PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PHET TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN
PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI PADA POKOK BAHASAN ENERGI POTENSIAL, ENERGI KINETIK DAN
ENERGI MEKANIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
FRANSISKA ERNAWATI NIM: 121424063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HALAMAN MOTTO
Matius, 6:34
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
ABSTRAK
Fransiska Ernawati. 2017. Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Dan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri Pada Pokok Bahasan Energi Potensial, energi Kinetik dan Energi Mekanik. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan menggunakan metode simulasi PhET dan apakah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET dapat membuat peserta didik SMP Kanisius wonogiri Kelas VIII aktif dalam belajar.
Sempel dari penelitian ini ialah peserta didik kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Kanisius Wonogiri. Kelas VIII A merupakan kelas riset yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET, sedangkan kelas VIII B merupakan kelas Kontrol yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Instrument yang digunakan berupa soal pretest dan posttest serta lembar observasi keaktifan peserta didik. Hasil dari pretest dan posttest ini akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan program SPSS 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Fisika yang telah dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan menggunakan metode simulasi PhET ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET ini juga dapat membuat peserta didik aktif belajar.
ABSTRACT
Fransiska Ernawati. 2017. The Influence Of Learning With PhET Simulations
Toward The Results Of The Study And The Activeness Of The Learners Junior High School Kanisius Wonogiri Class VIII On The Subject Of Potential Energy, Kinetic Energy And Mechanical Energy. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Physics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research aims to know the improvement of the learning results of students of SMP Kanisius Wonogiri class VIII on the subject of potential energy, kinetic energy and mechanical energy by using PhET simulation and whether learning with PhET simulations can increase the activeness of the learners Junior High School Kanisius Wonogiri Class VIII.
This research has Sample class VIII A and VIII B grade Junior High School Kanisius Wonogiri. Class VIII A was taught using of PhET simulating while the class VIII B was taught using lectures methods. Instruments that are used are pretest, posttest and observation. Results from pretest and posttest will be analyzed statistically using SPSS program.
The results showed that the PhET simulation increases the knowledge of students in energy topics and the PhET simulation improves students activity.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa Tuhan Kami
Yesus Kristus atas berkat dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode
Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Dan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri Pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi Kinetik Dan Energi Mekanik”. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana
pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD)
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma;
2. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, masukan, arahan, dukungan serta
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat dan bimbingan
selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik Pendidikan Fisika yang telah memberikan arahan,
bimbingan, motivasi serta semangat selama penulis menempuh studi di
Universitas Sanata Dharma.
5. Segenap karyawan secretariat JPMIPA yang telah memberikan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesa... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 6
A. Pengertian Belajar ... 6
B. Hasil Belajar ... 7
C. Cara Belajar Siawa Aktif ... 8
D. Simulasi Komputer ... 9
E. Simulasi PhET ... 11
F. Ceramah Siswa Aktif ... 14
1. Pengertian Energi ... 15
2. Energi Mekanik ... 15
BAB III. METODE PENELITIAN... 18
A. Jenis Penelitian ... 18
B. Waktu dan Tempat Penelitan ... 19
C. Subjek Penelitian ... 19
D. Treatmen ... 20
1. Kelompok Riset ... 20
2. Kelompok Kontrol ... 21
E. Instrumen Penelitian... 21
1. Tes Tertulis ... 22
2. Lembar Observasi ... 24
3. Lembar Kerja Siswa ... 26
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 26
1. Skoring ... 27
2. Klasifikasi ... 28
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ... 32
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 32
1. Persiapan Penelitian ... 33
2. Pelaksanaan Penelitian ... 34
B. Hasil dan Analisis Data ... 40
1. Hasil Belajar Peserta Didik (Nilai pretest dan posttest) ... 40
2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik ... 47
C. Pembahasan ... 49
1. Peningkatan hasil belajar peserta didik ... 49
2. Hasil observasi keaktifan peserta didik didalam kelas ... 54
3. Keterbatasan Penelitian ... 59
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Pre-test dan post-test control group design ... 19
Tabel 3. 2 kisi-kisi soal pretest dan posttest pilihan ganda ... 22
Tabel 3. 3 kisi-kisi soal pretest dan posttest essai ... 23
Tabel 3. 4 Kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar peserta didik ... 25
Tabel 3. 5 Keterangan Penskoran Soal Essai ... 28
Tabel 3. 6 klasifikasi tingkat penguasaan hasil belajar ... 29
Tabel 4. 1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas riset ... 34
Tabel 4. 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas kontrol. ... 37
Tabel 4. 3 Nilai pretest dan posttest hasil belajar peserta didik kelas riset dan kelas kontrol. ... 40
Tabel 4. 4 Uji-t independen nilai pretest kelas riset dan kelas kontrol ... 42
Tabel 4. 5 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Riset ... 43
Tabel 4. 6 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 44
Tabel 4. 7 Tabel klasifikasi hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran kelas treatmen dan kelas kontrol ... 45
Tabel 4. 8 Uji T-Independen Nilai Posttest Peserta Didik Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol ... 46
Tabel 4. 9 Hasil observasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol .. 48
Gambar 1. Pretest kelas riset... 117
Gambar 2. Mengajar di kelas riset ... 118
Gambar 3. Posttest kelas riset ... 119
Gambar 4. Pretest kelas kontrol ... 120
Gambar 5. Mengajar di kelas kontrol ... 121
Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 64
Lampiran 2. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 65
Lampiran 3. Soal Pretest dan Posttest Kelas riset dan Kelas Kontrol ... 66
Lampiran 4. Kunci Jawaban ... 68
Lampiran 5. Lembar Observasi... 69
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa ... 71
Lampiran 7. RPP Kelas Riset... 73
Lampiran 8. RPP Kelas Kontrol ... 85
Lampiran 9. Hasil Pretest Kelas Riset ... 94
Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 98
Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Riset ... 100
Lampiran 12. Hasil Posttest Kelas Kontrol... 104
Lampiran 13. Jawaban Dari LKS Kelas Riset ... 106
Lampiran 14. Hasil observasi Kelas Riset (Observer 1dan 2) ... 112
Lampiran 15. Hasil Observasi Kelas Kontrol (observer 1 dan 2) ... 114
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.
Kita dapat belajar dimana pun kita berada, baik itu di rumah, di sekolah
maupun di lingkungan tempat kita berada. Menurut Gagne (1989) belajar
dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Oleh karena itu, selain peserta
didik mendapatkan ilmu pengetahuan di sekolah, peserta didik pun
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan yang mereka peroleh
dalam belajar. Khususnya dalam belajar saat di sekolah, peserta didik
dituntut untuk mampu memahami materi ajar yang diberikan oleh guru
mata pelajaran serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saat melakukan wawancara dengan seorang guru fisika SMP
Kanisius Wonogiri, beliau mengatakan bahwa peserta didik di SMP
Kanisius Wonogiri jika diberi soal fisika yang hitungan, banyak yang
mengeluh karena mereka merasa pelajaran fisika merupakan pelajaran
yang sulit dengan banyak rumus yang harus dipahami dan dimengerti.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peserta didik merasa bahwa
pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit. Salah satu faktornya ialah
metode yang digunakan guru di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang
saat diberi materi ajar. Akibatnya peserta didik kurang mau mendengarkan
penjelasan dari guru dan materi yang disampaikan pun akan menjadi
sia-sia. Oleh karena itu peserta didik tidak akan memahami isi dari materi
yang diajarkan di dalam kelas. Pada saat diberi soal latihan mereka akan
mengeluh dan tidak mau mengerjakan karena mereka tidak tahu
bagaimana cara mengerjakan soal tersebut. Hasil dari latihan soal pun
akan menjadi jelek dan mempengaruhi prestasi peserta didik.
Pemahaman materi ajar sangatlah penting bagi peserta didik. Jika
mereka dapat memahami materi ajar dengan baik, maka hasil
pembelajaran yang diperoleh peserta didik pun akan baik pula. Oleh
karena itu, jika metode ajar yang diberikan menyenangkan dan tidak
membosankan bagi peserta didik, maka peserta didik pun akan dapat
dengan mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru mata
pelajaran. Hampir semua peserta didik jika ditanya tentang pelajaran fisika
mengatakan bahwa fisika itu pelajaran yang sulit dipahami dan banyak
rumus yang harus dihafal.
Perkembangan zaman saat ini sangat pesat, begitu juga dengan
teknologi yang semakin canggih. Peserta didik tidak hanya belajar
menggunakan buku yang diberikan dari sekolah saja. Mereka juga dapat
menggunakan internet untuk mencari referensi belajar, serta
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Oleh karena itu
dalam perkembangan zaman saat ini, dalam belajar dapat digunakan
canggih. Dalam belajar fisika dengan menggunakan komputer, ada
program simulasi yang dapat digunakan untuk memahami materi fisika
yang unik dan menarik bagi peserta didik, yaitu dengan menggunakan
metode simulasi PhET. Simulasi PhET ini berupa gambar atau animasi
yang dapat bergerak dan terdapat keterangan serta penjelasan dalam
menggunakannya sehingga dapat dipahami dengan baik.
Dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PHET
TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI PADA POKOK BAHASAN
ENERGI POTENSIAL, ENERGI KINETIK DAN ENERGI MEKANIK”
ini, peneliti menggunakan metode simulasi dengan bantuan media PhET
untuk melakukan pembelajaran di kelas pada pokok bahasan energi. PhET
ialah Physics Education Technology. Jadi PhET digunakan untuk
menjelaskan materi dengan berbasis komputer. Simulasi berbasis
komputer inilah yang akan digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas
VIII A SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan energi. Menurut Paul
Suparno (2007 : 33) dengan menggunakan simulasi komputer siswa bebas
untuk mengumpulkan data dan menganalisis serta menyimpulkan sendiri
apa yang ditemukannya. Siswa diberi kebebasan untuk aktif mengolah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Kanisius
Wonogiri pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik
dan Energi Mekanik?
b. Apakah peserta didik kelas VIII aktif saat pembelajaran dengan
menggunakan metode simulasi PhET di Kanisius Wonogiri pada
Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi
Mekanik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui :
a. Peningkatan hasil belajar menggunakan simulasi PhET peserta
didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada Pokok Bahasan
Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi Mekanik.
b. keaktifan peserta didik dalam belajar dengan menggunakan
simulasi PhET di SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada Pokok
D. Hipotesa
Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya maka peneliti merumuskan
hipotesa sebagai berikut :
Pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dapat meningkatkan
hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius
Wonogiri pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi
Mekanik.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik
Peserta didik memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan
simulasi PhET dan dapat meningkatkan pemahaman serta keaktifan
dalam belajar fisika.
2. Bagi dosen, guru dan calon guru
Manfaat penelitian ini bagi dosen, guru dan calon guru ialah sebagai
alternatif lain yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi
fisika yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan peserta
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Dalam proses pendidikan, belajar merupakan hal utama yang
terjadi di sekolah. Slameto (2010 : 1) mengatakan bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut Gagne
(dalam Ahmad Susanto, 2012), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan
tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai
suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.
Slameto (2010 : 2) menjelaskan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Hilgard (dalam
Ahmad Susanto, 2012), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi
terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan
(pengalaman). Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli di
yang menyebabkan perubahan pengetahuan, tingkah laku serta
keterampilan sebagai hasil dari suatu pengalaman yang mereka peroleh.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang terpenting yang selalu
diperhatikan setiap orang dalam belajar. Hasil belajar merupakan hasil
perkembangan peserta didik dalam memahami dan menerima pelajaran di
dalam kelas. Menurut Nana Sudjana (1989 : 3) hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Menurut Nawawi (dalam
Brahim, dalam Ahmad Susanto) hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar yang diperoleh siswa
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Hasil belajar
yang di peroleh siswa disini merupakan hasil dari pemahaman belajar yang
mereka peroleh saat menerima pelajaran di kelas. Secara sederhana, yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional. Kemampuan prestasi belajar siswa
tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga
C. Cara Belajar Siawa Aktif
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013 : 206-207)
sebagai konsep cara belajar siswa aktif (CBSA) adalah suatu proses
kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual
dan emosional, sehingga subjek didik betul-betul berperan dan
berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa dipandang
sebagai objek dan subjek. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono
(2013 : 207) CBSA adalah salah satu cara mengajar yang menuntut
keaktifan dan partisipasi subjek didik seoptimal mungkin, sehingga siswa
mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.
Menurut Nana Sudjana (1989 : 61) keaktifan peserta didik dalam
belajar sangatlah penting. Penilaian proses belajar-mengajar terutama
adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses
belajar-mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal :
1. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
2. terlibat dalam pemecahan masalah,
3. bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya,
4. berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah,
5. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
6. menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
8. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013 : 207) untuk
melihat terwujudnya cara belajar siswa aktif dalam proses belajar
mengajar, terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui
indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat tingkah laku mana yang
muncul dalam suatu proses belajar mengajar, berdasarkan apa yang
dirancang oleh guru.
Indikator dari sudut siswa dapat dilihat dari :
1. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan,
permasalahannya;
2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar;
3. Penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar dalam menjalani
dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai
keberhasilannya;
4. Kebebasan atau keleluasaan melakukan proses belajar dan
keaktivan tanpa tekanan guru/ pihak lainnya (kemandirian belajar).
D. Simulasi Komputer
Menurut Suparno (2013 : 117) secara sederhana, simulasi
laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat mempelajari
dari simulasi itu. Penggunaan simulasi komputer ini sangat
menguntungkan karena siswa dapat melakukannya sendiri berkali-kali
tanpa harus ditunggui guru seperti pelajaran dalam kelas. Beberapa
keuntungan pembelajaran dengan simulasi komputer menurut Suparno
(2013 : 119-120) adalah :
1. Dapat dilakukan oleh siswa kapan pun termasuk dirumah sehingga
mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama
tanpa terikat guru, jam, atau waktu.
2. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya
mahal, dengan cara murah dan mudah bahkan dapat dilihat
mahasiswa lebih jelas. Misalnya percobaan nuklir, dapat dilihat
dalam simulasi tanpa harus mencoba nuklir sendiri.
3. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam
model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya.
Misalnya model gerak atom atau molekul yang sulit dilihat mata
dapat dilakukan dengan simulasi komputer.
4. Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat
dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya.
5. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi computer dapat
membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat
membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi
E. Simulasi PhET
PhET merupakan simulasi interaktif fenomena-fenomena fisis,
berbasis riset yang diberikan secara gratis. The Physics Education
Technology (PhET) merupakan simulasi berbasis komputer yang dibuat
dalam bentuk animasi gambar yang bervariasi untuk membantu peserta
didik dalam memahami konsep-konsep fisika dalam belajar. PhET
didirikan pada tahun 2002 oleh penerima Nobel Carl Wieman, di
Universitas Boulder Colorado.
Simulasi PhET didasarkan pada penelitian pendidikan yang luas
dan melibatkan para siswa melalui lingkungan yang intuitif, permainan di
mana siswa belajar melalui eksplorasi dan penemuan
(https://phet.colorado.edu/). PhET menciptakan proyek simulasi yang
bermanfaat untuk mengajar serta belajar fisika dan tersedia secara bebas
dari situs PhET (http://phet.colorado.edu). Dalam simulasi ini,
menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang
mendasari, dan berusaha untuk membuat model visual dan konseptual
fisika agar dapat diakses oleh mahasiswa. Simulasi secara khusus
dirancang untuk mendukung siswa dalam membangun pemahaman
konseptual yang kuat dari fisika melalui eksplorasi. Penggunanya adalah
siswa dari sekolah dasar hingga pascasarjana.
Pada website, simulasi dibuat dalam sembilan kategori : gerak,
mutakhir. Simulasi secara khusus dirancang untuk mendukung siswa
dalam membangun pemahaman konseptual yang kuat dari fisika melalui
eksplorasi (Perkins dkk, 2006 : 18). Menurut Wieman dkk (2010:226)
kelebihan dari penggunaan simulasi PhET dibandingkan dengan
menggunakan peralatan dalam demonstrasi adalah sebagai berikut:
1. Dapat digunakan di kelas ketika peralatan laboratorium tidak
tersedia atau sulit untuk dirangkai;
2. Dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang tidak
mungkin untuk dilakukan;
3. Mudah untuk mengubah variabel-variabelnya;
4. Dapat menampilkan hal-hal yang tidak dapat dilihat;
5. Siswa dapat menjalankan simulasi tersebut menggunakan
komputernya sendiri di rumah untuk mengulangi atau
memperdalam pemahamannya mengenai eksperimen di kelas.
6. Sebagai contoh simulasi PhET dalam penelitian dapat dilihat pada
Keterangan :
a. Return Skater : untuk membuat pemain memulai kembali dari titik
awal.
b. Choos Skater : untuk mengganti Skater dengan massa berbeda.
c. Bar Graph : grafik hubungan antara energi potensial terhadap
energi kinetik.
d. location : untuk memilih lokasi berbeda dengan percepatan
gravitasi sesuai dengan lokasi yang dipilih.
e. Sim speed : untuk melihat kecepatan gerakan
a
b
c
d
F. Ceramah Siswa Aktif
1. Pengertian
Menurut Suparno (2013 : 180) model ceramah adalah model
pembelajaran dimana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata,
menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Dengan
menggunakan model ceramah aktif, guru bukan ceramah seperti diatas
saja, tetapi diantara ceramah atau penjelasan, guru sering bertanya
kepada siswa dan siswa diminta sebentar berfikir atau menjawab
pertanyaan itu. Kadang guru mengajak siswa berdiskusi di dalamnya
atau siswa mengerjakan persoalan yang terkait. Dengan demikian
maka siswa tidak melulu mendengarkan saja, tetapi juga aktif
mengolah bahan lewat menjawab pertanyaan, diskusi dan mengerjakan
persoalan yang ditawarkan guru.
2. Unsur ceramah siswa aktif menurut Suparno (2013)
a. Ceramah, guru menjelaskan
b. Diselingi pertanyaan, diskusi, mengerjakan soal
c. Agar ceramah menarik perlu digunakan media lain pula seperti
power point dan disesuaikan dengan konteks siswa denga
berbagai contoh yang sesuai.
d. Yang sangat penting : bicara keras, jelas, sistematis, menarik
siswa, dan diberi beberapa contoh yang sesuai dengan keadaan
G. Materi : Energi 1. Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha.
Satuan energi dalam Sistem Internasional (SI) adalah joule (J). Satuan
energi dalam sistem lain adalah kalori, erg, dan kWh (kilo watt hours).
Kesetaraan joule dengan kalor adalah sebagai berikut :
1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalor
2. Energi Mekanik
Ketika buah mangga jatuh, dia bergerak kebawah sehingga
mencapai tanah. Energi apakah yang terkandung ketika buah
mangga bergerak jatuh? Dalam peristiwa tersebut terdapat dua
buah jenis energi yang saling memengaruhi, yaitu energi yang
diakibatkan oleh ketinggian dan energi karena benda bergerak.
Energi akibat ketinggian disebut energi potensial gravitasi,
sedangkan energi gerak disebut energi kinetik (energi gerak).
Energi mekanik merupakan penjumlahan dari energi potensial dan
energi kinetik. Secara matematis persamaan energi mekanik dapat
ditulis sebagai berikut.
Em = Ep + Ek
a. Energi Potensial
Buah kelapa yang bergantungan di pohon menyimpan suatu
energi yang disebut energi potensial. Energi potensial yang
dimiliki oleh buah kelapa diakibatkan oleh adanya gaya tarik bumi
sehingga jatuhnya selalu menuju kepusat bumi. Energi potensial
akibat gravitasi bumi disebut energi potensial gravitasi. Energi
potensial gravitasi pun bisa diakibatkan oleh tarikan benda-benda
lain seperti tarikan antar planet. Adapun energi potensial yang
dimiliki suatu benda akibat pegas atau karet yang direnggangkan
disebut energi potensial pegas. Energi potensial gravitasi dimiliki
oleh benda yang berada pada ketinggian tertentu dari permukaan
bumi. Energi potensial pegas muncul akibat adanya perbedaan
kedudukan dari titik keseimbangannya. Titik keseimbangan adalah
titik keadaan awal sebelum benda ditarik. Secara matematis energi
potensial gravitasi dapat dituliskan sebagai berikut.
Ep = mgh
Dengan : Ep = energi potensial (J)
m = massa benda (kg)
g = konstanta gravitasi (m/s2)
b. Energi Kinetik
Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut
energi kinetik. Besarnya energy kinetik dipengaruhi oleh massa
dan kecepatan benda. Secara matematis, energi kinetik suatu benda
dapat ditulis sebagai berikut.
Ek = mv2
Dengan : Ek = energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini ialah penelitian
kuantitatif-kualitatif. Peneliti disini akan melihat hasil belajar dan
keaktifan peserta didik pada pokok bahasan energi yang akan dijelaskan
dengan mengunakan metode simulasi PhET. Peneliti akan memberikan
pretest dan posttest kepada peserta didik SMP Kanisius Wonogiri kelas
VIII A untuk kelompok riset dan kelas VIII B untuk kelompok kontrol.
Pretest dilakukan sebelum peserta didik diberikan perlakuan dengan
tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik pada pokok
bahasan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Posttest
dilakukan setelah peserta didik diberikan perlakuan dengan tujuan apakah
ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan energi
potensial, energi kinetik dan energi mekanik setelah adanya perlakuan.
Sedangkan untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat pelajaran
berlangsung, peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan peserta
Tabel 3. 1 Pre-test dan post-test control group design
Research Group O1 X1 O1’
Control Group O2 X2 O2’
Keterangan:
O1 = Pretest kelompok riset
X1 = Pembelajaran dengan metode simulasi komputer
O1’ = Posttest kelompok riset
O2 = Pretest kelompok kontrol
X2 = Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah siswa aktif
O2’ = Posttest kelompok kontrol
B. Waktu dan Tempat Penelitan
Waktu dan tempat penelitian akan dilaksanakan sebagai berikut :
Tempat : SMP Kanisius Wonogiri
Tanggal : 1- 4 November 2016
C. Subjek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
VIII A yang berjumlah 27 orang dan kelas VIII B yang berjumlah 27
orang. Dimana kelas VIII A digunakan sebagai kelompok riset dan kelas
D. Treatmen
Treatmen merupakan perlakuan peneliti kepada subyek yang mau
diteliti agar nantinya mendapat data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51).
Treatmen yang diberikan kepada peserta didik ialah belajar dengan
menggunakan simulasi PhET pada pokok bahasan energi potensial, energi
kinetik dan energi mekanik. Kegiatan ini akan dilakukan di laboratorium
komputer SMP Kanisius Wonogiri dan program PhET yang akan
digunakan telah diinstal di komputer sekolah.
1. Kelompok Riset
Kelompok riset ini ialah kelompok yang menggunakan simulasi PhET.
Kelompok riset diberikan pada kelas VIII A yang berjumlah 27 orang.
Pembelajaran dilaksanakan di laboratorium komputer. Berikut proses
pembelajaran secara umum yang akan dilakukan :
a. Guru mengabsen peserta didik
b. Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri 2 sampai 3
orang.
c. Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok.
d. Guru menjelaskan mengenai simulasi PhET tersebut.
e. Peserta didik dipersilahkan untuk mengerjakan tugas yang
diberikan dalam LKS yang sudah dibagikan oleh guru.
f. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran
2. Kelompok Kontrol
Kelas VIII B digunakan sebagai kelompok kontrol. Peserta
didik kelas VIII B berjumlah 27 orang. Pada kelompok kontrol ini
peserta didik akan diberikan pelajaran dengan metode ceramah
aktif. Proses pembelajaran secara umum yang akan berlangsung
pada kelompok kontrol ialah sebagai berikut :
a. Guru mengabsen peserta didik.
b. Guru menjelaskan pokok bahasan Energi Potensial.
c. Guru menjelaskan pokok bahasan Energi Kinetik.
d. Peserta didik menyebutkan contoh dari Energi Potensial dan
Energi Kinetik dalam kehidupan sehari-hari.
e. Guru dan peserta didik membahas contoh soal pokok bahasan
Energi Potensial dan Energi Kinetik.
E. Instrumen Penelitian
Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian (Suparno, 2014 : 53). Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah instrument test yang berupa pretest dan
1. Tes Tertulis
Dalam penelitian ini tes yang diberikan dibagi menjadi dua
yaitu pretest dan posttest. Berikut kisi-kisi pretest dan posttest
[image:37.595.140.464.252.690.2]pilihan ganda dan essai.
Tabel 3. 2 kisi-kisi soal pretest dan posttest pilihan ganda
Indikator Soal skor
3.1.2 Peserta didik dapat menjelaskan bentuk energi potensial dan kinetik.
Energi akibat perbedaan
ketinggian disebut ….
a. Energi kimia b. Energi kinetik c. Energi potensial d. Energi mekanik
Energi yang terjadi akibat dari suatu kecepatan disebut
…
a. Energi kimia b. Energi kinetik c. Energi potensial d. Energi mekanik
1
1
3.1.3 Peserta didik dapat menghitung besar energi potensial pada suatu benda
Buah kelapa yang memiliki massa 500g tergantung dipohon yang tingginya 10m. jika percepatan gravitasi ditempat tersebut 10 m/s2, maka buah kelapa tersebut memiliki energi potensial
sebesar ….
a. 0,5 J b. 5 J c. 50 J d. 500 J
3.1.4 Peserta didik dapat menghitung energi kinetik yang dimiliki suatu benda yang bergerak
Sebuah benda yang massanya 8kg bergerak dengan kecepatan 5m/s. Maka energi kinetik yang dimiliki benda
tersebut ialah…
a. 100 J b. 105 J c. 110 J d. 115 J
1
3.1 peserta didik dapat
menghitung jumlah energi mekanik suatu benda
Diketahui energi potensial sebesar 500 joule dan energi kinetiknya 50 joule. Energi
mekaniknya ialah …
a. 450 J b. 500 J c. 550 J d. 600 J
[image:38.595.140.464.110.690.2]1
Tabel 3. 3 kisi-kisi soal pretest dan posttest essai
Indikator Soal No. soal Peserta didik
dapat menghitung massa benda yang memiliki energi potensial tertentu
H. Diketahui posisi suatu benda berada pada ketinggian 10m dengan percepatan gravitasinya 10m/s2. Jika energi potensial benda tersebut 50 joule maka berapakah massa benda tersebut ?
1
Peserta didik dapat
menghitung kecepatan benda yang memiliki energi kinetik tertentu
I. Edo melempar bola dan ditangkap oleh peni. Jika massa bola tersebut 8 kg dan energi kinetik bola sampai ditangan Peni sebesar 16 joule, berapakah kecepatan bola ketika sampai ketangan Peni?
Hasil pretest akan dibandingkan dengan hasil posttes yang dimana
hasil kedua test tertulis ini akan dilihat apakah ada peningkatan hasil dari
sebelum diberikan treatmen dan sesudah diberikan treatmen. Pretest dan
posttest dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pilihan ganda yang
berjumlah 5 soal dan essai 2 soal . Soal yang diberikan pada saat posttest
sama dengan soal pretest. Pembuatan soal pretest dan posttest didasarkan
pada uji validasi isi yaitu mengacu pada isi materi yang diajarkan. Soal
pretest dan posttest ini dapat dilihat pada lampiran 3.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan peneliti ialah lembar
observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik pada saat
pembelajaran di dalam kelas. Lembar observasi keaktifan peserta
didik dapat dilihat pada lampiran 5. Lembar observasi ini akan diisi
oleh observer/pengamat untuk mengamati peserta didik saat
pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Pengamat akan mengisi
lembar observasi tersebut sesuai dengan pernyataan yang terdapat
dalam lembar observasi tersebut dan kenyataan yang terjadi di dalam
Tabel 3. 4 Kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar peserta didik
No Indikator Pernyataan 1. Keinginan, keberanian
menampilkan minat, kebutuhan,
permasalahannya.
Peserta didik berani bertanya kepada guru ataupun kepada peserta didik yang lain jika belum mengerti
Peserta didik melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sesuai materi ajar
2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar.
Peserta didik bekerja sama dengan teman satu kelompok maupun kelompok lain
Peserta didik mengikuti LKS yang diberikan oleh guru
Peserta didik turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 3. Penampilan berbagai usaha
/ kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya.
Peserta didik memahami materi yang diajarkan oleh guru
Peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
Peserta didik berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
4. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut tanpa tekanan guru / pihak lainnya (kemandirian belajar).
Peserta didik menggunakan referensi lain untuk belajar sesuai dengan materi yang dipelajari
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) ini diberikan kepada peserta
didik yang menggunakan pembelajaran dengan simulasi PhET.
Kegunaan LKS ini untuk membantu peserta didik dalam
menggunakan program simulasi PhET sesuai dengan tugas dan
materi ajar yang diberikan kepada peserta didik. LKS dapat dilihat
di lampiran 5.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rencana mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran. RPP disusun sesuai dengan
kurikulum yang berlaku di sekolah tempat berlangsungnya
pengambilan data penelitian. Untuk RPP kelas treatment berbeda
dengan RPP untuk kelas kontrol, karena adanya perbedaan metode
yang digunakan untuk kedua kelas tersebut. RPP dibuat sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di
gunakan di SMP Kanisius Wonogiri. RPP dapat dilihat di lampiran
F. Analisis Data
1. Skoring
Penskoran untuk soal pretest dan posttest yang terdiri dari 7
soal yaitu 5 soal pilihan ganda dan 2 soal untuk essai. Soal untuk
pilihan ganda memiliki skor yang sama disetiap soalnya sedangkan
untuk soal essai memiliki bobot skor yang berbeda. Hasil pretest
dan posttest inilah yang akan menentukan apakah proses belajar di
dalam kelas dinyatakan berhasil atau tidak sesuai dengan hasil
belajar yang diperoleh peserta didik dalam test.
a. Penskoran Untuk Soal Pilihan Ganda
Untuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 5 soal, jika
peserta didik menjawab benar maka memperoleh skor satu (1)
poin untuk setiap soal dan jika peserta didik menjawab salah,
maka mendapat skor nol (0). Jadi 5 soal dari pilihan ganda jika
peserta didik menjawab semua soal dengan benar maka peserta
didik memperoleh skor 5 poin.
b. Penskoran Untuk Soal Essai
Soal esai atau isisan ini berjumlah 2 soal. Setiap soal memiliki
bobot skor sepuluh (10) poin. Jadi untuk 2 soal esai ini jika peserta
peserta didik menjawab benar semua akan memperoleh skor dua
[image:43.595.139.518.181.563.2]puluh lima (25) poin.
Tabel 3. 5 Keterangan Penskoran Soal Essai
No. Soal Keterangan Skor Jumlah Skor keseluruhan 1. Menulis diketahui dan
ditanya dari soal yang ada
2 20
Menulis rumus dengan lengkap
2
Mengerjakan dengan benar dan teratur
4
Menuliskan satuan dengan benar
2
2. Menulis diketahui dan ditanya dari soal yang ada
2
Menulis rumus dengan lengkap
2
Mengerjakan dengan benar dan sesuai rumus
4
Menuliskan satuan dengan benar
2
2. Klasifikasi
Untuk menguji data yang telah diperoleh pada saat penelitian di
SMP Kanisius Wonogiri, peneliti menguji data hasil pretest dan
posttest secara kuantitatif. Sedangkan data yang diperoleh hasil
observasi diolah secara kualitatif. Hasil jawaban dari pretest dan
Tabel 3. 6 klasifikasi tingkat penguasaan hasil belajar Interval Klasifikasi
76 – 100 Sangat baik 51 – 75 Baik 26 – 50 Cukup
0 – 25 Kurang
Hasil dari pretest dan posttest dari peserta didik dapat diskor sesuai
dengan table di atas. Kemudian dari jumlah skor yang diperoleh,
diketahui skor akhir peserta didik dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Nilai =
Data nilai yang diperoleh dianalisa dengan bantuan SPSS untuk
meminimalisir kesalahan perhitungan. Dari data nilai yang diperoleh
peserta didik dianalisa melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Peningkatan hasil belajar peserta didik
a. Untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik nilai
pretest kelompok riset dan kelompok kontrol dibandingkan
menggunakan Uji T-Independen untuk melihat pengetahuan
awal peserta didik apakah sama atau berbeda. Apabila nilai
pretest kedua kelompok tersebut berbeda, maka dicari gain
Kemudian gain score kedua kelompok diuji menggunakan
statistik berupa uji-T untuk kelompok independen.
b. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest kelompok riset
dan nilai akhir pretest dan posttest kelompok kontrol
menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok dependen
untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar.
c. Membandingkan nilai posttest kelompok riset dan kelompok
kontrol menggunakan uji T-Independen untuk melihat apakah
hasil belajar sama atau berbeda.
2. Analisa Data Menggunakan SPSS
a. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest
menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok
dependen untuk melihat apakah ada peningkatan hasil
belajar peserta didik. Persamaan umum uji-T kelompok
dependen adalah sebagai berikut:
| | ̅̅̅
̅̅̅
√∑ ∑
Dimana : ̅̅̅ = nilai pretest
̅̅̅ = nilai posttest
D = perbedaan nilai (̅̅̅- ̅̅̅)
N = jumlah pasangan
signifikan, artinya terjadi peningkatan hasil belajar peserta
didik.
b. Membandingkan nilai pretest kedua kelas untuk
mengetahui pengetahuan awal dan nilai posttest kedua
kelas untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara
pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dan
ceramah menggunakan statistik berupa uji-T untuk
kelompok independen. Persamaan umum uji-T kelompok
independen adalah sebagai berikut:
tobs = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√[ ][ ]
keterangan :
n1 = jumlah anggota kelompok 1
n2 = jumlah anggota kelompok 2
̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok 1
̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok 2
1 = standar devisi kelompok 1
2 = standar deviasi kelompok 2
Nilai signifikan yang digunakan adalah α = 0,05.
Apabila diperoleh nilai p < α maka signifikan, artinya
terdapat perbedaan antara pembelajaran dengan simulasi
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri pada tanggal
1-4 November 2016. Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VIII A
dan VIII B SMP Kanisius Wonogiri dengan jumlah peserta didik yang
sama disetiap kelasnya yaitu 27 orang dengan pokok bahasan energi
potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Pada saat penelitian
berlangsung ada 2 orang peserta didik kelas VIII A yang tidak mengikuti
kegiatan secara keseluruhan. Oleh karena itu jumlah peserta didik kelas
VIII A yang mengikuti seluruh proses kegiatan penelitian secara
keseluruhan berjumlah 25 orang. Dalam penelitian ini kelas VIII A yang
berjumlah 25 orang digunakan sebagai kelas riset dan kelas VIII B yang
berjumlah 27 orang menjadi kelas kontrol.
Pembelajaran IPA di SMP Kanisius Wonogiri ini berlangsung
selama 5 jam pertemuan dalam satu minggu dengan durasi 40 menit untuk
1 jam pertemuannya. Pembelajaran IPA SMP Kanisius Wonogiri ini ialah
pembelajaran IPA terpadu yaitu pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi
tergabung menjadi satu. Dalam penelitian ini kelas VIII A diberi riset
model pembelajaran simulasi PhET dengan menggunakan komputer dan
untuk kelas VIII B menggunakan metode ceramah aktif. Dalam penelitian
ini peneliti berperan sebagai guru mata pelajaran IPA yaitu fisika selama
1. Persiapan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan oleh peneliti. Peneliti harus memberikan surat izin ke
sekolah yang bersangkutan dan peneliti juga menyiapkan hal-hal yang
akan digunakan dalam melakukan penelitian. Surat izin untuk
melaksanakan penelitian ini diberikan kepada kepala sekolah SMP
Kanisius Wonogiri. Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan guru
mata pelajaran fisika peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari
penelitian yang akan dilakukan. Karena penelitian yang akan
dilakukan membutuhkan komputer, oleh karena itu peneliti meminta
izin dengan guru TIK untuk meminjam komputer pada hari yang telah
ditentukan dalam pelaksanaan penelitian.
Setelah mendapatkan izin dari guru TIK, peneliti menginstal
program simulasi PhET pada komputer sekolah. Selain itu, peneliti
juga mempersiapkan instrument-instrumen yang akan digunakan
dalam pelaksanaan penelitian. Instrument-instrumen yang akan
digunakan ialah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk simulasi PhET, lembar observasi keaktifan
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran IPA kelas VIII
A dan VIII B berlangsung. Agenda kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian ialah sebagai berikut :
a. Kelas Riset (VIII A)
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian
di kelas riset (VIII A) dengan menggunakan metode simulasi
[image:49.595.141.530.274.760.2]PhET.
Tabel 4. 1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas riset
Kelas Waktu
Penelitian Kegiatan
Alokasi Waktu VIII A Selasa, 1 November 2016
Perkenalan
Memberikan soal pretest
Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan
dipertemuan selanjutnya
1 x 40
menit
Jumat, 4
November
2016
Memperkenalkan program simulasi PhET
Membagikan LKS
Peserta didik mencoba menggunkakan simulasi
PhET sesuai dengan LKS
yang dibagikan
Peserta didik
menyimpulkan hasil
3 x 40
Peneliti menjelaskan materi kepada peserta
didik
Peserta didik
mengerjakan soal posttest
Pertemuan pertama
Pertemuan pertama ini berlangsung pada tanggal 1
November 2016 dikelas VIII A pada pukul 09.35 AM. Pertemuan
ini berlangsung selama 1 jam mata pelajaran yaitu sekitar 40 menit.
Pada pertemuan ini pertama peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan
dilakukan. Setelah selesai memperkenalkan diri peneliti
memberikan soal pretest dan peneliti pun membagikan bulpoin
kepada peserta didik kelas VIII A untuk mengisi soal pretest.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua ini berlangsung pada tanggal 4 November
2016 pada pukul 07.20 AM. Pertemuan kedua ini berlangsung
selama 2 jam pelajaran sekitar 80 menit di laboratorium komputer
SMP Kanisius Wonogiri. Pada pertemuan ini, peneliti akan
menjelaskan pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan
energi mekanik dengan menggunakan metode simulasi PhET.
Peneliti membagi peserta didik dalam setiap kelompok
Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok agar peserta didik
dapat memproses sendiri cara kerja simulasi PhET pada komputer
masing-masing kelompok. Selain itu peserta didik pun memberikan
lembar observasi keaktifan peserta didik kepada observer.
Hal yang pertama dilakukan dalam pertemuan ini ialah
peserta didik menganalisis perbedaan dan hubungan antara energi
potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan menggunakan
simulasi PhET sesuai dengan LKS yang diberikan. sebelum peserta
didik melakukan percobaan simulasi PhET ini peserta didik dan
peneliti bersama-sama memahami isi dari Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang telah dibagikan kepada peserta didik. Setelah peserta
didik menganalisis pokok bahasan energi potensial, energi kinetik
dan energi mekanik dalam simulasi PhET, peneliti meminta dari
masing-masing kelompok untuk menyampaikan pendapat mereka
masing-masing mengenai apa yang mereka pahami dari materi
yang dijelaskan melalui simulasi PhET. Setelah mendengar
pendapat dari peserta didik peneliti melengkapi materi dengan
rumus dan contoh soal. Peneliti menggunakan power point dalam
menjelaskan materi. Selama proses pembelajaran berlangsung,
observer melihat aktifitas yang terjadi dan mengisi lembar
Pertemuan ketiga
Pertemuan yang ketiga ini berlangsung dihari dan tanggal
yang sama dengan pertemuan kedua. Hanya saja pertemuan ketiga
ini berada di jam terakhir pembelajaran. Pada pertemuan peserta
didik diminta untuk mengisi soal posttest mengenai materi yang
telah diajarkan yaitu pada pokok bahasan energi potensial, energi
kinetik dan energi mekanik. Setelah selesai mengisi soal posttest
selama kurang lebih 30 menit, peneliti pamitan dan mengucapkan
terimakasih kepada peserta didik karena telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian.
b. Kelas kontrol (VIII B)
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian
di kelas kontrol (VIII B) dengan menggunakan metode ceramah
[image:52.595.138.531.284.741.2]aktif.
Tabel 4. 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas kontrol.
Kelas Waktu Penelitian Kegiatan Alokasi Waktu
VIII B Rabu, 2 November 2016
Perkenalan
Memberikan soal
pretest
Menyampaikan kegiatan yang akan
dilakukan
1 x 40
selanjutnya.
Jumat, 4
November 2016
Mengingat ulang materi energi
sebelumnya
Peneliti menjelaskan materi energi
potensial, energi
kinetik dan energi
mekanik
Peserta didik memahami rumus
Peserta didik
mengerjakan contoh
soal
Peserta didik mengerjakan soal
posttest
3 x 40
menit
Pertemuan pertama
Pertemuan pertama ini berlangsung pada tanggal 2
November 2016 dikelas VIII B pada pukul 08.00 AM. Pertemuan
ini berlangsung selama 1 jam mata pelajaran yaitu sekitar 40 menit.
Pada pertemuan ini pertama peneliti memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan
membagikan soal pretest dan peneliti pun membagikan bulpoin
kepada peserta didik kelas VIII A untuk mengisi soal pretest.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua ini berlangsung pada tanggal 4 November
2016 di kelas VIII B pada pukul 08.45 AM. Pada pertemuan kedua
dikelas kontrol ini, peneliti akan menjelaskan pokok bahasan
energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan
menggunakan metode ceramah aktif. Sebelum mulai menjelaskan
materi, peneliti memberikan lembar observasi kepada observer
yang juga ada di dalam kelas VIII B.
Dalam menjelaskan pokok bahasan ini peneliti menjelaskan
materi dengan menggunakan power point. Selain itu peserta didik
pun diajak untuk berfikir dan memahami materi dan rumus-rumus
yang berhubungan dengan energi potensial, energi kinetik dan
energi mekanik. Peneliti juga meminta peserta didik menyebutkan
contoh energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah selesai menjelaskan peneliti memberikan contoh
soal kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan. Peneliti
meminta perwakilan peserta didik untuk maju kedepan
mengerjakan soal latihan yang telah diberikan dan peneliti beserta
Pada jam ketiga dari mata pelajaran fisika ini, peneliti
membagi soal posttest kepada peserta didik untuk dikerjakan.
Selama kurang lebih 30 menit peserta didik mengumpulkan soal
yang telah mereka kerjakan. Setelah peserta didik selesai
mengerjakan soal posttest, peneliti mengucapkan terimakasih atas
dinamika dan bantuan yang telah dilakukan selama melakukan
penelitian kepada peserta didik.
B. Hasil dan Analisis Data
1. Hasil Belajar Peserta Didik (Nilai pretest dan posttest)
Berikut ini merupakan nilai pretest dan posttest hasil belajar
peserta didik SMP Kanisius Wonogiri yang diperoleh dalam
[image:55.595.143.512.282.751.2]penelitian.
Tabel 4. 3 Nilai pretest dan posttest hasil belajar peserta didik kelas riset dan kelas kontrol.
Hasil Belajar Siswa
Kelas treatmen Kelas kontrol Kode
siswa
pretest posttest Kode siswa
pretest Posttest
A1 20 44 B1 16 28
A2 12 36 B2 12 20
A3 24 96 B3 76 100
A4 28 40 B4 4 12
A5 16 32 B5 8 52
A6 12 20 B6 24 24
A7 56 88 B7 16 52
A8 12 84 B8 24 44
A9 20 36 B9 16 28
A10 12 40 B10 16 100
A11 16 48 B11 16 48
A13 28 32 B13 36 100 A14 32 44 B14 28 100
A15 16 44 B15 16 36
A16 20 16 B16 24 44
A17 20 96 B17 20 64
A18 20 44 B18 24 52
A19 8 28 B19 44 60
A20 28 60 B20 16 12
A21 4 12 B21 16 16
A22 12 44 B22 16 28
A23 12 28 B23 20 12
A24 42 48 B24 40 44
A25 20 44 B25 12 16
B26 8 12 B27 20 12 Rata-rata 20.64 45.92 21.92 42.51
a. Kemampuan awal kelas riset dan kelas kontrol
Hasil pretest peserta didik kelas riset dan kelas kontrl merupakan
data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
dalam memahami pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan
energi mekanik. Dimana data tersebut diambil sebelum peserta didik
menerima pembelajaran. Data hasil pretest kelas riset dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Untuk mengetahui apakah kemampuan awal kelas riset dan kelas
kontrol berbeda secara signifikan atau tidak, oleh karena itu data tersebut
dapat diuji dengan uji-t kelompok independen dengan menggunakan
program SPSS. Hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan program
Tabel 4. 4 Uji-t independen nilai pretest kelas riset dan kelas kontrol Group Statistics
kelas N Mean Std. Deviation
Std. Error Mean hasil
belajar
kelas riset 25 20.640 0
11.05622 2.21124
kelas kontrol
27 21.925 9
14.17996 2.72893
Dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan melalui program
SPSS diatas diketahui bahwa rata-rata nilai hasil pretest kelas riset dengan
jumlah peserta didik 25 orang ialah 20,64 dan memiliki standar deviasi
11,05. Pada kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 27 orang diketahui
memiliki nilai rata-rata hasil pretest 21,92 dan memiliki standar deviasi
14,17 .
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunkan program
SPSS yang telah dilakukan dan dapat dilihat pada table diatas diketahui t =
-0,366 dan p = 0,716 dengan = 0,05. Hasil pretest yang dilakukan
dikatakan signifikan jika p < . Dari hasil dapat dilihat bahwa p lebih
besar dari yaitu 0.716 > 0,05. Oleh karena itu nilai pretest yang
dilakukan tidak signifikan dan dalam hal ini dapat dikatakan bahwa
b. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari data hasil
pretest dan posttest yang telah dilakukan peserta didik baik kelas riset
maupun kelas kontrol.
i. Kelas Riset
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik apakah
ada peningkatan yang signifikan atau tidak sebelum dan sesudah
diberikan riset dapat dilihat dari uji-T Dependen (Paired Samples
T-Test) yang telah di uji menggunakan program SPSS. Berikut ini
[image:58.595.140.519.279.608.2]merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS :
Tabel 4. 5 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Riset
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviatio n Std. Error Mean Hasil belajar
awal 20.6400 25 11.05622 2.21124 akhir 45.9200 25 22.80702 4.56140
Dari data hasil analsisis yang dapat dilihat pada table di atas
diketahui bahwa peserta didik kelas riset berjumlah 25 orang dengan nilai
rata-rata hasil belajar sebelum diberi riset (nilai pretest) 20,64 dan standar
Selain itu, pada tabel hasil analisis di atas juga diperoleh nilai t =
-6,170 dan nilai p = 0,000 dengan α = 0,05. Dari hasil analisis dengan
menggunakan SPSS di atas diperoleh bahwa p lebih kecil dari pada α yaitu
0,000 < 0,05 yang berarti singnifikan. Oleh karena itu hasil belajar peserta
didik kelas riset yang berjumlah 25 orang ini mengalami peningkatan.
ii. Kelas Kontrol
Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar
peserta didik yang signifikan pada kelas control ini, oleh karena itu, nilai
pretest dan nilai posttest dapat diuji dengan menggunakan uji-t dependen
dengan menggunakan program SPSS. Berikut ini merupakan hasil
[image:59.595.136.518.232.648.2]perhitungan dengan menggunakan program SPSS :
Tabel 4. 6 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Hasil belaj ar aw al 21.92 59
27 14.17996 2.72893
akh ir
42.51 85
Hasil analisis nilai pretest dan posttest kelas kontrol dengan
menggunakan program SPSS yang dapat dilihat pada table 4.6 diatas,
diketahui peserta didik kelas kontrol berjumlah 27 orang. Nilai
rata-rata pretest yang telah diikuti oleh peserta didik ialah 21,92 dengan
standar deviasi 14,17 dan nilai rata-rata posttest yang diperoleh peserta
didik ialah 42,51 dengan standar deviasi 29,08.
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh pula nilai t = -4,498
dan nilai p = 0,000. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari hasil
analsisi di atas dapat dilihat bahwa nilai p belih kecil dari pada nilai α
yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti hasilnya signifikan. Oleh karena itu
hasil belajar peserta didik kelas kontrol yang berjumlah 27 orang ini
mengalami peningkatan.
Hasil belajar peserta didik kelas riset dan kelas kontrol yang
diambil dari nilai pretest dan posttest secara keseluruhan dapat
[image:60.595.138.513.283.540.2]diklasifikasikan seperti pada tabel 4.7 berikut ini.
c. Membandingkan Nilai Hasil Belajar Akhir Peserta Didik Antara Kelas Riset dan Kelas Kontrol.
Setelah mengetahui bahwa pengetahuan awal peserta didik antara
kelas riset dan kelas kontrol sama, yang dapat dilihat dari hasil analisis
pretest yang menyatakan bahwa hasil p > α, serta adanya peningkatan
hasil pembelajaran kelas riset dan kelas kontrol, maka dapat dilihat pula
hasil akhir (posttest) peserta didik, baik itu kelas riset maupun kelas
kontrol yang telah dianalisis dengan uji-t independen menggunakan
program SPSS. Hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan program
[image:61.595.143.528.287.642.2]SPSS ini dapat dilihat pada table 4.8 berikut ini :
Tabel 4. 8 Uji T-Independen Nilai Posttest Peserta Didik Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
kelaspost N Mean Std. Deviation Std. Error Mean hasil belajar risert class
25 45.920 0
22.80702 4.56140
control class
27 42.518 5
29.08128 5.59669
Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa peserta didik kelas riset
yang berjumlah 25 orang ini memperoleh nilai rata-rata posttest 45,92
yang berjumlah 27 orang memperoleh nilai rata-rata posttest 42,51dengan
standar deviasi 29,08.
Berdasarkan hasil analisis statistik uji-t independen untuk nilai
posttest dengan menggunakan SPSS dari table diatas diperoleh nilai t =
0,471 dan p = 0,640. Dengan nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari
hasil analisis p dan α di atas dapat dilihat bahwa nilai p lebih besar dari
pada nilai α yaitu 0,460 > 0,05 yang berarti tidak signifikan. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas
riset dan kelas kontrol. Dalam hal ini metode pembelajaran dengan
menggunakan program simulasi PhET dapat dikatakan tidak lebih baik
dari pada metode ceramah aktif.
2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik
Selain melihat peningkatan hasil belajar peserta didik didalam
kelas dengan menggunakan metode simulasi PhET, peneliti juga melihat
keaktifan belajar peserta didik didalam kelas, baik itu kelas riset maupun
kelas kontrol dengan menggunakan lembar observasi. Hasil dari lembar
observasi ini menjadi data tambahan dalam penelitian. Adapun hasil
klasifikasi lembar observasi baik kelas riset maupun kelas kontrol dapat
Tabel 4. 9 Hasil observasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol
No. pernyataan
Kelas riset Rata-rata riset
Kelas kontrol Rata-rata kontrol Skor observer1 Skor observer2 Skor observer1 Skor observer2
1 5 3 4 3 2 2.5
2 4 3 3.5 3 3 3
3 5 4 4.5 2 3 2.5
4 5 5 5 3 4 3.5
5 4 5 4.5 4 4 4
6 4 5 4.5 3 4 3.5
7 5 5 5 3 4 3.5
8 4 3 3.5 3 4 3.5
9 3 4 3.5 3 5 4
10 4 4 4 3 4 3.5
rata-rata akhir 4.2 3.35
Dari hasil observasi yang telah dilakukan selama pelajaran
berlangsung, keaktifan peserta didik SMP Kanisius Wonogiri keals VIII
baik itu kelas riset maupun kelas kontrol, memiliki perbedaan. Dapat
dilihat pada tabel 4.9 diatas, untuk kelas riset memiliki jumlah rata-rata
nilai 4,2 dan kelas kontrol, memiliki jumlah rata-rata nilai 3,35. Untuk
mengetahui apakah peserta didik aktif selama proses pembelajaran
berlangsung, dapat dilihat pada tabel klasifikasi berikut ini:
Tabel 4. 10 Klasifikasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol.
Interval klasifikasi Skor rata-rata kelas riset
Skor rata-rata kelas kontrol 4.1 - 5.0 Sangat aktif 4.2
3.1 - 4.0 Aktif 3.35
[image:63.595.122.526.612.697.2]Dari hasil klasifikasi di atas dapat dilihat bahwa peserta didik kelas
kontro termasuk aktif ketika pembelajaran dan untuk peserta didik kelas
riset tergolong sangat aktif ketika menerima pelajaran didalam kelas.
C. Pembahasan
1. Peningkatan hasil belajar peserta didik
Penelitian yang dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri ini
bertujuan untuk melihat apaka