PERGBSERAN
PERAN
SOSIAL
TUAN
GURU
DALAM
MASYARAKAT
JAMBI
SEBERANG
As'sd Ismul
Abstract:
This article highlights the positions and functionsof
Tuan Guru (Islamic prominent leaders)in
Jambi Seberang inthe past,
in
recent day and the decline of their social functionsand roles. Once, they were very influential toward the shaping of Islamic culture amidst the society. Their roles and functions underwent changing due
to
the socialdffirentiation
and thespecialization offunctions, as well. These declines are also due to
the rapidflow of science and technology. They must adapt to these changes by accommodating the recent need
of
transformationand innovation of the educational systems of their pesantrens and
madrasah (both are Islamic schools) in order to keep abreast with the societal-industrial needs and demands.
Kata Kunci:
Peran Sosial, Tuan Guru, Jambi Seberang.Masyarakat Jambi Seberang
Kota
-selanjutnya
disebut Jambi Seberang- sejak dahulu terkenal sebagai pemeluk agama Islam yang sangat teguh memegangdan
melaksanakan ajaranIslam. Hampir
semua aspek kehidupan
diukur
dengan hukum Islam seperti hukum halal dan haram, boleh dan tidak boleh, makruh, waj ib dan seba gainya.Hampir
semuasikap dan tingkah
laku (way of
Lfe)
kehidupan sehari-hari mengacu padahukum Islam
sehingga Jambi Seberang mendapat julukan Serambi Makahnya Jambi. Sumber rujukan tentang halal dan haram, boleh dantidak
boleh tersebut adalah Tuan Guru (sama denganKiyai di
Jawa, atau Ajengandi
daerah Sunda), yaituI
As'ad Isma adalah Dosen Fakultas Ushuluddin IAINSTS Jambi.
seseorang yang dianggap
alim (Ahli
Agama) tempat bertanya atasmasalah-masalah yang
timbul,
menjadi panutan masyarakat,diikuti,
dipatuhi,juga
sebagaipemimpin
sosial yang dihormati. Oleh karenaitu,
kefanatikan agama mereka sering menjurus kepada fanatisme terhadap TuanGuru (Bakar, 1992
62).Peran,
fungsi
dan kepemimpinan TuanGuru
pada masyarakat Jambi Seberang telah berlangsung lama(long-rooted) melalui sejarah yang panjang. TuanGuru
adalahaktor penting
dalam membentuk corak dan sistem sosial budaya masyarakat sehingga dapat dikatakan bahwahampir
semuanilai
sosial budayadan
tradisi
keagamaan yang berkembang sampai sekarang merupakankontribusi,
warisan(tegacy)
yang terus
terpelihara
keberlangsungannyalewat
figur
Tiran
Guru
tersebut.Dalam
hal
ini,
kharisma Ttran
Guru
tidak
hanya
didasarkanpada
penguasaannyapada bidang
keagamaan sematanamun
lebih dari
itu
kharisma
merekajuga diukur
dari kapasitas kehidupan sosialnya berupaperilaku,
pandangan, sikap, kepedulian dan integritasnya dalam membina kehidupan masyarakatdi
lingkungan sosialnya.Tuntutan akan kebutuhan serta kehadiran peran Tuan Guru yang menghendaki agar kehidupan rohani dan mentalitas keagamaan me-reka tetap terjagadi tengah arus perubahan sosial dan kecenderungan penetrasi budaya modern yang masuk
ke lingkungan
sosial kereka ternyata berhadpan dengan tantanganmodernitas yang
juga
tak
terele akkan (un av o i d a b I e) . D alam ang gap an masyarakat,
-terutama
para orang tua-, pembangunan, perubahan sosial dan penetrasi budaya modern merupakan realitas yang tidak dapat
dihindari
dalam rangkameningkatkan tarap kehidupan sosial ekonomi mereka
sekaligus mendorong mereka beradaptasidan
dapat menerimahal-hal
baru (innovasions)terutama
terhadapanilai-nilai
yang
dianggap baik. Disadari juga, pelaksanaan pembangunan dan peneriamaan mereka terhadap penetrasi budaya modern tersebut dapat mengancam dan merusak sendi-sendiakhlak
masyarakat terutama akhlaq kalangan anak mudajika
innovasi
yang merekatiru
tersebut ternyata yang bertentangan dengan ajaran Islam.Penetrasi budaya modern terhadap masyarakat Jambi Seberang
p aling terasa sej ak pada kep emimpinan Drs. H. Abdurrahman S ayo eti (1989-1999) menjabat sebagai Gubernur Jambi. Sebagai Gubernur
yang nota bene berasal
dari
Seberang Kota Jambi, upaya pencepatan pembangunan masyarakatJambi
Seberangdiwujudkannya
antaralain
dengan membangunjembatan
BatanghariI
(terkenal dengan namajembatan
Our Duri),
pembuatanturab si
sepanjang SungaiBatanghari
yang
sekaligus
menjadi
tempat rekreasi
warga
kota pada setiapakhir
pekan. Pembangunan sarana jembatan dan turab tersebut dilandasi oleh motivasi Abdurrahman Sayoetiuntuk
men-dorong kemajuan masyarakat Jambi Seberang yang dianggaprelatif
tertinggal
dibandingkan dengan masyarakat yang adadi
pusat kota Jambi,yang dalam banyak
hal,
dianggaprelatif
telah
lebih
dulu maju.Pembangunan
infra
structure
sebagaimana disebutkandi
atas,terutama dalam hal
ini
pembangunan jembatan, ternyata berdampak nyata kepada kehidupan masyarakat Jambi Seberang. Pembangunan Jembatan tersebut mempercepatmobilitas
sosial, ekonomi,
pen-didikan dan perubahanfisik
wilayah Jambi Seberang dari wajah per-kampungan yang agamis menjadi kota dengan sarana dan prasarana tranportasi, komunikasi, serta sarana kehidupan lainnya yangrelatif
lebih maju
dan modern. Kemajuan
tersebut ternyatajuga
harusdibayar
denganmahal
denganterjadinya
perubahan sendi-sendi kehidupan yang selamaini
mengakar dan telah lama dipertahankanseperti terjadinya
perubahan
nilai,
norma, dan
struktur
sosial budaya yang mengancam kelestarian tradisi kegamaan yang selamaini
telah berkembang denganbaik di
masyarakat Jambi Seberang. Walaupun telah dilakukan berbagai usaha dan upaya sistematik danterorganisir
untuk
mempertahankannilai-nilai
budaya tradisional tersebutmelalui revitalisasi
nilai
budaya dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kecenderungandinamika
perkembangan ma-syarakat,namun
usaha tersebutbelum
menampakkanhasil
yang menggembirakan sampai saatini
dan hanya tampak dalam bentuk seremonial belaka.Dari
kenyataanini
dapat dipahami bahwa modernisasi
danperubahan sosial
juga
mempengaruhi peran TuanGuru di
tengahmasyarakat.
Bila
dahulu peran
kepemimpinan
informal
sangat dominan dan hampir merambah setiap aspek kehidupan masyarakat, akantetapi
sekarang peran tersebut semakin berkurang dan tidakseluas
dahulu
lagi.
Pengaruh modernisasi
dengan
spesialisasiperan
dan fungsi
menyebabkanperan
Tiran Guru yang
pernah ada dalam seiarah sudahterbagi
kepadafigur-figur lain
yang ahli dalam berbagai bidang. Peran tradisional sebagai pengajar madrasah (sama dengan Pesantrendi
Jawa), pemangku dan pengisi pengajian agamadi
masjid dan surau,juga
sebagai penjaga keberlangsungan pelaksanaantradisi
keagamaanseperti pengajian yasinan,
wirid
dan
zikir,
pembacaan burdah, berzanji,lailatul
ijtima'
(pertemuan dan diskusi malamhari
tentang masalah-masalah kemasyarakatan), upacara nisfusya'ban,
upacara perkawinan, dan sunatantidak
lagi menjadiritual
yanglazim
dilaksanakan di tengah masyarakat Jambi Seberang.Kalaupun ada,
kualitas dan
intensitasnya sangat jauh berkurang dibandingkan pada masa dahulu.RUMUSAN
MASALAH
Berangkat
dari latar
belakangdi
atas,penulis
tertarik
untuk
memahami fenomena perubahan dan pergeseran peran Tiran Guru
di
tengah masyarakat Jambi Seberangyang
sedang berada dalam pusaran modernisasi dan perubahan sosial yang terus berlangsung. Pembangunan dan modernisasi selalu membawa dampakpositif
dannegatif.
Salah satu dampak negatifnya adalahterjadai
pergeserannilai, norma,
danstruktur
masyarakat.Untuk
itu
maka diperlukan usahauntuk meminimalilasi
dampaknegatif
tersebut. Salah satubenteng
untuk menghindari
dampak modernisasi adalah
ulama yang dalam masyarakat Jambidikenal
dengan TuanGuru.
Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa Tuan Guru adalah sosok yang teguh mempertahankan
nilai
tradisional baik yang berasal darinilai
tradisi
maupunnilai
agama. Fokus permasalahan dan pertanyaanpenelitian
ini
adalah
sebagaiberikut: (1)
Bagaimanaposisi
dan peran TiranGuru
dalam masyarakat Jambi Seberang tempo dulu? (2) Bagaimana posisi dan peran T[ran Guru dalam masyarakat Jambi Seberangpada
saatini?
(3) Apa
penyebabterjadinya
perubahan peran sosial TuanGuru
dalam masyarakat Jambi Seberang saat ini?TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian
ini
bertujuan untuk
mendeskripsikan
posisi
dan peranTiran
Guru
dalam masyarakat Jambi Seberang tempo dulu, peran pada saatini
dan mendeskripsikan apa penyebab terjadinyaperubahan peran sosial mereka tersebut. Jika penelitian
ini
berhasilmencapai
tujuan yang
diharapkan, maka
hasil
penelitian
ini
diharapkan bermanfaat
untuk:
(1) memberikanKontribusi
terhadap pengembangan masalah-masalahilmu
sosial kemasyarakatan dan keagamaan, terutama berkaitan dengan studi para tokoh/kelompokyang
memiliki
peran
penting
dalam
pengembangan masyarakat.(2)
Kontribusi
kepada
para Tuan Guru
dalam
kontek
perlunyamemperbaiki dan meningkatkan kualitas keilmuan dan
wawasan mereka agar kepemimpinan merek atetap adaptif dengan situasi sosial yang terus berubah. (3) Informasi mengenai pemahaman baru tentangperan dan
kedudukan T[ranGuru
di
tengahdinamika
kehidupan masyarakat, serta problem dan tantanganyang mereka hadapi dalamkontek
budayalokal
Jambi
Seberangyang
sedang berubah. Padagilirannya
studiini
dapat menjadi khazanahpemikiran
baru dalam mengembangkankajian-kajian
ilmu
sosial, terutam yang berkaitan dengan studi para tokoh dan kelompok sosial yangmemiliki
peran penting dalam pembangunan nasional dewasaini.
METODE
PENELITIAN
Sebagai upaya
untuk
menemukan jawaban atas permasalahanyang
diteliti,
penelitian
ini
menggunakan pendekatankualitatif
Penelitian
kualitatif
menurut Faisal (1990),Muhajir
(1990), Bogdandan Taylor dalam Furchan
(1992), Spradley (1980),dan
William
(1989)
memandang
perilaku,
yakni
apa yang dikatakan
dandilakukan orang
sebagaiproduk
penafsiran
seseorang menurut dunianya. Tirgaspeneliti
adalah menginterpretasikanhal
tersebut.Proses pelaksanaannya menurut Weber dalam Furchan (1992) adalah Verstehen, yaitu kemampuan untuk mengeluarkan kembali apayang ada dalam
pikiran,
perasaan,motif
dibalik
tindakan orang lain.Situasi sosial (social condition) yang
dipilih
untukditeliti
dalam penelitianini
adalah TuanGuru
dan tradisitradisi keagamaan yang adadi
masyarakatJambi
Seberang.Agar
dapat mendeskripsikansituasi
sosial tersebut,
perlu ditentukan latar penelitian
denganmembagi situasi sosial yang menjadi tempat penelitian,
aktorpenelitian
dan aktivitas
penelitian (Spradley,
1980). Masyarakat Jambi Seberang sebagai tempat penelitianini
berasal
dari berbagai etnik dan ras, yaitu Melayu (penduduk asli), Jawa, dan Minangkabau,serta
keturunan ras Cina dan
India.
Perbedaanetnik
dan ras
lnl
telah melebur (assimilation) serta hilang melalui proses konvergensi
kultural
diantaranya
dengan
adanya
ikatan perkawinan.
Pada umum mereka memeluk keyakinan yang samayakni
agama Islam. Penduduk Jambi Seberang pada saatini
berjumlah22.568jiwa
yangmendiami wilayah seluas 955 Ha yang tersebar
dt2
(dua) kecamatan dan 11 (sebelas ) kelurahan.Teknik
pengumpulan data
yang
digunakan dalam
penelitianini
adalah observasiperan
serta (activeparticipants)
wawancata mendalam (deepinterview)
dan dokumentasi. Observasi peran sertabertujuan
untuk
beradaptasi denganlingkungan Tuan
Guru
dan masyarakat Jambi Seberang dengan menyaksikan lansung aktifitas kehidupan sosial tuan guru di tengahtengah masyarakatnya. Setting kegiatan yangpeneliti
ikuti di
antaranya adalah kegiatan-kegiatan sosialyang
dihadiri
oleh Tuan
Guru
di
masjid,
madrasah, serta berbagaiaktivitas
sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari'Wawancara mendalam
dilakukan
dengan
para Tuan
Gurusebagai
informan
kunci (key
informans).Informasi
dari
keyinforman ditindaklanjuti
dengan wawancara
lanjutan
terhadapinforman lainnya
sampai
data yang dibutuhkan
menjadi
jenuh(snowball). Mereka yang diwawancarai adalah mereka yang dapat
dipertimbangkan
memenuhi syaratuntuk
memberikan pandangan dan penilaian terhadap peran TiranGuru
danmerekayang
mampumemberikan
penilaian
atas pelaksanaantradisi
keagamaan yang berkembangdi
masyarakat Jambi Seberang padazaman dahulu dansaat
ini.
Informan yang
dipilih
adalah merekayang
memenuhi syarat dengankreteria: telah cukup lama
dan menyatu
dengan medanaktivitas
yangditeliti,
masihterikat
secara penuh danaktif
dalamlingkungan
kegiatan yang menjadi sasaran penelitian, mempunyai banyakwaktu
dan kesempatanuntuk diminta
informasi.Wawancara
dilakukan
terhadap
informan
dengan
tujuanpenggalian informasi tentang
fokus
permasalan
yang
diteliti.
Wawancara
dilakukan
Secara formal dengan mengajukan pertanyaanterstruktur,
jtgadilakukan
dalam bentuk obrolan yangtidak
formal dengan pertanyaanyang tidak terstruktur dan dilakukan
dalam situasi yang wajar dan biasa.Dokumentasi adalah
mencari
data
tertulis
mengenai hal-hal atau fenomena-fenomenaberupa
catatan dalambentuk
transkrip,buku,
surat kabar, majalah,
prasasti,notulen
rapat,
agenda dan sebagainya(Arikunto,
1993: 202). Penggunaanteknik
ini
bertujuanuntuk
menelusuri
catatan-catatan berkaitan dengankondisi
sosial ekonomi, geografis, dan lain-lain yang terkait dengan tema penelitianini.
Data yaltg telah
terkumpul
dianalisis
dengan menggunakan analisis mengalir sebagaimana yang dikembangkan olehMilles
dan Hubberman (1992),yang
langkah-langkahnyaterdiri
dari:
reduksidata (reduction), kategorisasi (categorization),
dan
penyimpulan (conclusion). Langkah-langkah tersebutdilakukan
berulang-ulangagar diperoleh
pemahamandan
kesimpulanyang
akurat. Untuk
tujuan
tersebut
dilakukan
proses
triangulasi
baik
dengan teori, perpanjangan masa di lokasi penelitian, maupun diskusi dengan para pakar yang kompeten dalam bidangini.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Peran Sosial Tempo
Dulu
Masyarakat
Jambi
Seberang sangatmenghormati Tuan
Gurukarena
pengabdian
mereka yang
tulus
di
tengah
masyarakat. Penghormatanmereka
ini
antara
lain juga
disebabkan
adanyapemahaman masyarakat terhadap
hadits
Nabi
Muhammad
SAWyang mengatakan bahwa
"
ParaUlama
adalah pewaris Nabi". Oleh sebabitu
TuanGuru
yangjuga
merupakan ulama tersebut menjadi rujukanbagi mereka dalam menentukannilai yangberlaku di tengah masyarakat.Peran sosial yang
dimiliki
oleh seorang T[ranGuru
pada zaman dahulu lebih dominan padabidng
keagamaan dan berfungsi sebagai: Tokoh agama,pemangku
dan Imam masjid,pendidik
dan pengelola madrasah, pelestari tradisi.Tokoh Agama
Sebagai seorang
ahli
agamaIslam, Tuan Guru
mendudukiposisi penting dalam
masyarakatnyadalam upaya
menegakkan ajaran-ajaran agamaIslam
agar dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat, terutama berkaitan denganFiqh,
Tauhid,Akhlaq
dan praktek ibadah praktis.Seorang responden,
Tuan Guru Ahmad,
guru
di
madrasahAs'ad,
menjelaskanbahwa
sangatbanyak ayat Al-Qur'an
yangmasih memerlukan
penjelasanlebih lanjut (ayat
Mutasyabihat).Untuk
menjelaskanmaksud
ayat-ayat sepertiitu,
maka Tlran Guru memegangperanan
penting.
Pemaknaandan
kandungan
ayat-ayattersebut
kemudian
disampaikan kepada masyarakat. Dalam menafsirkan dan menjelaskanmakna
ayat-ayat tersebut Tuan Guru berpedoman kepada pendapat para ulama sebelumnya dan merujukkepada
kitab-kitab terkenal
yang lazim
disebut
dengan
kitab Kuning.Masyarakat selalu bertanya kepada Tuan
Guru
tentang sesuatuyang mereka
tidak
pahami.
Pertanyaan-pertanyaan tersebutbukan
sajayang
berhubungan denganibadah
keagamaanmurni
(mahdhah)
tetapi
juga
tentang
masalahritual-sosial
atau
tradisi(ghairu
mahdhah),misalnya
tentang kapanwaktu
atauhari
yangbaik
untuk
melaksanakanpernikahan,
cukuran, dan
syukuran-Permintaan pendapat kepada
Tuan
Guru
tentanghari
yang baik
untuk melaksanakan sebuah hajatan tidak hanyauntuk memilih
dan menetapkanhari
"H"nya,
akan tetapi sekaligus sebagai permintaan agar rpacara-npacaraitu
dapat berjalan dengan lancar, serta anak yangdinikahkan
akan mendapat keberkahandi
dunia dan akhirat.Hal di atas menggambarkan, bahwa masyarakatJambi Seberang
tempo
dulu
mendudukan
Tuan
Guru
sebagaipemimpin
sosial keagamaan yang senantiasa diminta pandangannya tentang masalah-masalah yang adadalam
agama serta kejadian yang berkembangandi
tengah masyarakat.Hal
ini
sejalan dengan ungkapan seorang responden bernamaHilmi,
bahwa Guruitu
dalamistilah
adat Jambi,pegi
tempat betanyo,
balik
tempat beberito. Maksudnya
adalahbahwa Tlran
Guru
adalah tempat sekalian orang bertanya mengenai hal-hal penting yangterjadi di
tengah masyarakat.Pemangku dan
Imum
Masiid
Keberadaan surau dan masjid
di
Jambi Seberangtidak
terlepasdari
peran
para Tuan Guru. Melalui
inisiatif
para
Tuan
Guru,masyarakat
diajak
secara bersama-samamembangun,
menjaga'memakmurkan
serta mengisi masjid
dengan berbagai
kegiatan keagamaan.Masjid
dipandang sebagai pusat kegiatan Islam, tempatmelaksanakan ibadah shalat berjama'ah, tempat kegiatan pengajian
dan tempat memperingati
hari-hari
besarIslam.
Di
sampingitu
masjid juga dijadikan tempat membicarakan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Sebagai Pemangku dan Imam, aktifitas Tuan Guru
di
mulai
sejakpukul
18.00 sore dimana ia mengimami masyarakatuntuk
sholatMagrib
dan Isa danaktifitas
tersebut berlanjut mulaijam
4.00
subuhketika
ia
sudah beradadi
Masjid kembali untuk
mengimami
kaum
Muslimin
di
sanauntuk
sholat Subuh. TlranGuru
dalam halini
bertanggung jawab menjagawaktu
sholat dan sekaligus menjadi imam tetap.Di
Jambi
Seberang,masjid
juga
berfungsi
sebagai tempat pengajian. Pengajianini
diikuti
oleh
semua elemen masyarakat terutamabagi
mereka
yangtelah
dewasa,baik laki-laki
maupunwanita.
Materi
pengajian yang
disampaikan
oleh
Tuan
Guru sebahagian besar adalah masalah dasar-dasar agarna,hukum,
dan ibadah yang digali dari kitab Kuning. Pengajian ini biasanya dilakukanpada
malam
hari
mengingat
pada
siang
hari
sebahagian besar masyarakatsibuk
dengan pekerjaannya masing-masing. Pengajian tersebut biasanyadilakukan
sebanyak 2kali
dalam seminggu yaitu pada malamminggu malam
senin.Masyarakat juga
mengadakan kegiatan pembacaan surat Yaasindiikuti
denganTahlil
pada setiapmalam
Jumat.Kegiatan
keagamaan tersebut mempunyai banyaksekali
manfaat(multiflying
e.f.fects). Kegiatan tersebutdi
samping berfungsi sebagai media pengajian keagamaanjuga
berfungsi danbermanfaat
sebagaimedia komunikasi dan silaturrahmi
antara TuanGuru
dengan masyarakat danjuga
mediasilaturrahmi
antara masyarakat dengan masyarakat dalam menjalin Ukhuwah Islamiahdi
antara mereka dan tentunya, secara keseluruhan, kegiatan tersebut berada di bawah kepemimpinan Tuan Guru.Pendidik
dan Pengelolu MadrusahMadrasah merupakan institusi pendidikan Islam yang berfungsi sebagai
wadah
atautempat
pewarisandan
pengembangannilai-nilai
keislamanbagi
generasi Islam. Madrasah merupakan tempat pengambdian bagi Tuan Guru untuk tujuan mulyadi
atas disamping pengabbdianmereka
di
pesantren. Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal, di Jambi Seberang, ketika menyebutkan kata madrasahmaka akan
diikuti
dengan penyebutan pesantren. Halini
dikarenakan di sekeliling madrasah berdiri pondok-pondok siswa yang menempati tanah-tanah penduduk yang adadi
sekitar madrasah. Sebelum tahun 1g60an,seluruh
siswa madrasahdi
Jambi Seberang adalahlakik-laki
karena
pada saatitu
anak-anakwanita tidak
diperbolehkanbersekolah. Pelarangan terhadap perempuan
untuk
bersekolahini
masih berlaku pada salah satu madrasah yang tergolong tua di Jambi Seberang yaitu pada Madrasah Sa'adatuddaraini di kelurahan Tahtulyaman
kecamatan Pelayangan sebagaidampak
dari
pemahaman kebij akan pelarangan seb elumnya.Tuan
Guru
adalahfigur
sentral dalam manajemen pengelolaan madrasah. Seluruh kegiatan madrasah mulai dari pagi hingga malam hari tidak terlepas dari pengawasan Tlran Guru.Di
samping sebagai pengajar,Tuan
Guru juga
berperan sebagaipimpinan
madrasah' contoh untukini
adalah T[ran Guruzarmyangmemimpin
Madrasah Sa'adatuddarainiTahtul
Yaman dan TuanGuru Yusuf
Arifin
yang memimpin madrasahNurul
Islam Tanjung Pasir.Dalam
memimpin, T[an Guru
sangatdisiplin.
seluruh kegiatandi
madrasah dipantau secara langsung dengan dibantu oleh murid-murid kep e r c ay aan (s e n i or) yang mengab di di madrasah. Singkatnya, TuanGuru
sangat menentukan seluruh kebijakanyang
terdapt di madrasah.Pelestari Tradisi
Pola
peribadatan
dan
tradisi
keagamaan
yang
dilakukanmasyarakat
Jambi
Seberangdiwujudkan
dalam
perilaku
ibadahdan
ritual-ritual
sosial
kegamaanyang
terimplementasi
dalamsiklus kehidupan mereka sehari-hari. Dalam pandangan para Tuan
Guru
di
Jambi Seberang,tradisi
keagamaan yang mereka lakukan bersumberdari
HaditsNabi
danljma'
para ulama yang diwariskan serta dilaksanakan secaraturun
temuruntermasuk
juga tradisi dan budayalokal
yangdiberi
semangat (elan) agamadi
dalamnya'Semua
kegiatan
keagamaantersebut didasarkan pada
bukupetunjuk
peribadatanyang dikarang oleh
Abu
Bakar
Asra'i
yangberiudul "Ta'lim
Al-Syibyan", terbitan
tahun
1928di
Singapura'Kitab
ini
menjadi
pegangankhusus Tlran
Guru untuk
pedomanperibadatan
masyarakat Jambi Seberang yang menganut mazhabSyaf
i.
Abu Bakar
adalah
seorangulama Jambi
Seberang yangdilahirkan
di
kelurahan
Ulu
Gedong
dan dikenal
sebagai ahli Fiqh mazhabSyaf
i.
Melalui kitab
ini
masyarakat Jambi Seberang melaksanakantradisi
agama secaraturun
temurun.
Tradisi-tradisi keagamaan yang diajarkan dalamkitab"Th'lim
Al-Syibyan" tersebut adalah:Ziarah
Kubur,
PeringatanNisfu
Sya'ban,Nginau,
Nuak,Nyukur
Bayi, Burdah, dan Syuro.Ziarah kubur bagi masyarakat Jambi Seberang dilaksanan pada dua
waktu
dalam satu tahun. Pertama, pada setiap pagihari
Jumat sehari menjelang puasa ramadhan dan kedua, padahari
kedua hari rayaIdul
Fitri.
Dalam
ziarah tersebut dibacakan surat Yasin,Tahlil
dan do'a
agararwah
kaum Muslimin
yang
wafat
diampuni
olehAllah
SWT.Peringatan
Nisfu
sya'bandilakukan
pada malam pertengahan bulan Sya'ban oleh masyarakat Jambi Seberang. Masyarakat Jambi Sebeang percaya bahwa MalamNisfu
Sya'ban
adalah malam yang istimewa karena pada malamitu
melaikat pencatat pahala dan dosa dan malaikat akannaik
menghadapAllah
SWT untuk
melaporkan amalbaik
dan amalburuk
seseorang. Acaraini
dilakukan
setelah sholat maghribdipimpin
oleh Tuan Guru.Nginau
yaitu
suatu
tradisi
yang
diyakini
oleh
masyarakat Jambi Seberang bahwa Llpayapendidikan
anakdimulai
sejakdini,
yaitu
sejak anakmasih dalam
bentukjanin
dalam
rahim
ibunya. Upacaraini
dilakukan
denganmenghindari berbagai
pantangan dan larangan bagi seorang suami maupunisteri
yang sedang hamil.Tradisi nginau
ini
memiliki
pantangan yangharus
dihindari
oleh kedua orang tuajabang
bayi, yaitu
larangan bertengkar, berlaku kasar, berbicarakotor,
makanl
minum dari
harta yang
diperoleh dengan aarayangharam danlain-lain.
Kemudian khususuntuk
ibu yang sedanghamil
tersebut dianjurkanuntuk
membacaAl-Qur'an
terutama
surah
Yusuf
agar
anak
yang
lahir
nanti
mempunyaisifat
lemah
lembut
dan tampan
sebagaimanalemah lembut
dan tampannyaNabi Yusuf
AS.Upacaranuak, yaitu upacara tujuh bulan kehamilan seorang ibu. Upacara
ini
bertujuan
untuk
memberitahukan kepada masyarakat bahwa sang perempuan telahhamil
tujuh bulan. Bahan-bahan yang diperlukandalam
acara tersebut adalah bunga, kelapakuning,
kaintujuh lembar, dan buah-buahan. Dalam
acaraini
dibacakan sholawat dan do'a yangdipimpin
oleh Tuan Guru.Upacara
nyukur
bayi,yaitu
acarayangdilakukan
setelah sangbayi
berumtr
7 hari.
Pada upacaraini
dihidangkan makanan yangdimasak
secaragotong royong
dengan mengundang masyarakat,famili
dekat dan handai tolan. Kegiatanini
diisi
dengan membaca Berzanji danditutup
dengan do'a yang dibacakan oleh T[ran Guru.Tujuan
acaraini
adalah
harapanorang
tua
semogaanak
yang didoakan tersebut menjadi anak yang sholeh.Burdah,
yaitu
bacaan puji-pujian terhadap nabi yang dibacakan secarabersama-sama oleh masyarakat dandipimpin
oleh Tuan Guru. Acaraini
dilakukan
di
masjid dandi
langgar. Upacaraini
biasanyadilakukan apabila
msyarakat dihadapkan
pada suatu
masalah, peristiwa, bencana, dan hal-hal lain yang aneh menimpa masyarakat atauindividu.
Upacara Syuro,
yaitu
upacara menyambut tahun baruHijriyah'
Dalam
menyambut tahun
baru hijriyah
ini,
anggota masyarakat melaksanakan ibadah puasa sunat, kemudian membuatbubur
ayamyang
sela{utnya
diberikan
kepada anakyatim
dan
fakir
miskin. Pada malamharinya dilakukan
pembacaan Yasin,Tahlil, Betzanji
yang
dipimpin
oleh seorang Tiran Guru . Upacaraini
bertujuan agar manusia melakukan introspeksi dan evaluasidiri
terhadap apayang telah dilakukan.Tradisi-tradisi
di
atasmemiliki
makna yang
mendalam,baik
untuk
kebaikan personal maupun kebaikan
yang bersifat
sosial untuk kehidupandi
dunia.Di
sampingitu,
tradisi ini juga bermakna harapanbagi
individu
dan
masyarakatyang masih hidup
agar memperoleh kesuksesandi
duniaini
dan bagi yang telah meninggal memperoleh tempat yanglayakdi
sisi T[rhan.Peran
Tuan
Guru
dalam Bidang
SosialKemasyarakatan
Di
samping peran yang dominan dalam bidang keagamaan,T[an
Guru
juga memiliki
peran
sosial kemasyarakatan terutama sejak rezimOrde Baru berkuasa dimana T[ran Guru dimanfaatkan sebagailegitimator
setiapkebijakan
yang berhubungan dengan kehidupanumat.
Peransosial Tiran
Guru
dalam
kehidupan kemasyarakatan tersebutdi
antaranya adalah:Penghubung
antara
Umat dengan PemerintahSalah satu
peran
sosial
penting
Tuan
Guru
adalah
sebagaiwakil
masyarakatdalam
menjalin
hubunan dengan pemerintah. Peranini
pada
dasarnyabukan peran
sosialyang
seharusnyadi
perankan (role expectation) oleh Tuan Guru, akan tetapi peran yang
dikondisikan
oleh pemerintah. Peran sebagai mediatorini
kadang-kadang menjadi membuat Tiran Guru berada dalam posisi dilematisdimana di
satu sisi Tiran Guru adalah sebagai tokoh masyarak yangharus
membela kepentingan masyarakat
dan
lembaga-lembaga keagamaan,akan tetapi
di
sisi yang
lain
kadang-kadang TuanGuru
harus membantu pemerintah dalam melaksanakan program mereka yang kadangkala sangatsensitif
danbila tidak
berhati-hati hal tersebut justeru bisa merusak kewibawaan Ttran Guru di tengah masayarakat.Peran
sosial Tuan
Guru
ini
terutama
terlihat
pada
awal diluncurkannya program keluarga berencana(KB)
oleh pemerintah yang banyak mengundang kontroversidi
tengahumat Islam
padaumumnya
dan khususnya
tengah
masyarakatJambi
Seberangyang
dikenal
sangatfanatik.
Pada saatitulah
pemerintah
sangat membutuhkan peranT[an
Guru untuk
menjelaskan secara agamis tentang program keluarga berencana kepada umat Islam.Salah satuwadahpertemuan antara Tuan Guru denganpemerintah adalah lembaga
Lailatul ljtimak, yaitu
sebuah lembaga pertemuanuntuk
mempertemukan ulama dan pemerintah membahas masalah tertentu. Pertemuan antara TuanGuru
atauUlama
dengan pihak pemerintah biasanya dilakukan pada malam karena kalau siang hari masyarakat dan Tiran Guru sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Lembagaini
pertamakali
dibentuk oleh Tuan Guru KemasMuhammad Saleh.
Lembaga
Lailatul Ijtimak
tidak
hanya
dimanfaatkan
olehp emerintah dalammenso sialisasikanprogram-programp emerintahan saja, tetapi
juga
dimanfaatkan pejabat pemerintah sebagai wadahlegitimasi
sosialkepemimpinan
pejabat tersebut. Sebagai contoh, seoranggubernur yang baru
terpilih
biasanya selalu mengadakansilaturrahmi
kepada
Tiran
Guru
terutama terhadap
Tuan
Guru senior yang dianggap mempunyai pengaruh yang besardi
tengah masyarakat Jambi Seberang.Dalam konteks
jalinan
hubunganinilah
TiranGuru
memperolehdukungan
dan
bantuan
dalam
memajukan
lembaga-lembaga keagamaanuntuk
kepentingan masyarakat umum. Hubungan sepertiini
menjadikan
TuanGuru
mitra
pemerintah dalam pembangunan masyarakat.Hubungan
denganPurtai
Politik.
Pada era Orde
Baru
terutama sampai pada Pemilutahun
1982, kawas an Jambi S eberang merup akan kantong suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP).Tidak
mengherankan,dalam
pemilu
tahun 1982, partaiini
mendominasi perolehan suaradi
tempatini.
Akan
tetap
sejak
Pemilu tahun
1987,dominasi
PPPdapat diimbangi
oleh Golkar,
danpada
Pemllt
1992,
dan
1997Golkar
menjadi pemenangdi
kawasan Jambi Seberang.Hal
ini
diduga mempunyai hubungan dengangubernur
Jambi pada saatitu
yang dijabat olehDrs.
H.
Abdurrahman
Sayoeti, yang notabene berasaldari
Jambi Seberang, danbeliau
adalah Dewan PembinaGolkar
DPDI
Jambi pada saatitu.
Pengaruh yang luas
di
tengah masyarakat membuat Tuan Gurumenjadi
rebutan
partai-partai
politik.
Menurut Abdullah
Rozalidan
Sulaiman,
keduanya guru madrasah As'ad, selama Orde Baru, para TuanGuru
yang populer seperti TuanGuru
YusufArifin
danT[ran
Guru Zaim
menjadi
rebutan
arrtara PPP(Partai
Persatuanpembangunan)
dan
Golkar. Malahan cara
Golkar
melakukan pendekatan sudah sampaipada
tingkat
tekanan (represif). Akan
tetapi,
cara tekanan sepertiitu
menjadikontraproduktif
sehingga T\ranGuru
semakintidak
simpati
kepada partar tersebut. Namundemikian, Tuan
Guru tidak
memperlilhatkan
ketidaksetuannya dengan bahasa yang vulgar ataukonfrontatif. Akhirnya,
kedua TuanGuru tersebut memilih
bersikap netral, dan tindakanini
membuat mereka semakin dihormati masyarakat.Sikap netral
mereka terhadap semua
partai
politik
tersebut disemangati oleh keinginan untuk mengayomi seluruh umat. Merekatidak
ingin
keberpihakan
mereka tersebutmemicu
konflik
sertakrisis
kepercayaan umat kepada pemimpinnya. walaupun demikianbukan
berarti tidak
adaT[an Guru
yang melibatkan
diri
dalam kancahpolitik
praktis.
Pada dekade 1978hingga
1988 sebelum eramultipartai
seperti
saatini,
terdapatdua orang
T[ranGuru
yang menjadi pengurus partai sekaligus menjadi anggota DPRD Provinsi Jambi,yaitu
TuanGuru Ismail Ya'kub dari
madrasahNurul
Iman yangmenjadi
anggotaDPRD Provinsi
Jambidari
PPPdan
Tuan Guru Jalal dari partai Golkar.Hubungan
dengun Organisasi Sosial KeugamaanPara Tuan
Guru
yang
adadi
Jambi Seberangtidak
berstatus sebagai pegawai negerisipil
(PNS) melainkan hanya sebagai tenaga lepasyang
mengabdidi
lembaga-lembaga pendidikan non fromal (madrasah) dan lembaga keagamaan lainnya. Seluruh kegiatan Tlran Guru bertujuan untuk pengembangan pendidikan Islam dan dakwahIslamiyah.
Oleh
karena
itu,
dalam
upayamewujudkan
misi
ini,
para Tiran Guru
juga
menjalin hubungan dengan berbagai pimpinan organisasi keagamaan dan organisasi sosial lainnya melalui jaringan personal maupun kelembagaan.Dikarenakan
hampir
semuaTuan
Guru
di
Jambi
Seberang menganutpaham
budaya Islam tradisional (salafi), maka sebagian besar TiranGuru
menjadi
anggota dan bahkan menjadi pengurus organisasiNU,
dan Tarbiyah Islamiyah. Dapat diambil contoh untuk halini
seperti Tiran GuruZatni
dari madrasah Sa'adatuddaraini dan TuanGuru Yusuf
Arifin
dari
madrasahNurul
Islam yang menjadipengurus
Syuriah
PW
NU
Jambi dan
juga
menjadi
penasihat Maielis Ulama Indonesia(MUI)
Provinsi Jambi. Contohlain
adalahGuru
Yahyadari
madrasahNurul Iman
yang menjadi
pengurus Tarbiyah Islamiyah Provinsi Jambi. Melalui wadahini
lah para TuanGuru
Jambi Seberangmenjalin
hubungan persaudaraan, menjalin konsultasi dandiskusi
tentang agama dan kemasyarakatan dengan para ulamadari
daerahlain
dalam provinsi Jambi.Perubahan Peran
SosialTuan
Guru
Dewasaini
TuanGuru dan
Tradisi AgamaTidak
dapatdipungkiri
bahwa pelaksanaan pembangunan danmasuknya
nilai-nilai
modern
ke
lingkungan
masyarakat
Jambi Seberang dalam dekade terakhirini
telah mengakibatkan terjadianya perubahan sosial dan pergeseran nilai dalam berbagai aspek keidupan masyarakat. Perubahan-perubahan ini juga mengakibatkan terj adinyaperubahan pemikiran keagamaan dan pandangan masyarakat tentang makna dan fungsi tradisi yang telah mereka laksanakan selama
ini.
Perubahan atau pembaharuan
pemikiran
keagamaanjuga
ikut
mempengaruhi perubahan pandangan masyarakat tentang kedudukandan
fungsi
Tiran
Guru
sebagaielite
agamadi
tengah kehidupan masyarakat.Masyarakat
sudah denganjelas
dapat membedakan mana yang tergolong ajaran agama dan mana yang masuk ke dalamtradisi
agama.Faktor-faktor
penyebab perubahan pemahamanini
berasaldari
dalamdiri
masyarakatitu
sendiri, danjuga
datang dari pengaruh luar.Dalam
pengamatan
peneliti,
perubahan
pandangan tentang ajaran agama dantradisi
agama serta pandangan tentang posisi danfungsi
TuanGuru
banyak ditemukan dikalangan masyarakat yangberumur
antara 30 sampai 40 tahun.Hal
ini
dapat dipahami bahwa beberapafaktor
penyebabnya antaralain
adalahpendidikan
dan hadirnya mediainformasi
serta pergaulan dengan masyarakat luar danfaktor-faktor
penyebab lainnya.Pandangan
tentung
TuanGuru
Pada masa
lalu,
TiranGuru menduduki posisi penting
dalam kehidupan masyarakat Jambi Seberang terutama dalam bidang sosialdan
keagamaan.Dalam perspektif
sosiologis,posisi
penting ini
membuat hubungan Tiran Guru dengan masyarakat seperti hubungan
Patron-
Client. TuanGuru
sebagaiPatron
dan masyarakat sebagaiClient. Pola
hubunganini
bersumberdari pola
hubungan antaraguru dan
dan
murid
di
pesantren.Dalam tradisi
madrasah atau pesantren,murid
Secara mutlak harus patuh dan taat kepada guru.Hanya dengan kepatuhan dan ketundukan
itulah
sangmurid
akan memperolehbarokah
dari
gurunya
dan usahanyauntuk
mengenal kebenaran akan tercapai. Pola hubunganini
pada akhirnya berimbasdan
meluas
ke
tengah
masyarakat-Pola
hubunganini
lah
yang membuat TuanGuru
sangat dihormati masyarakat Jambi Seberang.Tuan
Guru
pada masa
lalu
merupakan sumber
informasi, tempatbagi
masyarakat bertanya tentang masalah-masalah sosialdan
keagamaan.Tuan Guru
juga
sangat menentukan keabsahan akan pelaksanaan ajaran-ajaran agama. Penghormatan yangtinggi
terhadapTuan
Guru
tergambardari perilaku
masyarakat dalamkehidupan sehari-hari.
Misalnya,
pada
masa lalu,
jika
orang berpapasan atau bertemu dengan TuanGuru di jalan,
maka orang tersebut akan memberi jalan kepada TuanGuru
untuk lewat terlebihdahulu
ataumenyalami Tuan
Guru
denganmencium
tangannya. Makna cium tanganini
adalah sebagai penghormatan sekaligus agar memperoleh barokah dari Tuan Guru.Dalam
pengamatanpeneliti
saatini,
pola
hubungandi
atasmengalami perubahan. Posisi Tiran
Guru bukan lagi
menjadi satu-satunya sumberinformasi
keagamaan tempat masyarakat bertanya.Sebagaimana
dikungkapkan
oleh Nawawi dan
Yusman,
bahwaperubahan pandangan masyarakat tentang kedudukan Tuan Guru
sedikit banyak dipengaruhi
cara masyarakat
dalam
mendalami masalah-masalah keagamaan,terutama tentang ibadah
praktis.Kalau
dahulu hal-hal yang sangat sederhana sekalipun masyarakat bertanya juga kepada Tuan Guru, maka saatini
hal demikian sudahtidak terjadin
lagi. Masalah sepertiitu
sudah dapat ditanyakan ataudicarikan jawabannya
dengancara
lain
seperti
dengan membeli buku-buku yang banyak beredar di pasaran. Termasuk juga dalam halini,
pencerahan terhadap paham dan sy'ar keagamaan sudah mereka dapatkandari
siaranTV,
radio
yang menyiarkan ceramah agama dengan berbagai tema yang disampaikan oleh da'i dan cendikiawandari
berbagarlatar
belakangdan
tingkat
pendidikan
keagamaan.Perubahan perkembangan
ini
berdampak
pada
berkurangnya peran TiranGuru
di
tengah masyarakat. Juga, pada zaman dahulu masyarakatyang
akan
mengadakan pestaperkawinan,
syukuran dan lainnya, selalu bertanya kepada TuanGuru untuk memilih
dan menetapkanhari
danbulan
yang dianggap tepat.Akan
tetapi
saatini,
masyarakattidak lagi
bertanya kepada Than Guru. Masyarakat beranggapanbahwa
semuabulan
dan
hari
adalah sama baiknya karena yang lebih penting adalah kesiapan pelaksanaannya termasuk kesiapan keuangan.Hal
ini
mengindikasikan bahwaperan
sosial Tuan Guru telah terdistribusi kepadaflgur-figur
lain.Pemungku dan
Imam
Masjid
Sistem pengelolaan
masjid
di
Jambi
Seberang saatini
sudahmengalami perubahan dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Perubahanini
tidak
terlepasdari
penggllnaan manajemen moderndalam pengelolaan organisasi. Dalam pengamatan penulis, Tuan Guru
tidak lagi
menjadifigur
sentral dalam pengelolaan masjid. Sekarangini,
walaupun TuanGuru
tetap memegangtampuk
kepemimpinan masjid, akan tetapi hal tersebut hanya bersifat simbolis. wewenang pengelolaan telah didistribusikan kepada pengurus lain yangdipilih
b erdas arkan kemampu an d an p engalama nny a (c o m p e t e n c e) .
Masjid
masjidNurul
Islam kelurahan Tanjung Pasir kecamatanDanau
Teluk,
sebagaicontoh, kepemimpinan
di
masjid
ini
tetap dipegang olehTuan GuruYusufArifin,
akantetapi dalam aktivitasnyasehari-hari, pengelolaan
kegiatan telah banyak dilakukan
oleh pengurusdi
bawahnya, sepertiwakil
ketua dan sekretaris. Kedua oranginilah
yang berperan besar dalam pengelolaan masjidNurul
Islam
mulai dari
penyusunanjadwal
khatib
sholat Jumat, mencaridan
mengatur dana
untuk
pembiayaankegiatan
masjid
seperti membayarlisterik,
air, sampai pada honor para petugas masjid. Tiran Guru YusufArifin
hanya berperan sebagai imam sholat lima waktu. Fenomena sepertiini
juga terjadi
di
masjid-masjidlain
yang ada di Jambi Seberang.Pendidik
dan PengelolaMadrusah
Peran Tiran
Guru
dalam
mengelola
dunia pendidikan
dan pengelolaan madrasahjuga
mengalami perubahan.Bila
pada masa sebelumnya, madrasah atau pesantren hanya melayani pendidikankeagamaan semata,
pada saat
ini di
Jambi
Seberang
sistem pembelaj aran yang diberikan telah dilengkapi dengan mat err (subj ect) sekolahumum formal seperti
dengan dimasukkannya
pelajaran IPA, IPS, Fisika, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi yang pada era sebelumnya materi-materi tersebut masih dianggap tabu.Berbagai perubahan
ini
membuat TuanGuru
mendelegasikan sebagian besar kewenangan-nya kepad para guru dan staf yang lain.Untuk mengajar
mata pelajaran tersebutdi
atastentu
tidak
akan dapat dilaksanakan oleh Tuan Guru sendiri akan tetapi dibantu olehstaf
guru
yang
lain.
Denganbegitu,
TiranGuru
yangdulu diakui
sebagai satu-satunya orang
di
madrasah yang mempunyaiilmu
dan kekuasaan yang luar biasa, akantetapi
pengakuan itu mulai berubahdan terdistribusi pada pembantuny ayanglain terutama dalam subj ect umum yang
tidak
dikuasai oleh Tuan Guru.Hal
seperti
ini
dapat
diamati
di
madrasah
As'ad
yangdimpimpin
oleh Tuan GuruNajmi
Qodir. Dalam pengelolaansehari-hari,
Madrasah
ini
dijalankan
oleh
salah
seorang keponakannya bernama Drs.Abdul
Qadir Jailani. Madrasah Sa'adatuddaraini yangdimpimpin oleh Tuan
Gurt
Zaini
juga
demikian.
Aktifitas
harian madrasahdijalankan
oleh ustadzMusa
serta stafnyatidak
secaratotal oleh Tuan Guru Zarm sendiri.
Perubahan
Pandangan tentangTradisi
KeagamaanPemahaman dan pelaksanaan tradisi keagamaan juga mengalami banyak perubahan.
Bila
sebelumnya masyarakat menerimatradisi-tradisi
keagamaanyang
diajarkan
oleh Tuan Guru
tampa
kritik
karena
apayang diajarkan
dianggap sebagaibagian integral
dari ajaran agama, sekarangini
hal tersebut telah mengalami perubahan.Perubahan
ini
tentu
dipengaruhi
oleh
perubahan
pandangan masyarakat dalam melihat apa landasan hukum, fungsi dan manfaattradisi
itu
bagi
kehidupan mereka.Tradisi-tradisi
yang mengalami perubahandalam
pelaksanaandan
pandangan masyarakat Jambi Seberang tersebut adalah sebagai berikut:Keutamasn
ltari
Jumat
Menurut
pandangan masyarakat Jambi Seberang tempo dulu, harijumat
adalah penghuludari
sekalianhari
danhari
raya bagi kaum mu s limin. Oleh sebab itu, semua pekerj aan yang baik seb aiknyadilaksanakanpada
hari
Jumat seperti: memotongkuku,
mencukur rambut, memakai pakaian baru, bersedekah. Mendapatkanangka-angka
ganjil
dianggap
anggapkebaikan.
Hal
ini
tergambar dari seorangibu
bernamaAsiah;
ia
memberinasi
gemuk dan dagingayam kepada santri madrasah Sa'adatuddaraini bernama Muhammad Jais dan teman-teman pada hari Jumat (12 Agustus 2002).
Saat
ini,
tradisi
tersebut sudah berangsur-angsur menghilang dipraktekkan terutama di kalangan generasi muda. Bagi masyarakat dan generasi muda saatini,
memotongkuku,
bersedekah, memotong rambut, danmemakai pakaianbaru tidakmesti harus dilakukanhanya padahari
Jumat.Bagi
mereka, kebaikanapapun
bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja. (Wawaneara,05 Agustus 2002).Ziurah
Kubur
Seperti
telah
dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwamasya-rakat Jambi
Seberangmelaksanakan ziarah
kubur pada
Jumat pagi menjelang puasa Ramadhan danhari
keduaIdul
Fitri,
dengan membaca surah Yasin,Tahlil
dan Do'a.Akan
tetapi, saatini
tradisiini
tidak lagi dilakukan
dalam duawaktu
tersebut.Ziarahpada
era sekarangdilakukan
padahari
raya kedua,itupun tidak
diikuti
olehb anyak orang seb agaiman
a
p ada zaman d ahulu. Ziar ah ters ebut s aatini
hanya hanya dilakukan oleh segelintir orang saja.Ini
disebabkan adanya perubahan pahamyang
terjadi
di
tengah masyarakat dan generasi muda dimana menurut seorang responden bernama A. Roni Ismail dan teman-temannya, bahwa membaca Yasin,Tahlil
dan do'auntuk
arwah orang yang telah meninggalitu
tidak
harusdilakukan
di
kuburan, tetapi bisa saja dilakukan dirumah danziarahkubur
itu
dapat
dilakukan
kapan saja,tidak
harus pada bulan Ramadhan danIdul Fitri.
Peringatun
Nisfu
Sya'banDewasa
ini,
perayaanNisfu
Sya'ban sudah
tidak
semeriah dahululagi
dan hanya dilaksanakan oleh para orangtua
dan parasantri
saja. Masyarakat pada umumnya
jarang yang
mengikuti
acara
tersebut.
M.
Syaf
i
mengatakan bahwa sekarang masyarakat sudah mulai rasional melihattradisi-tradisi
yang mereka laksanakantermasuk
juga
dalam memperingati
Nisfu
Sya'ban. Masyarakat menganggap umur manusia sudah ditetapkan Tuhan dan datangnya rezeki tergantung pada usaha yangdilakukan
manusia.Upacara
Nuak
Dahulu, hampirseluruhkeluargadi Jambi Seberang melaksanakan upacara
Nuak
(acara tujuh bulan kehamilan).Akan
tetapi, saatini,
upacara
ini
sudahbetul-betul hilang. Menurut
seorangibu
muda,pada
saat
ini,
masyarakatJambi
Seberang beranggapan bahwatidak
perlu memberitahukan tentang kehamilan seorang ibu kepada masyarakat luas melalui upacaraNuak,
sebab masyarakat akhirnya juga akan tahu dengan sendirinya kehamilan wanita tersebut'Upacara
Nyukur Bayi
IJpacaru
nyukur bayi
biasanya
dilaksanakanpada
saat bayi berusia7
hari.
Sekarang,umur
7
(tujuh) hari
tersebuttidak
lagi menjadi patokan karena terkait dengan persoalan kesiapan finansial.Acara yang dilakukan
dalam kegiatannyukur
tersebutjuga
tidak sama dengan zaman dahulu. Pembacaan berzanjrtidak
lagi
dibaca secarautuh
(tamat), akan
tetapi
diringkas.
Menurut
masyarakat Jambi Seberang pembacaan berzanji adalah sunat hukumnya. Yang pentin,menurut
mereka, barzanjrtersebut
dibaca meskipun tidak seluruhnya.Bardah
Membaca
burdah dilakukan
apabila
masyarakat mengalami persoalan/musibah, bencana alam, danjika
adahal-hal
aneh yangmenimpa
penduduk.
Sejalan
dengan perkembangan pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat Jambi Seberang, saatini,
merekatelah
lebih
rasional dalam
memandangdan
memecahkan sebuahpersoalan
yang terjadi. Dahulu,
datangnyakemarau atau
banjir dianggap sebagai kemarahan Tirhan atas perbuatan manusia, tetapi sekarangini,
mereka telah memahami bahwa adanya peristiwa asapdan banjir lebih disebabkan oleh pembabatan dan pembakaran hutan yang semena-mena dilakukan manusia sehingga terjadilah musibah tersebut. Jika
ingin
musibah sepertiitu
tidak
terjadi maka kegiatan pembabatan dan pembakaran hutan yang harus dihindarkan.Upacara Syuro
Dahulu dalam
menyambut
tahun
baru hijriyah,
masyarakatJambi
Seberang melaksanakan ibadah puasa sunat dan membuatbubur
ayam yang kemudian bubur tersebutdiberikan
kepadafakir
miskin
dan anakyatim.
Akan
tetapi pada saatini,
perayaan Syuroini
agak bergeser maknanyawalaupun
tetap dilaksanakan. Muatan pesanyang
dibawanya mengalami perubahan dimana pemberian sedekahbubur
ayam kepada anakyatim
dan
fakir
miskin
sudahj ar ang dit emukan I agi. S eb aliknya, p er ay aan dan p enyambut an tahun baru
hijriyah
ini
isi dengan kegiatan ceramah agama dan juga pawaikeliling
kota yang dilakukan pada malam hari,tidak
ada lagi tradisi pemberian bubur ayam sebagimana yangterjadi
sebelumnya.Perubahan
peran
sosial TuanGuru
dalambidang
keagamaandan
perubahan
tradisi-tradisi yang
berkembang
di
masyarakat sangatmempengaruhi kedudukan
dan fungsi
mereka. Dominasi mereka sudahmulai
bergeser dan sudahmulai
terdistribusi kepadafigur
lain.Menurut
Karl D.
Jackson danMeiliono
dalam Prisma (1995)'otoritas tradisional akan
mengalami
pergeseranapabila
terjadihal-hal
sebagaiberikut.
Pertama, pertukaran
antara benda-benda jasadiah (material goods) dengan kewajiban moral yang sudahtidak
lagi menarlk. Kedua, hubungan pribadi yang mulus dan berlangsung lama menjadi
jarang
dan semakindigantikan
oleh hubungan kerja yang bersifatkontraktual
(vest interest). Ketiga, ikatan khusus yangbersifat fungsional
dianggapwajar
dan
biasa. Keempat,peliknya
kaitan saling ketergantungan yang dituntut oleh jenis-jenis pekerjaan
baru dan seringnya pertukaran informasi.
Hasil
penelitianini
menunjukkan bahwa pengaruh T\ran Gurudi
Jambi
Seberang sudahtidak
seluasdahulu
lagi.
Para
anggota masyarakat yang menjadi responden penelitian berpendapat bahwa, berkurangnya pengaruh TuanGuru
tidak
terlepasdari
perubahan padangan masyarakattentang kedudukan dan peran Tuan
Guru bagi kehidupan mereka. Saatini
pengaruh Tuan Guru sudah terbagi kepadafigur-figur
lain yangmemiliki
keahlian spesifik.Menurut Asfar (1950), pada masyarakat yang sudah maju, fungsi agamadan tokoh agamamengalami banyak perubahan walaupun hal
ini
berbeda padamasyarakat tradisional. Pada masyarakat modern yang telah mengalami differensiasistruktur
dan spesialisasi fungsi,peran
agama dantokoh-tokoh
agama hanya terbatas pada masalah keagamaan semata.Tuan
Guru
danAktivitas Politik.
Aktivitas T[an
Guru
dalampolitik
praktis
sangat dipengaruhioleh
pandanganpolitik
mereka yang
bersumberdari kitab
FiqhSiyasah karangan
Imam
Al-Mawardi,
seorang
ulama
abadpertengahan dan
juga
dipengaruhi
oleh
sejarah hubungan natata ulama dan pemerintah pada masalalu.
Dari
sinilah pola hubunganini
mewarnai
dinamika
hubungan
Tuan Guru
dengan berbagai kekuatanpolitik
serta pemerintah.H ub u ng an de ngan P e
merintuh
Selama masa Orde Baru pola hubungan antara Tuan Guru dengan pemerintah di
jalin
berdasarkan upaya mengedepankan harmonisasi serta upaya menjagastabilitas
politik
agar berbagaikonflik
dan keteganganpolitik
yang bisa mengganggu pelaksanaan pembangunan dapatdihindari.
Dalam
kerangkainilah
Tuan
Guru
memerankandirinya
dalam
melaksanakan
aktivitas
sosial
kemasyarakatan.Seorang
responden bernama
Kadir
Husein
mengatakan bahwapemerintah sangat membutuhkan dukungan
Tlran
Guru
dalam rangka mensukseskan program-progam pembangunan (Wawancara, 09 Agustus 2002). Halini
mengindikasikan bahwa Tlran Guru hanya dimanfaatkanuntuk
memberikanlegitimasi
bagi
setiap kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan masyarakat.Lembaga
Lailatul Ijtimak, misalnya,
saatini
sudah bergeser fungsinya. Lembagaini
dimanfaatkan oleh aparat pemerintahuntuk
mensosialisasikan program dan mendapatkan dukungan
dari
tokoh masyarakat dan TuanGuru untuk
setiap kebijakan yang akan dan sedangdiambil
oleh pemerintah. Selainitu,
lembagaini
akhir-akhir
ini
dimanfaatkanpula
sebagai ajang sosialisasibagi
calon kepala daerah yang akan maju dalam Pilkada. Jikaa sudah terlihat indikasi sepertiini,
padaumumnya,
TuanGuru mulai menarik
diri
dari kegiatan pertemuan yang dilaksanakan pada hari tersebut.Menurut
Muzani
(1994) OrdeBaru
sangat menentukan bentuk-bentuk pemahaman keagamaandi
Indonesia termasuk pemahamantentang
Islam.
Islam
seperti
apa yang dibutuhkan pembangunan merupakantitik
tolak
pengembanganpemikiran
keislaman dalam keindonesian Orde Baruini.
Dari sini
dapat dipahami bahwa sikap akomodatif Tuan Guru terhadappemerintah
adalah suatuhal
yang
tidak
bisa
dihindari.Sebab kenyataannya pemerintah hadir sebagai kekuatan yang sangat intervensif terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat. Akibatnya hubungan T\ran Guru dengan pemerintah bersifat subordinatif.
Hubungan
denganPartai
Politik
Tidak
jauh
berbeda dengan pola hubungan TuanGuru
denganpemerintah,
pada
hubungan
Tlran
Guru
dengan
partai politik
terutama
denganGolkar
bersifat akomonodatif. Dalam
beberapaPemilu masa Orde
Baru,
TuanGuru
senantiasa dieksploitasi partaipolitik
terutama
oleh Golkar untuk
memobilisasi
pengumpulan suara.Dalam pandangan
M.
Syaf
i,
selamaini
hubungan Tuan Guru denganpartaipolitik
bersifat saling membutuhkan. Tiran Gurutidak
bisa menghindari berbagai pendekatan dan bantuan yang
diberikan
oleh parapolitisi
untuk mengembangkan madrasah. Kalaupun TiranGuru Zaini
dan YusufArifin
tidak terlibat
secarastruktural
dalam kepengurusanpartai
dantidak pula
sebagaijuru
kampanye, akantetapi
sikapnetral
dandiam
mereka secaratidak
langsung sangat menguntungkan Golkar.Menurut
Azr a (199 6), banyak ear a y ang dilakukan partaipolitik
untuk merangkul
umatIslam
di
antaranyamelalui
para ulamanya,misalnya,
denganmembentuk
suborganisasi khususuntuk
ulamaatau merangkul mereka melalui lembaga-lembaga Islam yang mereka
pimpin,
seperti organisasi tarekat.Hubungan
dengun Orgnisusi Sosial KeagamaanTuan Guru
di
Jambi
Seberanglebih
banyak
terlibat
dalamorganisasi
keagamaanseperti
NU
dan
Tarbiyah Islamiyah. Hal
ini
merupakanrefleksi
dari
pandangan keagamaan mereka yangtradisional yang relevan
denganciri
khas dari
kedua
organisasi tersebut yang juga berwatak tradisional.Benih
hubungan tersebutdimulai dari
ikatan
mereka sebagaisesama
alumni
madrasah/ pesantren, kemudian
dilanjutkanmelalui
kontak
personalhingga berlanjut
dengan hubungan yangbersifat institusional
dengan keterlibatan mereka dalam organisasi keagamaan.Menurut Hirokoshi
(1987), madrasah atau pesantren menjadisatu
alat
mengembangkan perasaan persaudaraandi
antara para santrinya yang kelak akan menjadi basis kerjasama dan pertukaranjaringan
yang sangatbernilai
bagi ulama.Temuan
ini
menunjukkan bahwa hubungan TiranGuru
dengan organisasi keagamaandi
Jambi Seberanglebih
bersifat hubungan emosional antarasesama alumni madrasah dari pada hubungan kerja yangbersifat
rasional dankontraktual.
Oleh karenanya organisasi keagamaan yang modern dan rasional seperti Muhammadiyahtidak
muncul dan berkembang di Jambi Seberang karena basis
kulturalnya
yang berbeda.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada masa lalu, Tuan Guru
di
Jambi Seberang merupakanfigur
yang
sangat berpengaruhdan
memegang perananpenting
dalam pembentuk kebudayaan masyarakatyang bercorak
Islami.
Corak sosial budayaini
bersumberdari
keyakinan dantradisi
keagamaanyang
sangat mempengaruhi pandangan, sikap,tingkah laku,
dantindakan
serta orientasi masyarakat.Peran Tuan
Guru
tersebut
merambah
ke
berbagai
aspekkehidupan masyarakat,
baik
di
bidang
keagamaanmaupun
di bidang sosialpolitik.
Pengaruh yang luasini
membuat Tuan Gurudihormati
dan diteladani masyarakat. Walaupun demikian, ternyata dalam kiprahnya sebagai penerang masyarakat, banyak pihak yang memanfaatkan kefiguran Tuan Guruini,
baik untuk tujuanindividu
ataupun organisasi tertentu.
Seiring dengan perubahan dan kemajuanzaman akibat akselarasi pembangunan disegala bidang, peranan
Tuan
Guru,
sedikit
demisedikit
mengalami pergeseran. Perubahan pranata dan pandangansocial
masyarakat menyebabkanterjadinya
perubahan pandangan tentang makna dan fungsi tradisi yang diajarkan oleh Tuan Guru bagi kehidupan mereka. Juga termasuk dalam halini
perubahan pandangan tentang adab dan budaya, perubahan orientasi kehidupan serta pola hubungan sosial. Berbagai perubahan ini mengakibatkan menurunnya kharisma dan peran sosial TuanGuru
serta terjadi pergeseran peran kepemimpinannya. Perubahanperan
sosial
Tuan Guru
ini
juga disebabkan terjadinya diferensiasi sosial dan spesialisasi fungsi serta perkembanganilmu
pengetahun danteknologi,
terutama teknologi komunikasi, yang pada akhirnya menyebabkan peran kepemimpinandan keilmuan Tuan Guru terdistribusi kepada figur lain yang
memiliki
kompetensi dan keahlian yang sudah sangat spesifik. Rekomendasi
Globalisasi
dunia
dalam berbagai aspek kehidupan
telahmelahirkan
tata
nilai
baru
(new values) yang bersifat penetratif
kelingkungan kehidupan sosial masyarakat melalui sarana teknologi
informasi
yang setiapwaktu
berkembang dengan cepat. Globalisasi ini merup akan tantangan yang tidak bi sa dihindari dan harus dihadapioleh masyarakat di belahan dunia, termasuk
di
Jambi Seberang-Oleh karena itu, upaya memajukan dan meningkatkan kemajuan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan merupakan kebutuhanmutlak
agar merekatidak
teraliensi
dengandinamika
kehidupan yang terus berubah. Berhubungan dengan hal itu, maka transformasibudaya
masyarakat
melalui
perubahan
sikap,
pandangan
yanginheren
dengannilai-nilai
kemajuanharus
dilakukan
di
sampingtetap
mempertahankannilai
tradisional yang masih
efektif
yang dapat menopang pandangan, sikap dan mental masyarakat sehingga masyarakattidak
mengalami
goncangan dan keterkejutan budaya(cultural
shock) dalam beradaptasi dengannilai
dan budaya baru.Untuk itu,
pengembanganpendidikan Islam
melalui
institusi
madrasah