1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat secara otomatis kebutuhan lahan untuk dijadikan pemukiman dan lahan pertanian serta perkebunan dirasakan semakin meningkat pula. Hal tersebut menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan, baik dari lahan pertanian menjadi daerah pemukiman maupun dari lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Dengan berubahnya penggunaan lahan maka kondisi penutupan vegetasi di setiap kelas penggunaan lahan juga akan berubah.
Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan kegiatan (intervensi) manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang bersifat dinamis dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun spiritual (Arsyad, 2008). Berbagai kegiatan yang ada di sekitar kawasan DAS Besitang telah mengubah kondisi penggunaan lahan dan indeks vegetasi yang ada disekitar kawasan tersebut. Fenomena tersebut memerlukan penanganan sejak dini dan terintegrasi dari berbagai aspek yang berkaitan dengan pengelolaan DAS Besitang.
Kawasan DAS Besitang melintasi wilayah administrasi Kab. Langkat, sebagian wilayah DAS Besitang masuk ke dalam Wilayah Taman Nasional Gunung Leuser. Kondisi DAS Besitang saat ini sangat memprihatinkan, dalam kasus di TNGL, di Kecamatan Besitang - Kabupaten Langkat, kondisi open
access ini telah terjadi beberapa tahun yang lalu, sehingga pendudukan,
perambahan dan konversi lahan menjadi suatu keniscayaan. Pada awal tahun 2000, terjadi gelombang pengungsi dari Aceh Timur, yang semula hanya 6 kepala
2
keluarga. Ketika tidak dilakukan penyelesaian secara tuntas dan bahkan terjadi proses ”pembiaran” sekian tahun, maka jumlah pengungsi telah mencapai 600-700 KK. Hal yang sama juga terjadi pada perambah yang menguasai ribuan hektar lahan TNGL dan dijadikan perkebunan sawit. Tidak kurang dari 10.000 Ha hancur. Pembakaran yang berulang untuk penanaman sawit telah menghentikan proses suksesi alami di wilayah ini (TNGL, 2007).
Tahun 2005 TNGL berhasil mengambil alih kawasannya yang telah dirambah lalu dilakukan pemusnahan pohon-pohon sawit dan karet yang masuk dalam kawasan TNGL dan sejak tahun 2008 dilakukan restorasi ekosistem leuser pada resort Cinta Raja, Sei Betung, dan Sei Lepan yang dibantu oleh Orangutan
Information Center (OIC), United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization (UNESCO) dan Kelompok Petani Lokal (KETAPEL), dilakukan
penanaman dengan menggunakan tanaman ataupun spesies asli daerah tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK. 328/Menhut-II/2009 tentang Penetapan Daerah Aliran Sungai (DAS) Prioritas dalam Rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014 DAS Besitang merupakan salah satu dari 9 DAS prioritas yang ada di Provinsi Sumatera Utara. DAS Besitang ditetapkan sebagai DAS prioritas II, dimana prioritas penanganannya karena lahan kritis yang luas, erosi dan sedimentasi tinggi. Keberadaan DAS sangat penting untuk terus dipantau keadaannya dengan maksud untuk menjaga keberlangsungan kawasan tersebut sebagai daerah penyangga bagi debit sungai yang melaluinya (Sulistiyono, 2009). Oleh karena itu penting dilakukan identifikasi penggunaan lahan di sekitar kawasan DAS Besitang untuk mengetahui apakah penggunaan lahan yang
3
dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya dan juga untuk mengetahui berapa besar perubahan penggunaan lahan yang terjadi dan tentu saja mempengaruhi kerapatan vegetasi pada wilayah tersebut.
Pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh dan Sistem Informasi Geografis juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam mendekteksi perubahan penutupan/penggunaan lahan dari tahun ke tahun dengan cepat dan akurat sehingga menghasilkan suatu informasi mengenai sebaran (distribusi) penutupan/penggunaan lahan dan tingkat penutupan vegetasi permanen di setiap kelas pengunaan lahan di DAS Besitang.
Tujuan
1. Mengetahui perubahan tutupan lahan di DAS Besitang antara tahun 2005 sampai 2015.
2. Mengetahui perubahan kerapatan vegetasi di DAS Besitang tahun 2005 sampai 2015.
3. Mengetahui tingkat kerapatan vegetasi pada kelas tutupan lahan di DAS Besitang tahun 2005 dan 2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi seluruh pihak pengelola DAS Besitangdalam menentukan tindakan pengelolaan secara internal (pemerintah) dan eksternal (masyarakat).