• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA GOA PUTRI BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESA PADANG BINDU KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN OBJEK WISATA GOA PUTRI BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESA PADANG BINDU KABUPATEN OGAN KOMERING ULU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA GOA PUTRI BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESA PADANG BINDU KABUPATEN OGAN KOMERING

ULU

Lusnita Sulastri1, Dwi Bayu Prasetya2

Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung

Email : Lusnitasulastri27@gmail.com

ABSTRAK

Dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja maka sektor pariwisata dijadikan salah satu sektor andalan dalam pembangunan pariwisata ,dimana sektor pariwisata dianggap dapat menimbulkan efek ganda bagi sektor lainnya.

Community based tourism (CBT) merupakan salah satu metode dalam upaya pembangunan pariwisata yang melibatkan masyarakat sebagai subyek dan obyek. Goa Putri merupakan wisata alam yang memiliki daya tarik wisata seperti cerita legenda Si pahit lidah dan Putri dayang merindu. Selain itu didalam Goa terdapat pemandangan stalagmit dan stalaktit yang indah karena pantulan beberapa lampu berwarna-warni, serta terdapat pendapuran, tempat tidur putri, singgasana raja, lumbung padi dan mengalir sungai kecil (sungai semuhun). Namun terdapat permasalahan diantaranya adalah kurangnya atraksi wisata, kurangnya fasilitas dan masih kurangnya keterlibatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan Objek Wisata Goa Putri berbasis partisipasi masyarakat, dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode analisis menggunakan metode deskriptif serta analisis Delphi.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa, pertama ditemukan nya 8 faktor pengembangan yang berpengaruh dalam pengembangan objek wisata Goa Putri, kedua didapatkan bentuk partisipasi tertinggi adalah patisipasi buah pikiran dan partisipasi terendah adalah harta benda. Ketiga terumuskannya arahan pengembangan objek wisata Goa Putri, yaitu menjadikan Goa Putri sebagai objek wisata yang dikenal oleh para wisatawan dengan melakukan pengembangan dan penataan objek serta daya tarik wisata dengan cara menampilkan budaya-budaya desa Padang Bindu seperti membuat festival budaya, penambahan fasilitas penunjang di kawasan objek wisata Goa Putri seperti pembangunan tempat penginapan, warung cinderamata, taman bermain, pembuatan waterbom dan Outbond, serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Goa Putri dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan membuat POKDARWIS serta mengaktifkan kembali Karang Taruna Desa Padang Bindu

Kata Kunci : Pengembangan wisata, wisata alam, partisipasi masyarakat

A. PENDAHULUAN

Dalam memacu serta menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja, pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor andalan, dimana sektor pariwisata dianggap sebagai sektor yang dapat menimbulkan efek ganda bagi sektor lainnya. Menurut Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan tujuan dari pariwisata adalah upaya melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya dan kearifan lokal, memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat setempat dan menjamin keterpaduan antar sektor, antardaerah dan antar pusat dan daerah.

(2)

2 Dilihat dari tujuan pariwisata tersebut maka salah satu wujud pembangunan kepariwisataan yang sesuai yaitu pengembangan yang mengikutsertakan masyarakat sehingga pembangunan pariwisata dapat memberikan keuntungan secara ekonomi, sosial, maupun budaya kepada masyarakat setempat. Oleh karena itu salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk pengembangan pariwisata yaitu pangembangan pariwisata berbasis masyarakat/ Community based tourism (CBT). Provinsi sumatera selatan memiliki 17 Kabupaten/kota dengan luas wilayah 91.542,43 km berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi sumatera selatan 2020. Salah satu kabupaten di Provinsi sumatera selatan yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki luas wilayah sebesar 4797,06 km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak 363,617 jiwa dan memiliki 13 Kecamatan. Dari data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki banyak potensi dan daya tarik wisata yang beragam baik wisata alam, wisata sejarah, budaya serta wisata buatan.

Salah satu objek wisata yang sering dikunjungi wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara adalah objek wisata Goa Putri yang terletak di Desa Padang Bindu.

Konon menurut cerita legenda Goa Putri terjadi akibat dari kutukan si pahit lidah karena kesal terhadap putri dayang merindu,Goa Putri memiliki panjang ± 500 meter, lebar 8 – 20 meter, tinggi berkisar antara 2,7 – 3,98 meter. Goa Putri memiliki potensi historis terutama kandungan budaya yang menyimpan bukti kehidupan sejarah nenek moyang terdahulu dalam perkehidupan mereka yang tercermin dari peninggalan artefaktual maupun peralatanya, atau cara-cara mereka hidup (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu, 2020). Di dalam Goa terdapat pemandangan stalagmit dan stalaktit yang indah karena pantulan beberapa lampu berwarna-warni, selain itu juga terdapat bentuk pendapuran, tempat tidur putri, singgasana raja, lumbung padi serta mengalir sungai kecil (sungai semuhun) yang bermuara di sungai Ogan, selain itu juga kawasan objek wisata Goa Putri sering di jadikan sebagai tempat berkemah, sehingga menambah daya tarik untuk objek wisata Goa Putri.

Potensi lainnya yang dimiliki oleh objek wisata Goa Putri ditandai dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya serta didukung juga oleh pembangunan Museum Situs Purbakala Goa Harimau terbesar kedua setelah Museum Purbakala Sangiran yang terletak di Jawa Tengah. Berdasarkan hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa di masa mendatang objek wisata Goa Putri akan terus berkembang.

Berikut merupakan grafik data pengunjung objek wisata Goa Putri tahun 2012 – 2018 :

Tabel 1 Jumlah Wisatawan Di Goa Putri

Jenis wisatawan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Wisatawan nusantara 5.765 5.922 5.757 7.084 7.033 8.788 9.081

Wisatawan mancanegara 9 10 6 6 10 2 35

Jumlah 5.774 5.932 5.763 7.090 7.043 8.790 9.116

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering UIu 2019

Berdasarkan survey lapangan, dijelaskan oleh Bapak Erlan selaku ketua Koordinator pengelola Goa Putri, bahwa Goa Putri baru dilakukan pembersihan lahan oleh masyarakat Padang Bindu dengan diketuai oleh Kepala Desa Padang Bindu. Pada awal tahun 1988. Kemudian pada tahun 1989 mulai dibuat akses menuju lokasi wisata yaitu di bangunnya jalan dan jembatan serta di promosikan oleh Bupati HM. Saleh Hasan, SH.

yang merupakan Bupati ke – 10 dengan masa jabatan dari tahun 1979- 1989. Setelah dibuat akses menuju objek wisata Goa Putri baru dibuka untuk umum dan kelola oleh

(3)

3

masyarakat di mana untuk gaji/ upah Ketua Koordinator dan petugas di Goa Putri diambil dari pengunjung. Kemudian sejak tahun 2002 pengelolaannya diambil alih oleh pihak Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu, dimana untuk Ketua Koordinator dan petugas Goa Putri diatur oleh PERDA di mana setiap Ketua Koordinator dan pengurus wajib memberi setoran ke dispenda sebesar 5000/orang. Sedangkan untuk pemilihan ketua dan anggota petugas yang bekerja di Objek Wisata Goa Putri dari desa Padang Bindu di undi perdusun/kampung, dalam satu dusun diambil 2 orang kemudian untuk nama-nama yang terpilih akan disetorkan ke pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu kemudian akan diseleksi oleh pihak Dinas Pariwisata. Goa Putri sendiri sudah ditetapkan dalam PERDA Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2012-2032 sebagai kawasan wisata alam dengan arahan pengembangan wilayah yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Sumatera Selatan 2015-2025 yang menyatakan bahwa Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi dengan arahan pengembangan Pariwisata berdaya Saing Nasional &

Internasional. Hal tersebut juga didukung dengan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu menyatakan bahwa pengembangan pariwisata diarahkan dengan kebijakan mengembangkan destinasi pariwisata berkelanjutan yang berdaya saing dan berbasis kearifan lokal.

Dilihat dari arahan pengembangan RIPPDA kabupaten Ogan Komering Ulu tersebut maka konsep pariwisata berbasis partisipasi masyarakat merupakan konsep yang tepat dimana pariwisata berbasis masyarakat sebagai suatu pendekatan pemberdayaan yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai pelaku penting dalam membantu pengembangan objek wisata dengan begitu masyarakat sekitar ikut merasakan manfaat dengan adanya objek wisata Goa Putri tersebut. Menurut (Richards and Hall 2000:1) dalam (Yefri Yunikson & I Wayan Pantiyasa, 2017) konsep Community based tourism (CBT) berkaitan erat dengan dengan sustainable tourism development (pengembangan pariwisata berkelanjutan) dimana keduanya memberikan pengutamaan pada manfaat pembangunan bagi masyarakat, khususnya manfaat ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Dengan adanya potensi yang telah disebutkan diatas seharusnya potensi tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Namun berdasarkan survey di lapangan masih terdapat permasalahn yaitu:

1. Masih kurangnya fasilitas pendukung seperti kios cenderamata, warung- warung yang menjual makanan,tempat penginapan dan taman bermain anak.

2. Belum adanya POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) di Desa Padang Bindu.

3. Pengembangan Objek Wisata Goa Putri masih kurang melibatkan masyarakat desa Padang Bindu, Hal ini disebabkan oleh masih minim nya pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait pengembangan pariwisata serta mata pencaharian masyarakat yang mayoritas petani membuat masyarakat sulit untuk beralih ke sektor pariwisata.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan arahan pengembangan objek wisata Goa Putri berbasis partisipasi masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

B. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif adalah suatu pendekatan penelitian yang ditarik dari teori-teori dengan proporsi tertentu lalu dilakukan pengamatan secara empiris

(4)

4 di lapangan (Gulo, 2002). Dengan metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan observasi, sedangkan pengumpulan data sekunder berdasarkan studi literature dan survey instansi seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

2. Metode Pengambilan sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu Purposive sampling, adapun responden yang menjadi narasumber terbagi menjadi 2, yakni :

a. Penentuan Purposive sampling pada pakar dengan menggunakan metode Stakeholder, yaitu menentukan prioritas dari stakeholder yang dianggap mewakili responden berdasarkan kekuatan dan pengaruh stakeholder. Setelah dilakukan analisis Stakeholder dapat diketahui bahwa yang akan menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

i. Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kab OKU

ii. Tokoh masyarakat (Kepala Desa Padang Bindu dan pihak Kecamatan semidang Aji)

iii. Ketua Koordinator Objek wisata Goa Putri iv. Ketua Karang taruna Desa Padang Bindu

b. Selanjutnya penentuan Purposive sampling pada Masyarakat, dengan menggunakan metode slovin didapatkan sampel sebanyak 98 orang dengan kriteria sebagai berikut :

i. Masyarakat Padang Bindu

ii. Laki-laki atau Perempuan dan memiliki usia 17- 60 tahun.

iii. Pernah berkunjung ke objek wisata Goa Putri dan mengetahui kawasan objek wisata Goa Putri sebagai wisata alam.

iv. Terlibat dalam pengelolaan objek wisata Goa Putri

Setelah diperoleh sampel sebanyak 98 orang maka akan dilakukan wawancara terhadap masyarakat yang tersebar di 6 dusun/kampung Desa Padang Bindu,Berikut Peta Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu :

Sumber: Peta batas administrasi dari BIG, digitasi dari Google Earth, 2020

Gambar 1Peta Wilayah Penelitian

(5)

5

Selanjutnya untuk metode Analisis data, pada penelitian ini menggunakan teknik analisis Delphi untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan objek wisata Goa Putri, Selanjutnya analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui bentuk- bentuk partisipasi masyarakat Padang Bindu serta untuk merumuskan konsep arahan pengembangan objek wisata Goa Putri.

3. Variabel Penelitian

a. Variabel faktor-faktor pengembangan objek wisata Goa Putri dalam penelitian ini, antara lain : Atraksi/ daya tarik wisata (Keberadaan sumber daya alam), Atraksi Budaya, Moda Transportasi, Kondisi Infrastruktur jaIan, Jaringan prasarana/ utilitas, Jaringan sarana/ fasiIitas, Informasi dan promosi, Peningkatan Sumber Daya Manusia, KeIestarian Iingkungan, dan Partisipasi Masyarakat.

b. Variabel bentuk-bentuk partisipasi masyarakat Padang Bindu dalam pengembangan objek wisata Goa Putri, antara lain : Bentuk partisipasi buah pikiran(meliputi ide/gagasan,pendapat,saran), partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan dan partisipasi harta benda.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Identifikasi Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pengembangan Objek Wisata Goa Putri

Dalam menentukan arahan pengembangan kawasan Objek Wisata Goa Putri perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor penentu pengembangan kawasan Objek Wisata Goa Putri. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor – faktor adalah analisis Delphi. Menurut (Irlan Adiyatma Rum & Ratni Heliati, 2018) Metode Delphi adalah Proses yang dilakukan dalam kelompok untuk mensurvei dan mengumpulkan pendapat dari para ahli terkait topik tertentu. Berdasarkan hasil sintesa Variabel yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan 10 Variabel yaitu: Atraksi/ daya tarik wisata (Keberadaan sumber daya alam), Atraksi Budaya, Moda Transportasi, Kondisi Infrastrukturjalan, Jaringan prasarana/ utilitas, Jaringan sarana/ fasilitas, Informasi dan promosi, Peningkatan Sumber Daya Manusia, Kelestarian Lingkungan, dan Partisipasi Masyarakat.

Tabel 2 Variabel faktor pengembangan objek wisata Goa Putri No Variabel Faktor

faktor Deskripsi Gambar

1.

Atraksi atau Daya Tarik

Wisata

Atraksi-atraksi atau daya tarik yang terdapat di objek wisata Goa Putri yakni terdapat tempat rekreasi perkemahan, event musik organ tunggal yang diadakan setiap tahun saat perayaan hari besar seperti Iebaran dan tahun baru.

Dengan pemandangan alam nuansa pedesaan, aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan saat berkunjung ke objek wisata Goa Putri yakni menjelajah kedalam Goa Putri, berfoto, hiking, dan berkemah.

(6)

6

No Variabel Faktor

faktor Deskripsi Gambar

2. Atraksi Budaya

Desa Padang Bindu tradisi budaya yang masih dipakai saat ada acara perayaan, seperti acara pernikahan, yaitu

gotong royong,

nyelimut,ngarak pengantin, event musik organ tunggal dan pengajian.

3.

Kondisi Aksesibilitas di

Kawasan Objek Wisata

Goa Putri

Objek Wisata Goa Putri dapat dilalui dari berbagai rute.

Jarak dari kawasan Objek Wisata ke pusat Baturaja yaitu sekitar ± 35 km atau dapat ditempuh dengan waktu sekitar ± 48 menit dengan akses jalan yang sudah beraspal.

4.

Jaringan Prasarana- utilitas

a. a.Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air bersih di kawasan Objek wisata Goa Putri sudah terpenuhi dengan cukup baik. Air bersih diambil dari sungai semuhun.

b.Jaringan Iistrik

Distribusi kebutuhan jaringan Iistrik di kawasan objek wisata Goa Putri sudah terdistribusikan dengan baik menggunakan jasa PLN, untuk pembayaran Iistrik di kawasan Goa Putri diambil dari retribusi tiket dan parkir.

c.Persampahan

Untuk Pengolahan sampah yang ada di kawasan objek wisata Goa Putri, sampah dikumpulkan disatu titik kemudian dibakar.

5.

Jaringan Sarana- Fasilitas

a. a. Warung Makan

Untuk tempat makan di kawasan objek wisata Goa Putri sudah terdapat warung–

warung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.

(7)

7

No Variabel Faktor

faktor Deskripsi Gambar

b. b. Tempat Beristirahat

Untuk Tempat istirahat dikawasan objek wisata sudah terdapat gazebo

c. Tempat Beribadah

di kawasan objek wisata Goa Putri sudah terdapat 2 tempat beribadah berupa musholla

d. d.Toilet/WC

Saat ini terdapat 2 kamar mandi di kawasan objek wisata Goa Putri dengan kondisi bangunan juga cukup baik. Untuk biaya menggunakan kamar mandi yaitu sebesar Rp1000 untuk buang air keciI dan Rp2000 untuk buang air besar.

e. e. Tempat Parkir

Untuk lahan parkir yang terdapat di kawasan objek

wisata Goa Putri

cukupluasdan sudah memadai untuk menampung kendaraan pengunjung baik kendaraan roda dua, roda empat maupun kendaraan umum seperti Bis.

6.

Informasi dan Promosi

Kondisi pusat informasi di kawasan Goa Putri sudah cukup baik, saat ini telah dibangun Iagi satu buah pusat informasi namun beIum beroperasi.

7.

Jaringan telekomunikasi

Untuk jaringan

telekomunikasi dikawasan objek wisata Goa Putri belum tersedia. Masyarakat di sekitar objek wisata lebih memilih menggunakan Handphone (HP) untuk berkomunikasi.

-

(8)

8

No Variabel Faktor

faktor Deskripsi Gambar

8.

Peningkatan Sumber daya

manusia

Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. OKU dibantu pihak ketiga yakni PT Semen Baturaja ( melalui rumah ekonomi kreatif) melalui karang taruna Desa Padang Bindu melakukan pelatihan pembuatan cenderamata dari anyaman bambu. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat untuk saat ini pelatihan tersebut tidak berjaIan dikarenakan kekurangan dana.

-

9.

Kelestarian Lingkungan

Untuk menjaga kelestarian lingkungan Goa Putri, pihak pengelola dan pengurus mengadakan agenda kerja bakti setiap hari jumat “ jumat bersih” dan sudah ada kotak sampah disetiap sudut gazebo dan didalam Goa untuk memudahkan pengunjung membuang sampah.

10.

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Padang Bindu saat awal pembukaan kawasan Objek Wisata Goa Putri yakni ikut gotong royong pembersihan lahan, sedangkan untuk saat ini masyarakat berpartisipasi dalam bentuk tenaga yakni berjuaIan di kawasan Objek Wisata Goa Putri, Selain itu juga berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola bahwa masyarakat yang bukan pengelola turut aktif berpartisipasi dalam bentuk ide dengan menyampaikan saran maupun pendapat saat ada pertemuan yang di adakan oleh pihak pengelola dan masyarakat Padang Bindu di balai desa.

-

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Selanjutnya Variabel-variabel tersebut akan digunakan untuk melakukan Analisis Delphi. Dengan melakukan wawancara kepada Stakeholder yang dilakukan melalui beberapa tahap tergantung kesepakatan responden. Metode wawancara yang di gunakan adalah wawancara semi tersetruktur, di mana responden secara langsung ditanyakan

(9)

9

pendapatnya menurut pengalaman terkait faktor – faktor penentu yang mempengaruhi pengembangan Objek Wisata Goa Putri Berbasis Partisipasi Masyarakat Di Desa Padang Bindu. Dalam pengembangan objek wisata berbasis partisipasi masyarakat melelui 2 tahapan. Berikut penjabaran hasil Analisis Delphi tahap 1 :

1. Tahap 1

Hasil wawancara tahap 1 yaitu Eksplorasi komponen atau pendefinisian yang secara signifikan mempengaruhi pengembangan objek Wisata Goa Putri Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu berdasarkan pendapat responden. Berikut merupakan tabel hasil Analisis Delphi tahap 1 :

Tabel 3 Hasil Analisis Delphi Tahap 1

No Variabel A1 A2 A3 A4 A5

1 Keberadaan sumber daya alam S S S S S

2 Atraksi budaya S S S S S

3 Moda Transportasi S S S S S

4 Kondisi Infrastrukturjalan S S S S S

5 Ketersediaan Jaringan Prasarana - Utilitas TS S S S S 6 Ketersediaan kelengkapan sarana/ fasilitas S S S S S

7 Peningkatan sumber daya manusia S S S S S

8 informasi dan Promosi S S S S S

9 Kelestarian Lingkungan S S S S S

10 Partisipasi Masyarakat S S S S S

Sumber: Hasil Analisis,2020

Keterangan :

S : Setuju TS : Tidak Setuju

A1 : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu A2 : Kecamatan Semidang Aji

A3 : Kepala Desa Padang Bindu

A4 : Ketua Koordinator Objek Wisata Goa Putri A5 : Ketua Karang Taruna Desa Padang bindu

: Variabel yang belum disepakati

Berdasarkan hasil eksplorasi Delphi diatas, terdapat 1 variabel yang belum mencapai kesepakatan yaitu ketersediaan jaringan prasarana/ utilitas . Menurut hasil eksplorasi bahwa salah satu responden berpendapat untuk jaringan utilitas tidak terlalu berpengaruh pada wisata tertentu. Selanjutnya dari hasil eksplorasi 1 ini ditemukan Variabel baru yaitu Variabel Peran Pemerintah dan Swasta. Adapun alasan Stakeholder mengajukan Variabel ini karena menurut responden peran pemerintah setempat dan pihak swasta akan sangat membantu dalam pemasukan dana untuk melakukan pembangunan dan pengembangan kawasan objek wisata.

Dari hasil iterasi I didapatkan masih ada satu responden yang belum sepakat terkait variabel pengembangan, maka dari itu perlu dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap iterasi 2. Berikut adalah kompilasi analisa Delphi tahap 2 :

(10)

10 Tabel 4 Hasil Analisis Delphi Tahap II

No Variabel A1 A2 A3 A4 A5

1 Ketersediaan jaringan prasaran/ utilitas S S S S S

2 Peran Pemerintah dan pihak swasta S S S S S

Sumber: Hasil Analisis, 2020

Keterangan :

S : Setuju TS : Tidak Setuju

A1 : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu A2 : Kecamatan Semidang Aji

A3 : Kepala Desa Padang Bindu

A4 : Ketua Koordinator Objek Wisata Goa Putri A5 : Karang Taruna Padang Bindu

Berdasarkan hasil wawancara tahap kedua, sudah didapatkan kesepakatan dari para stakeholder. Berikut adalah penjelasan Variabel dalam kuesioner tahap 2.

i. Identifikasi Terhadap Variabel ketersediaan jaringan prasarana/ utilitas Setelah dilakukan wawancara kembali didapatkan hasil bahwa semua stakeholders sudah setuju dengan Variabel ketersediaan jaringan prasarana/ utilitas yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat di Desa Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu. Stakeholder berpendapat bahwa ketersediaan jaringan utilitas yang memadai akan dapat memberikan kenyamanan dan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan seIama berIibur dai kawasan objek wisata.

ii. Identifikasi Terhadap Variabel Peran pemerintah dan Pihak Swasta Semua stakeholder setuju dengan Variabel peran pemerintah setempat dan pihak swasta, karena peran pemerintah dan pihak swasta sangat diperlukan dalam mengembangkan kawasan objek wisata. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam pembangunan pariwisata, di mana pemerintah bertugas membuat kebijakan dan perencanaan yang sistematis, seperti penyediaan sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bekerja sebagai Ketua Koordinator dan masyarakat sekitar agar masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dalam bidang pariwisata.

Sedangkan pihak swasta selaku pelaku bisnis diperlukan dalam menyediakan sarana pendukung pariwisata.

2. Kesimpulan Eksplorasi

Berdasarkan hasil wawancara tahap satu dan kedua maka didapatkan kesepakatan dari semua responden mengenai Variabel yang mempengaruhi Pengembangan Kawasan Objek Wisata Goa Putri. Jadi berdasarkan hasil iterasi, maka Variabel yang mempengaruhi pengembangan objek wisata Goa Putri berbasis partisipasi masyarakat di desa padang bindu kabupaten ogan komering Ulu adalah sebagai berikut :

1. Atraksi/daya tarik (berasal dari (Keberadaan Sumber daya alam dan atraksi budaya

2. Aksesibilitas (Berasal dari Moda Transportasi dan Kondisi Infrastruktur jalan)

3. Jaringan Prasaran dan sarana (berasal dari ketersediaan jaringan utilitas dan kelengkapan sarana)

4. Peningkatan Sumberdaya Manusia 5. Informasi dan Promosi

(11)

11

6. Kelestarian Lingkungan 7. Partisipasi Masyarakat

8. Peran pemerintah dan Pihak Swasta

b. Bentuk – Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Objek Wisata Goa Putri Berdasarkan Pendapat Responden

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan secara umum bahwa bentuk-bentuk partisipasi masyarakat setempat dalam upaya pengembangan kawasan objek wisata Goa Putri di Desa Padang Bindu berdasarkan fakor – faktor penentu pengembangan nya adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat

N o

Faktor penentu Pengembanga

n

Bentuk Partisipasi Buah Pikiran Tenaga Harta

Benda Keterampilan

1 Atraksi/ Daya Tarik

Memberikan saran untuk tetap menjaga keaslian Goa Putri dan mengajukan komunitas Outbond untuk menambah daya tarik di Objek Wisata Goa Putri

- Pembersihan lahan kawasan untuk

memperindah kawasan objek wisata Goa

Putri.

-Menjadi panitia saat ada event musik organ tunggal ataupun acara-acara besar lainya

-

Menjadi pemandu wisata

2 Aksesibilitas

Perbaikan aksesjalan didalam goa Putri agar memudahkan pengunjung saat menjelajah didalam Goa

Ikut dalam pembangunan jalan di kawasan objek wisata Goa Putri

- -

3 Sarana dan Prasaran

Memberikan saran untuk menambah wahana

penunjang seperti taman bermain, pembuatan waterbom, dan tempat penginapan, perbaikan pagar pembatas didalam goa. Serta penataan tempat berjualan.

Membantu pembangunan fasilitas penunjang seperti gazebo dan memasang penerangan, serta ikut dalam pembangunanjal an

Membuat fasilitas penunjang seperti tempat duduk dari bambu

-

4 Sumber Daya Manusia

Memberi saran membuat kios cenderamata untuk oleh-oleh pengunjung.

- -

Membuat cenderamata anyaman dari bambu oleh karang taruna dibantu oleh pihak PT semen

(12)

12

N o

Faktor penentu Pengembanga

n

Bentuk Partisipasi Buah Pikiran Tenaga Harta

Benda Keterampilan baturaja( (melalui rumah ekonomi kreatif).

5 Informasi dan Promosi

Memberikan saran untuk membuat website khusus Goa Putri untuk

memudahkan pengunjung dalam mencari informasi terkait Goa Putri

Membantu mempromosika n Objek Wisata Goa Putri melalui media sosial

- -

6 Kelestarian Lingkungan

menyampaikan saran untuk menjaga kebersihan saat rapat musyawarah pembukaan Goa putri

Gotong royong perminggu(

jumat bersih) di kawasan Goa Putri yang dipimpin oleh Ketua

Koordinator dan pengurus objek wisata Goa Putri

- -

7 Partisipasi

Masyarakat

-

Untuk saat ini masyarakat berpartisipasi dengan menjadi pemandu wisata dan berjualan di sekitar kawasan objek wisata Goa Putri .

-

Membuat cenderamata anyaman dari bambu oleh karang taruna dibantu oleh pihak PT semen baturaja( (melalui rumah ekonomi kreatif).

8

Peran Pemerintah dan Swasta

Menyarankan agar selalu menjaga kelestarian alam

-

Memberi dana untuk membangun fasilitas penunjang di kawasan Objek wisata Goa Putri

Mengadakan sosialisasi

keterampilan untuk membuat

cenderamata seperti anyaman dari bambu kepada karang taruna Padang Bindu setiap satu tahun sekaIi melalui pihak ketiga yaitu PT. Semen baturaja(melalui rumah ekonomi kreatif).

Sumber: Hasil Analisis,2020

Berikut adalah pie chart bentuk partisipasi masyarakat dalam membantu pengembangan objek wisata Goa Putri :

(13)

13

Sumber :Hasil Analisis, 2020

Gambar 2 Pie Chart Persentase Bentuk Partisipasi Masyarakat

Dari bentuk partisipasi masyarakat yang sudah dipaparkan di atas, maka berdasarkan tingkatan partisipasi menurut tangga partisipasi (Arnstein R, 1996) untuk masyarakat Desa Padang Bindu termasuk kedalam kategori Tokenism yaitu tangga yang nomor 6, 5, dan 4 yang mana menurut (Arnstein R, 1996) masuk kedalam derajat penghargaan dan mengalah, yaitu saat masyarakat sudah diajak bicara tentang keinginannya dan gagasannya, tetapi keputusan apa yang akan diambil sepenuhnya berada ditangan pemerintah. Sedangkan berdasarkan konsep pengembangan pariwisata berbasis partisipasi masyarakat/ community based tourism (CBT) menurut (Hausler, 2005) dalam Tourism Forum InternationaI mendefinisikan CBT sebagai bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pengembangan pariwisata. Dimana peran masyarakat dalam pelaksanaan kepariwisataan sangatlah besar dan perlu diseimbangkan dengan peran pemerintah maupun swasta

c. Potensi Arahan Pengembangan Wisata Berdasarkan Bentuk – Bentuk Partisipasi Dalam Pengembangan Objek Wisata Goa Putri Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Berdasarkan faktor yang berpengaruh pada pengembangan kawasan objek wisata Goa Putri serta bentuk partisipasi masyarakat. Maka didapatkan arahan pengembangan kawasan objek wisata Goa Putri berbasis partisipasi masyarakat, antara lain :

1. Menjadikan Goa Putri sebagai objek wisata yang dikenal oleh para wisatawan dengan melakukan pengembangan dan penataan objek serta daya tarik wisata serta menggali dan melestarikan serta mengembangkan tradisi budaya daerah, seperti menampilkan budaya- budaya desa Padang Bindu dengan membuat festival budaya , yakni nyelimut, ngarak pengantin, dan event musik organ tunggal. Serta mengembangkan dan menyediakan prasarana dan sarana Outbond untuk menambah daya tarik kawasan objek wisata Goa Putri.

2. Pengembangan dan penambahan fasilitas penunjang di kawasan objek wisata Goa Putri seperti pembangunan tempat penginapan, warung cinderamata , taman bermain, dan pembuatan waterbom.

3. Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Goa Putri dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan membuat

(14)

14 tempat pelatihan berupa training center untuk memberikan pendidikan dan pemahaman bagi masyarakat setempat di bidang keterampilan dan keprofesian, guna menyiapkan tenaga-tenaga yang kompeten agar dapat bersaing dan mendapat kesempatan kerja didalam kegiatan pariwisata di kawasan objek wisata Goa Putri dan Membuat Kelompok sadar wisata ( POKDARWIS) dan mengaktifkan kembali Karang Taruna Desa Padang Bindu untuk mendukung pengembangan objek wisata Goa Putri.

D. KESIMPULAN

Tugas Akhir ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan Objek wisata Goa Putri berbasis partisipasi masyarakat di Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu. Berdasarkan hasil Analisis serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1) Dari hasil Analisis terkait faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan objek wisata Goa Putri, didapatkan delapan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan objek wisata Goa Putri, diantaranya :.

1. Atraksi dan daya tarik 2. Aksesibilitas

3. Sarana dan Prasaran

4. Peningkatan Sumber Daya Manusia 5. Informasi dan Promosi

6. Lingkungan

7. Partisipasi Masyarakat

8. Peran Pemerintah dan Pihak Swasta

2) Berdasarkan faktor yang berpengaruh pada pengembangan kawasan objek wisata Goa Putri serta bentuk partisipasi masyarakat. Maka didapatkan arahan pengembangan kawasan objek wisata Goa Putri berbasis partisipasi masyarakat, antara lain :

1. Menjadikan Goa Putri sebagai objek wisata yang dikenal oleh para wisatawan dengan melakukan pengembangan dan penataan objek daya tarik wisata dengan menggali dan melestarikan serta mengembangkan tradisi budaya daerah, seperti menampilkan budaya- budaya desa Padang Bindu dengan membuat festival budaya , yakni nyelimut, ngarak pengantin, dan event musik organ tunggal.

serta mengembangkan dan menyediakan perlengkapan prasarana dan sarana Outbond untuk menambah daya tarik kawasan objek wisata Goa Putri.

2. Pengembangan dan penambahan fasilitas penunjang di kawasan objek wisata Goa Putri seperti pembangunan tempat penginapan, warung cinderamata , taman bermain, dan pembuatan waterbom.

3. Melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Goa Putri dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan membuat tempat pelatihan berupa training center untuk memberikan pendidikan dan pemahaman bagi masyarakat setempat di bidang keterampilan dan keprofesian, guna menyiapkan tenaga- tenaga yang kompeten agar dapat bersaing dan mendapat kesempatan kerja didalam kegiatan pariwisata di kawasan objek wisata Goa Putri dan Membuat Kelompok sadar wisata ( POKDARWIS) dan mengaktifkan kembali Karang Taruna Desa Padang Bindu untuk mendukung pengembangan objek wisata Goa Putri.

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Iaporan akhir Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV)Sumatera Selatan 2015-2025

PERDA Kabupaten Ogan Komering Ulu Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2012-2032.

RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu 2013

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ogan Komering Ulu. https://okukab.bps.go.id/.

Diakses pada tanggaI 2 Oktober 2019

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu. 2020 http://disparbud.okukab.go.id/gua-putri/

https://okukab.bps.go.id/Publication/2018/09/26/ec25238e444cd057af20fefe/Kecamatan- semidang-aji-dalam-angka-2018.htmI. Diakses pada tanggaI 2 Oktober 2019.

Amanah, S., & Marysya, P. (2018). Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Berbasis Potensi Desa Di Kampung Desa Wisata Situ Gede Bogor. Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 59-70.

Arnstein R, S. (2010, 2 March). A Iadder Of Citizen Participation. Journal of the American Planning Association.

Demartoto, A. (2009). Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Sebelas Maret University Press.

Hausler, N. (2005). Planning For Community Based Tourism. Pariwisata Budaya.

Muhadjir, N. (1990). MetodeIogi Penelitian Kualitatif. Telaah Positivistik, Rasionalistik, PhenomenoIogik, ReaIisme, Metaphisik. Yogyakarta: Rake Sarasin.

McIntosh, RW, G., C. R., & Ritchie, J. B. (1995). Tourism, Principles,Practices,. Ohio:

Grid Inc.

Nafisah, I. R. (2016). Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pidakan di Kecamatan TuIakan, Kabupaten Pacitan Berbasis Partisipasi Masyarakat. Institut TeknoIogi Sepuluh Nopember.

Riyanto, Mardiyono, & Primadany, S. (n.d.). Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi PubIik (JAP),, 135-143.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: AIfabeta.

Wibisono, A. T. (2016). Pengembangan Kawasan Wisata Dengan Pendekatan Community Based Tourism di Kampung Kemasan, Gresik. FakuItas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut TeknoIogi Sepuluh Nopember.

Gambar

Gambar 1Peta Wilayah Penelitian
Tabel 5 Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat
Gambar 2 Pie Chart Persentase  Bentuk Partisipasi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas biokompos, rumput gajah dan kelompok mikroba yang efektif dalam bioremediasi lahan tercemar minyak bumi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam konsentrasi pengikat (PVP K-30) dan penghancur (Ac-Di-Sol) terhadap sifat fisik mutu tablet

Pemberian pupuk bokashi jerami padi berpengaruh meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah, hal ini diduga karena bahan organik yang terkandung di dalam pupuk

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)

Ketua Pengadilan  memerintahkan Panmud  Perdata memonitor dan  menganalisis berbagai  kekuarngan SDM, fisik  ruangan dan peralatan di 

Bahwa dengan telah dilerbilkannya Undang-Undang Nemer 18 Tahun 1997 tenlang Pajak Daerah dan Relribusi Daerah sebagaimana lelah diubah dengan Undang-Undang Nemer 34

Kedua perspektif inilah yang saat ini telah digunakan oleh masyarakat dalam melihat mitos seni propaganda pada kegiatan pilpres 2014 dalam bentuk video klip musik

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah mengendalikan sudut kemudi pada mobil untuk pelacakan lintasan Dubins dengan menggunakan MPC sehingga kendaraan dapat bergerak