• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Bahan Amandemen untuk Perbaikan Retensi Hara Tanaman Jeruk (Citrus sinensis L.) di Desa Talimbaru Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Bahan Amandemen untuk Perbaikan Retensi Hara Tanaman Jeruk (Citrus sinensis L.) di Desa Talimbaru Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Kesesuain Lahan untuk Tanaman Jeruk

Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaan. Proses klasifikasi lahan pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua pendekatan atau metode, yaitu metode faktor pembatas dan metode parametrik. Pada metode faktor pembatas, setiap sifat-sifat lahan atau kualitas lahan disusun berurutan mulai dari yang terbaik hingga yang terburuk atau yang terbesar penghambatnya. Sedangkan kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat fisik lingkungannya, yang terdiri dari iklim, tanah, topografi, hidrologi adan drainase

yang sesuai untuk usaha tani atau komoditis tertentu yang produktif (Rayes, 2006).

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang diukur atau diestimasi, misalnya temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H20, C-organik, salinitas,

(2)

Persyaratan tumbuh atau persyaratan penggunaan lahan yang diperlukan oleh masing-masing komoditas mempunyai batasan kisaran minimum, optimum, dan maksimum. Untuk menentukan kelas kesesuain lahan, yang dikaitkan dengan kualitas dan karakteristik lahan khusus untuk retensi hara seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Kualitas dan Karakteristik Lahan yang digunakan sebagai Parameter dan Evaluasi Lahan

Simbol Kualitas Lahan Karakteristik Lahan nr Retensi hara KTK Liat (cmol(+)kg)

Kejenuhan Basa (%) pH H2O

C-Organik Sumber : (Djaenudin dkk., 2000)

(3)

Tabel 2. Karakteristik Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jeruk (Citrus sp.)

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm)

Media perakaran (rc)

Tekstur

Bahaya sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm)

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) Bahaya erosi

Bahaya banjir (fh)

Genangan

Penyiapan lahan (lp)

Batuan dipermukaan (%) Singkapan batuan (%)

(4)

Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk Tanah

Tanaman jeruk manis dapat tumbuh subur pada kondisi tanah ringan sampai sedang disertai aerasi baik, gembur, solum cukup dalam, air dapat merembes dengan lancar dan cukup bahan organik. Struktur fisik tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman jeruk, yaitu tanah yang harus mengikat dan merembeskan air dan tidak sampai menggenang. Akar tanaman ini membutuhkan banyak oksigen sehingga aerasi tanah harus baik dalam menunjang pertumbuhan dan produksinya. Bahan organik yang cukup sampai lapisan agak dalam yaitu lebih 50 cm sehingga menghasilkan pertumbuhan cepat dan produktivitasnya tinggi (Barus dan Syukri, 2008).

Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan pH optimum 6. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300 (http://www.ristek.go.id).

(5)

Tanah juga harus memiliki drainase yang baik. Air harus bisa meresap sempurna atau menggenang serta air tanah terlalu dangkal. Kedalaman air tanah minimal antara 150-200 cm di bawah permukaan tanah (Haryadi, 2013).

Secara umum tingkat pengelolaan kebun jeruk di daerah sentral produksi oleh petani sangat bervariasi, belum optimal dan belum sepenuhnya menerapkan inovasi teknologi anjuran sehingga produktivitasnya tidak terlalu rendah, namun mutu buah yang dihasilkan tidak memuaskan. Periode panen buah jeruk di Indonesia dimulai bulan Februari hingga September dengan puncaknya terjadi pada bulan Mei-Juli.

(6)

Iklim

Dapat ditanam di daerah antara 400 LU- 400 LS. Banyak terdapat pada daerah 20-400 LU dan 20-400 LS. Di daerah tropis, dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl. x Di daerah katulistiwa dapat di tanam sampai ketinggian 2000 m dpl. Temperatur optimal 25-300C. Sinar matahari sangat diperlukan untuk pertumbuhan jeruk oleh karena itu jeruk manis yang ditanam di tempat terlindung pertumbuhannya kurang baik dan mudah terserang penyakit (Purnomosidhi dkk., 2007).

Ketinggian Tempat Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies: Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl. Jenis Siem: 1–700 m dpl. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. Jenis Purut: 1–400 m dpl

(7)

10-400g KCl per tanaman per tahun yang jumlahnya meningkat tergantung umur tanaman (Sunarjono, 2004).

Secara keseluruhan faktor penentu lokasi penanaman tanaman jeruk dirangkum seperti pada Tabel 3. Berikut :

Tabel 3. Beberapa Faktor Penentuan Lokasi untuk Perkebunan Jeruk No Faktor Kondisi

Tumbuh

Persyaratan

Karakteristik tanah Tanah jenis latosol dan andosol, tidak boleh tergenang air, pH tanah 5-7,5 dengan pH optimum adalah 6, dapat tumbuh baik pada daerah yang mempunyai kemiringan sampai 80%

Ketinggian dari permukaan laut

Dapat tumbuh pada daerah dataran tinggi, tetapi banyak varietas jeruk yang tumbuh baik pada ketinggian 800-1.500 dpl

Bibit jeruk Tersedia bibit jeruk untuk dataran rendah dan dataran tinggi

Iklim dan curah hujan Daerah tropis dan subtropis (850 LU – 850 LS), dengan suhu 25-800C, curah hujan berkisar antara 1.250-1.900 mm per tahun, kelembaban udara 70-80% dan penyinaran matahari 50-60% (tidak menyukai tempat terlindung), air tanah terdapat pada kedalaman 0,5 m pada saat musim penghujan dan 1,5 m pada saat musim kemarau. Memerlukan 5-9 bulan basah (musim hujan), suplai air yang cukup diperlukan pada bulan Juli-Agustus.

Sumber : Sunarjono, 2004

Jenis-jenis Bahan Amandemen untuk Pertanian

(8)

bahan pupuk sendiri. Bahan amandemen sendiri berkemampuan memperbaiki keterserapan hara asal tanah, sehingga tanpa disertai pemupukan yang menambah hara, kesuburan tanah sudah dapat ditingkatkan. Dalam hal ini bahan amandemen mendorong pelepasan ion hara daro ikatan mineral atau organik yang kompleks menggiatkan proses hidrolisis lewat optimisasi penambatan lengas tanah (soil moisture retention), atau melancarkan proses pertukaran ion. Pemupukan dengan

pupuk hijau atau kandang sering lebih mempan, karena bahan pupuk ini berfungsi rangkap, yaitu menambahkan hara dan sekaligus mengamandemenkan tanah (Notohadiprawiro dkk., 2006).

Alternatif bahan pupuk yang dapat digunakan sebagai pengganti pupuk buatan adalah pupuk organik dan bahan amelioran. Salah satu bahan amelioran yaitu abu tandan kelapa sawit hasil limbah industri pertanian. Berdasarkan hasil penelitian Mahbub dkk., (2005) pemberian Kalium (K) baik dari KCl dan Abu tidak berpengaruh nyata terhadap Kejenuhan K tanah. Penggunaan abu tandan meningkatkan lebih tinggi serapan K maksimum tanaman dibandingkan pupuk KCl yaitu abu (19,86 g K/pot) dan KCl (17,30 g K/pot). Serapan K maksimum tanaman untuk abu sudah terjadi pada kejenuhan K tanah 30,5%, sedang untuk pupuk KCl baru terjadi pada kejenuhan K tanah sebesar 36,5%. Penggunaan abu juga berpengaruh meningkatkan meningkatkan tinggi tanaman jagung.

(9)

tersebut dalam tanah. Dengan kegiatan pemberian pupuk organik secara teratur dan terus menerus maka akan terjadi proses peningkatan kesuburan tanah di lahan kentang. Bahan organik secara langsung menyediakan hara makro dan mikro, tetapi selama perombakan akan dihasilkan pula asam-asam organik maupun asam humat-fulvat yang membentuk khelasi dengan Fe, Mn, Zu dan Cu, seperti terdapat pada tabel berikut:

Tabel 4. Kadar Hara Beberapa Bahan Dasar Pupuk Organik Sebelum Dikomposkan Sumber : Tim Balittanah

Tabel 5. Kandungan Unsur Hara di dalam 1 ton Pupuk Kandang Pupuk kandang Kandungan Sumber: Agus dan Rujlter, 2004

Pupuk kandang sapi

(10)

mikroorganisme tanah (Allison, 1973). Salah satu jenis pupuk organik yang sering digunakan sebagai penambah bahan organik tanah adalah pupuk kandang. Pupuk kandang sapi merupakan sumber bahan organik yang mudah diperoleh dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya. Dosis pupuk kandang pengaruhnya terhadap nitrogen total tanah, tapi semakin tinggi dosis pupuk kandang makin tinggi juga kadar nitrogen total tanah. Hal ini karena pupuk kandang mengandung unsur nitrogen sehingga dengan meningkatnya dosis pupuk maka akan meningkatkan nitrogen total tanah (Jamilah, 2003).

Kelebihan pupuk kandang sebagai berikut (a) Aman digunakan dalam jumlah besar, bahkan sumber utama hara dalam pertanian organic, (b) Membantu menetralkan pH tanah, (c) Membantu menetralkan racun akibat logam berat dalam tanah, (d) Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur, (e) Mempertinggi porositas tanah dan secara langsung meningkatkan ketersediaan air tanah, (f) Membantu penyerapan hara dari pupuk kimia yang ditambahkan, serta (g) Membantu mempertahankan suhu tanah sehingga fluktuasinya tidak tinggi (Utami, 2011).

(11)

sapi dengan rasio C/N dibawah 20. Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang kotoran sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk dingin (Fitriani, 2012).

Pupuk kandang ayam

Pupuk Kandang Ayam umumnya dipergunakan oleh petani sayuran dengan cara mengadakan dari luar wilayah tersebut, misalnya petani kentang di Dieng mendatangkan pukan ayam yang disebut dengan chiken manure (CM) atau kristal dari Malang, Jawa Timur. Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan. Selain itu dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pukan terhadap sayuran. Beberapa hasil penelitian aplikasi pukan ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya (Widowati dkk., 2005). Pemanfaatan pukan ayam ini bagi pertanian organik menemui kendala karena pukan ayam mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.

(12)

menambah unsur hara makro di dalam tanah (Haq, 2009). Hasil penelitian Yusrianti (2012) menyataan pupuk kandang ayam mempengaruhi pertumbuhan khususnya pertambahan tinggi pada tanaman. Laju pertumbuhan tinggi tanaman pada fase vegetatif sangat dipengaruhi oleh jumlah unsur hara yang terakumulasi di dalam jaringan sel tanaman sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses fisiologisnya. Jumlah akumulasi unsur hara rendah dalam sel tanaman dipengaruhi pleh faktor lingkungan seperti cahaya, ketersediaan air dalam tanah dan pemupukan.

Sutedjo (2002) dalam Yusrianti (2012) menyatakan kandungan unsur hara pada pupuk kandang ayam meliputi N 5 %, P2O5 3 %, K2O 0,1 %, CaO 4 %, Mg 1 % dan SO3 2 %. Pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang dapat meningkatkan jumlah unsur hara yang tersedia dalam tanah, akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi pada tanaman. Pupuk kandang ayam selain mengandung unsur hara yang lengkap juga mempunyai kelebihan diantaranya, dapat menambah kadar humus tanah, memperbaiki drainase dan aerase serta mengaktifkan jasad renik sehingga menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Abu cangkang kelapa sawit

(13)

Limbah yang berlimpah ini umumnya digunakan untuk makanan ternak, bahan bakar, dan sebagian kecil dikomposkan untuk pupuk organik dan sumber energi. Energi didapatkan melalui proses pembakaran akan menghasilkan residu pembakaran berupa abu. Disamping berpotensi sebagai sumber hara tanaman, abu juga berpotensi sebagai bahan amandemen karena kandungan kalsium yang tinggi. Berdasarkan pernelitian Ekawati dan Purwanto (2012) kandungan hara abu serat dan cangkang kelapa sawit terdiri dari 16,6 – 24,9% K dan 7,1% Ca.

Cangkang kelapa sawit merupakan limbah yang dihasilkan dari pemrosesan kernel inti sawit dengan bentuk seperti tempurung kelapa, mempunyai kalor 3500 kkal/kg-4100 kkal/kg (Sunarwan dan Juhana, 2013). Setiap 100 ton tandan buah segar yang diproses akan menghasilkan lebih kurang 20 ton cangkang, dan 7 ton serat. Cangkang selanjutnya digunakan lagi sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap pada penggilingan minyak sawit. Pembakaran dalam ketel uap dengan menggunakan cangkang kelapa sawit ini akan menghasilkan 5% (1 ton) abu cangkang sawit (oil palm ashes) dengan ukuran butiran yang sangat halus. Abu hasil pembakaran ini biasanya dibuangmdekat pabrik sebagai limbah padat yang tidak bermanfaat, bahkan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan (Fauziah dan Henri, 2013).

Abu serbuk kayu

(14)

bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan (Billah, 2009).

Serbuk gergaji merupakan salah satu jenis limbah industri pengolahan kayu gergajian. Alternatif pemanfaatan dapat dijadikan kompos untuk pupuk tanaman. Pembuatan kompos serbuk gergaji kayu tusam (Pinus merkusii) dan serbuk gergaji kayu karet (Hevea braziliensis) dengan menggunakan activator EM4 dan pupuk kandang menghasilkan kompos dengan nisbah C/N 19,94 dan rendemen 85 % dalam waktu 4 bulan (Devisi Penulisan dan Multimedia, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Bintang dan Lahuddin (2007) menyatakan bahwa hasil analisis terhadap abu gergaji adalah sebagai berikut : N-total 0,22%, P2O5 0,96%, K2O 4,78% dan pH H2O 11,60. Demikian juga dengan hasil analisis

Gambar

Tabel 2. Karakteristik Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
Tabel 3. Beberapa Faktor Penentuan Lokasi untuk Perkebunan Jeruk
Tabel 4. Kadar Hara Beberapa Bahan Dasar Pupuk Organik Sebelum Dikomposkan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari hasilobservasi dan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru sosiologi yang ada di SMA Adisucipto Sungai Raya tentang kemampuan guru mata pelajaran sosiologi dalam

Dengan kata lain dengan analisa aliran kas dapat diketahui sumber-sumber dan penggunaan kas tersebut dan apakah perusahaan tersebut mengalami kenaikan atau penurunan kas.

Bursa Indonesia hari ini diperkirakan akan mengalami technical rebound dengan saham-saham blue chip akan yang akan menjadi motornya, indeks EIDO menguat 5,3% yang dapat

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988

Halab selesai tahun 1949. Universitas al-Azar di Mesir mengambil fakultas Ushuluddin dapat terselesaikan pada tahun 1952. Di al-Azhar, Abdullah Nashih Ulwan melanjutkan

Untuk mengetahui apakah perubahan opini audit mempengaruhi reaksi pasar. Untuk mengetahui apakah perubahan laba mempengaruhi

Penugasan Jasa Kompilasi ( compilation service ) diidentifikasikan dalam SSARS sebagai suatu jasa di mana akuntan menyiapkan laporan keuangan dan menyajikannya kepada