• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran pada suhu tinggi pada konsdisi oksigen yang melimpah. Unsur unsur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembakaran pada suhu tinggi pada konsdisi oksigen yang melimpah. Unsur unsur"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Komponen kimia

Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama atas karbon, hidrogen dan oksigen. Kayu mengandung senyawa anorganik yang tetap tinggal setelah terjadi pembakaran pada suhu tinggi pada konsdisi oksigen yang melimpah. Unsur unsur senyawa organik penyusun kayu terbagi atas: selulosa, hemiselulosa,lignin, ekstraktif, dan serat.

2.1.1 Selulosa

Selulosa merupakan bahan dasar pulp dan kertas dengan rumus molekul (C6H10O5)n dengan berat molekul 250.000-1.000.000 atau lebih. Umumnya tiap molekul terdiri dari 1500 satuan glukosa, selulosa merupakan rantai panjang polisakarida yang tersusun dari unit β-D Glukopiranosa dengan ikatan molekul 1-4 β Glukosidik dalam posisi 1-1-4 menyebabkan rantai selulosa sukar larut dalam air.

Selulosa merupakan komponen kimia terbesar di dalam dinding sel, biasanya 40-50% dari berat kering kayu dan lokasi selulosa terbesar terdapat pada lapisan sekunder diding sel. Selulosa merupakan komponen struktural dinding serat bersama-sama dengan hemiselulosa dan lignin. Senyawa ini sangat diharapapkan dalam pembuatan pulp, disebabkan ketersediaan selulosa dalam jumlah banyak, terbentuk serat yang kuat, mudah menyerap air, berwarna putih, tidak larut dalam air dan pelarut organik netral serta relatif tahan terhadap bahan-bahan kimia.

(2)

Pembuatan pulp (kertas), degradasi selulosa harus terjadi seminimal mungkin supaya diperoleh rendemen pulp yang tinggi dan sifat fisik yang baik. Degradasi selulosa dapat terjadi melalui hidrolisa oksida alkali, termal, mikrobiologi, dan mekanik.

Degradasi selulosa dapat terjadi selama proses pembuatan pulp oleh larutan alkali dan asam. Reaksi selulosa utama merupakan reaksi feeling yaitu pemutusan ujung pereduksi selulosa pada suhu 700C dan pemutusan gugus asetil secara acak diatas suhu 1500C.

2.1.2 Hemiselulosa

Hemiselulosa adalah polimer karbohidrat dengan rantai bercabang dan lebih pendek dibandingkan dengan selulosa. Hemiselulosa sebenarnya merupakan senyawa kimia yan identik dengan fraksi beta dan gama selulosa. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang bukan selulosa yang tersusun dari senyawa karbon yang berjumlah 5 atau 6. Jika dihidrolisa hemisellulosa menghasilkan D- manosa, D- glukosa, D- galaktosa, D-xylosa, L-arabinosa, dan asam uronat.

Kandungan hemisellulosa dalam pulp akan mempermudah pelunakan dan pembentukan fibril serat (fibrilation) selama penggilingan. Hal ini disebabkan oleh struktur non kristal, BM yang rendah dan rantai yang bercabang. Struktur non kristal menyebabkan hemiselulosa lebih reaktif terhadap alkali dan hidroksi asam dibanding dengan selulosa (Sujipto A. Hadikusumo, 1987).

(3)

Lignin adalah suatu polimer kompleks dengan BM tinggi (terdiri dari satuan fenil propana). Sifat senyawa ini sangat stabil dan sulit untuk dipisahkan serta mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Lignin terdapat dalam lamela tengah dan dinding sel yang berfungsi sebagai perekat antar sel. Pada pembuatan

pulp, lignin dapat dilarutkan oleh hidrolisa asam pada proses sulfide, alkali panas

pada proses soda dan sulfat, serta oleh klorida dalam proses pemutihan.

Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila mengandung sedikit lignin. Hal ini disebabkan lignin bersifat hidrofobik dan kaku sehingga menyulitkan dalam proses pendinginan (refining). Banyaknya lignin akan mempengaruhi konsumsi bahan kimia pemasak dan pemutihan.

Rumus molekul lignin sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti, dari hasil analisa, monomer dari kedua jenis kayu (wood) dan bukan kayu (non

wood) berbeda-beda.

2.1.4 Ekstraktif

Ekstraktif adalah senyawa kimia dengan bahan molekul rendah yang dapat larut dalam air dan pelarut organik. Pada umumnya kadar ekstraktif yang terkandung dalam bahan baku non wood lebih tinggi daripada kayu daun lebar dan kayu daun jarum. Zat ekstraktif terdiri dari bahan yang mudah menguap seperti terpentin, resin, asam lemak, fenol karbohidrat dengan berat molekul rendah dan juga pektin. Zat ekstraktif yang larut dalam air meliputi gula, pektin, garam – garam organik dan zat warna. Sedangkan ekstraktif yang larut dalam pelarut organik yaitu tannin, asam lemak, resin, dan terpen. Pelarut organik yang biasa digunakan yaitu : Petrolium eter, methanol, alkohol benzena, dan etanol benzene.

(4)

Ekstraktif dapat mengkonsumsi bahan kimia yang lebih banyak juga dapat menghambat prose penetrasi larutan kemasan. Sehingga pada pembuatan kertas akan timbul masalah yang disebut pitch trouble, hal ini disebabkan karena pitch yang dilepaskan pada waktu penggilingan akan cenderung terkumpul sebagai partikel suspensi koloidal sehingga akan menyumbat kawat kasa pada mesin kertas atau terkumpul pada felt serta melekat pada mesin sebagai gumpalan gelap. Dengan adanya hal ini akan menyebabkan kertas berlubang transparan, bernoda dan kotor (Anonim, 2002).

2.1.5 Serat

Panjaang serat mempengaruhi sifat-sifat tertentu pulp dan kertas, termasuk kethanan sobek, kekuatan tarik dan daya lipat. Serat yang berdinding tipis mengakibatkan serat tersebut mudah menipis sehingga menghasilkan lembaran yang mempunyai kekuatan keteguhan sobek yang tinggi, tetapi kekuatan letup rendah.untuk memperoleh ketangguhan retak dan sobek yang tinggi,serat berdinding tebal perlu dicampur dengan serat yang berdinding tipis.(Nurrahman ,A.,dan T. silitonga,1972)

2.2 Struktur Kayu-Lunak

Kayu-lunak secara tradisional telah menjadi produk tetap industri-industri kayu di amerika utara, dan sampai kini pun kayu-kayu ini tetap merupakan kayu yang teramat penting. Kayu lunak yang homogen, berserat lurus dan ringan lebih di sukai untuk di jadikan kayu-kayu konstruksi dan kayu lapis. Pokok-pokok batang kayu lunak merupakan bahan baku kelas prima pada pembuatan kertas yang kuat. Pengetahuan mengenai sifat fisik xilem kayu lunak merupakan dasar yang penting untuk dapat memahami kayu dan produk-produk kayu.

(5)

Xilem kayu lunak sangat sederhana. Kebanyakan spesies memiliki tidak lebih dari empat atau lima macam sel yang berbeda, dan hanya satu atau dua tipe sel banyak terdapat.

2.3. Struktur Kayu-Keras

Kayu yang di bentuk oleh jenis-jenis pohon kayu-keras sangat berbeda dengan yang di bentuk oleh jenis- jenis pohon kayu- lunak. Kayu lunak memiliki susunan yang seragam dengan sedikit tipe sel, dan karenanya sering gambaran kayunya tidak jelas. Kayu keras, di lain pihak, tersusun atas jenis-jenis sel yang sangat berbeda dengan variasi proporsi yang luas dan karenanya sering menjadi unik dan bahkan memiliki gambaran kayu yang sangat indah. Karena gambaran unik yang banyak di miliki oleh spesies-spesies kayu-keras, maka kayu-kayu tersebut banyak di gunakan untuk perabot rumah tangga, panil, dan tujuan-tujuan dekoratif yang lain.

Perbedaan antara xilem kayu keras dan kayu lunak

1. Kayu lunak tersusun atas sediikit tipe sel yang penting kayu keras tersusun atas banyak tipe sel. Sembilan puluh sampai 95 % volume xilem kayu lunak tersusun atas sel-sel yang panjang yang di kenal dengan nama trakeid longitudinal. Sisanya terdiri atas sel jari-jari (baik trakeid jari – jari maupun parenkim jari-jari). Meskipun kadang- kadang terdapat beberapa tipe sel yang lain, namum volumenya daam kayu lunak tidak seberapa. Kayu keras paling sedikit tersusun atas empat macam sel utama. Masing-masing sel jenis ini dapat mencapai volume 15 % atau lebih dari volume xilem-kayu keras.

(6)

2. Hanya kayu keras yang memiliki pembuluh, suatu bangunan yang tersusun atas unsur-unsur pembuluh. Sel- sel angkutan yang di bentuk secara khusus yang di kenal sebagai unsur-unsur pembuluh ini di dalam kayu-keras volumenya cukup besar, tetapi tidak pernah terdapat di dalam kayu – lunak.

3. Jari – jari yang lebar pada sejumlah kayu – keras berlawanan dengan jari – jari sempit dan seragam pada kayu – lunak

4. Sel – sel dalam baris radial yang lurus mencirikan kayu – lunak; susunan ini tidak terdapat pada kayu – keras. Sel – sel kayu lunak tersusun lurus dalam baris radikal yang sejajar dengan jari – jari yang lurus seperti jeruji ; setiap baris sel di bentuk oleh satu inisial bentuk kumparan dalam kambium. Jari – jari kayu – keras jarang tersusun dalam baris radial yang lurus, demikian juga unsur – unsur kayu – keras yang lain.

Penting untuk di catat bahwa suatu ikhtisar perbedaan kayu – keras dan kayu – lunak tidak meliputi hal – hal yang menyangkut kekerasan relatif kayu yang di hasilkan (haygreen, 1987).

2.4. Titrimetri

Titrimetri yakni pemeriksaan jumlah zat yang di dasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang di butuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang di tentukan.

2.4.1. Landasan Pemeriksaan

pada dasarnya cara titrimetri ini terdiri dari pengukuran voume larutan pereaksi yang di butuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang

(7)

akan di tentukan. Larutan pereaksi itu biasanya di ketahui kepekatannya dengan pasti, dan di sebut pentiter atau larutan baku. Sedangkan penambahan pentiter kedalam larutan zat yang akan di tentukan di sebut titrasi. Dalam proses itu pentiter di tambahkan ke dalam larutan zat yang akan di tentukan dengan bantuan alat yang di namakan buret sampai tercapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat pereaksi dan zat yang akan di tentukan bereaksi sempurna secara stoikiometri. Titrasi harus di hentikan pada atau dekat titik kesetaraan ini, jumlah volume pentiter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan ini di sebut volume kesetaraan. Dalam praktek, titik kesetaraan itu di tentukan dengan berbagai cara, tergantung pada sifat reaksinya. Biasanya, titik kesetaraan tidak di sertai oleh perubahan sifat yang dapat di lihat. Karena itu di perlukan zat tambahan yang dapat menunjukkan perubahan yang dapat di lihat pada atau dekat titik kesetaraan. Zat tambahan itu di sebut indikator. Indikator ini berubah warnanya di sekitar titik kesetaraan.

Saat terjadinya perubahan warna indikator dalam proses titrasi di sebut titik akhir titrasi. Pada saat titik akhir ini tercapai, titrasi harus di hentikan. Biasanya titik akhir titrasi tidak tepat sama dengan titik kesetaraan. Makin kecil perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik kesetaraan, makin kecil kesalahan titrasi.

Selain dengan indikator, titik akhir titrasi dapat pula di tentukan dengan menggunakan peralatan yang sesuai, misalnya potensiometer, spektrofotometer, atau konduktometer. Perubahan sifat yang mencolok yang di tunjukkan oleh peralatan tersebut menunjukkan titik akhir titrasi.

(8)

Titik akhir titrasi dapat di tentukan secara lebih teliti dari data yang di hasilkan peralatan tersebut dengan bantuan grafik. Dengan demikian proses titrasi dapat di lanjutkan terus sampai titik kesetaraan di lewati. Rajahan itu akan menghasilkan kurva titrasi yang dapat di gunakan untuk menentukan volume kesetaraan secara teliti.

Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka persyaratan berikut perlu di perhatikan dalam setiap titrasi.

1. Interaksi antara pentiter dan zat yang di tentukan harus berlangsung secara stoikiometri dengan faktor stoikiometrinya berupa bilangan bulat. Faktor stoikimetri ini harus di ketahui atau di tetapkan secara pasti, karena faktor ini perlu dalam perhitungan hasil titrasi

2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat 3. Interaksi antara pentiter dan zat yang di tentukan harus berlangsung secara

terhitung. Artinya, sesuai dengan ketepatan yang dapat di capai dengan peralatan yang lazim di gunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 % pada titik kesetaraan.

2.4.2.Pengelolaan Cara Pemeriksaan

Pemeriksaan kimia secara titrimetri dapat di golongkan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis interaksi kimia yang terjadi, cara melakukan titrasi dan jumlah cuplikan yang di gunakan dalam pemeriksaan.

(9)

Reaksi kimia yang dapat terjadi antara pentiter dan zat yang di tentukan dapat di bagi menjadi empat jenis, yaitu : reaksi asam basa, reaksi pembentukan -kompleks, reaksi pengendapan dan reaksi oksidasi – reduksi. Berdasarkan itu, cara titrimetri juga terdiri atas empat jenis.

1. Titrasi asam- basa di dasarkan pada reaksi perpindahan proton antar senyawa yang mempunyai sifat-sifat asam- basa (protolisis). Dengan cara titrasi asam- basa, berbagai senyawa organik dan senyawa anorganik dapat di tentukan dengan mudah. Penentuan senyawa- senyawa tersebut biasanya di lakukan dalam larutan berair, tetapi pelarut nirair dapat juga di gunakan, terutama untuk analisis senyawa- senya organik. Untuk titirasi basa di gunakan larutan baku asam kuat, sedangkan asam di titrasi dengan larutan baku basa kuat. Titik akhir titrasi di tetapkan dengan bantuan indikator asam - basa yang sesuai, atau secara potensiometri.

2. Titrasi kompleksiomteri di dasarkan pada reaksi zat- zat pengkompleks organik tertentu dengan ion-ion logam, menghasilkan senyawa kompleks yang mantap. Titik akhir titrasi di tetapkan dengan indikator logam atau secara potensiometri dan spektrofotometri.

3. Titirasi pengendapan di dasarkan pada reaksi pemebentukan endapan yang sukar larut. Misalnya ion-ion halida (kecuali fluorida) sering di tentukan dengan cara titrasi dengan larutan perak nitrat. Titik akhir titrasi di tentukan dengan bantuan indikator khusus atau secara potensiometri. 4. Titirasi oksidasi- reduksi di dasarkan paada proses perpindahan elektron

antara zat pengoksidasi dan zat pereduksi. Zat pengoksidasi di titrasi dengan larutan baku zat pereduksi kuat. Sebaiknya zat pereduksi di titrasi

(10)

dengan larutan baku zat pengoksidasi kuat. Titik akhr titrasi di tentukan dengan indikator oksidasi- reduksi yang sesuai atau secara potensiometri. Sedangkan pada titirasi iodometri (salah satu metode oksidasi- reduksi ) di gunakan larutan kanji sebagai indikator khusus.

2.4.2.2 Penggolongan Berdasarkan Cara Titrasi

Ada tiga jenis titrasi berdasarkan cara meakukan titrasi, yaitu :

a. Titrasi langsung di lakukan dengan cara menambahkan pentiter langsung ke dalam larutan yang mengandung zat yang di tentukan. cara ini lebih di sukai karena cepat, sederhana dan ketepatannya cukup tinggi. Cara ini di pakai bila tersedia pentiter, pelarut, dan cara penentuan titik akhir yang sesuai, dan laju reaksi cukup tinggi.

b. Titirasi kembali di lakukan denga menambahkan arutan baku (pentiter pertama) dalam jumlah berlebihan ke dalam larutan zat yang di tentukan. kemudian kelebihan pentiter pertama yang tidak bereaksi dengan zat yang di tentukan di titrasi dengan larutan baku kedua (pentiter kedua). Karena di sini di gunakan dua larutan baku,maka sumber kesalahan titrasi akan bertambah besar dan cara titrasi kembali agak memakan waktu.

c. Titrasi tak langsung di gunakan bila titrasi langsung tidak mungkin di laksanakan. Cara ini memerlukan reaksi tambahan dengan zat yang di tentukan, terutama reaksi yang khas dan berpilih. Akibat dari reaksi ini sejumlah yang setara zat ketiga di lepaskan. Zat ketiga yang di lepaskan itu di titrasi dengan larutan baku (Harizul Rivai, 1987)

(11)

2.5 Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat di dalam jenisnya, adalah yang paling banyak di gunakan pada pengisian mineral dan pigmen-pigmen di atas 1,5 juta ton di gunakan hanya pada fomulasi plastik-plastik. Kalsium karbonat juga di gunakan khususnya dalam industri kertas dan cat.

Tingkat keuntungan dari kalsium karbonat mungkin tetap di hancurkan atau batu, kapur tulis, batu marmer, atau sel-sel hewan laut, atau mungkin di pisahkan oleh proses pemisahan. Dolmite secara alamiah terbentuk dari calsium magnesium karbonat, juga di pakai sebagai bahan pengisi, secara kimia juga memiliki kandungan dari calsit ini. Predisped kalsium karbonat untuk pengolahan lapisan kertas dapat juga membuat perlakuan kalsium karbonat dengan cepat dengan dispersi pospat, alumina-ciated, membuat alumina saat mengandung suspensi mineral dengan karbon dioksida dan kalsium alumina-ciate celcife membuat zat kapur alumina-ciated calcite juga berperan memperbaiki dispersi organic, kalsium karbonat dengan permukaan asam dapat diolah melapisi silica-alumina gel (Minto Supeno, 2011).

2.6. Bahan-bahan Yang Digunakan dalam pembuatan kertas rokok

Adapun bahan baku yang di gunakan dalam pembuatan kertas rokok di PT.Pusaka Prima Mandiri adalah bahan harus bersertifikat food grade (aman untuk makanan) dan tidak mengandung bahan berbahaya (non hazardous

(12)

2.6.1. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk pada proses produksi dan memiliki persentase yang sangat besar di bandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Adapun bahan baku yang di gunakan adalah:

A. Pulp serat panjang (NBKP)

Gunanya untuk kerangka dasar struktur dan menjaga kekuatan kertas sewaktu masih dalam keadaan basah (wet strenght) dan mempertahankan kekuatan kertas agar tidak mudah putus (runability) pada proses pembuatan maupun pada mesin pembuat kertas rokok. Serat NBKP masih panjang dan harus dihaluskan melalui proses penggilingan (refining).

B. Pulp Serat Pendek (LBKP)

Berfungsi sebagai pembentuk perata sususnan kertas dan pengisi (sheet

uniformity). Serat LBKP tidak perlu dihaluskan lagi agar tidak hancur. Pulp serat

pendek ini beragan jenis.

C . Kertas Bekas (Broke)

Kertas bekas merupakan kertas-kertas hasil produksi dari tiap Paper Machine yang tidak layak jual karena adanya kerusakan, tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan konsumen ataupun sisi kertas yang terbuang. Pemakaian kertas bekas ini dapat mengurangi biaya produksi karena jumlahnya banyak dan juga dapat membantu kerataan formasi kertas serta kelengkungan. Jenis-jenis kertas broke adalah :

(13)

A .Wet Broke

Yaitu kertas yang belum memasuki proses drying atau berasal dari sisiran pada saat pressing.

B .Dry Brooke

Yaitu broke yang telah kering atau telah memasuki drying namun putus dengan sendirinya.

2.6.2 Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak dapat dibedakan pada produk. Bahan tambahan yang digunakan di PT. Pusaka Prima Mandiri adalah sebagai berikut:

A. Precipitated Calcium Carbonate (CaCO3)

CaCO3 dengan struktur Calcite dan partikel size-nya berukuran 1.0 - 0.2

μm digunakan sebagai filler (bahan pengisi) kertas, pemerata pori-pori (porosity)

dan memutihkan kertas (whiteness). Guna filler antara lain :

1. Menghasilkan struktur atau susunan kertas yang lebih baik.

2. Meningkatkan tekstur agar permukaannya lebih halus dan komposisinya lebih seragam.

3. Meningkatkan opacity (daya tahan terhadap sinar) pada kertas Membuat hasil cetakan menjadi lebih baik

(14)

Bahan dasar CRA (starch) dan gum arabicum, kanji kentang yang di butuhkan untuk pengikat partikel buburan sehingga menghasilkan buburan pulp yang homogen dan menambahkan kekuatan kertas pada waktu basah maupun kering dan mengurangi lose pada wire.

C. Anti Foam (Deformer)

Polimer yang berdasarkan water base digunakan untuk mencegah buih-buih agar tidak masuk kedalam kertas.

D. Pencegah Bakteri (biocide)

Digunakan sebagai pembunuh bakteri untuk mencegah penggumpalan bakteri (slime pot),

E. Citric Acid, Anhydrous C6H8O7Kering

Citric acid atau asam citrun yang dipakai sebagai zat pembakar dalam kertas yang harus dinetralkan dengan KOH.

F. Potassium Hydroxide KOH

Digunakan untuk menetralisir Citric Acid sebelum diaplikasikan ke mesin distribusi.

G. Bahan penggumpal (coagulant)

Untuk pengolahan air sungai (water treatment).

H. Air

(15)

2.6.3 Bahan Penolong

Bahan Penolong yaitu bahan yang ditambahkan dalam produk tersebut sehingga dapat meningkatkan mutu dari produk itu sendiri.

Bahan penolong yang digunakan PT. Pusaka Prima Mandiri adalah:

1. Kertas Pembungkus

Kegunaan kertas pembungkus adalah untuk membungkus kertas rokok dalam ukuran ream.

2. Core

Kegunaan core sebagai inti dari gulungan kertas selama proses penggulungan baik di paper machine maupun di bagian finishing.

3. Kotak Karton

Kegunaan kotak karton adalah untuk mengepak hasil produksi

4. Label atau etiket

Kegunaan label sebagai pengenal peusahaan yang ditempel pada kertas pembungkus produk.

2.7. Standard Mutu Bahan/Produk

Pandangan konsumen (pemakai) terhadap mutu cigarette paper menunjukkan ada 3 unsur penting yang harus di perhatikan, yaitu:

1. Kertas tahan dan tidak mudah putus daam proses di pabrik kertas rokok pada kecepatan tinggi.

(16)

2. Keadaan kertas putih dan bersih

3. Pembakarannya, seperti asap, abu, dan rasa

Berikut beberapa unsure yang perlu di perhatikan dalam pengendalian kualitas:

1. Basis weight: berat kertas yang merupakan satu unsur cigarette paper yang terpenting. Bila basis weight berubah maka semua parameter yang lain akan berubah. Basis weight di tentukan dalam satuan gr/m2.

2. Tensile strength: untuk mengukur daya tahan maksimum kertas sampai putus. Bagian quality control memeriksa apakah sesuai dengan range yang telah di tetapkan. Jika ada penyimpangan dari range nya akan di uji kembali dengan lebih mempertahankan arah serat ataupun ada hal-hal lain (satuan KgF)

3. Porosity : pengukuran aliran udara melalui kertas sampel 20 cm2 dengan perbedaan tekanan 10 cm WG. Sangat penting untuk membedakan anatara penembusan pada pori-porinya dengan penembusan udara pada lubang lubang besar akiba kesalahan proses.

4. Filler : untuk mengukur banyaknya CaCo3 yang tidak di tambahkan pada kertas untuk meninggikan opacity atau porosity atau kedua-duanya. (satuan %. In paper).

5. Opacity: untuk menguji daya tembus (daya tahan) kertas untuk menahan sinar terang (satuan %).

6. Brighrtness: pengukuran keputihan kertas (16 lipatan) dengar sinar terang (satuan %).

7. Formation: pemeriksaan secara visual terhadap susunan kertas, formasi jelek bukan berarti memiliki kualitas yang jelek pula, tetapi yang di

(17)

perhaikan adalah kertas bisa mudah terputus pada waktu di potong di mesin slitter.(http://www.google.com/search.PT.PDM_Indonesia.pdf)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Rangkaian Interface Penggerak Motor Stepper Dengan Menggunakan BGC-8088 ini mempunyai cara kerja yang sederhana dimana inputannya berupa sinyal digital yang diinputkan oleh

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional dan Dukungan Biaya Operasional Pada fasilitas

Dalam perancangan jaringan dengan sistem terminal server, konsep yang dikedepankan adalah sistem jaringan yang berbasis server sebagai pusat (sentral) dari keseluruhan

[r]

pemanfaatan aplikasi Motor DC Controller ini sangat banyak untuk dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi yang berbeda dalam arti kata bahwa rangkaian ini dapat digunakan

Dari data hasil observasi tersebut hingga perlu dilakukan pem belajaran m elalui m etode proyek dengan m enggunakan bahan m enanam kacang hijau yang lebih baik

Hasil penelitian menunjukkan Implementasi strategi GASING dalam penyelesaian persoalan IPA ternyata dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa PGSD memahami