• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penginderaan Jauh - ANALISIS PENGARUH TUTUPAN VEGETASI DAN UPAYA KONSERVASI PADA BESARNYA NILAI EROSI DI SUB DAS MERAWU, DAS SERAYU - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penginderaan Jauh - ANALISIS PENGARUH TUTUPAN VEGETASI DAN UPAYA KONSERVASI PADA BESARNYA NILAI EROSI DI SUB DAS MERAWU, DAS SERAYU - UMBY repository"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi untuk pengukuran atau

akuisisi data dari objek atau fenomena dari sebuah alat tanpa melakukan kontak

langsung dengan objek tersebut, atau pengukuran dan akuisisi data sebuah

fenomena atau objek oleh alat dari jarak jauh (Lillesand et al, 2007). Obyek di

permukaan bumi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu tanah, tubuh air

dan vegetasi. Masing-masing objek memiliki karakteristik sehingga menghasilkan

nilai pantulan yang khas ketika direkam melalui sensor dengan panjang gelombang

tertentu. Karakteristik pantulan tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam

menentukan data penginderaan jauh yang akan digunakan sebagai dasar untuk

melakukan interpretasi objek.

B. Unsur Interpretasi

Unsur interpretasi merupakan unsur-unsur yang digunakan dalam

mengenali karakteristik objek yang terekam pada citra atau foto udara. Unsur

interpretasi tersebut terdapat 9 unsur, yaitu:

1. Rona warna

Rona warna merupakan kecerahan yang dimiliki oleh objek yang terekam

pada citra. Rona adalah tingkat keabuan yang dimiliki oleh objek misalnya

seperti hitam atau sangat gelap, agak gelap, agak cerah, sangat cerah atau putih.

Warna digunakan pada citra berwarna, warna antara lain merah, hijau, kuning,

(2)

2. Bentuk

Objek memiliki bentuk yang berbeda-beda, setiap objek memiliki bentuk

tertentu sehingga dapat dikenali. Bentuk antara lain persegi, bulat, panjang, atau

abstrak

3. Ukuran

Ukuran objek tergantung pada skala yang dimiliki oleh foto udara maupun

citra. Penyebutan ukuran tidak selalu dilakukan untuk semua jenis objek dan sangat

terpengaruhi oleh skala yang dimiliki foto udara maupun citra. mebutuhkan

waktu,tenaga dan biaya

4. Pola

Pola adalah susunan keruangan objek, biasanya terikat dengan adanya

pengulangan bentuk umum suatu objek dalam ruang tertentu. Pola antara lain

teratur, kurang teratur, tidak teratur.

5. Bayangan

Bayangan yang dimiliki objek yang mampu terekam di foto udara maupun

di citra oenginderaan jauh dapat memberikan ketegasan bentuk dan juga kesan

ketinggian yang dimiliki objek.

6. Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada objek yang terekam di foto

udara maupun citra penginderaan jauh. Tekstur juga dapat didapatkan oleh

(3)

7. Tinggi

Tinggi dan rendahnya objek dapat dikenali melalui bayangan objek yang

terekam pada foto udara maupun citra. Semakin panjang bayangan yang dimiliki

objek maka dapat diasumsikan bahwa objek tersebut memiliki ketinggian yang

tinggi.

8. Situs

Letak objek yang merupakan penjelasan lokasi objektif relative terhadap

objek lain sehingga dari keterkaitan antar letak objek suatu objek dapat dikenali.

9. Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antar objek atau fenomena dengan objek atau

fenomena lain yang dapat digunakan sebagai dasar mengenali objek yang dikaji

C. Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer

pada umumnya uang digunakan untuk menyimpan, mengolah, menganalisis dan

mengatifkan kembali data yang memiliki refrensi keruangan untuk berbagai macam

keperluan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan SIG. SIG terdiri dari

berbagai macam komponen penyusun yaitu:

1. Perangkat keras komputer (hardware)

Perangkat keras komputer terdiri dari komputer dan perangkat keras untuk

kegiatan SIG. perangkat keras untuk SIG antara lain pemasukan data,

(4)

2. Perangkat lunak(Software)

Perangkat lunak sebagai fasilitas untuk melakukan penyimpanan, analisis

dan penayangan informasi geografi.

3. Data

Data yang digunakan dalam SIG harus memiliki keakurasian yang baik.

4. Sumber daya manusia

Pengguna dan pembuat sistem harus saling berinteraksi untuk

mengembangkan teknologi SIG supaya lebih maju. Teknologi SIG sangat terbaras

kemampuannya ketika tidak ada sumber daya yang mengelola sistem maupun

mengembangkan.

5. Metode

Metode adalah model dan teknik pemrosesan yang perlu dibuat untuk

berbagai macam aplikasi SIG.

6. Jaringan.

Jaringan merupakan komunikasi dan berbagi informasi digital sebagai

sumber berbagi dan perolehan dataset geografi.

SIG terdiri dari sub sistem yang digunakan untuk memasukkan data,

menyimpan dan mengeluarkan informasi. Komponen tersebut antara lain:

a. Input Data

b. Pengolahan Data

c. Manipulasi dan Analisis

(5)

D. Daerah Aliran Sungai

DAS adalah suatu wilayah kesatuan hidrologi yang dibatasi oleh igir-igir

bukit dan pegunungan di mana hujan yang jatuh diterima oleh sistem sungai dan

dialirkan melalui outlet tunggal. Sub DAS merupakan bagian dari suatu DAS.

Lereng merupakan bagian penting untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan

pengelolaan DAS dalam proses konversi penggunaan dan penutup lahan.

Penggunaan lahan harus sesuai dengan kondisi suatu lerengnya supaya tidak

menimbulkan bencana. Bencana yang terjadi di DAS dipengaruhi oleh kondisi

lereng DAS tersebut, bencana tersebut antara lain adalah erosi, sedimentasi, banjir

dan longsor.

DAS dibagi dalam tiga pewilayahan DAS yaitu; DAS bagian hulu, tengah

dan hilir. Setiap wilayah memiliki karakteristik fisik yang berbeda dan juga

memiliki fungsi tergantung pada karakteristik yang dimiliki DAS tersebut.

(Asdak,2010)

DAS memiliki karakteristik fisik yang mencerminkan kondisi di dalam

DAS tersebut. Karakteristik tersebut antara lain luas area, bentuk, elevasi,

kemiringan lahan, orientasi, jenis tanah, sistem sungai atau drainase, kapasitas air

dan vegetasi penutup. Setiap karakteristik memiliki keterkaitan antar karakteristik

lainnya karena saling mempengaruhi satu sama lain, misalnya pada jenis tanah yang

berpengaruh pada penggunaan lahan dan vegetasi yang berkembang di daerah

(6)

E. Erosi

Erosi adalah pindahnya tanah atau partikel tanah oleh media alami seperti

air dan angin dari suatu tempat ke tempat lainnya. Erosi menyebabkan lapisan atas

tanah yang subur dan baik untuk tanaman hilang dan juga berkurangnya

kemampuan tanah dalam menahan air. Terdapat berbagai macam jenis erosi yaitu;

erosi percikan, erosi alur, erosi kulit, erosi parit, dan erosi tebing. Erosi disebabkan

adanya interaksi antar faktor iklim, topografi, vegetasi, tanah dan aktivitas manusia

terhadap lahan (Arsyad, 2010).

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya erosi antara lain:

1. Topografi

Karakteristik topografi ditentukan oleh panjang dan kemiringan lereng.

Panjang dan kemiringan lereng adalah faktor penentu besaran kecepatan dan

volume air larian yang mempengaruhi terjadinya erosi dengan bobot yang tinggi.

Semakin curam lereng maka akan semakin tinggi potensi erosi di wilayah tersebut.

Hal tersebut disebabkan oleh jumlah butir-butir tanah yang terpecik ke bagian

bawah lereng oleh tumbukan butir-butir hujan yang semakin banyak (Arsyad,

2010).

2. Vegetasi

Vegetasi berpengaruh untuk melindungi permukaan tanah dari air hujan,

maka semakin baik vegetasinya akan semakin kecil potensi erosinya. vegetasi yang

berada di permukaan tanah, yaitu daun dan batang akan menyerap energi perusak

(7)

di dalam tanah, yaitu sistem perakaran, akan meningkatkan kekuatan mekanik tanah

(Styczen dan Morgen 1995 dalam Arsyad 2010)

3. Tanah

Setiap jenis tanah memiliki sifat yang berbeda terhadap mudah tidaknya

tanah tersebut tererosi. Sifat tanah tersebut adalah tekstur tanah, unsur organik

tanah, struktur tanah, dan permeabilitas tanah.

4. Iklim

Erosi dapat disebabkan oleh angin dan air. Indonesia memiliki iklim tropika

basah maka faktor yang mempengaruhi erosi di Indonesia adalah air hujan.

Besarnya curah hujan di wilayah akan menentukan tingkat erosinya, semakin tinggi

curah hujan maka daerah tersebut memiliki potensi erosi yang tinggi pula.

5. Manusia

Manusia adalah faktor yang aktif dalam pembentukan tanah. Aktivitas

manusia di permukaan tanah akan mempengaruhi proses pembentukan tanah yang

akan menentukan keberlangsungan kualitas tanahnya.

F. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

Metode Univrsal Soil Loss Equation (USLE) adalah metode yang

digunakan untuk memprediksi erosi model parametrik berdasarkan hubungan

antara faktor penentu erosi dengan besarnya erosi. Metode yang oleh Wischmeir

dan Smith (1978) ini banyak digunakan untuk melakukan perkiraan besaran erosi

dan untuk memperoleh data persebaran tingkat bahaya erosi.

(8)

1. Faktor erosivitas hujan (R)

Faktor erosivitas hujan adalah tenaga pendorong yang menjadi penyebab

dari lepas dan terangkutnya partikel tanah ke tempat yang lebih rendah. Erosivitas

hujan terjadi sebagian karena pengaruh dari jatuhnya butir-butir hujan langsung di

atas tanah dan sebagian terjadi karena aliran air di atas permukaan tanah (Asdak,

2010). Hujan merupakan faktor yang berperan besar dalam penentu terjadinya

erosi. Semakin besar curah hujan pada suatu wilayah makan akan semakin besar

pula potensi terjadinya erosi, sementara ketika semakin kecil curah hujan maka

akan semakin kecil potensi terjadinya erosi.

2. Faktor erodibilitas tanah (K)

Faktor erodibilitas tanah adalah kepekaan suatu tanah tererosi. Erodibilitas

tanah menunjukkan resistensi dari partikel tanah terhadap pengelupasan dan

transportasi partikel tanah tersebut yang disebabkan oleh energi kinetik air hujan

(Asdak, 2010). Jenis tanah memiliki karakteristik ketahanan yang berbeda-beda

terhadap erosi, sehingga jenis tanah akan mempengaruhi tingkat besarnya erosi.

3. Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)

Kecepatanrunoffdanoverland flow, dan kemampuan DAS dalam menyerap

air hujan dipengaruhi oleh lereng. Faktor kemiringan dan panjang lereng adalah

rasio antara besarnya erosi sebidang tanah dengan panjang dan kemiringan lereng

tertentu. Lereng memiliki peran yang besar dalam penentu terjadinya erosi.

Semakin curam lereng maka akan semakin besar potensi terjadinya erosi, sementara

ketika semakin datar lereng maka akan semakin kecil potensi terjadinya bahaya

(9)

4. Faktor pengelolaan tanaman (C)

Pengelolaan tanaman akan menunjukkan pengaruh dari vegetasi, seresah,

kondisi permukaan tanah dan pengelolaan lahan terhadap tanah yang hilang.

Semakin baik tutupan vegetasinya maka akan berkurang potensi erosi di wilayah

tersebut dan semakin buruk tutupan vegetasi maka akan semakin besar potensi erosi

yang terjadi di wilayah tersebut.

5. Faktor pengelolaan dan konservasi lahan (P)

Faktor pengelolaan dan konservasi lahan merupakan nisbah antara tanah

yang tererosi rata-rata dari lahan yang diolah tanpa melakukan tindakan konservasi,

dengan catatan faktor penyebab erosi yang lain diasumsikan tidak berubah (Asdak,

2010). Faktor P berbeda dengan faktor C oleh sebab itu dalam rumus USLE

kedua faktor tersebut dipisahkan supaya menghasilkan besar erosi yang lebih

akurat.

G. Indeks Vegetasi

Indeks Vegetasi merupakan suatu bentuk transformasi spectral yang

diterapkan terhadap citra multisaluran untuk menonjolkan aspek kerapatan vegetasi

ataupun aspek lain yang berkaitan dengan kerapatan, misalnya biomassa,Leaf Area

Index(LAI), konsentrasi klorofil, dan sebagainya. Secara praktis, indeks vegetasi

ini merupakan suatu transformasi matematis yang melibatkan beberapa saluran

sekaligus, dan menghasilkan citra baru yang lebih representative dalam menyajikan

fenomena vegetasi(Danoedoro, 2012).

(10)

Gangguan latar belakang tanah adalah gangguan berupa variasi respons

spectral tanah yang berbeda-beda, yang menyebabkan kurang akuratnya indeks

vegetasi yang dihasilkan. Pada garis tanah, seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat

bermacam-macam vektor piksel tanah dengan kelembapan dan mungkin juga

warna yang berbeda-beda. Di samping itu, kadang-kadang juga dijumpai beberapa

jenis tanah ternyata membentuk garis tanah dengan kemiringan yang berbeda dalam

feature space, dengan garis tanah yang sudah ada, atau yang terbentuk oleh

piksel-piksel tanah yang lain. Perbedaan ini menyebabkan indeks vegetasi yang mencoba

mereduksi gangguan tanah dengan cara mengubah perilaku garis isovegetasi(yang

mempunyai kerapatan sama). Semua indeks ini berbasis rasio (nisbah) dan

menggeser tempat garis-garis isovegetasi bertemu.

Indeks-indeks yang termasuk kategori ini ialah (a) SAVI (Soil Adjusted

Vegetation Index), (b) TSAVI (Transformed Soil Adjusted Vegetation Index), (c)

MSAVI(Modified Soil Adjusted Vegetation Index), dan (d) MSAVI2 (Second

Modified Soil Adjusted Vegetation Index). Formulasinya adalah sebagai berikut :

= −

− + × (1 + ) … … … ..

Dimana L ialah factor koreksi untuk vegetasi, yang besarnya 0 untuk

vegetasi sangat rapat dan 1 untuk vegetasi yang sangat jarang. Factor pengali (1+L)

digunakan supaya julat hasil transformasi berkisar antara -1 dan +1.

= ( _ ×

(11)

Dimana a adalah intercept garis tanah, s adalah kemiringan garis

tanah, dan X adalah factor penyesuaian yang diatur untuk meminimalkan

gangguan tanah (pada naskah aslinya =0,08). Kemudian MSAVI dirumuskan

sebagai berikut :

= ( ) × (1 + )

Dengan L dihitung sebagai L = 1 -2s(NDVI)(WDVI), dan s adalah

kemiringan garis tanah (soil line).

Sementara itu, MSAVI2 dihitung dengan rumus berikut.

2 = (1 2) ∗ (2(⁄ + 1) − √(2 ∗

)2-8( − )………(Danoedoro, 2012).

H. Metode Konservasi Tanah dan Air 1. Metode vegetatif

Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman dan tumbuhan, atau

bagian-bagian tumbuhan atau sisa-sisanya untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang

jatuh, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan yang pada akhirnya

mengurangi erosi tanah. Dalam konservasi tanah dan air, metode vegetatif

mempunyai fungsi (a) melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan

yang jatuh, (b) melindungi tanah terhadap daya perusak air yang mengalir di

permukaan tanah, (c) memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air

yang langsung memengaruhi besarnya aliran permukaan (Arsyad, 2010).

Berbagai jenis tanaman atau vegetasi dan penggunaan tanah mempunyai

(12)

efisiensi relatif tertinggi diberikan oleh vegetasi permanen, kemudian berkurang

berturut-turut oleh padang rumput (campuran antara rumput dengan leguminosa),

leguminosa berbiji kecil dan yang terendah adalah tanaman semusim yang biasa

ditanam dalam baris, yang memiliki kemampuan terendah dalam mencegah erosi.

Metode vegetatif dalam konservasi tanah meliputi :

1. Penanaman dalam strip

2. Penggunaan sisa-sisa tanaman/tumbuhan

3. Geotekstil

4. Strip tumbuhan penyangg (riparian buffer strips)

5. Tanaman penutup tanah

6. Pergiliran tanaman

7. Agroforestry(Arsyad 2010).

Tabel 1. Efisiensi relatif beberapa golongan vegetasi dalam pencegahan erosi (efisiensi berkurang ke bawah) (Arsyad, 2010).

Golongan Vegetasi/Penggunaan Tanah

Contoh

Vegetasi permanen

• Hutan lebat dengan semak-semak dan seresah

• Padang rumput lebat\

• Kebun tanaman tahunan dengan vegetasi penutup tanah yang baik

• Rumput alang-alang yang lebat(1)

Padang rumput campuran(2) •

Alfalfa + rumput brome

• Clover + timothy

• Alta fascue + birdsfoot trefoil

Leguminosa berbiji kecil

• Clover, Alfalfa

Calopognium muconoides

Centrosema pubescens

Serelia(3)berbiji kecil

• Rye

• Wheat

• Barley

• Oats

• Padi Leguminosa berbiji besar • Kedelai

(13)

Tanaman semusim yang biasanya ditanam dalam barisan(4)

• Tembakau

• Kentang

• Ubi kayu

• Jagung

• Sorgum

Tanah gundul tanpa vegetasi penutup • Saat pengolahan tanah sampai tanaman tunbuh

• Tanah terbuka tanpa vegetasi penutup

Keterangan :

1. Menurut hasil penelitian di indonesia oleh coster(1938)

2. CentrosemadanCalopogiumtermasuk juga

3. Serellia (adalah semua tanaman jenis rumputan yang bijinya digunakan sebagai

makanan manusia (padi, gandum, jagung)

4. Menurut hasil penilitian di Darmaga, tanaman serewangi oleh karena selalu

dipangkas daunya, termasuk dalam kelompok ini (Nugroho 1975)

2. Metode mekanik

Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan

terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan

erosi, serta menignkatkan kemampuan pengunaan tanah.

Metode mekanik dalam konservasi tanah berfungsi untuk : (a)

memperlambat aliran permukaan, (b) menampung dan menyalurkan aliran

permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak, (c) memperbaiki atau

memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah, dan (d)

penyediaan air bagi tanaman.

Termasuk dalam metode mekanik dalam konservasi tanah dan air adalah (1)

Pengelolaan Tanah(tillage), (2) Pengelolaan Tanah Menurut Kontur (Contour

cultivation), (3) Guludan dan Guludan Bersaluran(Check Dam), Waduk, Kolam

(14)

Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan

penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang

olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi

dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan

air yang tegak lurus kontur. (Yuliarta, 2002).

Sedangkan menurut Priyono (2002), teras adalah bangunan konservasi

tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan

atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan

tanah melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi

kecepatan aliran permukaan (run off)dan memperbesar peresapan air, sehingga

kehilangan tanah berkurang.

Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga

mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan

penyerapan air oleh tanah. Dengan demikian erosi berkurang. (Arsyad, 2010).

Menurut Yuliarta (2002), manfaat teras adalah mengurangi kecepatan aliran

permukaan sehingga daya kikis terhadap tanah dan erosi diperkecil, memperbesar

peresapan air ke dalam tanah dan menampung dan mengendalikan kecepatan dan

arah aliran permukaan menuju ke tempat yang lebih rendah secara aman.

a. Teras datar atau teras sawah (level terrace) adalah bangunan konservasi

tanah berupa tanggul sejajar kontur, dengan kelerengan lahan tidak lebih

dari 3 % dilengkapi saluran di atas dan di bawah tanggul (Yuliarta, 2002).

Menurut Arsyad (1989), teras datar dibuat tepat menurut arah garis

(15)

sehingga tidak terjadi penggenangan dan tidak terjadi aliran air melalui

tebing teras. Teras datar pada dasarnya berfungsi menahan dan menyerap

air, dan juga sangat efektif dalam konservasi air di daerah beriklim agak

kering pada lereng sekitar dua persen.

b. Teras kredit merupakan bangunan konservasi tanah berupa guludan

tanah atau batu sejajar kontur, bidang olah tidak diubah dari kelerengan

tanah asli. Teras kredit merupakan gabungan antara saluran dan guludan

menjadi satu (Priyono, 2002). Teras kredit biasanya dibuat pada tempat

dengan kemiringan lereng antara 3 sampai 10 persen, dengan cara

membuat jalur tanaman penguat teras (lamtoro, kaliandra, gamal) yang

ditanam mengikuti kontur. Jarak antara larikan 5 sampai 12 meter.

Tanaman pada larikan teras berfungsi untuk menahan butir-butir tanah

akibat erosi dari sebelah atas larikan. Lama kelamaan permukaan tanah

bagian atas akan menurun, sedangkan bagian bawah yang mendekat

dengan jalur tanaman akan semakin tinggi. Proses ini berlangsung

terus-menerus sehingga bidang olah menjadi datar atau mendekati datar.

(Sukartaatmadja, 2004).

c. Teras guludan adalah suatu teras yang membentuk guludan yang dibuat

melintang lereng dan biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan

lereng 30– 50 %. Sepanjang guludan sebelah dalam terbentuk saluran

air yang landai sehingga dapat menampung sedimen hasil erosi. Saluran

(16)

olah menuju saluran pembuang air. Kemiringan dasar saluran 0,1%.

Teras guludan hanya dibuat pada tanah yang bertekstur lepas dan

permeabilitas tinggi. Jarak antar teras guludan 10 meter tapi pada tahap

berikutnya di antara guludan dibuat guludan lain sebanyak 3 – 5 jalur

dengan ukuran lebih kecil. (Sukartaatmadja, 2004).

d. Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa

sehingga bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan

dilengkapi dengan bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan

mengalirkan air permukaan secara aman dan terkendali.

(Sukartaatmadja, 2004). Teras bangku adalah serangkaian dataran yang

dibangun sepanjang kontur pada interval yang sesuai. Bangunan ini

dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan ditanami dengan

rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada yang miring ke luar

(17)

I. Hipotesis

Berdasarkan kelerengan dan tutupan lahan, potensi nilai erosi akan semakin

meningkat apabila dalam pengelolaan tanaman dan upaya konservasi tidak

dilakukan sesuai kondisi lahan atau kemampuan lahan, dan hal tersebut dapat

dianalisis dengan memanfaatkan teknologi Remote Sensing dan GIS(Geographyc

Gambar

Tabel 1. Efisiensi relatif beberapa golongan vegetasi dalam pencegahan erosi(efisiensi berkurang ke bawah) (Arsyad, 2010).

Referensi

Dokumen terkait

La barra vertical se correspondía con la línea del espacio, las tres escalas espaciales en las que se organizaba la información: la comarca de Ferrol, la ciudad y un número de áreas

Hasil analisis menunjukkan adanya faktor risiko terjadinya barotrauma telinga tengah pada penyelam tradisional adalah tidak atau belum pernah penyuluhan kesehatan

Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah ada perbedaan jenis tanaman dalam penyerapan logam berat Pb udara di Jalan dengan tujuan untuk mengetahui

Dalam metode Economic Order Quantity (EOQ) ini juga dapat mengetahui jumlah bahan baku yang optimal, penghematan biaya penyimpanan, jumlah persediaan pengaman,

Hasil analisis data menunjukan bahwa program wajar dikdas dilihat dari dimensi konteks mempunyai kesiapan yang tinggi dengan tingkat keterpenuhan/kesesuaian diatas 80% baik

Pada hari ini, Selasa tanggal Delapan belas bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas, bertempat diruang Rapat Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh telah dilaksanakan Rapat

Dalam sistem seperti ini pendidikan ditempatkan sebagai komoditas, peranan pemerintah dimimalisasi dengan berfokus pada kontrol kurikulum yang standar, melakukan

Hasil analisis struktur kristal dengan XRD menunjukkan bahwa lapisan tipis ZnO:Al yang terdeposisi pada substrat alumina adalah polikristal dengan puncak dominan ke arah bidang