HARlAN
EKONOMl
NERACA
o
Senin123
17
18
19
.Jan
OPeb
o Selasa 0
Rabu0
Kamis
.
Jumat
4
5
6
7
8
9
10
11
20
21
22
23
24
25
26
o
Mar OApr
OMei
OJun
OJul
0 Ags
CALONGURUBESAR
UNPADDRHSOEGANDA
PRIYATNA
Pemerintah Terlalu Berani Dalam
I(esepakatan Dagang China
Bandung-Pemerintah dinilai tergesa-gesa
dalam penandatangan kesepakatan
perda-gangan bebas Asean-China (Asean-China
Free Trade Area-ACFTA).Bahkan jauh lebih
berani dibanding Amerika dalam mensikapi
perdagangan international tersebut.
Akibatnya,banyak industri di tanah air yang
tidak siap bahkan terancam tutup.
Ketidaksiapan itu juga terlihat di tatanan
pengambil kebijakan.
.
NERACA"Dari strateginya sudab salah. Tidak ada pembina-an dari departemen terha-dap pelaku industri dan sektor lainnya yang akan terlibat dalam perdagangan bebas itu. Sejak awal ACF-TA ini dianggap biasa saja sehingga begitu kesepakat-an diberlakukkesepakat-an, pemerin-tab panik;' demikian dike-mukakan Dr Soeganda Pri-yatna kepada Neraca Karnis (14/1).
Soeganda Priyatna Ju-' mat (15/1) ini pukul 14.00
Wib, menurut rencana akan dikukuhkan sebagai guru besar iImu hubungan industrial pada Fakultas Il-mu KoIl-munikasi Universitas Padjadjaran. Pada kesem-patan tersebut dia akan menyampaikan pidato pe-ngukuhan bertajuk "Hubu-ngan Industrial dalam Per-spektif Komunikasi':
Lebih jauh dia menge-mukakan, yang bisa dilaku-kan pemerintah saat ini adalah bekerja keras. Ba-gaimana mempersiapkan instrument yang bisa me-mudahkan pelaku usaha
untuk meningkatkan daya
saing. Sebab tanpa adanya
dukungan
atau regulasi
yang meringankan pelaku
industri,
maka
mereka
akan tergilas oleh produk
yang datang dari luar.
"Sekarang kita sudah
terikatsehinggaitulah
kon-sekuensiyangharus
kitate-rima. Sayaarnbilcontoh, di
Amerika saja hanya berani
mendatangani 4 ratifikasi
perdagangan bebas,
se-mentara
kitasebelas-sebal-asnya ditandatangani,"kata
Soeganda.
Disinggung keinginan
Cinauntuk membangun
in-dustri tekstil di Jawa Barat,
menurut
Soeganda,peme-rintah jangan terlalu cepat
merespollpeluang itu
kare-na belum timtu mereka
akansungguh-sungguhme-nanamkan modalnya.
Ha-rus ada kajian mendalani
dan di analisa secara
kom-perehensif.
Hubungan
industrial
(HI) antara pengusaha dan
pekerja hanya' akan ber-
-
---Kliping Humas Unpad 2010
jalan dengan baik dan har-monis kalau kedua pihak mampu melakukan inter-aksi dan komunikasi secara melembaga dan kontinu (bipartit).
"Hubungan industrial adalab aktivitas komunika-si yang tidak l1).ungkinun-tuk tidak dilakukan dalam mencapai tujuan organisa-si/perusabaan;' katanya.
Jabatan guru besar pada bidang ini terbilang langka dan karenanya menjadi sa-ngat pen?ng dalarn upaya mengembangkan hubung-an dhubung-an komunikasi yhubung-ang ba-ik antara pengusaha dan pe-kerja. Menurut dia, pengu-saba dan pekerja Indonesia harus menggalakkan kon-sep bipartit.
"Bersatu padu untuk
menghadapi gempuran
Ii-beralisasi, lupakan
perbe-daan kepentingan,
berju-ang bersarna untuk
mem-pertahankan eksistensi
in-dustri domestik.
Kalau
perlu dengan
sikapyangje-las mengunjukkanrasa dan
kekhawatiran komunitas industri, serta mengingat-kan pemerintah atas kebi-jakannya yang akan meng-hancurkan industri domes-tik;' kata Soeganda.
Sementara itu, Guber-nur Jawa Barat Ahmad Her-mawan mengatakan, kerja-sarna antara Pemprov Jawa Barat dengan Cina dipasti-kan adipasti-kan diawali dalam proyek pembangunan wa-duk Jatigede di Sumedang.
Setelah Jatigede, kerja-sarna akan dilanjutkan pa-da proyek pembangunan tol Seroja dan Bandara Ker-tajati. Dia berharap, dengan adanya kerjasarna dengan Cina ini tak akan ada lagi proyek yang terbengkalai.