• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN

E- JURNAL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

MORGENTINA

NPM 09080142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)
(3)
(4)

USE IN CONJUNCTION ESSAY NARRATIVE CLASS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN

by

Morgentina1, Lira Hayu Afdetis mana2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Students STKIP PGRI West Sumatra

2) 3) Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia PGRI STKIP West Sumatra

ABSTRACT

This research is motivated by two problems. First, there are many students who have not been able to put a proper use in conjunction with writing, they prefer use their own language, without thinking of precision in the use of conjunctions. Second, students are difficult to provide a basic idea into a whole text. The purpose of this study to describe the use of conjunctions in a narrative text at class X SMA Negeri 1 South Siberut. This research is a qualitative study using descriptive methods. Based on the analysis of data on the use of conjunctions in a narrative text written by a student of class X can be summarized as follows. First, the use of conjunctions which tend to be used appropriately in the narrative text that includes coordinative conjunctions and, and also, or, but, whereas, while. Subordinating conjunctions right cover since, moment, temporary, so,... during, after, finish, until, till, if, in order to, althoung, cause, to arrive, therefor, with, that,

and the. Conjunction to sentence right cover latter, after that, after ward, and however. Second, the use of conjunctions are not appropriate in a narrative text that includes coordinative conjunctions and, but. The use of improper subordinating conjunctions cover since, moment, during, after ward, after, if, althoung, cause, with, and the. The use of conjunctions to sentence improper covering latter, after that, after ward, and however.

(5)

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN

Oleh

Morgentina1, Lira Hayu Afdetis Mana2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua masalah. Pertama, masih banyak siswa yang belum bisa menempatkan pemakaian konjungsi dengan tepat dalam menulis, mereka lebih banyak menggunakan bahasanya sendiri, tanpa memikirkan ketepatan dalam penggunaan konjungsi.

Kedua, siswa sulit mengembangkan sebuah ide pokok menjadi sebuah karangan yang utuh. Tujuan

penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan analisis data tentang penggunaan konjungsi dalam karangan narasi yang ditulis oleh siswa kelas Xdapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama,

penggunaan konjungsi yang cenderung digunakan secara tepat dalam karangan narasi yaitu konjungsi koordinatif meliputi dan, serta, atau, tetapi, padahal, sedangkan. Konjungsi subordinatif yang tepat meliputi semenjak, ketika, sementara, begitu, selama, sambil, setelah, sesudah, selesai, hingga, sampai, kalau, supaya, walau(pun), karena, sampai-sampai, maka(nya), dengan, bahwa, dan yang. Konjungsi antarkalimat yang tepat meliputi kemudian, sesudah itu, setelah itu, dan (akan) tetapi. Kedua, penggunaan konjungsi yang tidak tepat dalam karangan narasi yaitu konjungsi koordinatif meliputi dan, tetapi. Penggunaan konjungsi subordinatif yang tidak tepat meliputi sejak, ketika, selama, setelah, sesudah, kalau, walau(pun), karena, dengan,

dan yang. Penggunaan konjungsi antarkalimat yang tidak tepat meliputi kemudian, sesudah itu, setelah itu, dan (akan) tetapi.

(6)

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah memiliki empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut berkaitan erat antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini keterampilan menulis merupakan yang paling sulit untuk dikuasai, karena penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa, penggunaan konjungsi, dan penggunaan kosakata secara tepat. Selain itu, keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis tanpa melalui latihan yang banyak dan teratur.

Menulis sebuah karangan, diperlukan pemakaian konjungsi secara tepat. Hal ini disebabkan karena penggunaan konjungsi akan berpengaruh terhadap keutuhan sebuah kalimat, kejelasan makna, dan kelogisan sebuah kalimat, sehingga kalimat tersebut berterima oleh akal sehat manusia. Selain itu, penggunaan konjungsi sangat berpengaruh terhadap isi sebuah cerita. Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan paragraf satu dengan paragraf lain. Jika siswa tidak bisa mengunakan konjungsi dengan tepat dalam menulis sebuah karangan, maka cerita yang dibuat oleh siswa akan sulit dipahami.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Siberut Selatan, diperoleh informasi bahwa pada semester sebelumnya siswa telah diajarkan mengenai karangan narasi dan penggunaan konjungsi. Namun masih banyak siswa yang belum bisa menempatkan pemakaian konjungsi dengan tepat dalam menulis, mereka lebih banyak menggunakan bahasanya sendiri, tanpa memikirkan ketepatan dalam penggunaan konjungsi. Selain itu, siswa juga sulit mengembangkan sebuah ide pokok menjadi sebuah karangan yang utuh.

Dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa menggunakan konjungsi dalam keterampilan menulis belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini bisa terjadi karena guru cenderung menggunakan metode caramah dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan jarang menuntut siswa untuk mengerjakan latihan dalam bentuk menulis. Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk meneliti Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan. manu

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan. Rumusan masalah penelitian adalah, “Bagaimanakah penggunaan konjungsi dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan?”

Lubis (2010:42) mengatakan bahwa konjungsi adalah alat yang lain untuk menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat yang lain. Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, Alwi dkk., (2003:297) membagi konjungsi menjadi empat kelompok: Pertama, konjungsi koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Kedua, konjungsi korelatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Ketiga, konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Keempat, konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat baru yang huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.

Menurut Semi (2009:44) narasi pada dasarnya ada dua jenis yaitu: narasi informatif dan narasi artistik atau literer. Keraf (2007:136—137) membedakan tulisan narasi menjadi

dua bagian, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Pertama, narasi ekspositoris adalah tulisan yang bertujuan untuk menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Kedua narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan dengan berbagai macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tangal 03-04 Februari 2015 pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan yang terdaftar pada semester dua tahun ajaran 2014/2015, jumlah siswa yang terdaftar adalah 217 siswa yang terdiri dari 8 lokal. Sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini

(7)

adalah satu kelas yaitu kelas X1 yang berjumlah 27 siswa . Kelas ini dipilih atas usulan guru bidang

studi yang mengajar di kelas X1 SMA Negeri 1 Siberut Selatan karena kelas ini memiliki tingkat

disiplin yang bagus, kehadiran yang tinggi, maka kelas X1 ini yang dijadikan kelas sampel.

Penentuan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa karangan narasi dengan memuat pemakaian konjungsi, dengan topik yang tidak ditentukan atau ditetapkan. pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) menugaskan siswa menulis sebuah karangan narasi dengan topik bebas, (3) mengumpulkan hasil karangan siswa, (3) membaca seluruh karangan siswa, (4) mencatat pemakaian konjungsi yang terdapat pada karangan narasi siswa. Penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut: (1) mencatat dan mengelompokkan penggunaan konjungsi dalam karangan siswa, (2) mendeskripsikan konjungsi yang digunakan siswa dalam menulis karangan, (3) menganalisis konjungsi yang digunakan siswa dalam menulis karangan, (4) menginterpretasikan hasil penelitian, dan (5) menyimpulkan hasil interpretasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang diperoleh dari karangan narasi yang ditulis siswa kelas X di SMA Negeri 1 Siberut Selatan. Penggunaan konjungsi yang ditemukan dalam karangan narasi siswa adalah (1) konjungsi koordinatif dan, serta, atau, tetapi, padahal, sedangkan, (2) konjungsi korelatif tidak ditemukan dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan, (3) konjungsi subordinatif sejak, semenjak, ketika, sementara,begitu, selama, sambil, setelah, sesudah, sebelum, selesai, hingga, sampai, kalau, supaya, meski(pun), walau(pun), karena, sampai-sampai, maka(nya), dengan, bahwa, yang, dan (4) konjungsi antarkalimat kemudian, sesudah itu, setelah itu, (akan) tetapi.

Dilihat dari prilaku sintaksisnya penggunaan konjungsi dapat dibagi atas empat, yaitu konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif dan konjungsi antarkalimat.

1. Konjungsi koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya. Konjungsi koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena konjungsi koordinatif itu di samping menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata.

Contoh penggunaan konjungsi koordinatif dalam karangan siswa. Data (1) Kakak kelas memberi kami pengertian mos dan osis.

Data (2) setelah tamat saya jadi kangen di asrama, kangen sama suster, pastor dan adek-adek di asrama.

Data (4) Tiga hari kemudian aku merasa dekat sama teman-teman dan kakak pembina osis.

Data (5) Saudara- saudaranya perhatian dan sayang sama aku.

Data (10) Pada suatu hari aku dan teman-teman merencanakan pergi berlibur di Tiop. Data (11) Minggu pagi aku dan teman-teman pergi ke gereja berminggu.

Data (20) Dan dia saya tingggalkan di pantai sendirian. Data (24) Dan dalam perjalanan pulang kami kehabisan bensin. Data (18) Dan pada saat itu aku sangat lelah.

Data (17) Dan dia menemui kami di gunung karena kami sedang beristirahat. Data (16) Dan juga ada perayaan hari Natal.

Penggunaan konjungsi koordinatif dan dalam kalimat pada data 1, 2, 4, 5, 10, dan 11 di atas dinilai tepat karena sudah menandai hubungan koordinatif yang bersifat sebagai penambahan yaitu menghubungkan dua unsur atau lebih dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama. Penggunaan konjungsi koordinatif dan dalam kalimat pada data 20, 24, 18, 17, dan 16 di atas dinilai tidak tepat karena tidak menandai hubungan koordinatif penambahan, tetapi digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Kesalahan tersebut disebabkan siswa tidak mengetahui fungsi dari tiap-tiap konjungsi sehingga siswa dengan bebas menggunakan konjungsi dalam kalimatnya dan mengakibatkan kalimat tersebut tidak efektif.

(8)

2. Konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Namun, konjungsi korelatif tidak ditemukan dalam karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan.

3. Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kalusa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama.

Contoh penggunaan konjungsi subordinatif dalam karangan narasi siswa. Data (7) Pagi hari saya pergi menghias di gereja selama tiga jam. Data (6) Hujan mulai turun deras selama tiga jam.

Data (2) Saya tingggal di asrama selama tiga tahun.

Data (3) selama mos berlangsung, aku tidak mengikuti mos satu kali.

Penggunaan konjungsi subordinatif selama dalam kalimat pada data 7, 6, dan 2 di atas dinilai tepat karena sudah menandai hubungan subordinatif yang bersifat sebagai penanda waktu. Penggunaan konjungsi subordinatif selama dalam kalimat pada data 3 di atas dinilai tidak tepat karena tidak menandai hubungan subordinatif waktu, tetapi digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Kesalahan tersebut disebabkan siswa tidak mengetahui fungsi dari tiap-tiap konjungsi sehingga siswa dengan bebas menggunakan konjungsi dalam kalimatnya dan mengakibatkan kalimat tersebut tidak efektif.

4. Konjungsi antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu konjungsi ini selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Konjungsi antarkalimat itu selalu harus berada di awal kalimat karena memang tugas pokoknya adalah mengawali kalimat yang baru tersebut. Selain bertugas mengawali kalimat, konjungsi juga bertugas menghubungkan ide atau gagasan yang terdapat pada kalimat yang diawalinya.

Contoh penggunaan konjungsi antarkalimat dalam karangan narasi siswa.

Data (6) Kemudian, kami langsung makan bersama sesudah kami makan kami langsung pergi main-main.

Data (25) Kemudian, tukang jemput kami pun tiba, mereka tidak hanya menjemput kami tapi mereka membawa makanan kami dan kami pun makan bersama.

Data (27) Setelah semuanya beres kami pergi mandi setelah mandi makan kemudian

istirahat sebentar.

Data (1) beberapa hari kemudian kami ujian kenaikan kelas.

Penggunaan konjungsi antarkalimat kemudian dalam kalimat pada data 6 dan 25 di atas dinilai tepat karena sudah menandakan adanya hubungan antarkalimat yang menyatakan kelanjutan dan dibuktikan dengan tulisannya di awal kalimat. Penggunaan konjungsi kemudian dalam kalimat pada data 27 dan 1 di atas dinilai tidak tepat karena tanda koma belum dibubuhi setelah konjungsi antarkalimat yang digunakan. Seharusnya, tanda koma digunakan setelah konjungsi kemudian untuk menandakan hubungan antarkalimat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data tentang penggunaan Konjungsi dalam karangan narasi yang ditulis oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Siberut Selatan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, penggunaan konjungsi yang cenderung digunakan secara tepat dalam karangan narasi yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Konjungsi koordinatif yang tepat meliputi dan, serta, atau, tetapi, padahal, dan sedangkan. Konjungsi korelatif tidak ditemukan dalam karangan narasi siswa. Konjungsi subordinatif yang tepat meliputi semenjak,

ketika, sementara, begitu, selama, sambil, setelah, sesudah, selesai, hingga, sampai, kalau,

supaya, walau(pun), karena, sampai-sampai, maka(nya), dengan, bahwa, yang. Konjungsi

antarkalimat yang tepat meliputi kemudian, sesudah itu, setelah itu, (akan)tetapi. Kedua, penggunaan konjungsi yang tidak tepat/yang salah dalam karangan narasi siswa yaitu konjungsi

(9)

koordinatif, subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Penggunaan konjungsi koordinatif yang tidak tepat meliputi dan, tetapi. Konjungsi subordinatif yang tidak tepat meliputi sejak, ketika, selama, setelah, sesudah, kalau, walau(pun), karena, dengan, dan yang. Konjungsi antarkalimat yang tidak tepat meliputi kemudian, sesudah itu, setelah itu, dan (akan)tetapi.

Berdasarkan deskripsi hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, seluruh siswa hendaknya lebih menguasai materi tentang penggunaan konjungsi dalam menulis kalimat karena siswa sering salah dalam menempatkan konjungsi tersebut. Kedua, guru sebaiknya menyajikan materi tentang konjungsi dengan baik, karena penggunaan konjungsi sangat berperan dalam sebuah kalimat. Jika penggunaan konjungsi sering terjadi kesalahan, maka berpengaruh terhadap keutuhan sebuah kalimat, kejelasan makna dan kalimatnya tidak koheren. Ketiga, penulis sebaiknya memahami tentang penggunaan konjungsi dan ketepatan mengunakan konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif dan konjungsi antarkalimat. Keempat, peneliti lain sebaiknya menjadikan pedoman dalam menulis dan mengajar tentang penggunaan konjungsi.

(10)

KEPUSTAKAAN

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lubis, Hamid Hasan. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung : Angkasa. Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang : UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

This paper presents an optimized look-up table (i.e. voltage vector selection) and a Constant Frequency Torque Controller (CFTC) proposed in [7] to achieve constant

Hal ini bisa disebabkan karena dampak pembiayaan mikro syariah yang diberikan oleh BMT tidak meningkatkan omset usaha pelaku usaha mikro atau dari sisi BMT, adanya persaingan

Data pada penelitian ini berupa satuan lingual yang mengandung aspek gramatikal pengacuan persona, demonstratif, dan komparatif (perbandingan). Sumber data penelitian ini berupa

Keuntungan basis dari bahan ini adalah penampilan yang baik, mudah dalam pembuatannya, permukaan akhir yang baik, dan ikatan kimia yang sangat baik. Namun disamping keuntungan,

Menurut Sugiyono (2009:78) “sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi

TUTI HARDIANTI: Keefektifan Pembelajaran Fisika Berdasarkan Level Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses pada Materi Fluida Statis Kelas X

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab pelaksanaan perkawinan melalui wali hakim di KUA Kecamatan Lubuk Kilangan Padang adalah putus wali, wali

[r]