• Tidak ada hasil yang ditemukan

52 Suatu hasil penelitian untuk dapat dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah harus melalui tahap tahap berikut ini (Suhardi, 2012: 8-10) : a. Ide

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "52 Suatu hasil penelitian untuk dapat dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah harus melalui tahap tahap berikut ini (Suhardi, 2012: 8-10) : a. Ide"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengembangan modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik mengacu pada metode penelitian R & D (Research and Development). Dalam pengemasan bahan ajar menjadi modul pengayaan berdasarkan modifikasi. dari metode ADDIE (Analsys, Design, Development, Implementation and Evaluation). Model ADDIE ini merupakan model pengembangan bahan ajar. Tahapan pengembangan modul hanya sampai pada tahap pengembangan (development) karena adanya keterbatasan waktu pada penelitian ini. Tahap pengembangan modul adalah sebagai berikut:

A. Tahap analisis (analysis)

1. Analisis Potensi Proses dan Produk Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi

Penelitian oleh Heny Rahmawati (2015) mengenai “Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Enzim Kitinase dari Guano Kelelawar dan Potensinya dalam Menghambat Pertumbuhan Kapang Colletotrichum sp. Penyebab Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai Secara In Vitro” diharapkan dapat menjadi alternatif sumber belajar dalam pembelajaran biologi. Hasil penelitian yang akan dijadikan sebagai sumber belajar, akan dikaji terlebih dahulu mengenai proses dan produk hasil penelitian untuk mengetahui potensi penelitian tersebut.

(2)

Suatu hasil penelitian untuk dapat dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah harus melalui tahap – tahap berikut ini (Suhardi, 2012: 8-10) :

a. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian.

Hasil penelitian mengenai bakteri kitinolitik dapat diangkat sebagai sumber belajar biologi apabila sesuai dengan materi pada kurikulum yang berlaku serta dengan mempertimbangkan ketersedian alat, bahan, waktu serta capaian kemampuan peserta didik. Hasil penelitian yang berupa proses dan produk penelitian yaitu:

Tabel 1. Proses dan Produk Penelitian

Proses Fakta Produk Konsep

1. Identifikasi Masalah 2. Perumusan Masalah 3. Perumusan Tujuan 4. Penyusunan Prosedur Penelitian 5. Pengumpulan Data 6. Analisis Hasil Penelitian 7. Penarikan Kesimpulan 8. Mengkomunik asikan hasil penelitian

1. Bakteri Kitinolitik memiliki Karakter morfologi dan fisiologis bakteri yang dapat digunakan sebagai acuuan untuk melakukan proses pengelompokan bakteri.

2. Isolat 26 memiliki genus dugaan Streptomyces dengan persentase kemiripan 84,61% sementara isolat 31 memiliki genus dugaan Morococcus dengan persentase kemiripan sebesar 73,08%.

3. Hasil menunjukkan bahwa baik isolat 26 maupun 31 memiliki aktivitas enzim yang paling tinggi pada fase stasioner dan paling rendah pada jam ke- 0.

4. Bakteri kitinolitik menghasilkan enzim kitinase dapat digunakan dalam pengendalian hayati jamur patogen tanaman karena dinding sel jamur mengandung kitin yang merupakan substrat enzim kitinase.

1. Karakter morfologi dan fisiologis bakteri merupakan acuuan untuk melakukan proses pengelompokan pada bakteri

2. Identifikasi bakteri berdasarkan hasil karakter morfologi dan fisiologi bakteri

3. Pembentukan enzim dipengaruhi fase pertumbuhan bakteri

4. Bakteri kitinolitik dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian hayati jamur patogen.

(3)

Syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu hasil penelitian Biologi yang berupa proses dan produk penelitian (tabel 1) agar layak dikembangkan sebagai sumber belajar Biologi adalah sesuai dengan kurikulum yang saat ini berlaku yaitu Kurikulum 2013. Kajian mengenai proses dan produk penelitian akan dilakukan setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sumber belajar biologi, yang meliputi dua tahap yaitu:

1) Mengkaji berdasarkan kurikulum pendidikan Biologi yang berlaku

a) Kejelasan Potensi Ketersediaan Objek dan Permasalahan yang Diangkat

Potensi suatu hasil penelitian ditentukan oleh ketersediaan objek dan permasalahan yang dapat diungkap untuk menghasilkan fakta dan konsep. Konsep yang diperoleh dalam penelitian kemudian dibandingkan dengan konsep yang harus dicapai dalam kurikulum sehingga dapat diketahui kesesuaian potensi dengan permasalahannya. Adapun kejelasan potensi ditunjukkan oleh ketersediaan objek dan ragam permasalahan yang dapat diungkap dari penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah 2 isolat bakteri kitinolitik yang diisolasi dari guano kelelawar di Gua Groda, Ponjong, Gunung Kidul.

(4)

Permasalahan yang dapat diungkap pada penelitian ini adalah:

i. Bagaimana tahap isolasi bakteri penghasil enzim kitinase?

ii. Berapakah isolat bakteri penghasil enzim kitinase yang didapatkan?

iii. Bagaimana langkah melakukan identifikasi bakteri penghasil enzim kitinase?

iv. Bagaimana mengetahui suatu bakteri tergolong sebagai bakteri penghasil enzim kitinase?

v. Apakah aktivitas enzim kitinase antar isolat bakteri sama? vi. Berapakah isolat bakteri yang memiliki enzim kitinase

tinggi?

vii. Berapakah besarnya aktivitas enzim kitinase dari setiap isolat bakteri terpilih?

viii. Apakah isolat bakteri yang memiliki aktivitas enzim kitinase tinggi dapat menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp?

ix. Bagaimana pengaruh isolat bakteri penghasil enzim kitinase dari guano kelelawar dalam menekan pertumbuhan kapang Colletotrichum sp?

(5)

Aspek biologi yang dikembangkan dengan adanya permasalahan ini adalah mengenai habitat bakteri,langkah isolasi bakteri, dan langkah mengklasifikasikan bakteri serta pertumbuhan bakteri yang menghasilkan enzim untuk menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp. Berdasarkan adanya ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat, hasil penelitian ini memenuhi persyaratan ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat.

b) Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

Proses dan produk hasil penelitian harus sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum di dalam kurikulum 2013 untuk tingkatan SMA. Kompetensi yang termuat dalam Kurikulum 2013 merupakan kompetensi standar yang harus terpenuhi sebelum mengembangkan kompetensi plus pada program pengayaan menggunakan modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik.

Berikut ini adalah KI dan KD yang sesuai dengan fakta dan konsep penelitian:

(6)

i. Kompetensi Inti

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

ii. Kompetensi Dasar

3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

Tabel 2. Kesesuian Tujuan Pembelajaran KD dan hasil penelitian Kompetensi Dasar

dalam Kurikulum 2013

Fakta dan Konsep Hasil Penelitian

Kompetensi Plus yang Dikembangkan dalam Program Pengayaan 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan

Bakteri Kitinolitik memiliki Karakter morfologi dan fisiologis bakteri yang dapat digunakan sebagai acuuan untuk melakukan proses

Menjelaskan langkah Isolasi pada bakteri penghasil enzim kitinase beserta alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian Bakteri.

(7)

ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis

4.4. Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.

pengelompokan bakteri Isolat 26 memiliki genus dugaan Streptomyces dengan persentase kemiripan 84,61% sementara isolat 31 memiliki genus dugaan Morococcus dengan persentase kemiripan sebesar 73,08%.

Hasil menunjukkan bahwa baik isolat 26 maupun 31 memiliki aktivitas enzim yang paling tinggi pada fase stasioner dan paling rendah pada jam ke- 0.

Bakteri kitinolitik menghasilkan enzim kitinase dapat digunakan dalam pengendalian hayati jamur patogen tanaman karena dinding sel jamur mengandung kitin yang merupakan substrat enzim kitinase.

Mengklasifikasikan bakteri berdasarkan bentuk dan

cirinya serta

mengklasifikasikan karakter yang dinampakan bakteri

Mengidentifikasi jenis bakteri berdasarkan karakter yang teramati menggunakan metode profile matching Mendeskripsikan fase pertumbuhan bakteri dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri

Menjelaskan Pembentukan enzim yang dipengaruhi oleh fase pertumbuhan bakteri Menjelaskan peranan bakteri penghasil enzim kitinase dalam menghambat pertumbuhan

Collethotrichum sp

Berdasarkan kesesuaian proses dan produk hasil penelitian dengan KI dan KD yang berlaku dalam kurikulum 2013, maka hasil penelitian memenuhi syarat sebagai sumber belajar biologi dari tinjauan dengan tujuan pembelajaran.

(8)

c) Kejelasan Materi dan Peruntukan

Materi yang sesuai dengan proses dan produk hasil penelitian adalah materi Archaebacteria dan Eubacteria. Hal ini dikarenakan objek penelitian adalah bakteri yang termasuk pada Archaebacteria dan Eubacteria. Materi ini digunakan pada pembelajaran pengayaan dengan fokus kajian pada klasifikasi, pertumbuhan, dan peranan bakteri kitinolitik. Modul pengayaan ini diperuntukan bagi peserta didik yang telah lulus KKM materi Archaebacteria dan Eubacteria. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian telah memenuhi syarat kesesuaian materi dan peruntukannya.

Bakteri kitinolitik merupakan materi baru untuk peserta didik, karena bakteri ini tidak terdapat pada bahan ajar yang digunakan peserta didik dalam mempelajari materi Archaebacteria dan Eubacteria. Melalui kompetensi dasar plus yang diberikan kepada peserta didik dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan mengenai hal ini.

(9)

d) Kejelasan Pedoman Eksplorasi

Kejelasan pedoman eksplorasi berkaitan dengan prosedur penelitian yaitu diawali dari identifikasi dan perumusan masalah sampai mengkomunikasikan hasil penelitian. Pedoman eksplorasi agar dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi di SMA perlu adanya pertimbangan mengenai kemudahan pelaksanaan, ketersediaan waktu dan saran prasarana. Tidak semua sekolah mempunyai alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini, selain itu waktu pembelajaran juga terbatas.

Perlu adanya seleksi dan modifikasi prosedur penelitian seperti menampilkan foto,gambar atau tabel hasil penelitian dan mengemasnya ke dalam bentuk modul pengayaan sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran mandiri bagi peserta didik. Prosedur penelitian ini diberikan kepada peserta didik sebagai tambahan pengetahuan mengenai pedoman eksplorasi bakteri kitinolitik. Dengan adanya kejelasan pedoman eksplorasi, proses dan produk penelitian ini memenuhi persyaratan tersebut.

(10)

Tabel 3. Tahapan Pelaksanaan Penelitian yang digunakan dalam sumber belajar Tahap Proses Pelaksanaan Penelitian Proses yang Digunakan

dalam Sumber Belajar Penetapan Objek Penelitian:

Bakteri Penghasil Enzim Kitinase Objek sudah ditetapkan Penentuan lokasi penelitian:

Gua Grodo, Ponjong, Gunung Kidul Disampaikan dalam bentuk deskriptif didalam modul Penentuan lokasi penelitian:

Maret-Juli 2015 Penentuan waktu tidak dapat dilakukan siswa Penentuan dan penyiapan alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian:

Peralatan klimatik, Peralatan isolasi dan karakterisasi bakteri, spektrofotometer, Laminar air flow, Media pertumbuhan bakteri, SOP penelusuran gua.

Penyiapan alat dapat dilakukan oleh siswa, tapi dikarenakan banyak peralatan yang tidak tersedia di sekolah dan banyak perlaatan yang belum diketahui oleh siswa maka di modifikasi dengan menampilkan gambar alat dan bahan serta fungsinya didalam modul.

Penentuan urutan kegiatan:

Tahapan persiapan sampai pelaksanaan penelitian: • Persiapan Alat dan Media Isolasi Bakteri

Peralatan yang digunakan dalam penelitian disterilisasi menggunakan autoklaf selama 20 menit pada suhu 121oC. Sementara media pertumbuhan dan isolasi bakteri disterilisasi pada suhu 121oC selama 15 menit.

• Tahap Isolasi Bakteri dari Guano Kelelawar

Pengambilan guano kelelawar dilakukan di Gua Grodo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta dengan metode purposive sampling. Pada titik pengambilan sampel, dilakukan pengukuran terhadap faktor klimatik gua. Guano kemudian dimasukkan ke dalam pengenceran 10-4 hingga 10-8 ditanam pada Nutrien Agar (NA). Penanaman ini dilakukan dengan menggunakan metode pour plate

Persiapan alat dan media isolasi bakteri tidak dapat dilakukan siswa dikarenakan sehingga perlu dilakukan modifikasi dengan menampilkan alat dan bahan serta langkah isolasi didalam modul pengayaan.

Pengambilan sampel dan isolasi bakteri dari guaono kelelawar dapat dilakukan siswa akan tetapi dikarenakan waktu dan tempat yang terlalu jauh maka dimodifikasi dengan menampilkan langkah isolasi dan gambar dari gua grodo didalam modul pengayaan.

(11)

• Srcreening Isolat Bakteri Penghasil Enzim Kitinase

Sebanyak dua lup isolat bakteri diinokulasikan ke dalam 20 ml NB yang mengandung 0,5% koloidal kitin. Kultur diinkubasi pada shaker dengan suhu 37oC dan 100 rpm selama 24 jam. Kultur kemudian disentrifugasi pada 4.000 rpm selama 30 menit untuk mendapatkan enzim kitinase ekstrak kasar di dalam supernatan.

• Karakterisasi Isolat Bakteri Kitinolitik Karakterisasi koloni bakteri dilakukan pada isolat terpilih dan kemudian dikarakterisasikan berdasarkan pengamatan makroskopis dan mikroskopis

• Identifikasi Isolat Bakteri Kitinolitik Hasil karakterisasi kemudian dibandingkan dengan karakter acuan pada buku Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th Edition. Sehingga akan didapatkan genus dugaan bakteri kitinolitik yang berhasil diisolasi.

• Uji Antagonis Bakteri Kitinolitik terhadap Kapang Colletotrichum Sp. Isolat bakteri penghasil enzim kitinase dengan aktifitas kitinase terbesar digunakan sebagai sampel dalam pengujian antagonis terhadap kapang Colletotrichum sp. dengan masing- masing sampel isolat digunakan 5 kali pengulangan pengujian antagonis. Metode yang digunakan dalam uji ini adalah metode modifikasi Kirby- Bauer.

Screening isolat bakteri tidak dapat dilakukan siswa dikarenakan kurangnya peralatan yang tersedia dan kemampuan siswa dalam mengoperasikan peralatan, sehingga dilakukan modifikasi dengan menunjukan hasil pengukuran aktivitas enzim kitinase isolat bakteri sebagai acuan screening (pemilihan) isolat bakteri.

Karakterisasi bakteri dapat dilakukan oleh siswa, akan tetapi dikarenakan kurangnya alat dan bahan di sekolah maka dilakukan modifikai dengan menujukan langkah karakterisasi melalui gambar dan foto hasil karakterisasi dan tabel hasil karakterisasi bakteri kitinolitik.

Identifikasi bakteri dengan menggunakan buku acuan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th Edition dapat dilakukan oleh siswa dengan bimbingan oleh guru.

Uji antagonis bakteri dapat dilakukan oleh siswa dengan bantuan dan arahan dari guru akan tetapi dikarenakan kurang tersedianya alat dan bahan untuk melakuakn pengujian maka dilakukan modifikasi dengan menampilkan hasil uji didalam gambar dan foto.

(12)

e) Kejelasan Informasi yang Akan Diungkap

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa proses dan produk. Informasi berupa proses diangkat dari prosedur penelitian isolasi, karakterisasi, identifikasi, pertumbuhan dan uji daya hambat bakteri kitinolitik yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Informasi berupa produk diperoleh dari fakta dan konsep dari hasil penelitian mengenai potensi bakteri khitinolitik dalam menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp. Yang diisolasi dari guano kelelawar di gua grodo. Berdasarkan uraian ini, maka hasil penelitian memiliki kejelasan informasi yang diungkap.

f) Kejelasan Perolehan yang Diharapkan.

Perolehan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah proses dan produk peneltian yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi untuk program pengayaan. Proses dan produk hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik. Melalui proses dan produk penelitian ini dapat mengembangkan:

(13)

i. Perolehan Kognitif

(a) Peserta didik mengetahui langkah isolasi bakteri kitinolitik

(b) Peserta didik mengetahui karakter bakteri secara umum.

(c) Mengetahui tentang klasifikasi bakteri berdasarkan ciri dan bentuknya serta menyebutkan contohnya. (d) Peserta didik dapat mengkaitkan antara pengaruh

lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri kitinolitik. (e) Peserta didik Mengetahuai peran bakteri kitinolitik. ii. Perolehan Afektif

(a) Sikap teliti dalam melakukan pembelajaran mandiri dengan menggunakan modul pengayaan.

(b) Sikap disiplin dalam mengerjakan tugas dan evalusi untuk memperkaya pengetahuan.

(c) Sikap menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari – hari.

(d) Bakteri yang berukuran mikro memiliki peran yang besar dalam kehidupan, sehingga peserta didik dapat mensyukuri penciptaan mahluk hidup.

(e) Tekun dalam belajar mandiri menurut kecepatan belajar masing-masing.

(14)

iii. Perolehan Proses Sains

Selain aspek kognitif dan afektif, perolehan lain yang dihararapkan adalah mengembangkan keterampilan proses sains peserta didik. Menurut Richard J. Rezba (1995: 1), keterampilan proses sains dibagi menjadi dua yaitu keterampilan proses sains dasar dan integrasi. Keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dengan belajar mandiri menggunakan modul pengayaan adalah:

(a) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan bakteri berdasarkan bentuk dan cirinya serta mengklasifikasikan karakter yang dinampakan bakteri

(b) Mengkomunikasikan

Mengomunikasikan tahapan isolasi bakteri dengan cara melengkapi skema tahapan isolasi bakteri yang tersedia dalam modul.

(c) Memprediksi

Memprediksi pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri kitinolitik. Dan potensi peranan bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

(15)

(d) Menganaliasis

Menganalisis data hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan hubungannya dengan pertumbuhan bakteri kitinolitik dan aktivitas enzim kitinase dalam menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

(e) Menyimpulkan

Menggunakan data hasil penelitian, peserta didik dapat menyimpulkan pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri kitinolitik dan aktivitas enzim kitinase dalam menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

Dari analisis proses dan produk penelitian diketahui bahwa proses dan produk hasil penelitian ini memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar biologi. Tahap selanjutnya adalah melakukan identifikasi proses dan produk penelitian yang relevan dengan permasalahan biologi di SMA.

(16)

2) Mengkaji proses yang relevan dengan permasalahan Biologi di SMA

a) Hasil Penelitian Berupa Proses

Proses dalam penelitian ini berupa langkah – langkah ilmiah yang dapat diterapkan peserta didik ketika melakukan metode ilmiah. Hasil penelitian berupa proses dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan belajar dikaji dari segi prosesnya. Langkah – langkah ilmiah yang dilakukan oleh Heny Rahmawati (2015) meliputi:

i. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam proses sains. Masalah yang teridentifikasi dari penelitian ini adalah :

(a) Kandungan kitin pada guano kelelawar belum banyak diteliti. (b) Belum banyaknya penelitian mengenai bakteri penghasil

enzim kitinase pada guano kelelawar terutama keanekaragamannya.

(c) Perlunya karakterisasi bakteri penghasil enzim kitinase pada guano kelelawar karena belum adanya data terkait.

(d) Sulitnya pengendalian penyakit antraknosa dan belum ditemukan pengendalian terhadap penyakit antraknosa yang bersifat ramah lingkungan

(17)

(e) Penggunaan fungisida sintetik dalam upaya mengatasi penyakit ini justru menyebabkan munculnya beberpa kerugian yaitu resistensi patogen terhadap fungisida, serta tertinggalnya residu bahan kimia pada produk pertanian. (f) Potensi bakteri penghasil enzim kitinase sebagai agen

biokontrol yang bersifat lebih alami dan ramah lingkungan

ii. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

(a) Berapakah jumlah isolat bakteri penghasil enzim kitinase yang memiliki aktivitas enzim tertinggi yang berhasil diisolasi dari guano kelelawar?

(b) Berapakah besarnya aktivitas enzim kitinase dari setiap isolat bakteri terpilih?

(c) Apa saja genus bakteri penghasil enzim kitinase yang memiliki aktivitas enzim tertinggi?

(d) Bagaimana pengaruh isolat bakteri penghasil enzim kitinase dari guano kelelawar dalam menekan pertumbuhan kapang Colletotrichum sp. ?

iii. Perumusan Tujuan

Tujuan penelitian merupakan landasan dari kegiatan yang dilakukan setelah merumuskan masalah. Tujuan dilakukannya

(18)

penelitian ini adalah:

(a) Mengetahui jumlah isolat bakteri penghasil enzim kitinase yang memiliki aktivitas enzim tertinggi yang berhasil diisolasi dari guano kelelawar.

(b) Mengetahui besarnya aktivitas enzim kitinase dari setiap isolat bakteri terpilih.

(c) Mengetahui genus bakteri penghasil enzim kitinase yang memiliki aktivitas enzim tertinggi.

(d) Mengetahui pengaruh isolat bakteri penghasil enzim kitinase dari guano kelelawar dalam menekan pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

iv. Perencanaan dan Pelaksanaan Prosedur Kerja

Dalam perencanaan proses kerja perlu diperhatikan parameter yang telah ditentukan dalam rumusan masalah. Langkah – langkah prosedur kerja dalam penelitian sebelumnya adalah:

(a) Menentukan waktu dan tempat penelitian. (b) Menetukan populasi dan sampel penelitian. (c) Menentukan variabel penelitian.

(d) Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.

(19)

(f) Menyiapkan kapang Colletotrichum sp

(g) Mengisolasi bakteri kitinolitik pada guano kelelawar (h) Pemurnian isolat bakteri

(i) Screening isolat bakteri penghasil enzim kitinase (j) Karakterisasi isolat bakteri kitinolitik

(k) Identifikasi isolat terpilih bakteri penghasil enzim kitinase (l) Uji antagonis bakteri kitinolitik terhadap Colletotrichum sp v. Pengumpulan Data Penelitian

Dari penelitian isolasi bakteri kitinolitik diperoleh data berupa nilai kurva pertumbuhan bakteri kitinolitik yang dihitung menggunakan spektofotometri, aktivitas enzim kitinase pada bakteri kitinolitik yang diperoleh dan potensi daya hambat bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

vi. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan dilakukan setelah data penelitian diperoleh. Pelaksanaan rencana penelitian menghasilkan fakta – fakta penelitian mengenai isolasi bakteri kitinolitik. Pembahasan dilakukan dengan mengaitkan fakta yang diperoleh dengan konsep yang ada dalam pustaka. Data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya diorganisasi agar dapat diangkat sebagai sumber belajar biologi, sedangkan pembahasan yang

(20)

relevan dengan pembelajaran di SMA adalah intepretasi data penelitian berupa tabel mengenai karakter bakteri dan hasil identifikasi bakteri serta grafik pertumbuhan bakteri kitinolitik serta aktivitas enzim kitinase. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dalam menerjemahkan data – data dan grafik.

vii. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan generalisasi hasil penelitian.Kesimpulan dirumuskan berdasarkan fakta – fakta penelitian dan dihubungkan dengan pembahasan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: (a) Terdapat dua isolat bakteri penghasil enzim kitinase yang

memiliki aktivitas enzim tertinggi yang berhasil diisolasi dari guano kelelawar, yaitu isolat 26 dan 31 dengan aktivitas enzim kitinase sebesar 1,842 u/ml dan 1,585 u/ml. (b) Besarnya aktivitas enzim kitinase dari setiap isolat bakteri 26 pada fase lag adalah 0 u/ml, fase eksponensial 0,492 u/ml dan fase stasioner 0,792 u/ml. Sedangkan untuk isolat 31 memiliki aktivitas enzim pada fase lag sebesar 0 u/ml, fase eksponensial sebesar 0,257 u/ml dan fase stasioner sebesar 0,749 u/ml.

(21)

(c) Bakteri penghasil enzim kitinase yang memiliki aktivitas enzim tertinggi diduga merupakan genus Streptomyces untuk isolat 26 dan genus Morococcus untuk isolat 31. (d) Isolat bakteri penghasil enzim kitinase dari guano

kelelawar memberikan pengaruh yang nyata dalam menekan pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

viii. Mengkomunikasikan Hasil Penelitian

Mengkomunikasikan hasil penelitian secara lisan dan tertulis, secara tertulis dengan menyusun laporan sedangkan secara lisan dengan cara mempresentasikan. Hasil penelitian dapat dijelaskan kepada orang lain. Mengkomunikasikan secara lisan dibutuhkan kemampuan verbal.

Berdasarkan kajian proses penelitian, ada beberapa tahapan tidak bisa dilakukan secara langsung oleh peserta didik karena adanya keterbatasan. Keterbatasan tersebut dalam hal ketersediaan waktu, alat dan bahan, dan langkah kegiatan yang masih terlalu sulit. Adanya keterbatasan ini sehingga hanya beberapa tahapan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yaitu membahas hasil penelitian, menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil penelitian secara tertulis.

Semua tahapan tidak bisa dilakukan karena belum sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, penelitian

(22)

mengenai pertumbuhan dan mengukur aktivitas enzim bakteri membutuhkan ketelitian lebih dan membutuhkan waktu lama. Tahapan penelitian diberikan kepada peserta didik dalam rangka menambah pengetahuan mereka mengenai metode ilmiah mengenai proses isolasi, karakterisas, identifikasi dan pertumbuhan bakteri kitinolitik.

Dalam kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk dapat melakukan pertumbuhan bakteri, namun dengan keterbatasan alat dan waktu sehingga tidak dapat melakukan pertumbuhan bakteri. Adanya proses penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peserta didik mengenai proses isolasi, karakterisasi, identifikasi bakteri kitinolitik dan fase pertumbuhan bakteri serta potensi peranan bakteri kitinolitik

(23)

b) Hasil Penelitian Berupa Produk

Produk penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Heny Rahmawati (2015) berupa fakta dan konsep. Fakta merupakan keseluruhan gejala yang teramati baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 4. Fakta Dan Konsep dalam Penelitian Bakteri Kitinolitik

No Fakta Konsep

1 Bakteri Kitinolitik memiliki Karakter morfologi dan fisiologis bakteri yang dapat digunakan sebagai acuuan untuk melakukan proses pengelompokan bakteri

Karakter morfologi dan fisiologis bakteri merupakan acuuan untuk melakukan proses pengelompokan pada bakteri

2 Isolat 26 memiliki genus dugaan Streptomyces dengan persentase kemiripan 84,61% sementara isolat 31 memiliki genus dugaan Morococcus dengan persentase kemiripan sebesar 73,08%.

Identifikasi bakteri berdasarkan hasil karakter morfologi dan fisiologi bakteri

3 Hasil menunjukkan bahwa baik isolat 26 maupun 31 memiliki aktivitas enzim yang paling tinggi pada fase stasioner dan paling rendah pada jam ke- 0.

Pembentukan enzim dipengaruhi fase pertumbuhan bakteri

4 Bakteri kitinolitik menghasilkan enzim kitinase dapat digunakan dalam pengendalian hayati jamur patogen tanaman karena dinding sel jamur mengandung kitin yang merupakan substrat enzim kitinase.

Bakteri kitinolitik dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian hayati jamur patogen.

(24)

b. Seleksi dan Modifikasi Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi. Setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar biologi maka tahapan selanjutnya adalah seleksi dan modifikasi hasil penelitian untuk dijadikan sebagai sumber belajar biologi bagi siswa kelas X SMA semester 1. Tahap seleksi dan modifikasi meliputi dua langkah, yaitu penyesuaian prosedur kerja dengan pembelajaran dan penyesuaian produk penelitian yang berupa konsep-konsep hasil penelitian dengan kurikulum biologi yang berlaku.

1) Penyesuaian Prosedur Kerja Penelitian dengan Kegiatan Pembelajaran. Prosedur penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan pembelajaran yang ada di sekolah.Tidak semua prosedur penelitian dapat dilakukan dalam pembelajaran.Hal ini karena keterbatasan kemampuan peserta didik, alokasi waktu pembelajaran dan sarana prasaran untuk melakukan penelitian terbatas. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian belum tentu dimiliki oleh sekolah.

Langkah ilmiah yang dapat dilakukan oleh peserta didik diataranya adalah identifikasi masalah, perumusan tujuan, kajian pustaka, analisis dan pembahasan data penelitian dan menarik kesimpulan. Langkah pelaksanaan prosedur kerja tidak dapat dilakukan oleh peserta didik kelas X karena adanya keterbatasan alat dan bahan, waktu yang tersedia dan kemampuan peserta didik. Dengan adanya keterbatasan ini peserta didik menggunakan

(25)

data sekunder hasil penelitian untuk dapat menarik kesimpulan dan menemukan konsep mengenai pertumbuhan bakteri kitinolitik.

Data sekunder yang digunakan peserta didik disajikan dalam bentuk modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik. Modul pengayaan ini digunakan secara mandiri oleh peserta didik. Pelaksanaan penelitian membutuhkan waktu lama dan harus diamati setiap satu jam sekali. Hal ini memberatkan pesertadidik untuk dilaksanakan dan keterbatasan waktu yang disediakan sekolah. Oleh karena itu, prosedur penelitian dikemas dalam modul pengayaan digunakan untuk menambah pengetahuan peserta didik mengenai langkah isolasi, karakterisasi, identifikasi dan pertumbuhan bakteri kitinolitik serta peranannya dalam menghambat Colletotrichum sp.

Modifikasi prosedur penelitian ini disajikan dengan tahapan-tahapan penelitian dan dokumentasi berupa foto untuk memperjelas instrumen penelitian yaitu alat dan bahan yang digunakan. Selain foto juga ditampilkan grafik dan tabel mengenai fase pertumbuhan bakteri dan hasil pengukuran aktivitas enzim bakteri kitinolitik.

2) Produk penelitian yang berupa fakta dan konsep disesuaikan dengan kurikulum biologi di SMA

Hasil penelitian harus dianalisis kesesuaiannya dengan kompetensi yang diharapkan dalam Kurikulum 2013. Berikut ini adalah kesesuaian antara fakta dan konsep hasil penelitian dengan kompetensi dalam

(26)

kurikulum 2013 dan kompetensi plus yang dikembangkan dalam program pengayaan:

Tabel 5. Kesesuaian antara Kompetensi Kurikulum 2013, Fakta dan Konsep Hasil Penelitian, dan Kompetensi plus Program Pengayaan

Kompetensi Dasar dalam Kurikulum

2013

Fakta dan Konsep Hasil Penelitian

Kompetensi Plus yang Dikembangkan dalam Program Pengayaan 3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria

berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis

4.4. Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.

Bakteri Kitinolitik memiliki Karakter morfologi dan fisiologis bakteri yang dapat digunakan sebagai acuuan untuk melakukan proses pengelompokan bakteri Isolat 26 memiliki genus dugaan Streptomyces dengan persentase kemiripan 84,61% sementara isolat 31 memiliki genus dugaan Morococcus dengan persentase kemiripan sebesar 73,08%.

Hasil menunjukkan bahwa baik isolat 26 maupun 31 memiliki aktivitas enzim yang paling tinggi pada fase stasioner dan paling rendah pada jam ke- 0.

Menjelaskan langkah Isolasi pada bakteri penghasil enzim kitinase beserta alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian Bakteri.

Mengklasifikasikan bakteri berdasarkan bentuk dan cirinya serta mengklasifikasikan karakter yang dinampakan bakteri Mengidentifikasi jenis bakteri berdasarkan karakter yang teramati menggunakan metode profile matching

Mendeskripsikan fase pertumbuhan bakteri dan faktor lingkungan yang mempengaruhi

(27)

Bakteri kitinolitik menghasilkan enzim kitinase dapat digunakan dalam pengendalian hayati jamur patogen tanaman karena dinding sel jamur mengandung kitin yang merupakan substrat enzim kitinase.

Menjelaskan

Pembentukan enzim yang dipengaruhi oleh fase pertumbuhan bakteri Menjelaskan peranan bakteri penghasil enzim kitinase dalam menghambat

pertumbuhan Collethotrichum sp

c. Penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi

Tahap terakhir dalam pengangkatan dan pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar Biologi SMA diwujudkan ke dalam bahan ajar berbentuk modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik

2. Analisis Kompetensi

Analisis kompetensi mengacu pada kurikulum yang berlaku di MAN 1 Yogyakarta yaitu kurikulum 2013. Mengindentifikasi kompetensi yang ada untuk memahami kedalaman dan keluasan materi yang harus dikembangkan oleh peserta didik. Kompetensi Inti 3 adalah memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

(28)

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi dasar 3.4 adalah menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Setelah mengetahui kompoetensi dasar yang dipersyaratkan, maka disusunlah kompetensi plus yang dikembangkan dalam program pengayaan. Peserta didik diharapkan untuk dapat memahami, menerapkan dan menganalisis mengenai penelitian Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Kitinase.

Berikut adalah tabel kesesuaian antara Kompetensi pada Kurikulum 2013 beserta beberapa tujuan pembelajaran reguler serta tujuan pembelajaran berdarakan kompetensi plus yang disusun dalam program pengayaan:

Tabel 6. Kesesuaian Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran Reguler dan Tujuan Pembelajaran Pengayaan

Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Reguler

Tujuan Pembelajaran Pengayaan KD 3.4 Menerapkan

prinsip klasifikasi untuk menggolongkan

Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan

siswa dapat

menggolongkan

archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamtan.

Siswa mampu menjelaskan langkah Isolasi pada bakteri penghasil enzim kitinase beserta alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian Bakteri.

(29)

secara teliti dan sistematis

Siswa mampu

mengklasifikasikan bakteri berdasarkan bentuk dan cirinya serta mengklasifikasikan karakter yang dinampakan bakteri

Siswa mampu

Mengidentifikasi jenis bakteri berdasarkan karakter yang teramati menggunakan metode profile matching

Siswa mampu

mendeskripsikan fase pertumbuhan bakteri dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri

Siswa mampu menjelaskan Pembentukan enzim yang dipengaruhi oleh fase pertumbuhan bakteri

KD 4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis.

Siswa mampu

mengumpulkan

informasi mengenai peranan bakteri dalam kehidupan sehari hari.

Menjelaskan peranan bakteri penghasil enzim kitinase dalam menghambat pertumbuhan Collethotrichum sp

(30)

Data hasil penelitian yang disajikan dalam modul pengayaan digunakan untuk mengambangkan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan penelitian isolasi bakteri penghasil enzim kitinase.

3. Analisis Karakter Peserta didik

Analisis karakter peserta didik mempelajari karakter peserta didik sebagai subjek belajar dan relevansi karakter peserta didik dengan bahan ajar yang digunakan. Modul pengayaan ini diperuntukkan bagi peserta didik kelas X. peserta didik kelas X dengan umur 12-15 tahun termasuk dalam tahap perkembangan operasional formal.

Menurut (Rita Eka, dkk. 2008: 35)Karakter tahap perkembangan operasional formal yaitu ditandai dengan perserta didik mulai berpikir abstrak dan logis. Peserta didik mulai mampu menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesis. Peserta didik mampu berpikir secara efektif dan sistematis. Dengan karakter ini peserta didik dapat menganalisis dan menarik kesimpulan dari data penelitian Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Kitinase. Selain itu dapat memahami prosedur pada penelitian tersebut. Modul pengayaan yang didasarkan pada hasil penelitian Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Kitinase ini cocok untuk peserta didik kelas X SMA yang telah lulus KKM materi Archaebacteria dan Eubacteria.

(31)

4. Analisis Instruksional

Analisis intruksional merupakan tahap penjabaran Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator. Berikut ini adalah KI, KD dan indikator untuk modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik:

a. Kompetensi Inti :

3.memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

b. Kompetensi Dasar:

3.4. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis

c. Indikator :

1) Siswa dapat menjelaskan alat dan bahan isolasi bakteri dengan benar

2) Siswa dapat menjelaskan langkah pembuatan media dengan benar

(32)

4) Siswa dapat menjelaskan seluruh langkah isolasi bakteri kitinolitk dengan benar

5) Siswa dapat menjelaskan langkah karakterisasi bakteri kitinolitik dengan benar

6) Siswa dapat menjelaskan langkah identifikasi bakteri kitinolitik dengan benar

7) Siswa dapat mendeskripsikan pertumbuhan bakteri kitinolitik dan faktor yang mempengaruhinya dengan benar

8) Siswa dapat mendeskripsikan peran enzim kitinase dan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan kapan

Colletotrhicum sp

9) Siswa dapat mendeskripsikan peran bakteri kitinolitik dalam menghambat kapang Colletotrichum spdengan benar

Kompetensi Dasar 3 yang dapat dikembangkan dengan modul pengayaan ini adalah mengembangkan kemampuan memahami langkah Isolasi bakteri penghasil enzim kitinase dan langkah dalam melakukan identifikasi pada bakteri dengan menggunakan metode profile matching. Mengembangkan kemampuan dalam menganalisis fakta dan konsep dari data hasil penelitian bakteri penghasil enzim kitinase dan dapat mengintepretasikannya.

Mengembangkan kemampuan prosedural dalam tahapan penelitian bakteri. Mengembangkan pengetahuan mengenai peran bakteri penghasil enzim

(33)

kitinase dan manfaatnya dalam menghambat pertumbuhan kapang Colletotrichum sp.

Kegiatan pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan gambar dari hasil penelitian berupa zona bening pada media tumbuh agar plate. Selain hal tersebut, peserta didik diharapkan dapat meningkatkan rasa bersyukur kepada Tuhan bahwa penciptaan mahluk hidup dimuka bumi ini memiliki peran masing – masing. Pengembangan modul pengayaan dijadikan menjadi dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 adalah Isolasi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri penghasil Enzim Kitinase. Kegiatan belajar 2 adalah faktor Pertumbuhan,Fase Pertumbuhan Serta Peran Bakteri Penghasil Enzim Kitinase.

(34)

B. Tahap desain (design)

Desain modul berupa rancangan yang terdiri dari penyusunan kerangka isi modul, sistematika modul, dan penentuan alat evaluasi.

1. Penyusunan kerangka modul

Pada tahap ini dilakukan penyusunan kerangka materi dan penyajiannya dalam modul. Kerangka isi modul tersebut terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Kerangka Isi Modul Bakteri Kitinolitik dan Peranannya

No. Komponen Keterangan Penjabaran Isi Modul

1 Halaman Sampul

A. Halaman Sampul Luar Berisi Judul Modul yaitu “Modul Pengayaan

Pertumbuhan dan Peranan Bakteri Kitinolitik”

2 Pendahuluan A. Kata Pengantar

B. Daftar Isi

E. Daftar Bagan

C. Daftar Gambar

Berisi penjelasan singkat mengenai isi dan fungsi modul Memperjelas susunan modul dan halaman modul

Memuat daftar gambar yang terdapat pada modul dan letak halamannya

Memuat daftar tabel yang terdapat pada

(35)

D. Daftar Tabel

F. Petunjuk Penggunaan Modul

G. Kompetensi

H. Peta Konsep

modul dan letak halamannya

Memuat daftar bagan yang terdapat pada modul dan letak halamannya Menjelaskan runtutan langkah dalam mempelajari dan menggunakan modul Memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai siswa setelah mempelajari modul Menggambarkan konsep mengenai isolasi bakteri kitinolitik dan perannya 3 Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar I: i. Outline ii. Pendahuluan Memberikan gambaran point-point utama dalam pembelajaran Mengenalkan siswa kepada materi melalui contoh sederhana dalam lingkungan

(36)

iii. Isolasi Bakteri Kitinolitik

iv. Karakterisasi Bakteri Kitinolitik

v. Quiz

vi. Nlai Moral

vii. Rangkuman

viii. Evaluasi I

ix. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Berisi pertanyaan dalam bentuk uraian, dengan tujuan menguji pemahaman peserta didik pada setiap topik yang ada Memuat nilai moral dan nilai yang dapat diambil setelah mempelajari kegiatan belajar

Berisi materi singkat yang telah dijabarkan dalam kegiatan beajar Berisi serangkaian pertanyaan guna mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi.

Berisi penjelasan bagaimana cara peserta didik mengetahui dirinya telah atau belum lulus keiatan belajar

(37)

melalui rumus yang telah disediakan. Peserta didik dianggap lulus jika telah mencapai nilai 80

Kegiatan Belajar II: A. Outline B. Pendahuluan C. Faktor Pertmbuhan Bakteri D. Pertumbuhan Bakteri Kitinolitik E. Pengukuran Aktivitas Enzim F. Peran Bakteri Kitinolitik G. Nilai Moral H. Rangkuman I. Evaluasi II

J. Umpan Balik dan Tidak Lanjut

4 Tes Evaluasi 2. Evaluasi III

3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

5 Kunci Jawaban

Berisi kunci jawaban untuk Quiz hingga Evaluasi. Peserta

didik dapat

mencocokkan hasil tes yang mereka

kerjakan dan

kemudian

menggunakan rumus pada umpan balik

(38)

disertai artinya untuk mempermudah

peserta didik dalam memahami isi modul 7 Daftar

Pustaka

Berisi daftar referensi yang digunakan sebagai acuan penyusunan modul

2. Penentuan Sistematika Modul Pengayaan

Sistematika atau urutan penyajian materi yang ada pada modul pengayaan pertumbuhan bakteri kitinolitik didasarkan pada penjabaran KI dan KD menjadi indikator. Berikut ini adalah urutan kegiatan belajar dalam modul pengayaan:

a. Kegiatan Belajar 1. Isolasi, Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik. Indikator :

1) Siswa dapat menjelaskan alat dan bahan isolasi bakteri dengan benar

2) Siswa dapat menjelaskan langkah pembuatan media dengan benar

3) Siswa dapat menjelaskan langkah sterilisasi dengan benar 4) Siswa dapat menjelaskan seluruh langkah isolasi bakteri

(39)

5) Siswa dapat menjelaskan langkah karakterisasi bakteri kitinolitik dengan benar

6) Siswa dapat menjelaskan langkah identifikasi bakteri kitinolitik dengan benar

b. Kegiatan Belajar 2. Faktor Pertumbuhan Bakteri Kitinolitik, Aktivitas Enzim, dan Peran Bakteri Kitinolitik. Indikator :

1) Siswa dapat mendeskripsikan pertumbuhan bakteri kitinolitik dan faktor yang mempengaruhinya dengan benar

2) Siswa dapat mendeskripsikan peran enzim kitinase dan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan kapan

Colletotrhicum sp.

3) Siswa dapat mendeskripsikan peran bakteri kitinolitik dalam menghambat kapang Colletotrichum sp dengan benar

3. Perancangan Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang ada di dalam modul pengayaan adalah berupa evaluasi kognitif. Evaluasi kognitif ini berbentuk tes formatif dan tes sumatif serta beberapa soal untuk mengasah kemampuan ada setiap materi yang disajikan. Alat evalusi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam belajar menggunakan modul pengayaan.

Mengasah kemampuan berupa isian singkat dan skema untuk mengetahui kemampuan kognitif mengenai keterampilan melakukan Penelitian Bakteri Penghasil Enzim Kitinase. Tes formatif dan tes sumatif

(40)

menggunakan bentuk soal pilihan ganda. Kisi-kisi tes formatif dan tes sumatif terlampir.

C. Tahap Pengembangan (development) 1. Pra Penulisan

Tahap pra penulisan merupakan proses pengkajian hasil penelitian Isoalsi Bakteri penghasil Enzim Kitinase dari Guano Kelelawar untuk bahan pengembangan modul pengayaan. Pengumpulan referensi dan gambar untuk dimasukkan dalam modul pengayaan juga dilakukan. `Referensi dan gambar yang dimasukkan ke dalam modul pengayaan disesuaikan dengan materi pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik 2. Penulisan Draft

Pada tahap ini dilakukan penulisan draft modul pengayaan. Penulisan dilakukan sesuai dengan bagian pada kerangka modul pengayaan yang telah disusun. Selama pengembangan draft modul penulis dibimbing oleh dosen pembimbing. Hasil pengembangan modul pengayaan kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing yang menguasai materi mengenai mikrobiologi. Saran dan masukan dari dosen pembimbing menjadi acuan untuk perbaikan draft modul.

3. Penyuntingan (Review)

Draft modul yang telah diberi masukan dan saran dari dosen pembimbing kemudian disunting oleh dosen ahli materi dan ahli media.

(41)

Pada proses penyuntingan ini menggunakan 2 dosen ahli media pembelajaran dan 2 dosen ahli materi. Review modul pengayaan ini menggunakan instrumen berupa lembar review modul pengayaan pertumbuhan dan peranan bakteri kitinolitik yang diadaptasi dari instrumen penilaian modul BSNP.

Instrumen yangdibuat menggunakan skala likert dengan kriteria penilaian Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang (K) dan Sangat Kurang (SK). Penyuntingan modul pengayaan dari ahli media pembelajaran bertujuan untuk menyunting dari aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa dan keterbacaan, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafisan. Dari ahli meteri bertujuan untuk me-review konsep – konsep yang ada pada modul pengayaan pertumbuhan bakteri kitinoitik dan perannya. Hasil review dari ahli media dan ahli materi berupa saran dan masukan guna penyempurnaan draft modul pengayaan. Berikut hasil review dari ahli materi dan media

Tabel 8. Hasil Review Ahli Materi:

Ahli Materi Presentase kriteria penilaian aspek kebenaran konsep (%)

Benar Salah

1 34 5

2 27 12

Total 61 17

(42)

Berdasarkan hasil review dari dosen ahli materi dapat diketahui bahwa kriteria benar memiliki frekuensi kemunculan terbanyak yaitu sebesar 78,00%, sedangkan kriteria salah memiliki frekuensi kemunculan sebesar 22,00%. Artinya kriteria benar menjadi modus dalam penilaian ini. Hal ini berarti secara umum konsep materi Archaebacteria dan Eubacteria yang dimuat dalam modul ini sudah sesuai dengan referensi. Sebagian kesalahan materi disebabkan kesalahan dalam penulisan, sedangkan untuk beberapa konsep yang belum sesuai dengan referensi diperbaiki sesuai saran dari ahli materi. Berikut adalah proporsi penilaian kelayakan modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli materi apabila disajikan dalam diagram pie:

Gambar 5. Diagram Presentase Hasil Review Ahli Materi 78%

22%

Presentase Hasil Review Ahli Materi

Benar Salah

(43)

Selain itu, koreksi terhadap naskah modul secara langsung juga diberikan oleh dosen ahli materi. Berdasarkan hasil koreksi tersebut diperoleh saran atau masukan terhadap materi yang disajikan dalam modul. Berikut adalah saran dari dosen ahli materi:

Tabel 9. Masukan Ahli Materi Terhadap Isi Modul

No Masukan

Ahli Materi I:

1 Bentuk dasar bakteri, bukan dominansi bentuk bakteri 2 Penulisan asam tekoat adalah asam teikoat

3 Karakter lain kapsul sel terikat erat dengan dinding sel 4 Kapsul sel termasuk bagian eksternal sel, bukan internal 5 Langkah persiapan bakteri perlu ditambahkan

6 Klasifikasi bakteri autotrof dan heterotrof berdasarkan sumber C 7 Macam bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen ditambah

fakultatif anaerob

8 Tidak semua bakteri membutuhkan karbondioksidadalam jumlah yang kecil, ada pula yang besar

9 Rentang pertumbuhan bakteri kitinolitik ditambahkan Ahli Materi II

1 Organisme prokariotik tidak memiliki selubung nukleus

2 Teknik aseptik tujuannya bukan hanya untuk mentransfer kultur 3 Anaerob obligat tidak membutuhkan karbondioksida

(44)

Tabel 10. Hasil Review Ahli Media:

Aspek

Penilaian Dosen

Presentase Sangat

Baik (4) Baik (3) Kurang (2) Kurang (1) Sangat Aspek Kualitas Materi 1 8 2 0 0 2 1 9 0 0 ∑f 9 11 0 0 % 45% 55% 0% 0% Aspek Kelayakan Penyajian 1 24 3 0 0 2 7 19 1 0 ∑f 31 22 1 0 % 57,5% 40,7% 1,8% 0% Aspek Keterbaca an 1 8 1 0 0 2 1 8 0 0 ∑f 9 9 0 0 % 50% 50% 0% 0% Aspek Kualitas Interaksi 1 4 1 0 0 2 1 4 0 0 ∑f 5 5 0 0 % 50% 50% 0% 0% Rata- rata 50,63 % 48,92 % 0,45 % 0 %

(1) Aspek Kualitas Materi

Hasil penilaian aspek kualitas materi pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli media menunjukan bahwa presentase penilaian aspek penyajian sebesar 45,00 % dikatakan sangat baik; 55,00 % dikatakan baik; dan 0,00 % dikatakan kurang. Hasil penilaian kelayakan aspek kualitas materi pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli media menunjukkan bahwa kriteria baik

(45)

memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian ini.

(2) Aspek penyajian

Hasil penilaian aspek penyajian pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli media menunjukan bahwa presentase penilaian aspek penyajian sebesar 57,50 % dikatakan sangat baik; 40,70 % dikatakan baik; dan 1,80 % dikatakan kurang. Hasil penilaian kelayakan aspek penyajian pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli media menunjukkan bahwa kriteria sangat baik memiliki frekuensi kemunculan paling banyak, sehingga menjadi modus dalam penilaian ini.

(3) Aspek keterbacaan

Hasil penilaian aspek keterbacaan pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli media menunjukkan bahwa presentase penilaian aspek keterbacaan sebesar 50,00 % dikatakan sangat baik dan 50,50 % dikatakan baik. Hasil penilaian aspek keterbacaan pada modul pengayaan pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik oleh ahli media menunjukkan bahwa kriteria baik dan sangat baik memiliki frekuensi kemunculan yang sama besarnya.

(46)

(4) Aspek kualitas interaksi

Hasil penilaian aspek kualitas interaksi pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik menunjukkan bahwa presentase penilaian aspek kualitas interaksi sebesar 50,00 % dikatakan sangat baik; 50,00 % dikatakan baik. Kriteria sangat baik dan baik memiliki frekuensi kemunculan yang sama besarnya.

Presentase penilaian kelayakan modul pengayaan keanekaragaman Mollusca secara keseluruhan ditinjau dari aspek penyajian, aspek keterbacaan dan aspek kualitas interaksi sebesar 56,13 % dikatakan sangat baik;43,01 % dikatakan baik oleh ahli media dan 0,85 % dikatakan kurang oleh ahli media. Berikut adalah proporsi penilaian kelayakan modul pengayaan keanekaragaman Mollusca oleh ahli media apabila disajikan dalam diagram pie:

Gambar 6. Diagram Presentase Penilaian Ahli Media 50,63%

48,92%

0,45% 0,00%

Presentase Penilaian Ahli Media

Sangat baik Baik Kurang Sangat kurang

(47)

Berikut ini adalah beberapa masukan dari ahli media dan ahli materi: Tabel 11. Masukan Ahli Media Terhadap Isi Modul

No Masukan

Ahli Media I:

1 Outline kegiatan huruf terlalu kecil

2 Gambar alat- alat dan proses sudah fungsional akan tetapi terdapat gambar yang terlalu kecil

3 Karakter makroskopik perlu diperjelas dengan memberikan contoh sesuai kenampakan aslinya, bukan hanya skema saja 4 Gambar susunan sel bakteri kurang jelas

5 Gambar struktur bakteri gram positif dan negatif kurang jelas 6 Gambar pada prosedur pengecatanperlu diperbesar

7 Quiz 3 dan tugas mandiri terlalu terbuka/ jelas Ahli Media II

1 Penambahan nomor pada KI dan KD

2 Keterangan pada gambar 1.5 untuk alat no. 7 perlu ditambahkan kata “tempat” atau kata lainnya yang sesuai

3 Rangkuman minimal memuat yang tertulis pada tujuan 4 Judul Evaluasi I dan II diganti Tes Formatif

5 Peta konsep perlu ditambahkan kata hubung

6 Penulisan tahun pada daftar pustaka ditambah tanda kurung

Masukan dari ahli media dan ahli materi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan modul pengayaan. Modul yang telah diperbaiki kemudian diimplementasikan secara terbatas kepada peserta didik dan guru di sekolah.

(48)

4. Revisi

Modul yang telah direview kemudian dilakukan perbaikan atau revisi sesuai masukan dari ahli materi dan ahli media. Proses revisi ini meliputi :

Tabel 12. Perbaikan Isi Modul terhadap Masukan Ahli Materi No Masukan

Ahli Materi I:

1 Mengubah dominasi bentuk bakteri menjadi bentuk dasar bakteri yang terdiri atas bentuk coccus, bacil, dan spiral

2 Mengganti penulisan asam tekoat menjadi asam teikoat

3 Menambah keterangan bahwa karakter lain kapsul sel adalah terikat dengan dinding sel dan mengelilingi seluruh bagian sel 4 Mengubah keterangan kapsul sel termasuk bagian ekternal sel 5 Menambahkan langkah- langkah persiapan bakteri pada tahapan

isolasi

6 Memberi penjelasan bahwa klasifikasi bakteri autotrof dan heterotrof berdasarkan sumber C yang diperoleh

7 Menambahkan macam bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen yaitu aerob,anaerob dan fakultatif anaerob

8 Terdapat bakteri yang hanya membutuhkan karbondioksida yaitu bakteri anaerob

9 Rentang pertumbuhan bakteri kitinolitik yang ditemukan pada sampel guano kelelawar adalah 24oC hingga 25oC

Ahli Materi II

1 Mengganti pernyataan bahwa organisme prokariotik tidak memiliki selubung nukleus, bukan belum memiliki selubung nukleus

2 Teknik aseptik tujuannya bukan hanya untuk mentransfer kultur, akan tetapi juga untuk melakukan uji laboratorium yang lain yang memerlukan kondisi steril

3 Anaerob obligat tidak membutuhkan karbondioksida

4 Rentang pertumbuhan bakteri kitinolitik pada sampel guano kelelawar adalah 24oC hingga 25oC

(49)

Tabel 13. Perbaikan Isi Modul Terhadap Masukan Ahli Media No Masukan

Ahli Media I:

1 Memperbesar ukuran huruf pada Outline kegiatan 2 Memperbesar ukuran gambar terutama gambar 1.5

3 Memberikan contoh karakter makroskopik dari hasil pengamatan 4 Memperbesar ukuran gambar susunan sel bakteri

5 Memperbesar gambar struktur bakteri gram positif dan negatif 6 Memperbesar gambar pada prosedur pengecatan

7 Mengubah Quiz 3 yaitu mencari contoh bakteri, mendeskripsikan karakter makroskopik, mikroskopik dan biokhemisnya

Ahli Media II

8 Menambahkan nomor pada KI dan KD

9 Menambahkan keterangan pada gambar 1.5 untuk alat no. 7 dengan kata “tempat”

10 Merevisi rangkuman sehingga sesuai tujuan setiap kegiatan 11 Mengganti judul Evaluasi I dan II menjadi Tes Formatif 12 Menambahkan kata hubng pada peta konsep

13 Menambahkan tanda kurung pada penulisan tahun dalam daftar pustaka

5. Uji Coba Terbatas

Modul hasil revisi kemudian diuji cobakan secara terbatas kepada 2 guru Biologi dan 10 siswa kelas X MAN 1 Yogyakarta. Uji coba terbatas ini dilakukan untuk mendapatkan penilain kelayakan modul oleh guru BiOlogi dan tanggapan siswa kelas X.

a. Uji Coba terbatas pada Guru biologi

Penilaian oleh guru Biologi ini ditinjau dari 4 aspek utama yaitu aspek kesesuaian dengan kurikulum, aspek kualitas materi, aspek penyajian,

(50)

aspek keterbacaan, dan aspek kualitas interaksi. Berikut adalah hasil penilaian kelayakan modul oleh 2 guru Biologi MAN 1 Yogyakarta: Tabel 14. Hasil Penilaian Kelayakan Modul Oleh Guru Biologi

Aspek

Penilaian Guru

Frekuensi dan Presentase Sangat Baik

(4) Baik (3) Kurang (2) Sangat Kurang (1) Aspek Kualitas Materi 1 7 3 0 0 2 0 9 1 0 ∑f 7 12 1 0 % 35% 60% 5% 0% Aspek Kelayakan Penyajian 1 20 7 0 0 2 0 26 1 0 ∑f 20 33 1 0 % 37% 61,1% 1,9% 0% Aspek Keterbaca an 1 3 6 0 0 2 0 9 0 0 ∑f 3 15 0 0 % 16,7% 83,3% 0% 0% Aspek Kualitas Interaksi 1 4 1 0 0 2 0 5 0 0 ∑f 4 6 0 0 % 40% 60% 0% 0%

1) Aspek kualitas materi

Hasil penilaian aspek kualitas materi oleh guru Biologi menunjukkan bahwa presentase aspek kelengkapan materi sebesar 35 % dikatakan sangat baik,60 % dikatakan baik dan 5 % dikatakan kurang oleh guru biologi. Hal ini menunjukkan bahwa modul ini memiliki aspek kelengkapan materi yang baik.

(51)

2) Aspek penyajian

Hasil penilaian aspek penyajian oleh guru biologi menunjukkan bahwa presentase aspek penyajian sebesar 37 % dikatakan sangat baik,61,1 % dikatakan baik dan 1,9 % kurang oleh guru Biologi. Hal ini berarti bahwa modul ini memiliki aspek penyajian yang baik.

3) Aspek keterbacaan

Hasil penilaian aspek keterbacaan oleh guru Bilogi menunjukkan bahwa presentase aspek keterbacaan sebesar 16,7 % dikatakan sangat baik dan 83,3 % dikatakan baik oleh buru Biologi. Hal ini berarti bahwa modul ini memiliki aspek keterbacaan dalam kategori baik. 4) Aspek kualitas interaksi

Hasil penilaian aspek kualitas interaksi oleh guru Biologi menunjukkan bahwa prsentase kualitas interakasi sebesar 40 % dikatakan sangat baik dan 60 % dikatakan baik oleh guru Biologi. Hal ini menunjukkan bahwa modul ini memiliki aspek kualitas interaksi yang baik.

b. Uji Coba terbatas pada siswa kelas X

Tanggapan terhadap kelayakan modul pengayaan ini dilakukan oleh 10 peserta didik kelas X MAN 1 Yogyakarta. Berikut adalah hasil penilaian kelayakan modul oleh peserta didik:

(52)

Tabel 15. Hasil Penilaian Kelayakan Modul Oleh Peserta Didik

Aspek Penilaian

Presentase kriteria penilaian (%) Sangat Setuju (%) Setuju (%) Tidak Setuju (%) Sangat Tidak Setuju (%)

Aspek Kelayakan Isi 56,2 42,4 1,4 0

Aspek Keterbacaan 32 56 12 0

Aspek Penyajian 50 42 8 0

Aspek Kegrafisan 55,6 33,3 11,1 0

Rata Rata Presentase 48,45 43,43 8,12 0

1) Aspek kelayakan isi

Hasil tanggapan siswa terhadap aspek kelayakan isi pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik ini menunjukkan bahwa presentase kelayakan isi sebesar 56,2 % dikatakan sangat setuju, 42,4 % dikatakan setuju, dan 1,4 % dikatakan tidak setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa sangat setuju merupakan modus dalam tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak.

2) Aspek kebahasaan

Hasil tanggapan siswa terhadap aspek kebahasaan pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik menunjukkan bahwa presentase aspek kebahasaan sebesar 32 % dikatakan sangat

(53)

setuju, 56 % dikatakan setuju, dan 12 % dikatakan tidak setuju.Hal tersebut menunjukkan bahwa tanggapan setuju merupakan modus dalam tanggapan siswa karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak.

3) Aspek penyajian

Hasil tanggapan siswa terhadap aspek penyajian pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik menunjukkan bahwa presentase aspek penyajian sebesar 50 % dikatakan sangat setuju, 42 % dikatakan setuju, dan 8 % dikatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan sangat setuju menjadi modus dalam tanggapan siswa ini karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak.

4) Aspek kegrafisan

Hasil tanggapan siswa terhadap aspek kegrafisan pada modul pengayaan pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik menunjukkan bahwa presentase aspek kegrafisan sebesar 55,6 % dikatakan sangat setuju,33,3 % dikatakan setuju, dan 11,1 % dikatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan sangat setuju maupun setuju oleh siswa merupakan modus dalam tanggapan ini karena memiliki frekuensi kemunculan paling banyak.

(54)

6. Evaluasi Terhadap Hasil Uji Coba Terbatas dan Revisi

Setelah dilakukan implementasi terbatas di MAN 1 Yogakarta, didapatkan penilaian kualitas modul pengayaan oleh guru dan peserta didik. Masukan yang diberikan berupa kekurangan dan kelebihan modul. Modul yang telah implementasikan kemudian diperbaiki sesuai dengan masukan dari guru dan peserta didik. Berikut ini adalah evaluasi yang dilakukan dari beberapa masukan yang telah diseleksi dan disesuaiakan dengan modul pengayaan:

Tabel 16. Evaluasi terhadap Isi Modul Oleh Guru Biologi dan Peserta Didik

No Masukan Evaluasi

1 Guru Memberikan keterangan pada gambar 2.15

Memberikan keterangan berupa zona hambat bakteri pada kapang

2 Tulisan keterangan gambar huruf diperkecil dan dicetak tebal

Memperkecil dan mencetak tebal huruf pada keterangan gambar

3 Menyamakan spasi pada daftar isi, daftar tabel dan daftar tabel dengan isi materi

Menseragamkan spasi pada daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel sesuai dengan isi

(55)

tentang alat dan bahan yang diperlukan dalam mengkultur bakteri kitinolitik

evaluasi tentang alat dan bahan untu kultur bakteri kitinolitik

5 Penyusunan daftar pustaka dirapikan

Merapikan penulisan daftar pustaka

6 Penambahan istilah pada glosarium

Menambahkan istilah yang belum tercantumkan pada glosarium

1 Siswa Desain modul kurang berkaitan dengan isi modul seperti instrumen untuk kultur bakteri 2 Ukuran buku terlalu besar,

sehingga kurang nyaman untuk dibaca atau dibawa

3 Banyak bagian kosong pada halaman buku, sehingga terkesan kurang rapi

Modul pengayaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan pengetahuannya mengenai bakteri kitinolitik dan perannya. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

(56)

belajar mandiri dengan kecepatan belajar dan cara belajar masing-masing. Keuntungan pembelajaran dengan menggunakan modul yang telah disusun dalam penelitian ini antara lain: (1) memberikan balikan (feedback), (2) pengasaan secara tuntas (masteri) (3) tujuan, (4) motivasi, (5) fleksibilitas, (6) menimbulkan kerjasama (Nasution, 1997 :206-207, dalam Khaerun, 2010: 18).

Pada tahap implementasi terbatas, peserta didik dapat mengerjakan tugas pada modul pengayaan dan tes yang disediakan, dapat memahami tabel yang terdapat di dalam modul, selain itu peserta didik dapat melengkapi bagan teknik aseptik pada penelitian bakteri.

Semua peserta didik dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, namun waktu untuk mencapai ketuntasan ini yang berbeda- beda pada setiap anak. Dalam proses belajar setiap peserta didik melakukan dengan kemampuan dan kecepatan masing – masing. Dengan adanya modul pengayaan ini peserta didik dapat menggali informasi selain dari guru, yaitu dengan memnggunakan informasi hasil penelitian yang diangkat sebagai sumber belajar. Peserta didik harus aktif dan kreatif dalam memperoleh informasi mengenai pembelajaran biologi secara mandiri.

Peserta didik dalam mengerjakan tugas – tugas yang ada pada modul digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dalam memprediksi, mengintepretasi data hasil penelitian, membaca grafik pertumbuhan bakteri, melengkapi bagan teknik aseptik dan menyimpulkan hasil penelitian. Dengan

Gambar

Tabel 1. Proses dan Produk Penelitian
Tabel 2. Kesesuian Tujuan Pembelajaran KD dan hasil penelitian  Kompetensi Dasar
Tabel 4. Fakta Dan Konsep dalam Penelitian Bakteri Kitinolitik
Tabel 5. Kesesuaian antara Kompetensi Kurikulum 2013, Fakta dan Konsep Hasil  Penelitian, dan Kompetensi plus Program Pengayaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Opportunities dan Threats yang berasal dari luar Iingkungan KBRI Panama City, untuk tahun 2015-2019 diperkirakan Opportunities yang dapat dimanfaatkan oleh KBRI adalah:

[r]

Pembelajaran ritmis dengan menggunakan metode latihan dan media audio , diharapkan siswa akan merasa senang dan lebih aktif dalam menerima pelajaran, karena dalam praktik

(2) Pada daerah tarikan akan mempercepat perbaikan jaringan yang rusak dengan memodulasi pembentukan tulang baru, melalui peningkatan osteoblas dan menghambat aktivasi

Dengan komposisi, 40 %, untuk SNMPTN, 30 % yang diterima melalui jalur SBMPTN dan 30 % yang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri (SM). Jalur SNMPTN dilakukan dengan cara

ruanglingkupyangsudahlebihluasdarisebelumnya.Dengan melihat hasil penelitian ini yang menunjukkan kontribusi dari model variasi variabel hanya 12% maka dapat

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat rancangan desain topologi jaringan yang akan digunakan untuk pembuatan captive portal, baik dari segi pembangunan

[r]