyataan tersebut, terdapat suatu penyelidikan terbaru dari

konsumen-konsumen yang memerlukan keunikan untuk menyelidiki keadaan bahwa

individu-individu membutuhkan keunikan yang tinggi untuk

membuat/tidak membuat bermacam-macam pilihan di luar kebiasaan.

Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa ketika konsumen diminta

untuk menjelaskan pilihan mereka, mereka tidak memperdulikan kritikan

orang lain, melainkan mereka lebih mudah menerima untuk membuat

pilihan yang unik.

Karakteristik konsumen Kedai Digital yang tingkat keunikannya tinggi

mudah untuk menerima tawaran produk baru, seperti : desain, dan media

yang disediakan dari Kedai Digital. Berdasarkan argumen di atas, maka:

Hipotesis 1. b). Semakin tinggi kebutuhan akan keunikan seorang

konsumen berarti semakin positif sikapnya terhadap

diferensiasi desain produk.

3. Pencarian Variasi

Sifat yang digerakkan oleh kepribadian yang sama dan berhubungan

dengan tingkat stimulasi optimum (kesediaan yang lebih besar untuk

mengambil resiko, mencoba berbagai produk baru, menjadi inovatif, dan

mencari informasi yang berhubungan dengan pembelian) adalah pencarian

variasi atau kesenangan baru. Ada berbagai tipe konsumen pencari variasi,

yaitu perilaku yang bersifat penyelidikan, penyelidikan pengalaman orang

(48)

Para pemasar sampai tingkat tertentu diuntungkan jika menawarkan

berbagai pilihan tambahan kepada para konsumen yang lebih mencari

variasi produk, karena konsumen yang mempunyai kebutuhan yang tinggi

akan variasi cenderung mencari pemasar yang menyediakan berbagai lini

produk (yang menawarkan banyak pilihan). Tetapi pemasar mungkin

mencapai tingkat tertentu dimana terlalu banyak produk yang ditawarkan

dengan terlalu banyak keistimewaan. Dalam kasus seperti ini, konsumen

mungkin akan berpaling dan menghindari lini produk yang terlalu banyak

variasi. Para pemasar sebaiknya harus menempuh solusi yang tepat, yaitu

jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit pilihan yang ditawarkan

kepada konsumen.

Tipe konsumen yang suka mencari variasi dalam pendesainan souvenir

foto dalam suatu media tertentu adalah konsumen yang kreatif. Konsumen

Kedai Digital yang mempunyai karakteristik seperti ini cenderung akan

membentuk sikap yang positif terhadap diferensiasi desain produk yang

memberikan suatu keunikan. Berdasarkan argumen di atas, maka :

Hipotesis 1. c). Semakin tinggi pencarian variasi seorang konsumen berarti

semakin positif sikapnya terhadap diferensiasi desain

produk.

4. Kepekaan Konsumen terhadap Pengaruh Orang Lain

Suatu kepekaan konsumen terhadap pengaruh orang lain

(49)

konsumen terhadap pengaruh yang saling berhubungan dengan orang lain

digambarkan sebagai kebutuhan untuk memperkenalkan atau

meningkatkan kesan atau menurut pengertian yang lain, kesediaan untuk

menepati harapan-harapan dari orang lain dan kecenderungan untuk

belajar melalui pengamatan lain atau mencari informasi lainnya. Dengan

demikian, CSII menentang untuk memiliki satu pengaruh di pengolahan

informasi, pengembangan sikap dan perilaku pembelian,dan sebagai suatu

ciri umum, tampaknya orang-orang yang mempunyai suatu kecenderungan

untuk menyesuaikan diri dalam satu bidang akan barang yang dipamerkan

cenderung sama dengan pihak lain. Sebagai contoh, studi terbaru sudah

menyatakan sebagai kecenderungan bagi mereka yang lebih tinggi di CSII

untuk merasa beberapa merek sebagai hal yang lebih tinggi di dalam

status. Ini menunjukkan bahwa kepekaan mereka kepada pengaruh orang

lain menggunakan merek-merek tertentu yang berkaitan dengan kelompok

sosial mereka (Schiffman, Bednall, O’cass, Paladino, dan Kanuk, 2005

:108-109).

Konsumen Kedai Digital yang memiliki kepekaan terhadap pengaruh

orang lain dalam menggapai kepuasan apabila menggunakan merek-merek

tertentu. Berdasarkan argumen di atas, maka :

Hipotesis 1. d). Semakin rendah kepekaan konsumen terhadap pengaruh

orang lain, maka akan semakin positif sikapnya terhadap

(50)

E. Diferensiasi

Para pemasar tertarik akan pemahaman bagaimana kepribadian

mempengaruhi perilaku konsumsi, karena pengetahuan tersebut

memungkinkan mereka mampu memahami konsumen dengan lebih baik, dan

mampu membagi-bagi serta membidik para konsumen yang cenderung

menanggapi secara positif komunikasi mengenai produk atau jasa yang

pemasar lakukan.

Karakteristik psikografis konsumen dapat mempengaruhi perusahaan

untuk mempertimbangkan diferensiasi desain produk yang akan dilakukan.

Perusahaan harus mampu menyediakan barang yang diinginkan oleh

pelanggan melalui diferensiasi desain produk tersebut. Strategi diferensiasi

sendiri adalah salah satu alternatif cara untuk mencari konsumen lebih banyak

lagi dan memberikan kepuasan lebih tinggi kepada konsumen yang lama.

Perusahaan melakukan diferensiasi dengan sendirinya jika perusahaan tersebut

dapat memiliki keunikan dibandingkan para pesaingnya dalam sesuatu yang

dinilai penting oleh pembeli. Seberapa jauh para pesaing dalam sebuah

industri dapat melakukan diferensiasi antara satu sama lain juga merupakan

salah satu unsur penting dalam struktur industri.

Perusahaan yang dapat mencapai dan melestarikan diferensiasinya

akan menjadi perusahaan yang di atas rata-rata dalam industrinya. Perusahaan

dalam menciptakan produk terkadang identik dengan produk yang sudah ada,

perbedaan produk hanya pada kemasan, desain, mutu, maupun merek.Untuk

(51)

1. Pengertian Diferensiasi Produk

Menurut Winardi (1989: 344) :

Diferensiasi produk adalah menambah variasi produk yang sudah ada dalam sebuah lini produk.

Menurut Kotler (1992: 328) :

Diferensiasi produk adalah tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan perusahaan pesaing.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

diferensiasi produk adalah menambah variasi produk yang sudah ada

dalam sebuah produk line dengan merancang serangkaian perbedaan yang

berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan perusahaan

pesaing.

2. Fungsi Diferensiasi

Diferensiasi produk mempunyai fungsi (Winardi, 1989: 40), yaitu :

a. sebagai tindakan menyesuaikan produk-produk mereka supaya

lebih cocok dengan kebutuhan pihak lain, dan

b. memungkinkan para pemasar untuk mendiferensiasi produk

mereka dari produk-produk lain yang bersaing.

3. Jebakan dalam Diferensiasi

Sejumlah jebakan yang lazim dihadapi oleh perusahaan dalam

menerapkan kebijakan diferensiasi adalah (Porter, 1992: 149-150) :

a. Keunikan yang tidak bernilai

(52)

c. Premi harga yang terlalu tinggi

d. Mengabaikan perlunya mengisyaratkan nilai

e. Tidak mengetahui biaya diferensiasi

f. Berfokus pada produk, bukan pada seluruh rantai nilai

g. Gagal mengenali segmen

4. Jalan Menuju Diferensiasi

Perusahaan dapat meningkatkan diferensiasinya dengan dua cara

pokok, yaitu perusahaan bisa menjadi lebih unik dalam melaksanakan

aktivitas nilai yang sudah ada, atau perusahaan bisa merekonfigurasikan

rantai nilainya dengan cara yang dapat meningkatkan keunikannya. Untuk

menjadi lebih unik dalam aktivitas nilainya, perusahaan perlu

memanipulasi sejumlah faktor penentu keunikan yang telah diuraikan

sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan harus mengendalikan biaya

diferensiasinya supaya diferensiasi yang unggul bisa dicapai.

Sejumlah pendekatan berikut biasa dipakai oleh perusahaan yang

berhasil melakukan diferensiasi (Porter, 1992: 143-147):

a. Meningkatkan sumber keunikan

1). Memperbanyak sumber diferensiasi dalam rantai nilai yang ada.

2). Memastikan bahwa cara sesungguhnya dalam memakai produk

sama dengan cara yang semestinya.

3). Mengirimkan isyarat nilai untuk memperkuat diferensiasi pada

(53)

4). Melengkapi produk dengan alat informasi untuk mempermudah

pemakaian dan pengisyaratan.

b. Membuat biaya diferensiasi sebagai sebuah keuntungan

1). Mengeksploitasi sumber diferensiasi yang tidak mahal.

2). Meminimumkan biaya diferensiasi dengan mengendalikan

faktor penentu biaya, khususnya biaya pengisyaratan.

3). Menekankan bentuk diferensiasi yang memungkinkan

perusahaan memperoleh keuntungan biaya diferensiasi.

4). Menurunkan biaya dalam aktivitas yang tidak mempengaruhi

nilai pembeli.

c. Mengubah peraturan untuk menciptakan keunikan

1). Mengganti pengambil keputusan untuk mempertinggi nilai

keunikan perusahaan.

2). Menemukan kriteria pembelian yang belum diketahui.

3). Menjadi yang pertama dalam menanggapi perubahan situasi

pembeli atau situasi saluran.

d. Mengkonfigurasi ulang rantai nilai sedemikian rupa sehingga dalam

banyak hal bersifat unik.

Konfigurasi ulang pada umumnya menyangkut sejumlah bidang

sebagai berikut :

1). Saluran distribusi atau pendekatan penjualan baru.

2). Integrasi ke depan untuk mengambil alih fungsi pembeli atau

(54)

3). Integrasi ke belakang untuk lebih banyak mengendalikann

faktor yang menentukan kualitas.

4). Pemakaian teknologi proses yang sepenuhnya baru.

5. Daya Tahan Diferensiasi

Daya tahan diferensiasi ditentukan oleh dua hal: langngengnya nilai

yang terlihat pembeli dan tiadanya peniruan dari pesaing. Daya

diferensiasi perusahaan terhadap pesaing tergantung pada sumber daya

tahan itu. Supaya berdaya tahan, diferensiasi harus didasarkan pada

sumber yang memliki penghalang mobilitas untuk mencegah peniruan dari

pesaing.

Faktor penentu keunikan memiliki daya tahan yang berbeda-beda,

sedangkan biaya diferensiasi bisa juga berbeda-beda di antara para pesaing

serta mempengaruhi daya tahan. Diferensiasi akan memiliki daya tahan

lebih lama dalam kondisi sebagai berikut (Porter, 1992: 147-149) :

a. Sumber keunikan perusahaan mempunyai penghalang.

b. Perusahaan mempunyai keuntungan biaya dalam

mendiferensiasikan diri.

c. Sumber diferensiasi banyak jumlahnya.

d. Perusahaan menciptakan biaya beralih pada saat

(55)

6. Langkah-Langkah dalam Diferensiasi (Porter, 1992: 151-152) :

a. Menentukan pembeli sesungguhnya.

b. Mengidentifikasi rantai nilai pembeli dan dampak perusahaan atas

rantai nilai ini.

c. Menentukan susunan peringkat kriteria pembelian pembeli.

d. Menilai sumber keunikan yang sudah ada atau yang mungkin ada

dalam rantai nilai perusahaan.

e. Mengidentifikasi biaya sumber diferensiasi yang sudah ada dan

yang potensial.

f. Memilih konfigurasi aktivitas nilai yang menciptakan diferensiasi

paling bernilai bagi pembeli relatif terhadap biaya diferensiasi.

g. Menguji daya tahan strategi diferensiasi yang telah dipilih.

h. Menurunkan biaya dalam aktivitas yang tidak mempengaruhi

bentuk diferensiasi yang telah dipilih.

F. Teori Keterlibatan (Involvement Theory)

Sebagian besar awal teori keterlibatan memfokuskan kecenderungan

dari individu untuk membuat hubungan antara hidup mereka sendiri dan

obyek stimulus (kesediaan yang lebih besar untuk mengambil risiko, mencoba

berbagai produk baru, menjadi inovatif, dan mencari informasi yang

berhubungan dengan pembelian). Teori keterlibatan berkembang dari aliran

(56)

hemisfer otak sebelah kanan dan kiri belahan “mengkhususkan diri” pada

macam informasi yang mereka proses.

Hemisfer otak kiri terutama bertanggungjawab untuk berbagai kegiatan

kognatif, seperti membaca, berbicara dan mengolah berbagai informasi yang

berkaitan. Para individu yang terpapar terhadap informasi verbal secara

kognitif menganalisis informasi tersebut melalui pengolahan otak-kiri dan

membentuk berbagai citra mental. Sedangkan hemisfer otak kanan para

individu bertanggungjawab secara pasif mengolah dan menyimpan informasi

(nonverbal, terus-menerus dan bergambar), yang berarti tanpa keterlibatan

secara aktif.

Teori keterlibatan memfokuskan pada keterlibatan konsumen dengan

berbagai produk dan pembelian. Tingkat keterlibatan konsumen tergantung

pada tingkat keterkaitan pribadi yang ditimbulkan produk untuk konsumen

tersebut. Berdasarkan definisi ini, pembelian dengan keterlibatan tinggi adalah

pembelian yang penting bagi konsumen yaitu, dari sudut resiko yang

dirasakan dan dengan demikian menggerakkan pemecahan masalah

(pengolahan informasi) yang ekstensif.

Kebanyakan konsumen Kedai Digital lebih menyukai hasil diferensiasi

desain produk Kedai Digital yang digabungkan dengan ide-ide konsumen itu

sendiri. Konsumen Kedai Digital juga memiliki suatu kepuasan tersendiri,

apabila dapat terlibat langsung dalam proses desain pesanannya. Jadi,

kepuasan konsumen dapat dicapai jika Kedai Digital dapat memenuhi selera

(57)

Hipotesis 2 : Tingkat keterlibatan konsumen dengan produk akan

mempengaruhi secara positif sikap konsumen terhadap

(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bersifat

studi kasus, yaitu suatu penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya

terbatas. Penelitian ini dilakukan pada konsumen Kedai Digital. Dengan

demikian hasil penelitian yang diperoleh hanya berlaku pada daerah penelitian

saja.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Kedai Digital, Jl. Demangan

Baru no. 11 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret - April 2009.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sejumlah orang atau responden yang diharapkan

akan memberi informasi yang berkaitan dengan penelitian. Subjek

penelitian dalam kasus ini adalah konsumen Kedai Digital.

(59)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang ada di dalam perusahaan

yang akan diteliti. Objek dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sikap konsumen

b. Diferensiasi desain produk Kedai Digital untuk periode tahun

2006-2008.

c. Karakteristik psikografis konsumen yang meliputi keinovatifan

konsumen, konsumen yang membutuhkan suatu keunikkan,

pencarian variasi, dan konsumen yang memiliki kepekaan terhadap

pengaruh orang lain.

d. Tingkat keterlibatan konsumen Kedai Digital.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Untuk hipotesis 1a-1d operasional variabelnya antara lain: keinovatifan

konsumen, kebutuhan akan keunikan, pencarian variasi, dan kepekaan

konsumen terhadap pengaruh orang lain.

2. Untuk hipotesis 2, operasional variabelnya terdiri dari :

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang tidak terpengaruhi oleh

variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat

(60)

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel

lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap konsumen.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu pengertian yang menjelaskan

variabel-variabel yang akan diteliti dan digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini akan dibahas sebagai

berikut :

1. Diferensiasi desain produk yang dimaksud dalam penelitian ini

dioperasionalisasikan sebagai berikut :

a. Merancang perbedaan dari sejumlah varian setiap produk.

b. Menambah bentuk dan desain baru.

c. Menampilkan keunikan dibandingkan para pesaing yang dinilai

penting oleh pembeli.

d. Menciptakan suatu produk yang tidak mudah ditiru oleh pesaing.

e. Menciptakan suatu produk yang inovatif.

2. Sikap konsumen dalam penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai

berikut:

a. Mempunyai perasaan positif terhadap produk Kedai Digital.

b. Mempunyai perasaan suka terhadap produk Kedai Digital.

c. Mempunyai kepercayaan terhadap produk Kedai Digital.

(61)

3. Karakteristik psikografis terdiri dari :

a. Keinovatifan konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini

dioperasionalisasikan sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk, 2007

: 113) :

1). Konsumen membeli suatu produk setelah produk tersebut

diluncurkan ke pasar.

2). Konsumen senang dan tertarik mendengarkan cerita tentang

suatu produk baru yang ada di pasar.

3). Konsumen akan membeli suatu produk yang telah diluncurkan

di pasaran, walaupun belum diketahui keunggulan yang

ditawarkan oleh produk tersebut.

4). Konsumen lebih tahu mengenai suatu produk tertentu di

pasaran dibandingkan dengan orang lain.

b. Membutuhkan suatu keunikan yang dimaksud dalam penelitian ini

dioperasionalisasikan sebagai berikut (Schiffman, Bednall, O’cass,

Paladino, dan Kanuk, 2005 : 109) :

1). Konsumen mengumpulkan produk yang tidak biasa sebagai

suatu cara untuk menunjukkan bahwa ia berbeda dengan yang

lain

2). Konsumen akan kehilangan minat terhadap suatu produk

(62)

3). Konsumen membeli produk tertentu yang tidak biasa sebagai

suatu cara untuk mengaktualisasikan citra pribadinya yang

istimewa.

4). Konsumen menghindari suatu produk tertentu yang telah dibeli

oleh banyak orang.

c. Pencarian variasi yang dimaksud dalam penelitian ini

dioperasionalisasikan sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk, 2007

: 115) :

1). Konsumen berpindah merek untuk mendapatkan pengalaman.

2). Konsumen memikirkan informasi yang diterima mengenai

merek baru berkenaan yang ada di pasaran.

3). Konsumen menggunakan produk yang sudah biasa dipakai

dengan cara yang baru.

d. Konsumen yang memiliki kepekaan terhadap pengaruh orang lain

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

(Schiffman, Bednall, O’cass, Paladino, dan Kanuk, 2005 : 109) :

1). Konsumen sering berkonsultasi dengan orang lain untuk

memilih alternatif produk yang dianggap terbaik.

2). Konsumen ingin menjadi seperti seseorang yang di

idolakannya, sehingga membeli merek sama yang dipakai

idolanya.

3). Konsumen suka terhadap suatu produk jika orang lain ikut

(63)

4). Jika ingin memilih produk baru, biasanya konsumen suka

mencari informasi dan memilih produk yang lebih banyak

pemakainya.

5). Konsumen lebih suka membeli produk yang mereknya telah

diakui di masyarakat.

6). Konsumen ingin menggunakan produk yang dapat membuat

orang lain terkesan.

3. Tingkat keterlibatan konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut (Schiffman dan Kanuk, 2007 : 210) :

a. Konsumen membandingkan suatu produk dari Kedai Digital di antara

berbagai merek produk yang lain.

b. Konsumen memberikan perhatian pada promosi yang ditawarkan

Kedai Digital.

c. Konsumen mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membeli

produk Kedai Digital.

d. Konsumen memerlukan waktu yang lama untuk menentukan pilihan

desain.

F. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen Kedai

Digital. Karena populasinya sangat luas, maka penulis akan mengambil

sampel yang akan mewakili keseluruhan populasi tersebut. Dalam penelitian

(64)

sebanyak 100 responden untuk dijadikan wakil dari seluruh konsumen Kedai

Digital.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive convenience sampling, yaitu pemilihan kelompok subyek yang dijadikan sampel dengan didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui

sebelumnya. Adapun kriteria dari sampel adalah : konsumen yang berusia 14

tahun ke atas.

H. Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data

primer dan data sekunder, dimana :

1. Data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 146).

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumbernya dan sudah

diolah, misalnya studi pustaka atau sumber-sumber dari luar perusahaan

yang berhubungan dengan objek penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan

(65)

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002: 85). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

berstruktur, dimana sejumlah pertanyaan telah dirumuskan secara cermat

sebelum dilakukan wawancara.

2. Kuesioner

Metode kuesioner yaitu membuat daftar pertanyaan untuk dibagikan atau

ditujukan langsung kepada konsumen. Pertanyaan disusun sesuai dengan

masalah yang diteliti dan sesuai data yang diperlukan. Pengukuran data

dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, adapun skala yang digunakan sebagai berikut :

Pernyataan Skor

Sangat setuju

Setuju

Netral

Tidak setuju

Sangat tidak setuju 5

4

3

2

1

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari dan mengutip dari sumber catatan atau arsip perusahaan yang

(66)

J. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen adalah alat penelitian yang digunakan untuk pengumpulan

data sejak konsep disusun sampai data siap untuk dianalisis. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sebelum kuesioner

disebarkan kepada responden, kuesioner harus diuji tingkat validitas dan

reliabilitasnya.

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas

merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Sugiyono, 1999: 109). Rumus yang digunakan adalah rumus koefisien

korelasi product moment dari Karl Pearson (Sugiyono, 1999: 182) :

{

∑ ∑

}{

}

− = 2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy Dimana : xy

r : koefisien korelasi product moment (r hitung)

X : nilai dari setiap butir

Y : nilai total dari semua butir

(67)

Berdasarkan rumus tersebut dapat diartikan bahwa apabila diperoleh nilai

koefisien korelasi product moment (rxy) lebih besar atau sama dengan rtabel

yang diperoleh dari rtabel product moment dengan jumlah sampel 100 dan

tingkat signifikansi 5%, maka butir-butir pertanyaan tersebut dinyatakan

valid. Akan tetapi apabila diperoleh nilai koefisien korelasi product

moment (rxy) lebih kecil dari rtabel yang diperoleh dari rtabel product

moment dengan jumlah sampel 100 dan tingkat signifikansi 5%, maka butir-butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk memenuhi keandalan kuesioner.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

terhadap hal yang sama untuk dua kali atau lebih dengan alat pengukur

yang sama. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha.

Rumus Cronbach’s Alpha :

Dimana :

(68)

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

: Varian total

Menurut Sekaran (Priyatno, 2008 : 26), reliabilitas kurang dari 0,6

adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah

baik.

K. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan pada bab

II digunakan metode statistik yaitu Anova Satu Arah dan Regresi Linier

Sederhana.

1. Analisi

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian tujuan dari konsultasi ini adalah membahas pokok-pokok gagasan Surat Terbuka tersebut untuk mengidentifikasi mana yang dapat dipakai bersama, baik dalam

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan problem posing

Melalui kegiatan argumentasi di kelas, siswa terlibat dalam memberikan bukti, data, serta teori yang valid untuk mendukung pendapat (klaim) terhadap suatu

[r]

Analisis laba rugi bersih sebelum pajak menurut metode komersial adalah sebesar Rp 479.658.107 sedangkan metode fiskal adalah Rp 528.117.785. Dimana laba/rugi bersih menurut

Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan jika harga jual perunit suatu pesanan khusus lebih besar dari pada biaya variabel perunit pesanan khusus maka suatu

1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup 31.696.966,00.. 2 Pengadaan Bibit Kayu-kayuan dan Buah-buahan

Setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas, selanjutnya dilakukan posttest untuk mendapatkan nilai hasil belajar akhir yang kemudian akan dapat