ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Komunikasi Antarpribadi Suami Istri (Studi Kasus Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Proses Pacaran di Kota Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi antarpribadi pada pasangan suami istri yang menikah tanpa proses pacaran di Kota Medan, dan untuk mengetahui perkembangan hubungan suami istri yang menikah tanpa proses pacaran di Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus dimana peneliti akan memberikan pemaparan atau gambaran umum mengenai bagaimana komunikasi antarpribadi yang terjadi pada pasangan suami istri yang menikah tanpa pacaran di Kota Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara mendalam (in-depth interview) yaitu wawancara terhadap empat orang informan yang telah memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Wawancara dilakukan secara intensif dan terus menerus sampai data yang didapatkan telah sesuai dengan tujuan penelitian dan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan bahan bacaan dan buku sebagai bahan referensi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles and Huberman yaitu peneliti melakukan reduksi data dan melakukan penarikan kesimpulan kemudian menyajikan data dengan teks yang naratif lalu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan pasangan suami istri (JS dan HS, VP dan RS, ES dan OS, SS dan NM) yang menikah tanpa proses pacaran membutuhkan penyesuaian baik karakter maupun berbagai kondisi seperti aktivitas waktu luang, seksualitas, ekonomi dan sebagainya. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa keintiman dan kemesraan yang dirasakan oleh pasangan suami istri (JS dan HS, ES dan OS, SS dan NM) yang menikah tanpa proses pacaran tidak langsung muncul di awal pernikahan, namun seiring berjalannya waktu dan kebersamaan mereka setiap hari, timbul keintiman, kemesraan dan cinta, kecuali pasangan suami istri (VP dan RS) tidak menemukan keintiman, kemesraan, dan cinta di dalam hubungan suami istri. Pasangan suami istri (JS dan HS, ES dan OS, SS dan NM) yang menikah tanpa pacaran menjalin komunikasi yang efektif, saling terbuka dan saling percaya, serta menjunjung tinggi komitmen, sedangkan pasangan suami istri (VP dan RS) tidak menjalin komunikasi yang efektif, tidak saling terbuka, tidak saling percaya namun tetap menjunjung tinggi komitmen pernikahan. Peneliti menemukan bahwa pasangan suami istri (JS dan HS, ES dan OS, SS dan NM) merasa puas menjalani pernikahan tanpa pacaran kecuali pasangan suami istri (VP dan RS) tidak puas menjalani pernikahan tanpa pacaran.
Kata kunci : Komunikasi antarpribadi, menikah tanpa pacaran, self disclosure.