• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan pemerintahan publik adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan pemerintahan publik adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Badan pemerintahan publik adalah organisasi yang merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan kepada orang banyak. Tujuan pemerintah publik untuk memberikan pelayanan hak-hak sipil dan ekonomi kepada setiap warga bangsa secara optimal. Susunan dan tata cara penyelenggaraan Pemerintahan diatur Undang-undang bahwa penyelenggaraan Pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimana penyelenggaraan Pemerintahan daerah lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara pemerintahan pusat, daerah dan antar daerah, potensi keanekaragaman daerah serta peluang dan tantangan persaingan global dalam persatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan. Maka pengelolaan potensi daerah dituntut lebih professional, akun tabel, transparan serta menyeluruh terutama potensi sumber daya manusia yang dimiliki dengan laju pertumbuhan Indonesia relatif tinggi di suatu daerah dalam wilayah Provinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan jumlah penduduk daerah tersebut.

Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah poin/lampiran AA terkait pembagian urusan Pemerintahan Bidang Pertanian bahwa Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang sekarang menjadi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu organisasi atau badan pemerintahan publik yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pengaturan, dan pemberian pelayanan kepada masyarakat di bidang pemerintahan untuk melaksanakan tugas pokok diatas, sehubungan dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Pertanian Nomor 43/permentan/OT.010/8/2015 tentang susunan organisasi dan tata kerja

(2)

2

Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan maka Jawa Barat menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki kegiatan produksi hortikultura, peningkatan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan, penyerapan tenaga kerja, pendapatan petani, permintaan masyarakat konsumen, investasi, pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan itu adalah sumbangan bagi Devisa Negara dalam bidang pertanian sejak jaman penjajahan.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki amanat untuk melayani masyarakat dengan pelayanan yang terbaik, serta menerapkan prinsip ke pemerintahan yang baik (Good Governance), dengan demikian hal tersebut menuntut adanya perubahan strategi dan kebijakan yang mengarah kepada peningkatan mutu pelayanan sehingga menjadikan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga aparatur yang TERBAIK (Tertib, Benar, Akun tabel, Integritas, Kreatif)

Sosok Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai unsur utama sumber daya manusia (SDM) aparatur negara mempunyai peranan yang memiliki kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya untuk menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Seperti yang ditegaskan dalam pasal 3 ayat (1) Undang – Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang pokok – pokok kepegawaian (1999:4) yaitu “Pegawai Negeri Sipil yang merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang memberikan pelayanan secara adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, bermoral dan bermental baik, professional dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan”.

Salah satu sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi publik adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi yang bersangkutan. Robbins (2015;46) mengemukakan bahwa seorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan positif mengenai pekerjaannya, sedangkan seorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap

(3)

3

negatif terhadap pekerjaan itu. Ruang lingkup manajemen sumber daya manusia secara umum membahas hal-hal berkaitan dengan manusiawi termasuk di dalamnya adalah kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja pegawai merupakan faktor yang dianggap penting, karena dapat mempengaruhi jalannya organisasi secara keseluruhan. Kepuasan yang dirasakan pegawai dalam bekerja merupakan suatu petunjuk bahwa pegawai memiliki perasaan senang dalam menjalankan tugas pekerjaan. Kepuasan kerja juga merupakan suatu sikap positif pegawai terhadap berbagai situasi di tempat pekerjaan.

Kepuasan kerja bagi seorang pegawai merupakan faktor yang amat penting karena kepuasan yang diperolehnya akan turut menentukan sikap positif terhadap pekerjaan. Perasaan puas dalam bekerja dapat menimbulkan dampak positif terhadap perilaku, namun dalam hal tersebut juga akan ada hal yang mempengaruhi dari sisi negatif yang mempengaruhi kepuasan kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mila Badriyah (2015;227) menyatakan bahwa kepuasan kerja yang optimal, ketika seseorang merasakan kepuasan dalam bekerja, ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian, produktivitas dan hasil kerjanya akan meningkat secara optimal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja diantaranya pemberian kompensasi, adanya promosi, perilaku atasan terhadap pegawai, hubungan pegawai dengan pekerjaannya, rekan kerja dan keamanan kerja (Parvin dan Kabir, 2011; Salisu et al, 2015). Lain halnya yang dikemukakan oleh pendapat menurut Mangkunegara (2013;120) mengenai faktor kepuasan kerja yaitu kecerdasan, cara berpikir, sikap kerja, masa kerja, jaminan finansial, adanya pengawasan, pangkat (golongan), dan jenis pekerjaan.

Untuk mengetahui gambaran mengenai kepuasan kerja pegawai di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat maka dilakukan pra-survey dengan menyebarkan kuesioner yang bersifat sementara mengenai Indikator-indikator yang menentukan kepuasan kerja menurut (Robbins, 2015;181-182) yang terdiri dari 6 pernyataan mengenai indikator kepuasan kerja dari pegawai sebanyak

(4)

4

10 orang secara acak sebagai sampel, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Kuesioner Pra Survei Mengenai Kepuasan Kerja Pegawai di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

No Indikator Jawaban (%) Jumlah Karyawan Target dalam % Ya Tidak

1. Saya merasa pekerjaan saya secara mental

menantang. 40 60 10 100

2. Keadaan ruang kerja saya baik dan nyaman. 50 50 10 100

3. Gaji yang saya dapatkan sesuai dengan beban

kerja. 50 50 10 100

4. Saya puas dengan pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuan saya. 30 70 10 100

5. Saya memiliki hubungan baik dengan sesama

rekan kerja. 60 40 10 100

Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Pra-Survey 2019

Berdasarkan hasil olah data kuesioner pra-survey pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kondisi kepuasan kerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan menjawab (Tidak) pada pernyataan yang diajukan. Adapun jawaban yang paling rendah adalah pernyataan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan ada pada 70% dan pernyataan merasa pekerjaan secara mental menantang ada pada 60%. Dalam pra-survey yang diberikan kepada 10 responden mengenai Kepuasan kerja menunjukkan dari 5 (lima) pernyataan, 2 (dua) indikator yang mendapatkan nilai kepuasan terkecil yaitu pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan secara mental menantang.

Kepuasan kerja banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya motivasi, budaya organisasi, kompensasi, kepemimpinan, pengawasan, beban kerja, disiplin kerja, dan stress kerja. Untuk mengetahui faktor-faktor paling

(5)

5

mempengaruhi dan paling bermasalah terhadap kepuasan kerja pegawai di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat peneliti melakukan pra survey kepuasan kerja sebagai berikut:

Tabel 1.2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Variabel Dimensi Frekuensi Total Skor Total Rata-rata STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Motivasi Kebutuhan untuk berprestasi - 3 3 4 - 31 80 26,7 Kebutuhan berafiliasi 1 4 5 - - 24 Kebutuhan untuk berkuasa 2 2 5 1 - 25 Budaya Organisasi Inovasi dan mengambil risiko - 1 4 5 - 32 198 33 Perhatian dan rincian - - 1 8 1 32 Orientasi hasil - 1 3 5 1 31 Orientasi pegawai - 1 2 7 - 34 Orientasi Tim - - 2 7 1 34 Keagresifan - - 5 5 - 35 Kompensasi Kompensasi langsung - 1 2 7 - 33 62 31 Kompensasi tidak langsung - - 3 6 1 29 Kepemimpinan Visioner - 2 2 4 2 32 136 34 Pembimbing - 1 3 5 1 34

(6)

6 Afiliatis - - 5 4 1 35 Demokratis - - 5 5 - 35 Pengawasan Menetapkan standar - - 6 4 - 34 137 34,2 Pengukuran kinerja - 1 2 6 1 37 Perbandingan pencapaian - - 3 6 1 33 Melakukan tindakan keputusan - - 4 5 1 33

Beban kerja Tuntutan fisik - 1 3 5 1 36 75 37,5

Tuntutan tugas - - 2 7 1 39 Disiplin Kerja Taat terhadap aturan waktu - - 8 2 - 32 135 33,75 Taat terhadap aturan pemerintah - - 6 2 2 36 Taat terhadap aturan perilaku - 1 3 4 2 37 Taat terhadap aturan lainnya - 2 4 4 0 30 Stress kerja Gejala fisikologis - 1 5 2 2 35 87 34,3 Gejala psikologis - 2 3 3 9 35 Gejala perilaku - 1 6 2 1 33

Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Pra-Survey 2019

Berdasarkan Tabel 1.2 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa variabel Beban Kerja dan stres kerja menjadi variabel dengan rata-rata paling Tinggi yaitu masing-masing 37,5 dan 29. Hal ini juga didukung hasil wawancara dengan Kepala Sub Kepegawaian dan Umum Dinas

(7)

7

Tanaman Pangan dan Hortikultura bahwa faktor-faktor yang bermasalah yang paling mempengaruhi kepuasan kerja pegawai di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah beban kerja dan stres kerja yang dihadapi pegawai. Hal tersebut memberikan dampak yang negatif terhadap kepuasan kerja pegawai.

Menurut Penelitian Dhania (2010) menyatakan bahwa beban kerja mempengaruhi stress kerja karyawan. Altaf dan Mohamad Atif (2011) menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Namun dalam Rehman, Irum dkk. (2012) menyatakan ada hubungan positif antara beban kerja dan kepuasan kerja. Han (2014) stres berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Lut (2008) dalam Dhania (2010) memiliki pendapat berbeda menunjukkan bahwa pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja.

Kemudian pada stres kerja masih banyak pegawai yang mempunyai beban kerja berlebih dan masih banyaknya konflik yang terjadi di dalam instansi yang mempengaruhi tingkat stres kerja pegawai. Hal tersebut membuktikan bahwa gejala fisiologis dan gejala perilaku tidak signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai itu sendiri. Dikarenakan ketika beban kerja tinggi dengan jumlah pekerjaan yang besar dengan waktu penyelesaiannya sudah ditentukan, yang memicu meningkatnya tingkat stress pada pegawai itu sendiri, hal tersebut menjadi beban pekerjaan bagi pegawai yang menimbulkan kondisi kecemasan, depresi, dan/atau menurunnya tingkat kepuasan kerja justru ketika pekerjaan itu bisa terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan ada kepuasan kerja tersendiri bagi pegawai.

Secara teori dan hasil pra survey ada perbedaan mendasar dimana menurut (Handoko, 2001 dalam Afrizal dkk.2014) stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikir, dan kondisi seorangan dalam melaksanakan pekerjaannya. Stress yang berkaitan dengan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, karena itu dampak psikologis yang paling sederhana dan paling jelas dari stress itu sendiri. Stres kerja merupakan aspek penting yang berkaitan dengan kinerja pegawai. Stres pada pegawai ditandai dengan munculnya gejala seperti tidak sabar, mudah marah,

(8)

8

sensitif, bersikap apatis, kurang berkonsentrasi dalam pekerjaan, pelupa, bahkan bias muncul efek organisator yaitu sering absen atau tidak masuk kerja dengan berbagai alasan. Hal-hal tersebut akan sangat merugikan bagi pegawai itu sendiri maupun bagi pegawai. Sehingga dapat berpengaruh juga pada kepuasan seorang individu terhadap pekerjaannya dan juga hal tersebut akan berdampak buruk bagi kinerja pegawai yang dapat merugikan bagi dinas itu sendiri.

Menurut Penelitian Dewi dan Netra (2015) Stres kerja terhadap kepuasan kerja berpengaruh negatif dan signifikan sesuai dengan pendapat Tukiman (2014, Li Li (2014) berpendapat bahwa pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja berpengaruh negatif dikarenakan adanya pengembangan karir, stres upah dan imbalan yang menjadi faktor, begitu juga dengan pendapat oleh Mansoor (2011), Adelia dan Mujiati (2016). Sedangkan menurut Hanim (2016) stres kerja terhadap kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan sesuai dengan pendapat Riaz (2016) dan Essiam (2015) yang mengatakan bahwa stres kerja adalah masalah yang sangat subtansial ditempat kerja.

Dari uraian fenomena tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian dapat diidentifikasikan melalui beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

2. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

3. Bagaimana pengaruh beban keja dan stres kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

(9)

9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui pengaruh beban keja dan stres kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan atau saran dalam pelaksanaan kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat membantu setiap masalah yang ada pada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikutura Provinsi Jawa Barat ataupun saran dalam menentukan pekerjaan atau tugas berdasarkan kemampuan pegawai untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dan wawasan mengenai Sumber Daya Manusia, terutama terkait masalah beban kerja dan stres kerja pegawai, serta membandingkan antara apa yang telah di dapat selama perkuliahan dengan praktik yang sebenarnya.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat menjadi bahan pembelajaran serta referensi dan bahan kajian bagi pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Alas dasar pertimbangan tersebut di alas, maka perlu disahkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa sebagai salah

L : Ya Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib, hanya oleh karena kasihMu kepada orang berdosa ini. P : Ajarilah kami selalu mengingat Tuhan yang mati di kayu

Pada tahuan 2017, seramai 3,241 guru Bahasa Inggeris, Matematik, Sains dan Kemasyarakatan, dan guru daripada program Gifted Education serta MOELC mengikuti pelbagai program

Siswa Pelamar, menggunakan NISN dan password yang diberikan oleh Kepala Sekolah pada waktu verifikasi data di PDSS, login ke laman SNMPTN http://snmptn.ac.id untuk

Salah satu cacing yang dapat menyerang kuda adalah cacing Nematoda Cacing nematoda yang biasa teridentifikasi pada saluran pencernaan kuda antara lain: cacing

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

Hasil pengujian structur mikro dari benda uji yang diambil dari bagian retakan di dudukan poros – retakan 1 pada gambar 4.1 – seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.22

Pada penelitian ini didapatkan bahwa hasil uji statistik didapatkan p-value sebesar 0,000 (p-value<0,05) yang berarti terdapat ada hubungan antara status gizi