• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM MENILAI

KINERJA KEUANGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BANGLI

Gusti Ayu Yuni Antari

Jurusan Pendidikan Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: yunigustyayouw@ymail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli dilihat dari rasio kemandirian pada tahun 2014, (2) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli dilihat dari rasio efektifitas pada tahun 2014 dan (3) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli dilihat dari rasio efisiensi pada tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara yang di analisis dengan analisis rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio kemandirian tahun 2014 tergolong mandiri. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio kemandiriannya sebesar 135,44% 100%. (2) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio efektifitas tahun 2014 tergolong efektif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio efektifitasnya sebesar 149,56% 100%. (3) kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio efisiensi tahun 2014 tergolong efisien. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio efisiensi sebesar 85,70% 100%.

Kata kunci: Analisis Laporan Keuangan, Kinerja Keuangan

Abstract

This research is aimed to know (1) financial performance of RSUD Bangli Hospital seen from the independence ratio in 2014, (2) financial performance RSUD Bangli Hospital seen from the effectiveness ratio in 2014, and (3) financial performance RSUD Bangli Hospital seen from the efficiency ratio in 2014. This type of research is descriptive quantitative. Data collected by the method of documentation and interviews which analyzed by the independence ratio, the effectiveness ratio, and the efficiency ratio. The result of this research showed that (1) financial performance RSUD Bangli Hospital based on the independence ratio in 2014 classified as independent. This can be seen from calculation independence ratio of 135,44% 100%. (2) financial performance RSUD Bangli Hospital based on effectiveness ratio in 2014 classified as effective. This can be seen from calculation of effectiveness ratio of 149,56% 100%. (3) financial performance RSUD Bangli Hospital based on efficiency ratio in 2014 classified as efficient. This can be seen from calculation efficiency ratio of 85,70% 100%.

(2)

PENDAHULUAN

Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Setiap perusahaan mempunyai kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dari setiap komponen yang ada pada perusahaan dalam menunjukkan prestasi kerjanya. Kinerja merupakan aktivitas dari setiap organisasi atau perusahaan selama periode tertentu. Kinerja ini perlu untuk diukur dan dinilai agar setiap perusahaan mengetahui keadaan yang lebih akurat tentang perusahaannya. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk dapat menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik pada

tahap perencanaan, tahap

pelaksanaanmaupun tahap setelah kegiatan selesai (Dally, 2010). Menurut Sawir, Agnes (2003:117) “kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada periode tertentu melaui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan”. Menurut Handoko, (2000) penilaian kinerja (Performance appraisal) pada dasarnya

merupakan faktor kunci guna

mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya memberikan penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Adanya penilaian kinerja mengakibatkan manajemen puncak dapat memperoleh dasar yang obyektif untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang disumbangkan masing-masing pusat pertanggungjawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan

rangsangan pada masing-masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efisien.

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Cara untuk mengetahui baik buruknya kinerja keuangan dalam suatu perusahaan dapat diketahui dengan cara menganalisis suatu laporan keuangan.

Menurut Kasmir (2008) ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan misalnya sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Ada beberapa teknik yang biasanya digunakan dalam melakukan suatu analisis, dimana salah satunya adalah analisis rasio.

Menurut Jumingan (2008:118) “rasio dalam

analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan

dalam bentuk matematis yang sederhana”. Menurut Van Horne (2005:234) “Rasio

keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapatkan perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai

angka mentahnya sendiri”. Analisis rasio

merupakan salah satu dari teknik analisis yang dapat memberikan petunjuk yang meggambarkan kondisi keuangan perusahaan antara variabel-variabel yang bersangkutan dan dipakai sebagai dasar untuk menilai kondisi tertentu. Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang sering dipakai karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui kinerjanya, perusahaan akan dapat melakukan perkiraan keputusan apa yang diambil guna mencapai tujuannya.

(3)

daerah seperti rumah sakit juga memerlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan. Penilaian kinerja diperlukan untuk melihat tingkat pencapaian tujuan rumah sakit, yaitu sebagai public service dan sumber keuangan daerah sudah terlaksana sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Salah satu upaya yang dapat membantu rumah sakit dalam menilai kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Penggunaan rasio pada sektor publik belum banyak dilakukan sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat

mengenai nama dan kaidah

pengukurannya. Meskipun demikian, dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, analisis rasio terhadap laporan keuangan daerah perlu

dilaksanakan meskipun kaidah

pengakuntansian dalam laporan keuangan daerah berbeda dengan laporan keuangan perusahaan swasta.

Menurut Ulum MD, Ihyaul (2009) beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kinerja laporan keuangan daerah seperti Rumah Sakit Umum Daerah yang sudah resmi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah rasio kemandirian yaitu menunjukkan kemampuan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam membiayai sendiri kegiatan pelayanan, pemerintahan dan pembangunan. Rasio efektifitas yaitu kemampuan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam merealisasikan

penerimaan yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dan rasio efisiensi yaitu perbandingan antara realisasi biaya dengan realisasi penerimaan yang diterima.

Kinerja pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah tercermin dari laporan keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Setiap pengguna laporan keuangan memiliki motivasi berbeda dalam membaca laporan keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikannya dapat dipahami, akan tetapi, informasi dalam laporan keuangan belum begitu jelas dan tidak semua orang dapat memahaminya. Padahal interpretasi pengguna terhadap laporan keuangan akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa

mendatang. Jumingan (2008:2)

menyatakan bahwa “laporan keuangan

merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan

dan hasil operasi perusahaan”. Dengan

kata lain laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut Prastowo dan Rifka (2002:16), laporan keuangan perusahaan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain. Adapun dua jenis laporan umumnya dibuat oleh perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi perusahaan pada waktu tertentu, sedangkan laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam

(4)

pengelolaan keuangan daerah, Permendagri nomor 13 tahun 2003 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, PP nomor 24 tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan yang diperbarui lagi melalui PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan terdiri dari: laporan realisasi anggaran (LRA), laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL), neraca, laporan operasional (LO), laporan arus kas (LAK), laporan perubahan ekuitas (LPE), dan catatan atas laporan keuangan (CaLK). Untuk menilai kinerja keuangan, laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian kinerja keuangan rumah sakit adalah laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola dalam satu periode pelaporan. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas selama periode tertentu. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas.

Analisis laporan keuangan juga cocok diterapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli. Untuk itu penulis tertarik melakukan suatu analisis untuk mengetahui tingkat kinerja dari rumah sakit tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli merupakan rumah sakit yang bergerak pada sektor publik dimana rumah sakit ini merupakan bagian dari ekonomi yang berkaitan dengan penyediaan layanan pemerintah. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/Sk/XI/1992 rumah sakit umum yang dimiliki pemerintah adalah rumah sakit umum yang ada di pusat dan daerah, rumah sakit departemen pertahanan dan

keamanan, dan rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah daerah yang ada di kota Bangli. Dilihat dari tujuannya, rumah sakit ini memberikan pelayanan dan menyelenggarakan seluruh aktivitas yang terkait dengan pemeriksaan, penanganan, dan pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa rumah sakit ini sama sekali tidak memiliki tujuan keuangan. Sesuai dengan Peraturan Bupati No. 38 Tahun 2011 per tanggal 12 Nopember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli resmi ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk meningatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, namun demikian operasionalnya baru bisa dilaksanakan mulai 1 Januari 2012 mengingat berbagai hal persyaratan yang bersifat administratif harus dipenuhi. Tujuan dari perubahan status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan masyarakat oleh instansi pemerintah dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan yang berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Dengan perubahan status menjadi BLUD, diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli dapat berkembang, mandiri, dan berdaya saing dalam melayani masyarakat. Apabila pengelolaan keuangan rumah sakit tidak berjalan dengan baik, maka kebutuhan akan daya dukung pelayanan kesehatan akan terganggu. Kenyataannya, keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan pelayanan kesehatan.

(5)

agar prestasi manajemen semakin baik pada tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk mendalami dan membahas

topik tentang “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang dicari pada penelitian ini berupa laporan keuangan seperti laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, yang nantinya bisa diharapkan memberikan gambaran tentang analisis laporan keuangan sebagai dasar penilain kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan rasio kemandirian, rasio efektifitas, dan rasio efisiensi. Definisi Operasional penelitian ini akan memaparkan tentang hal yang diteliti dalam perusahaan. Adapun definisi operasional pada penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut. Analisis laporan keuangan adalah proses mengevaluasi laporan keuangan dari tahun ketahun untuk mengetahui keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan untuk memprediksi kondisi dan kinerja perusahaan dimasa mendatang. Kinerja berdasarkan rasio kemandirian yaitu kemampuan organisasi dalam hal ini RSUD Bangli dalam membiayai sendiri kegiatan pelayanan, pemerintah dan pembangunan. Rasio kemandirian digambarkan dengan menggunakan perbandingan pendapatan dengan bantuan pihak eksternal (pusat maupun provinsi). Kinerja berdasarkan rasio efektifitas yaitu kemampuan organisasi dalam hal ini RSUD Bangli dalam merealisasikan penerimaan yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Rasio efektifitas digambarkan dengan realisasi penerimaan dengan target penerimaan rumah sakit tersebut. Kinerja berdasarkan rasio efeisien yaitu kemampuan organisasi

dalam hal ini RSUD Bangli, diukur menggunakan konsep rasio efisien. Rasio

efisien digambarkan dengan

(6)

rasio sebagai berikut.

Rasio Kemandirian menunjukkan kemampuan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam membiayai sendiri kegiatan pelayanan, pemerintahan dan pembangunan.

Rasio Kemandirian =

Tabel 1 Kriteria penilaian kinerja laporan keuangan berdasarkan rasio kemandirian

Kemampuan Keuangan

Persentase Kemandirian

Mandiri 100%

Kurang Mandiri < 100% (sumber:Kepmendagri nomor 690.900.327 tahun 1996)

Rasio Efektifitas menggambarkan kemampuan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam merealisasikan

penerimaan yang direncanakan

dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

.

Rasio Efektifitas =

Tabel 2 Kriteria penilaian kinerja laporan keuangan berdasarkan rasio efektifitas

Kriteria Efektifitas Persentase Efektifitas (%) Sangat Efektif >100

Efektif >90 - 100 Cukup Efektif >80 -90 Kurang Efektif >60 - 80

Tidak Efektif

(sumber:Kepmendagri nomor 690.900.327 tahun 1996)

Rasio Efisiensi; menggambarkan perbandingan antara besarnya realisasi biaya dengan realisasi penerimaan yang diterima

.

Rasio Efisiensi =

Tabel 3 Kriteria penilaian kinerja laporan keuangan berdasarkan rasio efisiensi

Kriteria Efisiensi Persentase Efisiensi

Efisien 100%

Kurang Efisien > 100%

(sumber:Kepmendagri nomor 690.900.327 tahun 1996)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Kinerja keuangan pada RSUD Bangli dari sudut kemandirian diukur dengan membandingkan pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan dana yang diterima dari pusat, dana dari provinsi, dan pinjaman. Uraian pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan realisasi dana provinsi serta rasio kemandirian RSUD Bangli tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat rasio kemandirian pada tahun 2014 sebesar 135,44%. Dari tabel 4 akan diformulasikan menjadi kriteria kinerja yang bersumber dari Kepmendagri no 690.900.327 tahun 1996 tentang kriteria kemandirian kinerja keuangan. Kriteria tersebut digunakan untuk melihat tingkat kemandirian kinerja keuangan RSUD Bangli selama tahun 2014. Dilihat dari rasio kemandirian yang diperoleh RSUD Bangli sudah tergolong mandiri yaitu 100% jadi RSUD Bangli dikatakan mandiri dalam membiayai sendiri kegiatan pelayanan, pemerintahan dan pembangunan.

Tabel 4 Pendapatan BLUD dan realisasi dana pusat, provinsi serta rasio kemandirian RSUD Bangli tahun 2014

Tahun Pendapatan BLUD

(Rp)

Realisasi dana provinsi (Rp)

Rasio kemandirian (%)

(1) (2) (3) (4)=(2):(3) x

100%

2014 35.000.000.000,00 25.841.503.898,90 135,44

(7)

Kinerja keuangan pada RSUD Bangli dari sudut efektifitas akan diukur dengan membandingkan realisasi penerimaan dengan target penerimaan. Uraian realisasi penerimaan dan target penerimaan serta rasio efektifitas RSUD Bangli tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.

Berdasarkan analisis efektifitas yang telah dilakukan, terlihat bahwa RSUD Bangli tahun 2014 memiliki rasio efektifitas lebih dari 100% yaitu sebesar 149,56%. Rasio efektifitas yang diperoleh menunjukkan bahwa kinerja keuangan RSUD Bangli tahun 2014 sudah tergolong sangat efektif.

Kinerja keuangan pada RSUD Bangli dari sudut efisiensi diukur dengan membandingkan antara realisasi biaya dengan realisasi penerimaan. Uraian realisasi biaya dan realisasi penerimaan serta rasio efisiensi RSUD Bangli tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 6.

Berdasarkan analisis efisiensi yang telah dilakukan, terlihat bahwa RSUD Bangli tahun 2014 memiliki rasio efisiensi (≤100%) yaitu sebesar 85,70%. Rasio efisiensi yang diperoleh menunjukkan bahwa kinerja keuangan RSUD Bangli tahun 2014 sudah tergolong efisien.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kinerja keuangan pada RSUD Bangli dari sudut kemandirian tergolong baik. Analisis laporan keuangan menggunakan rasio kemandirian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 tingkat rasio kemandirian sebesar 135,44%

menunjukkan bahwa kinerja keuangan RSUD Bangli tergolong mandiri karena memiliki rasio 100% sesuai dengan penilaian kinerja keuangan berdasarkan rasio kemandirian dari Kepmendagri no 690.900.327 tahun 1996. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Joko Pramono (2014) yang melakukan penelitian pada Pemerintah Daerah Kota Surakarta, dengan hasil penelitian rasio kemandirian tergolong baik, dimana Pemerintah Daerah sudah mampu dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sekarang, menurut Ulum MD, Ihyaul (2009) rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan BLUD terhadap sumber dana eksternal (pusat maupun provinsi). Tingkat kemandirian dapat diketahui dengan melakukan perhitungan rasio kemandirian, kemudian dirumuskan ke dalam kriteria keuangan, Tabel 5 Realisasi Penerimaan dan Target Penerimaan serta Rasio Efektifitas RSUD Bangli

Tahun 2014

Tahun Realisasi Penerimaan

(Rp)

Target Penerimaan (Rp)

Rasio efektifitas (%)

(1) (2) (3) (4)=(2):(3)x100%

2014 74.162.490.976,00 49.585.463.899,00 149,56

Sumber: Lampiran 04

Tabel 6 Realisasi biaya dan realisasi penerimaan serta rasio efisien RSUD Bangli tahun 2014

Tahun Realisasi biaya (Rp)

Realisasi penerimaan

(Rp)

Rasio efisiensi (%)

(1) (2) (3) (4)=(2):(3) x 100%

2014 63.554.615.772,42 74.162.490.976,00 85,70

(8)

selanjutnya dapat diketahui kinerja RSUD Bangli sudah mampu membiayai sendiri kegiatan pelayanan, pemerintahan dan pembangunan, semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan BLUD terhadap bantuan pihak eksternal (pusat maupun provinsi) semakin rendah, begitu juga sebaliknya.

Kinerja keuangan pada RSUD Bangli dari sudut efektifitas diukur dengan membandingkan realisasi penerimaan dengan target penerimaan tergolong sangat efektif. Analisis laporan keuangan menggunakan rasio efektifitas ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 tingkat rasio efektifitas sebesar 149,56%. Analisis laporan keuangan sebagai dasar dalam menilai kinerja keuangan yang memiliki rasio 100% menunjukkan bahwa kinerja RSUD Bangli tergolong efektif. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Made Mahendra (2013) yang melakukan penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng, dengan hasil penelitian rasio efektifitas tergolong sangat efektif. Tingkat efektifitas dapat diketahui dengan melakukan perhitungan rasio efektifitas, kemudian tingkat efektifitasnya akan diketahui dengan menggunakan kriteria kinerja keuangan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan, tingkat efektifitas suatu program tidak memperhatikan biaya yang digunakan tetapi ketercapaian tujuan program tersebut. Segala biaya digunakan untuk menjalankan program, dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dari setiap realisasi program. Efektifitas tidak memperhatikan biaya yang dikeluarkan namun hanya memperhatikan tingkat ketercapaian penerimaan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (Mardiasmo, 2002).

Kinerja keuangan pada RSUD Bangli dari sudut efisiensi diukur dengan membandingkan antara realisasi biaya dengan realisasi penerimaan tergolong efisien. Analisis laporan keuangan menggunakan rasio efisiensi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2014 tingkat rasio efisiensi sebesar 85,70%. Analisis laporan keuangan sebagai dasar

dalam menilai kinerja keuangan yang memiliki rasio 100% menunjukkan bahwa kinerja RSUD Bangli tergolong efisien. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian dari Anjar Nora Vurry (2014) yang melakukan penelitian pada Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng, dengan hasil penelitian rasio efisien tergolong sangat efisien. Tingkat efisiensi dapat diketahui dengan melakukan perhitungan rasio efisiensi, kemudian dirumuskan ke dalam kriteria kinerja keuangan, selanjutnya dapat diketahui kinerja RSUD Bangli telah mampu melakukan kegiatan operasional dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya. Dana yang dianggarkan tidak semata-mata untuk dihabiskan namun disesuaikan dengan kebutuhan agar tidak terjadi pemborosan. Temuan ini sesuai dengan pendapat Munawar (2006) yang menyatakan bahwa proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisiensi apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (Spending Well). Semakin kecil efisiensi berarti kinerja perusahaan semakin baik.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan sebagai dasar dalam menilai kinerja keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli sebagai berikut.

1. Kinerja keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio kemandirian tergolong mandiri. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan pada tahun 2014 rasio kemandiriannya mencapai 135,44%

100%.

2. Kinerja keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio efektifitas tergolong efektif. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan pada tahun 2014 rasio efektifitasnya mencapai 149,56%

(9)

3. Kinerja keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli berdasarkan rasio efisiensi tergolong efisien. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan pada tahun 2014 rasio efisiennya sebesar 85,70% 100%.

SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan dua saran sebagai berikut. 1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Bangli

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Bangli hendaknya RSUD Bangli terus meningkatkan dan mengoptimalkan pendapatan dari tahun ke tahun dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber dana eksternal (pusat maupun provinsi). Analisis kemandirian, efektifitas dan efisiensi selalu menunjukkan angka yang baik, harapan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik harus selalu dipertimbangkan. 2. Bagi Akademik

Bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan penelitian di bidang kinerja keuangan pada suatu perusahaan, diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait dengan analisis laporan keuangan sebagai dasar dalam menilai kinerja keuangan dengan metode penelitian yang sama dan perusahaan yang berbeda guna keberlakuan temuan ini secara lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/III/2010, tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik ed. 1. Yogyakarta: FE UGM.

Dally, Dadang. 2010. Balanced Scorecard: Suatu Pendekatan dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosda.

Departemen Dalam Negeri. Keputusan Mentri Dalam Negeri. Nomor 690.900.327.1996. Tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik ; Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Handoko T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas. Yogyakarta: BPFE.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Krisis atas Laporan Keuangan edisi kesatu cetakan ketiga. Jakarta: PT. Raja Grafind.

---. 2006. Prinsip Akuntansi Keuangan Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafind.

Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Ita Purnama, Desak Made. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng Berdasarkan Value For Money Audit Atas Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2007-2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Manajemen. Universitas Pendidikan Ganesha.

Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kasmir.2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

(10)

Jurusan Akuntansi Program S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta: Andi.

---. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: Aditya Media.

Munawar, Islam. 2006. Efisiensi Relative Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB) di Jawa Timur. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.21, No.3: halaman 299-316.

Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan . Edisi Keempat. Jilid Ketigabelas. Yogyakarta: Liberty.

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat.

Pramono, Joko. 2014. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keungan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Surakarta). STIE AMA Salatiga, Vol 7, No 13, Tahun 2014.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKNP.

---. 2005. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi), Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKNP.

---. 2009. Analisis Laporan Keuangan Hotel. Yogyakarta: ANDI.

Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responcibility dan good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas Diponogoro, Semarang.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan Satu., Edisi Keempat. Jakarta: Prenhallindo.

Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan.

Tersedia Pada

http://library.usu.ac.id/download/fe/ak

untansi-sucipto.pdf (diakses pada

tanggal 06 Juni 2015).

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”.Bandung: Alfabeta.

Ulum MD, Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Van Horne, James C. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kedua Belas. Jakarta: Salemba Empat.

Vurry, Anjar Nora. 2014. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Dan Trend Pada Pemerintah Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2004-2013. e-journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Vol 2, No 1, Tahun 2014.

Gambar

Tabel 4 Pendapatan BLUD dan realisasi dana pusat, provinsi serta rasio kemandirian RSUD Bangli tahun 2014
Tabel 5 Realisasi Penerimaan dan Target Penerimaan serta Rasio Efektifitas RSUD Bangli Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kuat tekan beton dengan penambahan bahan tambahan (additive) Additon H.E adalah bahwa setelah dilaksanakan test kuat tekan kubus beton

“semua program dan kegiatan baik yang bersifat akademik maupun non akademik kami mempunyai target pencapaian yang telah kami buat bersama dengan jajaran Pimpinan

Pythagoras, bir deyiminde şöyle denmektedir. Her şey birden çıkmıştır. Bütün varlıkların değişmez, sonsuz kaynağı ve sarsılmaz ilkesidir. Bu yüzden, Bir’in

Pendidikan Sekolah akan berjalan dengan baik dengan dilandaskan pada standar pendidikan nasional yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu standar tersebut

Konsumen yang mulai kritis dengan kualitas, rasa dan lebih dalam lagi ke proses pembuatan menyebabkan Founder UKM menjadi sangat terpojok, seperti dikutip dari wawancara

1. Jumlah produk cacat masih dalam jumlah yang besar. Model kemeja yang menjadi objek penelitian adalah kemeja wanita style 12FS4808. Hal ini dikarenakan, pada saat penulis

Dalam penggunaan Teknologi Informasi, para pengguna lulusan (stakeholder) menilai bahwa 37,54% lulusan UMMI sudah sangat baik dalam menggunakan teknologi infomasi, 33,09%

Penggunaan dari suatu efek dalam visualisasi mempunyai tujuan sebagai pelengkap dan pemanis suatu adegan. Dalam penggunaan special effect gambar, gerak ataupun