ABSTRAK
Reaksi peroksidasi lipid dalam tubuh mengakibatkan berbagai penyakit degeneratif. Antioksidan mampu mengurangi kecepatan peroksidasi lipid dengan memberikan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas sehingga membentuk molekul normal kembali. Tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan, juga mengandung senyawa fenolik, antrakuinon, terpenoid, flavonoid dan lignin. Senyawa fenolik mampu bertindak sebagai antioksidan dengan menangkap spesies reaktif. Penelitian Risdian, et al. (2011) menunjukkan fraksi etil asetat memiliki IC50 terendah dan kandungan fenolik total tertinggi, dimana menunjukkan fraksi etil asetat mampu mengikat agen antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fenolik total, serta aktivitas antioksidan dari fraksi etil-asetat daun cabe jawa. Kandungan fenolik total diuji dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteau, dan aktivitas antioksidan pada tahap pertama peroksidasi lipid diuji menggunakan metode FTC (ferric thiocyanate). Hasil reaksi peroksidasi lipid tersebut selanjutnya dikonfirmasi dengan metode TBA (thiobarbituric acid). Hasil penelitian menunjukkan kadar fenolik total fraksi etil-asetat daun cabe jawa sebesar 140,43 ± 5,1219 mg GAE/g. Metode FTC menunjukkan bahwa potensi antioksidan fraksi etil asetat daun cabe jawa yang dinyatakan dalam persen inhibisi peroksida lipid dan persen inhibisi malondialdehid dengan metode TBA berturut-turut sebesar 2,1888 ± 0,3246 % dan 90,2098 ± 0,9083 %.
ABSTRACT
The reaction of lipid peroxidation in body result various degenerative disease. Antioxidant can reduce the rate of lipid peroxidation by giving one or more electron to the free radicals so as forming the molecules back to normal. Javanese long pepper plant (Piper retrofractum Vahl.) that known has potential as an antioxidant, also containing phenolics, anthraquinones, terpenoids, flavonoids and lignin. Phenolic compound capable to act as antioxidant with scavenging a variety of reactive species. Risdian et al. (2011) research showing ethyl acetate fraction has lowest IC50 and highest total phenolic content, which showed the fraction capable to binding antioxidant agent. This study aims to determine the total phenolic contents and antioxidant activities of ethyl acetate fractions by Javanese Long Pepper leaves. The total phenolic contents was measured by Folin-Ciocalteu methods, and antioxidant activity on first step of lipid peroxidation was measured by FTC (ferric thiocyanate) method. Result of lipid peroxidation reaction further confirmed by TBA (thiobarbituric acid) method. The study result showed amount of phenolic contents 140,43±5,1219 mg GAE/ g in ethyl acetate fraction by Javanese Long Pepper leaves. The FTC methods showed antioxidant potential of ethyl acetate fraction by Javanese Long Pepper leaves that be avowed in percent inhibition of lipid peroxides and percent inhibition of malondialdehid by using TBA methods continued in amount of 2,1888±0,3246 % and 90,2098±0,9083 %.
PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL
DAUN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Violeta Jesmile
NIM: 128114076
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL
DAUN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Violeta Jesmile
NIM: 128114076
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang
terkasih.
Terima kasih atas DOA, DANA, DAYA yang diberikan kalian semua kepada
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kebaikan hati-Nya yang penuh kasih, selalu memberikan hikmat dan kekuatan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penetapan
Kandungan Fenolik Total dan Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Daun Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi dan mengakhiri pendidikan penulis di
program S1 Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Walaupun banyak kesulitan dan hambatan dalam proses menyelesaikan
skripsi ini, peneliti dapat bertahan dan tetap berdiri teguh sampai langkah terakhir.
Keberanian dan semangat yang penulis miliki dapat terus dipertahankan bukan
karena diri penulis semata, namun juga karena bantuan dan kehadiran banyak
pihak dalam kehidupan penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Allah Yehuwa dan perantaraNya, Yesus Kristus. Dimana terus mendengarkan dan
menjawab doa-doa penulis dengan memberikan hikmat praktis, kekuatan dan
keberanian hingga akhir.
2. Ir. Ferdinand Hangewa, M.S. dan Martha Rumpuin, orang tua tercinta, motivator
terbesar dalam hidup penulis, yang tanpa syarat selalu setia mendoakan,
menyayangi, dan mendukung penulis kapan pun dan dimana pun.
3. Ibu Dr. Sri Hartini, M.Si., Apt. yang berperan bukan hanya sebagai dosen
pembimbing, namun juga sebagai ibu yang mau membuka dirinya untuk
memberikan bimbingan, kritik, saran dan juga semangat kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan
dukungan, kritik dan saran yang membangun kepada penguji.
5. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penguji.
6. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Kepala Penanggung Jawab
di laboratorium dan memberi izin dalam penggunaan fasilitas laboratorium
Farmakognosi-Fitokimia, Kimia Analisis Instrumental, Kimia Analisis, Kebun
Tanaman Obat, FTS Padat-Semisolid dan Kimia-Fisika demi kepentingan
penelitian skripsi ini.
7. Segenap laboran dan karyawan Laboratorium Farmasi Universitas Sanata
Dharma, khususnya bagi Pak Wagiran, Mas Kunto, Mas Bimo, Pak Parlan, Mas
Sigit, Mas Agung, Pak Mus dan Pak Ketul atas bantuan dan kerjasama di
laboratorium selama ini.
8. Kakak-kakak tercinta, Jeisli Forcen dan Marvel Dalty, yang selalu memberikan
nasihat dan dukungan baik secara moril maupun materiil kepada penulis. Serta
adik terkasih, Gregor Raka, yang selalu setia mewarnai hari-hari kehidupan
penulis. Kalian bertiga adalah kebanggaan penulis.
9. Bapak Enade Perdana Istyatono, Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing
Akademik, yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama menjalani
proses perkuliahan di Fakultas Farmasi hingga saat ini.
10. Staf Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang selama penulis
berproses di bangku kuliah, kalian dengan sabar telah memberikan ilmu, nasihat,
motivasi, dan juga berbagai pengalaman yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam
dunia kerja nanti.
11. Dr. Purnomo, M.S. selaku kepala Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada atas bantuannya dalam identifikasi tanaman
yang penulis gunakan dalam penelitian ini.
12. Saudara – saudari Yogyakarta Indonesian Congregation dan seluas dunia atas
doa, dukungan dan persaudaraan dalam Kristus yang hangat dan membangun.
13. Rekan-rekan tim payungan Piperaceae, Maria Indah Rosari, Yuliana Ratih
Kamara Dewi, Agatha Herny Sekar Natalia dan Clementia Nova untuk semua
bantuan praktis, wawasan, serta dukungan yang sangat berharga bagi penulis.
14. Teman luar biasa bagi penulis: Dayan, Anna, Dewi, dan Melani yang selalu
memberikan semangat dan menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka. Terima
kasih penulis diberi kesempatan untuk mengenal, berteman dan belajar dari
15. Seorang kakak, sahabat dan yang terkasih, Surio. Thank you for your presence in
my life, for everysingle thing, even the smallest things. You are precious, believe it.
16. Teman-Teman Angkatan 2012 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
khususnya FSM B 2012 dan FKK A 2012 atas kebersamaannya,
Akhir kata, “tak ada gading yang tak retak”, begitu juga dengan skripsi
ini. Untuk itu, penulis berharap kritikan dan saran yang membangun dari semua
pembaca, guna perbaikan pada penelitian berikutnya. Semoga karya kecil ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 27 Juni 2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
4. Analisis Aktivitas Antioksidan Metode FTC-TBA... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5
KESIMPULAN ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
LAMPIRAN ... 16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Hasil Penetapan Kandungan Fenolik Total
FEA Cabe Jawa ... 6
Tabel II. Total Aktivitas Antioksidan BHT dan FEA Cabe Jawa
Metode FTC ... 9
Tabel III. Total Aktivitas Antioksidan BHT dan FEA Cabe Jawa
Metode TBA ... 10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Reaksi Reagen Folin Ciocalteu dengan
Senyawa Fenol... 7
Gambar 2. Reaksi Pembentukan Kompleks Fe3+ - tiosianat dari
Kompleks Fe2+ - tiosianat oleh hidroperoksida ... 7
Gambar 3. Profil Kenaikan Absorbansi Metode FTC
dalam Waktu 7 Hari... 8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Pengesahan Determinasi Tanaman Cabe Jawa ... 17
Lampiran 2. Klasifikasi Tanaman Cabe Jawa ... 18
Lampiran 3. Penimbangan dalam Pembuatan Simplisia ... 19
Lampiran 4. Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia ... 20
Lampiran 5. Perhitungan Rendemen Ekstrak dan Fraksi ... 20
Lampiran 6. Data Penimbangan Penetapan Kandungan Fenolik ... 22
Lampiran 7. Data Peritungan Konsentrasi Asam Galat dan Fraksi Etil-Asetat Penetapan Kandungan Fenolik Total ... 22
Lampiran 8. Hasil Optimasi Operating Time Penetapan Kandungan Fenolik Total ... 24
Lampiran 9. Hasil Optimasi Panjang Gelombang Maksimal untuk Penetapan Kandungan Fenolik Total... 27
Lampiran 10. Hasil Pengukuran Kurva Baku Penetapan Kandungan Fenolik Total ... 30
Lampiran 11. Perhitungan Kandungan Fenolik Total FEA ... 31
Lampiran 12. Data Penimbangan untuk Uji Aktivitas Antioksidan Metode FTC-TBA ... 32
Lampiran 13. Hasil Optimasi Metode Uji Antioksidan FTC-TBA ... 36
Lampiran 14. Hasil Data Uji Aktivitas Antioksidan Metode FTC ... 36
Lampiran 15. Hasil Data Uji Aktivitas Antioksidan Metode TBA ... 42
Lampiran 16. Gambar Uji Pendahuluan dan Sampel Metode Folin Ciocalteu ... 48
ABSTRAK
Reaksi peroksidasi lipid dalam tubuh mengakibatkan berbagai penyakit degeneratif. Antioksidan mampu mengurangi kecepatan peroksidasi lipid dengan memberikan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas sehingga membentuk molekul normal kembali. Tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) diketahui memiliki potensi sebagai antioksidan, juga mengandung senyawa fenolik, antrakuinon, terpenoid, flavonoid dan lignin. Senyawa fenolik mampu bertindak sebagai antioksidan dengan menangkap spesies reaktif. Penelitian Risdian, et al. (2011) menunjukkan fraksi etil asetat memiliki IC50 terendah dan kandungan fenolik total tertinggi, dimana menunjukkan fraksi etil asetat mampu mengikat agen antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fenolik total, serta aktivitas antioksidan dari fraksi etil-asetat daun cabe jawa. Kandungan fenolik total diuji dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteau, dan aktivitas antioksidan pada tahap pertama peroksidasi lipid diuji menggunakan metode FTC (ferric thiocyanate). Hasil reaksi peroksidasi lipid tersebut selanjutnya dikonfirmasi dengan metode TBA (thiobarbituric acid). Hasil penelitian menunjukkan kadar fenolik total fraksi etil-asetat daun cabe jawa sebesar 140,43 ± 5,1219 mg GAE/g. Metode FTC menunjukkan bahwa potensi antioksidan fraksi etil asetat daun cabe jawa yang dinyatakan dalam persen inhibisi peroksida lipid dan persen inhibisi malondialdehid dengan metode TBA berturut-turut sebesar 2,1888 ± 0,3246 % dan 90,2098 ± 0,9083 %.
ABSTRACT
The reaction of lipid peroxidation in body result various degenerative disease. Antioxidant can reduce the rate of lipid peroxidation by giving one or more electron to the free radicals so as forming the molecules back to normal. Javanese long pepper plant (Piper retrofractum Vahl.) that known has potential as an antioxidant, also containing phenolics, anthraquinones, terpenoids, flavonoids and lignin. Phenolic compound capable to act as antioxidant with scavenging a variety of reactive species. Risdian et al. (2011) research showing ethyl acetate fraction has lowest IC50 and highest total phenolic content, which showed the fraction capable to binding antioxidant agent. This study aims to determine the total phenolic contents and antioxidant activities of ethyl acetate fractions by Javanese Long Pepper leaves. The total phenolic contents was measured by Folin-Ciocalteu methods, and antioxidant activity on first step of lipid peroxidation was measured by FTC (ferric thiocyanate) method. Result of lipid peroxidation reaction further confirmed by TBA (thiobarbituric acid) method. The study result showed amount of phenolic contents 140,43±5,1219 mg GAE/ g in ethyl acetate fraction by Javanese Long Pepper leaves. The FTC methods showed antioxidant potential of ethyl acetate fraction by Javanese Long Pepper leaves that be avowed in percent inhibition of lipid peroxides and percent inhibition of malondialdehid by using TBA methods continued in amount of 2,1888±0,3246 % and 90,2098±0,9083 %.
PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan suatu senyawa molekul yang memiliki elektron
yang tidak berpasangan, tidak stabil dan cepat bereaksi dengan senyawa lain
(seperti DNA, asam lemak tak jenuh) sehingga membentuk lebih banyak radikal
bebas secara berantai. Molekul target yang paling rentan terhadap serangan
radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh (PUFA – Poly Unsaturated Fatty
Acids). Jaringan lipid yang dirusak oleh senyawa radikal bebas akan membentuk peroksida yang memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif (Lamid, A.,
1995; Winarsi, 2007; Parida dan Dhal, 2011). Senyawa antioksidan mampu
mengurangi kecepatan peroksidasi lemak karena memiliki peran sebagai pemberi
elektron atau reduktan, dimana senyawa ini akan memberikan satu atau lebih
elektron kepada radikal bebas sehingga akan membentuk molekul normal kembali
dan menghentikan berbagai kerusakan yang ditimbulkan (Sasikumar, et al., 2009;
Thitilertdecha et al., 2010). Antioksidan alami lebih banyak diminati
dibandingkan antioksidan sintetik, karena antioksidan sintetik seperti butylated
hydroxytoluene (BHT) diketahui dapat meningkatkan terjadinya efek karsinogenik (Umemura et al., 2001).
Salah satu famili tanaman yang telah diketahui menunjukkan potensi
besar sebagai antioksidan adalah Piperaceae (Dodson, et al. dalam Nahak dan
Sahu, 2011). Piper retrofractum Vahl. merupakan salah satu spesies dari famili
Piperaceae (USDA, 2016). Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama cabe
jawa (Lim, 2012). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ekstrak metanol
daun cabe jawa menunjukkan bahwa daun cabe jawa memiliki aktivitas
antioksidan dengan menggunakan metode penangkal radikal DPPH, dan hasil
skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun cabe jawa memiliki kandungan
fenolik, antrakuinon, terpenoid, flavonoid, dan lignin (Prasad, et al., 2012).
Senyawa fenol dikenal sebagai salah satu konstituen terpenting tanaman,
dan memiliki kemampuan untuk menangkal radikal (Kawamura, et al., 2011).
Senyawa fenolik mampu bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan
ikatan rantai radikal bebas secara langsung dan menangkap berbagai spesies
(Kosar, et al.; Payet, et al.; Cai, et al.; Halliwell, et al. dalam Nurmi, A., 2008).
Senyawa ini dapat mencegah penyakit jantung, mengurangi peradangan,
menurunkan kejadian kanker dan diabetes, serta mengurangi tingkat mutagenesis
pada sel (Khoddami, et al, 2013).
Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan fraksi etil asetat
dari ekstrak metanol daun cabe jawa. Hal ini didasari sebuah penelitian uji
aktivitas antioksidan Piper betle L. pada berbagai pelarut dengan metode DPPH
yang menunjukkan bahwa nilai IC50 (inhibitory concentration 50) terendah terdapat dalam fraksi etil asetat sebesar 2,89 μg/mL, dan kandungan fenolik total tertinggi dideteksi pada fraksi etil asetat sebesar 559,38 μg EGCG/mg (micrograms epigallocatechin gallate / mg sample) dibandingkan ekstrak etanol,
fraksi heksan, fraksi butanol dan fraksi air (Risdian et al., 2011). Dari hasil ini,
dapat diasumsikan bahwa fraksi etil asetat (FEA) mampu mengikat agen
antioksidan dibandingkan fraksi lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kandungan
senyawa fenolik dan seberapa besar aktivitas antioksidan dari fraksi etil-asetat
(FEA) daun Cabe Jawa. Penggunaan metode uji aktivitas antioksidan Ferric
Thiocyanate (FTC) – Thiobarbituric Acid (TBA) didasarkan pada kemampuan metode ini untuk mengukur jumlah peroksida pada tahap awal peroksidasi lipid,
kemudian dilanjutkan dengan mengukur jumlah peroksida pada tahap kedua
peroksidasi lipid dan mengukur radikal bebas yang ada setelah oksidasi peroksida
(Aqil, et al., 2006; Rezaeizadeh, et al., 2011).
METODE PENELITIAN 1. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu daun cabe jawa segar (dari kebun obat “Merapi Farma”) yang dideterminasi di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Bawah Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, akuades, metanol pa (Merck),
etil-asetat pa (Merck), asam galat pa (Sigma), natrium karbonat 1 M teknis, etanol
(Merck), asam linoleat (Sigma), buffer fosfat 0,02 M (pH 7,0), ammonium
asam tiobarbiturat (Merck), reagen Folin Ciocalteau (Merck), BHT, asam
trikloroasetat (Merck).
Alat yang digunakan antara laim spektrofotometer Vis (Shimadzu
UV-1240), Oven, alat penyerbuk (Retsch), alat pengayak, centrifuge, Vaccum Rotary
Evaporator (Janke & Kunkel), timbangan elektrik BP 160 readability 0,10 mg, waterbath (Emerson), micropipet 200-1000 μL (Acura 825, Socorex), orbital
shaker, corong Buchner, pompa vakum, vortex (Genie Wilten), dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis (Pyrex Iwaki Glass).
2. Persiapan Sampel
a) Pembuatan Simplisia Daun Cabe Jawa
Daun Cabe Jawa segar yang diperoleh dari Merapi Farma disortasi basah,
daun dipisahkan dari bahan organik asing atau bagian tumbuhan lain yang ikut
terambil, tanah, kerikil, atau pengotor lainnya. Selanjutnya, dicuci dengan air
bersih yang mengalir dan ditiriskan, kemudian dirajang menggunakan pisau berbahan “stainless steel” dengan lebar irisan ± 1 cm. Kemudian, dikeringkan menggunakan oven pada suhu 400C dengan lama pengeringan 8 jam selama 6
hari. Daun yang telah kering selanjutnya disortasi kering, dengan cara dipisahkan
kembali dari kotoran, bahan organik asing dan simplisia yang rusak akibat proses
pengeringan. Kemudian diserbuk menggunakan alat penyerbuk dan diayak
menggunakan pengayak dengan No. mesh 50 (Soegiharjo, 2013).
b) Pembuatan ekstrak Metanol Daun Cabe Jawa
Serbuk simplisia sebanyak 10 gram ditimbang, kemudian dimaserasi
dengan metanol teknis selama 3 hari pada suhu ruangan dengan menggunakan
orbital shaker. Filtrat disaring menggunakan corong buchner dan dikumpulkan
dalam wadah yang diberi label filtrat. Ampas sisa-nya diremaserasi kembali
seperti cara di atas hingga warna larutan penyari menjadi bening, yang berarti
sebagian besar senyawa yang larut dalam metanol telah terekstrak. Pelarut pada
dan dipekatkan dengan menggunakan waterbath (T= 600C), untuk diperoleh
ekstrak kental (Artini, et al., 2013; Setyowati, et al., 2007).
c) Pembuatan Fraksi Etil-Asetat
Ekstrak metanol kental daun Cabe Jawa difraksinasi menggunakan
metode ekstraksi cair-cair, dimana ekstrak dilarutkan dengan akuades hangat,
kemudian difraksinasi menggunakan akuades : etil asetat (1:1 v/v) di dalam
corong pisah. Lapisan etil asetat (bagian atas) selanjutnya diambil, dan ditampung
dalam wadah yang diberi label fraksi etilasetat. Lapisan air (bagian bawah)
difraksinasi kembali menggunakan etil asetat dengan perbandingan yang sama.
Tahapan ini diulang hingga warna larutan menjadi jernih. Fraksi etil asetat yang
didapat dipekatkan menggunakan vaccum rotary evaporator, kemudian
dipekatkan kembali menggunakan waterbath (T = 770C) untuk diperoleh fraksi
etil asetat yang bebas dari pelarut, yang diketahui melalui selisih antara
penimbangan ekstrak pertama dan penimbangan kedua sebesar 0,0005 (Darwiati,
W., 2013; Kusumanto, 2014).
3. Analisis Fenolik Total
Penetapan kandungan fenolik total dengan metode Folin Ciocalteu
menurut Rami, et al. (2013) yaitu larutan fraksi diambil 0,5 mL dari konsentrasi 200 μg/mL dan ditambahkan 2 mL reagen Folin Ciocalteu, didiamkan selama 5 menit dalam suhu ruang. Selanjutnya ditambahkan 4 mL Na2CO3 (Natrium
Karbonat) 1 M. Berdasarkan hasil optimasi, diinkubasi 30 menit dan absorbansi
diukur pada = 735 nm dengan spektrofotometer. Hasil dinyatakan dalam mg
ekivalen asam galat per gram fraksi ± SD. Standar kurva yang digunakan adalah asam galat dengan konsentrasi 40, 50, 60, 70, 80 μg/mL. Rumus perhitungan :
T = C.V/M Keterangan
T = kandungan fenolik total (mg/g); C= konsentrasi hasil perhitungan dari
absorbansi yang didapat (mg/ml); V= volume senyawa uji (ml); M= massa
4. Analisis Aktivitas Antioksidan Metode FTC-TBA (Ferric Thiocyanate –
Thiobarbituric Acid)
Metode FTC-TBA mengacu pada Aqil, et al (2006). Fraksi dan standar
BHT sebanyak 4 mg, dilarutkan dalam 4 ml etanol absolut dan ditambahkan 4,1
ml asam linoleat 2,5%, 8,0 ml buffer fosfat 0,05 M (pH 7), dan 3,9 mL akuades.
Kemudian diinkubasi dalam oven pada suhu 400C (Larutan A). Kemudian,
diambil 0,1 ml larutan ke dalam larutan yang telah berisi 9,7 mL etanol 75% dan
0,1 mL ammonium tiosianat 30% (Larutan B). Selanjutnya, ditambahkan 0,1 mL
ferrous choride 0,05 M dalam 3,5% HCl. Sesuai hasil optimasi, didiamkan selama
5 menit dan absorbansi warna merah diukur pada = 488,5 nm. Pengukuran
dilakukan setiap 24 jam sampai 1 hari setelah absorbansi kontrol negatif
maksimum. Larutan tanpa sampel sebagai kontrol negatif.
Selanjutnya, larutan A sampel pada hari pengukuran terakhir diambil
sebanyak 1 mL dan ditambahkan 2 mL asam trikloroasetat 20% dan 2 mL asam
2-tiobarbiturat 0,67%. Campuran tersebut dipanaskan dalam waterbath pada suhu
950C selama 10 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30
menit. Absorbansi supernatant tersebut diukur pada = 532 nm. Rumus
perhitungan persen inhibisi :
%Inhibisi = (A0– A1/A0)x 100%
Keterangan
A0 = absorbansi maksimum kontrol negatif; A1 = absorbansi maksimum sampel.
Dari nilai rata-rata persen inhibisi ± SD dilakukan uji distribusi
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Dilakukan analisis one sampel
T-test dan Independent Sampel T-T-test untuk data terdistribusi normal, dengan taraf
kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan secara statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Estimasi kandungan fenolik total tumbuhan dapat dilakukan dengan
mengunakan pereaksi Folin-Ciocalteu. Penetapan kandungan fenolik total dimulai
kurva baku karena asam galat merupakan turunan dari asam hidrobenzoat yang
tergolong asam fenol sederhana. Kandungan fenol asam organik ini juga bersifat
murni dan stabil (Lee, et al., 2003). Pembuatan kurva baku asam galat dilakukan
sebanyak tiga replikasi dan untuk menentukan kandungan fenolik total digunakan
persamaan dengan nilai r terbaik. Nilai r menunjukkan nilai linearitas yaitu
korelasi antara konsentrasi dan absorbansi yang dihasilkan. Semakin baik nilai
linearitas (nilai r = 1 atau mendekati 1) maka korelasi juga semakin baik.
Berdasarkan ketiga persamaan regresi yang telah didapat (Lampiran 10.),
dipilih persamaan dengan nilai r mendekati 1 yaitu persamaan replikasi III, y =
0,00662x + 0,0974 dengan nilai r sebesar 0,9924. Koefisien korelasi yang baik
dilihat dari kesebandingan antara penambahan konsentrasi asam galat dan
penambahan absorbansi. Berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan
regresi linear , y = 0,00662x + 0,0974, maka didapatkan kandungan fenolik total
fraksi etil asetat daun Cabe Jawa sebesar 140,43 ± 5,1219 mg ekivalen asam galat
per g fraksi etil asetat ( mg GAE/g FEA cabe jawa, lihat Tabel I.).
Tabel I. Hasil Penetapan Kandungan Fenolik Total FEA Cabe Jawa
Konsentrasi Absorbansi Kandungan
Fenolik Total Rata-rata %CV
Replikasi 1 200 μg/ml 0,274 133,40
140,43 ±
5,1219 3,6472%
Replikasi 2 200 μg/ml 0,286 142,45
Replikasi 3 200 μg/ml 0,290 145,45
Adapun prinsip dasar kolorimetri Folin Ciocalteu adalah reaksi oksidasi
yang cepat dengan menggunakan alkali seperti natrium karbonat, dimana
absorbansi yang terbentuk akibat fosfotungstat biru sebanding dengan jumlah
senyawa fenolik yang terdapat dalam sampel (Cicco dan Latanzio, 2011 ; Cindric
Gambar 1. Reaksi Reagen Folin-Ciocalteu dengan Senyawa Fenol
(Sumber: Hardiana et al, 2012)
Tanaman cabe jawa diketahui mengandung senyawa fenolik seperti
senyawa piplartine/piperlongumine, sitosterol, 3,4,5-Trimehoxydihydrocinnamic
acid dan lignin (Parmar, et al., 1997; Prasad, et al., 2012). Senyawa-senyawa
inilah yang diduga bertanggung jawab dalam pembentukan kompleks warna
fosfongtungstat biru dan penetapan kandungan fenolik total yang didapat.
Uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC dan TBA merupakan
metode pengukuran aktivitas antioksidan berdasarkan kemampuannya dalam
menghambat reaksi peroksidasi lipid. Dimana metode FTC untuk mengukur
jumlah peroksida pada tahap awal peroksidasi lipid, kemudian dilanjutkan dengan
penggunaan metode TBA untuk mengukur jumlah peroksida pada tahap kedua
peroksidasi lipid dan mengukur radikal bebas yang ada setelah oksidasi peroksida
(Aqil, et al., 2006; Rezaeizadeh, et al., 2011).
Pada metode FTC, peroksida yang terbentuk selama oksidasi asam
linoleat akan bereaksi dengan Fe2+ untuk membentuk Fe3+, yang kemudian akan
bereaksi dengan thiocyanate untuk membentuk kompleks warna merah.
Keberadaan senyawa antioksidan akan memperlambat oksidasi asam linoleat, lihat
gambar 2. (Ono et al. dan Gulcin & Dastan dalam Charles, 2013).
Gambar 2. Reaksi Pembentukan Kompleks Fe3+-tiosianat dari Kompleks Fe2+-tiosianat oleh
Gambar 3. Profil kenaikan absorbansi metode FTC dalam waktu 7 hari
Pembacaan terjadinya proses peroksidasi lipid dapat dilakukan sampai
kontrol negatif menunjukkan nilai absorbansi maksimum dan pada penelitian ini,
absorbansi maksimum kontrol negatif diperoleh pada hari keenam, seperti yang
tergambar dalam profil absorbansi (gambar 3). Nilai absorbansi menunjukkan
jumlah radikal peroksida yang terbentuk selama proses oksidasi. Antioksidan
dapat menghambat oksidasi asam linoleat yang ditandai dengan penurunan kadar
oksidan hidroperoksida yang terbentuk dibandingkan kontrol. Penurunan kadar
hidroperoksida berbanding lurus terhadap absorbansi dari senyawa Fe(SCN)3
dalam larutan uji (Arif et al., 2014). Hal ini berarti, profil kenaikan absorbansi
tidak hanya digunakan untuk mengetahui kapan terjadinya absorbansi maksimal
dan penurunan reaksi peroksidasi lipid, tetapi juga menunjukkan bahwa FEA daun
Cabe Jawa positif memiliki aktivitas antioksidan atau kemampuan dalam
menghambat radikal peroksida yang ditandai dengan absorbansi yang berada di
bawah absorbansi kontrol negatif. Profil rata-rata absorbansi baik kontrol maupun
sampel uji menunjukkan absorbansi tertinggi terjadi pada hari keenam, yang
menunjukkan pembentukan peroksida terus terjadi hingga hari keenam. Kemudian
absorbansi turun pada hari ketujuh yang menyiratkan bahwa mulai terjadi
dekomposisi peroksida, dimana peroksida yang terbentuk akan berikatan dengan
1 2 3 4 5 6 7
Kontrol Negatif 1.597 1.722 2.068 2.149 2.186 2.193 1.950 Kontrol Positif 1.450 1.480 1.932 1.939 1.950 1.957 1.841 FEA Cabe Jawa 1.086 1.494 1.924 1.990 2.085 2.145 1.877
senyawa radikal lainnya hingga membentuk senyawa baru yang lebih stabil dan
menyebabkan jumlah peroksida mulai menurun (Pane, 2013).
Adapun rata-rata absorbansi tertinggi FTC pada hari keenam inkubasi
untuk ketiga replikasi kontrol negatif, BHT, dan FEA Cabe Jawa secara
berturut-turut sebesar 2,193 ± 0,050, 1,957 ± 0,006, 2,145 ± 0,007. Persentase daya hambat
fraksi pada hari dimana absorbansi mencapai absorbansi tertinggi menunjukkan
besarnya daya penghambatan terhadap jumlah maksimal peroksida yang
terbentuk. Besarnya daya hambat BHT dan FEA Cabe Jawa terhadap peroksida
yang terbentuk pada hari keenam dapat dilihat pada tabel II, yang menunjukkan
aktivitas penghambatan peroksidasi lipid maksimum oleh BHT lebih tinggi
daripada FEA daun Cabe Jawa.
Tabel II. Total Aktivitas Antioksidan BHT dan FEA Cabe Jawa Metode FTC
Sampel Absorbansi* Persen Inhibisi*
Kontrol (-) 2,193 ± 0,050 0
BHT 1,957 ± 0,006 10,7463 ± 0,2534
FEA Cabe Jawa 2,145 ± 0,007 2,1888 ± 0,3246
Catatan: * Rata-rata ± SD, n = 3
Metode TBA juga digunakan untuk mengetahui tingkat peroksidasi lipid.
Pada pH rendah dan suhu tinggi (1000C), ikatan malondialdehid-TBA akan
berubah menjadi kompleks malondialdehid-TBA berwarna merah muda yang
dapat diukur pada panjang gelombang 532 nm, lihat gambar 4. (Naphade et al.,
2009).
Gambar 4. Reaksi Pembentukan Kompleks MDA-TBA
Secara teoritis, Senyawa tiga karbon malondialdehid (MDA) adalah
produk dekomposisi utama karbonil pada proses autooksidasi dari lipid tak jenuh
(Tamura et al., Crawford et al., Pegg et al. dalam Tokur et al., 2006). Tujuan
dilakukannya pengukuran antioksidan dengan metode ini untuk mengetahui
banyaknya senyawa MDA yang terbentuk, dimana senyawa ini merupakan
turunan senyawa peroksida yang terbentuk pada tahap kedua reaksi peroksidasi
lemak. Sehingga diharapkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode FTC
dapat dikonfirmasikan dengan hasil TBA. Sama seperti metode FTC, semakin
rendah absorbansinya maka menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin
meningkat. Adapun hasil pengukuran rata-rata dengan metode TBA menunjukkan
bahwa FEA Cabe Jawa memiliki daya hambat MDA yang sedikit lebih besar
daripada kontrol positif (Tabel III).
Tabel III. Total Aktivitas Antioksidan BHT dan FEA Cabe Jawa Metode TBA
Sampel Absorbansi* Persen Inhibisi*
Kontrol (-) 1,001 ± 0,0029 0
BHT 0,168 ± 0,0073 83,2168 ± 0,7250
FEA Cabe Jawa 0,098 ± 0,0091 90,2098 ± 0,9083
Catatan: * Rata-rata ± SD, n = 3.
Seperti yang terlihat pada tabel IV, aktivitas antioksidan yang terdeteksi
dengan metode TBA lebih tinggi dibandingkan dengan FTC. Menurut Aqil, et al.
(2006), kemungkinan disebabkan karena peroksida yang terbentuk pada tahap
awal peroksidasi lipid jumlahnya lebih besar dibandingkan jumlah turunan
senyawa peroksida yang terbentuk pada tahap kedua (MDA), dan produk turunan
MDA yang terbentuk lebih stabil pada beberapa waktu. Pada metode FTC,
dilakukan inkubasi pada suhu 400C selama 24 jam, dan reaksi peroksidasi
maksimum terjadi di hari ke-6 yang mana menunjukkan nilai absorbansi yang
besar untuk BHT dan FEA Cabe Jawa walaupun tidak melebihi kontrol negatif.
Nilai absorbansi yang besar (Lampiran 14a) menandakan tingginya kadar radikal
peroksida yang terbentuk dan rendahnya kemampuan BHT dan FEA Cabe Jawa
TBA dilakukan pengukuran pada hari ke-8 dimana produk MDA mulai terbentuk
(Rezaeizadeh, et al., 2011), dengan cara larutan dipanaskan pada suhu 950C
selama 10 menit. Nilai absorbansi yang kecil (Lampiran 15a) menandakan
rendahnya kadar MDA yang terbentuk dan tingginya kemampuan BHT dan FEA
Cabe Jawa dalam menghambat pembentukan MDA.
Selain itu, pada tabel IV dapat dilihat perbedaan nilai %inhibisi antara
BHT dan FEA Cabe Jawa pada metode FTC dan TBA. Nilai %inhibisi pada
metode FTC menunjukkan daya penghambatan senyawa antioksidan dalam
menghambat radikal hidroperoksida pada tahap pertama peroksidasi lipid.
Sedangkan pada metode TBA, nilai %inhibisi menggambarkan daya
penghambatan senyawa antioksidan dalam menghambat radikal MDA yang
terbentuk pada tahap kedua peroksidasi lipid. Hasil pada tabel IV menunjukkan
nilai %inhibisi BHT lebih besar daripada FEA Cabe Jawa dan nilai %inhibisi
BHT lebih kecil daripada FEA Cabe Jawa pada metode TBA. Perbedaan kedua
hasil ini kemungkinan dikarenakan perbedaan mekanisme antioksidan diantara
keduanya. Dimana, BHT menghambat pada tahap pertama (pembentukan radikal
peroksida) dan FEA Cabe Jawa menghambat pada tahap kedua (pembentukan
MDA).
Tabel IV. Aktivitas Antioksidan BHT dan FEA Cabe Jawa
Sampel %Inhibisi dengan FTC %Inhibisi dengan TBA
BHT 10,7463 ± 0,2534 83,2168 ± 0,7250
FEA Cabe Jawa 2,1888 ± 0,3246 90,2098 ± 0,9083
Aktivitas antioksidan berhubungan dengan senyawa fenolik. Berdasarkan
penelitian antioksidan dan total fenolik terhadap 45 tanaman obat yang dilakukan
oleh Li, et al. (2008), menunjukkan nilai R2 antara kapasitas antioksidan metode
FRAP dengan kandungan fenolik total 0,8672, dan kapasitas antioksidan metode
TEAC dengan kandungan fenolik total 0,8500. Hasil ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kapasitas antioksidan dengan
antioksidan dengan memutuskan ikatan rantai radikal bebas secara langsung dan
menangkap berbagai spesies reaktif seperti radikal superoksida, hidroksil dan
peroksil dan asam hipoklorit (Kosar, et al.; Payet, et al.; Cai, et al.; Halliwell, et
al. dalam Nurmi, A., 2008). Hasil penelitian Li, et al. (2008) menggambarkan korelasi yang kuat antara nilai dari metode TEAC dan FRAP dengan kandungan
fenolik total yang mengimplikasikan senyawa fenolik dari tanaman-tanaman
tersebut mampu bertindak sebagai antioksidan dengan menangkap radikal bebas
dan reduksi oksidan. Sehingga perlu dilakukan uji korelasi untuk melihat
hubungan antara kandungan fenolik total dengan nilai kapasitas antioksidan
metode FTC-TBA yang dapat menggambarkan korelasi antara kandungan fenolik
sebagai antioksidan terhadap peroksida yang terbentuk dari peroksidasi lipid.
KESIMPULAN
Kadar fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol dari daun cabe jawa
sebesar 140,43 ± 5,1219 mg ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat. Aktivitas
antioksidan fraksi etil-asetat ekstrak metanol dari daun cabe jawa yang dinyatakan
dalam %inhibisi dengan metode FTC sebesar 2,1888 ± 0,3246 % dan 90,2098 ±
0,9083 % dengan metode TBA. Fraksi etil asetat ekstrak metanol dari daun cabe
jawaa memiliki daya penghambatan radikal peroksida yang lebih rendah daripada
BHT, dan memiliki daya penghambatan MDA yang lebih tinggi daripada BHT.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat korelasi antara
kandungan fenolik total terhadap mekanisme penghambatan peroksida yang
DAFTAR PUSTAKA
Aqil, F., Ahmad, I., dan Mehmood, Z., 2006, Antioxidant and Free Radical Scavenging Properties of Twelve Traditionally Used Indian Medicinal Plants, Turk. J. Biol., 30: 177-183.
Arif D.Y., Jose, C., dan Teruna, H.Y., 2014, Total Fenolik, Flavanoid serta Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksana, Diklorometan dan Metanol Amaranthus spinosus L EM5-Bawang Putih, JOM FMIPA, 1(2): 359-369. Artini, P.U.E.D., Astuti, K.W., dan Warditiani, N.K., 2013, Uji Fitokimia Ekstrak
Etil Asetat Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.), Jurnal Farmasi Udayana, Indonesia, 1-7.
Charles, D.J., 2013, Antioxidant Properties of Spices, Herbs and Other Sources, Springer, New York, 12.
Cicco, N., dan Lattanzio, V., 2011, The Influence of Initial Carbonate Concentration on the Folin-Ciocalteu Micro-Method for the Determination of Phenolics with Low Concentration in the Presence of Methanol: A Comparative Study of Real-Time Monitored Reactions, Am. J. Anal. Chem., 840-845.
Cindric, I.J., Kunstic, M., Zeiner, M., Stingeder, G., dan Rusak, G., 2011, Sample Preparation Methods for the Determination of the Antioxidative Capacity of Apple Juices, Croat. Chem. Acta, 84(3): 435-438.
Darwiati, W., 2013, Bioaktivitas Tiga Fraksinasi Ekstrak Biji Suren Terhadap Mortalitas Hama Daun Eurema spp., Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10 (2): 99-108.
Hardiana, R., Rudiyansyah, dan Zaharah, T.A., 2012, Aktivitas Antioksidan Senyawa Golongan Fenol dari Beberapa Jenis Tumbuhan Famili Malvaceae, JKK, 1(1): 8-13.
Kawamura, F., Ramle, S.F.M., Sulaiman, O., Hashim, R., dan Ohara, S., 2011, Antioxidant and Antifungal Activities of Extracts from 15 Selected Hardwood Species of Malaysian Timber, Eur. J. Wood Prod., 69: 207-212. Khoddami, A., Wilkes, M.A., dan Roberts, T.H., 2013, Techniques for Analysis
of Plant Phenolic Compounds, Molecules, 18: 2328-2375.
Kusumanto, Y.K.E.P., 2015, Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode Deoksiribosa dan Penetapan Kandungan Fenolik Total pada Fraksi Etil Asetat Ektrak Etanol Buah Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 25-26. Lamid, A., 1995, Vitamin E sebagai Antioksidan, Media Litbangkes, V (01):
14-16.
Lee, K.W., Kim, Y.J., Lee, H.J., dan Lee, C.Y., 2003, Cocoa Has More Phenolic Phytochemicals and A Higher Antioxidant Capacity Than Teas and Red Wine, J. Agric. Food Chem., 51: 7292-7295.
Li, H.B., Wong, C.C., Cheng, K.W., dan Chen, F., 2008, Antioxidant Properties in Vitro and Total Ohenolic Contents in Methanol Extracts from Medicinal Plants, LWT, 41: 385-390.
Moon, J.K., dan Shibamoto, T., 2009, Review: Antioxidant Assay for Plant and Food Components, Journal of Agricultural and Food Chemistry, 57: 1655-1666.
Nahak, G., dan Sahu, R.K., Phytochemical Evaluation and Antioxidant Activity of Piper cubeba and Piper nigrum, Journal of Applied Pharmaceutical Science, 01(08): 153-157.
Naphade, S.S., Khadabadi, S.S., Deore, S.L., Jagtap, N.S. dan Hadke, S.P., 2009, Antioxidant Activity of Different Extract of Plant Tricholepis Glaberrima DC (Ateraceae), International Journal of PharmaTech Research, Government Collage of Pharmacy and Phytochemistry Departement, 1(3): 502-505.
Nurmi, A., 2008, Antioxidant Studies on Selected Lamiaceae Herbs In Vitro and In Humans, Yliopistopaino, University Print, Helsinki, Finland, 33. Pane, E.R., 2013, Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit
Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum), Valensi, 3(2): 76-81.
Parida, R., dan Dhal, Y., 2011, A Study on The Micro-Propagation and Antioxidant Activity of Piper longum ( An Important Medicinal Plant ), Journal of Medicinal Plants Research, 5(32): 6691-6994.
Parmar, V.S., Jain, S.C., Bisht, K.S., Jain, R., Taneja, P., Jha, A., Tyagi, O.D., Prasad, A.K., Wengel, J., Olsen, C.E., dan Boll, P.M., 1997, Phytochemistry of The Genus Piper, Phytochemistry, 46(4): 597-673. Prasad M.P., Sushant S., dan Babhulkar A., 2012, Phytochemical Analysis and
Antioxidant Potential of Piper Species and Its Molecular Characterization by RAPD Markers, International Journal of Fundamental & Applied Sciences, 1(4): 71-73.
Rami, E., Sipai, S., dan Patel, I., 2013, Studies on Qualitative and Quantitative Phytochemical Analysis of Piper Longum Linn., International Journal of Pharma and Bio Scienes, 4(3): 1381-1388.
Rezaeizadeh, A., Zuki, A.B.Z., M., Abdollahi, Goh, Y.M., Noordin, M.M., Hamid, M., dan Azmi, T.I., 2011, Determination of Antioxidant Activity in Methanolic and Cloroformic Extracts of Momordica charantia, African Journal of Biotechnology, 10(24): 4932-4940.
Risdian, C., Widowati, W., Mozet, T., Wargasetia, T.L., dan Khong, K., 2011, Free Radical Scaveging Activity of Ethanolic Leaves Extract and Its Different Solvent Fractions of Piper betle L. In Vitro, Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention, 2(1): 141-145.
Sasikumar, J.M., Maheshu, V., dan Jayadev, R., 2009, In Vitro Antioxidant Activity of Methanolic Extracts of Berberis Tinctoria Lesch. Root and Root Bark, India Journal of Herbal Medicine and Toxicology, 3(2): 53-58.
Setyowati, E.P., Jenie, U.A., Sudarsono, Kardono, B., Rahmat, R., dan Meiyanto, E., 2007, Isolasi Senyawa Sitotoksik Spons Kaliapsis, Majalah Farmasi Indonesia, 18(4): 183-189.
Soegihardjo, C.J., 2013, Farmakognosi, PT. Citra Aji Parama, Yogyakarta, 10-11. Thitilertdecha, N., Teerawutgulrag, A., Kilburn, J.D., dan Rakariyatham, N.,
Tokur, B., Korkmaz, K., dan Ayas, D., 2006, Comparison of Two Thiobarbituric Acid (TBA) Method for Monitoring Lipid Oxidation in Fish, Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, Vol. 23, Issue (3-4): 331-334.
Umemura, T., Kodama, Y., Hioki, K., Inoue, T., Nomura, T., dan Kurokawa, Y., 2001, Butylhydroxytoluene (BHT) Increases Susceptibility of Transgenic rasH2 Mice to Lung Carcinogenesis, Journal of Cancer Research and Clinical Oncology, 127 (10): 583-590.
United States Departement of Agriculture (USDA), 2015, Classification: Piper retrofractum Vahl., http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=PIRE9, diakses pada tanggal 02 Maret 2016 pukul 18.23 WIB.
Lampiran 2. Klasifikasi Tanaman Cabe Jawa
Menurut United States Department of Agriculture (2016), klasifikasi dari
tanaman Cabe Jawa sebagai berikut.
Kerajaan : Plantae
Sub-Kerajaan : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Suku : Piperaceae
Genus : Piper L.
Lampiran 3. Penimbangan dalam Pembuatan Simplisia
Berat Tanaman Segar Cabe Jawa = 1 kg = 1000 gr ( Timbangan Pemasok )
Penimbangan Hasil Sortasi Basah Daun Cabe Jawa
Berat Wadah Kosong = 3.00 gram
Berat Wadah Kosong + Daun = 597.77 gram
Berat Daun = 594.77 gram
Penimbangan Hasil Sortasi Kering Daun Cabe Jawa
Berat Wadah Kosong = 229.50 gram
Berat Wadah Kosong + Daun = 408.37 gram
Berat Daun = 178.87 gram
Penimbangan Hasil Penyerbukan Simplisia Daun Cabe Jawa Berat Wadah Kosong = 13.365 gram
Berat Wadah Kosong + Daun = 314.450 gram
Berat Daun = 301.085 gram
Penimbangan Hasil Pengayakan Serbuk Simplisia Daun Cabe Jawa Berat Wadah Kosong = 133.57 gram
Berat Wadah Kosong + Daun = 202.50 gram
Lampiran 4. Perhitungan Penetapan Kadar Air Simplisia Daun Cabe Jawa
Kadar Air Simplisia =
Keterangan Berat Simplisia (g) Kadar Air (%) Rata-Rata Awal Akhir
Lampiran 5. Perhitungan Rendemen Ekstrak dan Fraksi Daun Cabe Jawa Rumus Perhitungan:
a. Ekstrak Metanol Daun Cabe Jawa
Berat (gram) Rendemen Ekstrak (%)
Bobot simplisia yang digunakan 53.9297
7.8979
Bobot cawan kosong 53.0113
Bobot cawan + ekstrak 57.2706
Bobot ekstrak 4.2593
%Rendemen Ekstrak = (4.3593/53.9297) x 100%
= 7.8979 %
b. Fraksi Etil Asetat Daun Cabe Jawa
Berat (gram) Rendemen Fraksi (%)
Bobot simplisia yang digunakan 53.9297
2.3362 Bobot cawan kosong 53.0308
Bobot cawan + ekstrak 54.2907
Bobot ekstrak 1.2599
%Rendemen Fraksi = (1.2599/53.9297) x 100%
Lampiran 6. Data Penimbangan untuk Penetapan Kandungan Fenolik
Bobot Beker 63.7284 61.4635 62.1535
Bobot Beker + zat 63.7385 61.4735 62.1636
Bobot Zat 0.0101 0.0100 0.0101
b. Penimbangan Fraksi Etil Asetat Daun Cabe Jawa
Replikasi 1
Lampiran 7. Data Perhitungan Konsentrasi Asam Galat dan Fraksi Etil Asetat untuk Penetapan Kandungan Fenolik Total
a. Perhitungan Konsentrasi Asam Galat
Bobot Asam Galat diencerkan dalam labu takar 10 ml:
Replikasi 1 = 0.0101 g = 10.1 mg C = 1.01 mg/ml
Replikasi 2 = 0.0100 g = 10.0 mg C = 1.00 mg/ml
Seri Konsentrasi Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
1 40.4 μg/ml 40 μg/ml 40.4 μg/ml
2 50.5 μg/ml 50 μg/ml 50.5 μg/ml
3 60.6 μg/ml 60 μg/ml 60.6 μg/ml
4 70.7 μg/ml 70 μg/ml 70.7 μg/ml
5 80.8 μg/ml 80 μg/ml 80.8 μg/ml
Contoh Perhitungan Seri Konsentrasi Replikasi 1
Seri 1:
0.4 ml x 1.01 mg/ml = 10 ml x C2
C2= 0.0404 mg/ml = 40.4 μg/ml
Seri 2:
0.5 ml x 1.01 mg/ml = 10 ml x C2
C2= 0.0505 mg/ml = 50.5 μg/ml
Seri 3:
0.6 ml x 1.01 mg/ml = 10 ml x C2
C2 = 0.0606 mg/ml = 60.6 μg/ml
Seri 4:
0.7 ml x 1.01 mg/ml = 10 ml x C2
C2= 0.0707 mg/ml = 70.7 μg/ml
Rumus Pengenceran:
Seri 5:
0.8 ml x 1.01 mg/ml = 10 ml x C2
C2= 0.0808 mg/ml = 80.8 μg/ml
b. Perhitungan Konsentrasi Fraksi Etil Asetat Konsentrasi
Fraksi Etil Asetat
Daun Cabe Jawa
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
200 μg/ml 200 μg/ml 200 μg/ml
Bobot Fraksi Etil Asetat Daun Cabe Jawa yang diencerkan dalam labu takar 10 ml:
Replikasi 1 = 0.0100 g = 10.0 mg C = 1.00 mg/ml
Replikasi 2 = 0.0100 g = 10.0 mg C = 1.00 mg/ml
Replikasi 3 = 0.0100 g = 10.0 mg C = 1.00 mg/ml
Contoh Perhitungan Pengenceran Konsentrasi Replikasi 1
V1 C1 = V2 C2
2 ml x 1.00 mg/ml = 10 ml x C2
C2= 0.200 mg/ml = 200 μg/ml
Lampiran 8. Hasil Optimasi Operating Time untuk Penetapan Kandungan Fenolik Total
a. Replikasi 1
OT Absorbansi konsentrasi asam galat pada 750 nm
40 μg/ml 60 μg/ml 80 μg/ml
5 0.345 0.406 0.581
15 0.379 0.529 0.633
Pada replikasi 1, OT yang didapat 30 menit.
b. Replikasi 2
OT Absorbansi konsentrasi asam galat pada 750 nm
c. Replikasi 3
OT Absorbansi konsentrasi asam galat pada 750 nm
40 μg/ml 60 μg/ml 80 μg/ml
5 0.344 0.408 0.581
10 0.368 0.490 0.610
15 0.377 0.532 0.627
20 0.384 0.544 0.636
25 0.386 0.549 0.640
30 0.386 0.548 0.641
35 0.387 0.548 0.640
40 0.386 0.549 0.640
45 0.386 0.549 0.640
50 0.386 0.550 0.639
55 0.385 0.537 0.638
60 0.385 0.546 0.638
Lampiran 9. Hasil Optimasi Panjang Gelombang Maksimal untuk Penetapan Kandungan Fenolik Total
Lampiran 10. Hasil Pengukuran Kurva Baku untuk Penetapan Kandungan Fenolik Total
a. Replikasi 1
Seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan Kurva Baku
1 40.4 μg/ml 0.349
Seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan Kurva Baku
1 40.0 μg/ml 0.390
Seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan Kurva Baku
Lampiran 11. Perhitungan Kandungan Fenolik Total FEA Cabe Jawa Konsentrasi Absorbansi Kandungan
Fenolik Total Rata-rata %CV
Replikasi 1 200 μg/ml 0.274 133.40
140.43 ±
5.1219 3.6472% Replikasi 2 200 μg/ml 0.286 142.45
Replikasi 3 200 μg/ml 0.290 145.45
Contoh perhitungan kandungan fenolik total:
a. Replikasi 1 Bobot fraksi = 0.0100 gram
Rumus Perhitungan:
C = x , sehingga:
Kandungan fenolik total = 0.02668 x 50/0.0100
= 133.4 mg/gram
Jadi, kandungan fenolik total dalam sampel replikasi 1 sebesar 133.4 mg asam
Lampiran 12. Data Penimbangan untuk Uji Aktivitas Antioksidan Metode FTC- TBA
a. Penimbangan BHT untuk Optimasi Metode
OT (gram) Lamda (gram)
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Berat Cawan Kosong 63.0377 61.5081 61.7617 63.6569
Berat Cawan + sampel 63.0418 61.5122 61.7657 63.6609
Berat Sampel 0.0041 0.0040 0.0040 0.0040
b. Penimbangan Sampel Uji
BHT (gram) FEA Cabe Jawa (gram)
Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 1 Rep 2 Rep 3
Berat Cawan Kosong 62.4275 61.0764 61.4654 23.3755 22.8067 28.0020
Berat Cawan + sampel 62.4316 61.0805 61.4695 23.3796 22.8109 28.0059
Berat Sampel 0.0041 0.0041 0.0041 0.0041 0.0042 0.0039
Lampiran 13. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan FTC-TBA a. Penentuan Operating Time (OT)
Hasil OT, CBHT = 4 mg
OT (Menit ke-) Absorbansi (Triplo)
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukuran 3
1 0.985 0.959 0.948
3 0.918 0.907 0.899
5 0.875 0.875 0.874
7 0.864 0.862 0.860
Lampiran 14. Hasil Data Uji Aktivitas Antioksidan Metode FTC
a. Nilai Absorbansi Kontrol Negatif, Kontrol Positif dan Fraksi Etil-Asetat
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi kontrol negatif dengan spektrofotometer
UV/Vis maka dapat disimpulkan bahwa pada hari ke-6 reaksi peroksidasi lipid telah
mencapai batas maksimum.
b. Profil Absorbansi Kontrol Negatif, Kontrol Positif dan Fraksi Etil Asetat
Hari Ke- Mean ± SD
c. Perhitungan Persen Inhibisi Uji Aktivitas Antioksidan FTC Rumus Perhitungan:
Persen Inhibisi = ( A0– A1 / A0 ) x 100%
Hari ke- Kontrol Negatif Kontrol Positif SAMPEL
Pengukuran berdasarkan hasil data absorbansi hari ke-6.
Rata-rata Absorbansi kontrol negatif hari ke-6 = 2.193
FEA Cabe Jawa
Analisis menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Hipotesis null (H0) = data terdistribusi normal
Hipotesis alternative (H1) = data tidak terdistribusi normal
Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05 ½ α = 0.025.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < ½ α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > ½ α maka H0 diterima, H1 ditolak.
Data %Inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa terdistribusi normal karena Asymp
Sig (2-Tailed) BHT = 0.949 dan Asymp Sig (2-Tailed) FEA Cabe Jawa =
0.871.
Jadi, H1 ditolak dan H0 diterima.
2) Uji One Sampel T-Test
BHT
Cara analisis:
Hipotesis null (H0) = mean %inhibisi sama dengan kontrol (-)
Hipotesis alternative (H1) = mean %inhibisi tidak sama dengan kontrol (-)
Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05 ½ α = 0.025.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < ½ α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > ½ α maka H0 diterima, H1 ditolak.
Rata-rata %Inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa tidak sama dengan kontrol (-)
karena Asymp Sig (2-Tailed) BHT = 0.000 dan Asymp Sig (2-Tailed) FEA
Cabe Jawa = 0.011.
Jadi, H1 diterima dan H0 ditolak.
Kesimpulannya, rata-rata %inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa berbeda
secara signifikan terhadap kontrol negatif karena nilai Asymp Sig (2-Tailed)
< 0.025.
3) Uji Independent Sampel T-Test
T-TEST
T-TEST /VARIABLES= Inhibisi /GROUPS=Kelompok (1,2) / MISSING=ANALYSIS /CRITERIA=CI(0.95).
Group Statistics
Kelompok N MeanStd. DeviationS.E. Mean
%Inhibisi %Inhibisi BHT%Inhibisi FEA Cabe 3 10.75 .31 .18
Independent Samples Test
Cara analisis:
Levene’s Test (Uji Varian)
Hipotesis null (H0) = kedua kelompok memiliki varian yang sama
Hipotesis alternative (H1) = kedua kelompok tidak memiliki varian yang
sama Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < ½ α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > ½ α maka H0 diterima, H1 ditolak
Kesimpulan, kedua kelompok memiliki varian yang sama karena nilai Sig
= 0.543 (Sig > 0.05)
Jadi, H1 ditolak dan H0 diterima.
T-test
Hipotesis null (H0) = tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok
Hipotesis alternative (H1) = ada perbedaan di antara kedua kelompok
Levene’s
Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2
-29.394.00 .000 8.56 .29 7.75 9.37
Equal variances not assumed
Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05½ α = 0.025
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > α maka H0 diterima, H1 ditolak
Kesimpulan, terdapat perbedaan signifikan antara %Inhibisi BHT dan FEA
Cabe Jawa karena nilai Asymp Sig (2-Tailed) = 0.000 (Sig < 0.025)
Jadi, H1 diterima dan H0 ditolak.
Lampiran 15. Hasil Data Uji Aktivitas Antioksidan Metode TBA
a. Nilai Absorbansi Kontrol Negatif, Kontrol Positif dan Fraksi Etil Asetat
Kontrol Negatif BHT FEA Cabe Jawa
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1.000 1.005 0.998 0.178 0.165 0.161 0.086 0.100 0.108
1.001 ± 0.0029 0.168 ± 0.0073 0.098 ± 0.0091
b. Perhitungan Persen Inhibisi Uji Aktivitas Antioksidan TBA Rumus Perhitungan:
Persen Inhibisi = ( A0– A1 / A0 ) x 100%
Rata-rata absorbansi kontrol negatif = 1.000 + 1.005 + 0.998 / 3 = 1.001
Maka, nilai persen inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa:
FEA Cabe Jawa
Replikasi 1 0.086 91.4086 %
90.2098 ±
0.9083 Replikasi 2 0.100 90.0100 %
Replikasi 3 0.108 89.2108%
Contoh Perhitungan Persen Inhibisi:
BHT
Replikasi 1
Persen Inhibisi = (1.001 – 0.178 / 1.001) x 100%
= 82.2178 %
c. Uji Statistik
1) Distribusi Normal
BHT
Analisis menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Hipotesis null (H0) = data terdistribusi normal
Hipotesis alternative (H1) = data tidak terdistribusi normal
Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05 ½ α = 0.025.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < ½ α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > ½ α maka H0 diterima, H1 ditolak
Data %Inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa terdistribusi normal karena Asymp
Sig (2-Tailed) BHT = 0.952 dan Asymp Sig (2-Tailed) FEA Cabe Jawa =
0.996.
Jadi, H1 ditolak dan H0 diterima.
Kesimpulannya, data terdistribusi normal.
4) Uji One Sampel T-Test
FEA Cabe Jawa
Cara analisis:
Hipotesis null (H0) = mean %inhibisi sama dengan kontrol (-)
Hipotesis alternative (H1) = mean %inhibisi tidak sama dengan kontrol (-)
Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05 ½ α = 0.025.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < ½ α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > ½ α maka H0 diterima, H1 ditolak
Rata-rata %Inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa tidak sama dengan kontrol (-)
karena Asymp Sig (2-Tailed) BHT = 0.000 dan Asymp Sig (2-Tailed) FEA
Cabe Jawa = 0.000.
Kesimpulannya, rata-rata %inhibisi BHT dan FEA Cabe Jawa berbeda
secara signifikan terhadap kontrol negatif karena nilai Asymp Sig (2-Tailed)
< 0.025.
5) Uji Independent Sampel T-Test
T-TEST /VARIABLES= Inhibisi /GROUPS=Kelompok(1,2) / MISSING=ANALYSIS /CRITERIA=CI(0.95).
Group Statistics
Kelompok N Mean Std.
Deviation S.E. Mean
% Inhibisi %Inhibisi BHT 3 83.22 .89 .51
%Inhibisi FEA Cabe
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2
-Hipotesis null (H0) = kedua kelompok memiliki varian yang sama
Hipotesis alternative (H1) = kedua kelompok tidak memiliki varian yang
sama Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > ½ α maka H0 diterima, H1 ditolak
Kesimpulan, kedua kelompok memiliki varian yang sama karena nilai Sig
= 0.735 (Sig > 0.05)
Jadi, H1 ditolak dan H0 diterima
T-test
Hipotesis null (H0) = tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok
Hipotesis alternative (H1) = ada perbedaan di antara kedua kelompok
Taraf kepercayaan 95%, α = 0.05 ½ α = 0.025
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) < α maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika nilai Asymp Sig (2-Tailed) > α maka H0 diterima, H1 ditolak
Kesimpulan, terdapat perbedaan signifikan antara %Inhibisi BHT dan FEA
Cabe Jawa karena nilai Asymp Sig (2-Tailed) = 0.001 (Sig < 0.025)
Lampiran 16. Gambar Uji Pendahuluan dan Sampel Metode Folin Ciocalteau
a. Uji Pendahuluan Uji Fenolik Total dengan Metode Folin Ciocalteau
Lampiran 17. Gambar Uji Aktivitas Antioksidan Metode FTC-TBA a. Hasil pembentukan kompleks warna merah metode FTC
Hari Ke- Kontrol (-) dan Kontrol (+) FEA Cabe Jawa 1
2
3
4
6
7
Violeta Jesmile, lahir di RSU Hative Ambon pada tanggal 04
Desember 1994, merupakan anak ketiga dari pasangan Ir. Ferdinand
Hangewa, M.S. dan Martha Rumpuin. Penulis memulai pendidikan
formal sekolah dasar di SD GMIH 4 TOBELO Halmahera Utara
pada tahun 2000, kemudian penulis pindah ke SDN 1 KAIRATU
Maluku dan menempuh pendidikan dari tahun 2000-2004. Penulis
kemudian pindah ke SDN 2 HALONG Ambon pada tahun 2004.
Pada tahun yang sama, penulis pindah ke SD GMIH 2 TOBELO
Halmahera Utara dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2006-2007, penulis mengenyam pendidikan tingkat menengah pertama di SMPN
1 KAO Halmahera Utara, kemudian penulis pindah dan menyelesaikan pendidikan tingkat
menengah pertama di SMPN 1 TOBELO Halmahera Utara pada tahun 2009. Penulis
melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 1 TOBELO Halmahera Utara dari tahun
2009 hingga 2012. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan
Tinggi di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menempuh pendidikan S1, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepanitiaan
yang dilakukan kampus antara lain sebagai anggota sie. konsumsi pada Pengucapan Lafal
Sumpah Apoteker Baru Angkatan XXVI, dan anggota sie. humas pada Pelatihan Jurnalistik
UKM NATAS tahun 2015 dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Sanata Dharma.
Penulis juga pernah mengikuti kegiatan PKM didanai Dikti pada tahun 2015 dengan judul
“Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan MP-GLIW (Makanan Pendamping – Gizi Lansia Instan Waluh) Sehatkan Jantung, Cegah Kanker dan Stroke kepada Kader Posyandu Dero, Condong
Catur, Depok-Sleman, Yogyakarta. Pada tahun 2016, penulis menjadi asisten dosen