• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMENEP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMENEP."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN SUMENEP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagia n per syara tan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi

Pr ogram Studi Akuntansi

Oleh:

ARI SANDY ILMI 0913015019 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNGAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH KABUPATEN SUMENEP Disusun Oleh :

ARI SANDY I LMI

0913015019 / FE / EA

Telah diper tahankan diha dapan da n diter ima oleh tim penguji skr ipsi Pr ogr a m Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas pemba nguna n Nasional “Veter a n” J awa Timur

Pada Tanggal : 16 J anuar i 2014

Pembimbing : Tim Penguji

Pembimbing Utama Ketua

Rina Mustika SE, MM Dr . Indr awati Y,AK,MM

Sekr etar is

Dr s. Ec. Saiful Anwar , Msi Anggota

Rina Mustika SE, MM

Mengeta hui Dekan Fa kultas Ekonomi

Univer sitas pemba ngunan Nasional “veter a n” J awa Timur

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik Dan Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, (Studi Kasus Pada Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep)”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Ibu. Rina Mustika SE, MM, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran. Selain itu juga penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin. N, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, Msi, Ak, selalu Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Program Studi ini.

(4)

5. Drs. Ec. Abd. Suud,MM, selaku Sekretaris Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di bagian keuangan.

6. Bapak, Ibu dan Teman-teman yang telah memberi doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala masukan dan saran yang bersifat menyempurnakan bagi skripsi ini, penulis akan menerima dengan baik.

Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi, dan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Laporan Keuangan Sektor Publik ... 11

(6)

2.2.3. Pengawasan ... 19

2.2.4. Kualitas Laporan Keuangan ... 22

2.3. Kerangka Pikir ... 25

2.3.1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 25

2.3.2. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 25

2.3.3. Kerangka Pikir ... 26

2.4. Hipotesis ... 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

3.3. Populasi dan Penentuan Sampel ... 32

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 33

3.5. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33

3.5.1. Evaluasi Goodness-of-fit Outer Model ... 33

3.5.2. Evaluasi Goodness-of-fit Inner Model ... 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ... 37

4.1. Statistik Deskriptif ... 37

4.1.1. Profil Responden ... 37

(7)

4.2. PLS (Partial Least Square) ... 44

4.2.1. Evaluasi Outer Model ... 45

4.2.2. Evaluasi Inner Model ... 49

4.3. Analisis dan Pembahasan ... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 4.3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan ... 38

Tabel 4.4. Kategori Rata- Rata Jawaban Responden ... 39

Tabel 4.5. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik ... 40

Tabel 4.6. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan 41 Tabel 4.7. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas Laporan Keuangan ... 43

Tabel 4.8. Nilai Outer Loading Variabel Variabel Penelitian ... 46

Tabel 4.9. Nilai Cross Loading ... 47

Tabel 4.10. Hasil Composite Reliability ... 49

Tabel 4.11. Nilai R-square Model ... 49

Tabel 4.12. Hasil InnerModel ... 50

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 57

Lampiran 2. Rekapan Data Kuesioner ... 60

Lampiran 3. Mean Variabel Penelitian ... 62

Lampiran 4. Distribusi Frekuensi Penelitian ... 63

(11)

ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi sektor publik memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kondisi ini berarti bahwa semakin baik penerapan standar akuntansi sektor publik dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga semakin baik. Pengawasan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah Kabupaten Sumenep. Kondisi ini berarti bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan, maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga semakin baik. Pengaruh pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh penerapan standar akuntansi sektor publik.

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah bagi pemerintah daerah Kabupaten Sumenep agar terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, khususnya pada bagian keuangan sehingga dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi sektor publik dan pengawasan atas pembuatan laporan keuangan dan atas penggunaan dana pemerintah di Kabupaten Sumenep perlu untuk terus ditingkatkan.

(12)

ABSTRACT

The results showed that the application of public sector accounting standards provide a positive and significant impact on the quality of financial statements. This condition means that the better implementations of public sector accounting standards in financial reporting of Sumenep Disctrict Goverment, then the quality of the resulting financial statements are also getting better. The supervision has positive and significant impact on the quality of financial statements of Sumenep Disctrict Goverment. This condition means that the better the surveillance conducted, the quality of the resulting financial statements is also getting better. The influence of supervision on the quality of the financial statements of Sumenep Disctrict Goverment is bigger than the effect of the application of public sector accounting standards.

Suggestions that can be delivered in this study is for Sumenep Disctrict Goverment to continue improving the quality of human resources, particularly in the finance section so as to make financial statements in accordance with public sector accounting standards and oversight of financial reporting and the use of government funds in the of Sumenep Disctrict Goverment need to be improved.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembentukan pemerintah Indonesia berhubungan erat dengan misi yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Misi tersebut merupakan dasar kewenangan pemerintah di dalam menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahannya baik tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Instansi-instansi sebagai pelaksana yang dibentuk pemerintah untuk menangani urusan-urusan pemerintahannya, merupakan salah satu penentu berjalannya misi dengan baik untuk mencapai cita-cita negara Indonesia yaitu terlindungnya segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, majunya kesejahteraan umum, cerdasnya kehidupan bangsa dan ikut aktifnya indonesia melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

(14)

telah direvisi UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Tidak berhenti hanya sampai di situ, selanjutnya reformasi pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah salah satunya ditetapkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pada UU No. 17 Tahun 2003 tersebut khususnya pada pasal 31, disebutkan bahwa Gubernur/Bupati/Wali Kota menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas dalam hal ini pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik. Pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan berkualitas itu memenuhi karakteristik: Relevan, Andal, Dapat dibandingkan, dan Dapat dipahami.

(15)

Dengan adanya otonomi daerah, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan pemerintah daerah. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, diperlukan suatu penataan lingkungan dan sistem akuntansi yang baik, karena kedua hal tersebut merupakan pendukung terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang accountable, dalam rangka mengelola dana dengan sistem desentralisasi secara transparan, efisien, efektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Di Indonesia, reformasi pengelolaan keuangan negara telah memasuki suatu era transparansi dan akuntabilitas. Hal tersebut ditandai dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mewajibkan instansi pemerintah pusat dan daerah membuat laporan keuangan dalam setiap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/D kepada DPR/D. Laporan keuangan yang dimaksud adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

(16)

Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada standar akuntansi Pemerintahan bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan informasi keuangan secara umum yang lebih berkualitas bagi para pengguna laporan keuangan di dalam rangka menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.

Bagi para pengawas keuangan negara, laporan keuangan yang berbasis standar akuntansi memberikan tantangan baru dalam peningkatan aspek pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah. Tantangan tersebut adalah kemampuan pihak pengawas dalam mengungkap kewajaran penyajian laporan keuangan melalui opini yang diberikannya. Kemampuan ini tentunya diharapkan memperbaiki pengelolaan keuangan negara.

Penerapan akuntansi yang baik oleh instansi pemerintah akan menghasilkan laporan keuangan instansi pemerintah yang baik. Pengawasan yang optimal terhadap kualitas laporan keuangan instansi pemerintah akan menjamin bahwa laporan keuangan tersebut disajikan secara benar dan wajar sesuai standar akuntansi keuangan pemerintahan sehingga informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut pengguna dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengambil keputusan.

(17)

pada minimalnya praktik korupsi sehingga diharapkan good governance dapat diwujudkan oleh Pemerintah Indonesia baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

(18)

Pemerintah daerah yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep. Letak Kabupaten Sumenep yang berada diujung Timur Pulau Madura merupakan Wilayah yang unik karena selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari kepulauan yang tersebar berjumlah 126 pulau. Dari empat kabupaten di Madura, Sumenep ini merupakan kabupaten yang mendominasi kekayaan sumber daya alam, terutama dibidang perminyakan. Sumenep ini punya banyak tambang-tambang minyak dan gas (Sumenep.go.id, 2012). Potensi kekayaaan alam yang besar ini harus dikelola dengan baik serta hasilnya dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Daerah kepada DPRD selalu wakil rakyat berupa laporan keuangan.

Saat ini kabupaten Sumenep telah memperoleh opini laporan keuangan wajar dengan syarat yang dikeluarkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang mengindikasikan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Sumenep masih dianggap belum baik sehingga perlu untuk dilakukan perbaikan. Oleh karena itu penulis mengangkat sebuah topik pengaruh penerapan standar akuntansi sektor publik dan pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(19)

2. Apakah pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh penerapan standar akuntansi sektor publik terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.

2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis

(20)

2. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat mengkonfirmasi bahwa:

1) Penerapan akuntansi sektor publik mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan lembaga publik

2) Pengawasan mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan lembaga publik

(21)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian Permana (2011) dengan Judul Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Pada Akuntabilitas (Survei Pada Dinas Kota Bandung). Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Implikasinya pada Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kota Bandung secara parsial dan simultan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Dinas Kota Bandung yang berjumlah 14 dinas. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi Person Product Moment, koefisien determinasi.

(22)

Terdapat hubungan antara Standar Akuntansi Pemerintahan signifikan dalam meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan implikasinya terhadap Akuntabilitas pada Dinas Pemerintah Kota Bandung yaitu sebasar 55%.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Pamungkas (2012) dengan judul “Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan terhadap laporan keuangan terhadap kualitas laporan keuangan dan dampaknya terhadap akuntabilitas kinerja organisasi pemerintah di lingkungan Pemerintah Provinsi Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan masuk dalam kategori penelitian kausalitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan penyebaran kuesioner kepada para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten dan Kota yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode suvei. Analisis data dilakukan menggunakan analisis jalur.

(23)

laporan keuangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, baik secara parsial ataupun secara simultan. Hal ini berarti bahwa apabila peraturan perundang-undangan yang berkualitas diterapkan, semakin baiknya kualitas laporan keuangan, dan diterapkannya pengawasan secara memadai, maka akan meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Dari permasalahan, uraian dan beberapa penelitian yang telah dijelaskan peneliti menarik kesimpulan bahwa penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan akan memberikan pengaruh terhadap baiknya kualitas laporan keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja sektor publik.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Laporan Keuangan Sektor Publik

(24)

saja. Tantangan yang dihadapi akuntansi sektor publik adalah mampukah akuntansi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memonitor akuntabilitas manajemen, akuntabilitas politik, dan akuntabilitas kebijakan.

Menurut Mardiasmo (2004) sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stakeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi yang Iebih bervariasi, handal dan relevan untuk pengambilan keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan eksternal organisasi.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak hanya terbatas pada informasi keuangan yang dihasilkan dan sistem akuntansi organsisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.

(25)

1. Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship). Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan. 2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and restrospective

reporting). Laporan keuangan digunakan sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja orgamsasi lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

3. Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization information). Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana. 4. Kelangsungan organisasi (viability). Laporan keuangan berfungsi untuk

(26)

5. Hubungan masyarakat (public relation). Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pemyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi dengan public dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures). Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

2.2.2. Akuntansi Sektor Publik

(27)

Pada dasarnya terdapat tiga tujuan untuk rnempelajari teori akuntansi yaitu: 1) untuk memahami praktik akuntansi yang ada saat ini, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.

Pengembangan teori sektor publik untuk memperbaiki praktik yang saat ini dilakukan. Hal ini terkait dalam upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan (reliable). Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik. Penjelasan atas hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut (Santoso dan Pembelum, 2008):

1. Objektivitas

(28)

tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan masyarakat.

2. Konsistensi

Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk rnenghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsistensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang, sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama satu periode. Oleh karena itu agar tidak terjadi keterputusan proses evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten dalam menerapkan metode akuntansinya.

3. Daya Banding

(29)

4. Tepat Waktu

Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta untuk menghindan tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan lama waktu penyajian laporan keuangan, maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehinga menghasilkan berbagai iiiformasi tersebut. Laporan keuangan rnungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal.

5. Ekonomis dalam Penyajian Laporan

Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan dapat berarti bahwa manfaat yang diperoleh hams lebih besar dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.

6. Materialitas

(30)

pribadi. Pertimbangan yang digunakan merupakan profesiona1 judgment yang mendasarkan pada teknik tertentu.

Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakukan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur yang telah ditetapkan, sistem akuntansi sektor publik harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.

(31)

Menurut Mardiasmo (2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:

1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi.

2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran.

3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial 1ainnya.

4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

2.2.4. Pengawasan

(32)

baik aspek pengendalian maupun aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap bawahannya.

Bila pengertian pengawasan tersebut diterapkan terhadap pengawasan keuangan negara, maka dapat dikemukakan bahwa pengawasan keuangan negara adalah segala tindakan untuk menjamin agar pcngelolaan keuangan negara berjalan sesuai dengan tujuan, rencana, dan aturan-aturan yang telah digariskan.

Karena yang menjadi objek pengawasan keuangan negara adalah anggaran negara, maka pengertian pengawasan keuangan negara diihat dari segi komponen anggaran negara dapat pula dinyatakan sebagai berikut: pengawasan keuangan negara adalah segala kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan penerimaan-penerimaan negara, dan penyaluran pengeluaran-pengeluaran negara, tidak menyimpang dari rencana yang telah digariskan di dalam anggaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat betapa kelirunya bila ada yang menganggap bahwa kegiatan pengwasan sebagai kegiatan yang sernata-mata bertujuan mencari kesalahan. Pengawasan adalah kegiatan penilaian terhadap suatu kegiatan, dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan itu sesuai dengan rencana yang telah digariskan, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(33)

Menurut Baswir (1999) tujuan pengawasan pada dasarnya adalah untuk mengamati apa yang sungguh-sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnva. Bila ternyata kemudian ditemukan adanya penyimpangan atau hambatan, maka diharapkan akan segera dikenali untuk dilakukan koreksi. Melalui tindakan koreksi ini, maka pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan diharapkan masih dapat mencapai tujuannya secara maksimal. Sedangkan pengawasan atas keuangan negara secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam yaitu pengawasan internal dan pengawasan eksternal.

Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang berasal dan lingkungan internal organisasi pemerintah. Dalam tatanan organisasi pemerintahan Indonesia, pelaksana fungsi ini pada tingkat pemerintahan daerah adalah Badan Pengawas Daerah (Bawasda). Sedangkan pengawasan internal yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang berasal dan lembaga khusus pengawasan yang dibentuk secara internal oleh pemerintah atau lembaga eksekutif adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(34)

2.2.5. Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyebutkan, untuk menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat bagi para pemakainya, maka informasi yang terdapat dalam laporan tersebut harus berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari karakteristik kualitatif. Prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami (PP No. 71 Tahun 2010).

Penjelasan atas indikator kualitas laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut (PP No. 71 Tahun 2010):

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.

Informasi dikataan relevan apabila:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

(35)

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur

(36)

b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat Dipahami

(37)

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

2.3. Kerangka Pikir

2.3.1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik Ter hadap Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi sektor publik yang baik akan berdampak pada kualitas laporan keuangan. Keadaan ini telah didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Purnama (2011) yang menunjukkan hasil bahwa terhadap hubungan antara Standar Akuntansi Pemerintahan signifikan dalam meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan implikasinya terhadap Akuntabilitas pada Dinas Pemerintah Kota Bandung yaitu sebasar 55%.

2.3.2. Pengaruh Pengawasan Ter hadap Kualitas Laporan Keuangan

(38)

2.3.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan dan penelitian terdahulu maka dapat dibuat kerangka berpikir seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga penerapan standar akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.

2. Diduga pengawasan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.

Penerapan Standar Akuntansi Sektor

Kualitas Laporan Keuangan

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. J enis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal. Penelitian kausal meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, sehingga dapat menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai dalam suatu variabel terhadap perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih variabel lain (Silalahi, 2009:33). Pendekatan penelitian kausal yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menyajikan tahap lebih lanjut dari observasi. Setelah memiliki seperangkat skema klasifikasi, peneliti kemudian mengukur besar atau distribusi sifat-sifat itu di antara anggota-anggota kelompok tertentu. Dalam hal ini muncul peranan teknik-teknik statistik seperti distribusi frekuensi, tendensi sentral, dan dispersi (Silalahi, 2009:27-28). Dengan demikian, dalam penelitian ini akan menyajikan suatu hubungan kausal antara variabel bebas, yaitu penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan terhadap variabel intervening, yaitu kualitas laporan keuangan dan variabel terikat, yaitu akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

(40)

akuntansi sektor publik, pengawasan, kualitas laporan keuangan, dan akuntabilitas kinerja.

Definisi operasional adalah kondisi-kondisi, bahan-bahan, dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengidentifikasi atau menghasilkan kembali satu atau lebih acuan konsep yang didefinisikan. Singkatnya, definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan empiris (artinya, harus menghitung, mengukur, atau dengan cara yang lain dapat mengumpulkan informasi melalui penalaran). Karena itu, suatu definisi operasional diciptakan atau dibuat ketika peneliti menggunakan satu strategi pengukuran seperti kuesioner, instrumen, atau skala untuk mendefinisikan konsep (Silalahi, 2009:120). Definisi Operasional diperlukan dalam menentukan pemakaian alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian sehingga data yang diperoleh dapat sesuai dengan tujuan penelitian. Identifikasi variabel maupun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(41)

Penerapan akuntansi sektor publik adalah penerapan mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pengelolaan dana masyarakat di lembaga–lembaga tinggi negara dan departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Penerapan standar akuntansi sektor publik dioperasionalkan menjadi:

1) Identifikasi

a) Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

b) Analisis transaksi/ identifikasi dilakukan terhadap setiap transaksi keuangan

c) Dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan d) Setiap transaksi keuangan didukung oleh bukti transaksi

e) Pencatatan secara kronoligis dilakukan terhadap semua transaksi yang terjadi

2) Pengklasifikasian

a) Pengklasifikasian dilakukan terhadap setiap transaksi yang terjadi b) Pengklasifikasian atas transaksi dilakukan sesuai dengan pos – pos

yang semestinya

3) Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reabilitas

a) Sistem pengendalian disusun dalam mengukur dan melaporkan pencatatan

(42)

c) Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten dan periodik

b. Pengawasan

Pengawasan adalah aktivitas yang dilakukan untuk melakukan pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan. Pengawasan dioperasionalkan menjadi:

1) Kemampuan pengawas

a) Pengetahuan tentang pengawasan keuangan negara

b) Pendidikan dan latihan berkelanjutan tentang pengawasan keuangan

c) Pengalaman menerapkan pengetahuan terhadap praktek pengawasan keuangan negara

2) Independensi

a) Independensi Organisasi Pengawas b) Independensi Pribadi Pengawas

3) Penggunaan kemahiran profesional pengawasan secara cermat dan seksama

Pertimbangan dalam menentukan lingkup pengawasan, memilih pengujian dan prosedur melaksanakan pengawasan

4) Pengendalian mutu

a) Sistem Pengendalian Intern lembaga pengawas

(43)

2. Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 4). Dependent variable dalam penelitian ini adalah akuntabilitas kinerja perusahaan. Variabel terikat dalam penelitian ini dinotifikasi dengan huruf Y. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah kualitas laporan keuangan dioperasionalkan menjadi: a. Relevan

a) Informasi laporan keuangan memiliki manfaat umpan balik untuk mengoreksi atau menegaskan harapan di masa lalu

b) Informasi laporan keuangan dapat membantu untuk memprediksi masa yang akan datang

c) Informasi laporan keuangan disajikan tepat waktu d) Informasi laporan keuangan dibuat secara lengkap b. Andal

1) Penyajian informasi dalam laporan keuangan dibuat dengan jujur 2) Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji dan hasil pengujian

menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh

3) Informasi dalam laporan keuangan dibuat dengan netral, tidak memihak pihak manapun

c. Dapat dibandingkan

1) Laporan keuangan yang disajikan tahun ini dapat dibandingkan dengan laporan tahun yang lalu

(44)

d. Dapat dipahami

1) Informasi dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna 2) Istilah dalam laporan keuangan disesuaikan dengan batas pemahaman

pengguna.

Pengukuran data yang dipakai untuk ketiga variabel penelitian, yaitu Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik, Pengawasan, dan Kualitas Laporan Keuangan menggunakan skala interval dengan jenis skala Likert. Skala Likert adalah skala yang menunjukkan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan yang disampaikan (Kuncoro, 2009: 178). Skala Likert terdiri dari lima skala dengan perincian sebagai berikut:

Skor 1. untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 2. untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS)

Skor 3. untuk pilihan jawaban Netral (N) Skor 4. untuk pilihan jawaban Setuju (S)

Skor 5. untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS)

3.3. Populasi dan Penentuan Sampel

(45)

keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep adalah sebanyak 30 orang.

Sementara itu, Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi, 2009:254). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel dalam penelitian. Jadi jumlah sampel dalam penelitian adalah seluruh staf keuangan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep yang berjumlah 30 orang.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

(46)

3.5. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan PLS dengan dua prosedur pengujian. Pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

3.5.1. Evaluasi Goodness-of-fit Outer Model

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan goodness-of-fit outer model. Dengan mengevaluasi goodness-goodness-of-fit outer model, validitas

dan reliabilitas instrumen penelitian dapat diketahui. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan datadari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas konsumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen penelitian. Prinsip validitas mengandung dua unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu kecermatan dan ketelitian. Alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Valid tidaknya suatu instrumendapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikansi yang dipilih.

(47)

realibility. Berikut ini adalah evaluasi outer model yang digunakan dalam

penelitian (Jogiyanto, 2009): 1. Convergent validity

Convergent validity (validitas konvergen) merupakan pengukuran korelasi

antara skor indikator dengan skor variabel latennya. Parameter uji validitas konvergen ini menggunakan skor loading factor yang harus bernilai di atas 0,5. Selain itu, skor dari t-statistik juga harus lebih besar dari 1,96. Apabila dua parameter ini telah terpenuhi maka dapat dimpulkan bahwa indikator yang digunakan sudah valid.

2. Discriminant validity

Discriminant validity (validitas diskriminan) merupakan pengukuran indikator

(48)

dengan cara membandingkan nilai square root average variance extracted (akar AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk tersebut terhadap konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE suatu konstruk lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya dalam model, maka dapat disimpulkan konstruk tersebut memiliki discriminant validity yang baik. Selain itu, nilai AVE direkomendasikan lebih besar dari 0,5.

3. Composite reliability

Composite reliabilitymenunjukan derajat yang mengindikasikan common

latent (unobserved), sehingga dapat menunjukan indikator blok yang

mengukur konsistensi internal dari indikator pembentuk konstruk. Nilai batasyang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah 0,7, walaupun bukan merupakan standar absolut.

3.5.2. Evaluasi Goodness-of-fit Inner Model

Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone–Geisser Q-square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur stukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik dan pengaruh positif dan negatif dilihat dari original sample (O) yang didapat lewat prosedur bootstrapping.

(49)

Q-square predictive relevance. Q-Q-square dapat mengukur seberapa baik nilai

observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Jika Q-square> 0 berarti menunjukan bahwa model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-square< 0 menunjukan model kurang memiliki predictive relevance. Perhitungan Q-square dilakukan dengan rumus:

= 1 ( 1− ) (1- )....(1- ) Di mana:

, , …. . , = − var iabel endogen model dalam per samaan .

Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai thitung hasil pengolahan

data menggunakan PLS.

1. Jika nilai thitung < 1,96 maka hipotesis ditolak (tidak ada pengaruh)

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

4.1. Statistik Deskr iptif 4.1.1. Profil Responden

Responden pada penelitian ini adalah staf keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep yang berjumlah 30 orang. Berikut ini akan dideskripsikan profil responden yang meliputi jenis kelamin responden, lama bekerja, dan sektor usaha tempat bekerja.

Tabel 4.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Profil Jumlah Responden Persentase

Jenis Kelamin

Pria 18 60

Wanita 12 40

Total 30 100

Sumber :Lampiran 3

(51)

Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Usia

Profil Jumlah Responden Persentase

Usia

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui masa usia staf di bagian keuangan hampir separuhnya, atau sebanyak 14 orang antara 31 – 40 tahun. Jumlah responden dengan usia 21 – 30 tahun sebanyak 13 orang, dan jumlah responden dengan usia 41 – 50 tahun sebanyak 3 orang. Data yang ada ini menunjukkan bahwa mayoritas staf keuangan di Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep masih muda.

Tabel 4.3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

Profil Jumlah

(52)

4.1.2. Penilaian Responden

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui penilaian dari responden di lapangan atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Penilaian diketahui berdasarkan nilai rata-rata penilaian yang diperoleh untuk setiap pernyataan dari kuesioner.

Untuk mengetahui penilaian berdasarkan nilai rata-rata terlebih dahulu dilakukan penyusunan kriteria penilaian, dimana harus diketahui interval kelas untuk rata-rata yang dicari dengan rumus sebagai berikut:

Interval kelas = = = 0,8

Dengan interval kelas 0,8 kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata jawaban responden yang disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Kategori Rata- Rata Jawaban Responden

Interval Kategori

4.21 – 5.00 Sangat setuju

3.41 – 4.20 Setuju

2.61 – 3.40 Netral

1.80 – 2.60 Tidak setuju 1.01 – 1.80 Sangat tidak setuju

(53)

1. Penerapan standar akuntansi sektor publik

Pada bagian ini disajikan deskripsi jawaban responden mengenai penerapan penerapan standar akuntansi sektor publik pada perusahaan yang dijadikan sebagai obyek penelitian. Deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik

Kode Indikator Empirik Mean Kategori X11 Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP)

3,700

Setuju X12 Analisis transaksi/ identifikasi dilakukan terhadap

setiap transaksi keuangan

3,900

Setuju X13 Dilaksanakan pengidentifikasian terhadap

pencatatan

3,800 Setuju

X14 Setiap transaksi keuangan didukung oleh bukti

transaksi

3,967 Setuju

X15 Pencatatan secara kronoligis dilakukan terhadap

semua transaksi yang terjadi

3,933 Setuju

X16 Pengklasifikasian dilakukan terhadap setiap

transaksi yang terjadi

3,833 Setuju

X17 Pengklasifikasian atas transaksi dilakukan sesuai

dengan pos – pos yang semestinya

4,033 Setuju

X18 Sistem pengendalian disusun dalam mengukur dan

melaporkan pencatatan

4,000 Setuju

X19 Laporan keuangan disusun pada setiap periode

akuntansi

4,167 Setuju

X110 Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara

konsisten dan periodic

3,767 Setuju

Rata-rata 3,910 Setuju

(54)

Indikator yang mempunyai nilai paling tinggi adalah indikator ke-9 (X19),

yaitu “Laporan keuangan disusun pada setiap periode akuntansi” dengan nilai mean sebesar 4,167. Nilai ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep selalu menyusun laporan keuangan pada setiap periode akuntansi yang ada. Indikator yang mempunyai nilai paling rendah adalah indikator ke-9 (X19),

yaitu “Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)” dengan nilai mean sebesar 3,700. Meskipun nilai ini adalah nilai terendah, akan tetapi masih masuk dalam range 3,41 – 4,20 sehingga dikategorikan sebagai jawaban setuju, yang berarti sistem akuntansi yang diterapkan di Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang berarti juga sesuai dengan Standar Akuntansi Sektor Publik.

2. Pengawasan

Pada bagian ini disajikan deskripsi jawaban responden mengenai pengawasan. Deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan

Kode Indikator Empirik Mean Kategori X21 Pengawas mempunyai pengetahuan yang baik

tentang pengawasan keuangan Negara

3,800

Setuju X22 Pengawas telah memperoleh pendidikan dan latihan

berkelanjutan tentang pengawasan keuangan

3,833 Setuju

X23

Pengawan mempunnyai pengalaman menerapkan pengetahuan terhadap praktek pengawasan keuangan Negara

3,867 Setuju

X24 Organisasi Pengawas mempnyai Independensi yang

baik

3,967 Setuju

X25 Pribadi pengawas mempunyai independensi yang

baik

4,033 Setuju

X26

Pengawasan menggunakan dengan baik pertimbangan dalam menentukan lingkup pengawasan, memilih pengujian dan prosedur melaksanakan pengawasan

(55)

X27 Lembaga pengawas mempunyai sistem

pengendalian intern yang baik

3,767 Setuju

X28 Terdapat review pengendalian mutu pengawasan

oleh pihak luar yang kompeten

3,733 Setuju

Rata-rata 3,863 Setuju

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 secara keseluruhan untuk variabel pengawasan didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,863 yang termasuk kategori setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian setuju bahwa pengawasan yang dilakukan atas pembuatan laporan keuangan di Kabupaten Sumenep dan pengawasan yang dilakukan atas penggunaan dana di Kabupaten Sumenep sudah dilakukan dengan baik.

Indikator yang mempunyai nilai paling tinggi adalah indikator ke-5 (X25),

yaitu “Pribadi pengawas mempunyai independensi yang baik” dengan nilai mean sebesar 4,033. Nilai ini masuk dalam kategori setuju sehingga dapat dikatakan bahwa pribadi pengawas yang melakukan pengawasan memang baik. Baiknya pengawas ini antara lain dapat dilihat dari sifat jujur dan tegas yang dimiliki oleh pengawas. Kejujuran dan ketegasan sangat diperlukan dalam melakukan pengawasan penggunaan dana pemerintah. Indikator yang mempunyai nilai paling rendah adalah indikator ke-8 (X28), yaitu “Terdapat review pengendalian mutu

(56)

3. Kualitas Laporan Keuangan

Pada bagian ini disajikan deskripsi jawaban responden mengenai kualitas laporan keuangan. Deskripsinya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Deskripsi Jawaban Responden Pada Variabel Kualitas Laporan Keuangan

Kode Indikator Empirik Mean Kategori

Y1

Informasi laporan keuangan memiliki manfaat umpan balik untuk mengoreksi atau menegaskan harapan di masa lalu

3,633

Setuju

Y2 Informasi laporan keuangan dapat membantu untuk

memprediksi masa yang akan datang

3,967 Setuju

Y3 Informasi laporan keuangan disajikan tepat waktu 3,867 Setuju

Y4 Informasi laporan keuangan dibuat secara lengkap 3,767 Setuju

Y5 Penyajian informasi dalam laporan keuangan dibuat

dengan jujur

3,733 Setuju

Y6

Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji dan hasil pengujian menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh

3,767 Setuju

Y7 Informasi dalam laporan keuangan dibuat dengan

netral, tidak memihak pihak manapun

3,700 Setuju

Y8 Laporan keuangan yang disajikan tahun ini dapat

dibandingkan dengan laporan tahun yang lalu

3,800 Setuju

Y9 Laporan keuangan yang ada dapat dibandingkan

dengan laporan keuangan yang lain

3,800 Setuju

Y10 Informasi dalam laporan keuangan dapat dipahami

oleh pengguna

3,533

Netral Y11 Istilah dalam laporan keuangan disesuaikan dengan

batas pemahaman pengguna.

3,433

Netral Rata-rata 3,727

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 secara keseluruhan untuk variabel kualitas laporan keuangan didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,727 yang termasuk kategori setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata responden penelitian setuju bahwa kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah baik.

Indikator yang mempunyai nilai paling tinggi adalah indikator ke-2 (Y2),

(57)

yang akan datang” dengan nilai mean sebesar 3,967. Nilai ini masuk dalam kategori setuju sehingga dapat dikatakan bahwa informasi yang ada dalam laporan keuangan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi kondisi di masa yang akan datang. Indikator yang mempunyai nilai paling rendah adalah indikator ke-11 (Y11), yaitu “Istilah

dalam laporan keuangan disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna” dengan nilai mean sebesar 3,433. Nilai ini masuk dalam kategori “Netral” atau berada pada posisi di tengah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian responden menganggap bahwa istilah yang ada dalam laporan keuangan disesuaikan dengan batas pengguna, akan tetapi sebagian responden yang lain menganggap bahwa istilah-istilah yang ada tidak disesuaikan dengan batas pemahaman pengguna sehingga susah untuk dipahami oleh pengguna laporan.

4.2. PLS (Partial Least Square)

Teknik analisa data di dalam penelitian inidigunakan analisa menggunakan partial least square dikarenakan jumlah sampel yang hanya sebesar 30 responden.

(58)

Gambar 4.1 Hasil Pendugaan PLS

Gambar 4.1 adalah model struktur hubungan variabel dalam penelitian yang dihasilkan oleh program PLS. Penjelasan tentang model tersebut diuraikan dalam bagian berikut ini:

4.2.2.1. Evaluasi Outer Model a. Convergent Validity

(59)
(60)

sektor publik kontribusi terbesar pembentukannya diberikan oleh X19 (Laporan

keuangan disusun pada setiap periode akuntansi), variabel oleh pengawasan oleh X25 (Pribadi pengawas mempunyai independensi yang baik), dan variabel kualitas

laporan keuangan oleh Y8 (Laporan keuangan yang disajikan tahun ini dapat

dibandingkan dengan laporan tahun yang lalu).

b. Discriminant Validity

Pengujian selanjutnya di dalam analisis partial least square adalah discriminant validity.Suatu indikator dikatakan memenuhi discriminant validity

jika nilai cross loading indikator terhadap konstruknya adalah yang terbesar dibandingkan terhadap konstruk lainnya.Cross loading berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai, yaitu dengan cara membandingkan korelasi indikator dengan konstruknya (Jogiyanto, 2009). Tabel 4.9 menunjukkan nilai cross loading untuk variabel penelitian.

Tabel 4.9. Nilai Cross Loading

Kualitas Lap. Keuangan Penerapan SASP Pengawasan

(61)

Kualitas Lap. Keuangan Penerapan SASP Pengawasan

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai cross loading untuk semua indikator di tiap variabel memiliki loading factor yang tertinggi pada variabel yang dibentuknya sehingga secara umum semua indikator telah memiliki discriminant validity yang baik dalam menyusun variabelnya masing-masing.

c. Composite Reliability

Pengujian terakhir untuk evaluasi outer model adalah adalah pengujian composite reliability untuk menguji kekonsistenan dalam pengukuran setiap

variabel. Composite reliability menunjukan derajat yang mengindikasikan common latent (unobserved), sehingga dapat menunjukan indikator blok yang

(62)

Tabel 4.10. Hasil Composite Reliability

Variabel Composite

Reliability

Kualitas Lap. Keuangan 0,893

Penerapan SASP 0,870

Pengawasan 0,880

Sumber: Lampiran5

Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat nilai composite reliability dari variabel Penerapan standar akuntansi sektor publik, pengawasan, dan kualitas laporan keuangan adalah sebesar 0,893, 0,870, dan 0,880. Dapat disimpulkan untuk semua variabel telah memiliki nilai yang lebih besar dari 0,70. Dengan demikian di dalam model struktural variabel tersebut telah memenuhi composite reliability.

4.2.2.2. Evaluasi Inner Model

a. R-square

R square menunjukkan kemampuan variabel bebas (penyebab) dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel terikat (akibat) (Kuncoro, 2009). Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai koefisien determinasi (R-square) sebagai berikut:

Tabel 4.11. Nilai R-square Model

R Square

Kualitas Lap. Keuangan 0,64983

Penerapan SASP

Pengawasan

Sumber: Lampiran5

(63)

standar akuntansi sektor publik dan pengawasan adalah sebesar 64,98%. Penilaian Goodness of fit pada model PLS dapat diketahui dari nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-square / R2) dalam analisis regresi. Semakin tinggi R2, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Dari table di atas, dapat diketahui nilai Q2 sebagai berikut:

Nilai Q2 = 1 – (1-0,6498) = 0,6498

Pada model penelitian ini nilai R-square total yang dihasilkan adalah sebesar 64,98%, artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural adalah sebesar 64,98%, sedangkan 35,02% sisanya dipengaruhi faktor lain.

b. Uji Hipotesis

(64)

1. Pengaruh Penerapan standar akuntansi sektor publik Kualitas laporan keuangan

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel penerapan standar akuntansi sektor publik terhadap kualitas laporan keuangans sebesar 0,308 dengan nilai t-statistic sebesar 3,580 yang lebih besar dari 1,96. Keadaan ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi sektor publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pengaruh yang dihasilkan oleh penerapan standar akuntansi sektor publik terhadap kualitas laporan keuangans adalah positif yang berarti bahwa semakin baik penerapan penerapan standar akuntansi sektor publik yang dilakukan perusahaan akan menjadikan kualitas laporan keuangan perusahaan semakin baik.

2. Pengaruh Pengawasan Kualitas laporan keuangan

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel terhadap ogranizational performance sebesar 0,625 dengan nilai t-statistic sebesar 5,338 yang lebih besar dari 1,96. Keadaan ini menunjukkan bahwa pengawasan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pengaruh yang dihasilkan oleh pengawasan terhadap kaulitas laporan keuangan adalah positif yang berarti bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan maka akan berdampak pada semakin baiknya kualitas laporan keuangan.

(65)

lebih besar. Koefisien pengawasan adalah sebesar 0,625, sementara itu koefisien penerapan standar akuntansi sektor publik adalah sebesar 0,308.

Hasil pengujian atas ketiga hipotesis ini dapat dirangkum dalam Tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Hipotesis Kesimpulan

H1

Penerapan standar akuntansi sektor publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Hipotesis diterima H2 Pengawasan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan

Hipotesis diterima

4.2 Analisis dan Pembahasan

Dari perolehan data dan pengolahan data dengan menggunakan program PLS yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima. Adapun hipotesis diterima mencakup:

1) Ada pengaruh positif dan signifikan Penerapan standar akuntansi sektor publik Terhadap Pengawasan

(66)

signifikan dalam meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan implikasinya terhadap Akuntabilitas pada Dinas Pemerintah Kota Bandung yaitu sebasar 55%.

2) Ada pengaruh positif dan signifikan Pengawasan terhadap Kualitas laporan keuangan

(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik dan Pengawasan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan standar akuntansi sektor publik memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kondisi ini berarti bahwa semakin baik penerapan standar akuntansi sektor publik dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Sumenep, maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga semakin baik.

2. Pengawasan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah Kabupaten Sumenep. Kondisi ini berarti bahwa semakin baik pengawasan yang dilakukan, maka kualitas laporan keuangan yang dihasilkan juga semakin baik.

3. Pengaruh pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh penerapan standar akuntansi sektor publik.

5.2.Sar an

(68)

1. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Sumenep agar terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, khususnya pada bagian keuangan sehingga dapat membuat laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi sektor publik.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga Baswir, R. (1999). Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta: BPFE. Bungin, B. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Gumilar, I. (2007). Metode Riset Untuk Bisnis dan Manajemen. Bandung: Utama Krishnaswamy, K. N., Appa Iyer Sivakumar, dan M. Mathirajan. (2009).

Management research methodology: Integration of methods and techniques. New Delhi: Dorling Kindersley (India) Pvt. Ltd.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Jakarta: Erlangga.

Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi

Pamungkas. (2012). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan Pengawasan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 12 No.12, 82-93

Permana. (2011). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Pada Akuntabilitas (Survei Pada Dinas Kota Bandung). Diakses dari http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikomp p-gdl-irvanperma-27390

Santoso, U., Pembelum, Y.J. (2008). Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal Administrasi Bisnis (2008), Vol.4, No.1: hal. 14– 33

Silalahi, Ulber. (2009). Metode penelitian sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

(70)

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN PENGAWASAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMENEP (Studi Kasus Pada Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep)

Petunjuk.

Bapak Ibu yang kami hormati, mohon kiranya Bapak Ibu pejabat/ staf di bagian keuangan Pemerintah Kabupaten Sumenep mengisi kuisioner dibawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kuesioner ini disebarkan dalam rangka penelitian skripsi Akuntansi Sektor Publik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah tersedia dengan memilih keadaan yang sebenarnya.

(71)

B. Pernyataan Mengenai Penerapan Standar Akuntansi Sektor Publik

No Pertanyaan STS TS N S SS

1 Sistem akuntansi yang diterapkan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) 1 2 3 4 5

2 Analisis transaksi/ identifikasi dilakukan terhadap setiap

transaksi keuangan 1 2 3 4 5

3 Dilaksanakan pengidentifikasian terhadap pencatatan 1 2 3 4 5 4 Setiap transaksi keuangan didukung oleh bukti transaksi 1 2 3 4 5 5 Pencatatan secara kronoligis dilakukan terhadap semua

transaksi yang terjadi 1 2 3 4 5

6 Pengklasifikasian dilakukan terhadap setiap transaksi yang

terjadi 1 2 3 4 5

7 Pengklasifikasian atas transaksi dilakukan sesuai dengan

pos – pos yang semestinya 1 2 3 4 5

8 Sistem pengendalian disusun dalam mengukur dan

melaporkan pencatatan 1 2 3 4 5

9 Laporan keuangan disusun pada setiap periode akuntansi 1 2 3 4 5 10 Pelaporan laporan keuangan dilakukan secara konsisten

dan periodik 1 2 3 4 5

C. Pernyataan Mengenai Pengawasan

No Pertanyaan STS TS N S SS

1 Pengawas mempunyai pengetahuan yang baik tentang

pengawasan keuangan negara 1 2 3 4 5

2 Pengawas telah memperoleh pendidikan dan latihan

berkelanjutan tentang pengawasan keuangan 1 2 3 4 5

3 Pengawan mempunnyai pengalaman menerapkan

pengetahuan terhadap praktek pengawasan keuangan negara

1 2 3 4 5

4 Organisasi Pengawas mempnyai Independensi yang baik 1 2 3 4 5

5 Pribadi pengawas mempunyai independensi yang baik 1 2 3 4 5

6 Pengawasan menggunakan dengan baik pertimbangan dalam menentukan lingkup pengawasan, memilih pengujian dan prosedur melaksanakan pengawasan

1 2 3 4 5

7 Lembaga pengawas mempunyai sistem pengendalian intern

yang baik 1 2 3 4 5

8 Terdapat review pengendalian mutu pengawasan oleh

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.4. Kategori Rata- Rata Jawaban Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan

Kemudian untuk fasilitas yang diberikan kepada tenaga kerja yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap sama dengan buruh harian lepas, namun karyawan tetap

Secara umum, kegiatan KPL di SMK Negeri 1 Blitar berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa kendala yang dialami, salah satunya adalah mahasiswa kesulitan dalam memantau

Setelah bagian rambut terseleksi, buat layer baru dengan cara klik layer pada menu bar, pilih new – layer, maka akan muncul kotak new layer, ubah nama layer tersebut

1. Fungsi artikulasi dan agregasi kepentingan. Fungsi penerapan aturan. Dari hal tersebut, bisa tergambarkan bahwa UNICEF merupakan organisasi internasional yang

menjadi : dalam hal permohonan dikabulkan sebagaimana dimaksuda pada ayat (2), Mahkamah Konstitusi menyatakan dengan tegas materi muatan ayat, pasal, dan/atau

Dalam pembelajaran peserta didik bukan hanya menerima informasi yang disampaikan oleh pendidik, melainkan melakukan aktivitas mengerjakan LKS sehingga bisa mengaitkan

Kabupaten Gunung Kidul mempunyai beberapa daerah pesisir sebagai penghasil ikan dan daerah wisata sehingga merupakan daerah yang strategis untuk pengembangan usaha yang