• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEKNIK PERANCANGAN DAN MEDIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV TEKNIK PERANCANGAN DAN MEDIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

TEKNIK PERANCANGAN DAN MEDIA

4.1 Tahapan Produksi

Film “PHOBIA” melewati berbagai tahapan proses dari pra produksi, produksi dan paska produksi. Proses pelaksanaan film phobia ini dilakukan selama 7 hari shooting. Berikut peran penulis sebagai Director of Photography dalam tahap pra produksi dan produksi sebagai berikut:

4.1.1 Pra Produksi

Tahap ini benar – benar tahap paling awal dalam pembuatan film. Tahap ini seorang director of photography / DOP mempelajari isi naskah, Disini seorang DOP mempelajari, membaca serta membayangkan angle kamera (teknik pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose adegan) sesuai dengan naskah, dan juga kamera apa yang akan digunakan dan lensa apa yang akan digunakan nantinya pada saat syuting berlangsung.

(2)

Director Of Photography harus menguasai macam-macam kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan digunakan untuk proses produksi30.

Disini penulis sebagai DOP menggunakan kamera 2 kamera yang terdiri dari Sony A7s Mark II dan A6300 dan menggunakan 3 jenis lensa yang terdiri dari Lensa Samyang dengan 85 mm F 1,4, sigma 16-35mm F 1,8 dan sony 50mm F 1,8 (FIX). Selama shooting berlangsung karena hasil dari kamera dan lensa tersebut memiliki standart terbaik dikelasnya lalu agar kualitas dan hasil gambar baik saat film pada proses editing dan saat sudah selesai / ditonton.

Seorang DOP bersama sutradara berdiskusi tentang ilustrasi gambar yang akan diambil nantinya.

Gambar diatas adalah Ilustrasi yang DOP dan sutradara diskusikan untuk pengambilan opening tease dengan latar Halte Busway.

30

Job Description Pekerja Film (versi 01). Terbitan FFTV IKJ dan KFT. Cetakan Pertama, Maret 2008.

(3)

Seorang DOP harus membuat shotlist pada tahan awal untuk diaplikasikan kedalam bentuk story board yang sudah diskusikan dengan sutradara.

Tujuannya adalah untuk memudahkan pengambilan gambar pada saat produksi dan sesuai dengan konsep.

Dan yang terakhir seorang DOP bersama sutradara dan penata artistic menetapkan lokasi syuting yang akan dipakai nantinya saat produksi berlangsung.Diataranya lokasi Rumah,

adegan riza berbicara dengan bella di taman

saat riza ditegur oleh ayah hana

keb ersa maa n

(4)

4.1.2 Produksi

Padatahap Produksi, tugas seorang DOP diantaranya adalah:

1. Mengoperasikan kamera yang digunakan saat syuting berlangsung. Disini DOP memasang lensa-lensa apa saja yang dipakai nantinya, mengecek baterai yang digunakan pada kamera31. Dan menyiapkan alat-alat apa saja yang digunakan seperti Slider, Beholder, Tripod.

2. DOP harus mengarahkan dan menjaga kesinambungan suasana dan format visual serta tata cahaya dari setiap shot. Jadi bila salah satu adegan ada yang harus mengalami pengulangan pengambilan shot, bila adegan tersebut terjadi pada siang hari, keesokan harinya adegan tersebut juga harus dilakukan pada siang hari dengan adegan yang sama dan wardrobe / pakaian yang sama pula.

3. Pada saat sutradara mengarahkan aktornya, seorang DOP menyiapkan sudut pengambilan gambar. Disini seorang DOP dituntut cepat mengambil angle / posisi pengambilan gambar yang baik dan sesuai arahan sutradara.

4. Memeriksa laporan hasil kamera saat pengambilan gambar. Disini DOP melihat hasil shot yang diambil oleh kameraman,

31

Job Description Pekerja Film (versi 01). Terbitan FFTV IKJ dan KFT. Cetakan Pertama, Maret 2008.

(5)

bila hasil kurang memuaskan, adegan langsung diulang pada saat itu juga. Biasanya disini karena hasil pengambilan kurang fokus atau salah saat pengambilan angle.

5. Siap menghadapi perubahan karena situasi tertentu diluar rencana (perubahan cuaca, lingkungan set yang berubah). 6. DOP sangat bertanggung jawab dalam alat-alat yang

digunakan, dikarenakan alat yang dipakai hasil sewa, harus dijaga jangan sampai ada yang hilang atau rusak.

7. Dan yang terakhir kebutuhan DOP terhadap komposisi kamera yang dipakai saat shooting berlangsung. (Komposisi adalah bagian yang paling terpenting pada komunikasi visual karena komposisi adalah usaha untuk menata semua elemen visual dalam frame. Menata elemen visual di sini bisa diartikan kita mengarahkan perhatian penonton pada informasi yang kita berikan kepada mereka)

(6)

ari gambar diatas disini komposisi yang digunakan seorang DOP adalah menggunakan Lensa Sigma 16-35mm agar hasil gambar lebar dengan situasi sekitar dan perasaan si actor terlihat natural , lalu menggunakan ISO 100 (ISO sendiri adalah hal mengacu pada kecepatan film atau sensitivitas sensor kamera digital terhadap cahaya) soal cahaya menggunakan cahaya matahari tanpa tambahan cahaya apapun.

3.1.2.1 Behind The Scene

Gambar 4.1 Gambar diatas diambil saat kami mengamar situasi Jakarta

pada hari dan perbincangan mengenai konsep keadaan Jakarta seperti: gedung-gedung tinggi, Halte Busway, Bundaran HI, yang akan diambil untuk opening tease film phobia ini harus direncanakan secara rinci dengan tim.

(7)

Gambar 4.2 Gambar diatas adalah saat pengambilan adegan Riza menyuapi kakek dengan shot master menggunakan teknik Track in

Gambar 4.4 Adalah gambar Riza menyuapi kakek dengan settingan

waktu malam hari dan beberapa adegan MS Serta CU kami menggunakan Teknik Handheld.

(8)

G a m

bar 4.5 saat kami shooting taman pada minggu pertama, terlihat saya

bersama seorang kameraman mereview hasil gambar yang sudah diambil. Review gambar ini selalu kami lakukan.

G a m

bar 4.6 Menunjukan shooting taman pada minggu kedua saat pengambilan

adegan Riza menggambar dengan sketchbook. Terlihat saya mengambil gambar master.

(9)

Gambar 4.7 Shooting dihari-hari yang sama menunjukan saya dan tim sedang mengoperasikan kamera dan dipantau dengan sutradara. Saat itu kami menggunakan 3 kamera sengan 1 kamera jenis A7s Mark II dan A6300

4.1.2.2Kerabat Kerja

1. Executive Produser : Muhammad Yaser Fadillah Halimah Tusaidah P Indah Puspita Sari 2. Sutradara : Halimah Tusaidah Pertiwi 3. ScriptWriter : Muhammad Yaser Fadillah

4. DOP : Indah Puspita Sari

5. Supervisor : Rahmadya Putra Nurgraha : Rizki Briandana

(10)

7. Associate Producer : Pangeran Bianco Qisty Aufar Yozilla Triananda

8. Producer Manager : Arif Nurrochman Asih Karnengsih 9. Asisten Sutradara : Yozila Triananda

M. Nur Fadil 10. Cameraman : Rizki Prianto

Vascal Saptahadi Desta Oktaviawan Abdur Rifai 11. Script Countinity : Aldy Hariansyah 12. Soundman : M. Jody Syafriyanto

Dwika Augustaf Ristiadi Prasetyo 13. Lightingman : Rendi Mutqin Sidiq

Arif Nurrochman Rifaldi Faqih Wahyudin 14. Art and Property : Dicky Gustiandi

Dwi Yoga Putra P 15. Talent Coordinator : Sandra Nur Zahraini 16. Wardrobe : Fazri Habibudin 17. Editor : Indah Puspita Sari

(11)

18. Composer : Geddi Jaddi Membumi 19. Music Director : Halimah Tusaidah P

4.2 Lembar Kerja DOP

4.2.1 Konsep DOP

1. Konsep Ide

“PHOBIA” adalah sebuah film yang menceritakan seorang laki-laki yang telah hubungan selama 10 (sepuluh) tahun dengan kekasihnya namun tak kunjung menikah karena mengidap Gamophobia yang berasal dari kenangan menyakitkan dimasa lalunya.

Film “PHOBIA” bergenre drama romantis, dalam pembuataannya film ini menggunakan 3(tiga) kamera dengan jenis sony A7s mark II dan Sony A6300. Shooting yang dilakukan pada awalnya adalah 3 hari namun terjadi perubahan menjadi 7 hari. 1 dari 7 hari shooting tersebut ada dimana kami menggunakan 3 kamera yang terdiri untuk dari 1 jenis sony A7s Mark II dan 2 Sony A6300. Karena kedua jenis kamera ini mempunyai spesifikasi yang sama seperti pengaturan flat Image dan sama-sama berkualitas 4k. Pengaturan warna kamera yang perancang gunakan adaah Natural.

(12)

Dalam proses produksi disini perancang memvisualisasikan gambar dari shot list dan story board. Namun terjadi sedikit perubahan dari yang sudah di tuliskan di shotlist semua tergantung setting tempat pada akhirnya.

Untuk adegan riza dan bella perangcang banyak menggunakan two shot dan medium shot. Tujannya adalah untuk menunjukan bagaimana dialog kedua nya antara riza dan bella terlihat sangat dekat. Namun juga diadakan jenis shot longshot yakni tujuannya untuk lebih menunjukan suasana kedekatan riza dan bella secara keseluruhan.

(13)

Pada adegan ayah mengeluarkan emosi saat berbicara dengan riza perangcang juga menggunakan two shot namun lebih menekankan pada oss riza tujuannya adalah memperlihatkan dengan jelas emosi ayah hana ketika memarahi riza.

Beberapa adegan diambil dengan cut to cut seperti adegan dengan dialog yang panjang. Namun untuk beberapa dialog yang tidak terlalu memerlukan dialog panjang perangcang lebih memilih long take dikarenakan untuk mendapat gerakan dari objek yang natural. Dan dalam teknik ini perancang juga menggunakan teknik follow. Follow adalah pengambilan gambar yang dilakukan dengan cara kamera mengikuti objek yang bergerak.

(14)

Beberapa perpindahan scene perancang selipkan timelapse atau pun establish untuk membuat perpindahan scene lebih smooth atau jika tidak ada establish yang cocok perancang menggunakan pergerakan slider. Seperti track out pada adegan riza meninggalkan kakek dikamar. Dan slide left pada adegan riza menyuapi kakek.

(15)

4.3 Kendala dan Solusi

Pada saat menciptakan sebuah karya, tidaklah mungkin semuanya berjalan mulus sesuai rencana, tanpa halangan dari mulai proses pra produksi, produksi hingga paska produksi, bahkan kendala yang di alami tidak sedikit. Penulis sebagai DOP memiliki tanggung jawab untuk memimpin Kameramen dan talent melewati segala rintangan menjadi sebuah tantangan.

Pada tahap produksi, kendala pada proses shooting saat pengambilan adegan café kami mengalami beberapa pengulangan adegan dikarenakan masalah teknis suara yang tidak terdengar oleh karena itu kami berulang kali membuat adegan dialog panjang tersebut sehingga hari semakin sore dan menunjukan masa sewa café akan berakhir untuk itu kami mengutamakan shot master dan medium terlebih dahulu yang kami utamakan setelah itu kami berlanjut mengambil dua scene riza presentasi yang juga settingan lokasinya di tempat yang sama setelah pengambilan adegan ini baru ingin mengambil close up dimana hana membuka kado establish café dll. Tetapi ketika ingin mengambil close up hana membuka café yang seharusnya di menja juga terlihat kue ulang tahun hana namun kue tersebut sudah habis termakan. Solusi untuk permasalahan ini adalah kami tetap mengambil adegan close up dengan pengambilan angle yang tepat.

(16)

hari belum selesai dan langit mulai gelap pencahayaan sudah tidak mendukung walau 3 lighting sudah membantu tetap tidak membantu akhirnya hujan dan kami harus berhenti shooting walaupun shooting belum selesai. Hari mulai malam akhirnya kami memutuskan untuk mengulang nya di hari berikutnya. Namun ada 1 scene adegan taaman riza dan hana dan tidak memungkinkan kami melanjutkan shooting ditempat yang sama dengan riza. Solusinya pada saat itu juga kami mencari taman lainnya yang akan digunakan untuk adegan hana dan riza.

Pada proses shooting pengambilan adegan kakek serta flashback adalah salah satu kamera yang ke format datanya saat shooting sedang berlangsung. Kamera yang keformat adalah kaamera yang mengambil adegan master. Ternyata saat kami selidiki dari kamera yang kami sewa pengaturan format itu akan keluar begitu saja sewaktu-waktu. Solusinya adalah kami mengulang kembali adegan kakek terutama untuk pengambilan gambar master dan solusi untuk kamera ini adalah setiap saat akan dilakukan pembackupan file untuk menghindari jika kamera lainnya mengalami masalah ini dan tentu juga dan penyewaan alat dihari-hari berikutnya membuat kami lebih teliti dengan baik atau tidaknya alat yang akan digunakan.

Kendala saat pengambilan adegan hana dan ayah didalam kamar, saat itu kami melakukan adegan malam hari namun diluar rumah yakni lokasi yang kami gunakan terdapat masalah yang mengakibatkan situasi tidak kondusif dan menjadi halangan kami dala perekaman gambar.

(17)

Solusinya adalah kami terus mengulang adegan demi adegan yang dapat diambil saat suara mulai kondusif dan berhenti saat ramai dan mengulanginya lagi saat kondusif.

Saat proses produksi shooting taman yang kedua kalinya kami kembali mengalami kesulitan yakni clip on yang kami sewa salah satunya tidak menyala solusinya kami terus mencari selah agar clipon kembali nyala dengan menjepit erat kabel clip on. Adegan taman yang diambil hari ini salah satunya adalah untuk mengulang beberapa scene di hari shooting taman sebelumnya dan bertepat di scene yang sama langit tiba-tiba menjadi gelap dan hujan hal ini sama dengan taman shooting taman sebelumnya yang juga belum terselesaikan mengharuskan kami berhenti untuk shooting. Solusinya adalah kami menggabungkan gambar minggu pertama dan kedua namun tetap tidak mendukung pencahayaan meskipun sudah dibantu oleh 3 lighting dan karena kesepakatan bersama scene ini kamu hapus.

Pengambilan adegan shooting dengan latar tempat kantor, kesulitan kami saat itu adalah ketika scene konflik hana dan riza bagian akhir dialog kami kehilangan gambar. Untuk itu perekaman adegan terakhir itu pun kami atasi dengan tetap memasukan suara hana sebagai pengantar ke perpindahan scene selanjutnya dengan tempat yang berbeda.

Gambar

Gambar diatas adalah  Ilustrasi yang DOP dan sutradara diskusikan untuk  pengambilan opening tease dengan latar Halte Busway
Gambar 4.1   Gambar diatas diambil saat kami mengamar situasi Jakarta  pada  hari  dan  perbincangan  mengenai  konsep  keadaan  Jakarta  seperti:
Gambar  4.2  Gambar  diatas  adalah  saat  pengambilan  adegan  Riza  menyuapi kakek dengan shot master menggunakan teknik Track in
Gambar 4.7 Shooting dihari-hari yang sama menunjukan saya dan tim  sedang mengoperasikan kamera dan dipantau dengan sutradara

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah yang pertama sistem SSO berbasis CAS Protocol di jaringan berbasis LDAP milik Universitas Diponegoro telah berjalan ditandai

Peran masyarakat dalam implementasi kebijakan dan peraturan perundang- undangan, khususnya Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2002 tentang Hutan Kota yaitu

Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atasc. Reseptor pencium tidak bergerombol

Instrumen penelitian terdiri dari empat bagian yaitu (1) karakeristik individu responden, termasuk tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi oleh responden; (2)

Sianosis sentral akibat penyakit jantung bawaan ( Cardiac cyanosis ) yang disertai penurunan aliran darah ke paru oleh karena ada hambatan pada jantung kanan, yaitu katup

Dari hasil penelitian dengan teknik ELISA untuk mendeteksi antibodi terhadap virus classical swine fever di Sumba – Nusa Tenggara Timur dapat disimpulkan

Objek telah diperoleh dan diterima oleh penerima berkat putusan penolong kedua, kebahagiaan telah terjadi, ber- akhirnya konflik, penentang pertama menyadari dan

Petugas Petugas pendaftaran pendaftaran meminta meminta salah salah satu satu dari dari keluarga keluarga pasien pasien atau atau pengantar pasien untuk memberikan