• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA INDONESIA MAKALAH. disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah : Pendidikan Pancasila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA INDONESIA MAKALAH. disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah : Pendidikan Pancasila"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA INDONESIA MAKALAH

disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah :Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI.

Disusun oleh : Kelompok 2 1. Tika Yuliasari (1703036001)

2. M. Labib Shovawi (1703036008) 3. Nazimatul Muizza (1703036032)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI 2A) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN WALISONGO SEMARANG 2018

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang diresmikan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Dalam sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi Negara Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara terancang kali pertama pada sidang BPUPKI atas hasil pemikiran Muh. Yamin dan Ir. Soekarno, pada rancangan Ir. Soekarno muncullah istilah Pancasila yang sebelumnya istilah ini telah muncul pada Kitab Sutasoma karya Empu Tantular. Setelah mengalami berbagai perubahan dan pertimbangan, maka Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara Indonesia.

Pancasila yang didirikan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan dasar filsafat Negara Republik Indonesia, menurut M. Yamin bahwa berdirinya Negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan yang ada, seperti kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit, samapai pada datangnya bangsa-bangsa lain ke Indonesia untuk menjajah dan menguasai berates-ratus tahun.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hakikat dan nilai-nilai pancasila?

2. Bagaimanakah Pancasila dalam konteks sejarah bangsa Indonesia? 3. Bagaimanakah masa setelah kemerdekaan?

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Nilai-nilai Pancasila

Pada hakikatnya terdapat dua penegertian yang menjelaskan tentang Pancasila yaitu, pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.

1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia (way of life)

Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia apabila bangsa Indonesia memilki sikap yang tercermin dalam pancasila yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari tanpa bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Seperti memiliki jiwa keagamaan (yang merupakan suatu perwujudan dari silanKetuhanan yang Maha Esa), jiwa yang berperikemanusiaan (sebagai perwujudan dari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab), jiwa Kebangsaan (sebagai perwujudan dari sila Persatuan Indonesia), jiwa kerakyatan (sebagai perwujudan dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan /perwakilan), serta jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial (sebagai perwujudan dari sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).

Dilihat dari kedudukannya, pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi yakni sebagai cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia. dilihat dari fungsinya, pancasila memilki fungsi utama yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia. Dan jika dilihat dari materinya, pancasila digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia yang merupakan jiwa dan kepribadian Bangsa Indonesia.1

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia (philosofische Grondslag)

Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur Pemerintahan

(4)

negara atau pancasila merupakan suatu dasar untu mengatur dalam penyelenggaraan negara.2 Pengertian pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia juga diatur dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “..., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”3

Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain. Pancasila bersifat subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu melekat pada pembawa dan pendukung nilai Pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila adalah sebagai berikut:

a) Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelengaraan Negara bahkan moral Negara, moral penyelengara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum dan peraturan perundngundangan Negara, kebebasan dan hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

b) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab Sila kedua Pancasila mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku

2Sutoyo,Pendidikan Kewarganegaraan,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 20 3Darji Darmodiharjo, dkk.,Santiaji Pancasila,(Surabaya: Usaha Nasional, 1970), hlm. 19

(5)

manusia yang didasarkan pada norma-norma dan kebudayaan baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.

c) Persatuan Indonesia Sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Untuk itu manusia memiliki perbedaan individu, suku, ras, kelompok, golongan, maupun agama. Konsekuensinya di dalam Negara adalah beraneka ragam tetapi mengkatkan diri dalam suatu kesatuan dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

d) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan rakyat merupakan subjek pendukung pokok Negara. Negara merupakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sehingga rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara. Dalam sila keempat terkandung nilai demokrasi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan negara. e) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Konsekuensi nilai keadilan yang

harus terwujud adalah keadilan distributif (hubungan keadilan antara Negara terhadap warga negaranya) dan keadilan komutatif (hubungan keadilan antara warga negara satu dengan lainnya).4

B. Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Indonesia

Sejarah perumusan pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu “Kuniaki Koiso” pada 7 September 1944. Lalu pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Usaha Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 1 Maret 1945 yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintah Indonesia Merdeka. Organisasi yang beranggotakan 74 orang ( 67 orang Indonesia dan 7 orang Jepang) ini mengadakan sidang pertamanya pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. selama tiga hari itu tiga orang, yaitu Muhammad Yamin, Prof. Soepomo, dan Ir. Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka bagi dasar negara Indonesia.

Orang yang pertama memberikan pandangan mengenai dasar negara Indonesia pada sidang

(6)

BPUPKI 29 Mei 1945 adalah Muhammad Yamin, dalam pidatonya ia mengemukakan lima asas secara lisan yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan rakyat

Setelah menyampaikan pidatonya tersebut, kemudian Muhammad Yamin mengusulkan secara tertulis mengenai rancangan UUD RI. Didalamnya tercantum lima asas yaitu:

1. Ketuhanan yang Maha Esa 2. Kebangsaan persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada tanggal 31 Mei 1945pada sidang pertama hari ketiga dari BPUPKI Prof. Soepomo mendapat kesempatan untuk menyampaikan pemikirannya mengenai dasar negara yang rumusannya adalah sebagai berikut:

1. Persatuan 2. Kekeluargaan

3. Mufakat dan demokrasi 4. Musyawarah

5. Keadilan sosial

Selanjutnya dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan menyampaikan pokok pemikirannya mengenai dasar negra yang rumusannya adalah sebagai berikut:

(7)

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan yang Maha Esa

Sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat mengenai dasar negara maka perlu membentuk panitia khusus yang diberi nama “Panitia Sembilan” yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan mengadakan pertemuan dan menghasilakn suatu piagam yang dikenal dengan nama “Piagam Jakarta (Jakarta Charter)”, didalamnya terdapat rumusan dasar negara Indonesia merdeka yaitu:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada 17 Agustus 1945 setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan, datang beberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur, diantaranya adalah:

1. Sam ratulangi, wakil dari Sulawesi

2. Tadjoedin Noor dan Ir. Pangeran Noor, wakil dari Kalimantan 3. I Ketua Pudja, wakil dari Nusa Tenggara

4. Latu Haryhary, wakil dari Maluku

Mereka semua keberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian dari kalimat dalam rancangan pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kemudian pada

(8)

sidang PPKI ke-1 yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945 Muhammad Hatta lalu menyampaikan usulannya untuk mengubah sila pertama tadi menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Pengubahan kalimat tersebut sebelumnya telah dikonsultasikan dengan empat tokoh Islam yaitu Kasma Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui kalimat tersebut demi persatuandan kesatuan bangsa.

Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 telah disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, bukti pengesahannya telah dibuktikan bahwa Pancasila mempunyai kedudukan konstitusional, juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh bangsa Indonesia (panitia Persiapan Kemerdekaan) yang berarti telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.5Untuk menghindari terjdinya keragaman baik dalam penulisan maupun penyebutan, maka presiden mengeluarkan Instruksi No. 12 tahun 1968 mengenai rumusan dasar pancasila seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-5 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan soisal bagi seluruh rakyat Indonesia.6

C. Masa Setelah Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, Belanda masih belum bisa mengakui kedaulatan Indonesia. secara umum terdapat fase waktu setelah kemerdekaan dibagi atas tiga yaitu orde lama, orde baru, dan orde reformasi.7

1. Masa Orde Lama (1945-1961)

Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi harapan masyarakat,

5Syahrial Syarbani,Pendidikan Pancasila diperguruan Tinggi,(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 74 6Sutoyo,Pendidikan Kewarganegaraan,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 16-20

(9)

bahakan kestabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, keadaan ini disebkan oleh hal-hal sebagai berikut:

a) Makin berkuasanya modal-modal raksasaterhadap perekonomian Indonesia.

b) Akibat silih bergantinya kabinet, sehingga pemerintah tidak mampu menyalurkan dinamika masyarakat kea rah pembangunan, terutama bidang ekonomi.

c) Sitem liberal berdasarkan UUDS 1950 mengakibatkan kabinet jatuh bangun, sehingga pemerintaha tidak setabil.

d) Pemilu 1955 ternyata dalam DPR tidak mencerminkan perimbangan kekuasaan politik yang sebenarnya hidup dalam masyarakat, karena banyak golongan-golongan di daerah -daerah belum terwakili di DPR.

e) Konstitusi yang bertugas membnetuk UUD yang baru ternyata gagal.

Atas hal-hal tersebut, maka Persiden menyatakan bahwa negaradalam keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa serta keselamatan Negara. Untuk itu, Presiden mengeluarkan dekrit tanggal 5 juli 1959. Isi Dekrit Presiden tersebut adalah sebagai berikut:

a) Membubarkan konstituante

b) Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlaku lagi UUDS 1950. c) Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singaktanya.

Dalam perjalanan selanjutnya, untuk mengokohkan kekuasaanya Presiden menerapkan Demokrasi Terpimpin, memeras pancasila menjadi Trisila dan Eka Sila, mengangkat Presiden seumur hidup, ideologi Manipol-Usdek serta konsep Nasakom. PKI berusaha menancapkan kekuasaanya dengan membangun komunis internasional dengan RRC. Terbukti dengan dibukanya hubungan poros Jakarta-Peking. Sebagai puncak peristiwa adalah meletusnya Geraka G30SPKI (30 SEPTEMBER 1965) sebagai usaha untuk mengganti ideology Pancsila dengan Ideology Marxis.

2. Masa Orde Baru (32 Tahun).

(10)

pemerintahan baru yang dikenal dengan Orde Baru, yaitusuatu tatanan kehidupan kehidupan masyarakat dan pemerintahan yang menutut dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara resmi dan konsekwen. Munculnya Orde Baru diawali dengan tuntunan aksi-aksi dari seluruh elemen masyarakat, seperti kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) KesatuaAksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), dan lain-lain. Tuntunan mereka dengan nama Tritura, yang berisi tuntunan sebagai berikut:

a) Pembubaran PKI dan Ormas-Ormasnya.

b) Pemebersihan kabinet dari unsur-unsur G.30-S/PKI. c) Penurunan harga

Karena Orde Lama akhirnya tidak mampu lagi menguasai keadaan maka Presiden Soekarno memberikan kekuasaan penuh kepada panglima Angkatan Darat Letnan Jendral TNI soeharto dalam bentuk suatu “surat perintah 11 maretM1966” (super semar), dengan tugas memulihkan keamanan dengan menindak mengacu keamanan yang dilakukan oleh PKI dan Ormas-Ormasnya, membubarkan PKI dan Ormas-Ormasnya serta mengamankan Mentri yang memiliki indikasi terlibat G.30-S/PKI. Dan lain sebagainya.

3. Masa Era Reformasi (1998 sampai sekarang)

Penyimpangan kehidupan bernegara era Orde Baru samapai kepada puncaknya dengan muncul krisis monoter yang berakibat jatuhnya Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun tepatnya terjadi penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada wakil Presiden Prof. Dr. Baharuddin Jusuf Habibie pada tanggal 21 mei 1998. Pada Era Reformasi 1998 sampai tahun 2004 telah terjadi tiga kali pergantian Presiden, yaitu Presiden B.J Habibie dengan Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999), presiden K.H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden hasil Pemilu tahun 1999 denagn Kabinet persatuan Nasional, namun Presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan oleh MPR karena dianggap melanggar haluan Negara, kemudian fogantikan oleh Presiden Megawati Sukarno putri dengan Kabinet Gotong Royong.

Selanjutnnya, mulai tahun 2004 dimulai pemilihan Umum dimana Rakyat memilih secara langsung Presiden dan Wakil Presiden untuk mengemban amanat Rakyat Periode 2004-2009. Dan untuk Pemilu 2004 terpilih Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla sebgai Wakil President. Sedangka Pemilu umum Tahun 2014 untuk periode 2014-2019 terpilih Ir. Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden, Drs. H. Muhammad Jusuf

(11)

Kalla sebgai Wakil Presiden.

Pada Era Reformasi ini, pembangunan Nasional dilaksanakan tidak lagi seperti masa Orde Baru yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), melainkan dengan nama Program Pembangunan Nasional (Propenas). Propenas disusun ileh Bappenas setelah terlebih dahulu dibahas dan diusulkan melalui Bappeda Provinsi dan Bappeda Kabupaten dan Kota diseluruh Indonesia.8

D. Pengamalan Pancasila

1. Berdasarkan Sila ke-1: Ketuhanan yang Maha Esa

a) Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

b) Saling menghormati dan bekerjasama antar umat beragama.

c) Saling menghormati dalam hal kebabasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

d) Tidak memaksakan suatu agama dan keprcayaan kepada orang lain. 2. Berdasarkan Sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab

a) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.

b) Saling mencintai sesama manusia c) Mengembangkan sikap tenggang rasa d) Tidak semena-mena erhadap orang lain e) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan f) Berani membela kebenaran dan keadilan 3. Berdasarkan Sila ke-3: Persatuan Indonesia

(12)

a) Mengedepankan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi b) Rela berkorban demi negara

c) Cinta tanah air dan bangsa

d) Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia9

4. Berdasarkan Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

a) Tidak memaksakan kehendak orang lain

b) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan

c) Setiap keputusan dalam musyawarah harus dapat dipertanggungjawabkan 5. Berdasarkan Sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

a) Bersikap adil

b) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban c) Menghormati hak-hak orang lain

d) Suka memberi pertolongan kepada orang lain e) Menjauhi sikap hedonisme10

BAB III PENUTUPAN

SIMPULAN

Pada hakikatnya terdapat dua penegertian yang menjelaskan tentang Pancasila yaitu, pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Sejarah

9Kaelan & Achmad Zubaidi,Pendidikan Kewarganegaraan,(Yogyakarta: Paradigma, 2010), hlm. 31-33 10Darji Darmodiharjo, dkk.,Santiaji Pancasila,(Surabaya: Usaha Nasional, 1970), hlm.73-74

(13)

perumusan pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu “Kuniaki Koiso” pada 7 September 1944. Lalu pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Usaha Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 1 Maret 1945 yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintah Indonesia Merdeka.

Organisasi yang beranggotakan 74 orang ( 67 orang Indonesia dan 7 orang Jepang) ini mengadakan sidang pertamanya pada 29 Mei 1945-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga orang, yaitu Muhammad Yamin, Prof. Soepomo, dan Ir. Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka bagi dasar negara Indonesia. Rumusan dasar pancasila seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-5 adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan soisal bagi seluruh rakyat Indonesia.

Setelah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, Belanda masih belum bisa mengakui kedaulatan Indonesia. secara umum terdapat fase waktu setelah kemerdekaan dibagi atas tiga yaitu orde lama, orde baru, dan orde reformasi.

DAFTAR PUSTAKA

Amran Ali. 2016.

Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi

, Jakarta: Rajagrafindo Persada Darmodiharjo darji dkk.. 1970.

Santiaji Pancasila,

Surabaya: Usaha Nasional

http:journal.unipma.ac.id. diakses pada Jumat, 16 Maret 2018 pkl. 10.57 WIB Hasan Nur. 2017.

Pendidikan Pncasila Di Perguruan Tinggi

. Semarang: Unissula Press Kaelan & Achmad Zubaidi. 2010.

Pendidikan Kewarganegaraai.

Yogyakarta: Paradigma

(14)

Sutoyo. 2011

Pendidikan Kewarganegaraan.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi syarat evaluasi administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan :

Tidak boleh diwakilkan, kecuali kuasa direktur yang mempunyai kewenangan untuk mewakili direktur sesuai tercantum dalam Akta Notaris pendirian dan atau Perubahan

Sedangkan dalam Penjelasan Pasal 6 ayat (1) diatas disebutkan bahwa ”Usaha kartu kredit merupakan usaha dalam kegiatan pemberian kredit atau pembiayaan untuk

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan

Selain itu, buku- buku cerita yang disiapkan untuk pelatihan, yang nantinya diberikan kepada mitra sebagai koleksi di ruang Kid’s zone dan ruang rawat anak mereka, adalah

[r]

Keterbukaan informasi yang efektif dan efisien merupakan bagian dari komitmen Mahkamah Agung dalam rangka reformasi birokrasi, bahkan Mahkamah Agung telah lebih dahulu

(2007) melaporkan, hasil penelitian menunjukkan apabila penyimpanan benih jagung dapat dilakukan pada kadar air yang rendah (di bawah 10%) maka daya berkecambahnya