• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pengguna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pengguna"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA

Makalah

Oleh :

JUNAIDA, S.Sos NIP. 197806022003122004

Pustakawan Muda

PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat Rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap

Kepuasan Pengguna” Makalah ini adalah bagaimana melayani pengguna

supaya kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna dalam menggunakan

perpustakaan dapat bermanfaat bagi pengguna.

Makalah ini merupakan hasil karya tulis untuk melengkapi

persyaratan mengajukan Fungsional Pustakawan Universitas Sumatera

Utara. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat menghargai kritik dan saran

sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir

kata penulis mengharap kiranya makalah ini dapat berguna bagi orang

yang membacanya.

Wassalam,

Junaida, S.Sos

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………. i

Daftar Isi ……… ii

BAB I : Pendahuluan... 1

BAB II : Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap

Kepuasan Pengguna

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4

2.2 Pelayanan Perpustakaan... 5

2.3 Kualitas Pelayanan... 13

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan 16

2.5 Kepuasan Pengguna ……….. 18

2.6 Faktor Yang Menentukan Kepuasan Pengguna ………. 20

BAB III: Penutup

3.1 Kesimpulan……… 23

(4)

BAB I PENDAHULUAN

Perpustakaan dapat mendukung kegiatan akademik karena

keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat membantu para

sivitas akademika dalam mencari informasi yang dapat diakses secara

langsung, cepat, akurat, mudah dan murah.

Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi yang mampu

memberikan layanan yang berkualitas akan dapat mengangkat citra dan

dapat mendorong sivitas akademikanya menjadi lebih giat

mengembangkan pengetahuan dan keahliannya, sehingga dapat

menghasilkan penelitian yang berkualitas.

Pelayanan yang berkualitas yaitu layanan yang dapat memenuhi

seluruh kebutuhan dan harapan pengguna perpustakaan karena sebuah

perpustakaan dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut

dalam memberikan pelayanannya mengutamakan kepentingan civitas

akademika dengan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan

kebutuhan penggunanya. Pelayanan yang berkualitas berdampak pada

pemenuhan kepuasan pengguna yang pada akhirnya akan meningkatkan

keberhasilan perpustakaan perguruaan tinggi yang bersangkutan.

Kualitas pelayanan menjadi standar kinerja bagi suatu

perpustakaan perguruan tinggi dalam melayani penggunanya dan

merupakan faktor terpenting bagi kepuasan pengguna. Wujud dari

pelayanan yang didambakan adalah adanya kemudahan dalam

pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dan tepat,

(5)

kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang bulu, pelayanan yang

jujur dan terus terang.

Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi perpustakaan agar

para pengguna perpustakaan merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan oleh perpustakaan dengan penerapan sistem automasi,

peningkatan Sumber Daya Manusia, melakukan promosi perpustakaan,

Bimbingan pemakai bagi pengguna Penyediaan koleksi dan lain

sebagainya

Tingkat Kepuasan pengguna dapat diartikan sebagai suatu

keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pengguna terpenuhi.

Suatu pelayanan dinilai memuaskan apabila pelayanan tersebut

memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna melalui jasa layanan dan

ketersediaan informasi.

Adapun faktor yang dapat dipertimbangkan oleh pengguna dalam

menilai suatu pelayanan, yaitu: ketepatan waktu, dapat dipercaya,

cepat, mudah, murah, tuntas dan memuaskan. Apabila penggunan

merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka

pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.

Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi sebagai penyedia jasa

layanan informasi perlu mengetahui sampai dimana tingkat kepuasan

pengguna terhadap layanan dan produk jasa yang disediakannya.

Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kualitas pelayanan yang

diberikan oleh perpustakaan dalam memberikan kepuasan pengguna,

maka penulis membuat judul makalah adalah “Pengaruh Kualitas

(6)

BAB II

Pengaruh Kualitas Pelayanan Perpustakaan Terhadap Kepuasan Pengguna

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 1. Pengertian

Defenisi mengenai perpustakaan perguruan tinggi secara umum

dan standar tercantum dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku

Pedoman (2004: 3) dinyatakan bahwa “perpustakaan perguruan tinggi

merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama unsur

penunjang lainnya berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi

dan misi perguruan tingginya”.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991: 51) menyatakan

bahwa “perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang

terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga

yang berafiliasi dengan perguruan tinggi dengan tujuan utama

membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya”.

Berdasarkan defenisi di atas dapat dikatakan bahwa pada

dasarnya perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang

terdapat dalam lingkungan akademis perguruan tinggi yang berfungsi

menyediakan dan menyebarluaskan informasi guna mewujudkan tri

dharma perguruan tinggi untuk membantu perguruan tinggi tersebut

(7)

2. Tujuan

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo-Basuki

(1993: 52) adalah:

a. Memenuhi keperluan masyrakat perguruan tinggi, lazimnya staf,

pengajar dan mahasiswa sering pula mencakup tenaga administrasi.

b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat

akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke

mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.

c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemakai.

e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi jasa lembaga industry local.

Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku

Pedoman (2004:32) disebutkan bahwa: sebagai unsur penunjang

perguruan tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut:

1. Mengadakan buku, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen,

mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di

perguruan tinggi.

2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk

penelitian sejauh dana tersedia.

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai

sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika.

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pustaka

5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani

kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu, mampu

(8)

6. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan

program perpustakaan.

Dari penjelasan menurut pendapat diatas bahwa tujuan

perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menyediakan dan

melayankan jasa untuk keperluan informasi bagi sivitas akademika guna

menunjang terlaksananya kegiatan program institusi induknya yaitu

mensukseskan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat.

3. Fungsi

Perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai pusat

informasi, pusat sumber belajar dan sarana penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam buku Perpustakaan Perguruan

Tinggi : Buku pedoman (2004: 3) perpustakaan perguruan tinggi

memiliki berbagai fungsi yaitu Fungsi Edukasi, Fungsi Informasi, Fungsi

Riset, Fungsi Rekreasi, Fungsi Publikasi, Fungsi Deposit, dan Fungsi

Interpretasi.

Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi

Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 5) disebutkan bahwa fungsi

perpustakan perguruan tinggi adalah : Pusat pelestarian ilmu

pengetahuan, Pusat belajar, Pusat pengajaran, Pusat penelitian, Pusat

penyebaran informasi dan penelitian di perguruan tinggi tersebut.

2.2 Pelayanan Perpustakaan

Defenisi pelayanan perpustakaan dapat dilihat dalam buku

Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004: 71) dinyatakan

(9)

perpustakaan kepada pengguna melalui layanan perpustakaan, pengguna

dapat memperoleh hal berikut:

1. Informasi yang dibutuhkannya secara optimal dari berbagai media.

2. Manfaat berbagai alat bantu penelusuran yang tersedia.

Menurut Lasa (1994: 122) pelayanan pepustakaan adalah

”mencakup semua kegiatan pelayanan kepada pengguna yang berkaitan

dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat

guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna perpustakaan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa pelayanan

perpustakaan adalah seluruh kegiatan pelayanan yang berupa

pemberian informasi dan fasilitas perpustakaan kepada pengguna

dengan cepat, tepat dan mudah

Karakteristik Pelayanan

Ada beberapa karakteristik utama dari pelayanan yang harus

diketahui oleh pihak penyedia pelayanan. Menurut Simamora (2001:

175) adalah sebagai berikut :

a. Intangibility (tidak berwujud)

Pelayanan atau jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak

bisa diidentifikasi oleh kelima indra manusia seperti dilihat, dirasa,

diraba, didengar atau dicium sebelum terjadi proses transaksi

pembelian.

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak dapat dipisahkan

dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin,

disamping itu apakah sumber itu hadir atau tidak, produk fisik yang

(10)

c. Variability (berubah-ubah)

Jasa dapat mudah berubah-ubah karena jasa ini tergantung pada

siapa yang menyajikan, kapan dan dimana disajikan.

d. Perishability (daya tahan)

Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya tahan lama karena

sifatnya tergantung dari fluktuasi permintaan. Artinya jasa atau

pelayanan dihasilkan pada saat ada permintaan akan jasa tersebut

dan permintaa ini dapat ditunda.

Pendapat lain menurut Jasfar (2009: 20) karakteristik jasa atau

pelayanan adalah :

a. Sifat jasa yang tidak dapat dilihat (intangibility)

Jasa berbeda pengertiannya dengan barang. Jika barang merupakan

suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan,

kinerja (performance atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka

jasa-jasa dapat dikonsumsi, tetapi tidak dapat dimiliki.

b Keterlibatan konsumen didalam proses jasa (inseparability)

Keterlibatan konsumen di dalam proses jasa sangat membutuhkan

perhatian dalam penyusunan rancangan fasilitas pendukung, dimana

kondisi ini tidak dijumpai didalam proses manufaktur.

c Sifat jasa yang mudah rusak (perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama. Pemanfaatan

secara penuh kapasitas dari suatu jasa merupakan suatu tantangan

bagi manajemen jasa karena permintaan jasa sangat bervariasi,

sementara membentuk persediaan jasa untuk mengatasi fluktuasi ini

(11)

d. Sifat jasa yang berbeda-beda (variability)

Jasa bersifat sangat berbeda karena pada umumnya jasa merupakan

nonstandardized output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis,

tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

Sistem Pelayanan Perpustakaan

Secara umum perpustakaan mengenal 2 (dua) macam sistem

layanan yaitu

1) Sistem layanan terbuka (Open access)

Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memperbolehkan

pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat,

membuka-buka pustaka dan mengambilnya dari tempat penyimpanan

untuk dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang

(Soeatminah, 1992: 130). Dari pendapat di atas dapat dikatakan

bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan

keleluasaan kepada pengguna untuk memilih dan mengambil secara

langsung koleksi yang dibutuhkan. Agar pengguna pelayanan

perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik

maka pengguna perlu mengerti sistem ini karena tanpa mengerti

sistem ini pengguna akan berputar-putar mengelilingi rak-rak buku

hanya untuk menemukan satu judul.

2) Sistem layanan tertutup (Close access)

Sistem layanan tertutup merupakan pelayanan yang tidak

memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi.

Pengunjung memilih koleksi yang ingin dipinjamnya melalui katalog

perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat diminta

(12)

Jenis-Jenis Pelayanan Perpustakaan

Jenis pelayanan yang ada perpustakaan yaitu sebagai berikut:

1. Pelayanan Sirkulasi

Salah satu kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan adalah

peminjaman buku dan materi lainya. Kegiatan peminjaman ini sering

dikenal dengan nama sirkulasi artinya peminjaman. Bagian ini, terutama

meja sirkulasi, seringkali di anggap ujung tombak jasa perpustakaan

karena bagian inilah yang pertama kali berhubungan dengan pengguna

atau pemakai serta paling sering di gunakan pemakai, karenanya unjuk

kerja staf sirkulasi dapat berpengaruh terhadap citra perpustakaan (

Sulistiyo-Basuki, 1991: 257).

Sedangkan menurut Sutarno (2006: 93) menyatakan bahwa

“layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan

dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka

beserta penyelesaian administrasinya”. Berdasarkan uraian di atas

dapat dikatakan bahwa layanan sirkulasi adalah layanan titik utama

yang langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan menyangkut

kegiatan pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.

2 Pelayanan Referensi

Layanan referensi adalah suatu kegiatan kerja yang berupa

pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan untuk menemukan

informasi. Bantuan tersebut berupa jawaban pertanyaan-pertanyaan

dengan menggunakan koleksi referensi baik yang ada di perpustakaan

sendiri maupun perpustakaan lain.

Menurut Darmono (2001: 41) menyatakan bahwa layanan koleksi

(13)

koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi almanak, direktori,

buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak

boleh dibawa pulang oleh pengguna perpustakaan tetapi hanya dapat

dibaca di tempat. Oleh karena itu, petugas referensi di tuntut memiliki

kecakapan dan keterampilan menganalisis pertanyaan, karena

terkadang penyampaian pertanyaan tidak jelas, sedang petugas

referensi diharapkan mampu menjawab pertanyaan dengan cepat, tepat

dan benar.

Agar pelayanan referensi dapat berjalan dengan baik, petugas

referensi perlu memahami terlebih dahulu fungsi-fungsi referensi,

antara lain :

1. Fungsi pemilihan atau penilaian; memberikan petunjuk/pengertian

tentang bagaimana cara memilih atau menilai bahan pustaka dalam

kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah

agar diperoleh sumber informasi yang berdayaguna maksimal.

2. Fungsi Informasi; petugas referensi dapat memberikan informasi

kepada pengunjung, yaitu memberikan jawaban terhadap

pertanyaan singkat maupun penelusuran informasi yang luas dan

mendetail sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi ini yang

terpenting dari pelayanan referensi.

3. Fungsi bimbingan; petugas referensi harus menyediakan waktu guna

memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk

menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. (Sumardji, 1992: 12)

Berdasarkan uraian di atas pelayanan referensi adalah

pemberian bantuan layanan kepada pemakai perpustakaan untuk

menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi. Untuk

(14)

memiliki pengetahuan umum yang cukup luas, bersikap terbuka dan

selalu siap memberikan bantuan kepada pengguna, mampu memberikan

bimbingan atau petunjuk praktis kepada pengguna dalam upaya memilih

dan menggunakan koleksi referensi sehingga fungsi pelayanan referensi

dapat berjalan dengan baik

3 Pelayanan Internet

Pelayanan internet adalah layanan yang diberikan kepada

pengguna perpustakaan untuk melakukan mengakses internet secara

gratis dengan syarat terdaftar sebagai anggota perpustakaan aktif.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 31) “Layanan internet adalah

suatu jaringan global yang luas dan terus berkembang yang

menghubungkan para pengguna komputer dari segala jenis di seluruh

dunia”. Internet salah satu produk teknologi informasi sangat

bermanfaat untuk akses informasi yang letaknya tak dibatasi oleh

apapun dan dapat diakses kapanpun. Hal ini disebabkan karena internet

mempunyai beberapa keistimewaan:

a. Internet sangat cepat memprosesnya

b. Internet adalah jaringan global.

c. Internet tidak terstruktur dan anarkis (Pranoto, 2009).

Dari uraian di atas jelas bahwa dengan adanya layanan internet

dapat membantu pengguna mengakses informasi yang dibutuhkan untuk

keperluan belajarnya.

4 Pelayanan Terbitan Berkala

Pelayanan terbitan berseri merupakan salah satu layanan yang

biasa ada di dalam kesatuan pelayanan Perpustakaan. Pelayanan ini

(15)

perpustakaan. Terbitan berseri atau disebut juga dengan terbitan

berkala adalah salah satu jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan

perguruan tinggi. Pengertian dari terbitan berseri atau terbitan

berkala antara lain :

1. Terbitan yang keluar dalam bagian secara berturut-turut dengan

menggunakan nomor urut dan/atau secara kronologi, serta

dimaksudkan untuk terbitan dalam waktu yang ditentukan

(Sulistyo-Basuki, 1991: 12).

2. Berdasarkan kata ”periodicals” yang diartikan sebagai majalah,

terbitan berkala, berisi banyak artikel yang ditulis beberapa orang,

diterbitkan oleh lembaga, instansi, yayasan, maupun perkumpulan

yang membentuk susunan redaksi sebagai penanggungjawab

penerbitan ini dan terbit dalam frekuensi tertentu seperti

mingguan, bulanan, dwibulanan, triwulan, maupun semesteran (Lasa

HS, 1990: 7).

Ciri atau karakteristik yang dimiliki terbitan berseri yang

membedakan dengan publikasi atau koleksi perpustakaan yang lainnya

adalah:

1. Dalam satu kali terbit memuat beberapa tulisan yang ditulis oleh

beberapa orang dengan topik dan gaya bahasa yang berbeda.

2. Artikel atau tulisan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana

pada buku teks.

3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan dan ide baru atau

sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.

4. Dikelola oleh sekelompok orang, yang kemudian membentuk

(16)

5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang diketahui oleh masyarakat

umum.

6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala, waktu, frekuensi terbit

tertentu. (Lasa HS, 1994),

Dari berbagai pengertian terbitan berkala dan atau berseri

tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa layanan terbitan berseri

atau berkala merupakan layanan perpustakaan yang memberikan akses

kepada terbitan yang diterbitkan secara kontinyu dan

berkesinambungan dalam suatu masa tertertu dan dikelola oleh sebuah

institusi, organisasi, atau kelompok tertentu.

2.3 Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Defenisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Wyckof dalam

Nasution (2004: 47) “kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang

diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut

memenuhi keinginan pelanggan”. Sedangkan Zeithaml et al. (1990: 19)

mengemukakan “kualitas pelayanan adalah besarnya perbedaan antara

harapan atau keinginan pengguna dengan tingkat persepsi mereka”.

Dari pendapat di atas jelas bahwa kualitas pelayanan adalah

pemberian pelayanan kepada pengguna sesuai dengan yang diharapkan

atau melampaui harapan pelanggan. Jika jasa atau pelayanan yang

diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas atau jasa

(17)

diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa

dipersepsikan buruk.

2 Dimensi Pengukuran Kualitas Pelayanan

Untuk menilai atau mengukur suatu kualitas pelayanan perlu

pemahaman dimensi kualitas pelayanan atau jasa. Menurut Parasuraman

dalam Jasfar (2009: 51) mengemukakan bahwa ada 5 dimensi

pengukuran kualitas pelayanan antara lain adalah :

1. Reliability (kehandalan) Kemampuan untuk memberikan pelayanan

Yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk

dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat

waktu (ontime) dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang

telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali.

2. Responsiveness (daya tanggap) Kemauan/keinginan pada karyawan

untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen.

3. Assurance (jaminan) Meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah,

sopan dan dapat dipercaya dari kontak personal untuk

menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas

dari bahaya dan resiko.

4. Empathy (empati) Yang meliputi sikap kontak personel maupun

Perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan

konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan

dalam melakukan komunikasi atau hubungan.

5. Tangibles (produk-produk fisik)

Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikaasi

(18)

Sedangkan Garvin dalam Nasution (2004: 55) mengemukakan

dimensi pengukuran kualitas pelayanan adalah :

1. Kinerja (performance) yaitu karakteristik operasi pokok dari

produk inti meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur dan

aspek-aspek kinerja individu.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

3. Kehandalan yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau

dipakai

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) yaitu

sejaumana karakteristik desain dan operasi memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan.

5. Daya tahan (durability) yaitu berkaitan dengan berapa lama suatu

produk dapat terus digunakan.

6. Kemampuan pelayanan (Serviceability), meliputi kecepatan,

kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi dan penanganan keluhan

yang memuaskan.

7. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan

reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa dalam menilai atau

mengukur kualitas jasa dapat menggunakan banyak dimensi pengukuran

seperti kinerjanya, keseragaman produk, kesesuaian, kemampuan dalam

(19)

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Agar dapat mewujudkan sistem pelayanan kompetetif yang

bermuara pada kepuasan pengguna maka perpustakaan harus

meningkatkan kualitas pelayanannya. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan seperti pendapat Kosasih (2009: 3)

mengemukakan :

1. Faktor kesadaran

Faktor kesadaran berfokus pada individu yang melaksanakan tugas

atau pekerjaan, kesdaran pada kualifikasi pekerjaan, resiko yang

dihadapi, konsumen yang ditangani dan cakupan tugas penting akan

mempengaruhi perilaku seseoang dalam berhubungan dengan orang

lain.

2. Faktor aturan

Aturan biasanya memuat hal-hal yang mengikat dan merupakan

patokan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Faktor organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya berbeda dengan organisasi pada

umumnya meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam penerapannya

karena sasaran pelayanan ditujukan kepada manusia yang mempunyai

watak dan kehendak yang multikompleks.

4. Faktor keterampilan dan kemampuan

Kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh kualitas kemampuan dan

keterangan individu dalam melayani pengguna

5. Faktor sarana pelayanan

Kualitas pelayanan yang tinggi harus didukung oleh sarana pelayanan

(20)

Selanjutnya oleh Groonross dalam Jasfar (2009: 8)

mengemukakan kriteria-kriteria yang menentukan kualitas jasa adalah :

1. Professionalism and skills

Konsumen menghendaki agar penyedia jasa haruslah dapat menguasai

masalah yang dihadapinya secara professional dan terampil.

2. Attitudes and behavior Konsumen harus merasa yakin bahwa kontak

person melayani dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah

mereka secara spntan dan dengan cara bersahabat

3. Accesibility and flexibility. Konsumen merasa bahwa penyedia jasa

apakah personel, lokasi dimana mereka berada, jam kerja dan system

operasi Dirancang serta dioperasikan sedemikian rupa sehingga

konsumen dapat melakukan akses dengan mudah, permintaan dapat

disesuaikan dengan keinginan konsumen dengan cara yang lebih

fleksibel.

4. Reliability and tousterortheness Konsumen memahami bahwa apapun

yang terjadi mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada

penyedia jasa baik kepada karyawan maupun sistemnya untuk

memegang janjinya.

5. Recovery Konsumen menyadari bahwa apapun kesalahan-kesalahan

yang terjadi maupun sesuatu yang tidak diduga dan yang tidak

diharapkan terjadi mereka yakin penyedia jasa akan dapat

mengatasinya dengan tepat sesuai dengan harapan mereka.

6. Reputation and credibility Pelanggan percaya bahwa operasi atau

cara kerja penyedia jasa informasi dapat dipercaya dan

memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbananya.

Dari uraian di atas maka jelas bahwa untuk meningkatkan kualitas

(21)

aturan, ketrampilan dan kemampuan, sarana pelayanan dan handal

serta kredibel. Sintesis :

Berdasarkan konsep-konsep yang telah dijelaskan di atas yang

dimaksud dengan kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan

kebutuhan pengguna sesuai dengan yang diharapkan atau melampaui

harapan pelanggan yaitu dengan mengukur kualitas pelayanan yang

berdasarkan kepada (1) Reliability (kehandalan) (2) Responsiveness

(daya tanggap) (3) Assurance (jaminan) (4) Empathy (empati) (5)

Tangibles (produk-produk fisik)

2.5 Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna dapat diartikan suatu keadaan dimana

keinginan, harapan, dan kebutuhan pengguna dipenuhi. Kepuasan

merupakan perbedaan antara harapan dan unjuk kerja yang selanjutnya

diterima oleh pengguna. Menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2006: 192)

menyatakan bahwa“ kepuasan pengguna merupakan tingkat perasaan

dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk

(jasa) yang diterima dan yang diharapakan”. Sedangkan Gerson (2003:

3) berpendapat bahwa “kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan

bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui”. Pendapat lain

tentang kepuasan, Jasfar (2009: 49) menyatakan “kepuasan adalah

perbandingan antara persepsi pengguna terhadap jasa yang diterima

dengan harapan sebelum menggunakan jasa tersebut”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa kepuasan

pengguna merupakan persepsi dari pelanggan terhadap kinerja atau

(22)

1. Metode Pengukuran Kepuasan Pengguna

Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam

menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.

Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang

disediakan maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan

tidak efisien. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh

setiap perpustakaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pengguna.

Menurut Kotler dalam Nasution (2004: 120) mengemukakan 4

(empat) metode untuk mengukur kepuasan pengguna sebagai berikut :

1. Sistem keluhan dan saran : perpustakaan dapat memberikan

kesempatan kepada pengguna untuk menyampaikan saran, pendapat

dan keluhan melalui kotak saran yang dapat diletakkan di tempat

strategis (sering dilalui pengguna) atau menyediakan kartu

komentar yang bisa diisi langsung oleh pengguna dan dapat

dikembalikan langsung ke petugas perpustakaan.

2. Survei kepuasan pengguna : umumnya banyak penelitian mengenai

pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survey, baik

melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi. Melalui survey

perpustakaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara

langsung. Metode survey kepuasan sering digunakan adalah directly

reported satisfaction, derived dissatisfaction.

3. Ghost Shopping : metode ini mempekerjakan beberapa orang untuk

berperan sebagai pemakai dan harus dijaga identitasnya. Ghos

shopping yang baik akan mencatat apa saja yang dilihat, dirasakan

olehnya dan perilaku, sikap dan tata cara petugas perpustakaan

(23)

dan waktu pelaksanaan fleksibel. Hasil pencatatan Ghos Shopping

dikumpulkan dan diadakan diskusi pembahasan.

4. Analisis pelanggan yang hilang (lost customer analysis) : metode ini

dilakukan dengan cara yaitu perpustakaan menghubungi para

penggunanya yang telah berhenti jadi anggota dan menanyakan

penyebab berhenti. Selain pendapat di atas Sutardji (2006: 33)

merumuskan bahwa “kepuasan adalah perbandingan harapan dan

kenyataan sebagai berikut :

1. Jika harapan < kenyataan, maka sangat puas

2. Jika harapan = kenyataan, maka puas

3. Jika harapan > kenyataan, maka tidak puas.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa pengukuran kepuasan

merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan apakah

program pelayanan dan kinerja keseluruhan memenuhi atau melebihi

kebutuhan pengguna

2.6 Faktor Yang Menentukan Kepuasan Pengguna

Dalam menentukan tingkat kepuasan pengguna terdapat

beberapa faktor yang harus diperhatikan. Menurut Kotler dalam

Lupiyoadi (2001: 158) menyatakan :

1. Kualitas produk : Pengguna akan merasa puas bila evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan : Pengguna akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayann yang baik atau yang sesuai dengan yang

(24)

3. Emosional : Pengguna akan merasa bangga dan mendapatkan

keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadapnya jika

menggunakan produk atau jasa dengan merek tertentu yang

cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4. Harga : Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menerapkan

harga yang relative murah akan memberikan nilai yang tinggi

kepada penggunanya.

5. Biaya : Pengguna yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau

tidak membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa

cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.

Pendapat lain tentang faktor yang dianalisis dan dianggap

dominan mempengaruhi kepuasan pengguna adalah :

1. Sistem layanan : sistem layanan yang diterapkan didalam suatu

perpustakaan berpengaruh dalam menciptakan kepuasan

penggunanya. Untuk mengakses informasi disediakan alat bantu

penelusuran seperti kartu katalog, bibliografi, indeks dan daftar

tambahan koleksi.

2. Biaya : terdapat beberapa pelayanan yang diharuskan untuk

membayar jasa yang diberikan seperti keanggotaan, jasa kesiagaan

informasi, jasa pelayanan fotokopi, jasa layanan penelusuran

informasi.

3. Kemudahan memperoleh informasi : sarana yang diberikan dan

disediakan perpustakaan untuk menemukan dan memperoleh

informasi (bahan pustaka) baik melalui alat bantu penelusuran

(25)

4. Pelayanan pemberian informasi : segala sesuatu yang diberikan dan

disediakan oleh perpustakaan yang dapat memberikan kenyamanan

kepada pengguna (Sutardji, 2006: 33).

Menurut beberapa pendapat diatas bahwa kualitas pelayanan

kepada pengguna akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan

(26)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulannya adalah Jenis pelayanan perpustakaan seperti

sirkulasi, referensi, terbitan berkala, internet dan juga kualitas

pelayanan yang ada dalam perpustakaan sudah dianggap baik secara

parsial dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pengguna dalam memanfaatkan pelayanan di perpustakaan secara

maksimal oleh penggunanya. Perpustakaan juga harus tingkatkan

kualitas pelayanan agar kepuasan pengguna dimana keinginan, harapan

dan kebutuhan pengguna terpenuhi. Oleh karena itu pelayanan dinilai

memuaskan apabila pelayanan tersebut memenuhi kebutuhan melalui

jasa layanan dan ketersediaan informasi yang lengkap dan mutakhir.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja perpustakaan Sekolah. Cet.2.Jakarta: Gramedia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas.

Depdiknas. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Jakarta : Ditjen – Dikti.

Gerson, Richard F. 2002. Mengukur Kepuasan Pengguna. Cet. 2. Jakarta PPM

Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Kosasih, A.A. 2009. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Layanan Prima Di Perpustakaan.

<http://Library.um.ac.id/index.php/artikel-pustakawan/faktor-yang mempengaruhi-kualitas-layananprima-di-perpustakaan.html> 24/03/2010

Kotler, Philip dan Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Lasa HS. 1990. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius.

---.1994. Pengelolaan Terbitan Berkala. Yogyakarta : Kanisius

Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Ed. 2. Jakarta : Salemba Empat.

1995. Jenis-Jenis Pelayanan Perpustakaan. Cet. 2. Jakarta : Gramedia Pustaka

(28)

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Cet.1. Yogyakarta

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

---.1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

Sumardji, P. 1992. Pelayanan Perpustakaan : Tata Kerja Pelayanan Sirkulasi (Melayanai Peminjaman dan Pengembalian Buku). Jakarta : Kanisius.

Sutardji. 2006. Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh pada Kepuasan Pengguna Perpustakaan : Studi Kasus di Perpustakaan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-Umbian.

Referensi

Dokumen terkait

return ,menguji data hasil pengamatan apakah sudah stasioner atau belum, menguji kenormalan data, menentukan model yang sesuai untuk persamaan mean , menguji ada

Pasal 35 huruf c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang mengartikan bahwa perkara tindak pidana tersebut dapat dikesampingkan

Pendidikan Agama Kristen haruslah mengajarkan kepada peserta didik pada keterbukaan. Keterbukaan akan membawa diri dari menjelek-jelekkan agama lain

1. Penerapan Perma di Pengadilan, baik di Pengadilan Negeri Makassar maupun di Pengadilan Agama Makassar telah terlaksana dengan baik sebagaimana diatur dalam

15 Per.50/Men/2011 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 Mendorong percepatan pembangunan daerah di bidang kelautan

Nukleus fasialis juga menerima impuls dari diencephalon yang mengarahkan gerakan ekspresi emosional pada otot-otot wajah.. Input lebih lanjut diperoleh dari ganglia

Struktur dan Komposisi Spesies Komposisi spesies pohon yang do- minan ditemukan pada tiga tipe habitat di hutan Gunung Salak bervariasi... : Struktur dan

Dapat dilihat dari gaji, pada guru di sekolah negeri memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan social yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kedudukan sebagai