• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA LISTRIK MAGNET,

GELOMBANG DAN OPTIK

JURUSAN S1 TEKNIK ELEKTRO

LABORATORIUM FISIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN

JAKARTA

KAMPUS :

Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Cengkareng

Jakarta Barat 11750

Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306

Nama : ……….…….……….….. NIM : ……….………....

(2)

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA LISTRIK MAGNET,

GELOMBANG DAN OPTIK

Oleh :

1. Aas Wasri Hasanah, S.Si., MT

2. Tony Koerniawan, ST, MT

3. Oktaria Handayani, ST, MT

4. Septianissa Azzahra, ST

LABORATORIUM FISIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN

JAKARTA

(3)

Tata Tertib Praktikum Fisika STT-PLN

1. Datang 15 menit sebelum praktikum.

2. Pada saat praktikum memakai pakaian rapih (pakaian berkerah, bersepatu dan menggunakan jas laboratorium).

3. Cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna). 4. Membawa kartu praktikum.

5. Mengerjakan tugas rumah.

6. Kartu praktikum hilang, lapor ke koordinator asisten (koordas) masing-masing. 7. Membawa alat tulis, milimeterblock, penggaris dan steples.

8. Nilai tes awal < 40 tidak dapat mengikuti praktikum.

9. Apabila ada alat praktikum yang rusak selama praktikum berlangsung tanggung jawab praktikan.

10. Selama praktikum tidak boleh keluar ruangan. 11. HP di silent.

12. Menjaga kebersihan dan ketertiban.

Apabila praktikan melanggar salah satu peraturan di atas maka asisten, koordinator asisten (koordas) dan instruktur Laboratorium Fisika berhak mengeluarkan praktikan.

Kepala Laboratorium Fisika

(4)

Contoh cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna) di kertas A4 :

Tugas Rumah Modul 1 Listrik Magnet

Amperemeter & Voltmeter

Laporan Praktikum Modul 1 Listrik Magnet

Amperemeter & Voltmeter Nama : NIM : Kelas : Kelompok : Jurusan : Tgl Praktikum : Laboratorium Fisika STT-PLN Jakarta 2014 Laboratorium Fisika STT-PLN Jakarta 2014 Nama : NIM : Kelas : Kelompok : Jurusan : Tgl Praktikum : Asisten : Berawarna

Contoh Lembar Tugas Rumah dan Laporan :

Format Laporan : 1. Judul

2. Tujuan

3. Alat-alat dan Perlengkapan 4. Teori 5. Cara Kerja 6. Data Pengamatan 7. Tugas Akhir 8. Analisa 9. Kesimpulan Marjianto 2013-11-039 Laboratorium Fisika STT-PLN 2 cm 2 cm 2 cm 1,5 cm

(5)

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA LISTRIK MAGNET

LABORATORIUM FISIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN

JAKARTA

(6)

E R (Variabel Resistor) RB A Gambar 1a E R (Variabel Resistor) RB V Gambar 1b + _ + _ + + _ _

MODUL I

VOLTMETER DAN AMPEREMETER

I. TUJUAN

1. Mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ). 2. Mengukur tahanan dalam voltmeter ( RV ) dan amperemeter ( RA ).

3. Mengenal daerah pengukuran voltmeter dan amperemeter.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Voltmeter. 2. Amperemeter. 3. Sumber tegangan ( DC ). 4. Bangku hambatan. 5. Kabel-kabel penghubung. 6. Variabel resistor. III. TEORI

A. Mengukur Kuat Arus Dan Beda Potensial

Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang dipasang seri ( gambar 1a ), sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara paralel ( gambar 1b ).

(7)

E R (Variabel Resistor) RB V Gambar 2a + _ + _ A + _ E R (Variabel Resistor) RB Gambar 2b + _ + _ V + _ A E R (Variabel Resistor) V Gambar 3a + _ + _ E R (Variabel Resistor) Gambar 3b + _ + _ RB A A

Bila digunakan pengukuran secara serempak, dilakukan seperti gambar 2a atau gambar 2b.

Dalam pengukuran ini salah satu alat menunjukkan hasil yang sebenarnya yaitu voltmeter pada gambar 2a dan amperemeter pada gambar 2b. Kesalahan ini dapat dikoreksi bila diketahui tahanan dalam dari alat.

B. Mengukur Tahanan Dalam 1. Amperemeter

Cara pertama ( gambar 3a ).

Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter ( I ), maka harga tahanan dalam amperemeter ( RA ) adalah :

I V

RA  ………..………...( 1 )

Cara kedua ( gambar 3b ).

Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum RB dipasang dan sesudah RB dipasang.

Bila arus yang terbaca pada amperemeter sebelum dan sesudah RB dipasang masing-masing

(8)

E R (Variabel Resistor) V Gambar 4a + _ + _ A E R (Variabel Resistor) Gambar 4b + _ + _ RB V B 2 2 1 A I I I R R   ………..……….( 2 ) 2. Voltmeter

Cara pertama ( gambar 4a ).

Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter ( I ), maka harga tahanan dalam voltmeter ( RV ) tersebut adalah :

I V V

R  ……...………...( 3 )

Cara kedua ( gambar 4b ).

Pengukuran dilakukan dua kali yaitu sebelum RB dipasang dan sesudah RB dipasang.

Bila tegangan yang terbaca pada voltmeter saat sebelum dan sesudah RB dipasang

masing-masing adalah V1 dan V2, maka :

B 2 2 1 V R V V V R   …………...………( 4 )

B. Mengubah Batas Ukur Amperemeter / Voltmeter

Amperemeter / voltmeter mempunyai batas ukur yang tertentu. Simpangan maksimum dari alat ini menunjukkan harga sesuai batas ukur. Bila ingin merubah batas ukur alat tersebut harus ditambahkan sebuah tahanan, yang dipasang secara pada amperemeter ( gambar 5b ) dan dipasang secara seri dengan voltmeter ( gambar 5a ).

(9)

A + _ + _ R1 + R2 _ V + _ Gambar 5a Gambar 5b

Untuk merubah batas ukur amperemeter dari I ampere menjadi n x I ampere, harus dipasang tahanan ( shunt ) sebesar : 1 n R R1 A   ……….………..( 5 )

Sedangkan untuk merubah batas ukur voltmeter dari V volt menjadi n x V volt, harus dipasang tahanan sebesar :

V 2 (n 1)R

R   …………...………..( 6 )

IV. DAFTAR PUSTAKA

Tyler F, A Laboratory Manual of Physics, 1967

V. TUGAS RUMAH

1. Dengan melihat cara ( letak ) pengukuran ( gambar 1a dan 1b ), bagaimana seharusnya tahanan dalam sebuah amperemeter dan voltmeter yang baik ( mendekati kebenaran pengukuran ) ? Jelaskan !

2. Dapatkah sebuah amperemeter dijadikan sebuah voltmeter ? Apakah syaratnya dan bagaimana rangkaiannya !

3. Turunkan persamaan ( 2 ) dan ( 4 ) ?

4. Sebenarnya persamaan ( 2 ) dan ( 4 ) kurang tepat. Apakah syaratnya dan bagaimana koreksinya ? Jelaskan !

(10)

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

* Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 1. Susun rangkaian seperti gambar 3a.

2. Atur sumber tegangan sehingga didapatkan arus tertentu. 3. Catat penunjukkan voltmeter dan amperemeter.

4. Ulangi langkah percobaan 2 dan 3 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ).

5. Susun rangkaian seperti gambar 3b, tetapi bangku hambatan ( RB ) belum dihubungkan.

6. Atur sumber tegangan sehingga didapat kuat arus tertentu. 7. Catat penunjukkan amperemeter.

8. Hubungkan RB, catat harga RB yang digunakan dan catat juga penunjukkan amperemeter.

9. Ulangi langkah percobaan 8 untuk beberapa harga RB yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ).

10. Susun rangkaian seperti gambar 4a.

11. Atur sumber tegangan untuk mendapatkan kuat arus tertentu. 12. Catat penunjukkan voltmeter dan amperemeter.

13. Ulangi langkah percobaan 11 dan 12 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ).

14. Susun rangkaian seperti gambar 4b, tetapi bangku hambatan ( RB ) belum dihubungkan.

15. Atur sumber tegangan untuk mendapatkan kuat arus tertentu. 16. Catat penunjukkan voltmeter.

17. Hubungkan RB, catat harga RB yang digunakan dan catat juga penunjukkan voltmeter.

18. Ulangi langkah percobaan 17 untuk beberapa harga RB yang berlainan ( ditentukan oleh asisten ).

19. Ukur tegangan sumber dengan alat presisi ( tanyakan asisten ). 20. Catat batas ukur dari amperemeter dan voltmeter.

(11)

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL I (VOLTMETER DAN AMPEREMETER)

KELOMPOK: P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

1. Mengukur tahanan dalam amperemeter

GAMBAR 3A No. V ( ) I ( ) R ( ) GAMBAR 3B

No. RB ( ) I tanpa RB ( ) I dengan RB ( )

Vsumber : Volt

2. Mengukur tahanan dalam voltmeter

GAMBAR 4A No. V ( ) I ( ) R ( )

(12)

GAMBAR 4B

No. RB ( ) V tanpa RB ( ) V dengan RB ( )

Vsumber : Volt V1 = V tanpa RB V2 = V dengan RB

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Hitung tahanan dalam dari amperemeter yang diselidiki dengan : a. Hasil percobaan dengan gambar 3a !

b. Hasil percobaan dengan gambar 3b !

2. Hitung tahanan dalam dari voltmeter yang diselidiki dengan : a. Hasil percobaan dengan gambar 4a !

b. Hasil percobaan dengan gambar 4b !

3. Dari hasil perhitungan pertanyaan no. 2a berilah koreksi terhadap hasil perhitungan pertanyaan no. 2b ( dengan diketahui tegangan sumber E ) !

4. Apakah besarnya harga koreksi tergantung pada harga RB ! Jelaskan !

5. Apakah hasil perhitungan pertanyaan 1b perlu dikoreksi mengingat besarnya kesalahan-kesalahan yang timbul dalam pengukuran ! Jelaskan !

6. Dari hasil perhitungan untuk RA yang didapat, berapakah harga tahanan shunt yang diperlukan untuk

merubah amperemeter yang dipakai menjadi amperemeter masing-masing dengan skala maksimum 50 mA, 500 mA dan 5 mA !

7. Hitung tahanan muka untuk voltmeter yang dipakai, bila batas ukur masing-masing dijadikan 10 volt, 50 volt dan 100 volt !

(13)

MODUL II

JEMBATAN WHEATSTONE

I. TUJUAN

Menentukan harga suatu hambatan dengan mempergunakan metoda “Jembatan Wheatstone”.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Sumber arus atau tegangan ( DC ). 2. Bangku hambatan ( resistor box ). 3. Komutator.

4. Galvanometer.

5. Dawai hambatan geser dengan mistar. 6. 3 hambatan yang akan ditentukan besarnya. 7. Kabel-kabel penghubung.

III. TEORI

Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri atas empat buah hambatan seperti yang terlihat pada gambar 1.

Dalam prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat A-B seperti pada gambar 2.

Gambar 1. Skema Jembatan Wheatstone

RB RX R1 R2 G I1 I4 I2 I3 A B C D

(14)

Dimana ; ST : sumber tegangan dc C. K : komutator

RB : hambatan yang diketahui ( berupa bangku hambatan )

RX : hambatan yang harus dicari harganya

G : galvanometer

L = A-B : kawat hambatan lurus pada mistar

G A B RB RX + -C D K + -+ + -L1 L2 3 4 I3 I4 ST A B L1 L2 Mistar :

Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone

Jika jarum galvanometer ( G ) menunjuk nol, berarti tidak ada arus yang melalui G. Jadi tidak ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :

D

C V

V  ………...………... ( 1 )

Maka akan didapat persamaan :

B 1 2 X R R R R  ……….………...… ( 2 )

(15)

Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka persamaan ( 2 ) menjadi : B 1 2 X R A L A L R    Atau B 1 2 X LL R R  ……….……… ( 3 )

Di sini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L2 dan L1, atau

panjang kawat antara BD dan AD.

Bila letak RB dan RX ditukar maka berlaku persamaan :

B 2 1 X LL R

R  ……….……… ( 4 )

IV. DAFTAR PUSTAKA

Blocmen, A. F. P, H. dan Mesritz, A.D. Alat-alat ukur listrik dan rangkaiannya

V. TUGAS RUMAH

1. Apa bunyi hukum Kirchoff ? 2. Apa bunyi hukum Ohm ?

3. Buktikan rumus ( 2 ) dan ( 4 ) dengan analisa hukum-hukum di atas ( sertakan juga gambar rangkaiannya ) !

4. Buktikan bila kawat ukur serba sama, maka didapat persamaan seperti di bawah ini !

1 R R L L 2 1 2

5. Apa guna galvanometer ? Jelaskan prinsip kerjanya !

6. Apa yang dimaksud dengan rangkaian seri dan paralel ? Gambar rangkaiannya dan berilah tanda kutub-kutub negatif dan positif ! Bagaimana mencari hambatan penggantinya !

7. Apa guna komutator ? Jelaskan cara kerjanya !

(16)

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).

2. Susun rangkaian seperti pada gambar ( 2 ), komutator K tetap terbuka dan belum dihubungkan dengan sumber arus.

3. Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten, barulah komutator dihubungkan dengan sumber arus. 4. Tentukan besar hambatan resistor box.

5. Arus mula-mula dipasang minimum dengan cara mengatur hambatan pengatur yang ada di dalam sumber arus atau tegangan yang terkecil.

6. Buat arus menjadi lebih besar sedikit demi sedikit, atur kontak geser D sehingga galvanometer menunjukkan angka nol.

7. Catat panjang L1 dan L2.

8. Ganti arah arus dengan mengubah kedudukan komutator K. Ulangi langkah percobaan 4 s/d 6. 9. Tukar letak RB dan RX ( RB terletak pada tempat RX semula ).

10. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 6 untuk kedudukan ini. 11. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk RX yang lain.

12. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk tiga RX yang dihubung seri.

(17)

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL II (JEMBATAN WHEATSTONE)

KELOMPOK : P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

Sisi Tahanan RB

Kedudukan D RX (Ω)

Sebelum Komutasi Sesudah Komutasi Sebelum Sesudah Sisi Sisi (Ω) L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm) Komutasi Komutasi

I II III IV V VI VII VIII IX

RB RX1 RX1 RB RB RX2 RX2 RB RB RX3 RX3 RB RB RXseri RXseri RB RB RXparalel RXparalel RB

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Gambarlah rangkaian Jembatan Wheatstone !

2. Hitung harga masing-masing RX dengan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) !

3. Hitung RX dalam keadaan seri menurut teori ( rumus rangkaian seri ) !

4. Hitung RX dalam keadaan paralel menurut teori ( rumus rangkaian paralel ) !

5. Hitung RX dalam keadaan seri menurut hasil percobaan dengan persamaan

( 3 ) dan ( 4 ) !

6. Hitung RX dalam keadaan paralel menurut hasil percobaan dengan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) !

7. Bandingkan hasil pertanyaan no. 3 dengan pertanyaan no. 5 ! 8. Bandingkan hasil pertanyaan no. 4 dengan pertanyaan no. 6 !

9. Jika sumber arus diperbesar, ketelitian akan menjadi besar. Mengapa demikian ? Jelaskan !

(18)

MODUL III

RESONANSI LISTRIK

I. TUJUAN

1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolak-balik. 2. Menentukan besar tahanan dan induksi diri dari pada induktor.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Sumber tegangan ( AC ).

2. Induktor ( kumparan pemadam ). 3. Bangku kapasitor.

4. Multitester. 5. Amperemeter AC.

6. Kabel-kabel penghubung.

III. TEORI

A. Arus dan Tegangan Sinusoida

Arus bolak-balik adalah arus yang bergantung pada waktu, bentuk umumnya merupakan fungsi sinusoida sehingga disebut arus sinusoida. Arus sinusoida ( fungsi cos / sin ) dapat dituliskan sebagai :

I = Im sin ( t + o )

Dimana : I : arus sesaat Im : arus maksimum

( t + o ) : fasa

 : frekuensi sudut

Sedangkan untuk tegangan dapat dituliskan sebagai :

V = Vm sin ( t + o )

Dimana : V : tegangan sesaat Vm : tegangan maksimum

(19)

B. Fasor Keluaran R, L dan C

Dalam analisa rangkaian umumnya digunakan diagram fasor ( phase vector ). Sesuai namanya maka arus atau tegangan dianggap sebagai besaran vektor fasa. Amplitudo sebagai besarnya sedangkan fasa sebagai sudut simpangnya. Penyederhanaan dapat dilakukan dengan peninjauan sudut t = 0, selanjutnya kita analisa tegangan keluaran dari R, L dan C jika dialiri arus sinusoida.

1. Resistor ( R )

Jika arus I = Im cos ( t ) dialiri pada resistor, maka tegangan keluaran VR dapat dianalisa

dengan :

VR = I R = Im R cos ( t ) = Vm cos ( t )

Dimana :

Vm = Im R

Terlihat bahwa fasor keluaran VR sefasa dengan masukannya.

2. Induktor ( L )

Jika arus I = Im cos ( t ) dialiri pada induktor, maka tegangan keluaran VL dapat dianalisa

dengan hukum Faraday :

VL = -  = L dt di = - Im L cos ( t ) VL = Im L cos ( 2 t  ) = Vm cos ( 2 t  ) Dimana : Vm = Im L = Im XL VR I Diagram fasor : Gambar 1 R

(20)

Terlihat bahwa fasor keluaran VL tertinggal

2 

dari masukan.

3. Kapasitor ( C )

Jika arus I = Im cos ( t ) dialiri pada kapasitor, maka tegangan keluaran VC dapat dihitung

dengan :    i dt C 1 C Q V VC = Im C 1  sin ( t ) = Im XC cos ( t 2    ) VC = Vm cos ( 2 t  ) Dimana : Vm = Im XC

Terlihat bahwa fasor keluaran VC mendahului

2 

dari masukan.

C. Rangkaian Seri K ( R, L ) dan C

Gambar 2 Diagram fasor : VL I L I VC Diagram fasor : Gambar 3 C

(21)

L R C

mA AC

A B

Gambar 4. Rangkaian seri K(R,L) dan C K

Gambar 4 menunjukkan sebuah rangkaian listrik arus bolak-balik dengan susunan seri terdiri sebuah sumber tegangan arus bolak-balik, bangku kapasitor ( C ), induktor ( L ) dengan hambatan dalam ( R ) dan sebuah milliamperemeter ( mA ).

Tegangan keluaran VAB = VR + VL + VC. Jika masukannya I = Im cos ( t ), maka tegangan

keluarannya : VAB = Z Im cos ( t +  ) Dengan : 2 2 ) C 1 L ( R Z      R ) C 1 L ( tan 1       ………..………. ( 1 )

Jadi jika masukan tegangannya adalah E ( besarnya tegangan efektif ) dan  ( besarnya frekuensi sudut ) dari sumber tegangan arus bolak-balik, maka besarnya arus efektif I yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah :

2 2 eff ) C 1 L ( R E I      ……… ( 2 )

Dimana : R : besarnya tahanan ( ohm atau  )

L : besarnya induksi diri dari induktor ( henry atau H ) C : besarnya kapasitansi dari kapasitor ( farad atau F )

(22)

I : kuat arus ( ampere atau A ) E : tegangan ( volt atau V )

 : frekuensi sudut ( rad/s )

Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan didapat harga I yang mencapai harga maksimum. Harga arus maksimum itu dicapai pada saat harga :

L 1 C 2   ………...………...……… ( 3 )

Dan besarnya kuat arus :

R E

Imaks  ………...………...…………. ( 4 )

Rangkaian listrik dimana I mencapai maksimum dan harga

L 1 C

2

 , disebut dalam keadaan

resonansi seri.

D. Rangkaian Paralel K ( R, L ) dan C

L R

C

mA AC

Gambar 5. Rangkaian paralel K(R,L) dan C K

Gambar 5 menunjukkkan sebuah rangkaian arus bolak-balik dengan susunan paralel antara induktor beserta hambatannya ( K ) dengan kapasitor ( C ), kemudian disusun seri dengan milliamperemeter

(23)

ke sumber tegangan arus bolak-balik. Jika E tegangan efektif dari sumber tegangan, dengan cara serupa maka kuat arus efektifnya adalah :

2 2 2 2 2 2 L R C L 2 1 C E I        ………...………… ( 5 )

Jika C diubah-ubah besarnya, maka akan didapat harga I yang mencapai harga minimum. Harga arus minimum itu dicapai pada saat harga :

L R L 1 C 2 2   ………...………...………… ( 6 )

Dan besarnya kuat arus :

2 2 2 min L R R E I    ………...………. ( 7 )

Seperti halnya pada rangkaian seri, maka pada saat arus mencapai harga minimum, rangkaian disebut dalam keadaan resonansi paralel.

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Sears-Zemansky, College Physics, Add. Wesley, 1960 2. Sears, Electricity and Magnetism

3. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics

V. TUGAS RUMAH

1. Apa yang dimaksud dengan resonansi listrik ?

2. Apa yang dimaksud dengan reaktansi induktif ? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana persamaannya !

3. Apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif ? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana persamaannya !

4. Apa yang dimaksud dengan impedansi ? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana persamaannya !

(24)

5. Turunkan persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) dengan pertolongan fasor beda tegangan R, L dan C yang dihubungkan secara seri ?

6. Turunkan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) dari persamaan ( 2 ) ?

7. Jika harga C besar sekali, bagaimana harga kuat arus I pada rangkaian seri dan bagaimana pula untuk rangkaian paralel ?

8. Jika harga C sama dengan nol, bagaimana harga I pada rangkaian seri dan bagaimana pula untuk rangkaian paralel ?

9. Turunkan persamaan ( 5 ) dengan pertolongan diagram fasor kuat arus untuk rangkaian paralel dan beda potensial untuk rangkaian seri untuk R dan L ?

10. Turunkan persamaan ( 6 ) dan ( 7 ) dari persamaan ( 5 ) ?

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

* Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). Catatan :

1. Pada percobaan ini tidak digunakan hambatan R yang khusus, melainkan R diambil dari kumparan induktornya ( induktor terdiri dari kumparan kawat dengan inti besi ).

2. Rangkaian bangku kapasitor biasanya seperti :

Jadi dengan menyusun paralel kapasitansinya dijumlahkan dari masing-masing kapasitor yang terpakai. Ada pula bangku kapasitor putar dimana kapasitansinya langsung jumlah tiap-tiap penunjukkan pemutarnya.

3. Pada setiap pengukuran baik arus searah maupun arus bolak-balik, selalu dipergunakan batas ukur

yang terbesar kemudian berturut-turut dikecilkan. Demikian pula untuk tegangan.

Pengukuran :

1. Ukur hambatan dalam dari induktor dengan multitester.

2. Bila ada ukurlah frekuensi tegangan bolak-balik dengan alat pengukur frekuensi lidah, bila tidak ada alat tersebut ambil saja 50 Hz.

3. Susun rangkaian seperti gambar 4. Sebelum dihubungkan dengan jala-jala listrik, laporkan dulu

pada asisten.

4. Amati dan catat kuat arus I untuk beberapa harga C dimulai dengan nol sampai harga C terbesar ( tanya asisten ).

C1 C2 C3 C4

(25)

5. Pada suatu harga I tertentu, amati tegangan bolak-balik ujung-ujung tiap komponen dan tegangan output transformator.

6. Susun rangkaian seperti gambar 5. Ulangi langkah percobaan pengukuran 4 s/d 5.

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL III (RESONANSI LISTRIK)

KELOMPOK : P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

No.

E RLC seri E RL paralel C

(Volt) C ( F)

I

(Ampere) Keterangan (Volt) C ( F)

I (Ampere) Keterangan Vin = Vin = VC = VC = VL = VL = VR = VR = Rind = Rind = Vin = Vin = VC = VC = VL = VL = VR = VR = Rind = Rind =

(26)

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Buat grafik antara kuat arus I terhadap kapasitansi C untuk rangkaian seri ! 2. Demikian pula untuk rangkaian paralel !

3. Berdasarkan grafik di atas, tentukanlah harga-harga C resonansi dan I resonansi untuk rangkaian seri dan paralel !

4. Berapakah besar hambatan dalam dari induktor !

5. Hitung hambatan dalam R dan induktansi L dari induktor dengan menggunakan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) untuk resonansi seri dan persamaan

( 6 ) dan ( 7 ) untuk resonansi paralel !

6. Bandingkan harga R yang didapat dari hasil perhitungan pertanyaan no. 4 dengan pertanyaan no. 5 ! Jelaskan !

7. Dengan persamaan ( 5 ) tunjukkan bahwa grafik mendekati garis lurus, untuk harga C lebih besar dari pada C resonansi !

8. Sesuaikan pengamatan anda dengan hasil pertanyaan no.7 !

9. Pada tiap-tiap pengukuran selalu terjadi penurunan tegangan. Jelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi !

(27)

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA

GELOMBANG DAN OPTIK

LABORATORIUM FISIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN

JAKARTA

(28)

MODUL I

KECEPATAN SUARA DI UDARA

( RESONANSI GELOMBANG BUNYI )

I. TUJUAN

1. Memahami peristiwa resonansi gelombang suara.

2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara. 3. Menentukan frekuensi garpu tala.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Tabung berskala beserta reservoir air.

2. Garpu-garpu tala dengan satu diantaranya diketahui frekuensinya. 3. Pemukul garputala.

4. Jangka sorong.

III. TEORI

Suatu gelombang diam ( standing wave ) merupakan perpaduan dua gelombang berlawanan arah yang terjadi pada suatu gelombang simpangan atau gelombang tekanan. Untuk mudahnya pandanglah gelombang diam pada gelombang simpangan.

Dalam suatu tabung ujung yang tertutup merupakan simpul, karena pada ujung ini molekul-molekul udara tidak dapat bergerak bebas. Sedangkan ujung tabung yang terbuka merupakan perut karena pada ujung-ujung ini molekul udara dapat bergerak dengan bebas. Oleh karena itu dalam peristiwa resonansi dalam tabung udara, panjang tabung merupakan kelipatan dari ¼ .

L

L

(29)

L = ( 2n + 2 ) (

4 1

) Kedua ujung terbuka………...……….…. ( 1 )

L = ( 2n + 1 ) (

4 1

) Satu ujung tertutup………...………. ( 2 ) n = 0, 1, 2, 3, …

Sebenarnya perut simpangan tidak tepat pada ujung pipa, tetapi pada suatu jarak e =  0,6 R di luar pipa ( dimana R : jari-jari pipa ).

Jadi rumus di atas menjadi :

L = ( 2n + 2 ) (

4 1

) – 2e Kedua ujung terbuka………...…....….. ( 3 )

L = ( 2n + 1 ) (

4 1

) – e Satu ujung tertutup………...……...… ( 4 ) n = 0, 1, 2, 3, …

Karena,  =

f

v

Dimana : v : kecepatan suara ( m/s )

f : frekuensi / bilangan getar ( Hz )

Maka rumus di atas menjadi :

L

e e

L e

(30)

L = ( 2n + 2 ) (

f

4 v

) – 2e Kedua ujung terbuka………...……... ( 5 )

L = ( 2n + 1 ) (

f

4 v

) – e Satu ujung tertutup…………...…….… ( 6 ) n = 0, 1, 2, 3, …

Dengan membuat grafik L dan n ( L sebagai fungsi dari pada n ), maka : a. Bila diketahui n, dapat dihitung v dan e

b. Sebaliknya bila v sudah diketahui, maka n dapat dihitung ( setelah dikoreksi dengan e )

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Tyler, A Laboratory Manual of Physics, 1967 2. Sears-Zemansky, College Physics

3. Sutrisno, Fisika Dasar : Gelombang dan Optik, 1984

V. TUGAS RUMAH

1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi ( f ) dan periode ( T ) ? 2. Apa yang dimaksud dengan getaran ?

3. Apa yang menyebabkan benda dapat bergetar ? 4. Apa yang dimaksud dengan gelombang ?

5. Sebutkan macam-macam gelombang menurut arah rambatnya ? Jelaskan dan gambarkan ! 6. Sebutkan macam-macam gelombang menurut sumber terjadinya ? Jelaskan !

7. Apa yang dimaksud dengan gelombang ?

8. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang, dan tuliskan arti setiap simbol atau notasi yang anda gunakan ?

9. Tuliskan hubungan dan perumusan fungsi gelombang tekan dan fungsi gelombang simpangan pada gelombang bunyi ?

(31)

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Ukurlah diameter dalam dari tabung gelas.

3. Aturlah letak permukaan air dalam tabung gelas ( pada skala tabung gelas ) dengan cara mengatur reservoir air , usahakan agar permukaan air di dalam tabung tinggi, dekat dengan ujung atas tabung. 4. Pukullah salah satu garpu tala ( misalnya yang diketahui frekuensinya ). Untuk menjamin keamanan

tabung gelas, lakukanlah pemukulan ini jauh dari tabung.

5. Dekatkanlah garpu tala yang bergetar itu pada ujung atas tabung gelas ( tidak menyentuh ujung atas tabung gelas ).

6. Turunkan permukaan air ( dengan cara menurunkan reservoir air ) dengan perlahan-lahan sampai terjadi resonansi ( terdengar suara yang sangat keras ).

7. Untuk satu garpu tala, carilah semua tempat resonansi yang mungkin sepanjang tabung gelas.

8. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk memastikan letak resonansi pada tabung gelas, catat letak resonansi ( pada skala berapa ).

9. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 8 untuk beberapa garpu tala yang lain.

Tabung gelas berskala Garpu tala

Pemukul

Reservoir air

(32)

DATA PENGAMATAN

MODUL I (KECEPATAN SUARA DI UDARA)

KELOMPOK : P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

No S (cm) X1 (cm) X2 (cm) X3 (cm) X Rata-rata (cm) 1 2 3 4 5

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Hitung faktor koreksi e dari diameter tabung gelas !

2. Buat grafik antara L ( panjang kolom udara ) dan n ( n = 0, 1, 2, 3, … ) untuk tiap-tiap garpu tala ! 3. Untuk garpu tala yang f -nya diketahui, hitunglah harga v !

4. Untuk garpu tala yang f -nya tidak diketahui, dengan nilai e dari no.1 dan nilai v dari no.3, hitunglah harga f !

5. Hitung harga v dengan rumus termodinamika ! v = ( M RT  )0,5 Dimana  = 1,4 R = 8314 T : suhu ( K ) = ( t C + 273 ) K M ( udara ) = 29

6. Hitung harga v dengan rumus di bawah ! v = 331 ( 1 +

273 C t

)0,5 m/s

(33)

MODUL II

RUMUS-RUMUS LENSA

IX. TUJUAN

1. Menentukan jarak fokus lensa tunggal. 2. Mengenal cacat bayangan aberasi.

X. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Bangku optik.

2. Celah sebagai benda ( berupa anak panah ). 3. Lampu.

4. Layar.

5. Lensa positif kuat ( ++ ) dan positif lemah ( + ). 6. Lensa negatif ( - ).

XI. TEORI

1. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif

Sebuah benda PQ diletakkan di depan lensa positif, dan bayangan P’Q’ yang terbentuk di belakang lensa dapat diamati pada sebuah layar. Jika M adalah perbesaran bayangan dari segitiga POQ dan P’OQ’, sudut POQ = P’OQ’ maka :

M S S' PQ Q' P'   ……….………...………. ( 1 ) Q P’ P Q’ O S S’ F f + Benda Layar Gambar 1

(34)

Jarak fokus lensa dapat dihitung dengan persamaan : SS' S S' f 1   atau M 1 S' f   ………...……… ( 2 )

Cara lain untuk menentukan jarak fokus lensa positif adalah dengan cara Bessel ( lihat gambar 2 ).

Pada suatu jarak benda dan layar yang tertentu dapat diperoleh bayangan yang diperbesar dan diperkecil hanya dengan menggeser lensa saja. Maka jarak fokus :

4L e L

f 2  2 ………...………...………….. ( 3 )

Dimana : f : jarak fokus lensa L : jarak benda ke layar

e : jarak antara kedudukan lensa dimana didapat bayangan yang diperbesar dan diperkecil ( pada kedudukan tersebut berlaku S1 = S2’ dan S2 = S1’ )

Benda Layar I II S1 S2 S1’ S2’ e L Gambar 2

(35)

2. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif

Lensa negatif hanya dapat membentuk bayangan nyata dari bayangan maya, untuk itu dipergunakan lensa positif untuk membentuk bayangan nyata. Bayangan pada layar yang dihasilkan oleh lensa positif merupakan benda untuk lensa negatif. Jarak lensa positif ke layar mula-mula ini merupakan jarak benda S ( gantikan posisi layar dengan lensa negatif ). Jika layar digeser akan membentuk bayangan yang jelas pada layar, maka jarak lensa negatif ke layar merupakan jarak bayangan S’. Jarak fokusnya dapat dihitung dengan persamaan :

SS' S S' f 1   ……….. ( 4 )

3. Menentukan Jarak Fokus Lensa Gabungan Untuk lensa gabungan berlaku persamaan :

2 1 f 1 f 1 f 1   ………..…………...………. ( 5 )

Jadi bila f1 dan f2 diketahui, maka f dapat dicari, dengan asumsi bahwa tidak ada celah diantara

kedua lensa.

XII. DAFTAR PUSTAKA

1. Tyler, Edward Arnold, A Laboratory Manal Physics, 1967 2. Sears-Zemansky, College Physics, Add. Welswy, 1960 3. Sutrisno, Fisika Dasar : Gelombang dan Optik, 1984

XIII. TUGAS RUMAH

1. Tuliskan hubungan antara perbesaran dan jarak bayangan ? Benda

++ - I II

Layar

(36)

2. Bagaimanakah sifat dari lensa negatif ?

3. Gambarkan 3 sinar istimewa pada lensa negatif ? Jelaskan ! 4. Bagaimanakah sifat dari lensa positif ?

5. Gambarkan 3 sinar istimewa pada lensa positif ? Jelaskan ! 6. Turunkan persamaan ( 2 ) ?

7. Turunkan persamaan ( 5 ) ?

8. Apakah yang dimaksud dengan aberasi kromatis ? 9. Apakah yang dimaksud dengan astigmatisme ?

XIV. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

* Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). A. Menentukan Fokus Lensa Positif Dengan Perbesarannya

1. Susun pada bangku optik berturut-turut celah bercahaya ( benda ), lensa positif dan layar. 2. Pertama kali gunakan lensa positif kuat ( ++ ).

3. Ukur jarak celah bercahaya ( benda ) ke lensa

4. Atur layar sehingga diperoleh bayangan yang nyata dan jelas pada layar. 5. Ukur jarak lensa ke layar ( bayangan ).

6. Hitung perbesarannya.

7. Lakukan ini untuk beberapa kali untuk jarak benda yang berlainan. 8. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 7 untuk lensa positif lemah ( + ).

B. Menentukan Fokus Lensa Positif Dengan Rumus Bessel 1. Susun seperti langkah A.1. di atas.

2. Pertama kali gunakan lensa positif kuat ( ++ ).

3. Atur jarak benda dan layar pada suatu jarak tertentu, catat jaraknya.

4. Geser lensa sehingga didapat bayangan yang diperbesar ( kedudukan I ), catat kedudukan ini. Lampu Celah benda Lensa ++ Lensa + Lensa -Layar Gambar 4

(37)

5. Geser lensa ke arah layar maka akan terjadi bayangan yang diperkecil ( kedudukan II ), catat kedudukan ini.

6. Ulangi percobaan ini.

7. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk lensa positif lemah ( + ). C. Menentukan Jarak Fokus Lensa Gabungan

1. Gunakan data hasil percobaan A dan B.

2. Hitung fokus lensa gabungan dengan menggunakan persamaan ( 5 ), dengan jarak fokus lensa positif kuat ( ++ ) adalah f1 dan jarak fokus lensa positif lemah ( + ) adalah f2.

D. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif

1. Susun pada bangku optik celah bercahaya ( benda ), lensa positif kuat ( ++ ) dan layar. Atur lensa sehingga didapat bayangan nyata dan jelas. Catat jarak layar terhadap lensa positif kuat ( ++ ).

2. Gantikan posisi layar dengan lensa negatif ( - ).

3. Atur layar untuk memperoleh bayangan sejati. Catat jarak kedudukan lensa negatif dan layar. 4. Ulangi langkah percobaan 1 s/d 3 beberapa kali.

XV. DATA PENGAMATAN

MODUL II (RUMUS-RUMUS LENSA)

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :

JURUSAN : Tawal : Takhir :

A. MENENTUKAN LENSA POSITIF DENGAN PERBESARANNYA

No S + (cm) S' + (cm) S ++ (cm) S' ++ (cm) M + M ++ 1 2 3 4 5

(38)

B. MENENTUKAN FOKUS LENSA DENGAN RUMUS BESSEL

No

Kedudukan I Kedudukan II Kedudukan I Kedudukan II S1 + (cm) S'1 + (cm) S1 + (cm) S'1 + (cm) S1 ++ (cm) S'1 ++ (cm) S1 ++ (cm) S'1 ++ (cm) 1 2 3 4 5

C. MENENTUKAN JARAK FOKUS LENSA NEGATIF

No L (cm) S (cm) S' (cm) 1 2 3 4 5

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

XVI. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Gambarkan susunan benda, lensa dan layar untuk semua percobaan yang anda lakukan !

2. Hitung jarak fokus lensa positif kuat ( ++ ) dan lensa positif lemah ( + ) dengan persamaan ( 2 ) ! 3. Hitung jarak fokus lensa positif kuat ( ++ ) dan lensa positif lemah ( + ) dengan rumus Bessel ! 4. Bandingkan hasil pertanyaan no. 2 dan no. 3 ! Jelaskan mana yang lebih baik !

5. Hitung jarak fokus lensa gabungan dengan menggunakan hasil perhitungan pertanyaan no. 2 dan 3 ! 6. Hitung jarak fokus lensa negatif !

(39)

MODUL III

CINCIN NEWTON

XVII. TUJUAN

1. Mengamati dan memahami peristiwa gelombang cahaya.

2. Menentukan panjang gelombang cahaya monokromatik ( bila jari-jari kelengkungan lensa diketahui ) atau mengukur kelengkungan lensa dengan menggunakan cincin Newton.

XVIII. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Sumber cahaya monokromatik. 2. Celah sumber cahaya.

3. Lensa plankonveks. 4. Keping gelas planparalel.

5. Teropong geser yang disertai nonius. 6. Kaca dengan cermin beserta statipnya.

XIX. TEORI

Lensa palnkonveks L diletakkan di atas keping gelas planparalel G, maka diantara L dan G terbentuk lapisan udara. Jika berkas cahaya yangg sejajar dan monokromatik datang tegak lurus pada permukaan yang datar dari lensa L, maka antara cahaya yang dipantulkan di P dan di Q akan terjadi interferensi. Interferensi tersebut dapat saling memperkuat ( konstruktif ) atau saling melemahkan ( destruktif ). Hal ini tergantung dari beda fasa dari cahaya-cahaya yang dipantulkan di P dan di Q. Beda fasa ini disebabkan karena adanya selisih lintasan dari cahaya yang dipantulkan di Q.

R O L G Q P dK XK Cahaya Gambar 1

(40)

Interferensi yang konstruktif menghasilkan cincin-cincin yang terang, sedangkan interferensi yang destrtuktif menghasilkan cincin-cincin yang gelap dan disebut dengan cincin Newton.

Untuk cincin-cincin yang gelap harus dipenuhi persamaan :

2dk = k………..………...…… ( 1 )

Untuk cincin-cincin yang terang harus dipenuhi persamaan : 2dk = ( 2k + 1 )

2 

………..……… ( 2 )

Dimana : k : orde dari cincin dimulai dari titik O = 0, 1, 2, 3, … dk :tebal lapisan udara pada cincin ke-k

 : panjang gelombang sinar cahaya

2R X X d k

k

k , persamaan ( 1 ) dapat dituliskan sebagai berikut :

Xk2 = kR………...…...…….. ( 3 )

Dimana Xk adalah jari-jari cincin-cincin gelap yang ke-k. Untuk menghitung dengan teliti dapat dipakai

selisih jari-jari 2 buah cincin, misalnya cincin yang ke-k dan cincin yang ke ( k + 4 ), maka didapatkan :

4R X ) 4 X ( 2 k 2 k    ………...………...…… ( 4 )

Xk dan Xk + 4 dapat diukur, dan jika R diketahui maka  dapat dihitung ( sebaliknya bila yang diketahui

, maka R dapat dihitung ).

XX. DAFTAR PUSTAKA

(41)

XXI. TUGAS RUMAH

1. Buktikan persamaan ( 1 ) ? 2. Buktikan persamaan ( 2 ) ? 3. Buktikan persamaan ( 3 ) ?

4. Jika lapisan udara antara lensa L dan keping gelas G diganti dengan lapisan zat cair dengan indeks bias n, bagaimanakah bentuk persamaan ( 2 ) dan ( 3 ) ?

5. Pada pusat O ( lihat gambar 3 ) terjadi interferensi yang konstruktif atau destruktif ? terangkan ! 6. Bagaimana bentuk persamaan ( 4 ) untuk harga kombinasi lain, misalnya k dengan ( k + 3 ) dan

sebagainya ?

7. Berapa panjang gelombang sinar kuning lampu natrium dan apa satuannya ? 8. Jelaskan perbedaan cahaya monokromatik dan polikromatik !

XXII. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ). 2. Susunlah alat-alat percobaan seperti gambar 2.

3. Nyalakan lampu Natrium yang dipergunakan sebagai sumber cahaya monokromatik.

4. Aturlah teropong supaya dapat dipergunakan untuk mengamati benda yang terletak ditempat tak terhingga, terlihat dengan jelas.

5. Aturlah letak cermin agar sinar-sinar datang pada permukaan datar dari lensa L betul-betul tegak lurus. Amati dulu tanpa teropong, apakah telah terbentuk cincin Newton.

6. Aturlah letak teropong agar dapat digunakan untuk mengamati cincin dengan jelas. 7. Usahakan agar cincin-cincin itu tengahnya berada di tengah-tengah daerah ukur teropong.

(42)

8. Pada kedudukan alas yang tetap, geserkan teropong dengan uliran yang tersedia sedemikian sehingga garis silang teropong berimpit dengan tepi kiri cincin paling kiri yang akan diamati.

9. Geser teropong dengan uliran sehingga garis silang teropong berimpit dengan tepi kiri cincin berikutnya. Dan seterusnya !

10. Dengan arah pergeseran yang tepat ke kanan, amati sekarang tepi kanan dari cincin yang sama. Catat kedudukan-kedudukan ini.

11. Ulangi lagi pengukuran seperti langkah percobaan 8 s/d 10, sekarang mulai dari tepi kanan cincin. Pengukuran dari kiri ke kanan dipisahkan dari pengukuran kanan ke kiri ! Tanyakan pada asisten berapa jumlah cincin gelap yang harus diukur.

12. Carilah literatur panjang gelombang Natrium. 13. Lengkapilah tabel pengamatan dan perhitungannya.

Catatan :

Karena alat ukur / nonius sedikit longgar, maka kalau sekrup diputar sedikit teropong belum berpindah. Tidak mungkin membuat alat sederhana yang sangat teliti. Jadi dalam pengukuran hendaknya dilakukan dengan menggeser nonius hanya satu arah.

Pengamat Cermin datar

Teropong ukur

Celah kolimator

Lampu Na Lensa L

Keping gelas G

Cermin interferensi yang tampak dari atas lensa

(43)

XXIII. DATA PENGAMATAN

MODUL III (CINCIN NEWTON)

KELOMPOK : P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

 Kedudukan pusat cincin O =

Cicin ke- tepi kiri tepi kanan 2 Xk Xk Xk 2 Xk+4 - Xk2 R 3 7 4 8 5 9

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

XXIV. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Hitung diameter tiap-tiap cincin yang diamati ! 2. Hitung jari-jari tiap-tiap cincin !

3. Ambil pasangan-pasangan cincin, misalnya cincin ke : k dengan k + 4

k +1 dengan k + 5

k + 2 dengan k + 6, dan seterusnya

Kemudian hitung jari-jari kelengkungan lensa untuk masing-masing pasangan dengan persamaan ( 4 ). Gunakan tabel di atas untuk 1, 2 dan 3 !

4. Hitung rata-rata jari-jari kelengkungan lensa !

5. Apakah akibatnya bila sinar-sinar datang tidak tegak lurus pada permukaan datar dari lensa L ! Jelaskan !

6. Jika pada percobaan ini digunakan sinar putih, apakah yang akan terjadi ! Jelaskan ! 7. Mengapa cincin ke-0, 1, 2 dan 3 tidak digunakan dalam percobaan ini ! Jelaskan !

8. Apa akibatnya bila pengamatan dilakukan dengan menggeser teropong ke arah kiri kemudian ke arah kanan !

(44)

SUBMODUL III

SPEKTROMETER SEDERHANA

I. TUJUAN

Menentukan panjang gelombang spektrum gas.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Spektrometer lengkap ( terdiri dari kolimator, teropong, jarum penunjuk skala, meja ). 2. Prisma.

3. Sumber cahaya ( lampu Hg ).

4. Sistem tegangan tinggi untuk lampu.

III. TEORI

Bila suatu sinar ( cahaya ) datang pada salah satu sisi prisma maka akan terjadi penguraian warna. Gejala ini disebut dengan dispersi cahaya. Hal ini dapat diamati melalui spektrometer.

Keterangan gambar :

S : sumber cahaya ( lampu Hg ) P : prisma

t : celah M : meja spektrometer C : kolimator T : teropong

Sumber cahaya yang digunakan berupa lampu gas yang diberi tegangan tinggi sehingga lampu akan memancarkan sinar-sinar dengan panjang gelombang yang spesifik tergantung jenis gas yang digunakan.

Dengan meletakkan lampu gas ( lampu Hg ) di depan kolimator, maka sinar akan menuju ke arah salah satu prisma, akan membentuk spektrum pada sisi lain. Spektrum ini dapat diamati melalui teropong dan diketahui kedudukannya ( melalui skala ).

S

C P T

M t

(45)

Bila spektrum diketahuhi panjang gelombangnya maka spektrometer dapat dikalibrasi, sehingga spektrum dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang spektrum zat yang belum diketahui.

III. DAFTAR PUSTAKA

Sears-Zemansky, College Physics

IV. TUGAS RUMAH

1. Apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya ?

2. Jelaskan dan gambarkan proses terjadinya spektrum cahaya pada prisma ? 3. Apa yang dimaksud dengan dispersi cahaya ?

4. Sebutkan contoh dari dispersi cahaya ? 5. Apakah fungsi kolimator ?

V. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).

2. Atur letak lampu di belakang celah kolimator supaya sinar dapat sampai ke prisma. 3. Nyalakan sumber cahaya ( lampu Hg ).

4. Atur letak dan lebar celah kolimator agar spektrum yang terjadi cukup tajam dan spektrum tampak bersama-sama dengan pembagian skala.

5. Atur posisi prisma sehingga didapat spektrum.

6. Jangan mengubah kedudukan prisma terhadap meja spektrum, hanya teropong yang berubah kedudukannya.

7. Mencatat kedudukan teropong untuk semua garis spektrum lampu Hg. 8. Matikan sumber cahaya.

(46)

VI. DATA PENGAMATAN

MODUL IV (SPEKTROMETER SEDERHANA)

KELOMPOK : P awal : P akhir :

JURUSAN : T awal : T akhir :

No Warna Sudut No Warna  ( ) Intensitas 1 Merah Relatif 2 Kuning 1 Merah I 3 Hijau 2 Merah II 4 Biru 3 Kuning I 5 Violet 4 Kuning II 5 Hijau 6 Hijau Biru 7 Biru 8 Violet I 9 Violet II

Tanggal Pengambilan Data : Nama Asisten : Tanda Tangan Asisten :

VII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Jelaskan prinsip kerja spektrometer yang digunakan !

2. Buatlah grafik pada kertas milimeterblock antara skala kedudukan teropong terhadap panjang gelombang untuk spektrum Hg !

3. Hitunglah panjang gelombang spektrum Hg yang lain dengan mempergunakan grafik di atas ! 4. Bandingkan hasil perhitungan pertanyaan no. 3 dengan harga-harga literatur, yaitu : 6234 Ao, 6152

o

Gambar

GAMBAR 3A  No.  V (   )  I (   )  R (   )                                                                              GAMBAR 3B
Gambar 1. Skema Jembatan Wheatstone
Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone
Gambar 2 Diagram fasor : V L IL I V CDiagram fasor : Gambar 3C
+4

Referensi

Dokumen terkait

Mikroskop Lensa okuler Pengatur Jarak/ fokus Lensa obyektif Meja preparat Cermin cekung Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda mikroskopis (sangat

Sebuah lensa diletakkan di antara suatu benda dan layar sehingga diperoleh bayangan benda pada layar dengan tinggi dua kali tinggi benda.. Jika jarak benda ke layar adalah 12

Mencari fokus lensa cembung (Diukur lensa dan sumber cahaya, lensa cekung diletakkan diantara lensa cembung dan bayangannya,Posisi diatur, Bayangan ditangkap oleh layar, Jarak

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat menentukan fokus lensa cembung (konvergen)dan cekung (divergen) dengan mengukur jarak benda dan jarak

Agar bayangan selalu jatuh pada retina karena letak benda yang berubah, maka dapat diatur dengan mengubah jarak fokus lensa matanya.. Jangkauan

Untuk lensa positif, jika jarak obyek (di depan lensa) lebih besar daripada jarak fokus lensa, maka bayangan yang dihasilkan bersifat nyata (dapat terbentuk pada layar yang berada

Prinsip dasar teori superposisi adalah pengaruh semua sumber tegangan/arus pada suatu titik / cabang dalam suatu rangkaian listrik adalah sama dengan jumlah

Menentukan panjang focus (titik api) dari dua lensa cembung dengan mengukur jarak bayangan dan jarak benda. Menetukan panjang focus sebuah lensa cembung dan kombinasi dari lensa