• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 56

Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran

IPS Bagi Peserta Didik

Sofyana Hanani (07140026)

Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Latar belakang masalah penelitian ini berdasarkan asumsi dasar bahwa hasil proses pembelajaran mata pelajaran IPS untuk peserta didik MTs Muhammadiyah Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung masih rendah, dimungkinkan dipengaruhi oleh metode pengembangan pola pembelajarannya. Penggunaan model pembelajaran diasumsikan berpengaruh dominan terhadap hasil pembelajaran mata pelajaran Sejarah.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Tretep pada mata pelajaran IPS(Ilmu Pengetahuan Sosial), dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Metodologi penelitian ini adalah PTK(penelitian tindakan kelas).subjek penelitian adalah kelas VIII MTs Muhammadiyah Tretep tahun pelajaran 2011/2012.Sejumlah 32 siswa.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini Dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) observasi; (b) wawancara; (c) refleksi; (d) dokumentasi.Prosedur pelaksanaan tindakan meliputi: (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; (d) refleksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan dari sebelum dilakukan strategi pembelajaran ekspositori dari 32 siswa baru 4 peserta didik yang mendapat nilai 50-59, 14 peserta didik yang mendapat nilai 60-69,11 peserta didik yang mendapat nilai 70-79,2 peserta didik yang mendapat nilai 80-89, dan 1 peserta didik yang mendapat 90-100, sehingga terdapat 20 peserta didik belum tuntas belajar dan 11 peserta didik yang tuntas belajar.. Pada siklus 1, peserta didik, peserta didik yang mendapat nilai 60-69 berjumlah 11 , peserta didik yang mendapat nilai 70-79 berjumlah 16, peserta didik yang mendapat nilai 80-89 berjumlah 4,peserta didik yang mendapat 90-100 berjumlah 1, Sehinnga dapat diperoleh data menunjukkan bahwa ada 20 peserta didik yang sudah tuntas dan 12 peserta didik yang belum tuntas. Pada siklus II terdapat 5 peserta didik yang mendapat nilai 60-69,16 peserta didik yang mendapat nilai 70-79, 9 peserta didik yang mendapat nilai 80-89,peserta didik yang mendapat 90-100 berjumlah 2 sehingga menunjukkan keberhasilan bahwa indikator keberhasilan peserta didik telah tercapai yaitu 81,25%.

Kata Kunci : Pembelajaran Ekspositori, Peningkatan Hasil Pembelajaran, Peserta Didik

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dalam proses kehidupan manusia. Di satu pihak, pendidikan merupakan salah satu cara atau wahana untuk meneruskan nilai – nilai budaya dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya. Dipihak lain, kebudayaan merupakan wujud semangat kehidupan manusia yang menjiwai proses pendidikan dalam dinamika kehidupan masyarakat. Berbagai usaha telah dilakukan oleh berbagai pihak atau kalangan, baik pemerintah maupun swasta dalam rangka peningkatan pendidikan, baik jumlah (kuantitas) maupun kualitasnya (mutunya).

Pendidikan memang merupakan bidang yang sangat mendasar dan strategi dalam upaya memajukan suatu bangsa. Dalam pembangunan sektor pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral. Guru merupakan pihak pemegang kunci baik atau tidaknya suatu proses pembelajaran, karena itu seorang guru tidak hanya dituntut untuk mampu menghidupkan suasana kelas tetapi juga mampu menjadikan pembelajaran yang terjadi menjadi suatu proses peningkatan kepribadian peserta didik.

(2)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 57 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memafaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Keberadaan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) sangat menentukan. Guru bertugas membimbing dan memberikan fasilitas kepada siswa dalam kegiatan belajar.Guru tidak saja berperan mentransmisikan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menstransmisikan dan mengembangkan nilai – nilai.

Peran guru dalam pembelajaran IPS adalah Motivator dan fasilitator, dimana guru melaksanakan pembelajaran IPS ini harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa untuk memanfaatkan sumber belajar yang tersedia disekitarnya. Guru sebagai pemberi bekal pengetahuan tentang manusia dan seluk beluk kehidupannya hendaknya mengarahkan siswa untuk trampil memecahkan masalah sosial disekitarnya.

Berdasarkan rambu – rambu yang ada maka dalam pelaksanaannya haruslah diciptakan kondisi pembelajaran IPS secara kondusif, aktif, kreatif, dan efesien dengan memaksimalkan berbagai sarana dan prasarana yang ada. Serta diperlukan proses pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan yang mendorong siswa belajar secara serius dan melibatkan siswa aktif dalam memahami konsep – konsep IPS dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan suatu masalah.

Memperhatikan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih mewujudkan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS sebagai salah satu wahana sumber daya manusia perlu dikembangkan iklim belajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi kreatif siswa sehingga lahir gagasan baru dalam pembelajaran harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didiknya, sedangkan siswa harus selalu berusaha melakukan kegiatan yang lebih aktif dari pada guru, dalam hal ini tidak berarti guru tidak harus berdiam diri ketika siswa sedang belajar tetapi peran guru harus bisa membimbing, mengarahkan materi pelajaran sehingga siswa lebih banyak memahami aktivitas belajar dari sisi konsep serta kemanfaatannya dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam belajar yang efektif dan kreatif.

Dalam pembelajaran IPS melalui model ekspositori akan lebih fokus pada siswa, karena startegi pembelajaran ekspositori ini menekankan pada proses bertutur. Materi pembelajaran sengaja diberikan secara langsung, peran siswa dalam stratrgi ini adalah menyimak untuk menguasai materi pembelajran yang disampaikan guru. Guru sebagai pembelajar diharapkan akan lebih memahami tentang aktivitas belajar siswa, baik dari konsep, pemanfaatan dalam kehidupan, maupun kegunaan dan pentingnya untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar dalam bentuk dan metode strategi belajar yang inovatif. Untuk menumbuh kembangkan aktivitas belajar di kalangan siswa, maka model ekspositori memiliki kemungkinan dan dikembangkan disekolah. Pengembangan aktivitas belajar siswa melalui model ekspositori ini bisa dijadikan salah satu alternatif pemecahan

(3)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 58 masalah yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran IPS menjadi lebih menarik perhatian dan minat peserta didik sekaligus memberikan makna bagi perubahan sikap dan perilaku.

Disamping itu para guru atau pendidik masih banyak yang belum mengembangkan penggunaan Strategi pembelajaran yang tepat serta penggunaan perangkat atau media pembelajaran yang memadai. Tidak jarang masih dijumpai juga para guru dalam melakukan pengajarannya hanya mengenal salah satu strategi dan terapan metode tertentu saja, yaitu hanya sekedar menyampaikan atau menginformasikan materi pelajaran yang ada dibuku pegangan semata. Metode penyampaiannya masih sering menggunakan cara konvensional yang dianggap paling mudah, yaitu menceramahkan atau mendiktekan dengan ditambahi sedikit variasi uraian dari guru. Selain itu, belum optimalnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi demikian tidak mustahil dan mengherankan bagi peserta didik, bahwa pelajaran IPS menjadi kurang menarik bahkan dianggap membosankan dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan siswa sering kali tidak fokus pada proses pelajaran IPS dan nilai yang dihasilkan juga kurang memuaskan.

Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa.Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat belajar siswa itu sendiri.

Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, alat dan strategi, serta evaluasi.Unsur strategi dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan.Dalam pencapaian tujuan tersebut, strategi pembelajaran sangat penting sebab dengan adanya strategi pembelajaran, bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Keberhasilan dalam pembelajaran biasanya diukur dari siswa dalam memahami dan menguasai materi yang dipelajari,semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman dari penguasaan materi maka semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut.Salah satunya mata pelajaran yang mempunyai prestasi belajar rendah di MTs Muhammadiyah Tretep Kelas VIII adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).karena mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang kurang diminati siswa.Karena bahannya yang sangat banyak bersifat abstrak dan materinya berasal dari lingkungan sehari-hari yang umumnya disajikan guru dengan cara yang kurang menarik, dan siswa menganggap Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) sebagai mata pelajaran yang membosankan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu dikembangkan suatu strategi pembelajaran yang mampu melibatkn peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja.Selain itu, melalui pemilihan strategi pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).

(4)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 59 Proses belajar mengajar IPS masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa.Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar(KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran.Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran.Siswa yang aktif dalam KBM cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian hasil belajar yang lebih tinggi.Siswa yang kurang aktif cenderung pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga memiliki pencapaian kompetensi yang lebih rendah.Selain itu,saat pelajaran dimulai banyak siswa yang berbicara sendiri dan kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan strategi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS.Hal ini di duga akan mempengaruhi hasil pembelajaran IPS karena materi IPS banyak menghafal serta strategi pembelajaran yang kurang tepat maka peneliti menawarkan diri untuk menerapkan strategi pembelajaran positori untuk meningkatkanhasil pembelajaran mata pelajaran IPS.

Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan tersebut di atas, maka dirasa perlu dan penting artinya untuk dilakukan penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran ekspositori untuk peningkatan hasil pembelajaran bagi peserta didik pada tingkat, jenis, atau jenjang pendidikan tertentu, termasuk seperti proses pembelajaran mata pelajaran IPS di MTs Muhammadiyah Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung layak untuk dilakukan penelitian mengenai masalah tersebut di atas.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Strategi Pembelajarn Ekspositori

Dalam metode ekspositori siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan saja, tetapi juga membuat soal dan bisa bertanya kalau tidak mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, atau menjelaskan kembali kepada siswa secara individual atau klasikal. Pada metode ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri atau juga dapat berdiskusi dengan temannya.

Menurut Royy Killen (dalam Wina Sanjaya; 2006: 177) Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah salah satu starategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Menekankan startegi ekspositori dengan istilah startegi pembelajaran langsung (direct instruction) mengapa demikian? karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan – akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “chalk and talk”

Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, startegi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan stratrgi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan

(5)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 60 ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep – konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran utama adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memehaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (Teacher centered approach) dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara tersetruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.

Mata Pelajaran IPS

IPS aadalah salah satu mata pelajaran di MTs yang yang terdiri atas dua bahan kajian pokok: pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup geografi dan ekonomi. Bahkan kajian sejarah meliputi perkembanag masyarakat indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.

Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif.dan menyenangkan ( PAIKEM ) salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori.

METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Menurut Mc. Niff (dalam Muslikah, 2010) bahwa penelitian tindakan kelas pada hakekatnya merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian dan sebagainya.

Secara umum penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refkektif dengan melakukan tindakan -tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek dikelas secara lebih profesional.

Dalam Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam tiga siklus dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang.

Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung pada kelas VIII semester I Tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu Desember tahun 2011 sampai dengan Februari tahun 2012. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : persiapan penelitian, koordinasi pesiapan tindakan, pelaksanaan (perencaaan, tindakan, monitoring dan evaluasi,

(6)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 61 dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan seminar, serta pengadaan dan pengiriman laporan.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung sejumlah 38 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian. Keabsahan data diperiksa dengan trianggulasi penyidik,yaitu dengan bantuan pengamat lain. 1. Metode Observasi 2. Metode Wawancara 3. Metode Refleksi 4. Dokumen HASIL PENELITIAN Siklus I

Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh peneliti di dalam RPP. Kegiatan yang dilakukan antara lain peneliti memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan pokok ekonomi didaerahnya. Siswa diminta untuk mengamati secara cermat dan teliti pada saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Guru membimbing siswa pada saat proses penjelasan materi dan memberi contoh soal. Siswa kemudian mempresentasikan materi yang disampaikan peneliti dan membuat soal sendiri. Di akhir kegiatan pembelajaran siswa diminta untuk menarik kesimpulan kemudian peneliti memberikan tes soal di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.

Selama pelaksanaansiklus I, diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif, banyak yang tidak memperhatikan guru. Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I dengan ketuntasan 62,5%belum dapat mencapai nilai ketuntasan yang peneliti tetapkan. Pada siklus I ada 11 siswa yang belum tuntas belajar.

Hal ini diakibatkan karena:

a) Banyak siswa yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat mengalami kesulitan b) Banyak siswa yang kurang sepenuhnya memperhatikan pada saat guru mengajar c) Banyak siswa yang belum terbiasa presentasi di depan kelas dan membuat soal sendiri. d) Bayak siswa yang belum terbiasa dengan strategi pembelajaran ekspositori.

(7)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 62 Siklus II

Untuk pelaksanaan siklus II, guru mempersiapkan RPP. Guru memperbaiki cara mengajarnya supaya siswa termotifasi untuk memperhatikan, bertanya dan serius pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi didaerahnya. Guru memacu siswa untuk memperhatikan dan mengamati dengan lebih seksama lalu mempresentasikanmateri pelajaran dengan benar. Guru memberi sanksi bagi siswa yang tidak memperhatikan guru. Guru membimbing siswa saat presentasi dan membuat soal sendiri. Guru mengajari siswa yang kesulitan pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi di daerahnya.

Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I adalah sebagai berikut:

a) Guru menjelaskan secara terperinci pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi di daerahnya.

b) Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran

c) Siswa diminta untuk lebih serius dalam mempresentasikan pada pokok bahasan hubungan kegiatan pokok ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi di daerahnya.

Langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II memberi dampak positif pada peningkatan hasil belajar siswa. Hasil tes akhir siklus II menunjukkan 81,25% siswa telah tuntas belajar.

Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori memberikan hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil pengamatan dan tes yang telah dikemukakan di atas, pada pelaksanaan tindakan siklus I dan Siklus II dapat diketahui perubahan-perubahan baik dari cara belajar siswa dan hasil belajarnya dengan diadakannya pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.

Interaksi dalam kegiatan belajar dengan strategi pembelajaranekspositori pada permulaan siklus I siswa masih belum bisa sepenuhnya aktif dan masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa dalam mempresentasikan materi pelajaran masih sepenuhnya mendapat bimbingan guru. Dengan diadakan perbaikan pada tindakan siklus II siswa dapat melakukan presentasi dan membuat soal sendiri dengan mandiri tanpa bantuan guru dan guru membimbing seperlunya saja.

KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dibahas di Bab sebelumnya maka tentang skripsi yang berjudul,Penerapan strategi pembelajaran Ekspositori untuk peningkatan hasil pembelajaran IPS bagi peserta didik kelas VIII MTs Muhammadiyah Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung Semester II tahun 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa:

(8)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang | 63 Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan selama II siklus diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS MTs Muhammadiyah Tretep dapat ditempuh menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.Dengan adanya strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung.Pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori ini siswa dituntut berperan aktif dalam setiap tindakan yang dilakukan mulai dari mempresentasikan materi pelajaran sampai pada membuat soal sendiri.Keaktifan siswa merupakan salah satu penunjang keberhasilan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kopetensi siswa.Pada strategi pembelajaran ekspositori ini siswa akan menjadi terbiasa mengeluarkan pendapat atau bertanya sehingga hal ini akan menjadikan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.

2. Penerapan strategi pembelajaran ekspositori ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bukti-bukti yang menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori yaitu perolehan nilai rata-rata yang setiap siklusnya mengalami peningkatan.hasil rata-rata tes formatif pra-siklus 68, siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 72,6 dan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh 77,2.Selain nilai rata-rata jumlah ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada pra-siklus dari 32 siswa sebanyak 11 siswa mendapat nilai tuntas, pada siklus I sebanyak 20 siswa mendapat nilai tuntas dan pada siklus II sebanyak 26 siswa mendapat nilai tuntas.Berdasarkan perolehan nilai yang meningkat tersebut dapat disimpulkan : “Bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran ekspositori pada kelas VIII MTs Muhammadiyah Tretep kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012 pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Kegiatan pokok ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi didaerahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

IKIP Veteran Semarang. Metodologi Penelitian. Semarang: IKIP Veteran Semarang

Muslikah.2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Interprebook. Roestiyah, N.K. 1988. Strategi Belajar Mengajar (Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi

Belajar Mengajar: Teknik Penyajian). Jakarta: Bina Aksara.

Sarwiji Suwandi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Yuma Pustaka.

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2003. Strategi belajar mengajar (Edisi Revisi ). Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota*) ... menerangkan bahwa: Nama Lembaga : ... Berdasarkan pengamatan atas kredibilitas dan kinerja

Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk memperoleh gambaran secara aktual mengenai keberhasilan dalam mewujudkan

Kesetiaan merek memiliki Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada EWOM dan kesadaran merek terhadap niat pembelian konsumen yang

Skor rata-rata sebanyak itu tentu saja masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 7 dan masih di bawah kriteria

Sehingga dimanapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, kita senan�asa membawa hadirat serta pengurapan Tuhan itu bersama dengan kita , saya percaya saat

Hasil analisis hipotesis 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar dengan pembelajaran Kooperatif

dari berbagai macam kegiatan yaitu senam kaki diabetik sebelum pelaksanaan spa kaki, perendaman air hangat, skin cleansing yaitu pembersihan dengan menggunakan sabun mandi

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara topics terhadap keputusan pembelian adalah terbukti berdasarkan hasil penelitian menujukan bahwa topics