Lampiran 1
KUESIONER
PENGARUH MEDIA VIDEO DAN PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM PENINGKATAN PERILAKU ANAK
MENGENAI CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI TK DIAN EKAWATI TAHUN 2017 No. :
Nama : Kelas : Umur :
Jenis Kelamin :
Kuesioner Pengetahuan anak terhadap CTPS
Tanyakan dan beri tanda (X) untuk jawaban yang benar menurut anak 1. Apakah adik tahu kepanjangan CTPS?
a. Cuci tangan pakai sabun b. Cuci tangan
c. Cuci tangan tanpa sabun
2. Saat mencuci tangan sebaiknya tangan kita di cuci menggunakan apa, dik? a. Sabun dan air mengalir
b. Air saja c. Sabun saja
3. Selain menggunakan sabun, sebaiknya kita mencuci tangan menggunakan? a. Air mengalir
b. Air di bak mandi c. Air tergenang
4. Untuk mencuci tangan air yang kita gunakan harus? a. Bersih
b. Air yang telah di masak c. Air yang kotor
5. Untuk apa kita mencuci tangan pakai sabun,dik ? a. Membunuh kuman dan bakteri yang ada di tangan b. Membersihkan tangan
6. Mencuci tangan dapat menghindarkan kita dari penyakit saja, dik? a. Mencret/ diare
b. Gatal-gatal
c. Sakit kepala/pusing
7. Kecacingan bisa kita cegah dengan cara apa saja, dik? a. Cuci tangan pakai sabun
b. Cuci tangan c. Tidak main kotor
8. Kapan saja kita harus cuci tangan pakai sabun? a. Setelah buang air besar
b. Sebelum tidur c. Sebelum bersalaman
9. Apa yang sebaiknya kita lakukan sebelum makan? a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir b. Mencuci tangan dengan sabun
c. Mencuci tangan dengan air
10. Selain sebelum makan, kapan lagi kita sebaiknya cuci tangan dengan sabun?
a. Setelah bermain
b. Setelah memegang bungkus makanan c. Sebelum bersalaman
11. Setelah bersin atau batuk yang mana yang paling baik untuk dilakukan? a. Mencuci tangan dengan sabun
b. Mengelap tangan dengan tisu c. Mengelap tangan ke baju
12. Selain sesudah buang air kecil, kapan lagi kita harus mencuci tangan? a. Setelah bermain
b. Setelah memegang adik c. Setelah belajar
13. Setelah memegang binatang kita sebaiknya melakukan? a. Cuci tangan pakai sabun
14. Bagian yang mana yang harus digosok pertama kali saat mencuci tangan? a. Telapak tangan
b. Sela-sela jari c. Mengelap tangan
15. Apa yang harus kita gosok setelah telapak tangan dalam CTPS? a. Menggosok sela-sela jari
b. Menggosok ibu jari
c. Membasuh tangan dengan air
16. Setelah kita menggosok sela-sela jari, bagian mana lagi yang selanjutnya kita gosok?
a. Menggosok ibu jari
b. Meletakan sabun di telapak tangan c. Menggosok buku-buku jari
17. Setelah menggosok buku-buku jari, bagian mana selanjutnya yang harus kita gosok?
a. Menggosok kuku jari b. Mengelap tangan c. Menggosok ibu jari
18. Setelah menggosok ibu jari secara bergantian, bagian mana lagi yang harus kita gosok saat mencuci tangan?
a. Mengelap tangan
b. Menggosok telapak tangan c. Menggosok kuku-kuku jari
19. Bagian mana lagi yang penting kita gosok dengan sabun saat cuci tangan? a. Siku tangan
b. Lengan tangan c. Pergelangan tangan
20. Setelah menggosok seluruh permukaan tangan, selanjutnya apa yang harus kita lakukan, dik?
a. Menggosok sela-sela jari b. Mengelap tangan
Kuesioner Sikap Anak Terhadap CTPS
Tanyakan dan beri tanda (X) sesuai jawaban yang diberikan anak
No. Pernyataan S TS
1. Menurut adik mencuci tangan pakai sabun itu hal yang penting. 2. Jika adik ingin makan, adik harus mencuci tangan dengan sabun
terlebih dahulu.
3. Jika adik sudah selesai bermain, adik harus mencuci tangan adik dengan sabun.
4. Menurut adik jika mencuci tangan dapat mencegah adik terkena mencret.
5. Menurut adik jika mencuci tangan dapat menjaga kesehatan adik.
6. Menurut adik jika mencuci tangan cukup hanya dengan sabun. 7. Menurut adik orang dewasa pun perlu cuci tangan pakai sabun
dan air mengalir.
8. Adik bisa terkena kecacingan apabila malas mencuci tangan dengan bersih.
9. Jika mencuci tangan, sela-sela jari tidak perlu dicuci saat mencuci tangan.
10. Jika adik mencuci tangan, telapak tangan perlu disabun dan dibasuh air mengalir saat mencuci tangan.
11. Menurut adik perlu tempat cuci tangan di sekolah
12. Menurut adik cuci tangan dengan bersih tidak bisa mencegah kita terkena penyakit.
13. Setelah adik memegang binatang tidak perlu cuci tangan dengan sabun.
14. Jika adik sedang berada disekolah tidak perlu cuci tangan. 15. Jika tangan tidak kotor maka tidak perlu melakukan 7 langkah
cuci tangan.
16. Jika sudah selesai makan maka tidak perlu mencuci tangan 17. Jika melakukan cuci tangan maka tidak perlu mencuci tangan
sesuai langkah-langkahnya.
18. Jika kita akan mencuci tangan cukup dengan sabun saja. 19. Jika adik sudah selesai buang air besar tidak perlu cuci tangan. 20. Seandainya kita sudah cuci tangan dengan sabun maka tangan
kita tidak akan bebas kuman. Keterangan :
S = Setuju
Kuesioner Tindakan Anak Terhadap CTPS
Tanyakan dan beri tanda (X) sesuai jawaban yang diberikan oleh anak
No. Pernyataan YA TIDAK
1. Adik biasanya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
2. Adik biasanya menggunakan air bersih untuk mencuci tangan.
3. Adik biasanya mencuci tangan dengan air kran 4. Adik biasanya mencuci tangan dengan air di bak
penampungan.
5. Adik biasanya membersihkan tangan dengan air saja. 6. Sebelum makan adik mencuci tangan dengan sabun. 7. Adik mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang
jajanan
8. Adik mencuci tangan dengan sabun sehabis dari kamar mandi.
9. Adik mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar 10. Sesudah bermain adik mencuci tangan dengan sabun 11. Sesudah memegang binatang adik mencuci tangan dengan
sabun.
12. Adik menggosok telapak tangan saat mencuci tangan. 13. Adik menggosok punggung tangan saat mencuci tangan. 14. Adik menggosok sela-sela jari saat mencuci tangan. 15. Adik menggosok ruas-ruas jari saat mencuci tangan. 16. Adik menggosok ibu jari saat mencuci tangan. 17. Adik menggosok kuku jari saat mencuci tangan.
18. Adik menggosok pergelangan tangan saat mencuci tangan. 19. Adik mengeringkan tangan dengan tisu/handuk setelah cuci
tangan.
Lampiran 2
Panduan Pelatihan Fasilitator
1. Defenisi Fasilitator
Fasilitator adalah pemandu proses dalam hal ini fasilitator adalah orang yang menjadi narasumber untuk membantu dalam menyampaikan atau mengajarkan materi tentang CTPS kepada anak. Seorang fasilitator haruslah bersikap netral dan tidak memiliki kepentingan apapun terhadap kegiatan ini. Fasilitator juga harus mampu membimbing dan memberikan pemahaman yang baik dan buruk misalnya wali kelas, guru bimbingan konseling, pemerhati anak, mereka yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya. Dalam hal ini fasilitator yang digunakan adalah mahasiswa FKM USU yang pernah berpartisipasi dalam program SD Binaan yang merupakan program tahunan dari PEMA (Pemerintahan Mahasiswa) FKM. Hal ini dilakukan karena sebelumnya mereka pernah mengadakan penyuluhan mengenai Cuci Tangan Pakai sabun dan pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya.
2. Syarat-syarat Menjadi Fasilitator
1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang menjadi pembahasan
3. Memberikan reaksi positif terhadap pertanyaan atau tanggapan dari peserta
4. Dapat menguasai peserta dan bersikap ramah
3. Pengetahuan Fasilitator
Sebagai seorang fasilitator maka beberapa pengetahuan yang harus dimilikinya adalah:
1. Pengetahuan mengenai CTPS yang terdiri dari pengertian CTPS, tujuan CTPS, waktu CTPS , akibat tidak CTPS, 7 langkah CTPS 2. Pengetahuan mengenai diare, ISPA, kecacingan dan tipus 3. Pengetahuan mengenai Anak Usia Dini
4. Tempat Pelatihan
Pelatihan ini akan dilakukan di TK Dian Ekawati. Hal ini dilakukan agar pihak sekolah juga mendapat gambaran bagaimana kegiatan ini akan berlangsung dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
5. Mekanisme Pelatihan
Adapun hal yang akan di berikan kepada fasilitator adalah :
1. Memberikan pemahaman fasilitator tentang tugas dan fungsinya. 2. Memberikan pemahaman kepada fasilitator tentang materi yang akan
3. Memberikan pemahaman dan menjelaskan masing-masing perlakuan yang akan dilakukannya
6. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Fasilitator
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang fasilitator adalah : 1. Kesiapan pribadi seperti penguasaan materi, kemampuan
berkomunikasi yang baik, dll.
2. Sampaikan informasi secara menarik dan mudah dipahami oleh anak 3. Pastikan suara dapat didengar dengan jelas
4. Jangan menggunakan bahasa atau istilah yang sulit dimengerti anak 5. Ulang beberapa kali hal-hal penting dan perlu diingat
6. Usahakan selalu menjadi pusat perhatian anak dan membentuk komunikasi dua arah
7. Usahakan tidak menetap pada satu tempat 8. Perhatikan penampilan saat menjadi narasumber 9. Berikan rangkuman materi di akhir pembahasan
Lampiran 3
Materi Cuci Tangan Pakai Sabun
PENGARUH MEDIA VIDEO DAN PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM PENINGKATAN PERILAKU ANAK MENGENAI CUCI
TANGAN PAKAI SABUN
DI TK DIAN EKAWATI MEDAN TAHUN 2017 1. Pengertian CTPS ( Cuci Tangan Pakai Sabun)
Apa itu cuci tangan pakai sabun?
CTPS atau cuci tangan pakai sabun dapat diartikan sebagai kegiatan mencuci tangan (kedua telapak tangan) dengan air bersih yang mengalir dan dengan menggunakan sabun untuk membersihkan tangan dari kotoran-kotoran dan kuman-kuman yang menempel di tangan.
2. Tujuan CTPS
Kenapa kita harus cuci tangan dengan sabun?
Tujuan mencuci tangan adalah untuk membunuh kuman yang berada di tangan dan mencegah penularan penyakit melalui kontak, dan menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh. Dengan mencuci tangan, maka tangan akan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
3. Waktu yang tepat untuk CTPS
Kapan kita harus cuci tangan dengan sabun?
1. Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, binatang, berkebun dll)
2. Setelah BAB (buang air besar) 3. Sebelum memegang makanan
4. Setelah bersin, batuk, membuang ingus 5. Setelah pulang dari bepergian
6. Setelah bermain
4. Akibat bila tidak cuci tangan dengan sabun Bagaimana bila tidak cuci tangan dengan sabun?
Bila tidak cuci tangan dengan sabun maka akan banyak kuman-kuman yang tetap menempel di tangan dan dapat menyebabkan kita terkena penyakit seperti : Diare/mencret, ISPA (batuk, hidung tersumbat, sesak), Kecacingan, Kolera Disentri, Typus, Penyakit kulit,dll.
Anak-anak biasanya sangat mudah terkena diare/mencret, batuk, hidung tersumbat,kecacingan, dan Typus. Anak yang terkena penyakit tersebut biasanya akan mengalami anemia (kurang darah), lemas, mengantuk saat di kelas, IQ menurun, prestasi menurun dan tidak aktif.
5. 7 langkah mencuci tangan
Langkah-langkah ini merupakan pengembangan dari teknik mencuci tangan dari Kemenkes RI (2014). Dibagi kedalam 7 langkah mudah mencuci tangan dengan sabun yaitu:
2. Pertama, basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
3. Kedua, gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya.
4. Ketiga, gosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan 5. Keempat, jari - jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
6. Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
7. Keenam, gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Lampiran 4
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pembelajaran CTPS dengan Media Video di TK Dian Ekawati Medan Tahun 2017
Pada kelompok kontrol yaitu media video fasilitator akan memberikan pengarahan dan gambaran mengenai apa saja yang akan dibahas kemudian memutarkan beberapa video yang terkait dengan pembahasan-pembahasan CTPS. Setelah itu fasilitator akan meminta anak untuk mengulang beberapa hal penting dan diminta partisipasinya untuk mau menyebutkan apa saja hal yang mampu diingatnya.
Adapun tujuan menggunakan media video ini adalah :
5. Memaksimalkan penerimaan pesan yang disampaikan pada anak.
6. Memaksimalkan pemahaman dan ingatan anak dengan gambar dan suara yang ditampilkan melalui video.
7. Merangsang munculnya keaktifan dan partisipasi anak. 8. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Proses Pelaksanaan Pembelajaran CTPS dengan Media Video 7. Persiapan Umum
Dalam pelaksanaan pembelajaran CTPS dengan media video beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
d. Penguasaan fasilitator terhadap materi.
Menyediakan infokus sebagai alat bantu untuk menunjukan video kepada anak.
f. Memahami isi materi yang terdapat didalam video untuk dikaitkan dengan materi CTPS yang telah disiapkan peneliti.
8. Materi
Adapun materi yang akan disampaikan pada media video berisi tentang: f. Pengertian CTPS
g. Tujuan CTPS
h. Waktu yang tepat untuk CTPS
i. Akibat tidak cuci tangan dengan sabun j. 7 langkah mncuci tangan
9. Alat Bantu
Dalam pelaksanaan ini peniliti memerlukan alat bantu berupa : laptop, loadspeaker, dan infokus.
10. Waktu
Hari/tanggal :
-Waktu : 120 menit
Tempat : Ruangan TK Dian Ekawati
11. Pelaksanaan Pembelajaran CTPS dengan Media Video Adapun mekanisme pelaksanaannya adalah :
8. Dilakukan pretest kepada kelompok control dengan menanyakan langsung pertanyaan yang terdapat didalam kuesioner dilakukan oleh tim fasilitator (20 menit).
9. Pemberian pengarahan mengenai materi yang akan dibahas dan pemutaran video mengenai CTPS dengan menggunakan infokus, loudspeaker dan laptop (35 menit).
10. Fasilitator akan menggulang kembali materi yang telah diberikan saat pemutaran video Kemudian beberapa anak akan diminta untuk menyebutkan hal-hal yang mampu diingatnya berdasarkan materi yang telah mereka saksikan (20 menit).
11. Melakukan praktik cuci tangan bersama (20 menit).
12. Melakukan posttestkepada anak dengan menanyakan kuesioner secara langsung pertanyaan dan jawaban yang menurut anak benar dan penutup (20 menit).
12. Evaluasi
Lampiran 5
Materi Media Video
Media Video Sebagai Media Pembelajaran Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun
Tujuan :
1. Memaksimalkan penerimaan pesan yang disampaikan pada anak.
2. Memaksimalkan pemahaman dan ingatan anak dengan gambar dan suara yang ditampilkan melalui video.
3. Merangsang munculnya keaktifan dan partisipasi anak. 4. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
Video yang disajikan teerdiri dari beberapa video yang materinya telah disesuaikan dengan materi CTPS dan materi pada media ular tangga. Video yang digunakan diambil dari video yang sudah ada sebelumnya :
Video 1
Makan Kue”. Selanjutnya akan muncul tokoh bernama Elmo yang menjelaskan kapan saja waktu yang tepat untuk mencuci tangan, kemudian Elmo akan menyanyikan tahapan dalam mencuci tangan, dan diakhiri dengan sebuah lagu tentang pesan-pesan cuci tangan.
Video 2
Video 2 merupakan sebuah video dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Berbentuk animasi yang bercerita tentang tiga orang anak yang merupakan siswa sebuah sekolah. Salah satu dari mereka tangannya kotor karena terjatuh. Temannya yang lain memintanya untuk mencuci dan membersihkan tangannya. Anak tersebut pun memcuci tangannya hanya menggunakan air saja dan menganggap tangganya bersih karena tidak ada kotoran lagi ditangannya. Kemudian pak Guru menjelaskan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun dengan menunjukan sebuah film. Setelah itu pak Guru pun kembali menjelaskan bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar agar kuman-kuman ditangan hilang dan langsusng dipraktikan langsung oleh para murid.
Lampiran 6
Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pembelajaran CTPS dengan Media Ular Tangga di TK Dian Ekawati Medan Tahun 2017
Pada kelompok perlakuan ini fasilitator akan menjelaskan terlebih dahulu apa saja materi yang terdapat dalam ular tangga. Setelah mereka diberikan pengarahan dan gambaran tentang apa saja yang akan dibahas kemudian anak akan diajak untuk bermain ular tangga. Setiap anak akan dibagi menjadi beberapa kelompok.
Saat permainan berlangsung fasilitator akan menanyakan beberapa pemain yang mendapatkan kotak dengan tangga atau ular. Pertanyaan tersebut akan berkaitan dengan kotak yang mereka dapati, anak akan diminta menjelaskan apa yang ia tangkap dengan gambar tersebut.
Adapun tujuan media ular tangga ini adalah:
6. Memaksimalkan penerimaan pesan yang diterima oleh anak. 7. Memaksimalkan belajar anak dengan gambar dan bermain
8. Membangun suasana belajar yang menyenangkan dengan bermain sambil belajar.
Proses Pelaksanaan Pembelajaran CTPS dengan Media Ular Tangga 8. Persiapan Umum
Dalam pelaksanaan pembelajaran CTPS dengan media ular tangga beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
e. Penguasaan fasilitator terhadap materi
f. Kemampuan fasilitator dalam menyampaikan materi
g. Menyediakan papan permainan ular tangga dan membagi anak ke dalam beberapa kelompok bermain
h. Memahami isi materi yang terdapat didalam ular tangga. 9. Materi
Adapun materi yang akan disampaikan pada media ular tangga berisi tentang:
f. Pengertian CTPS g. Tujuan CTPS
h. Waktu yang tepat untuk CTPS
i. Akibat tidak cuci tangan dengan sabun j. 7 langkah mencuci tangan
10. Alat Bantu
11. Waktu
Hari/tanggal :
-Waktu : 120 menit
Tempat : Ruangan TK Dian Ekawati
12. Pelaksanaan Pembelajaran CTPS dengan Media Ular Tangga Adapun mekanisme pelaksanaannya adalah :
8. Fasilitator beserta peneliti memperkenalkan diri, maksud dan tujuannya (5 menit).
9. Dilakukan pretest kepada anak dengan menanyakan pertanyaan dalam kuesioner secara langsung dan mencatat jawabannya, hal ini dilakukan oleh tim fasilitator (20 menit).
10. Fasilitator akan memberikan pengarahan mengenai materi apa saja yang akan dibahas dan menjelaskan mengenai permainan ular tangga dan peraturannya (20 menit).
11. Fasilitator akan membagi anak ke dalam kelompok bermain. Satu kelompok terdiri dari 3-6 orang sehingga ada sekitar 7 kelompok yang terbentuk. Pembagian kelompok berdasarkan posisi terdekatnya.
(5 menit).
tersebut. permainan berakhir bila dari salah satu anak dalam setiap kelompok berhasil mencapai kotak “Finish” (30 menit).
13. Melakukan praktik cuci tangan bersama (20 menit).
14. Melakukan posttest kepada anak dengan menanyakan kuesioner secara langsung pertanyaan dan jawaban yang menurut anak benar dan penutup ( 20 menit).
13. Evaluasi
Lampiran 7
Materi Media Permainan Ular Tangga
Bermain Ular Tangga Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Tujuan :
1. Memaksimalkan penerimaan pesan yang diterima oleh anak. 2. Memaksimalkan belajar anak dengan gambar dan bermain
3. Membangun suasana belajar yang menyenangkan dengan bermain sambil belajar.
4. Melatih anak bekerja di dalam suatu kelompok 5. Merangsang anak aktif dan mampu berpartisipasi Alat dan bahan yang dibutuhkan :
a. Papan/lembar ular tangga dengan ukuran A3 b. Dadu dan wadah untuk mengocoknya
c. Biji/ sesuatu yang bisa digunakan sebagai penanda masing-masing pemain
Aturan main :
1. Jumlah pemain 3-6 orang
2. Sebelum memulai permainan, buat urutan permainan terlebih dahulu siapa yang pertama, siapa yang kedua, dan seterusnya sampai yang terakhir.
5. Setiap pemain akan menjalankan bijinya sesuai dengan angka yang di dapat.
6. Setiap biji pemain yang berhenti pada kotak yang terdapat ujung ekor panah, maka ia harus menjelaskan apa maksud dari gambar tersebut dan turun ke kotak dimana kepala panah berada.
7. Apabila biji pemain sampai pada kotak yang ada gambar tangganya, maka ia harus menjelaskan apa maksud dari gambar tersebut dan pemain boleh naik menuju kotak diatasnya sesuai arah tangga.
8. Demikian seterusnya permainan ini dilakukan. Siapa pemain yang lebih dulu sampai pada kotak “Finish” maka ia pemenangnya.
Pada permainan ini peraturan yang berlaku sama seperti permainan ular tangga pada umumnya, terdiri dari 40 kotak. Tangga pada permainan ini merupakan reward bila anak melakukan hal yang benar dan mengerti gambar yang dimaksud. Sedangkan tanda panah merah dianggap sebagai ular dan merupakan hukuman karena anak melakukan kegiatan yang salah seperti digambar, sehingga mereka harus turun ke kotak sebelumnya sesuai anak panah pada permainan.
Keterangan : =
(Tangga) = naik menuju ujung tangga
Kotak 3 menuju kotak 21 mencuci tangan dapat menjaga kesehatan kita
Kotak 7 menuju kotak 9 langkah 1 dan 2 dalam CTPS Kotak 14 menuju kotak 17 langkah 3 dan 4 dalam CTPS Kotak 27 menuju kotak 39 langkah 5 dan 6 dalam CTPS
Kotak 29 menuju kotak 37 mencuci tangan adalah perilaku yang baik sehingga disenangi oleh banyak orang
Kotak 31 menuju kotak 35 langkah ke 7 dalam CTPS dan tangan yang bersih setelah melakukan CTPS
(Panah/ular) = turun menuju kepala panah/ular
Kotak 12 menuju kotak 4 tidak cuci tangan setelah bermain dapat menyebabkan kecacingan
Kotak 24 menuju kotak 10 tidak cuci tangan setelah makan dapat menyebabkan diare
Kotak 14 menuju kotak 2 tangan yang kotor tidak disenangi oleh orang lain
Lampiran 8
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Hari/Tanggal : Kamis/ 27 April 2017
Pukul : 08.30 – 11.00 WIB Durasi : 120 Menit
Tempat : Ruangan Kelas TK Dian Ekawati
a. Kelompok Perlakuan Media Ular Tangga ( 7 kelompok : 6 kelompok terdiri dari 4 orang dan 1 kelompok terdiri dari 3 orang)
Waktu (WIB) Durasi Kegiatan Pelaksana
08.30 – 08.35 5 menit Peneliti beserta tim fasilitator memperkenalkan diri, maksud dan tujuannya
Peneliti dan tim fasilitator 08.35 – 08.55 20 menit Memberikan pretest kepada anak
kelompok ular tangga
Tim fasilitator 08.55 – 09.15 20 menit Memberikan pengarahan dan
penjelasan mengenai materi dan cara permainan
Tim fasilitator
09.15 - 09.20 5 menit Pembagian kelompok ular tangga Peneliti dan tim fasilitator dibantu oleh guru
09.20 – 09.50 30 menit Pelaksanaan permainan ular tangga
Tim fasilitator 09.50 – 10.00 10 menit Merapikan kembali ruangan kelas Tim fasilitator,
peneliti, guru dan siswa TK 10.00 – 10.10 10 menit Jam istirahat
-10.10 – 10.30 20 menit Praktik CTPS bersama Tim fasilitator dan peneliti 10.30 – 10.40 10 menit Makan bersama
-10.40 – 11.00 20 menit Memberikan posttest kepada anak kelompok ular tangga dan penutup
b. Kelompok Kontrol Media Video Waktu
(WIB)
Durasi Kegiatan Pelaksana
08.30 – 08.35 5 menit Peniliti beserta tim fasilitator memperkenalkan diri, maksud dan tujuannya
Peniliti dan tim fasilitator 08.35 – 08.55 20 menit Memberikanpretest kepada
kelompok video
Tim fasilitator 08.55 - 09.10 15 menit Pengarahan dan pemberian
penjelasan materi kelompok video
Tim fasilitator
09.10 – 09.30 20 menit Pemutaran video CTPS untuk kelompok video
Tim fasilitator 09.30 – 09.50 20 menit Fasilitator menggulang kembali
isi video dan membahasnya
Tim fasilitator 09.50 – 10.00 10 menit Merapikan kembali ruangan kelas Peneliti,
fasilitator, guru, dan siswa TK 10.00 – 10.10 10 menit Jam istirahat
-10.10 – 10.30 20 menit Praktik CTPS bersama Tim fasilitator dan peneliti 10.30 – 10.40 10 menit Makan bersama
-10.40 – 11.00 20 menit Pemberian posttest kepada kelompok video dan penutup
Lampiran 9
Hasil Pengujian SPSS Hasil Uji Validitas
Pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai corrected item-Total Correlation >0,444 Item-Total Statistics PENGETAHUAN
X1 27,40 72,358 ,519 ,945
X2 27,80 69,432 ,706 ,943
X3 27,50 71,737 ,581 ,945
X4 27,35 71,292 ,668 ,944
X5 27,80 71,642 ,483 ,946
X6 27,70 65,168 ,869 ,940
X7 27,45 72,997 ,457 ,948
X8 27,20 71,537 ,592 ,944
X9 27,75 65,461 ,862 ,940
X10 27,10 73,253 ,703 ,944
X11 27,40 72,147 ,545 ,945
X12 27,80 69,432 ,706 ,943
X13 27,70 66,537 ,755 ,942
X14 27,75 65,461 ,862 ,940
X15 27,70 65,800 ,816 ,941
X16 27,10 73,253 ,703 ,944
X17 27,85 69,503 ,736 ,942
X18 27,70 65,800 ,816 ,941
X19 27,20 71,537 ,592 ,944
Item-Total Statistics SIKAP
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Y1 12,65 33,818 ,740 ,928
Y2 12,85 32,555 ,772 ,926
Y3 12,60 34,674 ,645 ,930
Y4 12,70 34,642 ,475 ,932
Y5 12,90 33,779 ,526 ,932
Y6 12,75 34,092 ,543 ,931
Y7 13,05 33,629 ,543 ,931
Y8 12,65 34,766 ,510 ,931
Y9 12,95 32,471 ,752 ,927
Y10 12,75 33,776 ,606 ,930
Y11 12,90 34,095 ,470 ,933
Y12 12,85 32,555 ,772 ,926
Y13 13,00 33,158 ,624 ,930
Y14 12,80 34,168 ,494 ,932
Y15 13,05 33,629 ,543 ,931
Y16 12,95 32,471 ,752 ,927
Y17 12,85 33,397 ,613 ,930
Y18 12,60 34,674 ,645 ,930
Y19 12,90 31,989 ,855 ,925
Item-Total Statistics TINDAKAN
Z1 12,40 38,147 ,532 ,935
Z2 12,60 36,779 ,653 ,933
Z3 12,35 38,555 ,510 ,936
Z4 12,55 38,050 ,451 ,937
Z5 12,55 36,155 ,784 ,931
Z6 12,50 37,421 ,586 ,934
Z7 12,50 38,053 ,472 ,936
Z8 12,60 36,779 ,653 ,933
Z9 12,40 38,147 ,532 ,935
Z10 12,60 36,253 ,744 ,931
Z11 12,70 35,589 ,843 ,929
Z12 12,60 38,042 ,448 ,937
Z13 12,50 37,526 ,566 ,935
Z14 12,65 36,450 ,698 ,932
Z15 12,55 36,997 ,634 ,934
Z16 12,65 37,397 ,537 ,935
Z17 12,50 36,474 ,760 ,931
Z18 12,35 38,555 ,510 ,936
Z19 12,60 35,832 ,819 ,930
Z20 12,65 35,503 ,863 ,929
Hasil uji Reabilitas
Reliability Statistics SIKAP Cronbach's
Alpha
N of Items
,933 20
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
,937 20
Hasil uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. hasil pretest
pengetahuan .179 54 .000 .876 54 .000
hasil pretest sikap .146 54 .006 .964 54 .103
hasil pretest tindakan .170 54 .001 .968 54 .160 hasil posttest
pengetahuan .176 54 .000 .918 54 .001
hasil posttest sikap .196 54 .000 .865 54 .000
Hasil uji Wilcoxon kelompok Ular tangga
pengetahuan 27 9.04 4.014 0 18
hasil pretest sikap 27 9.63 1.904 6 15
hasil pretest tindakan 27 9.67 2.353 4 14
hasil posttest
pengetahuan 27 30.81 3.340 22 36
hasil posttest sikap 27 16.04 1.480 13 18
hasil posttest tindakan 27 15.07 1.466 11 18
Ranks pengetahuan - hasil pretest pengetahuan
Negative
Ranks 0
a
.00 .00
Positive Ranks 27b 14.00 378.00
Ties 0c
Total 27
hasil posttest sikap -hasil pretest sikap
Negative
Ranks 0
d
.00 .00
Positive Ranks 27e 14.00 378.00
Ties 0f
Total 27
hasil posttest tindakan - hasil pretest tindakan
Negative
Ranks 0
g
.00 .00
Positive Ranks 27h 14.00 378.00
Ties 0i
Total 27
a. hasil posttest pengetahuan < hasil pretest pengetahuan b. hasil posttest pengetahuan > hasil pretest pengetahuan c. hasil posttest pengetahuan = hasil pretest pengetahuan d. hasil posttest sikap < hasil pretest sikap
g. hasil posttest tindakan < hasil pretest tindakan h. hasil posttest tindakan > hasil pretest tindakan i. hasil posttest tindakan = hasil pretest tindakan
Test Statisticsa hasil posttest pengetahuan - hasil pretest pengetahuan
tailed) .000 .000 .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
Hasil uji Wilcoxon Kelompok Video
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
Minimum Maximum
hasil pretest
pengetahuan 27 18.30 11.605 0 40
hasil pretest sikap 27 10.70 1.750 7 14
hasil pretest tindakan 27 9.22 2.259 5 14
hasil posttest
pengetahuan 27 27.48 5.162 20 36
hasil posttest sikap 27 15.56 1.867 9 18
hasil posttest tindakan 27 14.00 2.370 8 17
Ranks pengetahuan - hasil pretest pengetahuan
Negative
Ranks 7
a
8.00 56.00
Positive Ranks 18b 14.94 269.00
Ties 2c
hasil posttest sikap
-Positive Ranks 26e 13.50 351.00
Ties 1f
Total 27
hasil posttest tindakan - hasil pretest tindakan
Negative
Ranks 0
g .00 .00
Positive Ranks 26h 13.50 351.00
Ties 1i
Total 27
a. hasil posttest pengetahuan < hasil pretest pengetahuan b. hasil posttest pengetahuan > hasil pretest pengetahuan c. hasil posttest pengetahuan = hasil pretest pengetahuan d. hasil posttest sikap < hasil pretest sikap
e. hasil posttest sikap > hasil pretest sikap f. hasil posttest sikap = hasil pretest sikap
g. hasil posttest tindakan < hasil pretest tindakan h. hasil posttest tindakan > hasil pretest tindakan i. hasil posttest tindakan = hasil pretest tindakan
Test Statisticsa hasil posttest pengetahuan - hasil pretest pengetahuan
tailed) .004 .000 .000
Uji Mann- Whitney
Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation
Minimum Maximu m perubahan
pengetahuan 54 15.48 11.792 -14 30
perubahan sikap 54 5.63 2.366 0 11
perubahan tindakan 54 5.09 1.815 0 9
kelompok anak 54 1.50 .505 1 2
Ranks
kelompok anak N Mean
Rank
Sum of Ranks
perubahan pengetahuan
kelompok pelakuan
(UT) 27 34.15 922.00
kelompok kontrol (V) 27 20.85 563.00
Total 54
perubahan sikap
kelompok pelakuan
(UT) 27 32.26 871.00
kelompok kontrol (V) 27 22.74 614.00
Total 54
perubahan tindakan
kelompok pelakuan
(UT) 27 29.35 792.50
kelompok kontrol (V) 27 25.65 692.50
Test Statisticsa perubahan pengetahuan
perubahan sikap
perubahan tindakan Mann-Whitney U 185.000 236.000 314.500
Wilcoxon W 563.000 614.000 692.500
Z -3.121 -2.247 -.886
Asymp. Sig.
(2-tailed) .002 .025 .376
Lampiran 10
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Perkenalan peneliti dan tim di kelas ular tangga
Gambar 3. Pretest kelompok ular tangga
Gambar 5. Pelaksanaan permainan ular tangga pada kelompok perlakuan
Gambar 7. Praktik CTPS kelompok ular tangga
Gambar 9. Posttest kelompok ular tangga
PENGARUH MEDIA VIDEO DAN PERMAINAN ULAR TANGGA DALAM PENINGKATAN PERILAKU AMAK MENGENAI CUCI
TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI TK DIAN EKAWATI Anisha Enjely Prayogi1, Namora Lumongga Lubis2, Eddy Syahrial2
1
Mahasiswa Departemen PKIP FKM-USU, Medan
2
Staf Pengajar FKM-USU, Medan (Email : enjely.prayogi.anisha@gmail.com)
ABSTRACT
PHBS (Healthy and Clean Lifestyle) is one of the people’s ways to maintain their health quality. There are some indicators which become the references to appropriate for children.
The objective of the research is to find out the influence of video and the board game called snake and ladder to increase children’s behavior toward CTPS and the difference in the influence of both media. This is a quasi-experiment with Non-equivalent control group design. The samples of the research are 54 children. The location of the research is at Dian Ekawati Kindergarten, Medan Tembung Subdistrict.
The research results found out that the snake and ladder media according to the pretest and posttest results using Wilcoxon test has increased the children’s knowledge showed by the change in the average scores from 9,04 before the treatment to 30,81 and p= 0.0001. The attitude has increased with the average score from 9.63 at the beginning to 16.04 after the treatment and the value of p= 0.0001. The action has improved with the average score from 9.67 to 15.07 and p= 0.0001. According to the pretest and posttest results, video media has also influenced the increase in the children’s knowledge from 18,30 to 27,48 with p= 0.004. The attitude has increased with the average score from 10.70 to 15.56 with p= 0.0001 and the action has improved with the average score from 9.22 to 14.00 with p= 0.0001. It was also found out that snake and ladder media has better influence on knowledge and attitude than video media according to Mann Whitney test results. There was no difference found in the influence of both media on action.
It is recommended that the health agency and education agency develop the right programs for health education for children. It is also suggested that the school teach CTPS to the children using the proper media.
Keywords: PHBS, CTPS, Snake and Ladder Media, Video Media PENDAHULUAN
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kementerian kesehatan 2011).
Dalam PHBS ada beberapa indikator harus diikuti untuk memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat yang baik yaitu persalinan oleh tenaga kesehatan, melakukan penimbangan bayi dan balita, memberikan ASI Eksklusif, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, memakai jamban sehat, melakukan aktivitas fisik setiap hari, konsumsi buah dan sayur setiap hari, tidak merokok dalam rumah, penggunaan air bersih, dan memberantas jentik nyamuk.
Secara nasional persentase rumah tangga yang melakukan PHBS sebesar 56,58%, dengan proporsi rumah tangga diperkotaan sebesar 41,5% dan pedesaan 22,8%. Di Sumatera Utara rumah tangga dengan PHBS sebesar 60,04% (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Kota Medan sendiri berada pada urutan ke dua puluh dengan proporsi 20% dan berada dibawah proporsi nasional yaitu 32,3% (RISKESDAS, 2013).
Masyarakat sering menganggap pelaksanaan PHBS merupakan hal yang tidak begitu penting sehingga sering dalam pelaksanaannya tidak dilakukan secara benar. Salah satu PHBS yang paling mudah dan memiliki manfaat yang besar adalah cuci tangan pakai sabun (CTPS). Menurut data Kementerian Kesehatan RI (2015) proporsi masyarakat melakukan CTPS sebesar 47,0% sedangkan di Sumatera Utara proporsinya hanya sebesar 32,9%. Data CTPS di Medan berdasarkan LSM HeartIndo (2011) sebesar 28.721 orang dari 10 kecamatan sudah mendapat sosialisasi
Perilaku CTPS bila dilakukan dengan tepat dan benar juga efektif untuk berjangkitnya penyakit seperti ISPA, kolera, cacingan, flu, hepatitis A,dsb (Setiawan, 2014). CTPS dekat kaitannya dengan pencegahan kejadian diare dan ISPA. Menurut RISKESDAS 2013 perkiraan kasus diare sebanyak 285.183 kasus yang ditemukan dan ditangani sebanyak 223.895 kasus (78,5%), di Sumatera Utara period prevalence diare terjadi sebanyak 6,7% dengan insiden 3,3%. Khusus Kota Medan kejadian diare terjadi sebanyak 45.437 dengan jumlah penduduk 2.123.210 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Medan 2015 dalam Nasution,2016). Sedangkan ISPA Sedangkan period prevalence ISPA di Indonesia terdapat sebanyak 25,0% dan di Sumatera Utara period prevalence ISPA sebanyak 19,9% (Riskesdas2013). Menurut dinas kesehatan kota Medan pada September 2015 diperkirakan mencapai 23.393 jiwa.
Anak merupakan kelompok yang rentan terserang penyakit. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak terutama usia dini ( usia setelah kelahiran sampai dengan usia sekitar 6 tahun) biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan Penyakit yang sering muncul akibat rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat antara lain cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk, dan lain sebagainya.
meningkatkan motivasinya dalam belajar, serta membuat pembelajaran lebih bervariasi dan diharapkan pembelajaran yang dilakukan anak lebih bermakna ( Ermayani, 2009 dalam Windaviv, 2013).
Penggunaan media yang menarik dalam pembelajaran dan sesuai dengan usia anak mendukung penerimaan informasi yang diperoleh anak (Windaviv,2013). Permainan ular tangga dan video merupakan salah satu media yang sesuai dengan minat dan ketertarikan anak untuk mendukungnya dalam proses belajar.
TK Dian Ekawati adalah salah satu TK yang berada di kecamatan Medan Tembung. Di TK Dian Ekawati pengajaran tentang PHBS personal pada anak telah diajarkan dengan metode ceramah dan praktik. Salah satu PHBS yang diajarkan kepada anak adalah CTPS. Pengajaran mengenai CTPS juga terbatas pada pengetahuan guru-guru mengenai CTPS. Menurut Kepala Sekolah TK Dian Ekawati belum pernah dicoba mengajarkan anak mengenai CTPS dengan metode yang lain. Penggunaan media sebagai pendukung pembelajaran juga tidak pernah dilakukan oleh pihak sekolah. PERMASALAHAN
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh media video dan ular tangga dalam peningkatan perilaku anak mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati, Medan.
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui pengaruh media video dan ular tangga dalam peningkatan perilaku anak mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) di TK Dian Ekawati, Medan.
HIPOTESA
Tidak ada perbedaan perilaku anak berdasarkan hasil pretest dan posttest kelompok media video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan tidak ada perbedaan perilaku antara kelompok media video dengan kelompok media ular tangga.
MANFAAT PENELITIAN
5. Bagi Departemen Kesehatan seperti Dinas Kesehatan, video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan sebagai program alternatif intervensi untuk anak usia dini di PAUD maupun di TK dalam meningkatan pengetahuan mengenai PHBS terkhusus tentang CTPS untuk anak usia dini.
6. Bagi Dinas Pendidikan video dan permainan ular tangga mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun dapat dijadikan alat bantu belajar mengajar bagi sekolah-sekolah yang memiliki program kesehatan. 7. Bagi sekolah, video dan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah ekperimen semu. Dengan desain Non-equivalent control grup desain.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Dian Ekawati Jalan Kapten M.jamil Lubis No. 182, Tembung, Kecamatan Medan Tembung, Medan. Pada bulan April sampai dengan selesai.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang menjadi pada kelompok Media Video.
Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden untuk melihat karakteristik responden dan distribusi frekuensi variabel dependen. Selain itu uji univariat digunakan untuk melihat distribusi normal sebaran data dalam penelitian. Uji normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-sumirnov.
2. Analisis Bivariat
Analisa data ini dilakukan untuk melihat pengaruh media video dan ular tangga dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan anak mengenai perilaku cuci tangan pakai sabun. Uji ini menggunakan uji
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat
1. Jenis Kelamin
Diketahui dalam penelitian ini terdapat 14 orang anak laki-laki (51,9%) dan anak perempuan sebanyak 13 orang (48,1%) pada kelompok ular tangga dan Pada kelompok video terdapat responden sebanyak 15 orang anak laki-laki (55,6%) dan 12 orang anak perempuan (44,4%). Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Kelompok Media Ular Tangga dan Kelompok Media Video TK Dian Ekawati
Jenis
Laki- laki 14 51,9 15 55,6 Perempuan 13 48,1 12 44,4 Jumlah 27 100 27 100 2. Umur Responden
Tabel 2 :Distribusi Frekuensi Umur Pada Kelompok Media Ular Tangga dan Kelompok Media Video TK Dian Ekawati
Umur Jumlah 27 100 27 100 3. Gambaran Pengetahuan Pada
Kelompok Media Ular Tangga Diketahui sebelum diberikan pembelajaran CTPS dengan media ular tangga, pengetahuan anak berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 22 orang (81,5%) dan 5 orang anak (18,5%) berada pada kategori kurang dan tidak ada anak dengan kategori pengetahuan baik. Setelah diberikan pembelajaran CTPS dengan media ular tangga dapat dilihat peningkatan kategori pengetahuan anak menjadi kategori baik yaitu 24 orang anak (88,9%) dan kategori sedang yaitu 3 orang (11,1%). Dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Distribusi Kategori Pengetahuan Kelompok Media Ular Tangga Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Ular Tangga
Pengetahuan Sebelum Sesudah
N % N %
Baik 0 0 24 88,9
Sedang 22 81,5 3 11,1 Kurang 5 18,5 0 0 Jumlah 27 100 27 100
4. Gambaran Pengetahuan Pada Kelompok Media Video
Sebelum diberikan media video terdapat 6 orang (22,2%) pada
kategori pengetahuan baik, sedangkan 10 orang (37,0%) berada pada kategori sedang dan 11 orang (40,7%) berkategori kurang. Peningkatan dapat terlihat setelah anak diberikan perlakuan video yaitu sebanyak 15 anak (55,6%) berkategori baik dan 12 orang (44,4%) berkategori sedang dalam pengetahuannya mengenai CTPS. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4: Distribusi Kategori Pengetahuan Kelompok Media Video Sebelum dan Sesudah diberikan Media Video
Pengetahuan Sebelum Sesudah
N % N %
Baik 6 22,2 15 55,6 Sedang 10 37,0 12 44,4 Kurang 11 40,7 0 0 Jumlah 27 100 27 100
5. Gambaran Sikap Pada Kelompok Media Ular Tangga
Berdasarkan hasil penelitian terdapat sebanyak 6 orang (22,2%) berkategori baik dan 22 orang (77,8%) berkategori buruk. Setelah diberikan media ular tangga angka tersebut meningkat menjadi 27 orang (100%) berkategori baik.
Tabel 5 : Media Ular Tangga Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Ular Tangga
Sikap Sebelum Sesudah
N % N %
6. Gambaran Sikap Pada Kelompok Media Video
Diketahui bahwa sebelum diberikan media video terdapat 15 anak (55,6%) dengan kategori sikap baik dan 12 anak (44,4%) dengan kategori sikap buruk mengenai CTPS. Hal ini meningkat pada hasil posttest sesudah diberikan media video yaitu 26 orang (96,3%) dengan kategori sikap baik dan 1 orang (3,7%) dengan kategori sikap buruk. Tabel 6 :Distribusi Kategori Sikap Kelompok Media Video Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Video
Sikap Sebelum Sesudah
N % N %
Baik 15 55,6 26 96,3 Buruk 12 44,4 1 3,7 Jumlah 27 100 27 100
7. Gambaran Tindakan Pada Kelompok Media Ular Tangga
Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan media ular tangga ada 9 orang (33,3%) memiliki tindakan yang baik, sedangkan 18 orang (66,7%) memiliki tindakan yang buruk. Hal tersebut mengalami perubahan setelah diberikan perlakuan media ular tangga yaitu sebanyak 27 orang (100 %) memiliki tindakan yang baik dan tidak ada yang memiliki tindakan yang buruk. Tabel 7 :Distribusi Kategori Tindakan Kelompok Media Ular Tangga Sebelum dan Sesudah diberikan Media Ular Tangga
Tindakan Sebelum Sesudah
N % N %
Baik 9 33,3 27 100 Buruk 18 66,7 0 0 Jumlah 27 100 27 100
8. Gambaran Tindakan Pada Kelompok Media Video
Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan pengajaran CTPS dengan media video terdapat 8 orang (29,6%) berada pada ketegori tindakan baik sedangkan 19 orang (70,4%) berkategori buruk. Setelah diberikan media video mengenai CTPS maka dapat dilihat 25 orang (92,6%) berkategori tindakan baik sedangkan 2 orang (7,4%) berkategori buruk.
Tabel 8 : Distribusi Kategori Tindakan Kelompok Media Video Sebelum dan Sesudah Diberikan Media Video
Tindakan Sebelum Sesudah
N % N %
Baik 8 29,6 25 92,6 Buruk 19 70,4 2 7,4 Jumlah 27 100 27 100
Analisis Bivariat
1. Pengaruh Media Ular Tangga dan Media Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak TK Dian Ekawati
Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapati untuk media ular tangga nilai p= 0,0001 dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan media ular tangga yaitu 9,04 menjadi 30,81 dan media video dengan nilai p= 0,004 dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan media video yaitu 18,30 menjadi 27,48, sehingga dapat diartikan ada pengaruh media ular tangga dan media video berdasarkan hasil pretest dan posttest mengenai CTPS.
sehingga saat diberikan pembelajaran dengan media tersebut anak lebih mudah memahami dan mencerna isi informasi yang diberikan, selain itu permainan ular tangga mampu merangsang indera penglihatan dan pendengaran anak, merangsang motorik anak dengan bermain, dan komunikasi yang aktif sekaligus penggulangan informasi sehingga membantu anak lebih mudah memahami materi yang diberikan untuk meningkatkan pengetahuan anak.
Media video merupakan media edukasi yang telah banyak digunakan dalam pembelajaran. Media video mampu meningkatkan ketertarikan anak dengan gambar bergerak dan suara yang ditampilkannya sehingga timbul rasa ingin tahu dan anak mau memperhatikan informasi yang terdapat didalam video.
2. Pengaruh Media Ular Tangga dan Media Video Terhadap Peningkatan Sikap Anak TK Dian Ekawati
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji wilcoxon diketahui media ular tangga memiliki nilai p= 0,0001 dengan perubahan nilai rata-rata sikap sebelum dan sesudah diberikan media ular tangga yaitu 9,63 menjadi 16,04. Media video memiliki nilai p=0.0001 dengan perubahan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu 10,70 menjadi 15,56. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh media ular tangga dan media video terhadap sikap berdasarkan hasil pretest dan posttest mengenai CTPS.
Perubahan sikap terjadi karena anak telah memiliki pengetahuan yang baik, sehingga anak dapat membentuk kepercayaan
dan keyakinannya terhadap hal tertentu. Media ular tangga membantu anak berkomunikasi dengan aktif bersama teman-teman dan lingkungannya sehingga dengan komunikasi yang terbentuk dan terjadi penggulangan infomasi mempengaruhi pengetahuan dan kepercayaan anak sehingga anak mampu untuk menentukan sikap terhadap hal-hal mengenai CTPS.
Media video juga membantu anak dalam peningkatan sikap hal ini terjadi karena gambar gerak dan suara yang terdapat dalam video yang diputarkan mampu mempengaruhi pengetahuan dan kepercayaan anak mengenai CTPS. 3. Pengaruh Media Ular Tangga
dan Media Video Terhadap Peningkatan Tindakan Anak TK Dian Ekawati
Hasil uji wilcoxon terhadap tindakan pada kelompok media ular tangga yaitu dilihat terjadi perubahan nilai rata-rata nilai tindakan sebelum dan sesudah diberikan media ular tangga yaitu 9,67 menjadi 15,07 dengan nilai p= 0,0001 dan media video dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu 9,22 menjadi 14,00 dan nilai p=0,0001. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh media ular tangga dan video terhadap tindakan berdasarkan hasil pretest dan posttest.
yang dilihatnya didalam papan permainan.
Media video mempengaruhi tindakan anak dengan gambar bergerak yang ada di dalam tayangan video, hal tersebut berhasil mempengaruhi anak untuk mau meniru gambar bergerak yang dilihatnya ditambah dengan rangsangan suara yang menambah pengetahuan anak yang turut mempengaruhi tindakannya.
4. Perbedaan Pengaruh Media Ular Tangga dan Media Video Terhadap Peningkatan Perilaku Anak TK Dian Ekawati
Berdasarkan uji Mann-whitney untuk melihat perbedaan pengaruh media ular tangga dan media video maka didapati hasilnya sebagai berikut:
Tabel 9: Perbedaan Pengaruh Media Ular Tangga dan Media Video Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Anak
Berdasarkan nilai rata-rata dan probabilitas (p) diketahui bahwa media ular tangga lebih berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap mengenai CTPS dibandingkan dengan media video. Namun tidak ditemukan perbedaan pengaruh media ular tangga dan media video terhadap tindakan anak mengenai CTPS.
Ular tangga adalah permainan yang disukai oleh anak sekaligus sesuai dengan minat anak yaitu bermain. Belajar menggunakan media ular tangga dapat mempermudah pemahaman anak mengenai materi yang disampaikan. media ular tangga lebih banyak merangsang anak melalui alat indranya selain itu media ular tangga juga memungkinkan adanya penggulangan informasi dari interaksi yang terjadi pada anak selama bermain.
Media video adalah media yang menarik untuk anak apabila tampilan video disesuaikan dengan umur anak. Gambar dan suara pada video cukup mempengaruhi pengetahuan sikap dan tindakan anak. Namun pada media video anak cenderung pasif dan hanya fokus pada video yang dilihatnya tidak terdapat penggulangan informasi dan interaksi aktif yang membantu pemahaman anak mengenai materi CTPS yang diperlihatkan. Hal tersebut mempengaruhi kemampuan kedua media mempengaruhi anak, tetapi dalam hal tindakan hal tersebut harus didukung dengan adanya fasilitas dan dukungan dilingkungannya.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN
2. Terdapat perbedaan perilaku anak mengenai CTPS sebelum dan sesudah diberikan perlakuan media ular tangga, karena disampaikan dengan bermain, terjadi komunikasi yang aktif antara anak dan terjadi penggulangan informasi sehingga anak lebih mudah memahami materi yang disampaikan, dan juga gambar dan warna papan ular tangga membantu merangsang ketertarikan anak dan rasa ingin tahunya.
3. Terdapat perbedaan peningkatan perilaku antara media ular tangga dan media video yaitu :
c. Media ular tangga lebih berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan sikap anak mengenai CTPS dibandingkan media video, karena ular tangga lebih banyak memberikan rangsangan terhadap anak dan sesuai dengan keinginan anak yaitu bermain.
d. Tidak terdapat perbedaan peningkatan pada tindakan anak mengenai CTPS hal ini karena tindakan juga dipengaruhi faktor pendukung seperti fasilitas dan lingkungan. SARAN
4. Bagi Dinas Kesehatan dan pendidikan atau pihak terkait yang berada di tempat penelitian untuk dapat mengembangkan program pendidikan yang berdasarkan pada kesehatan terutama pendidikan PHBS untuk anak TK/PAUD dengan bekerja sama dengan pihak sekolah.
5. Bagi TK Dian Ekawati Medan, media ular tangga dan video dapat dijadikan salah satu cara untuk menyampaikan pembelajaran CTPS dan kesehatan disekolah, media ini juga mudah dimodifikasi sesuai kebutuhan penggunaan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
HeartIndo. 2011. HeartIndo 2011.
http://www.heartindo.com/activ ities. diakses 05 April 2017. Kementerian Kesehatan RI, 2015.
Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Nasution, Devi Rahmi. 2016. Monitoring Pelaksanaan PelayananKesehatan Diare di Puskesmas Pulo Brayan Kecamatan Medan Barat Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan
Dasar. Badan Penelitian Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.