12 DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PRASYARAT GELAR ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR SINGKATAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1 Tujuan Umum ... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.4.1 Manfaat Praktis ... 5 1.4.2 Manfaat Akademis ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Meningitis Bakteri ... 6
2.1.1 Definisi meningitis bakteri ... 6
2.1.2 Etiologi meningitis bakteri ... 6
2.1.3 Faktor risiko meningitis bakteri ... 7
2.1.4 Mekanisme masuknya bakteri ke dalam system saraf pusat ... 8
13
2.1.6 Gejala klinis meningitis bakteri ... 13
2.1.7 Pemeriksaan penunjang meningitis bakteri ... 13
2.1.8 Terapi meningitis bakteri ... 16
2.1.9 Prognosis meningitis bakteri ... 20
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kematian pada Meningitis Bakteri ... 22
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 27
3.1 Kerangka Berpikir ... 27
3.2 Kerangka Konsep ... 30
3.3 Hipotesis Penelitian ... 31
BAB IV METODE PENELITIAN ... 32
4.1 Rancangan Penelitian ... 32
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
4.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 33
4.4 Penentuan Sumber Data ... 33
4.4.1 Populasi target ... 33 4.4.2 Populasi terjangkau ... 33 4.4.3 Sampling frame ... 34 4.4.4 Kriteria subyek ... 34 4.4.4.1 Kriteria inklusi ... 34 4.4.4.2 Kriteria eksklusi ... 34 4.4.5 Besar sampel ... 34
4.4.6 Teknik pengambilan sampel ... 35
4.5 Variabel Penelitian ... 35
4.5.1 Identifikasi variabel ... 35
4.5.2 Definisi operasional ... 36
4.6 Bahan Penelitian ... 38
4.7 Instrumen Penelitian ... 38
14
4.9 Analisa Data ... 40
BAB V HASIL PENELITIAN ... 42
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 42
5.2 Hubungan Faktor-faktor dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 46
5.3 Faktor-faktor Independen yang Berkaitan dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 49
BAB VI PEMBAHASAN... 50
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 50
6.2 Hubungan Faktor-faktor dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 54
6.2.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 54
6.2.2 Hubungan Umur dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 56
6.2.3 Hubungan Penurunan Kesadaran dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 57
6.2.4 Hubungan Kejang dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 58
6.2.5 Hubungan Leukosit CSS dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 59
6.2.6 Hubungan Glukosa CSS dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 61
6.2.7 Hubungan Keterlambatan Pengobatan dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri dewasa ... 62
6.3 Faktor-faktor Independen yang Berkaitan dengan Kematian Penderita Meningitis Bakteri Dewasa ... 63
6.4 Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... 64
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 65
15
7.2 Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73
16
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penyebab umum meningitis bakteri berdasarkan usia Dan faktor risiko ... 7 Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 43 Tabel 5.2 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Luaran .. 46
Tabel 5.3 Faktor-faktor yang berkaitan dengan kematian pada
penderita meningitis bakteri dewasa di Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar ... 47 Tabel 5.4 Analisis multivariat regresi logistik ... 49
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Patofisiologi Molekular Meningitis Bakteri ... 12
Gambar 3.1. Kerangka Berpikir ... 29
Gambar 3.2. Kerangka Konsep ... 30
Gambar 4.1. Bagan Rancangan Penelitian ... 32
Gambar 4.2. Bagan Alur Penelitian ... 39
18
DAFTAR SINGKATAN
AA : Arachidonic Acid
CI : Confidence Interval
CRP : C-Reaktif Protein
CSS : Cairan Cerebro Spinal
DIC : Disseminated Intravascular Coagulation
dL : desiliter
DNA : Deoxyribo Nucleic Acid
E. coli : Escherichia coli
EVD : External Ventrikular Drainage
GCS : Glasgow Coma Scale
H. influenzae : Haemophylus influenzae
HIV : Human Immunedeficiency Virus
IDSA : Infectious Diseases Society of America
IFN : Interferon IK : Interva Kepercayaan IL 1 : Interleukin 1 IL 1β : Interleukin 1β IL 6 : Interleukin 6 Kg : kilogram
MMP : Matrix Metallo Proteinases
mg : milligram
mm3 : millimeter kubik
N. meningitidis : Neisseria meningitidis NO : Nitric Oxide
OR : Odds Ratio
PAF : Platelet-Activating Factor
PCR : Polymerase Chain Reaction
PGE2 : Prostlagandin E2
19 S. aureus : Staphylococcus aureus S. epidermidis : Staphylococcus epidermidis S. pneumonia : Streptococcus pneumonia
SDO : Sawar Darah Otak
SIADH : Sindrom of Inappropriate Anti Diuretic Hormone
TNF α : Tumor Necrosis Factor α
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Laik Etik ……… 73
Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ……….. 74
Lampiran 3. Lembar Pengumulan Data ………. 75
Lampiran 4. Data Subjek Penelitian ……….. 77
21 ABSTRAK
Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh inflamasi membran pelindung yang membungkus otak dan medula spinalis yang disebut meningen. Meningitis dapat disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri, virus ataupun jamur. Meningitis merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kematian penderita meningitis bakteri dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan studi potong lintang (cross sectional) dengan subjek sebanyak 137 orang penderita meningitis bakteri dewasa yang dirawat di bangsal rawat inap RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012-2016. Analisa statistik dilakukan secara bivariat dan multivariat. Hasil analisa multivariat menunjukkan bahwa penderita meningitis bakteri dewasa dengan glukosa CSS <45 mg/dL merupakan faktor independen luaran mati pada penderita meningitis bakteri dewasa. Penderita meningitis bakteri dewasa dengan glukosa CSS <45 memiliki kemungkinan 3,76 kali untuk mengalami luaran mati dibandingkan penderita meningitis bakteri dewasa dengan glukosa CSS ≥45 (OR=3,76; IK 95%=1,45-9,75; p=0,006).
22
ASSOCIATED MORTALITY FACTORS IN ADULT BACTERIAL MENINGITIS PATIENT AT SANGLAH GENERAL HOSPITAL
ABSTRACT
Meningitis is a disease caused by inflammation the meninges. Meningitis can be caused by several microorganisms such as bacteria, viruses or fungi. Meningitis is a serious health problem and has a high rate of morbidity and mortality. The purpose of this study was to determine the associated factors to have mortality outcome compare to adult bacterial meningitis patient with mortality in patients with bacterial meningitis in Sanglah General Hospital Denpasar. This is a cross sectional study with 137 subjects with bacterial meningitis treated in Sanglah Hospital Denpasar periode 2012-2016. Multivariate analysis showed that bacterial meningitis in adult patients with CSS glucose <45 md/dL was independent mortality factor in adult bacterial meningitis. Adult bacterial meningitis patient with CSS <45 glucose were 3.76 times more likely to have mortality outcome compare to adult bacterial meningitis patient with CSS glucose ≥45 (OR = 3.76; 95% IK = 1.45-9.75; p = 0.006).
Keywords: bacterial meningitis, mortality outcome, low glucose level. .
23 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh inflamasi membran pelindung yang
membungkus otak dan medula spinalis yang disebut meningen. Meningitis dapat disebabkan oleh
beberapa mikroorganisme seperti bakteri, virus ataupun jamur. Meningitis merupakan masalah
kesehatan yang cukup serius dan mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.
Perlu penanganan yang cepat dan tepat agar dapat mengurangi kematian dan kecacatan yang
terjadi.
Angka insiden terjadinya meningitis bakteri adalah 5-10 per 100.000 penduduk dewasa per
tahun di negara maju dengan terdapat 15.000-25.000 kasus di Amerika Serikat setiap tahunnya
(Heckenberg et al., 2013). Di Negara berkembang angka insiden terjadinya meningitis bakteri adalah 2,6-6 per 100.000 penduduk dewasa per tahunnya dan mempunyai angka mortalitas sebesar
13%-27%. Sedangkan angka insiden meningitis di United Kingdom sekitar 1200 kasus per tahun.
Mortalitas sebesar 12,5 % dan menderita kelainan neurologis sebagai gejala sisa sebesar 30 %.
(Hussain et al., 1998). Fatality rate berkisar antara 2% pada bayi dan anak-anak serta 20-30% pada neonatus dan dewasa (Saez-Llorens et al., 2003). Pada penelitian yang dilakukan oleh Handojo (2014) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah didapatkan proporsi kematian pasien
meningitis yang dirawat sebesar 57.4%.
Kuman penyebab dominan pada meningitis dewasa adalah Streptococcus pneumonia (S.
24
(Heckenberget al., 2013). Kedua bakteri tersebut memiliki kemampuan kolonisasi nasofaring dan
menembus sawar darah otak (SDO). Basil gram negatif seperti Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus aureus (S. aureus), Staphylococcus epidermidis (S.epidermidis), Klebsiella sppdan Pseudomonas spp biasanya merupakan penyebab meningitis bakteri nosokomial, yang lebih mudah terjadi pada pasien kraniotomi, kateterisasi ventrikel internal ataupun eksternal, dan
trauma kepala (Meisadona et al., 2015). Sedangkan bakteri gram positif berbentuk kokus yang juga merupakan penyebab meningitis bakteri (meningitis suis) adalah Streptococcus suis (S. suis)
(Susilawathi et al., 2016).
S. pneumonia merupakan kuman patogen pada anak maupun dewasa dengan tingkat
keparahan yang tinggi. Terdapat >90 serotip pneumokokus dan beberapa serotipnya merupakan
penyebab meningitis. Meningkatnya resistensi strain S. pneumonia terhadap pengobatan
merupakan masalah yang sedang dihadapi saat ini. N. meningitidis adalah kuman sporadik dan
epidemik meningitis bakteri pada dewasa muda. Insiden tinggi pada musim hujan dan awal musim
panas di hampir seluruh belahan dunia. Sering terjadi pada komunitas komunitas seperti
kamp-kamp militer atau sekolah (Heckenberg et al., 2013). Sebelum ditemukannya antibiotika hampir
semua kasus meningitis bakteri dipastikan akan berakibat fatal dengan case fatality rate 95-100%
pada pasien meningitis pneumokokus dan 90% pada meningitis Haemophylus influenzae (H.influenzae) dan 70-90% pada meningitis meningokokus. Setelah penggunan antibiotik case fatality rate berkisar 20-40 (Rabbani et al., 2003).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jannis dan Hendrik di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dikatakan adanya hubungan antara umur, jenis kelamin, muntah,
tingkat kesadaran, gangguan motorik, paresis saraf kranialis, jumlah leukosit dalam darah, jumlah
25
meningitis dengan keluaran dari pasien meningitis yang dirawat di RSCM Jakarta (Jannis et al.,
2006).
Faktor yang berkaitan dengan kematian pada meningitis ditentukan oleh beberapa variabel
seperti; usia>60 tahun, jenis kelamin laki laki, adanya gangguan kesadararan, kejang, demam,
kuman penyebabnya S. pneumonia atau S. aureus, demam berkepanjangan (>10 hari), infeksi lain,
pemberian kortikosteroid, jumlah leukosit dalam CSS <100/mm3 dan waktu pemberian antibiotika
(Proulx et al., 2005).
Pada salah satu penelitian didapatkan bahwa faktor risiko kematian pada meningitis bakteri
adalah usia tua, keterlambatan pemberian antibiotika, penurunan kesadaran, kejang, jenis kuman
penyebab, jumlah leukosit dalam CSS dan kadar rendah glukosa CSS (Hristea et al., 2001). Sedangkan penelitian lain mengatakan kejang dan syok septik sebagai faktor independen kematian
(Lu et al., 2002; Zoonset al., 2008). Usia >60 tahun juga dikatakan sebagai prediktor terjadinya
mortalitas pada meningitis bakteri (Khwannimit et al., 2004; Proulx et al., 2005). Penelitian ini
bertentangan dengan studi lain yang mengatakan usia bukan merupakan faktor prediktor mortalitas
pada meningitis bakteri dewasa dengan p=0.9 (Lu et al., 2002).
Pada dua penelitian mengenai hubungan penurunan kesadaran dengan kejadian mortalitas
didapatkan hubungan yang bermakna dengan p=0.014 (Khwannimitet al., 2004) dan p<0.01
(Proulxet al., 2005). Hubungan keterlambatan pemberian antibiotik >6 jam dengan insiden
kematian didapatkan p<0.01 (Proulx et al., 2005; Rasmussen et al., 2008). Infectious Diseases Society of America (IDSA) merekombinasikan pemberian antibiotika dianjurkan sesegera mungkin (Tunkel et al., 2004).
26
Pengetahuan yang baik tentang faktor prognosis meningitis bakteri sangat penting sehingga
terapi dapat lebih cepat dan sesuai dengan harapan menurunkan angka kematian dan kecacatan.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang berkaitan dengan kematian pada penderita meningitis bakteri
dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kematian pada penderita meningitis
bakteri dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengetahui apakah faktor usia, jenis kelamin, penurunan kesadaran, kejang, jenis kuman
penyebab, jumlah leukosit dalam CSS, kadar rendah glukosa CSS, keterlambatan pemberian
antibiotika berkaitan dengan kematian pada penderita meningitis bakteri dewasa.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat praktis
1. Mampu melakukan penatalaksanaan yang lebih cepat dan tepat agar dapat mengurangi
27
2. Memberikan edukasi pada penderita dan keluarga untuk segera membawa penderita
kepusat pelayanan kesehatan agar mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat.
1.4.2. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sejawat dokter dan pihak
manajemen dalam upaya mengurangi kematian penderita meningitis dewasa. Hasil penelitian ini