• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Salah satu tujuan dilakukannya modernisasi administrasi perpajakan adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak dan seluruh

stakeholder Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Oleh karena itu, peningkatan

pelayanan masyarakat menjadi salah satu titik penting dari keseluruhan reformasi administrasi perpajakan di DJP. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern pada KPP Pratama Bandung Tegallega, kepatuhan Wajib Pajak, dan mengetahui apakah pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan bentuk pendekatan survey dan kuesioner sebagai alat penelitiannya. Sampel diambil secara acak atau dengan menggunakan simple random sampling. Variabel yang diteliti adalah pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern sebagai variabel bebas (X) dan kepatuhan Wajib pajak sebagai variabel terikat (Y). Penelitian ini dianalisis menggunakan statistik parametrik dengan teknik analisis regresi sederhana, korelasi sederhana, dan uji signifikansi t dua pihak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern terhadap kepatuhan Wajib Pajak dan mempunyai hubungan yang kuat antara pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi dengan kepatuhan Wajib Pajak.

Kata kunci: Pelayanan Perpajakan, Sistem Administrasi Modern, Kepatuhan Wajib Pajak

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR KURVA ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 8

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mengenai Pajak ... 13

2.1.1 Pengertian Pajak... 13

2.1.2 Fungsi Pajak... 14

2.1.3 Syarat Pemungutan Pajak ... 15

(3)

2.1.5 Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak Formil ... 18

2.1.6 Pengelompokkan Pajak ... 19

2.1.6.1 Menurut Golongannya ... 19

2.1.6.2 Menurut Sifatnya ... 20

2.1.6.3 Menurut Lembaga Pemungutnya ... 20

2.1.7 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 21

2.1.7.1 Stelsel Pajak ... 21

2.1.7.2 Asas Pemungutan Pajak ... 22

2.1.7.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 23

2.1.8 Hapusnya UtangPajak ... 24

2.1.9 Hambatan Pemungutan Pajak ... 25

2.1.10 Tarif Pajak ... 26

2.2 Reformasi Perpajakan ... 28

2.2.1 Pengertian Reformasi Perpajakan ... 28

2.2.2 Perlunya Reformasi Sistem Administrasi Perpajakan ... 32

2.3 Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 36

2.3.1 Pemahaman Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 36

2.3.2 Implementasi Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 41

2.3.2.1 KPP Wajib Pajak Besar ... 42

2.3.2.2 KPP Madya ... 42

2.3.2.3 KPP Pratama ... 43

2.4 Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern ... 44

(4)

2.4.2 Pelayanan Perpajakan ... 49

2.4.2.1 Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) ... 49

2.4.2.2 Petugas di Counter Pelayanan ... 53

2.4.2.3 Account Representative (AR) ... 56

2.4.2.4 Pengawas ... 58

2.4.2.5 Petugas Pendukung ... 60

2.5 Kepatuhan Wajib Pajak ... 61

2.5.1 Pemahaman tentang Kepatuhan Wajib Pajak ... 61

2.5.1.1 Kewajiban Wajib Pajak ... 63

2.5.1.2 Hak Wajib Pajak ... 64

2.5.2 Pembukuan dan Pencatatan ... 65

2.5.2 Pemeriksaan ... 65

2.5.2 Pengisian dan Pemberitahuan Surat Pemberitahuan ... 66

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 67

3.1.1 Gambaran Umum KPP Pratama Bandung Tegallega ... 67

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan KPP Pratama Bandung Tegallega .... 69

3.1.3 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Tegallega dan Uraian Tugas ... 70

3.1.4 Layanan Unggulan Perpajakan ... 73

3.2 Metode Penelitian ... 76

(5)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 77

3.2.3 Populasi dan Sampel ... 79

3.2.3.1 Populasi ... 79

3.2.3.2 Sampel ... 79

3.2.4 Pengumpulan Data ... 80

3.2.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 80

3.2.4.2 Teknik Pengolahan Data ... 82

3.2.5 Pengujian Instrumen... 83

3.2.5.1 Pengujian Validitas ... 83

3.2.5.2 Pengujian Reliabilitas ... 85

3.2.5.3 Uji Normalitas ... 87

3.2.6 Analisis Data ... 88

3.2.6.1 Analisis Deskriptif ... 88

3.2.6.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 89

3.2.6.3 Analisis Korelasi Sederhana ... 90

3.2.6.4 Koefisien Determinasi ... 91

3.2.7 Pengujian Hipotesis ... 91

3.2.7.1 Uji Hipotesis... 91

3.2.7.2 Signifikansi ... 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 94

(6)

4.1.1.1 Pengujian Validitas ... 95

4.1.1.2 Pengujian Reliabilitas ... 96

4.1.1.3 Uji Normalitas ... 97

4.1.2 Analisis Data ... 94

4.1.2.1 Analisis Deskriptif ... 100

4.1.2.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 105

4.1.2.3 Analisis Korelasi Sederhana ... 107

4.1.2.4 Koefisien Determinasi ... 108

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 109

4.2 Pembahasan ... 111

4.2.1 Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern ... 112

4.2.2 Kepatuhan Wajib Pajak ... 113

4.2.3 Pengaruh Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 116

5.2 Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tarif Pajak Progresif Wajib Pajak Orang Pribadi ... 27

Tabel 2.2 Tarif Progresif Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) ... 27

Tabel 2.3 Standar Fasilitas ... 51

Tabel 3.1 Layanan Unggulan KPP Pratama Bandung Tegallega ... 74

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel X... 78

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Y... 79

Tabel 3.4 Pemberian Kode/Kategori untuk Jawaban Pertanyaan Positif Tertutup ... 82

Tabel 3.5 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 91

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas ... 95

Tabel 4.2 Reliability Statistics Variabel X ... 97

Tabel 4.3 Reliability Statistics Variabel Y ... 97

Tabel 4.4 Skewness dan Kurtosis ... 98

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap TPT... 101

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Petugas di Counter Pelayanan... 102

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Petugas AR ... 103

(8)

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Menghitung

dan Membayar Pajak ... 104

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Pengisian SPT ... 105

Tabel 4.11 ANOVAb ... 106

Tabel 4.12 Coefficientsa ... 106

Tabel 4.13 Correlations ... 107

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR KURVA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara Bimbingan

Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian/Pengumpulan Data Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 : Tabel Jawaban Responden Wajib Pajak Lampiran 5 : Tabel t

Lampiran 6 : Tabel r (Pearson Product Moment)

Lampiran 7 : Hasil Pengujian SPSS: Pengujian Reliabilitas Lampiran 8 : Hasil Pengujian SPSS: Uji Normalitas

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara yang berlaku di berbagai negara. Tiap negara membuat aturan dan ketentuan dalam mengenakan dan memungut pajak di negaranya, yang umumnya mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah dalam perpajakan. Misalnya, aspek keadilan dalam pengenaannya, adanya rasa aman bagi pembayar pajak, besaran atau jumlah pajak yang proporsional (efisien), efektif dan mudah dalam pemungutannya baik secara administrasi maupun mekanisme perpajakannya.

Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar peranannya dalam mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75 persen total penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini disumbang dari penerimaan pajak. Dengan tersedianya penerimaan pajak dalam APBN membuat tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan program yang dilakukan oleh setiap unit pemerintahan setiap tahun. Penerimaan pajak digunakan untuk penyediaan barang-barang dan jasa-jasa publik yang dibutuhkan masyarakat.

(13)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha menuntut bahwa setelah mereka menunaikan kewajiban kepada negara/pemerintah (misalnya sudah membayar pajak), maka pihak negara/pemerintah berkewajiban untuk memberikan hak mereka sebagai warga negara/masyarakat yaitu memperoleh fasilitas umum dan pelayanan umum yang sesuai dengan harapan (expectation).

Pada praktiknya, masih banyak keluhan masyarakat yang berhubungan dengan pemberian pelayanan oleh instansi pemerintah dimana pelayanan tersebut ternyata di bawah atau kurang memenuhi standar yang ditetapkan, misalnya lamanya waktu penyelesaian, prosedur yang berbelit-belit dan birokratis, penentuan biaya di luar biaya resmi yang dipungut serta banyak hal lain yang berkaitan dengan pelayanan yang kurang baik sehingga menimbulkan kekecewaan dan ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai institusi pemerintah yang bertugas mengumpulkan penerimaan negara dari sektor pajak, sudah seharusnya secara terus menerus meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak sebagai salah satu

stakeholder yang menuntut agar pelayanan yang diterima dari DJP sebanding

dengan pemenuhan kewajiban mereka. Untuk memenuhi tuntutan tersebut DJP sudah berbenah diri dan berubah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak.

Sejak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan (change

program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa

(14)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para Wajib Pajak. Jika program modernisasi ini ditelaah secara mendalam, termasuk perubahan-perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner.

Penerapan modernisasi administrasi perpajakan yang sedang digulirkan oleh DJP menuntut perubahan paradigma dan corporate culture dari konvensional menuju modern yang didukung dengan kesadaran untuk mengubah mind set, motivasi, pembelajaran, dan pendewasaan dari setiap individu.

(15)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha berdasarkan analisis risiko. KPP yang dibentuk berdasarkan fungsi meliputi: fungsi pelayanan, penyuluhan, pengawasan, penagihan dan pemeriksaan.

Unit vertikal DJP dibedakan berdasarkan segmentasi Wajib Pajak yaitu: KPP Wajib Pajak Besar (Large Taxpayer Office, LTO) sebagai pilot project. KPP Wajib Pajak Besar ini secara khusus menangani administrasi perpajakan Wajib Pajak besar badan tingkat nasional dengan kriteria peredaran usaha, pembayaran pajak atau jumlah tunggakan pajak yang terbesar. Keberhasilan pembentukan KPP modern tersebut dilanjutkan dengan pembentukan KPP Madya (Medium Taxpayer

Office, MTO) yang mengadministrasikan Wajib Pajak badan dalam kategori besar

dalam skala regional (Kantor Wilayah) dan jumlahnya terbatas. Selanjutnya dibentuk KPP Pratama (Small Taxpayer Office, STO) yang mengadministrasikan Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi lainnya diluar yang terdaftar di KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya.

Tujuan reformasi dan modernisasi administrasi perpajakan tersebut adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, nyaman, ramah, mudah, efisien, tidak berbelit-belit sehingga Wajib Pajak tidak beranggapan bahwa membayar pajak itu merupakan hal yang berbelit-belit yang harus dihindari.

(16)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha belum semua KPP di Indonesia), front office yang standar di Tempat Pelayanan

Terpadu (TPT) sebagai aplikasi “one stop service” perpajakan, tersedianya alat

-alat bantu di lobby atau di TPT seperti help desk yang siap melayani informasi, dan konsultasi perpajakan yang bersifat umum. Dalam melayani Wajib Pajak secara khusus dan mendalam di antaranya hak dan kewajiban perpajakan yang harus dan wajib dilaksanakan, maka ada pegawai yang telah ditunjuk secara resmi oleh pimpinan kantor yakni Account Representative (AR) yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan secara khusus untuk pelayanan penuh dan prima. Selain itu, bila masyarakat dan Wajib Pajak merasakan pelayanan yang diberikan pihak KPP atau unit kerja lain di jajaran atau lingkungan DJP dinilai masih kurang, apalagi tidak sebagaimana mestinya yang telah ditetapkan dalam standardisasi pelayanan (asalkan bukan bertujuan fitnah atau mengada-ada), masyarakat atau Wajib Pajak dapat menyampaikan pengaduan melalui “complaint center” yang

telah tersedia.

Dengan modernisasi administrasi perpajakan tersebut, pelayanan di setiap unit kerja di lingkungan Direktorat Jendral Pajak menjadi salah satu yang utama untuk dilaksanakan, yang diimbangi dengan pengawasan yang efektif.

(17)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha tunggakan. Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax avoidance, yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Pada hakekatnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement. Sehingga, perbaikan administrasi perpajakan itu sendiri diharapkan dapat mendorong kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajibannya dalam perpajakan.

Dari uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Pelayanan Perpajakan Dengan Sistem Administrasi Modern

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

(Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern pada KPP Pratama Bandung Tegallega.

2. Bagaimana kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bandung Tegallega. 3. Apakah pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern pada KPP

(18)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut terhadap masalah yang telah diidentifikasikan. Jadi berdasarkan identifikasi masalah di atas, tujuan penelitian dimaksudkan untuk:

1. Mengetahui bagaimana pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern pada KPP Pratama Bandung Tegallega.

2. Mengetahui bagaimana kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bandung Tegallega.

3. Mengetahui apakah pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern pada KPP Pratama Bandung Tegallega berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Melalui penelitian ini akan memberikan wawasan serta gambaran yang lebih jelas mengenai perubahan pelayanan perpajakan dengan sistem modern yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada KPP Pratama.

2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak

(19)

Bab I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha dengan pelayanan pajak kepada Wajib Pajak untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

3. Bagi pihak lain yang berkepentingan

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan perpajakan.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dalam menjamin ketersediaan dana untuk pembangunan, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pemungutan pajak. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (2007:5), pajak merupakan iuran wajib, berupa

uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Di sini, pajak digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat sebagai kas negara.

Dari pengertian tersebut, pajak berfungsi untuk menutup biaya-biaya yang harus dikeluarkan pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya (fungsi

budgetair). Fungsi ini merupakan fungsi utama dibandingkan dengan fungsi

mengatur (fungsi regulerend), yaitu pajak dijadikan sebagai alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

(20)

Bab I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha a. Keadilan (equity).

b. Kemudahan (simple and understandable).

c. Waktu dan biaya yang efisien bagi institusi maupun Wajib Pajak. d. Distribusi beban pajak yang lebih adil dan logis.

e. Struktur pajak yang dapat mendukung stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi. DJP harus berupaya membuat rencana strategis dalam peningkatan kualitas pelayanan. Perubahan pelayanan yang dilakukan oleh DJP adalah dengan melakukan reformasi perpajakan.

Reformasi perpajakan pada dasarnya merupakan perbaikan (improvement) menuju keadaan perpajakan yang lebih baik. Reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas adalah menyangkut modernisasi administrasi perpajakan. Konsep modernisasi pajak adalah pelayanan prima dan pengawasan intensif dengan pelaksanaan good governance.

Adapun tujuan jangka menengah (tiga hingga enam tahun) modernisasi administrasi perpajakan adalah tecapainya:

1. Tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi.

2. Tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi. 3. Tingkat produktivitas aparat perpajakan yang tinggi.

(21)

Bab I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha Tujuan dilakukannya modernisasi administrasi perpajakan adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak dan seluruh stakeholder DJP. Oleh karena itu, peningkatan pelayanan masyarakat menjadi salah satu titik penting dari keseluruhan reformasi administrasi perpajakan di DJP.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka diterangkan bahwa arti kata pelayanan adalah:

a. Perihal atau cara melayani. b. Servis atau jasa.

c. Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Menurut Lehtinen (1983:21) pelayanan adalah suatu kegiatan atau suatu urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung dengan manusia atau mesin secara fisik untuk menyediakan kepuasan konsumen. Sedangkan menurut Gumehsoson (1987:22) pelayanan adalah sesuatu yang dapat diperjualbelikan

dan bahkan tidak dapat dihilangkan.

Dengan modernisasi administrasi perpajakan maka terjadi pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern di KPP. Pelayanan tersebut antara lain:

1. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) sebagai pintu gerbang pelayanan yang diberikan oleh KPP mampu mewujudkan pelayanan satu asap dan sebagai suatu tempat masuk dan sekaligus pintu keluar seluruh produk pelayanan (one

stop service) yang diberikan KPP sehingga TPT merupakan cerminan dari

(22)

Bab I Pendahuluan 11

Universitas Kristen Maranatha 2. Account Representative (AR) berfungsi untuk menjembatani antara KPP

dengan Wajib Pajak serta mengoptimalkan fungsi pengawasan, konsultasi, dan pembinaan kepada Wajib Pajak. Dengan kata lain AR adalah pegawai yang ditunjuk sebagai liaison officer antara KPP dengan Wajib Pajak, yang bertanggung jawab dan berwenang untuk memberikan pelayanan secara langsung, edukasi, asistensi, serta mendorong dan mengawasi pemenuhan hak dan kewajiban Wajib Pajak.

Pelayanan perpajakan dengan menggunakan sistem administrasi modern diharapkan dapat meningkatkan pemasukan pajak ke kas negara dengan kepatuhan Wajib Pajak membayar pajak. Menurut Chaizi Nasucha, kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.

Dengan semua kemudahan yang telah disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak dalam pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern, diharapkan Wajib Pajak dengan sukarela melakukan hak dan kewajibannya dalam bidang perpajakan, sehingga terjadi peningkatan penerimaan pajak yang dananya dapat digunakan sebagai sumber pembangunan negara.

(23)

Bab I Pendahuluan 12

Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Hipotesis:

Pelayanan Perpajakan dengan sistem administrasi modern berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, penulis mengadakan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega. Waktu penelitian dilakukan sejak Oktober 2008 sampai Desember 2008.

Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara

Reformasi Perpajakan

Modernisasi administrasi perpajakan

Kepatuhan Wajib Pajak Pelayanan perpajakan dengan

(24)

116 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern pada KPP

Pratama Bandung Tegallega

Dari hasil analisis deskriptif diketahui tanggapan Wajib Pajak atas pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern pada KPP Pratama Bandung Tegallega secara umum setuju. Hal ini dapat dilihat dari jumlah skor jawaban setuju dan sangat setuju sebagai mayoritas jawaban responden Wajib Pajak.

Kelengkapan dan fasilitas yang sudah modern di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) merupakan standar yang harus dimiliki oleh KPP yang sudah dimodernisasi dan TPT pada KPP Pratama Bandung Tegallega berada dalam kategori baik.

(25)

Bab V Kesimpulan dan Saran 117

Universitas Kristen Maranatha Petugas konsultasi/Account Representative (AR) yang merupakan kegiatan utama program pengembangan pelayanan prima mendapatkan tanggapan paling tinggi dari Wajib Pajak, karena Wajib Pajak merasa terbantu dengan keberadaan AR tersebut dalam hal pemenuhan hak dan kewajibannya.

Petugas pendukung yaitu satpam dan petugas kebersihan turut mendukung untuk memberikan pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak berada dalam kategori baik yaitu dengan membantu menanyakan kepentingan tamu yang baru datang dan menjaga kebersihan ruangan kantor.

2. Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bandung Tegallega

Dari hasil analisis deskriptif diketahui persepsi Wajib Pajak atas kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bandung Tegallega secara umum adalah Wajib Pajak yang patuh. Hal ini dapat dilihat dari jumlah skor jawaban setuju dan sangat setuju sebagai mayoritas jawaban responden Wajib Pajak.

Wajib Pajak dalam menghitung dan membayar pajak dapat dikatakan sebagai Wajib Pajak yang patuh karena sudah menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayarnya dengan tepat waktu.

(26)

Bab V Kesimpulan dan Saran 118

Universitas Kristen Maranatha 3. Pengaruh Pelayanan Perpajakan dengan Sistem Administrasi Modern

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bandung

Tegallega

Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bandung Tegallega. Besarnya pengaruh tersebut dapat diartikan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam pelayanan perpajakan.

Hasil analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara variabel pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern terhadap variabel kepatuhan Wajib Pajak.

Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pelayanan perpajakan dengan sistem administrasi modern dengan kepatuhan Wajib Pajak.

5.2 Saran

Dari pembahasan dan kesimpulan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Direktorat Jenderal Pajak

(27)

Bab V Kesimpulan dan Saran 119

Universitas Kristen Maranatha Mengerahkan segala kelebihan yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).

Memilih orang yang tepat dengan kemampuan yang sesuai dan memiliki tempramen yang cocok untuk melayani Wajib Pajak di counter pelayanan. 2. Peneliti Selanjutnya

(28)

120 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Buku Panduan Pelayanan, Jakarta. Dwi, Priyanto. 2008. Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta.

Hadi, Purnomo. 2004. “Reformasi Administrasi Perpajakan,” Dalam Heru

Subyantoro dan Singgih Riphat, Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep,

dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Ilyas. Wirawan B dan Richard Burton. 2007. Hukum Pajak, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.

Liberti, Pandiangan. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Marcus Taufan Sofyan. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Skripsi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara,

Jakarta.

Mardiasmo. 2006. Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.

Nasucha, Chaizi, Dr. 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Statistik Penelitian dengan SPSS, CV. Andi Offset, Jogjakarta.

Prof. Dr. Gunadi, MSc. ”Keberhasilan Pajak Tergantung Partisipasi

Masyarakat,” Dalam Perspektif Baru, URL:

http://www.perspektif.net/articles/ view.asp?id=431, 27 September 2003. Prof. Dr. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung. Prof. Dr. Sugiyono. 2002. Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Safri, Nurmantu. Drs., Msi. 2003. Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obor, Jakarta.

(29)

121

Universitas Kristen Maranatha Stanislaus S. Uyanto, Ph. D. 2008. Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Edisi 3,

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 55/PJ./2008. http://www.ortax.org.

Undang-undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

http://blog-indonesia.com/archive.php.

http://pajaktaxes.blogspot.com/2007/04/reformasi-perpajakan-ii.html.

http://www.bppk.depkeu.go.id/webpajak/index2.php?option=com_docman&task= doc_view&gid=45&Itemid=36.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) KOTA SURAKARTA ”. Perbedaan penelitian ini dengan

Pengaruh Penerapan Sistem ADM.Perpajakan Modern Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung Dilihat Dari Persepsi Wajib Pajak)..

Hasil penelitian ini, dapat memberikan informasi kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta tentang pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh account representative dan modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di kantor pelayanan pajak pratama

Tujuan penelitian adalah : a). Untuk mengetahui peran administrasi perpajakan modern dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak

Sistem administrasi perpajakan modern terhadap kepatuhan wajib pajak melalui efektivitas pelaksanaan pemeriksaan fungsional pada KPP Pratama Bireuen mempunyai tujuan

Modernisasi administrasi pajak dan Sosialisasi Perpajakan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Pasar Minggu Berdasarkan hasil analisis