commit to user
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ANEMIA DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DI RB MULIA KASIH DONOHUDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Septiani Hayuning Tridinanti R1110029
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan ... 5
2. Anemia …….. ... 10
B. Kerangka Konsep ... 17
C. Hipotesis... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 19
commit to user
ix
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 19
D. Definisi Operasional Variabel ... 21
E. Alat Pengumpul Data ... 22
F. Uji Validitas ... 22
G. Uji Reabilitas... 23
H. Cara Kerja ... 25
I. Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden ... 30
2. Cross Tabulation Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Anemia Dengan Kadar Hb Ibu Hamil ... 33
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 19
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 41
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ANEMIA DENGANKADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL
DI RB MULIA KASIH DONOHUDAN ABSTRAK
Septiani Hayuning. T1, Lilik Wijayanti,dr. M. Kes 2, Ika Sumiyarsi, S.SiT. M.Kes3
Latar Belakang: Kejadian anemi di Indonesia masih cukup tinggi. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang anemia dengan kadar Hb pada ibu hamil di RB Mulia Kasih Donohudan
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional
analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilansampel
secara teknik accidental sampling dengan sampel ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan ke RB Mulia Kasih Donohudan sebanyak 40 orang. Pengukuran pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil didapatkan dengan
menggunakan kuesioner sedangkan kadar Hb pada ibu hamil menggunakan
Cyanmethemoglobin. Pengolahan datanya menggunakan sistem komputerisasi
SPSS seri 16 dengan menggunakanteknik analisa Kendall Tau.
Hasil: Hasil analisis Kendall Tau diperoleh nilai thitung(0.652) > ttabel(0.185)
dengan tafar kesalahan 0.05 sehingga menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang anemia dengan kadar Hb pada ibu hamil.
Kesimpulan: ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang anemia dengan kadar Hb pada ibu hamil. Artinya semakin rendah tingkat pengetahuan ibu tentang anemia maka kadar Hb semakin rendah dan kejadian anemia pada ibu hamil semakin naik.
Kata kunci : Pengetahuan tentang anemia, kadar Hb
1
Mahasiswa Progran Studi DIV Kebidanan UNS.
2
Pembimbing utama, DIV Kebidanan UNS.
3
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih
merupakan masalah yang menjadi prioritas dibidang kesehatan. Disamping
menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab
langsung kematian ibu adalah perdarahan, infeksi dan keracunan kehamilan
(Ridwanamirudin, 2007).
Kejadian anemia di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini terbukti
menurut penelitian Chi, dkk dalam Ridwanamirudin (2007) menunjukkan
bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia. Anemia
pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu.
Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada
ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain.
Badan kesehatan dunia (World Health Organization) melaporkan
bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%,
hal ini semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan.
Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang
sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. Menurut penelitian
yang dilakukan Fakultas Kedokteran Udayana di Bali menunjukkan 63,5%
commit to user
ibu hamil di Jawa Tengah sebesar 58,1 gr % (Amin, 2008). Anemia paling
sering dijumpai pada ibu hamil disebabkan karena defisiensi zat besi
(Manuaba, 2001).
Untuk deteksi anemia pada kehamilan maka pemeriksaan kadar
Hemoglobin (Hb) harus dilalukan. Bila kadar Hb <11gr/dl pada kehamilan,
dinyatakan anemia dan harus diberi suplemen zat besi yang berisi 60 mg zat
besi dan 0,5 mg asam folat, diminum secara teratur 1 tablet/ hari selama 90
hari berturut – turut. Bila kadar Hb masih < 11gr/dl maka pemberian Fe
dilanjutkan (Depkes, 2003).
Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui
wawancara pada 10 responden yang telah dilakukan pemeriksaan Hb di
Rumah Bersalin (RB) Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali,
ditemukan 7 orang mengalami anemia dan 3 orang tidak anemia. Dari 10
responden sebagaian besar responden hanya sebatas tahu cara pencegahan
anemia dengan minum obat dan makanan, tanpa mengetahui cara
mengkonsumsi obat tersebut dengan benar dan makanan apa saja serta
bagaimana cara mengolahnya.
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2003).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil
judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Anemia Dengan Kadar
commit to user B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang anemia dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil di RB Mulia
Kasih Donohudan?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang anemia
dengan kadar Hb pada ibu hamil.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai anemia.
2) Untuk mengetahui kadar Hb ibu hamil.
3) Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang
anemia dengan kadar Hb pada ibu hamil.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritik
Memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang anemia dengan kadar hemoglobin pada ibu
commit to user b. Manfaat Aplikatif
1) Bagi Tenaga kesehatan
Menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan pada masyarakat.
2) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa kebidanan untuk mengembangkan materi perkuliahan.
3) Bagi Institusi Kesehatan
Dapat dijadikan bahan informasi sehingga dapat diambil
langkah-langkah sebagai upaya untuk meningkatkan mutu kualitas
commit to user BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmodjo, 2003).
b. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif
ada 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recell) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
commit to user 3) Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi
ini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis kemapuan untuk menjabarkan materi kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis (Synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk menilai suatu materi
atau obyek. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ada atau
kriteria yang ditentukan sendiri (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan dapat diukur dengan melalui wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi suatu obyek yang ingin
diukur dari subyek penelitian atau responden. Hai ini dilakukan untuk
memberikan penilaian tingkat pengetahuan berdasarkan jawaban pada
commit to user
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Roger (1974, dalam Notoatmodjo, 2007) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting)
commit to user
Kriteria pengetahuan adalah sebagai berikut: baik bila
76-100% jawaban benar, cukup bila 56-75% jawaban benar, kurang bila
<56% jawaban benar (Nursalam, 2008).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
1) Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2) Intelegensi
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan
salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi
secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari
seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
3) Lingkungan
Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang,
dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam
lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan
commit to user 4) Sosial budaya
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya
dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami
suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.
5) Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin baik pula pengetahuannya.
6) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang.
7) Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman
itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu, pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Hendra,
commit to user 2.Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah penurunan massa sel darah merah atau total
hemoglobin. Kadar hemoglobin normal pada wanita yang sudah
menstruasi adalah 12gr/dl dan untuk wanita hamil 11gr/dl (Varney,
2004). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr/dl (Ayurai, 2009).
Hemoglobin (Hb) adalah metaloprotein (protein yang
mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Hb juga pengusung
karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar
tubuh. Molekul Hb terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus
heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen
protein Hb mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang
disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah
anemia sel sabit dan talasemia. Kadar Hb menggunakan satuan gram/dl.
Yang artinya banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah
(Alan,2011).
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena turunnya cadangan
besi dalam tubuh sehingga dapat menurunkan kadar Hb dalam darah
commit to user
b. Anemia dalam Kehamilan
Darah wanita hamil akan bertambah banyak yang biasanya
disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel
darah lebih sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga
terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah ini dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi
wanita hamil. Tapi anemia dalam kehamilan yang berat bisa “potensial
danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak).
Oleh sebab itu, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada masa yang akan datang
(Prawiroharjo, 2007).
c. Etiologi
Anemia disebabkan oleh rendahnya produksi hemoglobin dan
sel-sel darah atau tubuh kehilangan sel-sel darah merah dalam jumlah lebih dari
biasanya. Penyebab Anemia pada umumnya adalah:
1) Kurang gizi (malnutrisi)
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,
karena itu kebutuhan energi dan zat gizi juga meningkat selama
kehamilan. Peningkatan diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, bertambah besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu.
Pada ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
commit to user
pertumbuhan janin dan plasenta, sedangkan kenaikan volume darah
selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe.
2) Kekurangan zat besi
Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya masukan
zat besi dalam makanan misalnya pada diet yang berkurang, faktor
sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan yang kurang tentang gizi
dan adanya tradisi atau kepercayaan tertentu dan bisa juga karena
perdarahan.
3) Kehilangan darah yang banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan
lain-lain.
Di awal kehamilan, Anemia yang disebabkan oleh perdarahan
yang akut sering dijumpai pada kasus-kasus Abortus, KET dan
Molahidatidosa. Masa akhir kehamilan atau pada awal persalinan
yang menjadi sumber hilangnya darah yang serius sering dijumpai
pada kasus-kasus Solusio Plasenta dan Plasenta Previa.
4) Penyakit-penyakit seperti TBC paru, Cacing Tambang, Malaria dan
lain-lain
Sejumlah besar kelainan, khususnya infeksi kronis dan
neoplasma, dapat menimbulkan anemia sedang kadang-kadang berat.
Zat besi yang dilepaskan dari eritrosit yang menjadi tua tidak akan
segera dikembalikan kedalam plasma untuk digunakan lagi, tetapi
sebaliknya akan bertahan. Dengan demikian akan terjadi akibat
commit to user
seperti penyakit cacing tambang atau malaria dan pada penyakit ginjal
(Manuaba, 2001).
d. Klasifikasi Anemia
Menurut WHO dalam Yadi (2008) anemia dalam kehamilan
dapat digolongkan sebagai berikut
1. Tidak anemia Hb >11gr/dl
2. Anemia ringan Hb 10-11 gr/dl
3. Anemia sedang Hb 7-9 gr/dl
4. Anemia berat Hb < 7gr/dl.
e. Tanda dan Gejala Anemia
Data Subjektif: ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, badan
lemas dan susah bernafas. Data Objektif: konjungtiva, muka dan
ujung-ujung kuku pucat. Pada anemia didapatkan Hb < 11 gr/dl (Yadi, 2008).
f. Patofisiologi
Anemia sering dijumpai dalam kehamilan karena keperluan akan
zat-zat makanan bertambah dan terjadi pula perubahan- perubahan dalam
darah dan sumsum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan
yang lazim disebut hidremia/hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya
sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga
terjadi pengenceran darah, pertambahan tersebut berbanding sebagai
berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%
commit to user
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama
pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih
berat dalam masa hamil karena sebagai akibat hidremia cardiac output
meningkat. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah.
Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua,
pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang
lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur
10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Prawiroharjo, 2007).
g. Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Janin
1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain:
a) Dapat terjadi abortus
b) Persalian prematurus
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d) Perdarahan antepartum
2) Bahaya saat persalinan:
a) Gangguan his dan kekuatan mengejan
b) Persalinan dapat berlangsung lama sehingga dapat melelahkan
dan sering memerlukan tindakan operatif
3) Bahaya saat nifas:
commit to user
b) Memudahkan infeksi
c) Pengeluaran ASI berkurang
d) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
4) Bahaya terhadap janin:
a) Abortus
b) Terjadi kematian intrauterine
c) Berat badan lahir rendah (BBLR)
d) Kelahiran dengan anemia
e) Dapat terjadi cacat bawaan
f) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
g) Intelegensia rendah
(Manuaba, 2001)
h. Standar Pelayanan Yang Dilakukan Oleh Bidan Dalam Pengelolaan
Anemia
Standar pelayanan yang dilakukan oleh bidan, antara lain :
menganjurkan ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya
besi dan nabati, hati, daging, ayam, ikan, telur sebagai sumber zat besi
hewani penyerapannya tinggi sekitar 10-30%. Sedangkan sayuran
berwarna hijau tua, daun papaya, daun katuk, daun singkong dan lain-lain
serta kacang-kacangan, kacang panjang, kecipir, tempe sebagai sumber
zat besi nabati namun penyerapannya sangat rendah 1- 5%.
Menganjurkan ibu hamil mengkonsumsi buah-buahan yang banyak
commit to user
Menganjurkan ibu hamil minum tablet tambah darah secara teratur,
selama kehamilan paling sedikit 90 tablet. Cara meminum Fe sebaiknya
menggunakan air putih atau air jeruk supaya penyerapan Fe lebih baik,
hindari meminum Fe dengan air teh atau kopi karena zat – zat yang
terkandung di dalamnya dapat menghambat penyerapan zat besi. Bila Hb
tetap kurang dari 11gr/dl teruskan pemberian tablet tambah darah. Ibu
hamil dengan anemia berat akan dilakukan pemeriksakan lebih lanjut
seperti pemeriksaan penyakit cacingan atau parasit lain, sekaligus
pengobatannya segera dirujuk ke rumah sakit (Yadi, 2008).
i. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dengan
Kadar Hb
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah segala sesuatu hal
yang diketahui ibu hamil tentang anemia, jika ibu hamil memiliki
pengetahuan tentang anemia maka ibu hamil tersebut akan berusaha untuk
mengatasi anemia dan bertindak positif dalam program pencegahan
anemia. Namun, di masyarakat pedesaan masih ada beberapa makanan
yang pantang dimakan oleh ibu hamil terutama makanan yang bergizi
beberapa jenis ikan, sayuran, buah-buahan tertentu. Hal ini dimungkinkan
karena kurangnya pengertian ibu mengenai makanan bergizi bagi ibu
hamil (Manuaba, 2001).
Selain itu, dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang
mendapatkan tablet besi meminumnya secara rutin, hal ini disebabkan
commit to user
sehingga menimbulkan dampak yang kurang baik. Oleh sebab itu,
diperlukan adanya analisis cermat perubahan perilaku pada sasaran yang
lebih dini, yaitu penilaian tiga bentuk operasional perilaku berupa
pengetahuan, sikap dan praktek (PSP) ibu hamil yang ada di masyarakat
(BKKBN, 2008).
B. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Kerangka konseptual
Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia
Penyakit kronik seperti TBC,
Malaria Kadar Hb pada
ibu hamil Kehilangan
darah yang banyak
Perilaku tentang keteraturan mengkonsumsi Fe dan asupan
commit to user C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang anemia dengan kadar Hb pada ibu hamil di RB
commit to user BAB III METODOLOGI
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Pada penelitian observasional analitik, peneliti
mencoba untuk mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko)
dengan variabel tergantung (efek) yang analisisnya untuk menentukan ada
tidaknya hubungan antar variabel itu sehingga perlu disusun hipotesisnya.
Penelitian cross sectional, yaitu peneliti melakukan observasi sesaat. Artinya
subjek diobservasi satu kali saja dan dikumpulkan pada waktu yang
bersamaan untuk mempelajari korelasi pengukuran variable independent dan
variable dependent pada saat pemeriksaan atau pengkajian data (Notoatmojo,
2002).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di RB Mulia Kasih Donohudan, Ngemplak,
Boyolali dan berlangsung selama 2 minggu di bulan Juni 2011.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Samplig
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang ke RB
commit to user
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil
yang datang ANC ke RB Mulia Kasih Donohudan, Ngemplak, Boyolali pada
bulan Juni tahun 2011 dan dilakukan pemeriksaan.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental
sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini sampel
diambil sebanyak 40 responden, sudah cukup untuk dilakukan penelitian
dengan pertimbangan bahwa angka tersebut sudah lebih dari cukup. Seperti
yang diungkapkan oleh Machfoedz (2005) jumlah responden yang
memenuhi kaidah umum penelitian, merupakan batas antara sedikit dan
banyak dan memiliki kurva yang mendekati kurva normal dengan pengertian
bahwa kurva normal merupakan suatu fenomena universal mengenai ciri atau
sifat alami yang normal adalah sejumlah 30 responden.
Kriteria inklusi :
Ibu hamil Trimester I, II, III yang ditemui peneliti sedang melakukan ANC
di RB Mulia Kasih Donohudan, Ngemplak, Boyolali bulan Juni tahun
2011.
Kriteria Ekslusi
a. Menderita suatu penyakit yang menyebabkan perdarahan seperti
commit to user
b. Mual muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum)
c. Ibu yang tidak berkenan meluangkan waktu untuk menjadi sampel.
D. Definisi Operasional.
1. Variabel Bebas (Independent)
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah hasil tahu yang dimiliki
ibu hamil tentang anemia yang meliputi pengertian anemia, tanda dan
gejala anemia, dampak anemia pada kehamilan dan pencegahan anemia.
Skala yang digunakan adalah skala ordinal. Dengan alat ukur kuesioner,
yang diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban
yang salah kemudian dipersentasikan yang meliputi pengetahuan.
Baik : 76-100% jawaban benar.
Cukup : 56-75% jawaban benar.
Kurang : <56% jawaban benar.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Kadar Hb adalah banyaknya gram hemoglobin dalam 100 mililiter darah.
Skala yang digunakan adalah skala ordinal. Dengan alat ukur
Cyanmethemoglobin. Dengan kriteria:
Tidak anemia Hb >11gr/dl
Anemia ringan Hb10-11gr/dl
Anemia sedang Hb 7 - 9gr/dl
commit to user E. Alat Pengumpul Data
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan
untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang anemia sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur kadar Hb adalah Cyanmethemoglobin yang
kemudian hasilnya dicatat dalam buku pemeriksaan Hb.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh pengumpul data.
Data primer ini disebut juga sebagai data asli atau data baru. Data primer ini
meliputi : karakteristik responden antara lain umur, pendidikan terakhir,
pekerjaan, paritas, pengetahuan tentang anemia dan kadar Hb pada ibu hamil.
F. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen pengukuran
dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang
hendak diukur ( Ali, 2009 ).
Uji validitas dilakukan menggunakan uji korelasi Producs Moment
dengan bantuan program komputer Statiscal Product and Service Solutions
(SPSS) versi 16 for windows.
Adapun rumus Producs Moment adalah sebagai berikut:
commit to user X : Skor tiap nomor pertanyaan
Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item
instrumen dinyatakan valid. Penghitungan uji validitas pada variabel
pengetahuan terdiri dari 35 item pertanyaan pada 20 responden didapatkan
nilai rtabel (0.444). Pada pengujian ini terdapat 5 soal yang tidak valid
antara lain nomor 1, 4, 8, 23, 33. Soal yang tidak valid akan dibuang
karena soal yang valid sebanyak 30 soal sudah memenuhi item dan
indikator dari kisi – kisi kuesioner yang akan digukana dalam penelitian.
G. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila
fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang
peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan (Ali, 2009).
Penghitungan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.
Nilai-nilai untuk item-item tes bernilai 1 untuk jawaban benar dan 0
untuk jawaban salah dengan jumlah soal ganjil, sehingga perhitungan
reliabilitas yang dipergunakan adalah formula Kruder-Richardson – 20
commit to user
p = proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu item, yaitu
banyaknya subjek yang mendapat angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh
subjek yang menjawab item tersebut (Azwar, 2007).
Hasil perhitungan validitas selanjutnya akan dihitung tingkat
reliabilitasnya untuk item pertanyaan yang valid. Hasil uji reliabilitas
kuesioner untuk variabel pengetahuan didapatkan rKR 0.991 > rtabel 0.361
maka disimpulkan kuesioner tersebut reliabel
KISI-KISI KUESIONER PENGETAHUAN
Indikator Aspek Yang Diungkap Jumlah
Soal
No Soal
C1 C2 C5 C4 C5 C6
Pengertian anemia > 6 1,2,5,11,17, 28,
Penyebab anemia pada kehamilan
Pengaruh anemia pada kehamilan
> 2 12,26
Total 30
commit to user H. Cara Kerja
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk
mengukur tingkat pengetahuan yang terdiri atas pertanyaan pilihan ganda.
Kuesioner dibagikan kepada ibu hamil yang sedang melakukan ANC di RB
Mulia Kasih Donohudan dan langsung menjawab semua pertanyaan dari
kuesioner dengan cara memberi tanda chek ( √ ). Sedangkan untuk mengukur
kadar Hb ibu hamil menggunakan alat yaitu Cyannmethemoglobin yang
digunakan di sebuah laboratorium klinik (Promedis) dan dilakukan oleh
petugas laboratorium.
Skema penelitian
Kuesioner tentang pengetahuan
Uji validitas dan reabilitas
Soal yang valid dan reabel
Pengambilan data pada responden
Kuesioner untuk pengetahuan ibu tentang anemia
Cyanmet hemoglobin
untuk kadar Hb ibu hamil
Hubungan antara pengetahuan ibu tentang anemia dengan
commit to user I. Analisis Data
a.Teknik Pengolahan Data
Metode pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dengan
menggunakan program SPSS versi 16 dan perhitungan persentase melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1) Editing
Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan kembali kelengkapan
data yang telah dikumpulkan untuk memeriksa apakah pengisian
kuesioner telah sesuai petunjuk pengisian kuesioner.
2) Coding
Coding dimaksudkan untuk mempermudah waktu mengadakan
tabulasi dan analisa. Pada proses ini dilakukan dengan
mengklasifikasikan data atau jawaban menurut katagorinya dan
diberikan kode untuk mempermudah dalam pengolahan data. Dalam
penelitian ini pemberian kode pada jawaban soal kuesioner dilakukan
dengan cara:
1) Jawaban benar diberi skor 1
2) Jawaban salah diberi skor 0
Dari skor tersebut di persentasikan menggunakan rumus P = f / N
x100%
Keterangan :
P = persentase
commit to user
N = jumlah skor maksimal, jika pertanyaan dijawab benar
Setelah persentase diketahui kemudian hasilnya dimasukkan ke
dalam kriteria:
Baik bila : 76 – 100% jawaban benar.
Cukup bila : 56 – 75% jawaban benar.
Kurang bila : ≤ 56% jawaban benar.
(Nursalam, 2008).
Kadar Hb :
Pembagian menurut WHO (dalam Yadi, 2008) yaitu:
a. Tidak anemia jika Hb >11gr/dl
b. Anemia ringan jika Hb 10-11gr/dl
c. Anemia sedang jika Hb 7 - 9gr/dl
d. Anemia berat jika Hb < 7gr/dl
3) Tabulasi
Memproses data dengan memasukkan data responden dalam
tabel sesuai skor jawaban kemudian dimasukkan pada tabel menurut
sifat-sifat yang dimiliki sesuai tujuan menggunakan bantuan program
SPSS versi 16.
b. Analisis Data 1) Uji Hipotesis
a) Analisa Univariat
Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan atau
commit to user
(hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia) dan variabel
terikat (kadar Hb ibu hamil). Pada kategori peringkasan data lainnya
menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran persentasi.
x
P : persentase yang dicari
f : frekuensi jawaban responden untuk setiap pertanyaan
n : jumlah responden
b) Analisa bivariat
Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo,
2002). Dua variabel tersebut adalah pengetahuan ibu hamil tentang
anemia (variabel independent) dan kadar Hb ibu hamil (variabel
dependent). Pengujian hubungan atau menguji hipotesis kedua
variabel menggunakan teknik korelasi Kendall Tau (τ) karena data
commit to user A : jumlah ranking atas
B : jumlah ranking bawah
N : jumlah sampel
Rumus di atas menggunakan taraf kesalahan (5%) atau taraf
kepercayaan (95%). Ha diterima bila thitung > ttabel (Sugiyono, 2007).
Tabel 3.1. Nilai koefisien korelasi
Interval Koefisien Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,499 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
commit to user BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2011 ini mempunyai
tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia
dengan kadar Hb. Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan
kunjungan ANC ke RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali dan telah
memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang anemia
dengan kadar Hb di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali pada 40
responden yang diteliti pada bulan Juni 2011 adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
a. Umur
<20 TH 20-35 15%
85%
Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali
Gambar 4.1 menunjukkan mayoritas responden berumur 21-35 tahun
sebanyak 34 orang (85%), responden berumur <20 tahun sebanyak 6 orang
commit to user
Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali
Grafik diatas menunjukkan mayoritas responden ber pendidikan SMP
sebanyak 20 responden (50%), dan yang paling sedikit responden
berpendidikan PT yaitu 3 responden (7.5%).
c. Jenis Pekerjaan
Gambar 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali
Gambar 4.3 menunjukkan responden paling banyak adalah ibu rumah
tangga (IRT) sebanyak 15 responden (37%), dan yang paling sedikit jenis
commit to user
d. Kehamilan
1
2
3
62,5% 30%
7,5%
Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kehamilan di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali
Gambar diatas menunjukkan mayoritas responden baru hamil pertama
kali sebanyak 25 responden (62.5%), dan paling sedikit hamil ke 3 yaitu 3
responden (3%).
e. Tingkat Pengetahuan tentang anemia
TINGGI
SEDANG
RENDAH
17,5%
27,5% 55%
Gambar 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia di RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali
Berdasarkan Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah ibu hamil
yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi (baik) sebanyak 7 orang
commit to user
dan ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah (kurang) sebanyak 22
orang (55%). Berdasarkan data tersebut sebagian besar responden mempunyai
tingkat pengetahuan rendah tentang anemia.
f. Kadar Hb Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang tidak
menderita anemia sebanyak 12 responden (30%), yang mengalami anemia
ringan sebanyak 22 responden (55%) dan yang mengalami anemia sedang
sebanyak 6 responden (15%).
2. Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Anemia dengan Kadar Hb Pada
Ibu Hamil
Tabel 4.1. Cross Tabulation Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Anemia dengan Kadar Hb Ibu Hamil
commit to user
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kadar Hb selama
kehamilan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi dan tidak anemia sebanyak 6
responden (15%), ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi dan anemia ringan
sebanyak 1 responden (2.5%) dan tidak ada ibu dengan tingkat pengetahuan
tinggi namun menderita anemia sedang.
b. Ibu dengan tingkat pengetahuan sedang dan tidak anemia sebanyak 6
responden (15%), ibu dengan tingkat pengetahuan sedang dan anemia ringan
sebanyak 5 responden (12.5%) dan tidak ada ibu dengan tingkat pengetahuan
sedang yang menderita anemia sedang.
c. Tidak ada ibu hamil yang berpengetahuan rendah tentang anemia yang tidak
anemia. Ibu dengan tingkat pengetahuan rendah dan anemia ringan sebanyak
16 responden (40%), ibu dengan tingkat pengetahuan rendah dan menderita
anemia sedang sebanyak 6 responden (15%).
Hasil uji korelasi dengan menggunakan Kendall Tau (t) didapatkan
nilai t 0.652, karena jumlah sampel ≤ 40, pengambilan keputusan diujikan
pada nilai-nilai kritis t Kendall Tau (t tabel), (t tabel) n =40 sebesar 0.185.
Hasil perhitungan menunjukkan thitung(0.652) > ttabel(0.185) maka
disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kadar Hb. Besarnya nilai
koefisien korelasi 0.652 termasuk kategori tingkat hubungan kuat (Sugiyono,
commit to user BAB V PEMBAHASAN
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa dan
raba. Menurut Hendra (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan,
informasi, dan pengalaman.
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35
tahun sebanyak 34 orang (85%), pada usia ini ibu akan lebih matang dalam
berfikir, sehingga secara psikologis akan berpengaruh pada kesiapan ibu dalam
merawat janin yang dikandungnya. Ibu akan mengetahui pentingnya nutrisi bagi
janinnya dan akan memberikan yang terbaik. Menurut teori Hurlock (dalam
Nursalam, 2007) semakin cukup usia tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya, kemampuan berpikir kreatif mencapai
puncaknya dalam usia dua puluhan. Namun dalam penelitian ini, responden
diambil dari daerah pedesaan, sehingga akses informasinya kurang memadai
untuk mengubah pola pikir individunya.
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan tingkat
pendidikan SMP sebanyak 20 orang (50%). Menurut Hendra (2003) tingkat
commit to user
memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asumsi yang disampaikan Hendra
adalah benar, hal ini berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang anemia, dimana
tingkat pendidikan harus sejalan dengan tingkat pengetahuannya. Dalam
penelitian ini responden yang berasal dari daerah pedesaan mempunyai minat
yang kurang dalam memperluas pengetahuan. Tidak adanya media yang menarik
seperti internet yang sarat akan informasi yang bisa secara cepat dan mudah
menambah pengetahuan.
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebagai ibu
rumah tangga sebanyak 15 orang (37.5%). Pekerjaan akan mempengaruhi
ekonomi seseorang, menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk
menambah wawasan seseorang. Sehingga pekerjaan akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Disisi lain ibu yang tidak bekerja kemungkinan tidak
mendapakan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, termasuk
dalam hal memenuhi nutrisi selama kehamilan. Standar pelayanan yang dilakukan
oleh bidan, antara lain: menganjurkan ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi
makanan kaya besi dan nabati, hati, daging, ayam, ikan, telur, susu sebagai
sumber zat besi hewani penyerapannya tinggi sekitar 10-30%. Sedangkan sayuran
berwarna hijau tua, daun papaya, daun katuk, daun singkong dan lain-lain serta
kacang-kacangan, kacang panjang, kecipir, tempe sebagai sumber zat besi nabati
commit to user
hewani membutuhkan biaya yang lebih banyak daripada pemenuhan protein
nabati (Yadi, 2008).
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden baru hamil
pertama kali sebanyak 25 responden (62.5%). Ibu yang baru hamil pertama kali
belum terlalu paham apa yang sebaiknya dilakukan untuk menjaga kehamilannya
supaya selalu dalam keadaan sehat.
Pengetahuan tentang anemia yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap
kadar hemoglobin. Namun dalam hal ini, pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan,
informasi, dan pengalaman. Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003) perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
Hasil penelitian pada Tabel 4.1 menunjukkan responden dengan tingkat
pengetahuan baik sebanyak 7 responden (17.5%), tidak anemia 6 responden
(15%), dengan anemia ringan sebanyak 1 responden (2.5%) dan tidak ada yang
menderita anemia sedang. Ibu yang berpengetahuan baik tentang anemia masih
menderita anemia kemungkinan disebabkan karena ibu terlalu sibuk bekerja. Ibu
tidak mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan kehamilannya.
Responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 11 responden
(27.5%), tidak anemia 6 responden (15%), dengan anemia ringan 5 responden
(12.5%) dan tidak ada yang menderita anemia sedang. Ibu yang memiliki
pengetahuan sedang tetapi masih menderita anemia, mungkin dikarenakan ibu
commit to user
Seperti halnya cara meminum tablet Fe yang benar, yaitu dengan menggunakan
air putih atau air yang mengandung vitamin C seperti jus jeruk.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Tip 1996 (dalam Yadi 2008) menyatahan
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi anemia adalah kurangnya
pengetahuan ibu tentang anemia. Masih kurangnya pengetahuan meliputi
ketidaktahuan tentang tanda – tanda dan gejala awal anemia. Selain itu, ibu tidak
mengetahui bahwa asupan makanan saat hamil akan bertambah banyak untuk
kebutuhan ibu dan bayinya, sehingga banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan
pola makan. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengertian ibu mengenai
makan bergizi bagi ibu hamil (Manuaba, 2001).
Responden dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 22 responden
(55%) mengalami anemia ringan 16 responden (40%) dan anemia sedang 6
responden (15%). Sesuai dengan penelitian Widyawatik (2009) menunjukkan
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan
pencegahan anemia selama kehamilan. Dimana ibu yang mempunyai pengetahuan
baik tentang anemia ibu akan melakukan pencegahan anemia selama kehamilan.
Begitu pula sebaliknya, ibu yang berpengetahuan rendah tentang anemia maka ibu
tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah anemia.
Manuaba (2001) mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan
tentang anemia maka ibu hamil tersebut akan berusaha untuk mengatasi anemia
dan bertindak positif dalam program pencegahan anemia. Namun, di masyarakat
pedesaan masih ada beberapa makanan yang pantang dimakan oleh ibu hamil
commit to user
tertentu. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengertian ibu mengenai
makanan bergizi bagi ibu hamil.
Selain itu, dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapatkan
tablet besi meminumnya secara rutin, hal ini disebabkan karena faktor
ketidaktahuan pentingnya tablet besi dalam kehamilannya sehingga menimbulkan
dampak yang kurang baik. Oleh sebab itu, diperlukan adanya analisis cermat
perubahan perilaku pada sasaran yang lebih dini, yaitu penilaian tiga bentuk
operasional perilaku berupa pengetahuan, sikap dan praktek (PSP) ibu hamil yang
ada di masyarakat (BKKBN, 2008).
Pernyataan diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari
(2009) bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil uji statistik membuktikan adanya hubungan yang positif antara
pengetahuan ibu tentang anamia dengan kadar Hb, analisis korelasi Kendall Tau
dengan taraf kesalahan 5% dengan N=40, didapatkan besarnya koefisien korelasi
(τ) = 0.652.
Hasil penelitian lain yang serupa dengan oleh Ratnasari (2008) didapatkan
hasil adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam pencegahan
anemia. Hasil penelitian sejenis pula oleh Jamilah (2007) didapat ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi dengan keteraturan
mengkonsumsi tablet besi. Penelitian Syarif (2004) yang menghasilkan
kesimpulan yaitu pengetahuan ibu hamil tentang gizi terbukti sebagai salah satu
commit to user
Anemia gizi pada ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi dengan katagori
rendah mempunyai risiko 2.39 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil
commit to user BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan ibu tentang anemia kadar Hb pada ibu hamil yang dilakukan di
RB Mulia Kasih Donohudan Ngemplak Boyolali 2011 dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang anemia
dalam kehamilan yaitu sebanyak 22 orang (55%).
2. Sebagian besar ibu hamil menderita anemia ringan yaitu sebanyak 22
orang (55%).
3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
anemia dengan kadar Hb selama kehamilan yang ditunjukkan dari hasil uji
statistik dengan korelasi Kendall Tau dimana thitung (0.652) > ttabel (0.185).
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh serta pembahasan maka penulis
menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Responden (Ibu Hamil)
Bagi responden (ibu hamil) untuk lebih meningkatkan
pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan, masalah yang akan
timbul bila menderita anemia dan nutrisi yang sebaiknya dikonsumsi
commit to user
tumbuh dengan baik. Dengan cara lebih membuka diri untuk menerima
saran dan nasehat dari tenaga kesehatan yang sedang memberikan
konseling atau penyuluhan khususnya tentang anemia dalam kehamilan,
aktif mencari informasi tentang anemia pada kehamilan di media massa
dan media elektronik.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan (khususnya bidan) diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih lengkap tentang pentingnya
pencegahan anemia dalam kehamilan dengan melakukan kegiatan
seperti penyuluhan dan konseling tentang pentingnya gizi ibu hamil,
pencegahan anemia, melakukan deteksi dini ibu hamil dengan
melakukan pemeriksaan Hb, pemberian tablet tambah darah / Fe dan