• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di wilayah ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi. Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumberdaya alam yang lebih besar dan pengeksploitasi lingkungan untuk kebutuhan industri, bisnis, dan kegiatan sosial. Peningkatan kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas, dan sementara itu juga melakukan tindakan konservasinya untuk penggunaan masa mendatang (Erma Wahyuningrum, 2010)

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (UU No.5 Tahun 1984, tentang industri)

Pembangunan industri merupakan salah satu pilar pembangunan perekonomian nasional, yang diarahkan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan industri yang berkelanjutan yang didasarkan pada aspek pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup (Bappeda Kabupaten Klaten, 2012)

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi oleh bernagai ketidak pastian. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2012 dibanding triwulan III-2011 tercatat sebesar 6,17% dan secara kumulatif mencapai sebesar 6,29% bila dibanding periode yang sama tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjuukan trend yang terus meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak triwulan II-2012 merupakan pertumbuhan terbesar kedua di Dunia setelah China yang meskipun mencatat

(2)

angka 7,7% namun trend-nya menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan demikian tingkat pertumbuhan Indonesia kembali berada di atas rata-rata tingkat pertumbuhan dunia yang pada tahun 2012 diprediksi sebesar 3.5%. (Firmanzah, 2012)

Seluruh sektor perekonomian Indonesia pada triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor pertanian (6,15%), pengangkutan dan transportasi (4,20%), industri (3,99%), dan konstruksi (3,79%).

10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat stabil di kisaran 5,5%±1% dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11%. Sejak tahun 2007 hingga 2012, tingkat pertumbuhan hampir selalu di atas 6% dengan pengecualian tahun 2009 (4,6%) sejalan dengan krisis ekonomi global akibat kegagalan sektor kredit properti (subprime mortage crises) dimana sebagian besar negara bahkan mengalami pertumbuhan minus (Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2012)

Kinerja perekonomian Jawa Tengah terus bertumbuh selama 4 tahun terakhir. Selama tahun 2008-2012, perekonomian meningkat dari 5,46% (2008) menjadi 6,4% (2012). Pertumbuhan ini berdampak positif yaitu menurunkan jumlah penduduk miskin dari 6,18 juta orang (2008) menjadi 4,8 juta orang (2012). Berdampak pula pada penurunan jumlah pengangguran terbuka dari 1.22 juta orang (2008) menjadi 0,9 juta orang (2012). Pertumbuhan tersebut juga berimplikasi positif pada kinerja sejumlah indikator perekonomian seperti nilai tukar petani, pendapatan per kapita, indeks keparahan dan kedalaman kemiskinan, indeks pembangunan manusia dan lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan IV-2012 diperkirakan masih akan tumbuh cukup baik. Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh pertumbuhan sektor non-tradable, seperti sektor PHR, transportasi dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Sektor pertanian iperkirakan masih cukup baik sejalan dengan kondisi cuaca yang mendukung. Sektor industri yang diperkirakan membaik sejalan dengan menbaiknya kinerja ekspor, maka tiga sektor ekonomi Jawa Tengah diperkirakan masih akan menjadi penyumbang

(3)

utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2012, yang diperkirakan akan tumbuh 6,0% - 6,3% (http://www.bi.go.id)

Sektor industri di Kabupaten Klaten merupakan sektor yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan berpotensi mengimport dari daerah lain. Karena dari hasil perhitungan LQ (Location Quotient) yaitu sebesar 0,62 ( suatu sektor tertentu tidak memiliki keunggulan komparatif atau kurang efisien dalam berproduksi, dan daerah yang diteliti memiliki potensi untuk mengimport produk dalam sektor yang diteliti). Meskipun berdasarkan perhitungan LQ sektor industri pengolahan bukan merupakan sektor yang efisien, namun sebenarnya Kabupaten Klaten memiliki modal dasar yang cukup baik dalam rangka pengembangan sektor ini. Beberapa produk unggulan yang direkapitulasi Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) antara lain adalah industri pengecoran logam, industri pande besi, industri mebel, industri tembakau, industri konveksi, dan industri keramik/genteng. Industri pengolahan menyumbang sebesar 19% terhadap PDRB Kabupaten Klaten. (www.jatengprov.go.id).

Keberadaan UMKM di Kabupaten Klaten menjadi sektor yang berpotensi dalam peningkatan perekonomian karena mampu memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat lokal dan sekitarnya. Sebanyak 101 jenis usaha mikro kecil dan menengah pada tahun 2010 di Kabupaten Klaten dapat menyerap 38.621 tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Klaten itu sendiri atau sekitar 2,9% dari jumlah penduduknya. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat sebanyak 50% pada 10 tahun mendatang atau sekitar 234.537 tenaga kerja.

Kondisi UMKM Kabupaten Klaten sebelum tahun 2006 berada pada tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi pada tahun 2006 kondisi UMKM mengalami penurunan yang disebabkan oleh krisis ekonomi global akibat bencana alam dan krisis keamanan di Indonesia. Perekonomian Kabupaten Klaten secara

keseluruhan mengalami penurunan sebesar 3%. (http://studiosetunggal.wordpress.com/ada‐apa‐dengan‐umkm‐kabupaten‐klaten/).

Industri di Kabupaten Klaten dibagi menjadi Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka (ILMKA) serta Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK). Dari

(4)

data Kabupaten Klaten Dalam Angka tahun 2012, jumlah industri ILMKA dan IHPK sebanyak 34.054 unit dan mampu menyerap tenaga kerja 150.759 orang dengan nilai produksi Rp 6.929.826.410,00. Sedangkan jumlah industri ILMKA dan IHPK pada tahun 2009 sebanyak 33.046 unit dan mampu menyerap tenaga kerja 147.978 dengan nilai produksi Rp 6.613.247.985,00 . Sehingga, dapat disimpulkan bahwa nilai produksi di Kabupaten Klaten mengalami peningkatan sebesar Rp 316.578.425,00 atau sebesar 4,79 % dari tahun 2009. (Dinas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten, Kabupaten Klaten dalam Angka 2012).

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Klaten dapat dilihat pada pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 yaitu sebesar 1,96% dari tahun 2005 - 2011. 3 sektor yang pertumbuhannya paling tinggi yaitu: sektor listrik dan air bersih sebesar 7,22 %, sektor industri pengolahan naik sebesar 6,72 %, dan jasa-jasa sebesar 6,50 %. Sedangkan 3 sektor yang mengalami pertumbuhan paling kecil yaitu: sektor pertanian turun sebesar 12,19 %, sektor penggalian turun sebesar 6,47 %, dan sektor bangunan/konstruksi naik sebesar 2,87 %. (PDRB Kabupaten Klaten 2011).

Perkembangan industri yang sangat pesat di Kabupaten Klaten, maka kebutuhan lahan untuk penyediaan lokasi industri juga semakin meningkat. Terbatasnya lahan untuk perindustrian menyebabkan bangunan industri didirikan pada lokasi yang tidak menguntungkan.

Semakin berkembangnya sektor industri telah menyebabkan terjadinya percepatan munculnya bangunan industri. Keberadaan bangunan industri disamping memberikan dampak positif, juga akan mempengaruhi potensi, kondisi dan mutu sumberdaya alam dan lingkungan yang dalam kurun waktu panjang dapat mengakibatkan potensi dan mutu lingkungan menurun bila pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya industri tidak bijaksana. Maka, kebijaksanaan yang harus diupayakan adalah dengan mempertahankan, meningkatkan perkembangan industri yang dapat memperhatikan potensi dan mutu lingkungan sehingga upaya pengendalian dan pencegahan terhadap kerusakan lingkungan dapat dilokalisir (Susilo, 1998).

(5)

Pengembangan industri yang tidak diarahkan, maka akibatnya dapat merugikan daya dukung lingkungan dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Pembangunan pabrik-pabrik di sembarang tempat tanpa memperhatikan masalah konservasi dan efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan ketidakselarasan antara kemampuan atau potensi lahan dengan pemanfaatannya yang dapat merugikan pembangunan, baik dari segi fisik, maupun sosial ekonomi. Agar lahan dapat memberikan produktifitas yang optimal dan seminimal mungkin menimbulkan kerusakan lahan, maka diperlukan perencanaan tata ruang yang matang dalam pembangunan suatu daerah. Pemilihan lokasi industri perlu dipertimbangkan sebaik-baiknya agar tidak terjadi degradasi lahan maupun gangguan terhadap kondisi sosial ekonomi di sekitarnya.

Penentuan lokasi industri yang tepat memerlukan suatu evaluasi kesesuaian lahan yang menggunakan data beberapa parameter lahan. Data parameter tersebut dapat diperoleh dari data penginderaan jauh yang berupa citra satelit. Teknik penginderaan jauh memiliki peranan yang sangat besar dalam proses penyadapan informasi mengenai kondisi fisik lahan. Pemilihan lokasi yang dilakukan secara terestrial akan memakan banyak waktu, tenaga dan biaya (Sutanto, 1986).

Kesesuaian lahan diartikan sebagai penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Tingkat kesesuaian lahan nantinya ditunjukkan dengan kelas-kelas kesesuaian yang diperoleh dari hasil penilaian antara atribut lahan terutama sifat-sifat fisik dengan persyaratan penggunaan lahan dalam hal ini kawasan industri (Sitorus, 1985).

Kemajuan teknologi penginderaan jauh sangat membantu dalam penyediaan data yang dapat digunakan untuk menyadap informasi mengenai fisik lahan di permukaan bumi. Teknologi penginderaan jauh banyak dimanfaatkan karena mampu menyajikan data dan informasi secara cepat serta pengolahan data dan keluaran yang baik, sehingga sering digunakan untuk kegiatan penanganan dan pembangunan dan analisis wilayah. Keunggulan inilah yang membuat teknologi penginderaan jauh dapat diandalkan sebagai sumber data untuk memperoleh informasi mengenai fisik lahan. Selain keunggulan tersebut, kelebihan dari penginderaan jauh antara lain : data pengindreaan jauh (citra) mampu

(6)

menggambarkan kenampakan objek pada daerah yang sulit dijangkau untuk melakukan kegiatan secara terestrial.

Penginderaan jauh mempermudah dalam pengumpulan serta pengolahan data. Karena dengan adanya data penginderaan jauh maka pengumpulan data lebih mudah, cepat serta menghemat biaya dibandingkan melakukan survei terestris. Untuk menentukan kesesuaian lahan untuk kawasan industri akan lebih mudah dengan memanfaatkan citra penginderaan jauh untuk mendapatkan informasi mengenai penggunaan lahan yang terdapat di Kabupaten Klaten. Untuk menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan, maka data hasil interpretasi citra tersebut di uji kebenarannya dengan melakukan cek/survei lapangan.

1.2Perumusan Masalah

Kabupaten Klaten merupakan wilayah yang termasuk dalam wilayah yang berkembang. Sehingga di Kabupaten Klaten terdapat pusat-pusat fasilitas pendidikan, perdagangan, dan jasa. Perkembangan industri di Kabupaten Klaten dapat tumbuh dengan cepat sehingga membuka peluang untuk membangun industri di Kabupaten Klaten. Perkembangan industri dapat dilihat dari pertambahan jumlah industri dari tahun 2009 yang terdiri dari 33.046 unit usaha menjadi 33.928 unit usaha pada tahun 2012 ( Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten, 2012 )

Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang, Kabupaten Klaten secara umum memang tidak dialokasikan menjadi lokasi industri. Karena terdapat beberapa kendala seperti adanya Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang menghalangi perijinan untuk membuka industri. Namun jika dilihat dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang terdapat di Kabupaten Klaten sangat memadai dan mendukung untuk industri, maka pembangunan industri di Kabupaten Klaten harus dipertimbangkan.

Pembangunan industri dapat dimanfaatkan untuk membuka lapangan pekerjaan dan pemerataan pembangunan ekonomi di Kabupaten Klaten. Dengan adanya industri maka tenaga kerja di Kabupaten Klaten dapat memperoleh

(7)

lapangan pekerjaan yang nantinya akan menggurangi angka pengangguran yang terdapat di Kabupaten Klaten. Industri juga dapat memberikan pemasukan bagi daerah yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sehingga angka kemiskinan di Kabupaten Klaten dapat dikurangi, kemakmuran masyarakat juga dapat ditingkatkan. Hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan wilayah untuk mengembangkan kawasan industri.

Kriteria kelayakan pemilihan lokasi kawasan industri menjadi hal yang sangat penting jika suatu wilayah akan mendirikan industri. Kelayakan suatu daerah untuk dibangun industri adalah harus memenuhi syarat seperti berikut:

1. Kawasan yang memenuhi persyaratan lokasi industri 2. Tidak boleh terletak di kawasan lindung

3. Tidak boleh terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi dan potensi untuk dibangun jaringan irigasi

4. Tersedia sumber air yang cukup 5. Adanya sistem pembuangan air limbah 6. Tidak menimbulkan dampak sosial yang berat

7. Sesuai dengan tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kesesuaian lahan industri dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai saat ini (N1), dan tidak sesuai permanen (N2). Kelas kesesuaian lahan tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi industri.

Dengan menganalisis daerah-daerah yang sesuai untuk kawasan industri di Kabupaten Klaten maka dapat dioptimalkan pembangunan pada daerah tersebut. Sehingga dalam perencanaan penentuan kawasan industri di Kabupaten Klaten dapat sesuai dengan kondisi di daerah tersebut. Maka hasil yang akan diperoleh juga akan lebih maksimal. Didukung oleh aksesibilitas yang mudah, jumlah tenaga kerja yang memadai dengan kemampuan yang berkualitas, sumber daya alam yang melimpah, dan kondisi georafis yang mendukung untuk perkembangan kawasan industri di Kabupaten Klaten.

(8)

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dapat digunakan untuk mengetahui dan memetakan kesesuaian lahan untuk lokasi industri?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk lokasi industri di Kabupaten Klaten?

3. Di lokasi manakah yang sesuai untuk dikembangkan sebagai lokasi industri di Kabupaten Klaten?

4. Daerah mana saja yang diprioritaskan untuk pengembangan kawasan industri di Kabupaten Klaten?

Berkaitan dengan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian yang berjudul: “ APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM RANGKA PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN LOKASI INDUSTRI DI KABUPATEN KLATEN “

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kegunaan dan keakuratan data Penginderaan Jauh yang berupa Citra Satelit ALOS untuk menyadap informasi fisik lahan yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan lokasi industri

2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk lokasi industri

3. Memetakan daerah yang sesuai untuk dikembangkan sebagai lokasi industri

(9)

1.4Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi mengenai lokasi industri kepada masyarakat umum atau pengambil kebijakan

2. Memberikan masukan informasi dan masukan untuk pemerintah dalam pengambilan kebijakan dan keputusan dalam perencanaan pembangunan industri

3. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya dalam pengembangan ilmu Penginderaan Jauh khususnya untuk studi evaluasi lahan untuk lokasi industri

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan batas wilayah laut daerah kota semarang dan kabupaten kendal dapat ditentukan dengan menggunakan acuan garis dasar lurus dan garis dasar normal dengan

Anda akan menerima email konfirmasi bahwa anda telah mendaftar dan untuk mengaktifkan account Paypal, buka email dari Paypal tersebut dan klik link konfirmasi yang terdapat

Fokus penelitian adalah untuk mendapatkan level pemrosesan pembayangan mental mahasiswa calon guru matematika dalam memahami definisi formal barisan konvergen. Hasil

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

Penentuan Rute Terpendek dengan Minimum Spanning Tree Alternatif 3: Pekanbaru - Kerinci - Rengat - Dumai - Duri - Siak. melalui Via Lintas Sumatra dengan total jarak tempuh

lELSiiOyS SOWTRIBUTIOW OF SIR SYED AHMAD KHAN (AN ANALYTICAL

Pola pengasuhan anak tidak mempengaruhi kenaikan status gizi balita, hal ini sesuai dengan penelitian oleh Supardi Ardiansyah, 2012 di Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa

Sebagai sebuah tahap pra-intervensi psiko- logi, asesmen psikologi perlu menghasilkan data berupa data psikologis individu atau sekelompok individu. Pengolahan data