• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengkonsumsi Alkohol Mengkonsumsi minuman beralkohol kini seperti menjadi bagian gaya hidup dari sebagian masyarakat Indonesia. Berawal dari sekedar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengkonsumsi Alkohol Mengkonsumsi minuman beralkohol kini seperti menjadi bagian gaya hidup dari sebagian masyarakat Indonesia. Berawal dari sekedar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Mengkonsumsi Alkohol

Mengkonsumsi minuman beralkohol kini seperti menjadi bagian gaya hidup dari sebagian masyarakat Indonesia. Berawal dari sekedar coba-coba, banyak yang kemudian akhirnya ketagihan dengan jenis minuman yang satu ini.

Selama ini dampak negatif dari konsumsi alkohol berlebih yang paling banyak diketahui orang adalah mabuk semata, dan itupun dapat hilang dengan sendirinya. Tapi ternyata efek negatifnya tidak berhenti sampai disitu saja. Bukan hanya menyebabkan mabuk, namun alkohol juga memiliki dampak negatif lain bagi tubuh. Dampak minuman yang mengandung alkohol tinggi pada manusia adalah merusak sistem metabolis tubuh manusia yang kemudian menimbulkan ketagihan dan merusak sebagian unsur otak.

Minuman beralkohol memiliki kadar yang berbeda-beda. Misalnya, bir dan soda alkohol (1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol), dan minuman keras atau biasa disebut dengan spirit (35-55% alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30-90 menit setelah diminum.

Dalam riset yang dilakukan Dr. Barbara Flannery dari RTI Internasional, diketahui bahwa otak perempuan alkoholik banyak mengalami kerusakan, terutama pada fungsi syaraf kognitifnya. Namun bukan berarti pria alkoholik terbebas dari masalah.

Selain merusak syaraf otak, alkohol juga merusak bagian liver. Lagi-lagi dampak kerusakannya lebih cepat terjadi pada perempuan dibanding pria. Demikian yang ditulis oleh tim peneliti dalam Journal Alcoholism: Clinical and Experimental Research. Untuk kepentingan riset, tim peneliti melibatkan 78 pria alkoholik dan 24 perempuan alkoholik berusia 18-40 tahun. Tim peneliti lalu melakukan serangkaian tes fungsi otak, 68 orang non-alkoholik menjadi kelompok kontrol dalam riset ini.

Hasil penelitian menyebutkan, perempuan alkoholik memiliki hasil tes yang buruk dalam hal memori visual, fleksibilitas kemampuan kognitif, penyelesaian masalah dan perencanaan.

Para peneliti menyimpulkan dampak alkohol pada metabolisme wanita berbeda dengan pria. Selain itu, tubuh pria lebih banyak memiliki kandungan air sehingga dapat mengurangi dampak alkohol. Alasan lain yang dikemukakan adalah enzim yang mengubah alkohol menjadi materi inaktif lebih sedikit pada perempuan. Selain itu, penyalahgunaan alkohol juga dapat menyebabkan kekurangan gizi dan menurunkan ketahanan terhadap penyakit, sekaligus memberikan dampak yang buruk pada penampilan Anda. Tidak seorang pun dapat mengatakan dengan pasti, tetapi pantang minum alkohol mungkin menjadi salah satu cara seorang wanita dapat tetap sehat dan tampak lebih muda lagi.

Minuman keras atau minuman beralkohol juga termasuk zat adiktif. Minuman keras dibedakan menjadi 3 golongan yaitu :

1. Golongan A yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 1%-5%, contohnya: Bir.

2. Golongan B yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 5%-20%, contohnya: Anggur/wine. 3. Golongan C yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 20%-45%, contohnya: arak, wiski, vodka. Namun zat organik yang terdapat dalam alkohol adalah etanol atau etil alkohol (C2H5OH). Alkohol berupa cairan bening … tidak berwarna, berbau khas, dan mudah menguap. Alkohol dapat di peroleh dari hasil fermentasi atau peragian madu, Gula, sari buah, atau umbi umbian oleh mikroorganisme. Minuman dari hasil peragian dapat menghasilkan alkohol sampai 15%, tetapi dengan proses penyulingan atau distilasi dapat di hasilkan alkohol 100%. Penyayan yg di hasilkan dari proses peragian merupakan komponen aktif dalam minuman bir, anggur, dan wiski.

Jika kita minum alkohol dalam jumlah banyak dapat menekan aktivitas otak bagian atas, sehingga menghilangkan kesadaran. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu lama dapat menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat obatan … mengurangi timbunan vitamin A dalam hati, meningkatkan aktivitas zat-zat racun yg terdapat pada hati dan zat zat yg dapat menimbulkan kanker, menghambat pembentukan protein dan menyebabkan gangguan fungsi hati. Pemakain alkohol dapat menyebabkan ketagihan sehingga termasuk dalam zat adiktif.

Alkohol yg diminum akan cepat diserap ke dalam pembuluh darah kemudian di sebarluaskan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh. Semakin tinggi kadar alkohol dalam minuman.. akan akan semakin cepat penyerapan ke dalam darah kita. Di dalam hati.. alkohol akan dioksidasi atau dibakar. Apabila alkohol yang diminum terlalu banyak, tidak semua alkohol masuk ke hati, sisa alkohol akan tinggal di dalam darah dan akan dibawa sampai otak. Di dalam otak apabila kadar alkohol masih sediki, maka peminum akan, mengalami euphoria (perasaan gembira dan nyaman). Tetapi jika masuknya alkohol makin lama makin banyak akibat minuman alkohol secara terus menerus maka orang itu akan mengantuk dan tertidur bahkan dapat meninggal.

Akibat yg ditimbulkan dari minum minuman beralkohol: Pengaruh langsung setelah minum :

• kehilangan keseimbangan tubuh

• pusing.. merasa gembira.. kulit menjadi merah • perasaan ingatan menjadi tumpul

• dalam dosis tinggi menjadi mabok.. tindakan tidak terkontrol.. dan kendali diri berkurang Pengaruh pada system pernapasan : denyut jantung dan pernapasan lambat

(2)

Pada system pencernaan :

• selera makan hilang dan kekurangan makan • peradangan hati

• kanker mulut.. kerongkongan dan lambung • luka dan radang lambung

Pada system jantung dan pembulu darah • pembengkakan jantung • kegagalan fungsi jantung

Pada system reproduksi dan pengaruh pada bayi :

• pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat bayi yg dikandung, abortus, kelahiran premature • pada pria dapat menyebabkan impotensi

Pada system saraf pusat :

• menghambat fungsi otak yg mengontrol pernapasan dan denyut jantung sehingga dapat menimbulkan kematian

• dapat menyebabkan hilangnya memory (amnesia) sakit jiwa.. kerusakan tetap pada otak dan system saraf.

Minuman alkohol yang terkenal dengan nama minuman keras adalah sebuah minuman yang membuat orang mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa plong bahkan tidak punya beban. Minuman keras oplosan adalah minuman keras yang ditambahkan suatu bahan-bahan lainnya. Minuman keras memang terasa kita tidak

mempunyai masalah ketika meminumnya namun itu justru berbahaya bagi kesehatan. Masa muda memang masa penuh dengan tantangan, Selalu ingin mencoba hal-hal baru terutama menginjak SMP(Sekolah Menengah Pertama). Disinilah awal anak-anak diuji, awal merokok atau meminum-minuman keras biasanya berawal kumpul-kumpul, kumpul disini dalam tanda kutip . Awalnya disuruh mencoba terlebih dahulu diberi dan diberi supaya orang tersebut kecanduan. Ya kalau sudah kecanduan bagaimana lagi? Ya harus beli bahkan nanti kita cenderung akan membelikan minuman untuk mereka, dari minuman beralih ke tingkat lebih tinggi pil ekstasi bahkan ganja.

Minuman alkohol atau biasa disebut minuman keras merupakan zat psikopat yaitu golongan zat yang bekerja secara selektif terutama pada otak hingga dapat menimbulkan perilaku, emosi kognitif, persepsi, kesadaran, dan lain-lain. Metabolisme alkohol terjadi didalam hati bila diminum dalah dosis rendah, alkohol dihidrogenase menjadi asetaldehida (hampir 95% etanol menjadi asetaldehid dan asetat sedangkan 5% sisanya akan diekskresi bersama urin). Enzim ini membutuhkan seng(Zn) sebagai katalisator. Asetaldehida kemudian diubah menjadi asetil KoA, lagi-lagi oleh enzim dehidrogenase.

Kedua reaksi ini membutuhkan koenzim NAD. Ion H yang terbentuk diikat oleh NAD dan membentuk NADH. Asetil KoA kemudian, memasuki siklus asam trikarboksilik(TCA), yang kemudian menghasilkan NADH. Asetil KoA kemudian memasuki siklus asam trikarboksilik(TCA), yang kemudian menghasilkan , dan yang digunakan untuk membentuk adenosin tripospat(ATP) yaitu senyawa energi yang berperan sebagai cadangan energi yang mobile di dalam sel.

Bila alkohol yang diminum banyak, enzim dehidrogenase tidak cukup untunk memetabolisme alkohol menjadi asetaldehida. Sebagai penggantinya hati menggunakan sistem enzim lain yang dinamakan Microsomal Ethanol Oxidzng System(MEOS). Asetaldehida yang dihasilkan dari pemecahan alkohol oleh enzim dehidrogenase, manakala berinteraksi kembali dengan alkohol akan menghasilkan senyawa yang susunannya mendekati morfin. Hingga orang menjadi kecanduan atau alkoholik( orang yang meminum alkohol). Selain mendekati pada situasi mati konyol seperti kejadian di Indramayu hingga puluhan orang mati konyol akibat meminum-minuman keras oplosan, seandainya memiliki umur panjang alkoholik terancam rupa-rupa penderitaan. Alkohol atau minuman keras dapat juga menyebabkan muka terlihat lebih tua, kusam, dan kurang gairah. Disisi lain alkoholik

cenderung mempunyai simpanan besi (Fe) lebih banyak dari manusia normal, selain bisa menimbulkan rasa enek, muntah dan diare. Ancaman lain yang tidak mustahil diidap alkoholik(peminum alkohol) adalah kerusakan hati disebabkan faktor menutrisi alkohol yang terus menerus dikonsumsi, hal inilah yang menimbulkan OD( Over Dosis). Mengkonsumsi alkohol yang terus menerus akan berdampak pada rasio NADH/NAD. Kondisi ini menyebabkan terdongkraknya rasio laktat/piruvat, mengakibatkan hiperlaktisidemia serta menurunkan kemampuan ginjal untuk mengsekresikan asam urat.

Dengan demikian alkoholik, terutama yang sudah memiliki bibit penyakit asam urat bisa didera derita yang lebih hebat oleh penyakit tersebut.

Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat orang yang biasa mengkonsumsi alkohol minumnya, orang yang memberi minum, penjualnya, pembelinya, yang memeraskannya, yang meminta diperaskannya, yang

membawa, dan yang dibawakannya”. Baru-baru ini dua mahasiswa asal Papua tewas akibat membeli miras berturut-turut diketahui mereka menenggak minuman keras tersebut dikosannya dan terakhir mereka membeli tiga botol Mansion dan dua buah botol kolesom. Bagi mereka hidup itu hanya dimanfaatkan untuk kesenangan

(3)

sesaat. Masa depan mereka telah hancur. Ingatlah pada orang tua, mereka membiayai kita dengan susah payah demi menyekolahkan anaknya.

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.

Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling.

Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau

kehilangan konsentrasi. Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi. Berikut ini ada beberapa akibat yang di timbulkan oleh minuman keras

2.4.1 Akibat penyalahgunaan minuman keras

Tentunya semua minuman keras akan menimbulkan akibat bagi para pelakunya dan bagi lingkungan di sekitarnya. Berikut dalah beberapa akibat meminum minuman keras.

Merokok

Peneliti dari University of Louisville menganalisis bahwa ada 3 karsinogen (senyawa pemicu kanker) dari tembakau yang bisa masuk ke dalam tubuh ibu dan bayinya yaitu benzo(a)pyrene, 4-aminobiphenil dan akrilonitril.

Selain bisa menyebabkan kanker, ibu hamil yang terpapar asap rokok juga bisa menimbulkan bahaya lain, seperti dikutip dariCDC.gov dan Telegraph, yaitu:

• Asap rokok bisa menyebabkan kematian dini (premature death) pada bayi yang sedang dikandung dan menimbulkan penyakit ketika bayi tersebut lahir

• Berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena racun dalam rokok bisa menghambat aliran darah yang merupakan sumber nutrisi bagi bayi

• Asap rokok bisa meningkatkan risiko bayi meninggal akibat mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) dibandingkan dengan bayi yang tidak terpapar asap rokok

• Meningkatkan risiko bayi terkena bronkitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperlambat pertumbuhan paru-paru

• Asap rokok selama hamil bisa menyebabkan perubahan dalam struktur DNA bayi yang nantinya dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhnya

• Mengganggu pertumbuhan otak janin selama di dalam kandungan, serta berisiko mengalami keterbelakangan mental

• Sering terpapar asap rokok bisa membuat bayi lahir prematur yang umumnya memiliki perkembangan organ tubuh yang belum sempurna

• Meningkatkan risiko bayi yang dikandung memiliki asma

• Meningkatkan risiko bayi lahir cacat seperti bibir sumbing akibat adanya kelainan pada sperma sang ayah yang perokok

• Pengaruh asap rokok bisa menyebabkan bayi mengalami penyakit jantung bawaan hingga keguguran Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia, termasuk zat yang sering dijumpai dalam kandungan polusi udara yang berbahaya, zat yang terdapat dalam sampah berbahaya, lebih dari 50 jenis zat penyebab kanker dan lebih dari 100 bahan kimia beracun lainnya. Beberapa zat yang telah familiar dengan kita

diantaranya karbonmonoksida (menurunkan kadar oksigen), nikotin (penyebab kecanduan dan bisa menurunkan kerja otot hati), dan tar (campuran beragam zat-zat beracun). Bahkan, Environmental Protection Agency Amerika menggolongkan rokok sebagai karsinogen kelas A, disejajarkan dengan asbeston, arsenik, benzene, dan radon.

Banyak unsur beracun dari asap rokok yang bersifat genotoxic (misalnya: menyebabkan kerusakan pada sel DNA yang akhirnya mengakibatkan mutasi sel yang tidak terkendali atau kanker).

Menyebabkan Penyakit bagi Orang Lain

Orang yang tidak merokok sangat dirugikan oleh asap rokok, karena asap rokok akan terhisap oleh siapa saja yang berada dekat si perokok. Beberapa penyakit yang bisa timbul pada perokok pasif, menurut British Medical Association (BMA), antara lain :

(4)

• Kanker paru-paru • Penyakit jantung koroner • Penyakit hati

• Asma • Bronkitis • Strike

• Terganggunya pertumbuhan janin • Bayi lahir prematur

Bagi anak-anak

• Sindrom kematian mendadak pada bayi atau Cot death (Sudden infant death syndrome) • Infeksi/peradangan telinga

• Infeksi/peradangan pernapasan

• Asma atau "bibit" asma (yang akan diderita setelah dewasa nanti) • Pneumonia

• Bronkhitis Dampak buruk lainnya

• Pemendekan nafas • Nausea • Iritasi pernafasan • Sakit kepala • Batuk • Iritasi mata

VIVAnews - Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri. Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.

Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. "Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan."

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

Berikut sejumlah zat berbahaya yang terkandung di sebuah batang rokok: Tar

- Dalam tubuh manusia, tar memicu terjadinya iritasi paru-paru dan kanker.

- Dalam tubuh perokok pasif, tar akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif. Nikotin

- Dalam tubuh manusia menimbulkan efek adiksi atau candu yang memicu peningkatan konsumsi.

- Dalam tubuh perokok pasif, nikotin akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Karbon Monoksida

- Merupakan gas berbahaya yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh. Pengikatan oksigen oleh karbon monoksida inilah yang kemudian memicu terjadinya penyakit jantung.

- Dalam tubuh perokok pasif, gas berbahaya ini akan terkonsentrasi tiga kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Bahan kimia berbahaya

- Berupa gas dan zat berbahaya yang jumlahnya mencapai ribuan. Di tubuh manusia, bahan kimia berbahaya ini meningkatkan risiko penyakit kanker.

(5)

- Dalam tubuh perokok pasif, bahan kimia berbahaya ini akan terkonsentrasi 50 kali lipat dibandingkan dalam tubuh perokok aktif.

Mengutip hasil kajian WHO, Budi mengatakan, lingkungan bebas asap rokok merupakan satu-satunya strategi efektif untuk memberikan perlindungan bagi perokok pasif.

Penyediaan smoking area juga tak sepenuhnya melindungi para perokok pasif dari bahaya rokok. "Penyediaan smoking area di dalam gedung sama halnya dengan kencing di sudut kolam renang, akan menyatu juga," ujarnya. "Asap tetap akan menembus ventilasi."

Data Global Youth Survey tahun 1999-2006, sebanyak 81 persen anak usia 13-15 tahun di Indonesia terpapar asap rokok di tempat umum atau menjadi perokok pasif. "Padahal rata-rata persentase dunia hanya 56 persen," ujarnya.

Survei tersebut juga menunjukkan, lebih dari 150 juta penduduk Indonesia menjadi perokok pasif di rumah, di perkantoran, di tempat umum, di kendaraan umum.

Sedangkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 menunjukkan, lebih dari 87 persen perokok aktif merokok di dalam rumah ketika sedang bersama anggota keluarganya. Survei ini juga menemukan 71 persen rumah tangga memiliki pengeluaran untuk merokok.

Ketenangan yang didapatkan dari menghisap rokok berasal dari Nikotin yang dikandung oleh Tembakau Rokok. Nikotin ini merangsang otak untuk memproduksi dopamin, sebuah senyawa yang membuat seorang perokok mendapatkan efek relaksasi, rasa tenang. Dalam tiap rokok pasti mengandung Nikotin dengan kadar yang berbeda-beda (tertera di bungkus rokok). Nikotin ini berasal dari Tembakau Rokok, banyak yang tidak tahu bahwa disisi lain nikotin ini merupakan Racun syaraf yang potensial, Bahan baku Insektisida, Karsinogenik dengan menghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel kanker. Dalam kadar yang rendah saja, nikotin dapat membuat kecanduan pemakainya. Ini yang membuat perokok sulit melepaskan diri dari rokok.

Selain Nikotin, masih ada Tar. Dia adalah hidrokarbon yang bersifat lengket & menempel pada paru, bersifat merusak sel paru dan menyebabkan kanker. Ini salah satu yang menimbulkan flek saat difoto rongsen.

Carbonmonoksida adalah hasil pembakaran tidak sempurna yang dihasilkan oleh ujung rokok yang disulut api. Carbonmonoksida ini bersifat lebih mudah mengikat Hemoglobin (senyawa pembawa Oksigen dalam darah) dari pada Oksigen. Hal ini membuat kadar oksigen dalam darah berkurang karena Hemoglobinnya lebih mudah terikat dengan Carbonmonoksida. Ini yang membuat kita merasa sesak bila berada di ruang yang penuh asap rokok.

Di samping itu masih banyak logam berat dan senyawa lain yang dikeluarkan oleh hasil pembakaran asap rokok. Tercatat ada 4000 bahan kimia yang dihasilkan, 200 diantaranya beracun dan 43 diantarnya diyakini dapat menimbulkan kanker. Diantara bahan beracun tersebut adalah Hydrogen Cyanide (racun hukuman mati, Arsenic (racun semut putih), Acetone (penghapus cat), Methanol (bahan bakar roket), Napthalene (kabur barus), Cadmium(dipakai accu mobil, baterai), Toluene (pelarut), Ammonia (pembersih toilet/lantai), Methane (Gas buang), Butane (bahan bakar korek api) dll.

Sudah umum diketahui bahwa asap rokok memiliki benzo[a]pyrene dalam jumlah yang cukup banyak. Benzo[a]pyrene yang dimetabolisme tubuh dengan cara menambah oksigen ke salah satu cincin molekulnya, mengubahnya menjadi molekul yang dinamakan epoksi diol. Epoksi diol tidak dikeluarkan oleh tubuh bahkan masuk ke inti sel, kemudian bereaksi dengan sel-sel DNA di daerah gen P53. Gen P53 di dalam DNA tubuh manusia berfungsi sebagai penekan tumor (tumor suppressor). Jika fungsi Gen P53 dimatikan, kemungkinan terjadinya tumor akan meningkat.

Tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang dapat dicegah di dunia. Tembakau

menyebabkan satu dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian tahun 2006. Ini berarti rata-rata satu kematian setiap 6,5 detik. Diperkirakan, 900 juta (84%) perokok sedunia hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi termasuk di Indonesia. The Tobacco Atlas mencatat, ada lebih dari 10 juta batang rokok diisap setiap menit, tiap hari, di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki, dan 250 juta perempuan. Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki China, Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan Indonesia. WHO menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa di Asia.

Asap rokok 25%-nya dihisap oleh perokok sementara 75%-nya berupa asap sampingan yang dapat dihirup oleh perokok pasif. Efek buruk asap rokok bukan hanya dirasakan oleh perokok saja namun juga oleh non perokok yang menghirup asap rokok.

Pemerintah memberikan peringatan terhadap perokok yang tertera dalam tiap bungkus rokok. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Tiap bungkus rokok maupun

(6)

iklan baik media cetak maupun elektronik harus mencantumkan peringatan tersebut. Beberapa gangguan itulah yang dapat ditimbulkan oleh efek asap rokok.

Efek Asap rokok dapat berupa gangguan yang segera (akut) maupun yang jangka panjang (kronis). Diantara yang akut adalah batuk, sesak dll. Sedangkan yang kronis adalah kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin seperti peringatan Pemerintah di atas. Berbagai jenis kanker dapat dipicu oleh rokok, diantaranya adalah kanker paru (yang tersering), kanker rongga mulut, kanker lambung, kanker usus, dll. Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding tidak mengisap asap rokok) 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan; 4x menderita kanker esophagus; 2x kanker kandung kemih.

Nikotin menyebabkan jantung berdebar, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal ini menimbulkan risiko kematian dari penyakit jantung 2-3x lebih besar terhadap perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Gangguan Seksual yang dapat dialami oleh perokok adalah bagi Pria berupa disfungsi seksual (Impotensi), Gangguan Libido, Gangguan Ereksi, Gangguan Ejakulasi, Gangguan Orgasme. Sementara pada wanita dapat berupa gangguan haid, early menopause (menopause dini), sulit untuk hamil. Bagi janin, asap rokok dapat menimbulkan terhambat perkembangan janin, keguguran, bayi lahir cacat, lahir prematur.

ZAT KIMIA

Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).

Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).

NIKOTIN

Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.

TIMAH HITAM (Pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!

GAS KARBONMONOKSIDA (CO)

Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!

TAR

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

DAMPAK PARU-PARU

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.

(7)

Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

DAMPAK TERHADAP JANTUNG

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya

menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.

Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian

menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.

Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

PENYAKIT (STROKE)

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.

Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

(8)

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

GERBANG NARKOBA

Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.

Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO

menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.

Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.

Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.

Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.

Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.

GANGGU KESEHATAN JIWA

Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.

Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).

Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.

Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).

Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.

Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki

(9)

terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.

Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.

SISTIM REPRODUKSI

Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa

Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.

pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.

120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah). Sebetulnya apa saja yang terkandung dalam asap sebatang rokok yang dihisap ? Tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok. Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). Sebetulnya apa sih zat-zat tersebut dan bagaimana mereka membahayakan tubuh ?

(1) Nikotin. Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.

(2) Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayakangkan bila seorang perkok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh. (3) Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara dalam darah perokok mencapai 4-15 persen. (4) Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.

—Antibodi Menurun

Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Tejadinya perubahan dalam rongga mulut sangat masuk diakal karena mulut merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok. Temperatur rokok pada bibir adalah 30 derajat C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu 900 derajat C.

Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludan. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zar asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok berisiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.

(10)

Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.

Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi.

Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.

Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering tejadi yang disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perkok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukung gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.

Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.

Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.

Perlekatan jaringan ikat dan serat-serat kolagen terhambat, sehingga proses penyembuhan dan regenerasi jaringan setelah perawatan terganggu.

Tembakau kunyah sering disebut juga tembakau tanpa asap, tampaknya juga telah menjadi tren dan produknya banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda, atletik dan wanita usia lanjut di Amerika. Di Indonesia mengunyah tembakau telah menjadi kebiasan sejak dulu. Walaupun tanpa asap kebiasaan mengunyah tembakau ini diduga sebagai penyebab terjadinya ‘bercak putih’ (leukoplakia) dan terjadinya kanker rongga mulut. Kelainan biasanya terjadi di daerah pipi, tempat tembakau tanpa asap ini biasa disisipkan. * drg Amalia (sh)

(11)

Stres

1. Stres membuat berat badan mudah naik

Ketika stres, tubuh Anda melepaskan hormon kortisol, yang akan memberikan dorongan energi secara cepat untuk memberi respons berupa melawan atau malah menghindar. Namun jika Anda selalu didera stres dalam jangka waktu yang lama, kortisol akan terus-menerus dilepaskan, dan ini akan menyebabkan berat badan mudah naik. Menurut studi yang dimuat pada jurnal Obesity, hormon kortisol dapat membuat lemak cenderung

disimpan di daerah perut. Selain itu, Anda juga jadi lebih sering ngemil. Keduanya bisa menurunkan laju metabolisme dan juga meningkatkan kadar gula darah.

"Untuk itu, Anda perlu mengetahui dengan jelas, apa saja pemicu stres utama dalam hidup Anda," kata ahli nutrisi Charlene Giovanelli-Nicolson. Setelahnya, cobalah memiliki semacam food diary untuk mencatat apa saja yang Anda makan begitu kondisi emosional sedang terganggu akibat stres.

2. Stres menurunkan kadar fertilitas

Studi yang dilakukan oleh Emory University menemukan bahwa wanita dengan level kortisol yang tinggi bisa mengalami masalah dalam ovulasi, sehingga kemampuannya untuk hamil jadi terganggu. Selain itu, stres berlebihan juga bisa berpengaruh buruk pada wanita yang sedang mengandung. Sebagai solusinya, para peneliti menyarankan untuk melakukan terapi berbicara. Sebab, dengan berbicara dengan orang lain, wanita dapat meredakan stres yang dialami, sehingga kemungkinan hamilnya otomatis akan meningkat.

3. Stres menumpulkan dorongan seks

Penasihat masalah seks dan asmara, Elna Rudolph menyatakan, ketika wanita sedang stres, mereka hanya akan berpikir bagaimana cara melalui semua ini dengan selamat. Sedikit sekali yang sampai sempat terpikir untuk melampiaskannya melalui kegiatan yang menyenangkan, salah satunya bercinta.

"Kortisol itu sebenarnya membantu, namun bila Anda mendapatkannya sesekali. Sementara jika terus-menerus, kondisi hormon Anda secara keseluruhan menjadi tidak seimbang," papar Rudolph. Ketidakseimbangan hormon ini akan berpengaruh juga terhadap libido Anda. "Jika seks sudah menjadi prioritas terakhir dalam pikiran Anda, itu berarti otak butuh waktu untuk mengingat kembali betapa menyenangkannya aktivitas ini," kata Rudolph.

(12)

Untuk itu, cobalah perbanyak waktu istirahat untuk mengendurkan saraf yang tegang, atur kembali hidup Anda, dan luangkan lebih banyak waktu untuk berduaan dengan pasangan. "Berendam air hangat bisa membantu Anda mengingat kembali pengalaman bercinta yang paling tak terlupakan, juga membangkitkan imajinasi untuk merencanakan acara bercinta berikutnya. Tanpa Anda sadari, aktivitas seks bisa menjadi salah satu cara paling alami untuk meredakan stres!" tambah Rudolph.

Penderita diabetes harus menjauh dari stres karena jika tidak akan membahayakan kadar glukosa dalam darahnya. Menjaga kadar gula darah bagi orang diabetes tidak hanya dari makanan tapi juga menghindari stres. Banyak kasus penderita diabetes melitus memiliki kadar glukosa dalam darah yang tinggi meskipun sudah mengonsumsi obat secara teratur. Kondisi ini terjadi karena si penderita mengalami stres atau depresi. "Bila seorang yang diabetes melitus mengalami stres atau depresi menyebabkan peningkatan metabolisme glukosa yang membuat kadar glukosa dalam darahnya meningkat," ujar Dr.Suryo

Dharmono, SpKJ (K) staff pengajar Bagian Psikiatri FKUI/RSCM, dalam acara Media Edukasi dengan tema 'Kalangan Profesional Rentan Depresi?' di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (6/1/2010).

Dr Suryo menuturkan karenanya penting bagi penderita diabetes untuk tahu bagaimana caranya menjaga tingkat stresnya. Salah satunya adalah dengan melakukan olahraga secara teratur.

Olahraga teratur bagi penderita diabetes tidak hanya untuk mengontrol kadar glukosa, tapi juga membuat seseorang memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Hal ini termasuk salah satu cara untuk mencegah dan mengatasi stres.

Dalam suatu penelitian disimpulkan bahwa seseorang yang berumur 65 tahun atau lebih memiliki resiko lima kali lebih cepat untuk meninggal jika mengalami stress dalam jangka waku yang panjang.

Proses tersebut dipicu oleh berbagai penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke dan gagal jantung. Hal ini dilatarbelkangi oleh tingginya kadar kortisol di dalam urin. Kadar kortisol yang tinggi dihasilkan oleh tubuh ketika seseorang mengalami stress yang berkepanjangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang memicu munculnya stress yang berkepanjangan, dan perbanyaklah kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang membuat pikiran lebih rileks.

Kortisol memang sudah lama diketahui mampu meningkatkan resiko mortalitas seseorang akibat gangguan kardiovaskular. Sebenarnya kortisol itu sendiri adalah komponen yang memiliki peranan penting bagi tubuh, hanya saja konsentrasinya di dalam tubuh tidak boleh berlebih, karena dalam konsentrasi yang tinggi justru akan merugikan dan mematikan. Selain kortisol, masih ada komponen kimia lain yang memiliki peranan ketika seseorang stress yang sampai saat ini masih butuh untuk diteliti lebih lanjut.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress: 1. Depresi

2. Obesitas

3. Demensia (kemerosotan daya ingat) 4. Sering infeksi 5. Kanker payudara 6. Insomnia 7. Penyakit jantung 8. Alergi 9. Mengurangi kesuburan 10. Stroke

Ketika stres, tubuh kita akan melepaskan hormon kortisol, adrenalin dan noradrenalin. Kondisi itu disebabkan gejala-gejala fisik yang terjadi akibat stres. Setelah itu, Anda mungkin mulai berkeringat dan tekanan darah dan denyut jantung akan naik. Ini bisa merusak sistem kekebalan tubuh, membuat kita lebih rentan terhadap penyakit, serta menyebabkan tubuh melepaskan lemak dan gula ke dalam aliran darah sehingga terjadilah penambahan berat badan.

Stres otomatis juga meningkatkan tekanan darah. Bila berkelanjutan dalam jangka panjang, bisa menyebabkan tekanan darah tinggi yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Jika Anda merasa tengah stres, mintalah bantuan dari seorang psikolog, konselor stres, relaksasi terapis, hipnoterapi, atau bahkan terapis alternatif.

Berikut adalah 10 masalah kesehatan yang timbul akibat stres : 1. Depresi

(13)

Seperempat dari orang yang mengalami stres berat bisa menjadi depresi. “Stres berat kronis akan mengganggu kemampuan kita untuk mengatur emosi," kata Cohen.

2. Obesitas

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine pada 2008 menyatakan bahwa, ketika stres, tubuh melepaskan molekul yang disebut neuropeptide Y, yang mensimulasikan sel-sel lemak untuk tumbuh baik dalam ukuran dan jumlah yang tinggi. Selain itu, stres kronis yang dialami seseorang cenderung membuat diet jadi tidak sehat.

3. Demensia (kemerosotan daya ingat)

Sebuah studi 2009 Neurology melaporkan bahwa para orang tua yang sering tertekan dan terisolasi, 50 persen lebih mungkin mengembangkan penyakit demensia pada rekan-rekan mereka yang lebih tenang dan jarang stres. 4. Sering infeksi

Berdasarkan analisa tahun 2004, dari 293 penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Bulletin, stres kronis bisa menekan sistem kekebalan tubuh yang membuat orang lebih mudah terserang penyakit flu.

5. Kanker payudara

Wanita yang terkena kanker payudara metastatik, yakni kanker yang telah menyebar, dua kali lebih sering kambuh jika mereka sedang stres, menurut penelitian 2007 di Psychosomatic Research.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap tikus pada tahun 2009, seekor tikus yang mengalami stres akan tiga kali lebih besar untuk mengembangkan kanker payudara di tempat pertama dibandingkan dengan tikus yang tenang. Penelitian ini dilakukan di Prosiding National Academy of Sciences.

6. Insomnia

Menurut penelitian yang dilakukan di Clayton Sleep Institute di St Louis, orang dengan stres kronis lebih sering mengalami gangguan tidur (insomnia), mereka cenderung melakukan aktivitas tidur lebih sedikit, dibandingkan dengan orang-orang yang mengalami kelelahan.

7. Penyakit jantung

Sebuah makalah yang diterbitkan Scandinavian Journal of Work Environment and Health tahun 2006, melaporkan bahwa orang-orang yang secara teratur mengalami stres, 50 persen berisiko terhadap penyakit jantung.

"Stres kronis mengaktifkan sistem saraf simpatik yang menyebabkan kerusakan lapisan dalam arteri dan juga membantu pembentukan gumpalan darah, yang menjadi penyebab serangan jantung," kata Cohen.

8. Alergi

Berdasarkan penelitian di Universitas Ohio State, stres bisa mengakibatkan orang yang terkena alergi jadi bertambah lebih parah. Reaksi alergi bisa bertahan lebih lama daripada orang yang tidak mengalami stres. 9. Mengurangi kesuburan

Dua hormon stress, kortisol dan hormon gonadotropin menghambat pelepasan hormon seks utama dalam tubuh, yang menyebabkan pengurangan jumlah sperma, ovulasi dan hasrat seksual. Hal ini dinyatakan pada sebuah studi 2009 yang dilaporkan dalam Prosiding National Academy of Sciences.

10. Stroke

Orang-orang yang secara teratur mengalami stres 50 persen lebih mungkin untuk menderita penyakit stroke fatal dibanding orang tanpa stres. (dar)

1. Memicu jerawat

Jika sedang menghadapi hari besar seperti pernikahan atau harus menyelesaikan setumpuk pekerjaan, mungkin akan ada jerawat yang muncul pada wajah. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan adanya hubungan antara stres dan munculnya jerawat.

(14)

merangsang kelenjar sebaceous untuk memproduksi minyak berlebih," ujar Murad.

Tentu saja, minyak berlebih akan menyumbat pori-pori sehingga memicu komedo dan jerawat. Stres juga dapat memperlambat proses penyembuhan dengan menurunkan kemampuan penyembuhan luka dari sistem kekebalan tubuh hingga 40 persen. Hal inilah yang mengakibatkan jerawat akan lebih lama bertahan pada wajah Anda. 2. Mempercepat timbulnya keriput

Keriput mungkin dapat diselamatkan dengan menggunakan pelembab anti keriput. Namun, akan tetap banyak keriput jika Anda dalam keadaan stres.

Keriput muncul karena berbagai macam sebab, termasuk stres. Sebuah studi yang dilakukan di Universitas California, San Fransisco, mengungkapkan bahwa sel dalam tubuh akan mengalami penuaan lebih cepat ketika stres. Tentunya, penuaan sel inilah yang membuat kulit kehilangan kelenturannya sehingga menjadi cepat kendur dan berkeriput.

"Ketika Anda stres, otak akan melepaskan peptida neuro yaitu zat radikal bebas yang merusak membran sel," ujar Murad.

Hal ini dapat digambarkan pada kulit buah anggur. Jika Anda menusukkan jarum pada kulit anggur, sari buah akan merembes keluar. Radikal bebas itulah yang pada dasarnya menusuk kulit.

Setelah dibebaskan zat radikal akan merusak sel membran sehingga akan kehilangan kadar air. Karena dehidrasi, kulit akan membentuk garis-garis halus dan keriput, wajah yang pucat, dan lingkar gelap di sekitar mata.

3. Kerontokan rambut

"Stres dapat memicu kerontokan rambut lebih banyak, namun hal tersebut terjadi beberapa saat kemudian," ujar Kingsley. Hal ini disebut dengan telogen effluvium yaitu keadaan di mana rambut rontok tiga bulan setelah peristiwa yang membuat stres.

"Rambut rontok tidak dapat dibatasi karena setiap helai rambut memiliki umurnya masing-masing," ujarnya. Cara satu-satunya adalah untuk tidak mengkhawatirkan kerontokan rambut yang terjadi. Karena semakin memikirkannya, semakin stres Anda, dan semakin banyak rambut yang rontok. Biasanya setelah rambut rontok akan tumbuh kembali dalam enam hingga sembilan bulan.

4. Kerusakan kuku

Kuku banyak menggambarkan tentang kesehatan manusia. Kuku yang terlalu lunak adalah indikasi kekurangan gizi atau arthritis kronis. Sedangkan, kuku dengan tonjolan memanjang mengindikasikan bahwa orang tersebut mengidap penyakit tiroid. Bagaimana dengan stres?

Kuku menerima tekanan di kedua arah, baik dari dalam maupun dari luar. Anda mungkin menggigit mereka, atau menggosokkannya ketika Anda merasa gugup. Menurut dokter kulit Flor A. Mayoral, hal tersebut mengakibatkan perubahan bentuk pada lempeng kuku.

"Terkadang para pasien tidak menyadari bahwa kebiasaan merekalah akar permasalahannya," ujarnya pada konferensi The American Academy of Dermatology pada 2007.

Sedangkan, kuku juga menerima tekanan dari dalam tubuh. Menurut dr. Murad, kuku terbuat dari protein yang jika dirusak akibat stres maka kuku akan lemah, lebih rapuh, dan rentan terpisah dari kulit.

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, saat perempuan single-parent di RW 15, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong mengalami penderitaan dan menghadapi masalah, mereka akan menyadari bahwa

Sedang baginda bemegeri di Pekan Tua, * dewasa itulab datang kepada Hamba, ** Seri Narawangsa yang bernama Tun Bambang, anak Seri Akar Raja, Petani; menjunjungkan titab Yang

F1 pembentukan kerajaan persekutuan F2 Yang Dipertuan Agong sebagai ketua negara F3 mengamal institusi raja berpelembagaan F4 mengamal sistem demokrasi berparlimen F5

(3) Setiap mahasiswa yang menghina dan/atau mencemarkan nama baik pimpinan universitas, fakultas, program studi, lembaga, unit, dosen, dan/ atau karyawan di dalam atau di luar

Berdasarkan hasil regresi logistik dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa profitabilitas, ukuran Kantor Akuntan Publik, dan ukuran perusahaan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa saya ucapkan karena Skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai

Tabel 4.13 Data Rata-Rata Selisih Koordinat Plumbon.....