• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 TUJUAN PENULISAN. Penulisan makalah ini bertujuan :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.3 TUJUAN PENULISAN. Penulisan makalah ini bertujuan :"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muskular, apex, dan basis cordis, atrium kanan, dan atrium kiri serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7571 liter darah.

Adapun pemeriksaan diagnostik pada kardiovaskuler dapat digolongkan atas pemeriksan invasif dan non invasif. Pemeriksaan non invasif adalah prosedur-prosedur diagnostik yang dilakukan tanpa menyebabkan luka pada kulit sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berarti.

Pemeriksaan kardiologi yang dikerjakan secara rutin adalah anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG, photo rontgent thorax dan pemeriksaan laboratorium rutin. Semuanya digolongkan dalam pemeriksaan kardiologi atau kardiovaskuler khusus.

Pemeriksaan radiografi toraks dilakukan untuk menilai jantung, paru, mediastinum dan dinding dada. Pemeriksaan radiografi toraks untuk menilai jantung dan paru sangat penting untuk penilaian awal dan merupakan pelopor untuk pemeriksaan berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat di ambl rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pemeriksaan Radiografi pada jantung?

1.3 TUJUAN PENULISAN. Penulisan makalah ini bertujuan :

1. Tujuan Umum.

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas makalah mata Kuliah Radiologi. 2. Tujuan Khusus.

Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang: a) Mengetahui pemeriksaan radiografi pada jantung.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Radiografi Thorax.

Pemeriksaan radiografi thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) bertujuan menggambarkan secara radiografi organ-organ yang terdapat didalam rongga dada. Tekhnik radiografi thorax terdiri dari bermacam – macam posisi yang harus dipilih disesuaikan dengan indikasi pemeriksaan, misalnya bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo thorax dan lain – lain. Untuk menentukan posisi mana yang tepat, harus menyesuaikan antara tujuan pemeriksaan dengan kriteria foto yang dihasilkan.

Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung, dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di industri – industri seperti pertimbangan dimana para pekerja terpapar oleh debu.

2.1.1. Secara umum kegunaan foto thorax / CXR adalah :

1. Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung,vaskuler). 2. Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax). 3. Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB). 4. Untuk memeriksa keadaan paru – paru.

2.1.2. Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah : 1. Nodule (daerah buram yang khas pada paru).

Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malign, granuloma, infeksi (pneumoniae), vascular infarct, varix. Kecepatan pertumbuhan, klasifikasi, bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat multiple.

2. Kavitas.

Yaitu struktur lubang berdinding didalam paru. Biasanya disebabkan oleh kanker, emboli paru, infeksi staphllococcus, aureus, tuberculosis, bakteri anaerob dan jamur dan wegener’s granulomatosis.

3. Abnormalitas pleura.

Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax. Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseasse dan lymphangioleiomyomatosis. 2.1.3. Langkah – langkah Pembuatan Foto Thorax :

a. Persiapan Alat dan Bahan. 1. Meja pemeriksaan. 2. Film, kaset.

(3)

4. Pesawat rontgen. b. Indikasi Pemeriksaan.

Indikasi dilakukannya foto torak antara lain :

1. Infeksi traktus respiratorius bawah, misalnya : TBC Paru, bronkitis, Pneumonia. 2. Batuk kronis. 3. Batuk berdarah. 4. Trauma dada. 5. Tumor. 6. Nyeri dada. 7. Metastase neoplasma. 8. Penyakit paru akibat kerja. 9. Aspirasi benda asing. c. Persiapan Pemeriksaan.

1. Mengidentifikasi klinis / indikasi pemeriksaan. 2. Memilih tekhnik radiografi yang tepat.

3. Memberikan instruksi kepada pasien. d. Posisi Pemeriksaan.

1. Posisi PA (Postero Anterior).

Pada posisi ini film diletakkan didepan dada, siku ditarik kedepan supaya skapula tidak menutupi parenkim paru.

2. Posisi AP (Antero Posterior).

Dilakukan pada anak – anak atau pada pasien yang tidak kooperatif. Film diletakkan dibawah punggung, biasanya scapula menutupi parenkim paru. Jantung juga terlihat lebih besar dari posisi PA.

3. Posisi Lateral Dextra dan Sinistra.

Posisi ini hendaknya dibuat setelah posisi PA diperiksa. Buatlah proyeksi lateral kiri kecuali semua tanda dan gejala klinis terdapat disebelah kanan, maka dibuat proyeksi lateral kanan, berarti sebelah kanan terletak pada film. Foto juga dibuat dalam posisi berdiri.

4. Posisi Lateral Dekubitus.

Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu, yaitu bila klinis diduga ada cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film diletakkan dimuka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang arah horizontal.

5. Posisi Apikal (Lordotik).

Hanya dibuat bila pada foto PA menunjukkan kemungkinan adanya kelainan pada daerah apex kedua paru. Proyeksi tambahan ini hendaknya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila ada kesulitan menginterpretasikan suatu lesi di apex.

(4)

e. Prosedur Pemeriksaan.

1. Memasang kaset dan memberikan marker. 2. Mengatur posisi pasien.

3. Mengatur jarak (FFD).

4. Menentukan Arah sinar (CR) dan Pusat (CP).

5. Mengatur kolimasi menentukan faktor eksposi dan proteksi radiasi. 6. Melakukan eksposi, melakukan processing film.

7. Mengevaluasi hasil foto.

f. Syarat / Kriteria Gambaran Foto Thorax PA.

1. Seluruh lapangan paru tampak atau tercover. 2. Batas atas apex paru tampak (tidak terpotong).

3. Batas bawah kedua sinus prenico costalis tidak terpotong. 4. Kedua sterno clavicular joint tampak simetris kanan dan kiri. 5. Lapangan pulmo terbebas dari gambaran os. Scapula.

6. Inspirasi penuh ditunjukkan dengan terlihatnya Costae 9-10 Posterior. 7. Faktor eksposi cukup ditunjukkan dengan terlihatnya CV Thoracal 3

atau 4.

2.2. Pemeriksaan radiologis jantung dibagi:  Tanpa kontras ( X foto toraks).  Dengan kontras (kateterisasi).

Pemeriksaan rutin: X Foto toraks , proyeksi PA dan lateral. Dapat dilengkapi obliq kanan-kiri, dengan esofagus diisi barium.

2.2.1 Penilaian jantung: 1. Konvigurasi. 2. Letak/situs. 3. Ukuran.

1. Konvigurasi jantung:  Batas kanan: parasternal.

 Batas kiri: pertengahan klavikula (mid clavicula).

 Batas atas (batas dari arkus aorta): 1 -2 cm di bawah manubrium sterni.  Batas bawah: sukar ditentukan, karena terdapat diafragma

2. Letak/situs jantung :

 N: jantung di hemitoraks kiri dan fundus jantung di abdomen sisi kiri (situs solitus).

 Dekstrokardia: fundus di kanan,apeks di kanan.  Dekstroversi: fundus di kiri apeks di kanan.

(5)

 Levoversi: fundus di kanan dan apeks di kiri.  Mesoversi: jantung di tengah-tengah.

3. Ukuran jantung-Cardio Thorak Ratio (CTR): Memiliki syarat yaitu :

 Posisi PA.

 Inspirasi cukup. Dilihat dari ketinggian diafragma (setinggi costa 9 & 10 posterior yang berbentuk huruf “A” dan tepi medial jelas dan setinggi costa 5 & 6)

 Bentuk dada normal.  Tidak ada scoliosis.

 Focus Film Distant: 1,8 – 2 m.

Gambar 1. Syarat mengukur CTR

Keterangan :

 Garis M: garis di tengah-tengah kolumna vertebra torakalis.  Garis A: jarakantara M dengan batas kanan jantung yang terjauh.  Garis B: jarakantara M dengan batas kiri jantung yang terjauh.

(6)

Gambar 2. Rumus CTR Radioanatomi jantung :

(7)

Gambar 4. Radioanatomi jantung anterior

Gambar 5. Radioanatomi jantung lateral

Radiografi toraks di baca dengan menempatkan sisi kanan foto (marker R) di sisi kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa. Pada radiografi toraks, jantung terlihat sebagai bayangan opak (putih) di tengah dari bayangan lusen (hitam) paru-paru.

Syarat layak baca radiografi toraks, yaitu: 1. Identitas

Foto yang akan dibaca harus mencantumkan identitas yang lengkap sehingga jelas apakah foto yang dibaca memang milik pasien tersebut.

2. Marker

Foto yang akan di baca harus mencantumkan marker R (Right/ kanan) atau L (Left/ kiri).

(8)

3. Os scapula tidak superposisi dengan toraks

Hal ini dapat tercapai dengan posisi PA, tangan di punggung daerah pinggang dengan sendi bahu internal rotasi.

4. Densitas cukup

Densitas foto dikatakan cukup/ berkualitas jika corpus vertebra di belakang jantung terlihat samar.

Gambar 6. Gambaran radiografi dengan densitas “lunak, densitas cukup dan densitas “keras”.

5. Inspirasi cukup

Pada inspirasi yang tidak adekuat atau pada saat ekspirasi, jantung akan terlihat lebar dan mendatar, corakan bronkovaskular akan terlihat ramai/ memadat karena terdorong oleh diafragma. Inpirasi dinyatakan cukup jika iga 6 anterior atau iga 10 posterior terlihat komplit. Iga sisi anterior terlihat berbentuk huruf V dan iga posterior terlihat menyerupai huruf A.

(9)

Gambar 8. Pengaruh inspirasi terhadap ukuran jantung dan corakan bronkovaskular. A.Inspirasi kurang, B. Inspirasi cukup.

6. Simetris

Radiografi toraks dikatakan simetris jika terdapat jarak yang sama antara prosesus spinosus dan sisi medial os clavikula kanan - kiri. Posisi asimetris dapat mengakibatkan gambaran jantung mengalami rotasi dan densitas paru sisi kanan kiri berbeda sehingga penilaian menjadi kurang valid.

Gambar 9. Jarak yang sama antara prosesus spinosus dengan sisi medial os clavikula bilateral.

Hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan radografi: 1. Posisi pemeriksaan

Jantung berada di sisi anterior rongga dada. Pada radiografi toraks dengan posisi berdiri, dimana sinar berjalan dari belakang ke depan (PA), maka letak jantung dekat sekali dengan film. Jika jarak dari fokus sinar ke film cukup jauh, maka bayangan jantung yang terjadi pada film tidak banyak mengalami pembesaran/ magnifikasi. Pada umumnya jarak fokus-film untuk radiografi jantung 1,8 – 2m.

(10)

Bayangan jantung yang terlihat pada radiografi toraks proyeksi PA mengalami

magnifikasi ± 5% dari keadaan sebenarnya. Lain halnya bila radiografi dibuat dalam proyeksi antero-posterior (AP), maka jantung letaknya akan menjadi jauh dari film sehingga bayangan jantung akan mengalami magnifikasi bila dibandingkan dengan proyeksi PA.

Hal yang sama akan terjadi pada radiografi yang dibuat dengan posisi telentang (supine) dengan sinar berjalan dari depan ke belakang (AP). Di sini bayangan jantung juga akan terlihat lebih besar dibanding dengan proyeksi PA dan posisi berdiri. Posisi AP dilakukan pada pasien yang tidak sanggup berdiri (posisi PA).

Gambar 10. Posisi posteroanterior (PA) dan posisi anteroposterior (AP) supine

2. Bentuk tubuh

Pada orang yang kurus dan jangkung (astenikus) jantung berbentuk panjang dan ke bawah. Ukuran vertikal jauh lebih besar daripada ukuran melintang. Diafragma letaknya mendatar sehingga jantung seolah tergantung (cor pendulum). Sebaliknya pada orang yang gemuk dan pendek (piknikus); letak jantung lebih mendatar dengan ukuran melintang yang lebih besar disertai diafragma yang letaknya lebih tinggi.

Bentuk dinding toraks seperti pectus excavatum/ pigeon chest, pectus carinatum, kelainan pada kelengkungan vertebra seperti skoliosis, kifosis atau hiperlordosis dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung.

3. Kelainan paru

Kelainan luas pada paru dapat mempengaruhi bentuk dan letak jantung. Fibrosis atau atelektasis dapat menarik jantung, sedangkan efusi pleura dan pneumotorak dapat mendorong jantung.

2.3 Cardiac Multi Slice Computed Tomography (MSCT)

Kemajuan teknologi alat diagnostik yang pesat saat ini sudah sangat dirasakan manfaatnya dalam mendiagnosis adanya gangguan struktur morfologi organ tubuh. Diharapkan dengan adanya alat diagnostik yang baik, maka dapat dilakukan diagnosis secara tepat dan cepat, sehingga akan sangat membantu pasien mendapat penanganan yang cepat, tepat dan efisien. Dalam mendiagnosis struktur morfologi organ tubuh sangat diperlukan modalitas radiologi sesuai dengan kemampuan alat dan karakteristik organ yang akan dinilai.

(11)

Modalitas yang digunakan dalam bidang radiologi seperti radiologi konvensional (foto Rontgen), Computed Tomography Scanning (CT-scan), Magnetic Resonancy Imaging (MRI), Ultrasonography (USG) 2D, 3D, 4D, dan pencitraan nuklir, semuanya berkembang pesat. Pada tulisan ini akan membahas MSCT untuk organ jantung.

2.3.1 Sejarah perkembangan CT-scan untuk menilai jantung

Pada awal tahun 1970-an, setiap slice gambar yang terbentuk memerlukan waktu lebih dari 10 detik dan dengan adanya gerakan/denyut jantung yang cepat penilaian struktur jantung menjadi sulit, dan saat itu hanya dapat mendeteksi adanya kelainan yang besar seperti tumor di jantung. Akhir tahun 1980-an, dengan menggunakan helical scanner, dan continuous detector, memungkinkan membuat gambar arteri koronaria akan tetapi belum dapat mendeteksi adanya stenosis. Pada tahun 1990-an, adanya kemajuan detektor, generator tabung sinar X, dan komputer dapat dibuat CT multi-row (4 slice, 16 slice, 64 slice,) dan dengan kombinasi "ECG gating" secara retrospektif dapat merekonstruksi irisan gambar sehingga dapat menilai dengan baik arteri koronaria. Contoh survey alat produksi Centre Cardiologique du Nord dari GE, menggunakan multi slice computed tomography (MSCT), pada awalnya, di tahun 2000 mengunakan 4 detektor (light speed plus), pada tahun 2001 dengan 8 detektor (light speed ultra), dan akhir tahun 2002 dengan 16 detektor (light speed pro) dan pada akhir 2004 menggunakan 64 detektor (light speed VCT). Diharapkan yang berikutnya 256 slice.

Sebagai perbandingan pada pemeriksaan jantung untuk MSCT 4 slice, agar mendapatkan gambar yang cukup baik, pasien harus dapat menahan napas sekitar 45 detik, sedangkan dengan 16 slice diperlukan 20 detik. Makin banyak jumiah detektor yang digunakan akan menghasilkan kualitas dan resolusi gambar yang makin baik. Selain itu dengan MSCT memungkinkan membuat gambar semua organ tubuh dalam 3 D. Khususnya pada organ jantung, saat ini menggunakan MSCT 16 dan 64 slice (beberapa jurnal merekomendasikan 64 slice).

Dengan tambahan ECG Triggering pada MSCT dan pemberian kontras iodium injeksi saat dilakukan pemeriksaan, maka dapat dibuat gambar anatomi dimensi dan konfigusi ruang-ruang jantung serta arteri koronaria dengan jelas. Selain penilaian di atas juga dapat menilai jumlah kalsium (calsium score) yang ada di arteri koronaria. Rekonstruksi saat fase diastolik maupun sistolik, memungkinkan penilaian fungsional secara umum ataupun segmentasi fungsi ventrikel. Beberapa meneliti melaporkan MSCT 16 slice mempunyai sensitifitas (82% - 95%), spesifisitas (95% - 96%) serta negative predictive value (96% - 99%) dalam mendeteksi adanya stenosis arteri koronaria.

2.3.2 Penggunaan MSCT cardiac

Saat ini penggunaan pemeriksaan CT-scan jantung (Cardiac-MSCT) makin banyak dilakukan dan telah dijadikan sebagai salah satu pilihan pemeriksaan rutin jantung. Hal ini diakibatkan karena pemeriksaan ini tidak invasif dan dapat memberikan informasi tentang struktur morfologi anatomi organ jantung dan vaskulernya begitu maksimal. MSCT (terutama 64 slice) mampu memberikan data informasi baik berupa morfologi anatomi maupun fungsionalnya, juga dapat memberikan detail data struktur jantung berikut variasinya serta struktur organ di mediastinum (terutama pembuluh darah). Disamping itu juga diharapkan dapat memberikan informasi data lesi necrotik atau iskemik, reversibel atau irreversibel sehingga memungkinkan pemberian terapi yang efektif dan efisien kepada pasien. MSCT jantung yang tidak invasif ini sangat bermanfaat karena hanya dengan satu jenis pemeriksaan (sebelumnya menggunakan coronography, myocardial scintigraphy, dan echocardiography)

(12)

dapat menganalisa data klinis yang cukup diperlukan untuk menentukan jenis dan tindakan terapi bagi pasien.

Analisa dari hasil pencitraan cardiac MSCT yang sering digunakan saat ini berupa: penilaian morfologi jantung, kalsium skor arteri koronaria dan CT angiografi koronaria. Pada MSCT 64 slice juga dimungkinkan untuk menilai fungsional struktur jantung. Kalsium skor, merupakan teknik penilaian perluasan kalsifikasi di arteri koronaria dengan menggunakan angka (lihat interpretasi kalsium skor).

Penelitian awal kalsium skor menggunakan EBCT (electron beam CT), tetapi sekarang menggunakan multi-slice CT yang scan lebih cepat dan lebih akurat. Telah dibuktikan adanya korelasi langsung banyaknya kalsium skor dengan resiko penyakit jantung koroner (atherosclerosis and plaque formation). Makin tinggi kalsium skor, makin tinggi kemungkinan adanya stenosis a. koronaria. Calsium score nol (O), belum dapat menyingkirkan adanya soft plaques, tetapi secara statistik dapat menyingkirkan adanya penyakit jantung koroner bermakna (dapat terlihat lebih baik dengan CT angiogram). Dengan ditemukannya calsium skor yang tinggi, sangat mungkin disertai adanya soft plaque, yang apabila soft plaque tersebut ruptur maka akan menyebabkan acute heart attack.

2.3.3 Interpretasi calcium scores

MSCT sangat baik untuk mendeteksi dan mengukur banyaknya kalsium di pembuluh darah koroner. Calcium score (CS) pada tiap pembuluh darah koroner mencerminkan banyaknya kalsium pada pembuluh darah tersebut. Nilai CS > 100 mengindikasikan mempunyai resiko tinggi PJK. CS yang lebih tinggi menunjukkan aterosklerosis plak yang lebih banyak. CS tidak secara langsung menunjukkan persentasi penyempitan pada pembuluh darah koroner, tetapi CS yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan yang lebih besar adanya stenosis pada pembuluh darah koroner tersebut. Teknik ini sudah disetujui dan digunakan oleh American College of Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA). a. Nilai interpretasi kalsium score sbb:

Penilaian Fungsional Jantung dengan CT-scan

Penilainan fungsional jantung pertama kali dengan CT scanner 64-slice. Parameter fungsional yang dinilai antara lain:

1. Gerakan katup dan segmen-segmennya

2. Pelengkap data penilaian arteri koronaria, contoh:

 Hypokinetik dinding anterior dan septum, berhubungan dengan stenosis LAD.

 Systolic dysfunction, lesi bermakna dan perlu terapi.

 Systolic dysfunction positif, perlu dilanjutkan pemeriksaan nuklir (stress-thallium) atau pemeriksaan stress-perfusion MRI, karena MRI dapat mendeteksi perubahan perfusi pada awal stenosis (ischemic).

 Systolic dysfunction, selalu disertai perubahan perfusi. 3. Ejection fraction

Ejection fraction dapat dinilai dengan adanya ukuran kapasitas end-diastolic dan end-systolic, akan tetapi beberapa penelitian melaporkan ejection fraction dengan MSCT underestimates 5-10% dibanding pengukuran dengan MRI (digunakan MRI sebagai gold standard).

b. Yang dapat dinilai pada CT Scan jantung

 Kalsifikasi (arteri koronaria, katup, mycardium, pericardium).

 Abnormalitas ruang-ruang jantung (dilatasi, penipisan mycordium, old scars/infaction, aneurisma, trombus atrium atau ventrikel, tumor).

(13)

 Gangguan fungsi (hypomotility, reduced right ventricular function). c. Indikasi cardiac CT (sekarang)

Penelitian Coronary calsium scoring:

 Pasien dengan atypical chest pain

 Screening pada asymptomatic subjects dengan kecurigaan resiko PJK rendah/sedang

 Coronary artery disease (main branches)

 Regional wall thickness

 Penilaian potency of coronary artery bypass graft

 Penyakit jantung bawaan

 pasien dewasa sebelum dilakukan operasi

 pasien dengan cardiac pacemarker

d. Indikasi perluasan/tambahan pada cardiac CT Functional:

 Ejection fraction

 Cardiac output

 Regional motility

e. Indikasi akan datang untuk cardiac CT

 Mycordial viability after infarction, PTA, or Stenting

 Valvular disease Tidak ada indikasi:

 penyakit a. koronaria bagian distal.

f. Indikasi pemeriksaan umum yang sering dilakukan pada Cardiac CT antara lain: 1. Adanya resiko penyakit jantung ringan atau sedang

2. Evaluasi anatomi cardiac/pericardial, adanya massa, trombus, dll 3. Kasus-kasus chest pain

4. Evaluasi setelah bypass grafts dan pemasangan stents. Pada keadaan ini, sering disertai artefak stent dan menyebabkan penilaian stenosis stent tidak jelas (tergantung material, tipe dan lokasi stent). Beberapa laporan menyatakan sensitifitas CT-angiografi dalam mendeteksi adanya sumbatan pada bypass 100% adanya penyempitan 60% - 96%.

5. Evaluasi gerakan dinding jantung dan fungsi katup. 6. Mendeteksi adanya anomali jantung.

2.3.4 Persiapan pasien

Agar dapat dihasilkan kualitas gambar yang baik, selain dari kemampuan alat, juga persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan, persiapan meliputi:

1. Denyut jantung kurang dari 70 kali/menit, kalau perlu di beri beta-blocker. Beberapa keadaan dengan kontra indikasi pemberian beta-blocker antara lain:

a. Ashma Bronchiale b. AV block

c. Hypotensi berat d. Gagal jantung berat

(14)

2. Sebelumnya hindari kopi, atropin, theophyline.

3. Contras Material (iodium) injection (fungsi ginjal baik, tidak alergi kontras). 2.3.5 Beberapa keterbatasan dan kelebihan pada MSCT untuk penilaian jantung:

l MSCT angiografi, pada keadaan calsium score yang tinggi disertai denyut jantung yang tinggi akan ditemukan "motion artifacts" yang dapat menyulitkan dalam menginterpretasi gambar (menentukan stenosis).

l Coronary CTA, hanya murni sebagai alat diagnosis, tidak seperti kateterisasi selain untuk diagnostik juga dapat sebagai tindakan terapi (pemasangan stent). Oleh karena itu, pada pasien yang secara klinis sudah jelas dengan gambaran adanya stenosis a. koronaria tentu dengan pemeriksaan Coronary CTA kurang bermanfaat dibandingkan dengan kateterisasi.

l Tingginya nilai negative predictive value of coronary MSCT angiography, membuat pemeriksaan kateterisasi perlu dipertimbangkan pada pasien yang secara symptomatic terutama pada pemeriksaan pretest ada kecurigaan stenosis arteri koronaria. Jika pada CTA secara jelas tidak tampak stenosis maka pemeriksaan invasive angiography tidak diperlukan lagi.

l Tidak seperti catheter angiography, pada CT-angiografi dapat dilakukan penilainan dengan cross-sectional sehingga dapat menganalisa dinding pembuluh darah (fibrosis, lipid-rich noncalcified plaque, calfified plaque).

2.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI) Jantung

Magnetic Resonance Imaging (MRI) jantung menggunakan magnet dan gelombang radio untuk memindai jantung dan menghasilkan gambar atau foto jantung. MRI tidak menggunakan radiasi seperti jenis pemeriksaan radiologi lainnya dan tidak memiliki efek merugikan jangka panjang. MRI perfusi stres jantung menggunakan suntikan media kontras selama pemindaian. Kontras masuk ke otot jantung di daerah yang menerima suplai darah yang baik.

Pada daerah yang relatif aliran darahnya kurang tidak terdapat kontras, yang bisa menjadi indikator penyakit jantung iskemik. Aliran darah (perfusi) ke jantung dinilai baik pada istirahat dan pada waktu dilakukan stres test. Stres test dilakukan dengan suntikan obat yang disebut adenosin. Obat ini memiliki efek pada jantung seperti latihan fisik dan kontras yang telah disuntikkan dapat memperlihatkan bagian dari otot jantung yang tidak menerima pasokan darah yang memadai. Setelah itu tes ini dilakukan tanpa adenosin dan dibandingkan dengan gambar yang dilakukan stres test. Informasi ini membantu dalam mengidentifikasi adanya iskemia dan dapat menunjukkan pembuluh darah yang menyebabkan masalah dengan akurat.

2.4.1 Persiapan MRI Stres perfusi jantung

 Menghindari Kafein selama 24 jam sampai 48 jam sebelum pemeriksaan. Kafein mengganggu pemberian adenosin di hati.

 Berpuasa selama 4 jam.

 mengisi kuesioner sebelum pemeriksaan untuk memastikan aman bagi pasien untuk masuk mesin MRI.

(15)

2.4.2 Yang dilakukan selama MRI Stres perfusi jantung

 Memakai pakaian yang disediakan. Hal ini untuk menghindari benda logam yang dapat mengganggu magnet dan untuk memungkinkan akses yang mudah untuk memasang elektroda pada dada untuk memonitor detak jantung

 Berbaring di tempat tidur pemindai

 Dilatih untuk melakukan pemindaian MRI

 Lead untuk memantau denyut jantung kemudian akan ditempatkan pada dada

 Jika suntikan kontras media (gadolinium chelate) diperlukan, dipasang IV line d tangan kiri dan kanan

 Dipasang koil di daerah dada yang bekerja dengan magnet utama untuk menerima sinyal gelombang radio untuk menghasilkan gambar.

 Setelah siap, akan ditempatkan di dalam mesin MRI yang seperti terowongan pendek. Akan ada suara bersenandung dan suara mengetuk teradi di sekitar yang menunjukkan baha scanner sedang berjalan. Biasanya merasa sedikit hangat selama pemindaian

 Pasien akan diminta untuk menahan napas dari waktu ke waktu selama scan untuk membantu menghasilkan gambar yang terbaik

 Mesin MRI bising, sehinga pasien dipasang headphone dan dapat mendengarkan musik dan berbicara dengan petugas radiografer selama melakukan scan. Pasien juga akan diberi tombol bel selama pemindaian. menekan tombol bel akan membuat radiografer mengetahui bahwa pasien ingin berbicara. Sebuah mikrofon terletak di dalam mesn MRI.

 Setelah pasien merasa nyaman, radiografer akan kembali ke konsol kontrol, meninggalkan pasien dalam mesin MRI. Dari sini radiorafer akan mengontol scanner untuk menscan bagian jantung

 Suntikan kontras dan adenosin akan diberikan selama pemindaian untuk pemeriksaan perfusi jantung. Pada waktu disuntik adenosin akan terasa tidak enak di daerah dada dan wajah. Efek ini singkat dan biasanya segera berakhir setelah suntikan diberikan. 2.4.3 Resiko dari MRI Stres Perfusi Jantung

 Tidak ada resiko yag berarti dari mesin MRI. Kebanyakan orang biasanya tidak ada masalah kecuali yang menggunakan implan atau peralatan seperti alat pacu jantung.

 Ada resiko yang sangat kecil dari reaksi alergi yang terkait dengan konras medium (gadolinium chelate).

 Adenosin diberikan selama stres test. Namun obat ini dapat memiliki efek samping yang lebih serius termasuk : nyeri dada, badan terasa hangat, bedebar-debar, dan kadang terasa sesak.

2.4.4 Manfaat dari MRI Stres Perfusi Jantung

 MRI menghindari paparan radiasi (X-ray). Hal ini sangat bermanfaat bagi pasien yang harus dilakukan evaluasi secara berulang

 MRI mempunyai kelebihan dibandingkan sinar-X dalam kemampuan menampilkan gambar secara khusus untuk menunjukkan anatomi yang kompleks. Mampu untuk menganalisa aliran dara melalui pembuluh darah dan di dalam ruang jantung. Gambar yang kabur karena gerakan jantung dan pembuluh darah dapat diatasi

(16)

 MRI perfusi dapat memberikan informasi penting mengenai bagian otot jantung dengan suplai darah yang tidak memadai dan dapat menentukan otot jantung masih hidup atau tidak. Ini dapat digunakan untuk memandu pengobatan.

2.4.5 Indikasi MRI Jantung

 Mengukur fungsi ventrikel kiri dan kanan : 1. Kardiomiopati

2. Gagal jantung

3. Arythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD) 4. Hipertensi pulmonal

 Evaluasi anatomi jantung 1. Perikarditis konstriktif 2. Tumor dan thrombus jantung

3. Penyakit jantung bawaan (kongenital) 4. Patent Foramen Ovale (PFO)

 Perfusi otot jantung (miokard) : Penyakit jantung koroner

 Mengevaluasi myocardial scar/viability

1. Identifikasi miokard yang hibernating sebelum revaskularisasi 2. Identifikasi kardiomiopati dari miokarditis kronis

 MRA oroner : anomali arteri koroner

 Mengukur aliran darah

1. Penyakit katub jantung (misal aorta regurgitasi, mitral regurgitasi, aorta stenosis, mitral stenosis, dll)

2. Evaluasi Shunts ASD, VSD, dan PDA

 Pertimbangan khusus lainnya :

1. Pasien yang tidak kandidat echocardiography (window echo jelek)

2. Pasien yang tidak kandidat pemeriksaan nuklir jantung (obesitas, payudara besar, wanita, bdn kecil)

3. Pasien tidak mau diperiksa prosedur invasif (TEE, kateterisasi jantung) 4. Pasien yang menginginkan diperiksa lengkap.

2.4.6 Jenis Pemeriksaan MRI Jantung

 MRA coronary

 Perfusion study

 Viability study

 Dobutamine stres MRI

 ARVD study

 MRA

 Function study

(17)

2.5 Echocardiography

2.5.1 Pengertian

Salah satu pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi gangguan jantung adalah alat echocardiography. Echocardiography merupakan pemeriksaan jantung dengan menggunakan ultrasound (gelombang suara) frekuensi 2-6 MHz. Nama lain echocardiography adalah USG Jantung dan test gema. Echocardiography adalah suatu alat yang mengambil gambar dari hati atau jantung dengan menggunakan gelombang suara. Echocardiography ( ultrasound pengujian untuk hati atau jantung) mengijinkan suatu ahli jantung untuk menguji struktur , fungsi, dan aliran darah dari hati atau jantung tanpa penggunaan dari sinar-x.

Echocardiography dilakukan dengan penggunaan suatu tongkat plastik yang lembut (suatu echo-transducer) untuk memancarkan gelombang suara ke dada atau abdomen. Gelombang suara lewat dengan aman sampai badan dan gema yang dihasilkan akan ditafsirkan oleh suatu sistem yang terkomputerisasi.

Indikasi penggunaan echocardiography adalah untuk melihat fungsi ventrikel, kelainan jantung kongenital, penyakit jantung katup, kardiomiopati, efusi perikardial, adanya massa (tumor) dan penyakit aorta proksimal. Karena echocardiography dapat menghasilkan gambar atau frame dengan inherensi (jumlah potongan) yang tinggi, maka echocardiography dapat digunakan untuk melihat pergerakan struktur pada jantung. Echocardiography dengan kombinasi Doppler digunakan untuk melihat fungsi ruang-ruang jantung, katup jantung dan adanya pintas-pintas (shunt, seperti ASD atau VSD) dalam jantung.

(18)

Gambar 1a. Gambar 1b.

Gambar 1c.

Gambar 1a.echocardiography secara fisik Gambar 1b. pemeriksaan echocardiography

Gambar 1c. hasil pemeriksaan echocardiography

2.5.2 Fungsi echocardiography

Echocardiography memiliki fungsi diantaranya adalah :

a. Memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh besar. b. Berperan dalam diagnosa kelainan jantung bawaan (congenital).

c. Mendeteksi kelainan struktur anatomi katup jantung misalnya adanya kekakuan, gangguan pembukaan-penutupan katup, tebal dan geraknya, serta apakah ada perlekatan.

d. Membantu dokter dalam menilai kemampuan gerak otot -otot dinding jantung akibat penyempitan pembuluh koroner, pembengkakan otot jantung (dilated cardiomypathy), dan penebalan otot jantung (hiperthrophy cardiomypathy) yang disebabkan hipertensi dan kelainan otot jantung bawaan.

(19)

2.5.3 Pemeriksaan echocardiography

Terdapat empat jenis pemeriksaan yang dapat dideteksi dengan echocardiography

yaitu :

a. Trans Thoracal Echocardiography (TTE)

Adalah standar echocardiography, tidak nyeri, tanpa efek radiasi dan non-invasif. Non-invasif memiliki arti tidak ada operasi yang dilakukan dan tidak ada alat yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melainkan alat hanya diletakkan pada bagian luar tubuh pasien yaitu tranduser diletakkan pada dada dengan menggunakan pelumas atau gel. Proses pemeriksaan jantung pada jenis echocardiography ini tergolong cukup mudah. Bagian dari echocardiography yaitu tranduser diletakkan di dada pasien. Tranduser tersebut mengirim gelombang suara, ultrasound melalui dinding dada dan jantung pasien. Telinga manusia tidak dapat mendengar gelombang ultrasound sehingga kita tidak meraasakan apapun. Gelombang ultrasound tersebut memantul dari struktur jantung dan kemudian ditangkap oleh penangkap gelombang pada mesin echocardiography. Gelombang tersebut kemudian dikonversi oleh mesin

echocardiography menjadi gambar pada layar. Hasil analisa kemudian dapat dilihat pada kertas yang disebut dengan echocardiogram.

Gambar 2. Pemeriksaan jantung secara Trans Thoracal Echocardiography (TTE)

b. Trans Esophageal Echocardiography (TEE)

Adalah pemeriksaan jantung, menggunakan alat transduser masuk melalui tenggorokan menuju esophagus (saluran cema atas yang terletak dekat dengan

(20)

jantung), sehingga penampilan bagian-bagian tertentu jantung akan lebih jelas. Jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk melihar aorta dan bagian lain dari jantung pasien secara langsung. Dalam pengujian ini, transduser dipasang pada ujung tabung fleksibel. Tabung kemudian dimasukkan ke dalam tenggorokan pasien dan masuk ke kerongkongan (bagian terkemuka dari mulut ke perut anda). Hal ini memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambar yang lebih rinci dari jantung pasien.

Gambar 3. Tabung fleksibel yang digunakan saat pemeriksaan Trans Esophageal Echocardiography (TEE)

Gambar 4. Proses pemeriksaan secara Trans Esophageal Echocardiography (TEE)

c. Stress Echocardiography

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat gerakan otot-otot jantung lebih akurat dengan menggunakan alat treadmill atau memasukkan obat untuk menstimulasi gerakan otot-otot jantung. Stress echo ini dilakukan sebagai bagian dari tes stress. Selama tes stress, pasien disuruh berolahraga atau minum obat (yang diberikan oleh dokter) untuk membuat jantung pasien bekerja keras dan beat jantung

(21)

menjadi lebih cepat. Seorang teknisi akan mengambil gambar jantung pasien dengan menggunakan echocardiography sebelum pasien berolah raga dan segera setelah pasien selesai berolahraga. Beberapa masalah jantung, seperti penyakit jantung koroner, lebih mudah didiagnosis ketika jantung bekerja keras dan beatnya lebih cepat.

Gambar 5. Proses pemeriksaan secara stress echocardiography

d. Fetal Echocardiography

Fetal Echocardiography juga sering disebut dengan echocardiography janin

karena jenis pemeriksaan ini digunakan untuk melihat jantung bayi yang belum lahir. Seorang dokter dapat merekomendasiakn pemeriksaan ini untuk memeriksa bayi untuk masalah jantung. Pemeriksaan ini dapat dilakukan selama kehamilan sekitar 18 - 22 minggu. Untuk pemeriksaan ini, tranduser diletakkan diatas perut ibu hamil yang mana hasilnya akan muncul di layar.

(22)

Gambar 6. Proses pemeriksaan secara fetal echocardiography

Gambar 7. Hasil pemeriksaan secara Fetal Echocardiography

Selama pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiography, terdapat beberapa prosedur yang dilakukan. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Selama pengujian, Anda akan diberikan memakai gaun rumah sakit. Anda akan diminta untuk melepaskan pakaian Anda dari pinggang ke atas. Teknisi akan menempatkan tiga elektroda (kecil, datar, patch lengket) di dada Anda. Elektroda yang tersebut akan mengirimkan gelombang ultrasound ke monitor. Kemudian teknisi akan meminta Anda untuk berbaring pada sisi kiri di meja uji. Dia akan menempatkan tongkat (yang disebut transduser suara-gelombang) pada beberapa daerah dada Anda. tongkat akan memiliki sedikit gel di ujung, yang tidak akan membahayakan kulit Anda. Gel ini digunakan untuk membantu menghasilkan gambar yang lebih jelas.

Suara merupakan bagian dari sinyal Doppler. Anda mungkin atau mungkin tidak mendengar suara selama pengujian. Anda mungkin diminta untuk mengubah posisi beberapa kali selama pemeriksaan agar teknisi dapat mengambil gambar jantung pada berbagai daerah.

(23)

Anda juga mungkin diminta untuk menahan nafas Anda pada waktu selama ujian. Anda mungkin merasa kesejukan dari gel pada transduser dan tekanan sedikit dari transduser di dada Anda. Tes akan berlangsung sekitar 40 menit. Sesudah pemeriksaan, Anda dapat berpakaian dan menjalani kegiatan sehari-hari Anda. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda.

Namun jika anda akan melakukan pemeriksaan secara stress echocardiography, terdapat beberapa prosedur yang berbeda. Berikut adalah prosedur khusus untuk stress echocardiography :

Pada hari pemeriksaan, jangan makan atau minum apapun kecuali air selama empat jam sebelum tes. Jangan minum atau makan produk kafein (cola, coklat, kopi, teh) selama 24 jam sebelum tes. Kafein akan mengganggu dengan hasil pemeriksaan. Karena obat over-the-counter banyak mengandung kafein, jangan minum obat over-the-over-the-counter yang mengandung kafein selama 24 jam sebelum tes. Jangan meminum obat jantung setelah selama 24 jam sebelum pengujian Anda kecuali dokter Anda memberitahu Anda sebaliknya, atau kecuali obat yang dibutuhkan untuk mengobati ketidaknyamanan dada. Misalnya :

a. Beta blockers (misalnya, Tenormin, Lopressor, Toprol, atau Inderal). b. Mononitrate dinitrate (misalnya, Isordil, Sorbitrate)

c. Mononitrate isosorbide (misalnya, Ismo, Imdur, Monoket) d. Nitroglycerin (misalnya, Deponit, Nitrostat, Nitropatches)

Dokter Anda juga dapat meminta Anda untuk berhenti minum obat jantung lainnya pada hari pemeriksaan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang obat-obatan Anda, tanyakan kepada dokter Anda. Jangan menghentikan obat apa pun tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda. Jika Anda menggunakan inhaler untuk bernafas Anda, dapat dibawa pada saat pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan dimulai, Anda akan diminta untuk melepaskan gigi palsu. Jalur intravena (IV) akan dimasukkan ke dalam suatu vena di lengan atau tangan sehingga obat dapat disampaikan selama pemeriksaan. Seorang teknisi akan menggosok tiga wilayah kecil di dada Anda dan elektroda tempat (kecil, datar, patch lengket) di daerah ini. Elektroda akan tersambung ke monitor.

Sebuah alat pengukur tekanan darah akan ditempatkan pada lengan Anda untuk memonitor tekanan darah Anda selama pemeriksaan. Sebuah klip kecil, menempel pada oksimeter pulsa, akan ditempatkan di jari Anda untuk memantau tingkat oksigen darah Anda selama pemeriksaan. Sebuah obat penenang ringan (obat untuk membantu Anda rileks) akan

(24)

diberikan kepada anda. Karena obat penenang, Anda mungkin tidak sepenuhnya terjaga selama pemeriksaan. Tip hisap gigi akan ditempatkan ke dalam mulut Anda untuk menghapus setiap sekresi. Sebuah endoskopi, tipis dilumasi (alat viewing) akan dimasukkan ke dalam mulut Anda, ke tenggorokan anda dan masuk ke kerongkongan Anda. Ini tidak akan mempengaruhi bernapas. Anda mungkin diminta untuk menelan pada waktu tertentu untuk membantu melewati endoskopi. Ini bagian dari tes berlangsung beberapa detik dan mungkin tidak nyaman. Setelah endoskopi diposisikan, gambar jantung diperoleh di berbagai sudut. Anda tidak akan merasa ini bagian dari tes. Ketika selesai, tabung ditarik. Anda akan dipantau selama 20-30 menit setelah ujian, yang memakan waktu sekitar 90 menit untuk melakukan.

Seseorang akan perlu untuk mengantar anda pulang setelah tes. Anda tidak harus makan atau minum sampai habis semprot bius atau sampai mati rasa di tenggorokan Anda hilang sekitar satu jam setelah ujian. Dokter Anda akan mendiskusikan hasil tes dengan Anda.

2.5.4 Perkembangan echocardiography

Konsep "melihat" struktur menggunakan "suara" tanggal kembali ke tahun 1920-an, ketika USG yang dihasilkan oleh kristal piezoelektrik digunakan untuk mendeteksi cacat pada logam. Pada awal tahun 1950, Hertz dan Edler menggambarkan penggunaan USG untuk menilai penyakit mitral-katup. Selanjutnya, Harvey Feigenbaum di the1960s standar penggunaan klinis dari echocardiography M-mode untuk penilaian kuantitatif dimensi ventricular kiri. Munculnya ekokardiografi 2-dimensi (1970), Pulsed Doppler (1970), dan warna Doppler (1980) memperkenalkan metode baru untuk penilaian rutin anatomi jantung dan hemodinamik di samping tempat tidur. lingkup Fleksibel dan transduser unggul lebih lanjut membuka jalan untuk penerapan transesophageal echocardiography. Tissue Doppler dan ekokardiografi kontras baru-baru ini telah muncul sebagai alat penting untuk evaluasi fungsi miokard regional dan aliran darah. Miniaturisasi dan kemampuan untuk pak ribuan kristal dalam array elektronik telah mengubah penerapan echocardiography 3-dimensi menjadi alat tomografi di samping tempat tidur. Pada saat laju pembangunan, ekokardiografi akan dapat memberikan penilaian lengkap hati dalam hal anatomi, aliran koroner, dan fisiologi. Pelatihan orang dan membuatnya tersedia di setiap sisi tempat tidur mungkin satu-satunya tantangan yang tersisa.

(25)

Echocardiography 3-D merupakan teknologi baru yang memeperlihatkan visualisasi 3 dimensi dari struktur jantung. Dengan kemajuan teknologi tranduser, (matrix array tranducer), online 3-D acquisition, visualisasi dan analisis telah dapat dilakukan. Proses ini dapat membuat 3-D acquisition pada semua katup mitral, dimana dapat dipotong sepanjang tampilan yang diinginkan sehingga dapat memperbaiki kelemahan dari echocardiography 2-D. penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa echocardiography 3-D memberikan realibilitas yang lebih baik dari echocardiography 2-D diantara operator-operator yang kurang berpengalaman dilihat dari akurasinya yang baik. Hal ini dapat dilihat sebagai indicator potensial dari echocardiography 3-D. berikut adalah perbedaan hasil

echocardiography 2-D (gambar 8a)dan echocardiography 3-D (gambar 8b).

Gambar 8a. Gambar 8b.

Gambar 8a. hasil echocardiography 2-D Gambar 8b. hasil echocardiography 3-D

(26)

2.5.5 Arsitektur Echocardiography

Arsitektur Echocardiography (iE33 xSTREAM) terdiri dari 4 bagan utama yakni : 1. Live 3D Echo

2. Live xPlane imaging 3. SonoCT

4. XRES image processing

Ie33 xSTREAM adalah suatu sistem yang memproses berbagai data secara bersamaan dan terus menerus, yang tergabung dalam sebuah multiprocessor yang memiliki kemampuan sampai 250 milyar operasi per detik yang dilakukan secara fleksibel dan terstruktur, arsitektur echocardiography jenis xSTREAM dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan aplikasi dalam bidang klinis, alat ini pula terdiri dari suatu layar (Philiphs) Echo 3D dan xPlane images bersama dengan SonoCT dan xRes images yang memiliki kemampuan untuk memproses suatu data berupa image (gambar).

1. Layar (Philips) Echo 3D

Merupakan generasi keempat layar (Philips) yang secara keseluruhan disample dengan menggunakan matriks, alat ini menyediakan tampilan 3D realtime. Arsitektur Xstream yang kuat memungkinkan didapatkan manipulasi dan hitungan dari data volume.

2. SonoCT real-time image

SonoCT memperoleh dan memproses sampai sembilan garis dan bentuk untuk menampilkan gambaran vaskuler yang bebas dari pecahan dan artifact.

3. XRES image processing

XRES image processing adalah suatu algoritma yang mampu melaksanakan analisa yang realtime serta memperbaiki image (gambar) sepanjang area dada secara keseluruhan.

2.5.6 Transducers

Untuk penggunaan Echo-Transducer_nya terdiri dari bermacam-macam transducer diantaranya yaitu :

1. Teknologi PureWave Kristal 2. Transducer S5-1

3. Teknologi transducer xMATRIX

4. Transducer X3-1 Omniplane TEE, yang terintegrasi dengan transducer s7-2 omni transesophageal

(27)

Transducers High-performance yang secara khusus dirancang untuk menghasilkan efisiensi suara (akustik) yang maksimum, dengan suatu desain lensa low-loss yang memberikan tingkat resolusi yang tinggi dan proses penetrasi sinyal ultra yang lebih besar dengan tingkat gangguan yang kecil. Dengan desain yang ekonomis dengan kabel yang ringan sehingga dapat mengurangi kelelahan dan ketegangan dari para pengguna transducer ini (operator). Adapun macam-macam transducer yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknologi PureWave kristal

Struktur Piezocrystal memepunyai kelebihan dalam hal proses penerimaan sinyal akustik (suara) dibanding dengan PZT keramik yang bersifat tradisional.

2. S5-1 transducer

S5-1 transducer dalam penggunaannya menggunakan luas bidang dari dua high-performance yang digunakan oleh transducers konvensional. Kelebihannya dibanding dengan teknologi PureWave kristal adalah transducer ini membentuk image (gambar) 2D dengan tingkat kepekaan warna yang lebih tinggi.

3. xMATRIX transducer

Transducer xMATRIX menggunakan rangkaian micro-beamforming yang didalamnya terintegrasi sampai 3,000 jenis rangkaian filter aktif.

4. X3-1 transducer

X3-1 transducer merupakan teknologi xMATRIX yang menggunakan sistem array yang cocok untuk menghasilkan gambar 3D serta xPlane imaging. Dengan lubang bidik kamera yang berukuran kecil sangat sesuai untuk menghasilkan dan meningkatkan tampilan image (gambar) cardiac dari pasien.

5. OMNIPLANE TEE teknologi

Transducer S7-2 omni transesophageal mempunyai cakupan frekuensi sebesar 7 MHZ yang mampu menghasilkan luas bidang yang lebih besar.

2.5.7 Elektronika echocardiography

Echocardiography digunakan secara luas untuk menampilkan bagian dalam dari tubuh manusia berupa cardiac serta beberapa penyakitnya seperti hati ataupun jantung, dengan menggunakan alat ini memungkinkan untuk mendeteksi struktur bagian dalam dari hati atau jantung. Pergerakan dari struktur tersebut juga dapat direkam dengan resolusi yang bagus disbanding dengan teknik diagnosa menggunakan x-ray ataupun angiographic, dalam alat ini menghadirkan perbandingan antara waktu dengan informasi umum berupa gerakan ataupun

(28)

image tentang struktur dari hati maupun jantung dalam kecepatan normal rendah dengan menggunakan perekam elektrokardiogram.

Untuk alat Echocardiography digunakan transducer yang berfungsi untuk mengubah suatu besaran dalam bentuk lain menjadi besaran lainnya, dalam hal ini berupa pancaran sinyal ultra high frequency menjadi besaran suara dalam bentuk pergerakan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk gambar. Adapun gambar blok diagram secara umum dari

Echocardiography adalah ditunjukkan oleh gambar 10 dibawah ini :

Gambar 10. Blok diagram rangkaian echocardiography

Gambar diatas menunjukkan blok diagram dari echocardiography, beberapa blok rangkaian umum pada instrument pengukuran gema, kecuali untuk penambahan rangkaian sweep lambat dan pengaturan modulasi pencahayaan CRT. Untuk echocardiography, transducer ditempatkan diantara ribs ketiga dan keempat pada dinding dada luar dimana tidak ada paru-paru antara kulit dengan jantung. Dari probe ini cahaya ultra sonic intensitas rendah diarahkan pada area jantung dan sinyal gema diperoleh. Posisi probe dimanipulasi untuk memperoleh gema dari area yang diinginkan pada jantung.

Echocardiograph Pulsed Doppler tergantung pada penemuan velocitas aliran darah yang kontras dengan echocardiograph M-mode yang berdasarkan properti anatomi dari jantung, teknik ini digunakan sebagai adjunct ke echocardiograph M-mode konvensional dan

(29)

informasi banyak diperoleh dari komplemen pemeriksaan pulsed Doppler atau dengan melaksanakan prosedur M-mode. Dalam banyak kasus penemuan pulsed Doppler memberikan informasi diagnosa yang berguna dimana penemuan M-mode adalah normal atau sugestif, sistem beroperasi pada prinsip ultrasound yang memantul dan menemukan velocitas aliran darah dalam volume, yang disebut dengan volume sample.

Volume sample secara spesifik dapat dipilih dalam jantung dan pembuluh darah dengan setting kendali kedalaman dan adalah subjek dari berbagai komponen velocitas aliran darah, komponen gerak, turbulensi, dan laminar seperti gerakan dinding, gerakan valve. Komponen ini diisolasi dengan filter yang cocok dalam rangkaian dan masing-masing memiliki kualitas audiotonal dan pola spektral yang berhubungan.

Jumlah yang meningkat dari pemeriksaan yang rutin dan kemungkinan meng-extract data kuantitatif dari echocardiograph telah menimbulkan keperluan pengembangan sistem komputer untuk analisa semi otomatis dari echocardiograph M-mode, program rutin secara umum tertuju pada pengukuran yang dapat dibagi 3 kelompok :

1. dimensi ventricular

2. dimensi aorta dan atrium kiri 3. pengukuran valve mitral.

Tiap kelompok pengukuran dimulai dengan kalibrasi, sehingga kemungkinan untuk menggunakan rekaman yang berbeda untuk pengukuran struktur dari tiap kelompok sistem perhitungan untuk memproses echocardiogram M-mode dijelaskan oleh awieten et.al (1997), sejumlah program tersedia untuk evaluasi M-mode menggunakan komputer.

Selain alat echocardiography itu sendiri proses untuk menampilkan gambar kedalam suatu layar digunakan juga rangkain real-teme komputer yang berbasis scanner, gambar ranngkaiannya dapat dilihat pada gambar 11 sebagai berikut :

(30)

Gambar 11. Bagan prinsip dari real-time komputer based scanner

Pada gambar diatas, setiap bagian dari 8 channel dipilih dan dikuatkan oleh penguatnya sendiri dan kemudian diubah kedalam bentuk digital oleh ADC yang menggunakan range konversi dari 10 ns, setelah itu dari kedelapan channel ditunda dan dijumlahkan dalam sebuah komputer berkecepatan tinggi yang menampilkan perhitungan data secara real-time dikarenakan oleh frekuensi maksimum 7 MHZ dari transducer dan operasi dari kedelapan channel, frekuensi clock sampai 56 MHZ, seperti operasi cepat yang ditampilkan oleh ECL lebih baik daripada alat TTL.

Refleksi ultrasonic dari gerakan-gerakan jantung dapat dipotong-potong berdasarkan waktu sehingga membentuk time-motion, atau T-M, potongan. Sistem ini mendeteksi gerakan dari katup mitral jantung dan biasanya digunakan untuk mendiagnosis stenosis. Gambar 12 menunjukkan T-M scan secara skematik dan gambar 4 menunjukkan echocardiogram (bentuk rekaman dari echocardiography).

(31)

Gambar 12. T-M scan secara skematik

Gambar 13. echocardiogram

Mesin echo merupakan sebuah alat elektronik yang digunakan untuk keperluan medis yang ditunjukkan pada gambar 14a. Echo instrumentasi biasanya dilengkapi dengan

(32)

sebuah metode yang mengkompensasi untuk membedakan sinyal yang lemah pada kedalaman berbeda dari jaringan. Instrumentasi ini menyediakan kompensasi pilihana antara 0 – -40 Db saat kenaikan 2 cm dari 0 – 24 cm dibawah permukaan.

Kedalaman dan kenaikan informasi ditampilkan melalui penyalinan informasi T-M dalam bentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 14b. Tampilan ini disebut dengan time compensated gain (TCG).

Gambar 14a. model electronics for medicine

(33)

Dalam tampilan T-M seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 terdapat dua waktu dasar yang digunakan. recorder merupakan sebuah optical oscillograph yang dalam lembar photosensitive ditarik menyebrangi sebuah layar tabung sinar katode (lihat gambar 21) sekitar 0,5 s/cm. balok CRO bergerak dari kiri ke kanan dengan 20𝜇s/cm. Refleksi intensitas akan memodulasi CRO dan kemudian muncul sebagai titik-titik terang pada layar CRO. Selama objek yang discan bergerak, lokasi titik-titik terang pada CRO akan berubah, Lihat perubahan-perubahan yang tampak pada gambar 13.

2.5.8 Kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan echocardiography Kelebihan dari pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiography :

a. Pemeriksaan dapat dilakukan setiap saat tanpa persiapan khusus dan pasien hanya berbaring.

b. Tidak menimbulkan rasa sakit maupun efek samping. c. Biaya yang terjangkau.

d. Memberikan informasi yang banyak. e. Tidak invasive.

f. Pasien tidak terpapar radiasi.

g. Dapat diaplikasikan pada pasien dengan kondisi kritis (bedside usage). h. Hasilnya dapat langsung diketahui.

i. Lama pemeriksaan hanya sekitar 20 sampai 40 menit.

Kekurangan dari pemeriksaan jantung dengan menggunakan echocardiography

adalah pada saat pemeriksaan, harus berada dalam pengawasan dokter dan dilakukan oleh dokter-dokter ahli jantung yang handal dibidangya serta perawat yang terampil.

(34)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muskular, apex, dan basis cordis, atrium kanan, dan atrium kiri serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7571 liter darah.

Adapun pemeriksaan diagnostik pada kardiovaskuler dapat digolongkan atas pemeriksan invasif dan non invasif. Pemeriksaan non invasif adalah prosedur-prosedur diagnostik yang dilakukan tanpa menyebabkan luka pada kulit sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang berarti.

Pemeriksaan radiografi toraks dilakukan untuk menilai jantung, paru, mediastinum dan dinding dada. Pemeriksaan radiografi toraks untuk menilai jantung dan paru sangat penting untuk penilaian awal dan merupakan pelopor untuk pemeriksaan berikutnya. Pada tahap ini, akan diberikan keterampilan mengenai radioanatomi foto toraks. Proyeksi rutin pemeriksaan radiografi toraks adalah proyeksi Postero-Anterior (PA) dan lateral.

Radiografi toraks di baca dengan menempatkan sisi kanan foto (marker R) di sisi kiri pemeriksa atau sisi kiri foto (marker L) di sisi kanan pemeriksa. Pada radiografi toraks, jantung terlihat sebagai bayangan opak (putih) di tengah dari bayangan lusen (hitam) paru-paru.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

1. McMahon C, Singleton E. Plain radiographic diagnosis of congenital heart disease [online]. 2009 [cited 2017 May 21]. Available from: URL: http://www.bcm.edu/radiology/cases/pediatric/text/2b-desc.htm.

2. Rilantono LI, Baraas F, Karo SK, Roebiono PS, editor. Buku ajar kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1996. h. 232-5.

3. Carr, Joseph J. 1981. Introduction to Biomedical Equipment Technology. Prentice Hall, United States of America.

4. Edler I. 2004. The History of Echocardiography. Departemen Kardiologi, Universitas Hospital, Lund, Sweden. http://www.ncbi.nlm.nih.gov diakses pada tanggal 03 Mei 2017.

5. Harapan, Moehammad Samoedera. 2005. Gagal jantung : echocardiography. http://www.detikhealth.com diakses pada tanggal 4 januari 2017.

6. Hsenchii. 2008. Echocardiography. http://www.hsenchii-int.com diakses pada tanggal 04 Mei 2017.

7. Jogja international hospital. 2009. Echocardiography untuk kesehatan jantung anda. http://www.rs-jih.com diakses pada tanggal 04 Mei 2017.

Gambar

Gambar 1. Syarat mengukur CTR
Gambar 2. Rumus CTR  Radioanatomi jantung :
Gambar 5. Radioanatomi jantung lateral
Gambar 7. Inspirasi cukup jika terlihat komplit iga 6 anterior atau iga 10 posterior.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui bahwa China merupakan Negara yang memiliki beragam karya seni rupa.. Untuk mengetahui bagaimana rumah adat

Seorang suami berhak untuk mendapatkan separo harta warisan, dengan syarat apabila pewaris tidak mempunyai keturunan, baik anak laki-laki maupun anak perempuan,

Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang bunyi, gelombang bunyi ini analog dengan pulsa longitudinal dalam suatu pegas vertikal di bawah tegangan dibuat berosilasi

Dan bila dikembalikan kepada kata Yunani, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi yakni sesuatu yang tidak dapat diamati dengan indera bukanlah

Perancangan: pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap sistem yang dibangun meliputi arsitektur sistem, rancangan basis data, rancangan antarmuka, serta proses

Tujuan penyusunan makalah ini ialah agar dapat mengetahui perbedaan makalah dengan karangan tertulis lainnya, mengetahui tata cara pembuatan.. makalah yang baik dan

Good Corporate Governance sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna

Perbendaan antara Bentuk gigi lurus dengan bentuk gigi miring pada Roda Gigi payung ini, kurang lebih seperti perbedaan yang terdapat pada Roda