• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

48 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN

MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK

Siti Noor Hasanah (12260715-ST) Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pengguanaan media permainan memancing ikan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Amarta kecamatan Semarang Barat tahun pelajaran 2013/2014. Adapun penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan media bermain memancing ikan, karena menurut peneliti media tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada anak usia dini karena menggunakan konsep bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Subjek penelitian adalah anak TK Amarta Kecamatan Semarang Barat tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 anak. Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan tehnik analisis data deskriptif dan hasilnya diketahui bahwa kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 29% pra siklus menjadi 54% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II yaitu menjadi 83%. Dengan melihat hal tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penggunaan media permainan memancing ikan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Amarta Kecamatan Semarang Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci: Lambang Bilangan, permainan memancing ikan.

PENDAHULUAN

Anak adalah generasi penerus bagi orang tuanya, masyarakat dan negaranya. Oleh karena itu semua pihak harus memperhatikan dan memahami tentang bagaimana menjadikan anak-anak itu mencapai keberhasilan hidup, salah satunya yaitu dengan pendidikan.

Menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 BAB I, Pasal 1 ayat 16 disebutkan bahwa :

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas), yang pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam

(2)

49 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif).

Aspek-aspek perkembangan yang harus dirangsang, salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Aspek perkembangan konitif penting untuk dikembangkan karena mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak sehingga dapat mengolah perolehan belajar, dapat menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematika dan pengetahuan dan pengetahuan akan ruang dan waktu, mempunyai kemampuan mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berberfikir teliti (Depdiknas 2007 : 9).

Depdiknas (2010 : 13) menjelaskan bahwa salah satu lingkup perkembangan yang harus dikuasai dalam bidang pengembangan kognitf adalah matematika. Adapun pencapaian perkembangan yang diharapkan adalah mengetahui konsep banyak dan sedikit, membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, dan mengenal lambang huruf (Depdiknas 2010 : 36).

Lambang bilangan perlu diperkenalkan kapada anak sedini mungkin, karena “bilangan merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika” (Depdiknas 2007 : 1). Kemampuan mengenal lambang bilangan bagi individu merupakan suatu hal yang penting bagi proses bertahan hidup, karena sejak dini anak sudah mulai mengenal dan menggali berbagai dimensi matematis dari dunia mereka.(Inawati, 2011:6).

Berdasarkan observasi di TK Amarta, Pengenalan lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Amarta selama ini masih menggunakan media gambar poster dan lebih sering menerapkan metode bercakap-cakap dilanjutkan dengan pemberian tugas. Media tersebut kurang menarik dan monoton. Anak –anak dapat membilang satu sampai sepuluh, tetapi tidak mengerti angka/lambang bilangan. Oleh karena itu guru perlu menggunakan media pembelajaran dan menerapkan metode yang efektif, kreatif dan inovatif, yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Salah satunya dengan permainan memancing ikan.

Hasil observasi peneliti menunjukkan jumlah anak Kelompok A di TK Amarta kecamatan Semarang Barat berjumlah 24 anak. Anak yang mengerti dengan lambang bilangan hanya 29% (7 anak). Sedangkan yang belum mengerti dengan lambang bilangan 71% (17 anak).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media permainan memancinng ikan pada kelompok A di TK Amarta Kecamatan Semarang Barat”.

(3)

50 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini menurut Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa mereka adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai enam tahun.

Sedangkan Anak usia dini menurut NAEYC (Nasional Association Educational Young Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya, berada pada rentang usia 0-8 tahun (Aisyah, 2008).

Pengertian Perkembangan Kognitif

Menurut Sujiono (2004:1.2) kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangakan suatu kejadian atau peristiwa.Sedangkan menurut Henman (dalam sujiono,2004) kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan.

Dalam Munandar (2000) intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih. Lebih lanjut Gardner mengajukan konsep pluralitas dari intelegensi dan membedakannya kepada delapan jenis intelegensi. Dalam kehidupan sehari-hari intelegensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni, tetapi setiap individu memilki ampuran yang unik dari sejumlah intelegensi yaitu intelegensi linguistik, logis, spasial, musik, kinestetika, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalistik.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Suatu hasil penelitian yang berkualitas sebagian tergantung dari teknik-teknik pengumpulan datanya. Untuk memperoleh data, maka pekerjaan penelitian menggunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alat-alat yang diandalkan. Jadi metode penelitian adalah suatu cara untuk menemukan, dan menguji kebenaran suatu data dengan metode ilmiah. Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Penelitian menerapkan pendekatan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan kelas Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen ini menjadi satu siklus.

Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah TK. Amarta Kecamatan Semarang Barat yang berlokasi di Jalan Amarta Raya No. 30 Semarang Barat. Pengambilan lokasi penelitian ini dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Di TK Amarta Kecamatan Semarang Barat bahwa penggunaan permainan memancing ikan merupakan metode baru sehingga perlu adanya penelitian tentang peningkatan kemampuan memahami konsep lambang bilangan dengan metode tersebut.

(4)

51 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

b. Penelitian dapat dilakukan dengan mudah karena peneliti rnerupakan staf pengajar TK. Amarta Kecamatan Semarang Barat.

c. Peneliti merasa nyaman dan bebas karena adanya ikatan batin yang kuat dengan seluruh warga sekolah.

Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan April tahun 2014 sampai dengan bulan Mei tahun 2014, dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah anak Kelompok A TK. Amarta Kecamatan Semarang Barat yang terdiri atas 24 anak, dengan rincian 12 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.

Prosedur Penelitian

1.

Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan mengenal konsep lambang bilangan anak dengan menggunakan media permainan memancing ikan. b. Peneliti merancang skenario pembelajaran yang dapai menarik perhatian anak dengan

permainan memancing ikan.

c. Merancang alat pengumpul data yang berupa lembar kerja dan digunakan untuk mengetahui mengenal konsep lambang bilangan anak.

2.

Pelaksanaan Tindakan

a. Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi :

1) Memberikan penjelasan secara umum permainan memancing ikan yang akan dilakukan oleh anak guna menstimulir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep lambang bilangan.

2) Mengamati dan mencatat anak yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 3)Mengumpulkan hasil pengujian yang diperoleh anak dalam mengerjakan tugas.

4)Menganalisa hasil tes yang diberikan setelah anak diajar dengan menggunakan media penmainan memancing ikan.

b. Peneliti mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran klasikal yang telah dirancang dan mencatat kegiatan - kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing anak.

c. Peneliti memberikan evaluasi pada anak untuk mengetahui kemampuan mengenal konsep lambang bilangan bagi anak.

3.

Pengamatan / Observasi

Peneliti mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat anak mengikuti pengajaran dan menanyakan pada anak yang kurang aktif dalam pembeiajaran tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

(5)

52 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

4.

Refleksi

Peneliti menganalisa hasil pekerjaan anak dan hasil observasi yang dilakukan pada anak guna menentukan langkah berikutnya. Peneliti membuat pengelompokkan anak didasarkan pada hasil yang didapatkan anak pada evaluasi yang dilakukan.

Prosedur penelitian diatas dari mulai perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan / observasi dan refleksi adalah merupakan satu siklus penelitian tindakan kelas.

Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Penugasan

b. Obsevasi c. Wawancara d. Dokumentasi

2. Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan untukpengumpulan data adalah : a. Instrumen Lembar kerja untuk menilai hasil belajar anak. b. Lembar observasi kinerja guru/peneliti.

c. Lembar observasi keaktifan anak.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil peneliti tindakan kelas selama siklus I sampai siklus II dilakukan pengelompokan hasil-hasil evaluasi .Hal ini agar lebih mudah menganalisanya. Sedangkan analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik sederhana yaitu dengan menggunakan anallisa diskriptif. Analisa diskriptif adalah model analisa dengan cara membandingkan rata- rata prosentasenya. Kemudian kenaikan rata-rata pada tiap-tiap siklus.

Hasil analisa dari keseluruhan siklus adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Penelitian

NO Uraian Pra PTK Siklus I Siklus II

1 Berkembang Sangat Pesat 7 (29%) 13(54%) 20(83%) 2 Berkembang Sesuai Harapan 4(17%) 5(21%) 3(13%)

3 Mulai Berkembang 7(29%) 4(17%) 1(4%)

4 Belum Berkembang 6(25%) 2(8%) 0(0%)

(6)

53 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pra

PTK

Siklus

I

Siklus

II

D istr ib u si Pr o se n tase

Taraf Pencapaian Indikator

Tuntas

Gambar 1. Hasil Belajar sebelum dan sesudah penelitian

Dari hasil kenaikan rata-rata diatas juga dapat dilihat kenaikan prosentse ketuntasan

minimal kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2. Ketuntasan Belajar keseluruhan

No

Uraian

Pra PTK

Siklus I

Siklus II

1

Tuntas

29%

54%

83%

2

Belum Tuntas

71%

46%

17%

Dari keteranagan diatas dapat dilihat bahwa penggunaan media permainan memancing ikan

dapat meningkatkan ketuntasan minimal kelompok kelas A, untuk kemampuan mengenal

lambang bilangan anak sampai83%.

Gambar 2. Ketuntasan Belajar

0

20

40

60

80

100

Pra

PTK

Siklus I Siklus

II

D

is

tri

b

u

si

Prose

n

ta

se

Taraf Pencapaian Indikator

BS P BS H

(7)

54 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang KESIMPULAN

Setelah peneliti cermati selama dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dari proses sampai hasil maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

1. Dengan media permainan memancing ikan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak di kelompok A TK Amarta Kecamatan Semarang Barat

2. Dengan menggunakan media permainan memancing ikan kemampuan mengenal lambang bilangan siswa kelompok A TK Amarta Kecamatan Semarang Barat menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan kenaikan hasil belajar dari jumlah keseluruhan 24 anak yang sebelumnya pada pra PTK berkualitas berkembang sangat baik 7 menjadi 20 pada siklus II, pada siklus I berkulitas berkembang sesuai harapan 5 menjadi 3 pada siklus II, serta pada anak berkualitas mulai berkembang pada pra PTK ada 7 menjadi 1 pada siklus II, dan sebelumnya pada pra PTK ada 6 anak dengan kualitas belum berkembang maka pada siklus II turun hingga tidak ada anak mendapat kualitas belum berkembang.

3. Permainan memancing ikan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan telah memberikan nuansa baru dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif. Hal ini terlihat pada saat belajar anak lebih kreatif, aktif bertanggung jawab dan bekerja sama dalam kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2012. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Adiningsih,U. N . 2008. Permainan Kreatif Asah Kecerdasan Logis – Matematis Balita. Bandung : Semesta.

Arikunto, S. 2002 . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Azhar, Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.

Depdiknas. 2007. Permainan Berhitung Permulaan Di Taman Kanak-Kanak . Jakarta : Depdiknas. _________ 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Flansburg, S. & Victoria H. 1993. Math Magic Matematika Ajaib. Jakarta : Indira.

Inawati, Maria. 2011. Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan Melalui Metode Bermain Alat Manipulatif. Jurnal Penabur No. 16

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Myke, T.S.2007. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta : Grasindo.

Patmonodewo, S. 1995. Pendidikan Anak Prasekola. Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009.Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

(8)

55 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Poerwadarminto W.J.S.1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suganda, A. & Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: MKK UNNES. Sujiono,Y.N. 2004.Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka. Surya, S. 2007. Melejitkan Multiple Intelegence Anak Sejak Dini. Yogyakarta : Andi.

Suwarjo & Eva I.E. 2010. Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Paramitra.

Thoifuri. 2007. Menjadi Guru Inisiator, Semarang : Rasail.

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 BAB 1, Pasal 1 (16) tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kusrini, Dwi.2014. Pengaruh Permainan Memancing Ikan Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A di TK Tulus Sejati Surabaya.UNESA. diakses pada tanggal 7 Agustus 2014 dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/3313

Setiawan, E. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline Versi 1.3, diakses pada tanggal 23 Maret 2014 dari Http://www.wbsoft.web.id

Gambar

Tabel 1. Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Penelitian
Tabel 2. Ketuntasan Belajar keseluruhan

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran.. Jika dibandingkan dengan base line, indikator ini sudah mengalami peningkatan sebesar 36,37% yang berarti aktivitas fisik siswa mulai ada kenaikan dengan

Secara singkat diketahui bahwa subyek pensiunan mampu melakukan penyesuaian diri secara positif (tepat) selama faktor-faktor tersebut menciptakan kondisi yang kondusif yaitu :

Berdasarkan hasil analisis deskriptif faktor-faktor keunggulan bahan baku dan kualitas pelayanan 4P yang terdiri dari kualitas produk, harga, distribusi (place),

2. Penggugat adalah pihak yang memulai membikin perkara dengan mengajukan gugatan karena merasa hak perdata dirugikan; sedangkan tergugat adalah pihak yang ditarik ke depan

Sehubungan dengan hal tersebut kami menginstruksikan kepada seluruh Tenaga Pendidik/Kependidikan dan mahasiswa untuk memperhatikan Standar Minimal Pengajuan Proses Penerbitan

Robot mentor memiliki 6 axis gerakan yang direpresentasikan dalam sudut joint , yaitu sudut joint 1 ( θ 1 ) untuk sumbu 0, merupakan sudut yang dibentuk oleh posisi proyeksi

Dosen serta RPP sertifikasi guru tersebut, maka ada dua hal yang harus. dilakukan para stakeholder pendidikan, khususnya kalangan

benar telah dilakukan Pelaksanaan Komputer Dasar bagi guru dan staf 28 Oktober 2014). Kegiatan ini dilaksanakan dengan baik oleh Staf pengajar Program Studi