• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG BANK INDONESIA KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG BANK INDONESIA KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG

Tahun Sidang Masa Persidangan Rap at

Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat

BANK INDONESIA

1998-1999 111

ke-9

Rapat Kerja Komisi VIII ke-9

Menteri Keuangan Republik Indonesia Terbuka

Selasa, 16 Maret 1999 Tayo Tarmadi, S. Sos.

H. Anwar Sjarwan, SE Hari, Tanggal

Ketua Rapat Sekretaria Rapat

Ac a ra Pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) RUU tentang Bank Indonesia

Hadir 44 dari 64 Anggota Komisi VJll

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

I. PENDAHULUAN

1. Skors Rapat dicabut dan Ketua Rapat membuka kembal i rapat pada pukul 09.35 WIB setelah kuorum dan keempat fraksi terpenuhi, serta dinyatakan terbuka untuk umum.

2. Koreksi Laporan Singkat disampaikan oleh FKP.

3. Rapat diskors pada pukul 17.15 WIB untuk dilanjutkan hari Rabu, 17 Maret 1999 pukul 13.00 WIB setelah rapat kerja pembahasan RUU tentang Perubahan atas APBN Tahun Anggaran 1998/1999.

(2)

II. KEPUTUSAN RAPAT

1. DIM No. 55, mengenai Pasal 16 disepakati pembahasannya diserahkan kepada Tim Perumus/Tim Sinkronisasi.

Catatan : Usulan FPP disepakati dibahas pada saat membicarakan pasal-pasal mengenai pengawasan.

2. DIM No. 56, mengenai Pasal 17 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 17

Uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dibebaskan dari bea materai."

3. DIM No. 57, mengenai Pasal 18 disepakati pembahasannya diserahkan kepada TimuslTimsin.

4. DIM No. 58, mengenai Pasal 19 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 19

Bank Indonesia tidak memberikan penggantian kerugian atas uang yang hi lang atau musnah karena sebab apapun."

5. DIM No. 59, mengenai Pasal 20 ayat (1) tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(1) ·Bank Indonesia dapat mencabut dan menarik uang Rupiah dari

peredaran dengan memberikan penggantian dengan nilai yang sama."

6. DIM No. 60, mengenai PasaJ 20 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(2) Apabila 5 (lima) tahun sesudah tanggal pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masih terdapat uang yang belum ditukarkan, nilai uang tersebut diperhitungkan sebagai penerimaan tahun anggaran berjalan."

7. DIM No. 61, mengenai Pasal 20 ayat (3) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(3) Uang yang ditukarkan sesudah berakhirnya jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), diperhitungkan sebagai pengeluaran tahun anggaran berjalan."

8. DIM No. 62, mengenai Pasal 20 ayat (4) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(4) Hak untuk menuntut penukaran uang yang sudah dicabut, tidak berlaku

lagi setelah 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal pencabutan."

(3)

9. DIM No. 63, mengenai Pasal 20 ayat (5) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(5) Pelaksanaan pencabutan dan penarikan uang dari peredaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia."

10. DIM No. 64, mengenai nomor Pasal 21 disetujui tetap.

11. DIM No. 65, mengenai Pasal 21 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah. RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 21

Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring antar bank dalam uang Rupiah dan/atau valuta asing."

12. DIM No. 66, mengenai nomor Pasal 22 disetujui tetap.

13. DIM No. 67, mengenai Pasal 22 ayat (1) disetujui dengan penyempurnaan rumusan sebagai berikut.

"(1) Penyelanggaraan kegiatan kl iring antar bank dalam mata uang Rupiah

dan/atau valuta asing dialakukan oleh Bank Indonesia atau dapat dilakukan oleh pihak lain dengan persetujuan Bank Indonesia."

14. DIM No. 68, mengenai Pasal 22 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

" (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

dengan Peraturan Bank Indonesia."

15. DIM No. 69, mengenai nomor Pasal 23 disetujui tetap.

16. DIM No. 70, mengenai Pasal 23 ayat (1) disetujui tidak ada perubahan dan tetap

sesuai

dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut.

"(1) Bank Indonesia menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi

pembayaran antar bank dalam mata uang Rupiah dan/atau valuta asing."

17. DIM No. 71, mengenai Pasal 23 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(2) Penyelenggaraan kegiatan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh pihak lain dengan persetujuan Bank Indonesia."

18. DIM No. 72, mengenai Pasal 23 ayat (3) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia."

(4)

19. DIM No. 73, mengenai BAB VII TUGAS MENGATUR DAN MENGAWASI BANK disetujui judul BAB sedangkan angka BAB VII akan dibahas bersama- sama dengan sistematika RUU.

20. DIM No. 74 sampai dengan DIM No. 82 A mengenai Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal 26 dipending dan disetujui pembahasannya dalam forum lobi.

21. DIM No. 83, mengenai BAB VIII HUBUNGAN KEUANGAN DENGAN PEMERINTAH disetujui judul BAB sedangkan angka BAB VIII akan dibahas bersama-sama dengan sistematika RUU.

22. DIM No. 84, mengenai nomor Pasal 27 disetujui tetap.

23. DIM No. 85, mengenai Pasal 27 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 27

Bank Indonesia bertindak sebagai kas Pemerintah."

24. DIM No. 86, mengenai nomor Pasal 28 disetujui tetap.

25. DIM No. 87, mengenai Pasal 28 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 28

Bank Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan Pemerintah terhadap pihak luar negeri."

26. DIM No. 88, mengenai nornor Pasal 29 disetujui tetap.

27. DIM No. 89, mengenai Pasal 29 ayat (1) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

" (1) Dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat-surat hutang negara, Pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia."

28. DIM No. 90, usulan FKP mengenai tambahan ayat (2) baru disepakati pembahasannya diserahkan kepada Timus.

29. DIM No. 91, mengenai Pasal 29 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(2) Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat hutang negara yang diterbitkan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)."

(5)

30. DIM No. 92, mengenai Pasal 29 ayat (3) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(3) Bank Indonesia dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat hutang

negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kecuali di pasar sekunder."

31. DIM No. 93, usulan FPDI mengenai tambahan ayat (4) baru telah tertampung pada DIM sebelumnya.

32. DIM No. 94, mengenai usulan FPP disetujui untuk tidak dibahas.

33. DIM No. 95, mengenai nomor Pasal 30 disetujui tetap.

34. DIM No. 96, mengenai Pasal 30 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 30

Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah."

35. DIM No. 97, mengenai BAB IX HUBUNGAN INTERNASIONAL disetujui judul BAB sedangkan angka BAB IX akan dibahas bersama-sama dengan sistematika RUU.

36. DIM No. 98, mengenai nomor Pasal 31 disetujui tetap.

37. DIM No. 99, mengenai Pasal 31 ayat (1) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(1) Bank Indonesia dapat melakukan kerjasama dengan bank sentral

lainnya, organisasi dan lembaga internasional."

38. DIM No. 100, mengenai Pasal 31 ayat (2) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Timusfrimsin dengan mengakomodasikan usu) FPP DIM No. 128 ayat (2).

Catatan :

1. DIM No. 128 ayat (2) usulan dari FPP digabungkan untuk penyempurnaan rumusan.

"(2) Dalam hal persyaratan keanggotaan dalam lembaga multilateral

dan/atau lembaga internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah negara, Bank lndor:iesia dapat bertindak untuk dan atas nama negara Republik Indonesia sebagai anggota."

2. Akan dicantumkan di dalam penjelasan mengenai meminimalkan kemungkinan terjadinya selisih paham dalam pengambilan kebijakan antara Pemerintah dan Bl yang rumusannya akan disusun oleh Pemerintah.

(6)

39. DIM No. 101, mengenai BAB X DEWAN GUBERNUR disetujui judul BAB sedangkan angka BAB X akan dibahas bersama-sama dengan sistematika RUU.

40. DIM No. 102, mengenai usulan tambahan Pasal 31 A dari FKP dapat disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 31 A

Dalam melaksanakan tugasnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur."

41. DIM No. 103, mengenai nomor Pasal 32 disetujui tetap.

42. DIM No. 104, mengenai Pasal 32 ayat (1) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Timus!rimsin.

Catatan : Kata "atas" diganti kata "dari" dilihat dari sudut bahasa.

43. DIM No. 105, mengenai Pasal 32 ayat (2) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(2) Dewan Gubernur dipimpin oleh Gubernur dengan Deputi Gubernur Senior sebagai wakil."

44. DIM No. 106, mengenai Pasaf 32 ayat (3) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumus_an sebagai berikut.

"(3) Dalam hal Gubernur dan Deputi Gubernur Senior berhalangan, Gubernur atau Deputi Gubernur Senior menunjuk seorang Deputi Gubernur untuk memimpin Dewan Gubernur."

45. DIM No. 107, mengenai Pasal 32 ayat (4) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(4) Dalam hal penunjukan sebagaimana ditetapkan pada ayat (3) karena sesuatu hal tidak dapat dilaksanakan maka salah seorang Deputi Gubernur yang paling lama masa jabatannya bertindak sebagai Pimpinan Dewan Gubernur."

46. DIM No. 108, usulan FPP mengenai BAB VIII HUBUNGAN KEUANGAN DENGAN PEMERINTAH ditunda pembahasannya dan akan dibahas secara menyeluruh secara bersama-sama dengan BAB-BAB yang lain sekaligus membahas sistematika RUU.

47. DIM No. 109, mengenai nomor Pasal 33 disetujui tetap.

48. DIM No. 110, mengenai Pasal 33 ayat (1) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(1) Dewan Gubernur mewakili Bank Indonesia di dafam dan di luar

pengadilan."

(7)

49. DIM No. 111, mengenai Pasal 33 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(2) Kewenangan mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Gubernur."

50. DIM No. 112, mengenai Pasal 33 ayat (3) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(3) Gubernur dapat menyerahkan kekuasaan mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Deputi Gubernur Senior dan/atau seorang atau beberapa orang Deputi Gubernur atau seorang atau beberapa orang pegawai Bank Indonesia, dan/atau pihak lain yang khusus ditunjuk untuk ini."

51. DIM No. 113, mengenai Pasal 33 ayat (4) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(4) Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

diberikan dengan hak substitusi."

Catatan : Mengenai pengertian hak substitusi perlu ditampung dalam penjelasan.

52. DIM No. 114, mengenai nomor Pasal 34 disetujui tetap.

53. ·DIM No. 115, mengenai Pasal 34 ayat (1) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Panja dengan memperhatikan pendapat Fraksi-fraksi.

54. DIM No. 116, mengenai Pasal 34 ayat (2) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Panja.

55. DIM No. 117, mengenai Pasal 34 ayat (3) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Panja dengan memperhatikan pendapat Fraksi-fraksi.

56. DIM No. 118, mengenai Pasal 34 ayat (4) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Panja dengan memperhatikan pendapat Fraksi-fraksi.

57. DIM No. 119, mengenai Pasal 34 ayat (5) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Timusfrimsin.

Catatan : FABRI mencabut usulan mengenai DIM No. 119.

58. DIM No. 120, mengenai nomor Pasal 35 disetujui tetap.

59. DIM No. 121, mengenai Pasal 35 ayat (1) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(1) Dewan Gubernur melaksanakan tugas dan wewenang Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang ini."

(8)

60. DIM No. 122, mengenai Pasal 35 ayat (2) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan ~umusan sebagai berikut.

"(2) Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan/atau mengundang Gubernur dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan tugas Bank Indonesia atau masalah lain yang termasuk kewenangan Bank Indonesia."

61. DIM No. 122 A, mengenai usulan tambahan ayat usul FKP disepakati pembahasannya diserahkan kepada Panja.

62. DIM No. 123, mengenai Pasal 35 ayat (3) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut. ·

"(3) Dewan Gubernur memberikan pendapat dan pertimbangan kepada

Pemerintah mengenai rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia."

63. DIM No. 124, mengenai Pasal 35 ayat (4) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut.

"(4) Dewan Gubernur mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank Indonesia."

64. DIM No. 125, mengenai Pasal 35 ayat (5) disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"(5) Dewan Gubernur menetapkan peraturan kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan, pensiun dan tunjangan hari tua serta penghasi Ian lainnya bagi pegawai Bank Indonesia."

65. DIM No. 126, mengenai BAB IX HUBUNGAN INTERNASIONAL usulan FPP akan dibahas bersama-sama dengan BAB-BAB lainnya sekaligus pembahasan sistematika RUU.

66. DIM No. 127, mengenai nornor Pasal 36 disetujui tetap.

67. DIM No. 128, mengenai Pasal 36 disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RU U dengan rumusan sebagai berikut.

"Pasal 36

Tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Dewan Gubernur ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur."

65. DIM No. 129, mengenai BAB X DEWAN GUBERNUR usulan FPP akan dibahas bersama-sama dengan BAB-BAB lainnya sekaligus pembahasan . sistematika RUU.

(9)

66. DIM No. 130, menenai nomor Pasal 37 disetujui tetap.

67. DIM No. 131, mengenai Pasal 37 ayat (1) huruf a disetujui dengan rumusan disempurnakan sebagai berikut.

"(1) Rapat Dewan Gubernur diselenggarakan :

"a. Sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang menteri atau lebih yang mewakili Pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara."

68. DIM No. 132, mengenai Pasal 37 ayat (1) huruf b, disetujui sesuai RUU dengan perubahan rumusan sebagai berikut.

"b. Sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu untuk melakukan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter sebagaimana DIMaksud dalan huruf a atau menetapkan kebijakan lain yang prinsipil dan strategis."

69. DIM No. 133 sampai dengan DIM No. 136, mengenai Pasal 37 ayat (2), (3),

(4), dan (5) disepakati pembahasannya diserahkan kepada Timusfrimsin.

Catatan:

1. Tambahan usulan FPP dengan rumusan (6) Tata tertib dan tata cara penyelenggaraan Rapat Dewan Gubernur ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.

2. Di dalam penjelasan pasal agar dipertegas mengenai gradasi keputusan yang dipimpin oleh siapa pun yang derajatnya sama.

70. DIM No. 137, mengenai nomor Pasal 38 disetujui tetap.

71. DIM No. 138, mengenai Pasal 38 ayat (1) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Panja.

72. DIM No. 139, mengenai Pasal 38 ayat (1) a disetujui tidak ada perubahan dan tetap sesuai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"a. Evaluasi terhadap pelaksanakan kebijakan moneter pada tahun sebel umnya";

73. DIM No. 140, mengenai Pasal 38 ayat (1) huruf b disetujui tidak ada perubahan dan tetap s~suai dengan naskah RUU dengan rumusan sebagai berikut.

"b. Rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk tahun yang akan datang dengan nwmpertimbangkan sasaran laju inflasi serta perkembangan kondisi ekonolni Jan keuangan".

(10)

74. DIM No. 141, mengenai Pasal 38 ayat (2) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Panja.

75. DIM No. 142, mengenai Pasal 38 ayat (3) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Panja.

76. DIM No. 143, mengenai usulan FPP disetujui tidak dibahas.

77. DIM No. 144, mengenai nomor Pasal 39 disetujui tetap.

78. DIM No. 145, mengenai Pasal 39 disetujui pembahasannya diserahkan kepada Timus

I

Timsin.

Catatan : mengenai itikad baik akan dijelaskan di dalam penjelasan Pasal.

79. DIM No. 146, mengenai nomor Pasal 40 disetujui tetap.

80. DIM No. 147, mengenai Pasal 40 ayat (1) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Timusffimsin.

81. DIM No. 148, mengenai Pasal 40 ayat (2) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Timus/Timsin.

82. DIM No. 149, mengenai Pasal 40 ayat (3) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Panja.

83. DIM No. 150, mengenai DIM usulan FPP telah dibahas.

84. DIM No. 151 ayat (1) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(1) Anggota Dewan Gubernur baik sendiri maupun bersama-sama dilarang:

a. mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada perusahaan manapun juga;

b. merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena kedudukannya wajib memangku jabatan tersebut;

c. menjadi pengurus dan/atau anggota partai politik."

Catatan : Mengenai pengertian rangkap jabatan agar dicantumkan di dalam penjelasan huruf b.

85. DIM No. 151 A, mengenai Pasal 41 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai beri kut.

"(2) Dalam hal anggota Dewan Gubernur melakukan salah satu atau lebih larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, maka anggota Dewan Gubernur tersebut wajib mengundurkan diri dari jabatannya."

86. DIM No. 152, mengenai Pasal 41 ayat (3) disetujui dihapus.

(11)

87. DIM No. 152 A, mengenai nomor Pasal 42 disetujui tetap.

88. DIM No. 153, mengenai Pasal 42 disetujui pembahasannya diserahkan kepada Timus.

Catatan:

1. FABRI mencabut usulan DIM.

2. Mengakomodasikar:1 usul menambahkan kata berhalangan tetap.

89. DIM No. 153 A, mengenai nomor Pasal 43 disetujui tetap.

90. DIM No. 154, mengenai Pasal 43 ayat (1) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Panja.

91. DIM No. 154 A, mengenai Pasal 43 ayat (2) disetujui dengan rumusan sebagai beri kut.

"(2) Dalam hal kekosongan jabatan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum diangkat penggantinya, maka Deputi Gubernur Senior menjalankan tugas pekerjaan Gubernur sebagai pejabat Gubernur sementara. /1

92. DIM No. 155, mengenai Pasal 43 ayat (3) disetujui dengan rumusan sebagai berikut.

"(3) Dalam hal Deputi Senior sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga berhalangan, maka Deputi Gubernur yang paling lama masa jabatannya menjalankan tugas pekerjaan Gubernur sebagai pejabat Gubernur sementara. /1

93. DIM No. 155 A, mengenai Pasal 43 ayat (4) disetujui pembahasannya diserahkan kepada Panja.

Catatan : Agar Pemerintah merumuskan ulang dengan memperhatikan pendapat Fraksi-fraksi dan ketentuan peraturan perundang- undangan lain yang berkaitan dengan pasal tersebut.

94. DIM No. 156, mengenai nomor Pasal 44 disetujui tetap.

(12)

95. DIM No. 157 mengenai Pasal 44 disetujui ditunda pembahasannya untuk dilanjutkan pada tanggal 17 Maret 1999.

Jakarta, 16 Maret 1999

a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

H. Anwar Sjarwan, SE

NIP.210000408

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Waran Yang Ditawarkan Sebanyak-banyaknya sebesar 402.781.000 lembar Waran Seri I (32,22% dari Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan pada saat

Meskipun telah melakukan imunisasi tidak berarti balita tersebut bebas dari stunting karena terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting seperti pola asuh orang

Sebentar Pak, kemarin itu memang ada masalah yang Pak Djoko bilang, karena ada masalah soal swasta, bukan soal diatur soal yang statis ini bukan, tapi dalam

Leuwih écésna Modul Diklat Guru Pembelajar Basa Sunda Kelompok Kompeténsi Gngawengku 10matéri poko, nu ngawengku 4 (opat) matéri poko kompeténsi pédagogik, jeung 6

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan laut sangat luas, yang mengandung potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang besar untuk dijadikan tumpuan (prime mover)

Bahwa berdasarkan isi Perjanjian Konsesi disebutkan tujuan Perjanjian Konsesi dibuat adalah memasok air bersih untuk memenuhi kebutuhan saat Perjanjian Konsesi

Yang pertama saya ingin menyampaikan bahwa RUU Tentang Veteran ini sejak awal kami mengikuti jadi kami masuk dalam Anggota team yang menyiapkan RUU ini dan membahas dan pada saat

RI.. Protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sebagai bentuk