• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA. Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAYASA. Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

R

EKAYAS

A

Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri

FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Pelindung

Ir. Henny Gambiro, M.Si

Pembina

Ir. Desiana Vidayanti, Ir., MT.

Pimpinan Redaksi

Ir. Nunung Widayaningsih, Dipl.Eng.

Redaksi Pelaksana

Edy Muladi, Ir., M.Si.

Dr. Ir. Syarif Hidayat, M.si.

Dr. Ir. Resmi Bestari Muin, MS

Joko Soemarsono, S.Sn

Ir. Sylvia Indriany, MT

Tata Letak/Layout

Hendra Saputra, ST

Dari Redaksi

Rekayasa merupakan jurnal ilmiah

yang diterbitkan secara berkala 2

(dua) kali dalam 1 (satu) setahun

oleh Fakultas Teknik Universitas

Mercu Buana.

Jurnal ini bertujuan sebagai media

publikasi

ilmiah

untuk

menyebarluaskan informasi dan

perkembangan ilmu terbaru bagi

para peneliti dan praktisi dibidang

Teknik

Sipil,

Arsitektur

dan

Teknologi Industri.

Kritik dan saran serta sumbangan

artikel ilmiah dari pemerhati jurnal

Rekayasa sangat kami nantikan

Salam REKAYASA

(3)

ii

R

EKAYAS

A

Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri

DAFTAR ISI

01 PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH, JAKARTA

Universitas Mecu Buana

Westy Dwi Hartatry, Muji Indarwanto, Oktavia Gusna

02 EVALUASI PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KENYAMANAN VISUAL PADA MASJID BAITURROHMAH SARI ASIH CIPUTAT

Universitas Mecu Buana

Agust Danang Ismoyo, Sukamto

03 PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP KUALITAS VISUAL BANGUNAN PADA KORIDOR JALAN LADA KOTA TUA JAKARTA Universitas Mecu Buana

Rahmatyas Aditantri, Danto Sukmajati, Tri Wahyu Indah K.M.W

04 EVALUASI KUALITAS LAYANAN JASA SERTIFIKASI TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) DI PT. SUCOFINDO (Persero) Universitas Mecu Buana

Indah Susanti, Aulia Naro

05 PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM PADA LINI PRODUKSI PANEL LISTRIK TIPE WALL MOUNTING DENGAN MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING

Universitas Mecu Buana

Aulia Naro, Novaria Halimah

06 ANALISA KEHILANGAN ENERGI PADA FIRE TUBE BOILER KAPASITAS 10 TON

Universitas Mecu Buana

Yudhi Chandra Dwiaji, Aditio Primayudi Aji Nugroho

(4)

iii

R

EKAYAS

A

Jurnal Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dan Teknologi Industri

DAFTAR ISI

07 KINERJA LABORATORIUM LAPIS PONDASI PASIR ASPAL MENGGUNAKAN PASIR LOKAL DAN PASIR KUARSA

Universitas Mecu Buana

Muhammad Isradi, Sylvia Indriany, M. TaufikAkbar

08 PENGARUH URBAN HEAT ISLAND (PEMANASAN KAWASAN PERKOTAAN) TERHADAP KONSUMSI ENERGI GEDUNG DI JAKARTA, STUDI KASUS DI SALAH SATU GEDUNG PEMERINTAH

Divisi Engineering Gedung Mina Bahari III

Yuriadi Kusuma

09 PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI BRACKET ENGINE MOUNTING SEBAGAI STANDAR PERFORMASI PRODUKSI DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA DENGAN METODE PERHITUNGAN WAKTU BAKU

Divisi Production & Engineering, PT. Braja Mukti Cakra

Agung Budi Setiawan

10 ANALISIS KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK GREEN LAKE VIEW CIPUTAT

Quantity Surveyor, PT Ciputra Property

Aunur Rifki

11 OPTIMALISASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG GAMBAR SMK NEGERI 56 JAKARTA

Wenie Martin Dahlia1, Tri Prasetiyo1, Christy

(5)

10

EVALUASI PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KENYAMANAN VISUAL PADA MASJID BAITURROHMAH SARI ASIH CIPUTAT

Agust Danang Ismoyo1, Sukamto2

Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Mercu Buana Jakarta

agustdanang@gmail.com, jr.sukamto@yahoo.com

Abstrak

Pencahayaan alami adalah salah satu sumber cahaya yang sangat penting bagi umat manusia. Besar kecilnya sinar cahaya sinar matahari selalu berbeda ditiap lokasi, sebuah ruang shalat harus memiliki standard penerangan yang baik agar dapat menciptakan kenyamanan visual untuk beraktivitas di dalam ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pencahayaan alami pada Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat melalui pengukuran tingkat pencahayaan alami dan seberapa besar pengaruh pencahayaan alami terhadap kenyamanan visual. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif, dengan membandingkan nilai intensitas cahaya yang masuk kedalam ruangan dengan hasil persepsi pengguna ruangan. Pengukuran intensitas cahaya dengan menggunakan alat luxmeter digital kemudian membagi lima belas titik ukur dari bidang lubang cahaya efektif. Sedangkan kuesioner yang dibagikan kepada karyawan Rumah Sakit Sari Asih Ciputat dan pengunjung Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat untuk mendapatkan persepsi terhadap kenyaman visual. Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas cahaya yang masuk kedalam ruang shalat sudah memenuhi standar pencahayaan, dan respon pengguna ruangan terhadap kenyamanan visual mayoritas pengguna ruangan memberikan respon nyaman. Penelitian ini diakhiri dengan beberapa rekomendasi dari hasil yang didapatkan yaitu, mendesain ulang penutup atap dengan menggunakan skylight, dan menggunakan PDLC Smart Glass Technology pada skylight Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat.

Kata Kunci: pencahayaan alami, kenyamanan visual, ruang shalat

1. PENDAHULUAN

Wilayah Indonesia berada di antara 6 derajat lintang utara sampai dengan 11 derajat lintang selatan dan 95 derajat bujur timur sampai dengan 141 bujur timur dan dilewati oleh garis khatulistiwa. Oleh karena itu wilayah Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis lembab, dengan memiliki spesifikasi intensitas radiasi matahari yang kuat, temperatur udara yang relatif tinggi, kelembaban udara yang tinggi, serta keadaan langit yang selalu berawan dimana faktor-faktor ini selalu terjadi hampir sepanjang tahun. Faktor-faktor ini tentu sangat berpengaruh pada kondisi lingkungan thermis dan pencahayaan alami, yang sangat berkaitan dengan tingkat kenyamanan manusia (Sukawi dan Agung, 2013).

Pencahayaan secara umum dibagi menjadi dua yaitu pencahayaan alami dan

pencahayaan buatan. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari dan pencahayaan buatan dari pencahayaan elektrik. Untuk menghemat energi sebaiknya memaksimalkan manfaat dari terangnya matahari dan dapat mengelola panasnya. Dalam mendesain suatu rumah atau gedung baik arsitektur maupun interior sebaiknya memikirkan manfaat terangnya sinar matahari untuk dapat memenuhi kebutuhan penerangan terutama pada siang hari dan tidak perlu menyalakan lampu lagi pada waktu siang hari. Disamping itu, yang harus dipertimbangkan dalam mendesain rumah atau gedung adalah bagaimana meletakkan bukaan, memilih bentuk bukaan, dan memilih material yang digunakan untuk bukaan sehingga dapat mengelola panas 1. Dosen Arsitektur Universitas Mecu Buana 2. Alumni Arsitektur Universitas Mecu Buana

(6)

11 yang masuk akibat sinar matahari (Made Ida Mulyati, 2010:IV)

Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala kegiatan sosial budayanya. Fungsi masjid tidak lagi hanya sekedar tempat untuk melakukan hubungan ritual antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga berfungsi sebagai tempat melakukan hubungan antar manusia, bahkan dapat saja digunakan untuk mencari ilmu (Wiryoprawiro, 1986 : 155).

Berbagai bentuk rumah peribadatan memang membutuhkan suatu kondisi khusus dimana kita merasa nyaman dalam melaksanakan ibadah. Faktor kenyamanan menjadi bagian penting dalam rumah peribadatan, karena akan memberikan pengaruh terhadap perasaan seseorang yang melaksanakan ibadah agar semakin dekat dengan sang pencipta. Faktor fisik yang mungkin bisa mempengaruhi kenyamanan dalam beribadah salah satunya adalah kualitas pencahayaan alami. Namun tidak selamanya orang merasa nyaman ketika tubuhnya dikenai cahaya matahari. Perlu adanya batasan intensitas cahaya serta pengaturan arah dan waktu datangnya cahaya yang memberikan kenyamanan ketika diterima oleh manusia.

Dari pertimbangan diatas penelitian pencahayaan alami pada sebuah ruang penelitian ini mengacu pada seberapa besar peran meletakkan bukaan, memilih bentuk bukaan, dan memilih material yang digunakan terhadap efektivitas pencahayaan alami dan faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kenyamanan visual Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat. Oleh karena itu, dari latar belakang dan pemikiran-pemikiran tersebut maka terpilihlah judul penelitian

ini, yaitu: “Evaluasi pencahayaan alami

terhadap kenyamanan visual pada Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat”.

2. METODOLOGI

Metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode penelitian

kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu dengan menghitung nilai intensitas cahaya secara sistematis dengan pengukuran langsung di lapangan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi cahaya yang masuk ke dalam ruangan, kemudian hasil disesuikan dengan standar yang direkomendasikan oleh SNI 03-6197-2000, Konservasi energi pada sistem pencahayaan dan data kuesioner yang di bagian kepada responden yaitu karyawan Rumah Sakit Sari Asih Ciputat dan pengunjung Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat data yang didapatkan akan dirata-ratakan nilai kespakatan tentang persepsi kenyamanan visual yang ada di dalam ruang shalat.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua bagian yang akan di kumpulkan yaitu:

1. Pengukuran intensitas pencahayaan alami di dalam ruangan.

2. Pengukuran persepsi penguna ruang shalat terhadap kenyamanan visual.

2.1. Pengukuran intensitas pencahayaan alami

Pada ruang shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat, letak titik ukur berdasarkan SNI 03-2396-2001, jika dilihat pada gambar 26 (pembagian titik ukur ruang shalat Masjid Baiturromah Sari Asih Ciputat) posisi titik ukur utama (TUU) berada di posisi TU 3, dan titik ukur samping (TUS 1 dan TUS 2) berada di titik TU 1 dan TU 5. Dalam penelitian ini titik ukur dibagi menjadi 15 titik ukur, titik ukur 1 sampai dengan titik ukur 5 berjarak 3.60m (1/3 d) dari bukaan/jendela dan jarak dari tepi dinding 0.50m, kemudian untuk titik ukur TU2, TU3, TU4 berjarak 3.95m dari titik ukur TU1 dan TU5. Titik ukur TU6 Sampai dengan TU10 jarak untuk titik ukur samping sama dengan titik ukur TU1 sampai dengan TU5, sedangkan jarak dari bukaan/jendela 6.95m. Sedangkan titik ukur TU11 sampai dengan TU15 untuk titik ukur samping sama dengan titik ukur samping sebelumnya, dan jarak dari bukaan/jendela 10.30m. Pembagian 15 titik ukur supaya peneliti mengetahui nilai intensitas cahaya

(7)

12 pada semua area ruang shalat, dan dikarenakan area yang sering digunakan untuk shalat pria berada pada titik ukur TU7, TU8, TU9, dan TU 11 sampai dengan TU 15, dan area yang digunakan shalat wanita berada pada titik ukur TU 4 dan TU 5.

Gambar 1. Pembagian Titik Ukur

 Titik ukur didalamnya pada satu bidang datar yang letaknya pada ketinggian 0.75 meter diatas lantai, Bidang datar ini disebut bidang kerja

 Dalam pengukuran, lebar ruangan dibagi atas beberapa titik, Titik terdekat dengan lubang cahaya efektif berjarak 1/6 lebar ruangan, Titik selanjutnya dengan interval 1/3 bagian Banyaknya titik pengukuran tergantung pada lebar bidang pengukuran.

 Meletakkan sensor luxmeter pada titik yang berada di ruang sempel dengan tiga titik yaitu TU1 sampai dengan TU15 secara bergantian.

 Setiap pengukuran pada tiap titik, luxmeter dibiarkan terlebih dahulu kira-kira 5 menit sampai angka di LCD cenderung tetap.

 Kondisi pengukuran dilakukan secara interval pertama pada pukul 08.00-11.30 WIB, interval ke-dua pada pukul 12.00-13.30 WIB dan interval ke-tiga pada pukul 15.00-16.00

 Hasil pengukuran dibandingkan dengan tabel tingkat pencahayaan rata-rata yang direkomendasikan oleh SNI.

2.2. Pengukuran persepsi penguna ruang shalat terhadap kenyamanan visual.

Pengumpulan data persepsi pengguna ruang shalat yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner: pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Skala pengukuran persepsi, Penelitian ini mengacu pada Skala Likert (Likert Scale), dimana masing-masing dibuat dengan menggunakan skala 1 – 5 kategori jawaban, yang masing-masing jawaban diberi score atau bobot yaitu banyaknya score antara 1 sampai 5, dengan rincian, Score/nilai yang mendekati angka 1 berarti tidak nyaman, dan score/nilai yang mendekati angka 5 berarti semakin baik/nyaman.

Data persepsi pengguna ruang shalat yang telah terkumpul selanjutnya diolah.Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. yang termasuk dalam kegiatan pengolahan data adalah menghitung frekuensi mengenai evaluasi pencahayaan alami terhadap kenyamanan visual pada ruang shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat, berdasarkan data hasil kuesioner kemudian diolah untuk mendapatkan nilai persentase. Tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah: Penyuntingan, Penyusunan dan Perhitungan Data, Tabulasi.

2.3. Pengukuran intensitas cahaya dibandingkan dengan persepsi pengguna ruang shalat.

Untuk mendapatkan perbandingan antara pengukuran persepsi dengan pengukuran intensitas cahaya, maka harus diketahui nilai rata-rata dari pengukuran persepsi maupun pengukuran intensitas cahaya. Untuk itu dalam penelitian ini pengukuran persepsi pengguna ruang shalat Masjid Baiturromah Sari Asih Ciputat mengacu pada tiga kategori yaitu nyaman, netral, dan tidak nyaman garis

(8)

13 kontinum mengatakan nyaman apabila nilai rata-rata mencapai 3.50-5.00, nilai rata-rata 2.50-3.49 dikategorikan netral, dan apabila nilai rata-rata 1.00-2.49 maka dikategorikan tidak nyaman.

Sedangkan untuk pengukuran intensitas cahaya yang direkomendasikan oleh SNI 03-6197-2000 nilai rata-rata dikategorikan standar/nyaman mencapai 200 lux ± 10% (180-220 lux) untuk masjid. Apabila rata-rata pengukuran kurang dari 180 lux dapat dikategorikan (Low) / tidak nyaman namun sebaliknya apabila nilai yang didapat dari hasil pengukuran lebih dari 220 lux (high) dikategorikan tidak nyaman karena pencahayaan alami yang masuk kedalam ruangan apabila terlalu besar dapat menimbulkan silau dalam ruangan.

Apabila nilai rata-rata pengukuran persepsi sudah ditemukan maka nilai rata-rata tersebut dibandingkan dengan pengukuran intensitas cahaya yang masuk kedalam ruangan. kedua nilai rata-rata yang didapat dibandingkan apabila nilai rata-rata pengukuran persepsi sama dengan nilai pengukuran intensitas cahaya maka dapat disimpulkan hasil pengukuran sesuai/cocok dengan hasil pengukuran

intensitas cahaya dalam ruangan. Apabila nilai rata-rata kedua pengukuran tidak cocok maka harus diuraikan bagian mana yang menyebabkan sumber tidak cocok dari hasil pengukuran. Berikut tabel perbandingan persepsi pengguna ruang shalat Masjid Baiturromah Sari Asih Ciputat dengan pengukuran intensitas cahaya’(tabel 1).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data pengukuran intensitas cahaya

Data ruang sampel yang akan diukur intensitas cahaya yang masuk kedalam ruangan adalah ruang shalat. Mengapa ruang shalat yang dijadikan sampel, karena ruang tersebut sering dikunjungi oleh warga sekitar, karyawan, dan pengunjung Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Pengukuran akan dilakukan sebanyak tujuh kali dan dilakukan pada tiga interval waktu, yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB, dan sore hari pukul 15.00 WIB. Pengukuran pada ruang shalat dilakukan dengan kondisi lampu/penerangan buatan dipadamkan dengan menggunakan lux meter.

Tabel 1. Hasil perbandingan persepsi dan pengukuran

Nyaman Tidak Nyaman High > 220 lux

Nilai Rata-rata 3.50 - 5.00 200 lux ± 10 %

Tidak Nyaman (180-220 lux)

Nilai Rata-rata 1.00 - 2.49 Tidak Nyaman Low < 180 lux

Persepsi Responden

Sumber : Hasil Kuesioner

Standar Standar

Pengukuran Intensitas Cahaya

Sumber : SNI 03-6197-2000 Sumber : Dokumen pribadi

Berdasarkan data hasil pengukuran selama 7 hari dapat disimpulkan bahwa rata-rata lux pengukuran pada titik TU1 hasil yang didapat adalah 251 lux, TU2 256 lux, TU3 257 lux, TU4 205 lux, TU5 159 lux, TU6 205 lux, TU7 206 lux, TU8 191 lux, TU9 152 lux, TU10 107 lux, TU11 188 lux, TU12 192 lux, TU13 181 lux, TU14 139 lux, dan TU15 95 lux, maka dari Lima belas titik ukur yang mencapai angka

standar dengan nilai lux yang direkomendasikan oleh SNI 03-6197-2000 tentang konversi energi pada sistem pencahayaan adalah TU4, TU6, TU7, TU8, TU11, TU12, dan TU13. Untuk TU1, TU2, TU3, TU5, TU9, TU10, TU14, dan TU15 nilai intensitas cahaya yang didapat kurang dari yang direkomendasikan oleh SNI 03-6197-2000. Pada titik ukur yang tidak memenuhi persyaratan diakibatkan

(9)

14 banyaknya penghalang cahaya yang masuk kedalam ruangan seperti posisi kolom bangunan yang berada pada balkon sehingga cahaya yang masuk kurang maksimal.

3.2. Data demografi responden

Data demografi responden di dapat dari hasil kuisioner yang dibagikan ke pengguna ruang Shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat. Berikut ini data demografi Kuisioner.

3.3. Data pengukuran persepsi pengguna ruang shalat

Setelah data kuesioner terkumpul kemudian dilanjutkan mencari nilai mean atau rata-rata, nilai standart deviation atau tingkat kesepakatan, nilai minimum, dan maksimum dari data yang telah didapat dari responden. Untuk mendapatkan angka-angka tersebut didalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS (Statical product anad server solution) dengan teknik analisis descriptive stastictic untuk mengetahui nilai mean, nilai standart deviation, nilai minimum, dan nilai maksimum. Berikut tabel hasil perhitungan (tabel 2) :

Tabel 2. Data mean, standart deviation,minimum, dan maksimum

Kode Butir Pertanyaan / Faktor Mean Std. Deviation Min. Max Kategori

P1 Pencahayaan alami dalam ruangan ? 3.93 1.093 1 5 Nyaman/Baik

P8 Letak pintu dan jendela ? 3.89 1.101 1 5 Nyaman/Baik

P5 Warna dinding ruangan ? 3.86 1.129 1 5 Nyaman/Baik

P10 Interior didalam ruangan ? 3.84 1.146 1 5 Nyaman/Baik

P3 Jarak pandang di ruangan ? 3.83 1.079 1 5 Nyaman/Baik

P7 Karakter ruangan ? 3.82 1.095 1 5 Nyaman/Baik

P2 Pantulan sinar matahari kedalam ruangan ? 3.80 1.142 1 5 Nyaman/Baik

P9 Tinggi plafon ruangan ? 3.79 1.127 1 5 Nyaman/Baik

P6 Bentuk ruangan ? 3.76 1.140 1 5 Nyaman/Baik

P4 Kesilauan ruangan ? 3.54 1.118 1 5 Nyaman/Baik

Rata-rata 3.81

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1.Kesimpulan

Data hasil pengukuran persepsi pengguna ruang shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat yang didapat dari data kuesioner nilai rata-rata tentang pertanyaan sebanyak sepuluh pertanyaan yang diajukan kepada 157 responden dengan diolah menggunakan software spss 17 menunjukkan total mean 3.81. Dari angka tersebut dapat dikategorikan respon pengguna ruangan mengatakan ruang shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat memenuhi standar kenyamanan (respon positif). Sedangkan dari hasil pengukuran intensitas cahaya pada ruang shalat Masjid

Baitturohmah Sari Asih Ciputat selama tujuh hari dapat disimpulkan bahwa rata-rata lux terendah untuk ruang shalat berkisar 95 lux, nilai yang didapat dari TU15 diakibatkan letak bukaan/jendela terhalang oleh kolom bangunan yang berada pada balkon, dan posisi titik ukur yang jauh dari letak bukaan/jendela. Untuk rata-rata nilai lux tertinggi mencapai 257 lux, nilai yang didapat dari TU3 (titik ukur utama) dengan kondisi terang langit cerah, dan rata-rata nilai lux dari 15 titik ukur mencapai 186 lux. Maka dapat

disimpulkan pengukuran intensitas cahaya pada ruang shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat nilai lux yang masuk kedalam ruangan dikategorikan baik/nyaman sesuai dengan yang

(10)

15 direkomendasikan oleh SNI 03-6197-2000 (200 lux ± 10%) standar nyaman.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pengukuran intensitas cahaya sesuai dengan persepsi pengguna ruang shalat Masjid Baiturrohmah Sari Asih Ciputat.

4.2. Saran

Saran atau rekomendasi terhadap desain adalah pada atap sisi barat bangunan masjid alangkah baiknya ditambahkan skylight agar ketika siang sampai sore hari area sisi barat mendapatkan pencahayaan yang optimal. Pemilihan material skylight disarankan menggunakan PDLC Smart Glass Technology. Material ini merupakan emulsi liquid crystal yang terintegrasi dan dapat mengubah tampilan bening (clear) menjadi buram (opaque) jika daliri listrik. Smart Glass merupakan jenis kaca laminat yang di dalamnya memiliki banyak lapisan. Mulai dari lapisan luar berupa kaca anneal yang diberi lapisan PET film (Polyethylene Terephthalate) dengan bantuan laminasi dari material EVA. Lapisan tersebut dilengkapi dengan ITO sebagai penghantar listriknya, sedangkan Polymer Dispersed Liquid Crystal (PDLC) berada tepat di tengah-tengah lapisan. Lapisan PDLC yang telah dilaminasi pada tengah-tengah kaca akan berada pada posisi teratur ketika dialiri listrik, sehingga cahaya yang masuk akan diteruskan dan akan membuat tampilan menjadi benin (clear), akan tetapi ketika aliran listrik dihentikan, liquid crstal ini akan kembali keposisi semula yang tidak beraturan atau tersebar, sehingga menghambar cahaya yang masuk hal ini akan membuat tampilannya menjadi buram.

5. DAFTAR PUSTAKA

Cahyono H.P. 2005, Hubungan penerangan dan jarak pandang kelayar monitor komputer dengan tingkat kelelahan mata petugas operator computer system informasi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta (Skripsi). Diakses 1 November 2015.

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta.

Irawan Surasetja, 2007, Fungsi, Ruang Bentuk dan Ekspresi dalam Arsitektur, Program Studi Arsitektur Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur-FPTK-UPI.

Jamala B, Nurul, 2013, Pemodelan Kenyamanan Visual Ruang Kerja Kantor Di Indonesia, Disertasi untuk memperoleh derajat Doktor dalam Ilmu Teknik Arsitektur dan Perencanaan pada Universitas Gadjah Mada.

Michel, L. 1996, Light: The Shape Of Space. Designing with Space and Light, Toronto: John Wiley & Sons, Inc. M Sahid Indraswara, 2007, Kajian

Penempatan Furniture dan Pemakaian Warna (Studi kasus pada kamar tidur hotel Nugraha Wisata Bandungan Ambarawa), Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Pemukiman Volume 6, No.1. Muhammad Ridwan, 2009, Faktor-faktor

yang mempengaruhi prilaku manusia, www.4me4u389.blogspot.com (3 Oktober 2015, 20:50).

Mulyati, Made Ida. 2010. Hemat Energi Melalui Penghawaan dan Pencahayaan. Denpasar: Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Seni Indonesia dan Sari Kahyangan Indonesia.

Prasojo, GA, 2003. Tata Rumah Tinggal. Yogyakarta: Yayasan Indonesia Sejahtera.

Satrio Wibisono, 2008, Tekstur Bahan Bangunan,

http://www.satriowibisono.blogspot.co m, (15 Oktober 2015).

SNI 03-6197-2000, Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan, Badan Standarisasi Nasional.

SNI 03-2396-2001, Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional.

Sukawi & Agung D. 2013. Kajian Optimasi Pencahayaan Alami pada Ruang Perkuliahan, Studi Kasus Ruang Kuliah Jurusan Arsitektur FT-UNDIP.

(11)

16 Jurnal Ilmiah Arsitektur. Vol 2 (1): 2 & 7.

Thojib, Jusuf dan Muhammad Satya Adhitama, 2013, Kenyamanan Visual Melalui Pencahayaan Alami Pada Kantor (Studi Kasus Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Malang), Jurnal RUAS, Volume 11 N0 2, ISSN 1693-3702.

Zein M. Wiryoprawiro, 1986 Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur, Surabaya : PT. Bina Ilmu.

Gambar

Gambar 1. Pembagian Titik Ukur
Tabel 1. Hasil perbandingan persepsi dan pengukuran
Tabel 2. Data mean, standart deviation,minimum, dan maksimum

Referensi

Dokumen terkait

- - - 6aglan dari mesln untuk pengolahan bahan dengan proses yang - - - Parts of machinery for the treatment of materials by a process Involving memeriukan pemanasan, untuk

(4) Prosedur pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan prosedur pembayaran pajak terutang yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan menggunakan

Apa yang terjadi di lapangan selama ini ternyata sama seperti apa yang telah tercantum pada Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 1978 menegenai tempat usaha para

Standar Kerja Sama berisi tentang pernyataan kualitatif dan/ atau kuantitatif yang dapat diukur pencapaian atau pemenuhannya oleh seluruh pelaksana penjaminan

Langkah pertama adalah menentukan populasi yang akan digunakan dalam penelitian, dengan mengambil data penjualan tenaga listrik, jumlah pe- langgan, daya tersambung, jumlah

statistik dengan teknik robust Z-score maupun uji Grubbs tidak mungkin dilakukan karena hasil analisis dari 10 laboratorium tersebut sangat bervariasi dan berbeda jauh serta

teknis terhadap usahatani padi di Desa Langkap, (2) petani saling berbagi ilmu atau pengetahuan mengenai teknologi budidaya yang dilakukan agar petani yang

Tablet effervescent ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc) yang dibuat dengan kombinasi asam malat-asam tartrat sebagai sumber asam, serta natrium bikarbonat sebagai